Anda di halaman 1dari 130

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

E DENGAN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI
RT01/RW01 DESA PABUARAN KECAMATAN PABUARAN
KABUPATEN SUKABUMI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh

FIKRI MAULANA

32722001D18043

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
SUKABUMI
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI
RT01/RW01 DESA PABUARAN KECAMATAN PABUARAN
KABUPATEN SUKABUMI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah Pada
Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Oleh

FIKRI MAULANA

32722001D18043

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
SUKABUMI
2021
LEMBAR PENETAPAN PENGUJI

Judul : “Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri:


Harga Diri Rendah Di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan
Pabuaran Kabupaten Sukabumi”
Nama : Fikri Maulana
NIM : 32722001D18043

KARYA TULIS ILMIAH

KTI ini telah disetujui TIM Penguji KTI


Program Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Sukabumi, 4 Agustus 2021

Pembimbing Utama

Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep., M.Kes


NIDN: 8837420016

Pembimbing Pendamping

Lukman Hidayat. S.Kp


NIP : 197810282010011010
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini Telah Disetujui dan Dipertanggungjawabkan di Hadapan


Tim Penguji Sidang Hasil Prodi Diploma III Keperawatan STIKES Sukabumi
Pada Tanggal …..

“Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah Di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi”

Nama : Fikri Maulana


NIM : 32722001D18043

Sukabumi, 4 Agustus 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Woro Rahmanishati, S.Pd.,S.Kep., M.Kes Lukman Hidayat. S.Kp


NIDN: 8837420016 NIP : 197810282010011010

Mengetahui,

Ketua STIKES Sukabumi Ketua Prodi Diploma III Keperawatan

H. Iwan Permana, SKM.,S.Kep, M.Kep Susilawati, S.Kp, M.Kep


NIDK: 8862680018 NIDN: 0419058003
ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KARYA TULIS ILMIAH, 04 AGUSTUS 2021

Fikri Maulana
NIM. 32722001D18043
Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah Di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten
Sukabumi
X + 121 Halaman, V Bab + 5 Tabel +2 Bagan + 5 Lampiran + 3 Gambar
Karya tulis ilmiah ini dilatar belakangi oleh penderita ganguan jiwa Harga
diri rendah di lingkungan rumah di Di Puncak tugu Rt01/Rw01 Desa Pabuaran
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah agar penulis mampu melaksanakan Asuhan keperawatan secara langsung
dan komprehensif dengan metode deskriptif melalui pendekatan proses
keperawatan.
Harga diri rendah yaitu perasaan tidak berarti, rendah diri dan tidak
berharga berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap kemampuan diri

Metode pengelolaan kasus yang digunakan metode deskriptif berbentuk


studi kasus yang dilaksanakan selama 5 hari. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan penulis adalah melalui wawancara pada suami klien, observasi
pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.

Dengan strategi pelaksanaan yaitu dengan melakukan pengkajian dan


latihan kegiatan kepada klien yang tertuang dari sp 1 sampai 4 serta mengenal
masalah harga diri rendah dan latihan cara merawat untuk keluarga sesuai sp 1
sampai 4 dapat teratasi, ditandai klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki, menilai kemampuan yang masih dimiliki, membuat
daftar kegiatan, menentukan kegiatan yang akan dilatih dan melatih sesuai
kemampuan yang dipilih, pada keluarga ditandai mampu mengenal masalah,
merawat klien, memberikan pujian positif dan memberikan tanggung jawab.
Penulis menyimpulkan bahwa masalah yang terjadi pada klien pada
umumnya dapat teratasi dengan cara dilakukan nya strategi pelaksanaan 1 sampai
4 kepada pasien maupun keluarga serta dengan tindakan keperawatan.

Kata Kunci : Harga Diri Rendah


Daftar Pustaka : (2011 – 2020)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu

memberikan rahmat serta kasih sayang kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya,

shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar yakni Nabi

Muhammad SAW.

Allhamdulilah dengan segala kemampuan yang dimiliki dan berkat kamudahan

yang diberikan oleh Allah SWT serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

Di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi”

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program Pendidikan DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota

Sukabumi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maupun isi karya tulis ilmiah

ini jauh dari kata baik dan apabila terdapat banyak kekuragan pada karya tulis

ilmiah ini, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang

penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan

saran yang dapat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Tetapi

berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, akhirnya proposal ini dapat

diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak

terimakasih kepada :

i
1) Bpk. H. Iwan Permana, S.KM., S.Kep, M.Kep selaku ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sukabumi.
2) Ibu Susilawati, S.Kp, M.Kep selaku ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.
3) Ibu Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep., M.Kes selaku pembimbing 1, yang
telah berkenan memberikan masukan, kritik dan meluangkan waktunya
untuk memberi arahan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
4) Bpk. Lukman Hidayat. S.Kp selaku pembimbing II yang juga berkenan
memberikan masukan, kritik dan meluangkan waktunya untuk
mengarahkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5) Seluruh dosen dan karyawan di Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sukabumi.
6) Kedua orang tua yang telah mendukung sepenuhnya kepada penulis, baik
secara moral maupun material, semoga Allah SWT tetap melindunginya
setiap saat.
7) Rekan-rekan mahasiswa tingkat tiga yang selama tiga tahun ini bersama-
sama dalam suka maupun duka selama menempuh pendidikan keperawatan
ini.
8) Serta semua pihak yang telah turut ambil dalam memberikan dukunga, baik
moral maupun material. Sehingga terlaksananya laporan penelitian ini.
Harapan penulis, semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap semoga proposal
penelitian ini bisa bermanfaat untuk semua khususnya bagi penulis sendiri dan
umumnya untuk mendapat ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan.

Sukabumi, 4 Agustus 2021


Mengetahui

Fikri Maulana

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii


DAFTAR TABEL .................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR .................... ................................................................. .... vii


DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................5
1.4.1 Bagi Penulis ................................................................................................5
1.4.2 Bagi STIKES Sukabumi .............................................................................5
1.4.3 Bagi Puskesmas Pabuaran ..........................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................... 6

2.1 Konsep Dasar Harga Diri Rendah ..................................................................... 6


2.1.1 Pengertian Harga Diri Rendah ................................................................. 6
2.1.2 Tanda Dan Gejala ..................................................................................... 6
2.1.3 Penyebab Harga diri rendah ..................................................................... 7
2.1.4 Etiolog ................................................................... …………………….10
2.1.5 Tanda dan Gejala Gangguan Harga Diri Rendah ..................... ...……...12
2.1.6 Patofisiologi ........................................................................................... 13
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ............................................................... 15
2.2.1 Pengkajian Keperawatan . ...................................................................... 15
2.2.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................... 23
2.2.3 Intervensi Keperawatan .......................................................................... 24
2.2.4 Implementasi .......................................................................................... 30

iii
2.2.5 Evaluasi .................................................................................................. 31

BAB III METODE PENGELOLAAN KASUS ................................................ 37

3.1 Desain Pengelolaan Kasus .............................................................................. 40


3.2 Batasan Istilah ................................................................................................. 40
3.3 Subjek Pengelolaan Kasus .............................................................................. 41
3.4 Lokasi Dan Waktu .......................................................................................... 41
3.5 Pengumpulan Data .......................................................................................... 41
3.6 Uji Keabsahan Data ........................................................................................ 42
3.7 Analisa Data .................................................................................................... 42
3.7.1 Pengumpulan Data ................................................................................... .43
3.7.2 Mereduksi Data ..........................................................................................43
3.7.3 Penyajian Data ...........................................................................................43
3.7.4 Kesimpulan ................................................................................................43
3.8 Etik Pengelolaan Kasus ....................................................................................44
3.8.1 Informed Consent (Persetujuan menjadi klien)..........................................44
3.8.2 Anonimity (Tanpa nama) ...........................................................................44
3.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan) ....................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL .............................................................45

4.1 Hasil ................................................................................................................ 45

4.11. Gambaran Lokasi studi kasus .................................................................... 45

4.1.2. Karakteristi partisipan ............................................................................... 45

4.1.3. Data Asuhan Keperawatan........................................................................ 45

4.1.4 Intervensi ................................................................................................... 68

4.1.5 Implementasi .............................................................................................. 71

4.2 Pembahasan .................................................................... ……………103

4.2.1 Pengkajian Keperawatan ......................................................... .103

iv
4.2.2 Diagnosa.................................................................................. 104

4.2.3 Intervensi Keperawatan........................................................... 105

4.2.4 Implementasi Keperawatan ..................................................... 109

4.2.5 Evaluasi ................................................................................... 109

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 111

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 111

5.1.1 Pengkajian Keperawatan ........................................................... 111

5.1.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................. 112

5.1.3 Intervensi Keperawatan ............................................................. 112

5.1.4 Implementasi Keperawatan ....................................................... 113

5.1.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................... 113

5.2 Saran.................................................................................................. 113

5.2.1 Bagi Penulis ........................................................................... 113

5.2.2 Bagi Klien dan Keluarga ......................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................115

v
DAFTAR TABEL

2.1 Analisa Masalah ……………………………………………………….29

2.2 Intervensi Keperawatan ....................................................................... 32

2.3 Strategi Pelaksanaan.......................……………………………………36

4.1 Analisa Data............................................................................................66

4.2 Strategi Pelaksanaan (SP Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Renda....69

4.3 Implementasi Keperawatan Harga diri rendah………………................72

vi
DAFTAR GAMBAR

4.1 Pohon Masalah..........................................................................64

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bukti persetujuan Pengambilan Kasus ................................ 123

Lampiran 2 Formulir Informed Consent ................................................. 124

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Pembimbing Utama.............................. 125

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping .................... 131

Lampiran 6 Dokumentasi ........................................................................ 133

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa menurut WHO ( World Health Organization) adalah

kettika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan

hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana harusnya serta mempunyai

sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi

dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan

sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi

tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk

komunitasnya. Kondisi perkembangan yang tidak sesuai pada individu disebut

gangguan jiwa (UU No.18 Tahun 2014)

Gangguan jiwa adalah manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku

akibat adanya distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam hal

bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan

(Akemat, Helena, Keliat, Nurhaeni 2011)

Kasus gangguan jiwa di Indonesia berdasarkan hasil riset kesehatan daerah

(Riskesdas) tahun 2018 meningkat. peningkatan ini terlihat dari kenaikan

prevelensi rumah tangga yang memiliki ODGJ di Indonesia. Ada peningkatan

jumlah menjadi 7 permil rumah tangga. Artinya per 1000 rumah tangga terdapat 7

rumah tangga dengan ODGJ, sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar 450 ribu

ODGJ berat. (Data Riskesdas, 2018)

1
Prevalensi yang mengalami gangguan jiwa berat seperti

skizofrenia/psikosis di Jawa Barat mencapai 5 permil, disbanding angka nasional

sebesar 7 permil. Dari jumlah tersebut yang berobat sebanyak 84,9% namun 51,1%

nya dari yang berobat mengaku tidak rutin minum obat, dengan alasan: sudah

merasa sehat (36,1%), tidak rutin berobat (33,7%), tidak mampu beli obat rutin

(23,6%). (Data Riskesdas, 2018)

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mendata

sampai dengan pertengahan tahun 2020 ini terdapat sekitar 3.458 penderita

gangguan jiwa atau dikenal dengan istilah ODGJ, penderita gangguan kejiwaan

tersebut tersebar di 58 wilayah pelayanan kesehatan yang ada di 47 kecamatan.

(Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi)

Data gangguan jiwa berat sebesar 0,17%, atau sekitar 1,1 juta orang atau

5,2% dari jumlah penderita Skizofrenia di seluruh dunia. Skizofrenia adalah

gangguan jiwa yang dapat ditunjukkan dengan penurunan dan ketidakmampuan

berkomunikasi, gangguan realita (halusinasi dan waham), afek tumpul atau tidak

wajar,gangguan kognitif (ketidakmampuan berfikir abstrak) serta kesulitan

melakukan aktivitas sehari-hari (Kirana, SAC, Keliat, BA, Mustikasari. 2015)

Gejala skizofrenia dapat digolongkan menjadi 2 gejala yaitu gejala positif

dan gejala negatif (Videback 2014). Sebagian besar gejala negatif pada pasien

dengan skizofrenia dapat berupa isolasi sosial yang membuat penderita menarik diri

dari dunia luar.

Salah satu masalah keperawatan gangguan jiwa yang kasusnya banyak

ditemukan yaitu gangguan harga diri rendah yang banyak dijumpai pada pasien

dengan skizofrenia dan dihubungkan dengan interpersonal yang buruk.

2
Harga diri rendah yaitu perasaan negatif pada diri sendiri meliputi

kehilangan rasa percaya diri, tidak berguna, tidak berharga, pesimis, rasa tidak

berdaya, rasa tidak adanya harapan dan rasa putus asa (Nurafif & Kusuma, 2015

dalam Paramita, 2019).

Harga diri rendah muncul ketika menurunnya fungsi sosial dan ketika

individu tidak dihargai oleh lingkungannya serta ketidakmampuan dalam

memenuhi apa yang menjadi tuntutan lingkungan masyarakat hidupnya, tidak

dihargai teman, orang dewasa atau orang usia dibawahnya, perhatian kurang,

dikucilkan dan tak dilibatkan dalam kondisi maupun kegiatan apapun sehingga

merasa tidak berguna untuk lingkungannya dan untuk dirinya sendiri.

Ketika gangguan harga diri rendah tidak tertangani dapat mengakibatkan

gangguan dalam interaksi sosial, perubahan penampilan peran, menarik diri dari

lingkungan, putus asa dan menimbulkan perilaku kekerasan yang berisiko

mencelakai diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitarnya (Keliat, 2011

dalam Satria, 2019).

Penderita gangguan jiwa tiap tahunnya meningkat sehingga membutuhkan

penanganan yang cepat serta tepat agar tidak terjadi gangguan interaksi sosial,

kekacauan identitas dan depersonalisasi.

Berdasarkan temuan kasus tersebut, dengan banyaknya kasus gangguan

jiwa di wilayah kerja Puskesmas Pabuaran penulis merasa tertarik untuk

malakukan studi kasus di wilayah kerja puskesmas tersebut mengenai “Asuhan

Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri

Rendah Di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten

Sukabumi”

3
1.2 Rumusan Masalah

Dari temuan latar belakang diatas merumuskan masalah keperawatan

“Bagaimana cara mengatasi Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di

Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi”

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah penulis mampu

melakukan Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan

Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran

Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi”

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. E dengan

gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

b. Mampu menegaskan diagnose keperawatan jiwa pada NyE dengan

gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan jiwa yang baik pada

pasien Ny.E dengan gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

d. Mampu mengaplikasikan atau mengimplementasikan asuhan

keperawatan jiwa hasil dari perencanaan yang dibuat pada pasien

Ny. E dengan gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

4
e. Mampu mengevaluasi dari tindakan asuhan keperawatan jiwa baik

bersifat formatif maupun sumatif pada Ny.E dengan gangguan

Konsep diri : Harga diri rendah

f. Mampu mendokumentasikan hasil dari tindakan keperawatan jiwa

pada pasien Ny.E dengan gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

g. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan tinjauan

kasus

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi

penulis dan juga dapat menambah pengalaman baru dalam melakukan

penyusunan penelitian

1.4.2 Bagi STIKES Sukabumi

Sebagai bahan masukan bagi kampus STIKES Sukabumi untuk

menambah referensi dan sebagai bahan masukan bagi pembaca, dalam

memperkaya pengetahuan tentang asuhan keperawatan dengan gangguan

jiwa Harga diri rendah

1.4.3 Bagi Puskesmas Pabuaran

Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Puskesmas untuk membuat

kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan

asuhan keperawatan pada klien yang mengalami ganguan jiwa Harga diri

rendah

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Harga Diri Rendah

2.1.1 Pengertian Dasar Harga Diri Rendah

Harga diri rendah yakni perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk

hilangnya rasa percaya diri, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak

mempunyai harapan dan rasa putus asa (Nurafif & Kusuma, 2015 dalam

Paramita, 2019).

2.1.2 Tanda dan Gejala

Menurut Muhith (2015) tanda dan gejala dari gangguan harga diri rendah

adalah:

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan

terhadap penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak

setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, misalnya ini tidak akan terjadi jika saya

segera kerumah sakit, menyalahgunakan/ mengejek dan mengkritik diri

sendiri.

3. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya

orang bodoh dan tidak tahu apa- apa.

4. Gangguan hubungan social, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu

dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang

memilih alternatif tindakan.

6
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang

suram mungkin klien ingin mengakhiri hidupnya.

2.1.3 Penyebab Harga Diri Rendah

Menurut Muhith (2015) faktor yang dapat mempengaruhi gangguan harga

diri rendah pada seseorang diakibatkan oleh:

1. Perkembangan individu

Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang

tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengakibatkan anak

gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain, anak

mengalami kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang

yang dekat atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu

tidak dipercaya untuk mandiri dan memutuskan sendiri akan bertanggung

jawab terhadap perilakunya.

2. Sikap orang tua yang terlalu mengatur

Sikap orang tua yang terlalu mengatur dan mengontrol, membuat anak merasa

tidak berguna

3. Ideal diri tidak realitas

Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak

untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standar yang tidak dapat

dicapai, seperti cita- cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis yang pada

kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum diri sendiri

dan akhirnya percaya diri akan hilang. Gangguan fisik dan mental dapat

7
membuat individu dan keluarga merasa rendah diri. System keluarga yang

tidak berfungsi.

Sedangkan menurut Wuryaningsih, dkk (2018) faktor predisposisi dan

presipitasi masalah keperawatan harga diri rendah kronik yaitu:

1. Faktor biologis

Ini berkaitan dengan patofisiologi. Faktor resiko yang berhubungan dengan

penampilan tubuh akibat kehilangan anggota tubuh (kecacatan tubuh);

penurunan atau kehilangan fungsi tubuh akibat penyakit seperti diabetes

melitus, penyakit kardiovaskular, gagal ginjal, kanker dan sebagainya.

Trauma, pembedahan, maupun cacat bawaan jga menjadi factor resiko

harga diri rendah kronis. Faktor resiko lainnya berhubungan dengan

ketidakseimbangan neurofisiologi/ biokimiawi tubuh seperti

neurotransmitter.

2. Faktor psikologis

Faktor psikologis (situasional personal, perkembangan maupun lingkungan)

seperti:

a. Kebutuhan yang tidak terpenuhi

b. Perasaan ditinggalkan oleh orang yang dicintai karena kematian,

perpisahan dengan orang yang berarti, penculikan atau pembunuhan anak

c. Perasaan kegagalan seperti kehilangan pekerjaan atau kemampuan

bekerja, penurunan/ peningkatan berat badan, konflik pernikahan, maslah

keuangan, sindrom premenstruasi, kegagalan akademik.

d. Penolakan dari orangtua

e. Harapan orangtua yang tidak realistic terhadapa anak dan sebaliknya

8
f. Kurang mempunyai tanggung jawab personal

g. Ideal diri yang tidak realistis

h. Ketergantungan pada orang lain

i. Pengaruh penilaian internal individu

j. Riwayat kegagalan berulang

k. Riwayat institusional seperti penjara, panti asuha, panti wreda dan rumah

sakit jiwa

3. Faktor perkembangan

Individu juga dapat menjadi faktor resiko harga diri rendah meliputi:

a. Tahap perkembangan bayi, toddler dan prasekolah

1) Perpisahan dengan orang yang dekat dengan anak

2) Kurang stimulasi emosi sehingga tidak terpenuhi kebutuhan emosional

3) Tidak mampu membangun rasa percaya kepada orang lain

4) Kurangnya dukungan social dari orang tua

b. Tahap perkembangan usia sekolah

1) Kehilangan kelompok teman sebaya

2) Umpan balik negatif yang berulang- ulang

3) Kegagalan pencapaian nilai akademik disekolah

c. Tahap perkembangan remaja

1) Kegagalan pencapaian akademik disekolah

2) Kehilangan kelompok teman sebaya

3) Kehilangan orang yang berarti

4) Kegagalan memiliki otonomi atau kebebasan

d. Tahap perkembangan usia tengah

9
Berkaitan dengan proses penuaan, pernikahan dan peran baru sebagai orang

tua

e. Tahap perkembangan lanjut usia

Berkaitan dengan berbagai macam kehilangan (pasangan, penurunan fungsi

tubuh, pekerjaan/ pensiun, finansial dsb).

4. Faktor sosial budaya

a. Social ekonomi rendah

b. Riwayat penolakan lingkungan masyarakat

c. Tingkat Pendidikan rendah

d. Penilaian negative dari lingkungan terhadap pasien yang mempengaruhi

penilaian pasien.

2.1.4 Etiologi

Beberapa faktor penunjang yang menyebabkan terjadinya perubahan

dalam konsep diri seseorang (Nurafif & Kusuma, 2015 dalam Paramita, 2019)

1. Faktor predisposisi

Beberapa faktor yang menyebabkan harga diri rendah:

a. Perkembangan individu

1) Sikap orang tua yang terlalu protecting, anak merasa tidak berguna, orang

tua atau orang terdekat terlalu sering mengkritik dan sering merevidasikan

individu

2) Anak menjadi frustasi, merasa rendah diri dan tidak berguna

3) Kurang pujian dan pengakuan dari orang tua dan orang- orang terdekat

4) Adanya penolakan dari orang tua, menyebabkan anak merasa tidak dicintai

dampaknya anak gagal mencintai diri sendiri dan gagal mencintai orang lain

10
b. Ideal diri

1) Selalu dituntut untuk berhasil

2) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan salah

3) Anak dapar menghakimi dirinya sendiri dan hilang rasa percaya diri

2. Faktor presipitasi

Yakni stressor pencetus dari munculnya harga diri rendah ditimbulkan dari

factor internal dan eksternal:

a. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga

merasa malu dan rendah diri

b. Pengalaman traumatic berulang, contohnya penganiayaan seksual dan

psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan,

kecelakaan, aniaya fisik, bencana alam dan perampokan. Respon terhadap

trauma umumnya akan mengubah arti trauma tersebut dan kopingnya adalah

represi dan denial.

3. Perilaku

a. Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah, karena harga diri rendah

merupakan masalah bagi banyak orang dan mengekspresikan melalui tingkat

kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai evaluasi diri yang

negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.

b. Dalam melakukan pengkajian, perawat dapat mulai dengan mengobservasi

penampilan klien, contohnya kebersihan, pakaian, dandanan, kemudian

perawat mendiskusikannya dengan klien untuk mendapatkan pandangan

klien tentang gambaran dirinya.

11
2.1.5 Tanda dan Gejala Gangguan Harga Diri Rendah

Menurut Muhith (2015) tanda dan gejala dari gangguan harga diri

rendah adalah:

7. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat

tindakan terhadap penyakit. Misalnya malu dan sedih karena

rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

8. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, misalnya ini tidak akan terjadi

jika saya segera kerumah sakit, menyalahgunakan/ mengejek dan

mengkritik diri sendiri.

9. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak

mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa- apa.

10. Gangguan hubungan social, seperti menarik diri. Klien tidak ingin

bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

11. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya

tentang memilih alternatif tindakan.

12. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan

yang suram mungkin klien ingin mengakhiri hidupnya.

12
2.1.6 Psikopatologi

Berikut adalah psikopatologi dari Harga diri rendah menurut Nur

(2016) dalam Paramita (2019).

Faktor predisposisi

Faktor yang Faktor yang Faktor yang


mempengaruhi harga mempengaruhi peran mempunyai identitas
diri penampilan personal
ketidakpercayaan
orang tua
Faktor presipitasi

Trauma ketegangan
peran sosial

Penilaian stresor

Sumber koping

Integritas ego

Mekanisme koping

Jangka pendek Jangka pendek Jangka pendek

13
Rentang Respon

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi


diri Positif Rendah Harga diri

Gambar 2.1 Psikopatologi Harga Diri Rendah

Keterangan:

1. Respon adaptif

Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat

membangun (konstruksi) dalam usaha mengatasi stressor yang

menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri.

2. Respon maladaptif

Aktualisasi diri dan konsep diri yang negative serta bersifat

merusak (destruktif) dalam usaha menguasai stressor yang

menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri (Nur, 2016

dalam Paramita, 2019).

3. Aktualisasi diri

Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang

pengalaman sukses.

4. Konsep diri positif

Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam

perwujudan dirinya

14
5. Harga diri rendah

Perasaan negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan rasa

percaya diri, tidak berharga, tidak berdaya, pesimis

6. Kekacauan harga diri

Kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai identifikasi

pada masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa

yang harmonis

7. Dipersonalisasi

Perasaan tidak realitik dalam kegiatan dari diri sendiri, kesulitan

membedakan diri sendiri, merasa tidak nyata dan asing baginya.

(Dermawan & Rusdi, 2013).

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1.3.2 2.2.1 Pengkajian

Pengkajian yaitu tahap awal dalam proses keperawatan serta suatu

proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan (Muhith,

2015). Data yang diperoleh selama pengkajian dapat dikelompokkan

menjadi dua yakni data subjektif yaitu data yang diperoleh yang

disampaikan secara lisan oleh klien ataupun keluarga klien melalui

proses wawancara dan data objektif yaitu data yang diperoleh dari hasil

pengamatan perawat (nyata) melalui observasi/ inspeksi dan

pemeriksaan langsung oleh perawat (Marmono, 2018).

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:

1. Identitas

15
Meliputi nama, usia, informan, jenis kelamin, tanggal pengkajian

dan nomor Rekam Medik (RM).

2. Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit,

atau dirawat di rumah sakit, apakah sudah mengetahui penyakit

sebelumnya, apa yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi

masalah ini (Halifah, 2016).

3. Faktor predisposisi

a. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?

b. Bagaimana pengobatan sebelumnya?

c. Apakah pernah mengalami atau melalukan aniaya fisik, seksual,

penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal,

jelaskan. Tuliskan masalah keperawatan.

d. Apakah ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Tuliskan masalah keperawatan.

Adakah pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan?

Tuliskan masalah keperawatan.

4. Fisik

5. Psikososial

a. Genogram 3 generasi

b. Konsep diri

1) Gambaran diri

2) Identitas

3) Peran

16
4) Ideal diri

5) Harga diri

Tuliskan masalah keperawatan

c. Hubungan sosial

1) Siapakah orang yang berarti

2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat

3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Tuliskan masalah keperawatan.

d. Spiritual

1) Nilai dan keyakinan

2) Kegiatan ibadah

Tuliskan masalah keperawatan.

6. Status mental

a. Penampilan

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

b. Pembicaraan

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

c. Aktivitas motorik

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

d. Alam perasaan

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

e. Afek

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

17
f. Interaksi selama wawancara

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

g. Persepsi

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

h. Proses pikir

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

i. Isi pikir

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

j. Tingkat kesadaran

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

k. Memori

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

m. Kemampuan penilaian

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

n. Daya tilik diri

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

7. Kebutuhan persiapan pulang

a. Makan

b. BAB/ BAK

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

c. Mandi

d. Berpakaian/ berhias

18
e. Istirahat dan tidur

f. Penggunaan obat

g. Pemeliharaan kesehatan

h. Kegiatan didalam rumah

i. Kegiatan diluar rumah

Jelaskan dan tuliskan masalah keperawatan.

8. Mekanisme koping

Centang kotak adaptif dan maladaptive dan tuliskan masalah

keperawatan.

9. Masalah psikososial dan lingkungan

Tuliskan masalah keperawatan

10. Pengetahuan

11. Aspek medik

Tuliskan diagnose medik dan terapi medik.

19
Pohon masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah, 2012

Resiko tinggi perilaku


kekerasan

Perubahan persepsi sensori:


Halusinasi

Isolasi sosial: Menarik diri

HARGA DIRI RENDAH

Koping individu tidak


efektif

Gambar 2.2 Pohon masalah Harga Diri Rendah

Analisa Masalah

Tabel 2.1 Analisa Masalah


Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 Data Subjektif: Perasaan tidak Gangguan
1. Mengungkapkan mampu Konsep Diri:
ingin diakui jati Harga diri
dirinya Rendah
2. Mengungkapkan Perasaan malu
tidak ada lagi terhadap diri sendiri
yang peduli
3. Mengungkapkan
tidak bisa apa-
apa
4. Mengungkapkan Mengkritik diri
dirinya tidak sendiri
berguna

20
5. Mengkritik diri
sendiri Gangguan Konsep
6. Perasaan tidak Diri: Harga diri
mampu rendah

Data Objektif:
1. Merusak diri
sendiri
2. Merusak orang
lain
3. Ekspresi malu
4. Menarik diri dari
hubungan sosial
5. Tampak mudah
tersinggung
6. Tidak mau
makan dan tidak
tidur.
2 Data Subjektif: Malu bertemu Isolasi sosial:
1. Mengungkapkan dengan orang lain Menarik diri
enggan
berbicara
dengan orang Tidak ada kontak
lain mata
2. Klien
mengatakan
malu bertemu Kurangnya
dan berhadapan keterampilan
dengan orang berhubungan sosial
lain

Data Objektif: Isolasi sosial:


1. Ekspresi wajah Menarik diri
kosong tidak ada
kontak mata
ketika diajak
bicara
2. Suara pelan dan
tidak jelas
3. Hanya memberi
jawaban singkat
(ya atau tidak)
4. Menghindar
ketika didekati
3 Data Subjektif: Koping individu Perubahan
1. Klien tidak efektif persepsi:
mengatakan halusinasi
mendengar

21
suara- suara atau Persepsi pikiran
kegaduhan untuk perilaku yang
2. Klien tidak biasa secara
mengatakan menonjol
mendengar
suara- suara
yang mengajak Bicara senyum
bercakap- cakap sendiri
3. Klien
mengatakan
mendengar suara Tidak dapat
menyuruh membedakan nyata
melakukan dan tidak nyata
sesuatu yang
berbahaya
4. Klien Perubahan persepsi:
mengatakan halusinasi
melihat
bayangan, sinar,
bentuk
geometris,
bentuk kartun,
melihat hantu
atau monster
5. Klien
mengatakan
mencium bau-
bauan seperti
bau darah, bau
urin, feses,
kadang bau itu
menyenangkan
6. Klien
mengatakan
merasakan rasa
seperti darah,
urin atau feses
7. Klien
mengatakan
merasakan takut
atau senang
dengan
halusinasinya

Data Objektif:
1. Bicara atau
tertawa sendiri

22
2. Marah- marah
tanpa sebab
3. Mengarahkan
telinga kearah
tertentu
4. Menutup telinga
5. Menunjuk-
nunjuk kearah
tertentu
6. Ketakutan pada
sesuatu yang
tidak jelas
7. Mencium
sesuatu seperti
sedang membaui
bau- bauan
tertentu
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
11. Menggaruk-
garuk
permukaan kulit

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

2. Isolasi sosial: menarik diri

23
2.2.3 Intervensi Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan pada klien harga diri rendah menurut

Kemenkes RI (2012) dan Rencana tindakan keperawatan pada keluarga

menurut Suhron (2017).

Tabel 2. 3 Strategi Pelaksanaan Pada pasien Gangguan Konsep Diri:


Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan (SP) Pada Pasien Gangguan Konsep Diri:
Harga Diri Rendah
Pasien Keluarga
SP 1: pengkajian dan latihan SP 1: mengenal masalah harga
kegiatan pertama diri rendah dan latihan cara
1. Identifikasi pandangan/ merawat (melatih kegiatan
penilaian klien tentang diri pertama)
sendiri dan pengaruhnya 1) Mendiskusikan masalah
terhadap hubungan dengan yang dirasakan keluarga
orang lain, harapan yang dalam merawat klien harga
belum terpenuhi diri rendah
2. Mengidentifikasi 2) Menjelaskan pengertian,
kemampuan dan aspek positif tanda dan gejala harga diri
yang dimiliki klien rendah yang dialami klien
3. Membantu klien menilai beserta proses terjadinya
kemampuan yang masih (gunakan boolet)
dapat dilakukan 3) Menjelaskan cara merawat
4. Membuat daftar kegiatan klien dengan harga diri
yang dapat dilakukan saat ini rendah
5. Membantu klien menentukan 4) Memberikan pujian
kegiatan yang akan dilatih terhadap semua hal positif
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki klien
klien 5) Melatih keluarga memberi
6. Melatih klien sesuai dengan tanggung jawab kegiatan
kemampuan yang dipilih yang dipilih klien
7. Menganjurkan klien 6) Menganjurkan kepada
memasukkan dalam jadwal keluarga untuk membantu
kegiatan harian klien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
SP 2: latihan kegiatan kedua SP 2: latihan cara merawat/
1) Mengevaluasi tanda dan membimbing melakukan
gejala harga diri rendah kegiatan kedua

24
2) Memvalidasi kemampuan 1) Mengevaluasi kemampuan
pasien melakukan kegiatan keluarga mengidentifikasi
pertama yang telah dilatih gejala harga diri rendah
3) Mengevaluasi manfaat 2) Memvalidasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama keluarga dalam
4) Membantu pasien memilih membimbing pasien
kegiatan kedua yang telah melaksanakan kegiatan
dilatih yang telah dipilih
5) Melatih kegiatan kedua (alat 3) Mengevaluasi manfaat yang
dan cara) dirasakan keluarga dalam
6) Memasukkan pada jadwal merawat dan berikan pujian
kegiatan untuk latihan: dua 4) Bersama keluarga melatih
kegiatan, masing- masing dua pasien melakukan kegiatan
kali perhari kedua yang dipilih
5) Menganjurkan pada
keluarga untuk membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
SP 3: latihan kegiatan ketiga SP 3: latihan cara merawat/
1) Mengevaluasi tanda dan membimbing melakukan
gejala harga diri rendah kegiatan ketiga
2) Memvalidasi kemampuan 1) Mengevaluasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama keluarga mengidentifikasi
dan kedua yang telah dilatih gejala harga diri rendah
dan berikan pujian 2) Memvalidasi kemampuan
3) Menegvaluasi manfaat keluarga dalam
melakukan kegiatan pertama membimbing pasien
dan kedua melaksanakan kegiatan
4) Membantu pasien memilih yang telah dilatih
kegiatan yang akan dilatih 3) Mengevaluasi manfaat yang
5) Melatih kegiatan ketiga (alat dirasakan keluarga dalam
dan cara) merawat dan berikan pujian
6) Memasukkan jadwal 4) Bersama keluarga melatih
kegiatan untuk latihan: tiga pasien melakukan kegiatan
kegiatan, masing- masing dua ketiga yang dipilih
kali per hari 5) Menganjurkan pada
keluarga untuk membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
SP 4: latihan kegiatan keempat SP 4: latih cara merawat/
1) Mengevaluasi data harga diri membimbing melakukan
rendah kegiatan keempat
2) Memvalidasi kemampuan 1) Mengevaluasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama, keluarga mengidentifikasi
kedua dan ketiga gejala harga diri rendah
3) Mengevaluasi manfaat 2) Memvalidasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama, keluarga dalam
kedua dan ketiga membimbing pasien

25
4) Membantu pasien memilih melaksanakan kegiatan
kegiatan keempat yang akan yang telah dilatih
dilatih 3) Mengevaluasi manfaat yang
5) Melatih kegiatan keempat dirasakan keluarga dalam
(alat dan cara) merawat dan berikan pujian
6) Memasukan pada jadwal 4) Bersama keluarga melatih
kegiatan untuk latihan: empat pasien melakukan kegiatan
kegiatan masing- masing dua ketiga yang dipilih
kali perhari 5) Menganjurkan pada
keluarga untuk membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian

2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan. Pada situasi nyata implementasi seringkali jauh

berbeda dengan rencana (Direja, 2011 dalam Halifah, 2016). Hal itu

terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis

dalam melaksanakan Tindakan Keperawatan. Yang biasa dilakukan

perawat adalah menggunakan rencana tidak tertulis, yaitu apa yang

dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal itu sangat

membahayakan klien dan perawat jika tindakan berakibat fatal dan juga

tidak memenuhi aspek legal.

Sebelum melakukan tindakan, perawat perlu memvalidasi terlebih

dahulu apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oeh klien

saat ini (here and now). Perawat juga perlu menilai diri sendiri, apakah

mempunyai kemampuan intelektua, interpersonal dan teknikal untuk

melakukan tindakan juga perlu menilai apakah tindakan aman untuk

klien. Setelah semuanya jelas, baru perawat membuat kontrak dengan

klien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta

26
yang diharapkan dari klien. Kemudian dokumentasikan semua tindakan

yang telah dilaksanakan beserta respon klien (Yuniaraplilia, 2014).

2.2.5 Evaluasi

Evaluasi yakni proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan yang telah dilakukan pada klien. Evaluasi dilakukan

secara berkesinambungan pada respon klien terhadap tindakan

keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi menjadi dua,

yakni evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap selesai

melaksanakan tindakan, dan evaluasi hasil atau evaluasi sumatif yang

dilakukan dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan

khusus serta umum yang telah ditentukan (Yuniaraplilia, 2014)

27
BAB III

METODE PENGELOLAAN KASUS

3.1 Desain Pengelolaan Kasus

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, studi kasus

yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan Batasan

terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai

sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat serta dipelajari

berupa peristiwa, aktifitas atau individu.

Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah “Asuhan Keperawatan

Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Rt01/Rw01

Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi”

3.2 Batasan Istilah

Batasan istilah yakni pernyataan yang menjelaskan istilah- istilah kunci

yang menjadi fokus studi kasus. Sesuai dengan judul yaitu Asuhan Keperawatan

Dengan Gangguan Harga Diri Rendah Di Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran

Kabupaten Sukabumi, maka untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul

penelitian, oleh karena itu peneliti sangat perlu memberikan batasan istilah yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Asuhan keperawatan yaitu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai

tatanan pelayanan kesehatan (Nursalam, 2008 dalam Purba).

40
2. Harga diri rendah adalah perasaan adalah perasaan tidak berharga, tidak

berdaya dan tidak berarti akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri dalam waktu lama dan terus menerus (SDKI, 2016 dalam

Wuryaningsih dkk, 2018).

3.3 Subjek Pengelolaan Kasus

Subjek pengelolaan kasus ini adalah satu orang pasien dengan gangguan

konsep diri : harga diri rendah

3.4 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian ini akan dilaksnakan di RT01/RW01 Desa Pabuaran

Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi

3.5 Pengumpulan Data

3.5.1 Wawancara : Berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek

fisik, mental, social budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan

sebagainya. Dalam pengelolaan kasus ini wawancara dilakukan mulai

dari pengkajian, implementasi, sampai dengan evaluasi.

3.5.2 Observasi dan Pemeriksaan Fisik : Dengan pendekatan IPPA “ Inpeksi,

Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi”. Pada system tubuh klien. Dalam

pengelolaan kasus ini observasi dilakukan pada pasien setelah pasien

diberikan startegi pelaksanaan, dan pemeriksaan fisik dilakukan pada

tanda-tanda vital.

41
3.5.3 Studi Dokumentasi : Studi berkaitan dengan perkembangan Kesehatan

klien. Dalam penulisan studi dokumentasi dicatat dari mulai Pengkajian,

Diagnosa, Intervensi, Implementasi, Sampai evaluasi.

3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksud untuk menguji kualitas data/informasi yang

diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validasi tinggi. Disamping integritas

peneliti ( karena peneliti menjadi instrument utama ), uji keabsahan data dilakukan

dengan memperpanjang waktu pengamatan/tindak dan sumber informasi tambahan

menggunakan triangulasi dari tiga sumber utama yaitu klien, perawat, dan keluarga

klien, yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.7 Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak pengelolaan kasus lapangan, sewaktu

pengumpulan data, sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan

dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya dalam opini pembahasan. Teknik

Analisa yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh

dari hasil interpretasi wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab

rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti

dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan

dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi

dalam intervensi tersebut.

42
3.7.1 Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Yang

hasilnya ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk

transkip (catatan terstruktur)

3.7.2 Meredukasi Data

Data hasil dari wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan dijadikan

satu dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data subjektif

dan objektif, Dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostic kemudia

dibandingkan dengan nilai normal.

3.7.3 Penyajian Data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan, maupun teks

naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

dari klien.

3.7.4 Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku Kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

43
3.8 Etik Pengelolaan Kasus

Etika yang mendasari penyusunan studi kasus yaitu :

3.8.1 Informed Consent (Persetujuan Menjadi Klien)

Informed Consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan subjek

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent

Tersebut diberikan sebelum peneliti dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi subjek penelitian.

3.8.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Salah satu cara untuk menjamin kerahasiaan subjek penelitian adalah

dengan tidak mencantumkan nama subjek penelitian dalam penyajian hasil

penelitian.

3.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Bila penelitian menyangkut data pribadi, Kesehatan dan data lain yang

dianggap rahasia oleh subjek penelitian maka peneliti harus menjaga

kerahasiaan data tersebut.

44
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi studi Kasus

Studi kasus dilakukan di Jl.Puncak Tugu RT 01/RW 01 Desa Pabuaran

Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi.

4.1.2 Karakteristik Partisipan (Identitas Klien)

Nama : Ny. E

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 56 Tahun

Alamat :.Jl.Puncak Tugu Rt01/Rw01 Desa Pabuaran

Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

4.1.3 Data Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Tanggal Pengkajian : Rabu, 28 Juli 2021

Oleh : Fikri Maulana

a. Identitas Klien

Nama : Ny. E

45
Umur : 56 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl.Puncak Tugu Rt01/Rw01 Desa Pabuaran

Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

b. Alasan Masuk

1) Keluhan utama saat pengkajian

Klien mengatakan malu. Data saat dikaji klien tampak

menunduk, raut wajah sedikit murung, pandangan kosong,

kontak mata kurang, suara pelan, klien menyendiri, tidak

mau bergaul dengan orang lain, malu-malu saat diajak

berbicara, tidak berani memulai pembicaraan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang Dan Faktor Presipitasi

Klien mengatakan malu pada dirinya, tidak bisa seperti saudara

saudara nya yang sukses dan cantik, Klien merasa tidak

diperhatikan oleh ayah dan ibunya, klien merasa tidak disayangi

oleh ayah, ibu dan saudara saudara nya, merasa ayah dan ibunya

lebih sayang pada adik bungsu nya, merasa tidak berarti ketika

merasa seperti itu klien selalu mengurung diri dikamar, dan

susah diajak berbicara.

46
d. Riwayat Penyakit Dahulu (Faktor Predisposisi)

1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

Ya

Tidak

JikaYa, Jelaskan kapan, tanda gejala/ keluhan: -

2) Faktor Penyebab/ Pendukung:

a) Riwayat Trauma

Usia Pelaku Korban Saksi

1. Aniaya
- - - -
fisik

2. Aniaya
- - - -
seksual

3. Penolakan - - - -

4. Kekerasan

dalam - - - -

keluarga

5. Tindakan
- - - -
kriminal

Jelaskan: klien tidak mempunyai riwayat trauma

Diagnosa Keperawatan: -

b) Pernah melakukan upaya/ percobaan/ bunuh diri

Jelaskan: Klien mengatakan pernah melakukan

percobaan bunuh diri dengan memakan parasetamol

47
berlebihan. Saat dikaji klien sudah tidak memiliki

pemikiran untuk bunuh diri lagi.

Diagnosa Keperawatan: -

c) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Jika ada jelaskan: klien mengatakan seing dimarahi oleh

ibunya karena tidak bisa menyuruh suaminya untuk

bekerja, klien mengatakan juga bahwa ibunya selalu

membanding bandingkan klien dengan saudara saudara

nya yang membuat klien merasa malu, merasa beda

dengan orang lain, merasa ingin sendiri dan merasa tidak

berarti.

Diagnosa Keperawatan: Harga diri rendah

d) Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan

tumbuh kembang)

Ya

Tidak

Jika ya Jelaskan: -

Diagnosa Keperawatan: -

e) Riwayat Penggunaan NAPZA

Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi sejenis

Alkohol dan lain sebagainya.

Diagnosa Keperawatan: -

3) Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan

48
hasilnya: no 1 dan no 2

Jelaskan: Klien dibawa kerumah sakit dan kemudian

dirawat dirumah sakit selama 14 hari di RSUD R.

Syamsudin SH karena Isolasi Sosial, lalu sekarang sedang

menjalani berobat jalan.

4) Riwayat Penyakit Keluarga Anggota keluarga yang

gangguan jiwa?

Ada

Tidak

Jika ada: -

Hubungan keluarga: -

Gejala: -

Riwayat pengobatan: -

Diagnosa Keperawatan: -

e. Pengkajian Psikososial (Sebelum Dan Sesudah Sakit)

1) Genogram:

Keterangan:

: Laki- laki

49
: Perempuan

: Klien

: Meninggal

---- : Tinggal Serumah

: Garis Perkawinan

: Garis keturunan

Jelaskan:

Klien berperan penting dalam keluarga karena

suaminya tidak bekerja, sebelum sakit klien selalu

membantu adik adiknya mengerjakan pekerjaan rumah,

klien selalu mendapat upah dari adik adiknya, tetapi

suaminya hanya diam dirumah, yang mengakibatkan orang

tua klien selalu menekan klien untuk menyuruh suaminya

bekerja.

2) Konsep Diri

a) Citra tubuh:

Klien mengatakan menyukai seluruh anggota

tubuhnya, yang paling klien sukai yaitu bagian rambut,

karena menurutnya rambutnya Panjang dan lebat.

b) Identitas:

Klien tidak menjawab dan tidak merespon.

c) Peran:

Klien mengatakan berusia 56 tahun mempunyai

50
suami yang dia sayangi dan mempunyai 3 orang anak.

d) Ideal diri:

Klien berharap ingin segera sembuh.

e) Harga diri:

Klien mengatakan malu, takut, merasa tidak nyaman

jika bertemu dengan orang lain, klien mengatakan

bahwa dirinya berbeda dari orang lain dan adik adiknya,

merasa tidak diterima, dan tidak ingin berhubungan

dengan orang lain.

Diagnosa Keperawatan: Harga diri rendah

3) Hubungan Sosial

a) Orang yang berarti/ terdekat

Klien mengatakan suami dan anaknya adalah orang

yang berharga dalam kehidupan klien, tempat berkeluh

kesah, tempat bercerita dan tempat untuk mengobrol.

b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat dan

hubungan sosial

Klien tidak mau menjawab

c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien mengatakan takut jika bertemu orang lain,

klien merasa berbeda daripada adik adiknya yang sukses

klien malu jika keluar dari kamar.

Diagnosa Keperawatan: menarik diri: Harga diri rendah

51
4) Spiritual

a) Nilai dan keyakinan

Keluarga mengatakan bahwa Ny. E sakit karena

akibat dari ucapan ibunya yang sering memarahinya,

sehingga Allah memberikan cobaan seperti ini.

b) Kegiatan ibadah

Klien mengatakan bahwa klien beragama muslim

rajin salat 5 waktu, mengaji dan berdoa.

Diagnosa Keperawatan: -

f. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Baik

2) Kesadaran (Kuantitas) : Apatis

3) Tanda-Tanda Vital

TD : 120/ 80 mmHg

N : 77 x/ menit

S : 36,5°C

RR : 20 x/ menit

4) Ukur:

BB : 48 Kg

TB : 145 cm

g. Status mental

1) Penampilan

52
Jelaskan:

Penampilan klien sesuai dengan usianya, berpakaian

dengan rapih, dalam berjalan normal tidak ada hambatan,

ekspresi wajah tampak kesal, sedikit lesu, tidak ada kontak

mata.

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

2) Pembicaraan:

Jelaskan: Klien berbicara sangat pelan, tidak ada

kontak mata, sering menolak melakuklan interaksi.

Diagnosa Keperawatan: Isolasi sosial

3) Aktifitas motorik/ Psikomotor

Kelambatan:

Hipokinesia, hipoaktifitas

Katalepsi

Sub stuporkatatonik

Fleksibilitas serea

Jelaskan: Klien mengatakan jarang melakukan kegiatan

sehari- hari, tampak tidak bergairah, lesu dan lebih banyak

menyendiri di pojokan kamarnya.

Peningkatan:

Hiperkinesia, hiperaktifitas

Stereotipi

Gaduh Gelisah Katatonik

53
Mannarism

Katapleksi

Tik

Ekhopraxia

Commandautomatism

Grimace

Otomatisma

Negativisme

Reaksikonversi

Tremor

Verbigerasi

Berjalan kaku/ rigid

Kompulsif: sebutkan…………

Jelaskan: Klien tidak mengalami peningkatan

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

4) Mood danAfek

a) Mood

Depresi

Khawatir

Ketakutan

Anhedonia

Euforia

Kesepian

54
Lain lain

Jelaskan: Klien mengatakan takut jika keluar kamar dan

berbicara dengan orang lain

b) Afek

Sesuai

Tidak sesuai

Tumpul/ dangkal/ datar

Labil

Jelaskan: Ketika orang- orang tertawa atau bersedih

klien tampak diam dan tidak peduli.

5) Interaksi SelamaWawancara

Bermusuhan

Kontak mata kurang

Tidak kooperatif

Defensif

Mudah tersinggung

Curiga

Jelaskan: Klien tampak menolak melakukan interaksi,

merasa tidak nyaman, dan mengatakan takut dan benci

dengan orang lain.

Diagnosa Keperawatan: Harga diri rendah

6) Persepsi Sensorik

a) Halusinasi

55
Pendengaran

Penglihatan (gangguan mental organik)

Perabaan

Pengecapan

Penciuman

b) Ilusi di pengaruhi oleh kecemasan penyalah gunaan zat

Ada

Tidak ada

Jelaskan: Klien mengatakan dulu pernah mendengar

suara- suara aneh di telinganya, tetapi sekarang klien

sudah tidak mendengar suara bisikan aneh di telinganya

Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah

keperawatan

7) Proses Pikir

Arus Pikir: menerima informasi, memproses dan

mengeluarkan informasi

Koheren

Inkoheren

Sirkumtansial

Asosiasi longgar

Tangensial

Flight of Idea

Blocking

56
Perseverasi

Logorhoe

Neologisme

Clang Association

Main kata- kata

Afasia

Lain- lain…

Jelaskan:

Pembicaraan klien sulit dipahami dan lebih banyak

diam.

Isi Pikir

Obsesif

Ekstasi

Waham:

Agama

Somatik/ hipokondria

Kebesaran

Kejar /curiga

Nihilistik

Dosa

Sisip pikir

Siar pikir

Kontrol pikir

57
Fantasi

Alienasi

Pikiran bunuh diri

Preokupasi

Pikiran isolasi sosial

Ide yang terkait

Pikiran Rendah diri

Pesimisme

Pikiran magis

Pikiran curiga

Fobia, sebutkan……

Lain lain:

Jelaskan: Klien mengatakan ingin sendiri, merasa tidak

nyaman di tempat umum, merasa berbeda dengan orang

lain, merasa adiknya lebih berharga daripada dia, dan

menolak untuk interaksi.

c) Bentuk pikir:

Realistik

Nonrealistik

Dereistik

Otistik

Jelaskan:

Klien mampu berfikir sesuai dengan kenyataannya

58
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

8) Kesadaran (kualitas)

Orientasi (waktu, tempat, orang)

Jelaskan: -

Meninggi

Menurun:

Kesadaran berubah

Hipnosa

Confusion

Sedasi

Stupor

Jelaskan: Tingkat kesadaran klien baik

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

9) Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1bulan)

Gangguan dayaingat jangka menengah (24 jam - ≤ 1

bulan)

Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik

sampai 15 menit)

Jelaskan: Tidak terjadi gangguan memori

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

10) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

a) Konsentrasi

59
Mudah beralih

Tidak mampu berkonsentrasi

Jelaskan: Konsentrasi klien baik

b) Berhitung

Jelaskan: Klien mampu berhitung

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

11) Kemampuan Penilaian bagaimana mengambil keputusan

sesuai dengan logika

Gangguan ringan

Gangguan bermakna

Jelaskan: Klien mampu mengambil keputusan sesuai dengan

logika.

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

12) Daya Tilik Diri

Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalah kan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan: Keluarga mengatakan klien seperti ini karena

tekanan dari nenek nya dan stress gara gara suaminya tidak

beranjak mencari pekerjaan.

Diagnosa Keperawatan: Ketidakberdayaan

h. Kebutuhan Persiapan pulang

1) Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

60
Perawatan kesehatan

Transportasi

Tempat tinggal

Keuangan dan kebutuhan lainnya.

2) Kegiatan Hidup Sehari- hari

a) Perawatan diri

1. Mandi

Jelaskan: Klien mengatakan mandi 2x sehari pagi

dan siang, gosok gigi saat mandi semua dilakukan

secara mandiri, klien mengatakan harus sering

mandi karena kebersihan sebagaian dari iman.

2. Berpakaian, berhias dan berdandan

Jelaskan: Klien mampu memakai baju sendiri,

bisa memakai kerudung sendiri dan berdandan

secara mandiri.

3. Makan

Jelaskan: Klien mengatakan makan 2x sehari

secara mandiri dan minum tidak menentu kadang 1

botol ukuran 1,5 liter per hari kadang kurang dari itu.

4. Toileting (BAK, BAB)

Jelaskan: Klien BAB 1x per dua hari, BAK ± 4x

sehari secara mandiri.

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah

61
keperawatan

b) Nutrisi

Frekuensi makan 2x dalam sehari dan frekwensi

kudapan dan cemilan sering.

Nafsu makan baik, makan dengan lahap.

Berat badan kelebihan berat badan (overweight)

Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah

keperawatan

c) Tidur

1. Istirahat dan tidur

Tidur siang, lama: 13.00 s/d 14.00

Tidur malam, lama: 22.00 s/d 05.30

Aktifitas sebelum/ sesudah tidur: - / solat subuh

Jelaskan: tidur siang 1 jam dari 13.00 s/d 14.00, tidur

malam 7,5 jam dari pukul 22.00 sampai pukul 05.30

pagi.

2. Gangguan tidur

Insomnia

Hipersomnia

Parasomnia

Lain- lain

Jelaskan: Dulu klien mengalami insomnia, tetapi

sekarang klien sudah tidak mengalami insomnia lagi.

62
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah

keperawatan

3. Kemampuan lain-lain

Mengantisipasi kebutuhan hidup

Suaminya mengatakan klien bisa memenuhi

kebutuhan hidup sendiri dengan bekerja

membantu sodaranya mengurus rumah

Membuat keputusan berdasarkan keinginannya

Klien mengatakan selalu meminta pendapat

suaminya terlebih dahulu sebelum mengambil

keputusan

Mengatur penggunaan obat dan melakukan

pemeriksaan kesehatannya sendiri

Klien mampu meminum obat secara mandiri,

kadang diingatkan oleh suaminya, klien

melakukan pemeriksaan kesehatan selalu diantar

oleh suaminya dan saudaranya.

Diagnosa Keperawatan: -

4. Sistem Pendukung Ya Tidak

Keluarga

Terapis

Teman sejawat

Kelompok sosial

63
Jelaskan: Klien mengatakan selalu disemangati oleh

keluarganya terutama oleh ibu, ayah, suami, sodara

dan anaknya, oleh perawat dan dokter pun selalu

diberi semangat.. Klien tidak mendapatkan

dukungan dari kelompok sosial karena klien tidak

mengikuti aktivitas kelompok apapun dan klien

jarang bergaul

Diagnosa Keperawatan: Isolasi sosial

i. Mekanisme Koping

Jelaskan: Klien mengatakan selalu berfikir bahwa dirinya

tidak lebih baik dari saudara saudaranya dan berfikri bahwa

dirinya tidak diterima oleh siapapun,.

Diagnosa Keperawatan: Harga diri rendah

j. Masalah Psikososial dan Lingkungan (Sumber Masalah

dengan pasien)

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya

Jelaskan: klien diam

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya

Jelaskan: Klien mengatakan takut dan tidak mau

berhubungan dengan orang lain

Masalah dengan pendidikan, spesifiknya

Jelaskan: Tidak ada masalah dengan pendidikan

Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya

64
Jelaskan: Tidak ada masalah dengan pekerjaan, karena

klien tidak bekerja

Masalah dengan perumahan, spesifiknya

Jelaskan: Tidak ada masalah dengan perumahan

Masalah dengan ekonomi, spesifiknya

Jelaskan: Keluarga mengatakan mempunyai jaminan

kesehatan

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya

Jelaskan: Tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan.

Masalah lainnya, spesifiknya

Jelaskan: Tidak ada masalah.

Diagnosa Keperawatan: Isolasi sosial

k. Aspek pengetahuan

Penyakit/ gangguan jiwa

Penatalaksanaan

Sistem pendukung

Lain-lain, jelaskan

Faktor presipitasi

Jelaskan: Klien kurang mendapatkan dukungan dari kelompok

sosial dan teman teman karena klien takut untuk bergaul

Diagnosa Keperawatan: menarik diri: isolasi sosial

l. Aspek Medis

1) Diagnosis Multi Axis (diagnosa medis)

65
Axis I: -

Axis II: -

Axis III: -

Axis IV: -

Axis V: -

2) Terapi Medis

a) Hexymer

b) Risperidone

c) Cepezet

m. Analisa Data

Tabel 4.1 Analisa Data


Diagnosa
No Data
Keperawatan
1 Data Subjektif:
1. Klien mengatakan malu
pada dirinya
2. Klien merasa beda dengan
orang lain
3. Klien merasa ingin sendiri
dan merasa tidak berarti.
4. Klien merasa tidak nyaman
jika bertemu dengan orang
lain
5. Klien mengatakan tidak Gangguan Konsep
ingin berhubungan dengan Diri : Harga diri
orang lain. rendah

Data Objektif:
1. Klien berbicara pelan
2. Klien tidak ada kontak
mata
3. Klien tampak menolak
melakukan interaksi
4. TTV
a. TD: 120/ 80 mmHg
b. RR: 22x/ menit

66
c. N: 77x/ menit
d. Suhu: 36,5°C
2 Data Subjektif:
1. Klien mengatakan selalu
berfikri bahwa dirinya tidak
lebih baik dari saudara
saudaranya
2. Klien bahwa dirinya tidak
diterima oleh siapapun.

Data Obektif: Isolasi sosial :


1. Klien tampak lesu dan tidak Menarik diri
bergairah
2. Berbicara pelan
3. Menghindari orang lain
4. TTV
a. TD: 120/ 90 mmHg
b. RR: 22x/ menit
c. N: 80x/ menit
d. Suhu: 36,8°C

2. Diagnosa Keperawatan

e. Daftar Diagnosa Keperawatan

1) Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

2) Isolasi Sosial Menarik diri

f. Pohon Masalah
Gambar 4.1 Pohon Masalah

Gangguan Konsep Diri :


Harga Diri Rendah Effect

Isolasi sosial : Menarik diri Core

Koping individu tidak Cause


efektif

67
4.1.4 Perencanaan (Intervensi)

Nama : Ny. E

Usia : 56 Tahun

Diagnosa : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Tabel 4.2 Strategi Pelaksanaan Pada pasien Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan (SP) Pada Pasien Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pasien Keluarga
SP 1: pengkajian dan latihan kegiatan pertama SP 1: mengenal masalah harga diri rendah dan latihan
1) Identifikasi pandangan/ penilaian klien tentang diri cara merawat (melatih kegiatan pertama)
sendiri dan pengaruhnya terhadap hubungan dengan 1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
orang lain, harapan yang belum terpenuhi dalam merawat klien harga diri rendah
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang 2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri
dimiliki klien rendah yang dialami klien beserta proses terjadinya
3) Membantu klien menilai kemampuan yang masih (gunakan boolet)
dapat dilakukan 3) Menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri
4) Membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat rendah
ini 4) Memberikan pujian terhadap semua hal positif yang
5) Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dimiliki klien
dilatih sesuai dengan kemampuan klien 5) Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan
6) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih yang dipilih klien
7) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal 6) Menganjurkan kepada keluarga untuk membantu
kegiatan harian klien sesuai jadwal dan memberikan pujian

68
SP 2: latihan kegiatan kedua SP 2: latihan cara merawat/ membimbing melakukan
1) Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah kegiatan kedua
2) Memvalidasi kemampuan pasien melakukan kegiatan 1) Mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
pertama yang telah dilatih gejala harga diri rendah
3) Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama 2) Memvalidasi kemampuan keluarga dalam
4) Membantu pasien memilih kegiatan kedua yang telah membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
dilatih telah dipilih
5) Melatih kegiatan kedua (alat dan cara) 3) Mengevaluasi manfaat yang dirasakan keluarga
6) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dalam merawat dan berikan pujian
4) Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan
kedua yang dipilih
5) Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien
sesuai jadwal dan berikan pujian
SP 3: latihan kegiatan ketiga SP 3: latihan cara merawat/ membimbing melakukan
1) Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah kegiatan ketiga
2) Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan 1) Mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan gejala harga diri rendah
pujian 2) Memvalidasi kemampuan keluarga dalam
3) Menegvaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
dan kedua telah dilatih
4) Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih 3) Mengevaluasi manfaat yang dirasakan keluarga
5) Melatih kegiatan ketiga (alat dan cara) dalam merawat dan berikan pujian
6) Memasukkan jadwal kegiatan untuk latihan 4) Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
5) Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien
sesuai jadwal dan berikan pujian
SP 4: latihan kegiatan keempat SP 4: latih cara merawat/ membimbing melakukan
1) Mengevaluasi data harga diri rendah kegiatan keempat

69
2) Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan 1) Mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
pertama, kedua dan ketiga gejala harga diri rendah
3) Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, 2) Memvalidasi kemampuan keluarga dalam
kedua dan ketiga membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
4) Membantu pasien memilih kegiatan keempat yang telah dilatih
akan dilatih 3) Mengevaluasi manfaat yang dirasakan keluarga
5) Melatih kegiatan keempat (alat dan cara) dalam merawat dan berikan pujian
6) Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan 4) Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
5) Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien
sesuai jadwal dan berikan pujian

70
3. Pelaksanaan (Implementasi)

Nama : Ny. E

Usia : 56 Tahun

Tabel 4.5 Implementasi Keperawatan Harga diri rendah


Diagnosa Tanda
No Tanggal/ Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan Tangan
1 1/ 08/ 2021 Gangguan SP 1 Klien: S: Fikri
10.00 Konsep diri : 1) Mengidentifikasi pandangan/ 1) Klien mengatakan jarang Maulana
Harga diri penilaian klien tentang diri bergaul karena malu
rendah sendiri dan pengaruhnya 2) Klien mengatakan malu,
terhadap hubungan dengan karena sodara nya lebih
orang lain, harapan yang belum sukses dan cantik
terpenuhi disbanding saya
2) Mengidentifikasi kemampuan 3) Klien mengatakan ingin
dan aspek positif yang dimiliki segera sembuh
klien 4) Klien mengatakan ada 5
3) Membantu klien menilai kemampuan yang
kemampuan yang masih dapat dimilikinya yaitu
dilakukan merapihkan tempat tidur,
4) Membuat daftar kegiatan yang pakai baju, menyapu,
dapat dilakukan saat ini dandan, dan mencuci
5) Membantu klien menentukan piring
kegiatan yang akan dilatih 5) Klien mengatakan ingin
sesuai dengan kemampuan mencuci piring terlebih
klien dahulu

71
6) Melatih klien sesuai dengan 6) Klien mengatakan akan
kemampuan yang dipilih mencuci piring
7) Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian O:
• Klien tampak menunduk
Orientasi • Tidak ada kontak mata
P: “Assalamualaikum ibu • Klien tampak sedikit bisa
perkenalkan nama saya Fikri menjawab pertanyaan
Maulana, ibu bisa panggil saya • Klien tampak lesu
Fikri, saya mahasiswa dari A: Masalah teratasi
STIKes Sukabumi, saya disini P :
yang akan merawat ibi. Nama ib Perawat : Lanjutkan SP 2
siapa?”
K: “ibu E.N”
P: “ibu senengnya dipanggil apa?”
K: “bu E”
P: “Oh baik kalau begitu saya akan
panggil Ibu dengan sebutan Ibu
E ya? “bagaimana perasaan Ibu
hari ini”
K: “Saya malu, saya jarang
bergaul sama orang”
P: “Malu? Malu kenapa ibu. Baik
kalau begitu bagaimana kalau
hari ini kita berbincang-
bincang mengenai kenapa ibu
bisa merasa malu lalu kita lihat

72
kegiatan dan kemampuan apa
saya yang ibu miliki, setelah itu
kita akan pilih kegiatan yang
hari ini bisa kita lakukan.
Bagaimana apakah ibu mau?”
K: “Iya mau”
P: “Kira- kira waktunya mau
berapa menit?15 menit atau 20
menit?”
K: “15 menit”
P: “Baik boleh, tempatnya mau
dimana?”
K: “Disini”
P: “Disini aja? Boleh the”

Kerja
P: “ibu kan tadi bilang katanya ibu
merasa malu ya, kenapa ibu
merasa malu? Apakah ada yang
mengganggu ibu?”
K: “Saya malu, karena sodara saya
lebih sukses dan cantic
disbanding saya”
P: “Oh begitu ya ibu. Kira- kira
kalau begitu mengganggu ibu
ga?”
K: “Iya”

73
P: “Mengganggu ya, lalu harapan
ibu apa yang belum bisa
terpenuhi?”
K: “Saya ingin segera”
P: “Pasti semua orang ingin sehat
ya, yang sedang sakit juga ingin
segera sembuh. nah ibu pasti
punya kemampuan dan kegiatan
yang masih bisa ibu lakukan
sekarang, coba sekarang ibu
sebutkan kemampuan/ kegiatan
yang masih bisa ibu lakukan”
K: “merapihkan tempat tidur, pakai
baju, menyapu, dandan, dan
mencuci piring”
P: “Wah banyak ya ada 4, saya
catat ya. Bagus sekali ya teh ada
merapihkan tempat tidur,
menyapu, dandan, dan mencuci
piring ya bu. Nah dari kelima
kegiatan tadi yang ibu sebutkan,
kegiatan atau kemampuan mana
nih yang bisa ibu kerjakan hari
ini?
K: “cuci piring”
P: “Oh yang nomor4 ya cuci piring,
bagaimana kalau sekarang kita
latihan cuci piring. Coba kita

74
lihat wastafel ibu, masih ada
piring kotor ga? masih ya”.
“Nah jika mau mencuci piring
yang pertama kita lakukan apa
ibu?”
K: “ngebanjur piring dengan air”
P: “Betul ya kita banjur atau siram
dulu piring yang kotor dengan
air, lalu setelah itu ibu bisa
menuangkan sabun cuci piring
nya ke spon setelah itu ibu bisa
mencuci piring nya dengan
spoon yang sudah ada sabun nya
dengan cara menggosok sampe
terasa bersih, sekiranya sudah
terasa bersih ibu bisa membasuh
nya lagi dengan air hingga busa
nya menghilang”.
K: “Saya akan mencuci piring”
P: “ibu sudah mencuci piring
dengan sangat baik ya. Coba ibu
perhatikan sudah lebih bersih
kah dari tadi?”
“Coba ibu lakukan setiap hari
secara mandiri, ibu mau?”
K: “Iyah”

Terminasi

75
P: “Bagaimana perasaannya ibui
setelah tadi kita berbincang-
bincang dan mencuci piring?
K: “biasa aja”
P: “Ternyata kemampuan ibu hebat
ya bisa mencuci piring sampai
bersih dan rapih? ibu bisa
memasukkan dalam jadwal
harian, mau berapa kali ibu
merapihkan tempat tidur?
K: “2 kali, pagi dan sore”
P: “Bagus ya ibu. Besok kita
lakukan kegiatan yang
selanjutnya, ibu masih ingatkan
kegiatan apalagi yang mampu
ibu lakukan.
K: “Iya masih”
P: “Ya bagus merapihkan tempat
tidur, pakai baju, menyapu, dan
dandan. Untuk besok kegiatan
mana yang mau kita latih?”
K: “Besok mau mwmbereskan
tempat tidur sama nyapu”
P: “Oh bagus sekali ibu, besok mau
2 kegiatan yang kita latih? Boleh
P: “Oh mau dandan dan nyapu ya.
Mau jam berapa?
K: “Kaya sekarang aja”

76
P: “Seperti sekarang? Boleh.
Dimana tempatnya? Disini
lagi?”
K: “Iya disini aja”
P: “Boleh teh, mau berapa menit?
K: “20 menit”
P: “Boleh 20 menit ya. Kalau begitu
sekarang saya pamit dulu ya
ibu.Assalamualaikum.”
SP 1 Keluarga: S: Fikri
1) Mendiskusikan masalah yang 1) Keluarga mengatakan Maulana
dirasakan keluarga dalam sering di bandingkan oleh
merawat klien harga diri ibunya
rendah 2) Keluarga mengatakan
2) Menjelaskan pengertian, tanda klien sering ditekan oleh
dan gejala harga diri rendah ibunya agar menyuruh
yang dialami klien beserta suami nya bekerja
proses terjadinya 3) Keluarga mengatakan
3) Menjelaskan cara merawat mengetahui pengertian,
klien dengan harga diri rendah tanda gejala, proses
4) Memberikan pujian terhadap terjadinya dan cara
semua hal positif yang dimiliki merawat klien
klien 4) Keluarga mengatakan
5) Melatih keluarga memberi suka memberikan pujian
tanggung jawab kegiatan yang pada klien
dipilih klien 5) Keluarga mengatakan
6) Menganjurkan kepada selalu membantu klien
keluarga untuk membantu

77
klien sesuai jadwal dan apabila mengalami
memberikan pujian kesulitan

Orientasi O:
P:“Assalamualaikum, perkenalkan 1) Keluarga tampak sedih
nama saya Fikri Maulana, 2) Keluarga tampak paham
bapak bisa panggil saya Fikri, 3) Keluarga klien (bapak)
saya mahasiswi dari STIKes tampak berkaca-kaca
Sukabumi, saya disini yang akan A:
merawat ibu E. ini dengan Masalah teratasi
Bapak siapa?
K: “Bapak E.S” P:
P: “Baik Bapak, Bapak biasanya 1) Perawat: Lanjutkan SP 2
senang dipanggil apa?” keluarga
K: “Bapak E saja”
P: “Oh baik kalau begitu saya akan
panggil Bapak dengan sebutan
Bapak E ya bu?
“Bapak bagaimana keadaan
Bapak hari ini?
K: “Baik alhamduliah”
P: “Wah baik ya, bapak bagaimana
kalau pagi ini kita bercakap-
cakap tentang bagaimana cara
merawat ibu E?
K: “Boleh a”
P: “Kira- kira untuk waktunya
bapak mau berapa menit?”

78
K: “15 menit cukup ga?”
P: “15 menit,cukup pak, baik pak,
untuk tempatnya mau dimana?”
K: “disini aja”
P: “Baik kalau begitu kita
bercakap- cakap disini ya pak
selama 15 menit, baik kalau
begitu kita mulai ya pak”

Kerja
P: “bapak apakah mengetahui
tentang kesehatan ibu E?”
K: “Iya saya tahu, si ibu E teh stress
gara gara saya ga kerja sama
sering di banding bandingin
sama ibunya”
P: “Ya betul pak, ibu E merasa
tidak percaya diri dan sering
merasa adik adiknya lebih
sukses dan cantik di banding
dirinya, ibu E mengalami harga
diri rendah yang ditandai
dengan munculnya pikiran-
pikiran negative terhadap diri
sendiri, gejala yang timbul
biasanya merasa malu, seperti
yang Ibu E rasakan ya pak, lalu
merasa tidak berharga,

79
meremehkan kemampuan diri,
harga diri rendah ini terjadi
akibat dari penilaian terhadap
diri yang salah sehingga lama
kelamaan memunculkan harga
diri rendah, bila keadaannya
terus menerus seperti ini ibu E
akan mengalami hal yang lebih
berat lagi, seperti tidak mau
bertemu dengan orang lain,”
K: “Iya istri saya seperti itu tidak
percaya diri, minder”
P: “Sejauh ini apakah sudah dapat
dipahami bapak apa itu harga
diri rendah, tanda gejalanya dan
proses terjadinya?”
K: “Sudah a, dulu pas saya masih
bekerja ibu nya suka ga banyak
ngomong tapi setelah saya
nganggur 1 tahun setengah ibu
nya Ny E selalu ngomong ke Ny
E untuk menegur saya unruk
bekerja, mungkin karena
tekanan itu juga”
P: “Baik kalau sudah dapat
dimengerti pak. Nah apakah
bapak ada masalah dalam
merawat ibu E?”

80
K: “Itu tadi a karena suka
disbanding bandingin meren
sekarang the jadi seperti itu,
tidak percaya diri, minder”
P: “Ohh. seperti itu ya pak. bapak
apakah tau apa kegiatan atau
kemampuan yang dimiliki ibu
E?”
K: “Dia itu senengnya beberes
sama bersih bersih kaya
menyapu, mencuci piring sama
itu merapihkan tempat tidur”
P: “Yah benar bapak, itu yang
dikatakan oleh ibu E. Ibu E
sudah berlatih Mencuci pirinbg,
juga sudah dibuat jadwal untuk
melakukannya. Untuk itu bapak
bisa mengingatkan ibu untuk
melakukan kegiatan tersebut
sesuai jadwal, tolong dibantu
apabila teteh ada kesulitan dan
jangan lupa untuk memberikan
ibu pujian agar harga dirinya
meningkat.
K: “Saya juga suka puji dia a”
P: “Oh seperti itu pak, bagaimana
kalau kita sekarang memberikan
pujian pada ibu karena sudah

81
mencuci piring dengan
mengatakan wah rajin banget
ibu cuci piring nya bersih, coba
bapak praktekkan”
K: “bisaan eng si ibu cuci piring
jadi bersih sama rapih”
P: “Bagus sekali pak”.

Terminasi
P: “Bagaimana perasaan bapak
setelah percakapan ini?”
dapatkah bapak menjelaskan
kembali apa yang sudah saya
jelaskan tadi mengenai apa itu
harga diri rendah, apa
gejalanya, bagaimana proses
teradinya dan cara
merawatnya”
K: “Harga diri rendah suka merasa
minder, tidak percaya diri,
gejalanya itu tadi a suka minder,
karena salah menilai diri”
P: “Wah bagus sekali bapak dapat
menjelaskan dengan baik. Nah
setiap kali ibu melakukan
kegiatan yang positif tolong
berikan pujian seperti yang tadi.
“bagaimana kalau besok kita

82
bertemu lagi pak, untuk
bercakap- cakap lagi mengenai
kesehatan ibu E, kira- kira
bapak bersedia jam berapa?
K: “Seperti hari ini aja a”
P: “Baik pak, mau berapa menit?”
K: “Samakan saja”
P: “Seperti sekarang, oh boleh
sekali pak, untuk tempatnya mau
dimana bu?”
K: “sama aja a”
P: “Oh, disini ya baik pak kalau
begitu karena sekarang sudah
selesai sebelumnya apakah ada
yang ingin ditanyakan terlebih
dahulu?”
K: “Tidak ada”
P: “Baik kalau begitu saya pamit,
assalamualaikum.”

2 2/ 08/ 2021 Gangguan SP 2 Klien: S: Fikri


09.30 konsep diri: 1) Mengevaluasi tanda dan gejala 1) Klien mengatakan merasa Maulana
harga diri rendah harga diri rendah lebih baik
2) Memvalidasi kemampuan 2) Klien mengatakan tepat
pasien melakukan kegiatan waktu mencuci piring
pertama yang telah dilatih 3) Klien mengatakan
3) Mengevaluasi manfaat kamarnya jadi rapih
melakukan kegiatan pertama setelah dirapihkan

83
4) Membantu pasien memilih 4) Klien mengatakan ingin
kegiatan kedua yang telah membereskan tempat tidur
dilatih dan menyapu
5) Melatih kegiatan kedua 5) Klien mengatakan lantai
(mencuci piring) jadi bersih setelah di sapu
6) Memasukkan pada jadwal 6) Klien mengatakan
kegiatan untuk latihan kasurnya jadi bersih dan
rapih
SP 3 Klien: 7) Klien mengatakan akan
1) Mengevaluasi tanda dan gejala memasukan dalam
harga diri rendah kegiatan harian
2) Memvalidasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama O:
dan kedua yang telah dilatih 1) Kontak mata mulai terjaga
dan berikan pujian 2) Klien tampak tenang
3) Mengevaluasi manfaat 3) Klien tampak menyapu
melakukan kegiatan pertama dan membereskan tempat
dan kedua tidur
4) Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih A:
5) Melatih kegiatan ketiga Masalah teratasi
(menggambar)
6) Memasukkan kedalam jadwal P:
kegiatan untuk latihan 1) Perawat: lanjutkan SP 4
klien
Orientasi Klien: masukkan kegiatan ke 1,
P: “Assalamualaikum, ibu masih 2 dan ke 3 dalam jadwal
ingat dengan saya?” kegiatan harian

84
K: “Masih, A Fikri ya”
P: “Wah bagus sekali bu.”
“Bagaimana perasaan ibu hari
ini apakah masih merasa
malu?”
K: “Sudah lebih baik”
P: “Wah baik sekali ya. Bagaimana
ibu sudah mencoba mencuci
piring kemarin?”
K: “Sudah”
P: “Wah bagus sekali ya sudah bisa.
Nah hari ini sesuai kesepakatan
kita kemarin saya akan melatih
kegiatan yang ke dua dan ke tiga
yaitu membereskan tempat tidur
sama nyapu ya, apakah ibu
sudah siap?”
K: “Siap”
P: “Bagus sekali ibu bersemangat
ya, waktunya mau berapa
menit?
K: “20 menit”
P: “20 menit? Boleh bu, tempatnya
dikamar ya untuk membereskan
tempat tidur? Kalau begitu kita
mulai saja ya?”

Kerja

85
P: “Nah jika mau merapihkan
tempat tidur yang pertama kita
lakukan apa bu?”
K: “Memindahkan semua yang ada
diatas Kasur”
P: “Nah betul sekali seperti itu teteh
bagus sekali. ya kita pindahkan
dulu semua yang ada diatas
Kasur, bantal dan selimutnya.
Bagus lalu diangkat sepreinya,
kita bersihkan dulu permukaan
kasurnya, lalu kita pasangkan
lagi seprei nya dan letakkan
bantal nya, nah sekarang kita
lipat dulu selimutnya agar rapih,
letakkan di ujung Kasur yang
satunya”.
K: “Siap”
P: “Nah karena beresin tempat
tidur sudah selesai, sekarang
kita ke kegiatan yang ke 3 yaitu
nyapu ya bu, teteh sudah siap?

K: “siap”
P: “pertama kita ambil sapu injuk
dulu yah bu, setelah itu ibu bisa
mengayunkan nya kelantai,
ayunkan ke arah luar rumah

86
bersihkan sela sela seperti
bawah Kasur dan belakang
pintu hingga debu dan kotoran
tidak terlihat lagi”
K: “sudah a”
P: “alhamdulialh ternyata ibu bisa
melakukan nya dengan baik
coba saya ingin bertanya
laintainya setelah di sapu
adakah perbedaan nya dengan
tadi sebelum di sapu?
K: “ada a sepertinya lantainya jadi
bersih”
P: “Betul sekali ibu lantai nya
terlihat bersih karena ibu sudah
menyapunya dengan telaten”
Terminasi
P: “Bagaimana perasaannya ibu
setelah tadi kita membereskan
tempat tidur dan menyapu?”
K: “Seneng”
P: “Coba tadi perbedaannya apa
setelah lantai di sapu dan
sebelumnya?”
K: “lantainya jadi bersih ga
debuan”
P: “Betul lantai jadi bersih ya,
setelah membereskan Kasur ibu

87
tau ga perbedaan sebelum
membereskan nya?”
K: “tau a sama ituge jadi keliatan
bersoih sama rapih we ning”
P: “Wah hebat ya. ternyata
kemampuan ibu hebat sekali
bisa membereskan tempat tidur
dan menyapu. ibu juga sudah
mempraktikkan dengan baik. ibu
bisa memasukkan dalam jadwal
harian, mau berapa kali ibu
membereskan tempat tidur dan
menyapu?”
K: “2 kali pagi sama sore”
P: “Bagus ya ibu. Besok kita
lakukan kegiatan yang
selanjutnya, ibu masih ingatkan
kegiatan apalagi yang belum ibu
lakukan?”
K: “dandan ya”
P: “Ya bagus berdandan ya bu yang
belum. Untuk besok kegiatan
yang akan kita latih berdandan
ya bu? Oke bagus sekali ibu,
besok mau jam berapa?”
K: “Kaya sekarang”
P: “Seperti sekarang? Boleh.
Dimana tempatnya?”

88
K: “Disini”
P: “Disini lagi? Boleh bu, mau
berapa menit?”
K: “20 menit lagi”
P: “Boleh 20 menit ya. Kalau begitu
sekarang saya pamit dulu ya bu.
Assalamualaikum.”
Gangguan SP 2 Keluarga: SS: Fikri
konsep diri: 1) Mengevaluasi kemampuan 1) Keluarga mengetahui Maulana
harga diri rendah keluarga mengidentifikasi gejala harga diri rendah
gejala harga diri rendah pada klien
2) Memvalidasi kemampuan 2) Keluarga mengatakan
keluarga dalam membimbing klien bisa melakukan
pasien melaksanakan kegiatan kegiatan yang telah dipilih
yang telah dipilih 3) Keluarga mengatakan
3) Mengevaluasi manfaat yang klien sedikit mandiri
dirasakan keluarga dalam 4) Keluarga mengatakan
merawat dan berikan pujian akan selalu membantu
4) Bersama keluarga melatih klien
pasien melakukan kegiatan
kedua yang dipilih O:
5) Menganjurkan pada keluarga 1) Keluarga tampak sudah
untuk membantu pasien sesuai paham akan gejala harga
jadwal dan berikan pujian diri rendah
2) Keluarga tampak senang
SP 3 Keluarga:
A:
Masalah teratasi

89
1) Mengevaluasi kemampuan
keluarga mengidentifikasi P:
gejala harga diri rendah 1) Perawat: Lanjutkan SP 4
2) Memvalidasi kemampuan keluarga
keluarga dalam membimbing
pasien melaksanakan kegiatan
yang telah dilatih
3) Mengevaluasi manfaat yang
dirasakan keluarga dalam
merawat dan berikan pujian
4) Bersama keluarga melatih
pasien melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
(menggambar)
5) Menganjurkan pada keluarga
untuk membantu pasien sesuai
jadwal dan berikan pujian

Orientasi
P: “Assalamualaikum, bapak masih
ingat dengan saya?”
K: “Masih a Fikri”
P: “Betul sekali pak, ternyata bapak
masih ingat ya. “pak bagaimana
keadaan bapak hari ini?”
K: “Sehat a”

90
P: “Wah baik ya, pak bagaimana
kalau pagi ini kita bercakap-
cakap lagi sesuai kesepakatan
kita kemarin tentang bagaimana
cara merawat ibu E untuk
waktunya yaitu 20 menit
tempatnya disini, bagaimana
apakah bapak sudah siap?
K: “Siap a”
P: “Baik kita mulai ya pak”

Kerja
P: “bapak bagaimana apakah ibu E
masih ada gejala harga diri
rendah? bapak tau gejalanya?
K: “Sudah sedikit lebih baik a, iya
tau a”
P: “Sudah sedikit lebih baik? Wah
bagus sekali ya pak. Untuk
kegiatan yang direncanakan
dalam jadwal bagaimana pak
apakah ibu melakukannya
dengan baik? Apakah ada
kesulitan?
K: “Bisa a mandiri”
P: “Oh baik sekali ya pa kalau ibu
sudah mahir dan mandiri, saat

91
diberikan pujian oleh bapak
bagaimana responnya?”
K: “Seneng keliatan nya a”
P: “Wah bagus sekali ya pak, kira-
kira bagaimana dampaknya
terhadap keluarga?”
K: “si ibu lebih mandiri”
P: “Lebih baik ya pak. Baik pak, nah
pak kan tadi ibu hari ini memilih
dua kegiatan yang akan dilatih
yaitu membereskan tempat tifur
dan menyapu, mari kita lihat
pak, tolong berikan pujian ketika
ibu telah selesai ya pak,
pujiannya seperti kemarin ya
pak”
K: “wah ibu sekarang rajin
membereskan tempat tidur dan
menyapu bapak jadi lebih saying
ke ibu”
P: “Wah baik sekali pak sudah
memberikan pujian dan
mendampingi ibu melakukan
melakukan 2 tindakan ya pak.
K: “ia a”
P: “Nah pak kegiatan tadi
dijadwalkan masuk pada jadwal
kegiatan harian ibu, tolong

92
dibantu ya pak apabila ibu
mengalami kesulitan dan tolong
berikan pujian juga pak”
K: “Iya a saya akan bantu”

Terminasi
P: “Bagaimana perasaan bapak
setelah percakapan ini?”
K: “Seneng seneng a, akhirnya si
ibu bisa melakukan beberapa
tindakan yang positif”
P: “Dapatkah bapak merasakaan
manfaat dari kegiatan ini?”
K: “oh ia atuh a si ibu jadi lebih
mandiri neng”
P: “Baik sekali ya pak” Nah setiap
kali ibu melakukan kegiatan
yang positif tolong berikan
pujian seperti yang tadi pak”
K: “Saya suka puji a”
P: “Bagaimana kalau besok kita
bertemu lagi pak, untuk
bercakap- cakap lagi mengenai
kesehatan Ibu E, kira- kira
bapak bersedia jam berapa?”
K: “Kaya sekarang lagi aja a”
P: “Baik pak, mau berapa menit?
K: “20 menit lagi boleh”

93
P: “20 menit lagi? oh boleh sekali
pak, untuk tempatnya mau
dimana pak?”
K: “Disini”
P: “Oh, disini ya baik pak kalau
begitu karena sekarang sudah
selesai, sebelum saya pamit
apakah ada yang ingin
ditanyakan terlebih dahulu?”
K: “Cukup a, tidak ada”
P: “Baik kalau begitu saya pamit,
assalamualaikum.”

3 3/ 08/ 2021 Gangguan SP 4 Klien: S: Fikri


10.30 konsep diri: 1) Mengevaluasi data harga diri 1) Klien mengatakan sudah Maulana
harga diri rendah rendah tidak merasakan minder
2) Memvalidasi kemampuan lagi
melakukan kegiatan pertama, 2) Klien mengatakan bisa
kedua dan ketiga menyapu, mencuci piring
3) Mengevaluasi manfaat dan merapihkan tempat
melakukan kegiatan pertama, tidur
kedua dan ketiga 3) Klien mengatakan senang
4) Membantu pasien memilih 4) Klien mengatakan
kegiatan keempat yang akan mencuci piring membuat
dilatih piringnya menjadi bersih,
5) Melatih kegiatan keempat merapihkan tempat tidur
(menyapu) membuat kamarnya rapih

94
6) Memasukan pada jadwal dan menyapu membuat
kegiatan untuk latihan lantai jadi bersih
5) Klien mengatakan ingin
Orientasi berdandan
P: “Assalamualaikum, ibu masih 6) Klien mengatakan akan
ingat dengan saya?” memasukan dalam
K: “Masih, a fikri ya” kegiatannya
P: “Wah bagus sekali bu.” 7) Klien mengatakan dia
“bagaimana perasaan ibu hari lebih percaya diri dan
ini apakah masih malu? mengatakan dirinya cantik
K: “Sudah tidak”
P: “Wah bagus sekali ya bu sudah O:
tidak merasakan minder lagi ya 1) Klien tampak senang
bu. Nah kemarin bagaimana bu 2) Kontak mata terjaga
sudah bisa membereskan tempat 3) Klien tampak berdandan
tidur dan menyapu, dan mencuci
piring? A:
K: “Sudah pagi dan sore” Masalah teratasi
P: “Bagus sekali ibu, ibu sudah
pandai ya. perbedaannya P:
sebelum dan sesudah Pertahankan intervensi
merapihkan tempat tidur,
mencuci piring dan menyapu
apa?”
K: “Piring menjadi bersih, kamar
menjadi rapih dan lantai juga
jadi bersih”

95
P: “Bagus ya, baik kalau begitu
sesuai kesepakatan kita kemarin
ibu akan melatih kegiatan yang
ke empat yaitu berdandan,
apakah ibu sudah siap disini
saya ditemani oleh bapak yah
ibu?”
K: “Siap”
P: “Bagus sekali ibu bersemangat
ya, waktunya mau berapa
menit?
K: “20 menit”
P: “20 menit? Boleh ibu, tempatnya
mau dimana?”
K: “Disini”
P: “Kalau begitu kita mulai saja
ya?”

Kerja
P: “Sebelum berdandan kita harus
menyiapkan alatnya dulu disini
bapa sudah menyiapkan lipstick
kesukaan ibu bedak dan pensil
halis yang selalu ibu pakai dulu
nah pertama tama ibu bisa
memakai bedak nya terlebih
dahulu dengan rapih memakai
spon nya, nah setelah rapih ibu

96
bisa memakai lipstik nya sesuai
selera ibu, lalu yang terakhir ibu
bisa memakai pensil halis
kesukaan ibu
K: “baik a sudah saya terlihat lebih
cantik”
P: “ia ibu, ibu terlihat lebih cantic
sekaranhg.”
Terminasi
P: “Bagaimana perasaannya ibu
setelah tadi ibu berdandan?
perbedaannya apa setelah
berdandan?”
K: “Senang a saya jadi lebih cantic
dan lebih percaya diri”
P: “Betul ibu ibu lebih terlihat
cantic dan pastinya percaya diri,
dan menurut saya skill
berdandan ibu patut di
apresiasi, nah kan sekarang ibu
sudah bisa dandan kira kira ibu
akan melakukan nya berapa kali
sehari?”
K: “1 kali aja a pagi”
P: “Bagus ya bu. Nah ibu bisa
melakukannya setiap hari, jika
ibu mengalami kesulitan
keluarga akan membantu ibu,

97
karena perkembangan ibu sudah
baik ya bu, dipertahankan ya bu,
ibu juga harus jaga kesehatan,
jangan merasa malu lagi ya bu
K: “Iya bu saya sudah tidak malu”
P: “Bagus ya, karena sudah selesai,
sebelum saya pamit apakah ada
yang ingin ditanyakan terlebih
dahulu?”
K: “Tidak ada”
P: “Tidak ada? Baik kalau begitu
saya pamit ya bu,
Assalamualaikum.”
Gangguan SP 4 Keluarga: S: Fikri
konsep diri: 1) Mengevaluasi kemampuan 1) Keluarga mengatakan Maulana
harga diri rendah keluarga mengidentifikasi mengetahui gejala harga
gejala harga diri rendah diri rendah
2) Memvalidasi kemampuan 2) Keluarga mengatakan
keluarga dalam membimbing klien sudah bisa
pasien melaksanakan kegiatan melakukan kegiatan yang
yang telah dilatih dipilih
3) Mengevaluasi manfaat yang 3) Keluarga mengatakan
dirasakan keluarga dalam klien lebih mandiri
merawat dan berikan pujian 4) Keluarga mengatakan
4) Bersama keluarga melatih akan selalu membantu
pasien melakukan kegiatan klien
keempat yang dipilih
O:

98
5) Menganjurkan pada keluarga 1) Keluarga tampak senang
untuk membantu pasien sesuai
jadwal dan berikan pujian A:
Masalah teratasi

Orientasi P:
P: “Assalamualaikum, pak masih Pertahankan intervensi
ingat dengan saya?’
K: “ingat a masih”
P: “bapak bagaimana keadaan
bapak hari ini?”
K: “Sehat alhamdulillah”
P: “Wah baik ya, bapak bagaimana
kalau pagi ini kita bercakap-
cakap lagi sesuai kesepakatan
kita kemarin tentang bagaimana
cara merawat ibu E untuk
waktunya 20 menit bapak sesuai
kesepakatan kemarin, tempatnya
disini, bagaimana apakah bapak
sudah siap?”
K: “Siap a”
P: “Baik kita mulai ya bu”

Kerja
P: “bapak bagaimana apakah
masih ada gejala harga diri

99
rendah pada ibu? bapak tahu
gejalanya?”
K: “Tau a, Sudah membaik”
P: “Sudah membaik ya pak? Wah
bagus sekali ya pak. Untuk
kegiatan yang direncanakan
dalam jadwal bagaimana pak
apakah ibu melakukannya
dengan baik, mencuci piring dan
menyapu merapihkan tempat
tidur dengan baik? Apakah ada
kesulitan?
K: “Sudah mandiri a”
P: “Oh baik sekali ya bu kalau ibu
sudah bisa, saat diberikan
pujian oleh bapak bagaimana
responnya?”
K: “Sangat senang”
P: “Sangat senang ya pak. Manfaat
yang dirasakan keluarga apa
pak?”
K: “Lebih baik lebih mandiri”
P: “Lebih baik ya pak. Baik pak, nah
bapak kan tadi ibu hari ini
melatih kegiatan berdandan,
tolong berikan pujian ketika ibu
telah selesai ya pak, pujiannya
seperti kemarin ya pak”

100
K: “ibu hebat ibu terampil terlihat
lebih cantic, bapak jadi tambah
cinta ke ibu”
P: “Wah baik sekali pak sudah
memberikan pujian dan
mendampingi ibu berdandan,
tenyata ibu cukup terampil saat
berdandan ya. Nah pak kegiatan
tadi dijadwalkan masuk pada
jadwal kegiatan harian ibu,
tolong dibantu ya pak apabila
ibu mengalami kesulitan dan
tolong berikan pujian juga.
K: “Iya a”

Terminasi
P: “Bagaimana perasaan bapak
setelah percakapan ini?”
dapatkah bapak meraskaan
manfaat dari kegiatan ini?”
K: “Senang a, si ibu lebih mandiri”
P: “Baik sekali ya pak. Nah setiap
kali ibu melakukan kegiatan
yang positif tolong berikan
pujian seperti yang tadi pak.
Saya melihat perkembangan ibu
dari hari kehari sangat baik ya
pak, tolong berikan tanggung

101
jawab pada ibu agar ibu merasa
berguna, dan jangan lupa untuk
memberikan pujian”
K: “Baik a”
P: “Baik pak kalau begitu tolong
dipertahankan supaya ibu lebih
percaya diri, karena sekarang
sudah selesai, sebelum saya
pamit apakah ada yang ingin
ditanyakan dulu?”
K: “Tidak ada a”
P: “Baik kalau begitu saya pamit,
assalamualaikum.”

102
4.2 Pembahasan

Dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa pada Ny. E dengan Gangguan

konsep diri : Harga diri rendah di. Jl.Puncak Tugu RT 01/ RW 01 Desa Pabuaran

Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi, penulis sangat memperoleh

pengalaman yang nyata dalam mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan

jiwa. Selanjutnya penulis akan membahas berbagai kesenjangan yang terjadi

antara teori dengan kasus dilapangan yang ditemukan oleh penulis selama

pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa pada Ny. E dengan ganguan konsep diri

: Harga diri rendah yang menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu

pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, penyusunan intervensi,

pelaksanaan dan evaluasi.

4.2.1 Pengkajian

Pengkajian yaitu tahap awal dalam proses asuhan keperawatan.

Pengumpulan data didapatkan dari klien dan keluarga klien. Penulis

melakukan pendekatan kepada klien dan keluarga melalui komunikasi

terapeutik. Pada tahap pengkajian ini penulis tidak menemukan banyak

hambatan karena keluarga Ny. E sangat terbuka dan kooperatif dalam

melakukan proses pengkajian, namun sedikit terdapat hambatan pada

klien karena terkadang tidak mau menjawab pertanyaan. Penulis

mengumpulkan data melalui hasil anamnesa, observasi dan

pemeriksaan fisik.

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny. E merasa malu pada

dirinya, tidak bisa seperti saudara yang lainnya yang sukses dan cantik,

lalu klien merasa tidak diperhatikan oleh ayah dan ibunya, klien juga

103
merasa semua anggota keluarganya tidak memperhatikan klien, dan

orang tuanya lebih sayang pada adik bungsunya serta klien tampak

menolak melakukan interaksi, klien juga berbicaranya pelan dan tidak

ada kontak mata.

Berikut beberapa tanda dan gejala harga diri rendah yang sudah

dijelaskan pada BAB sebelumnya yaitu :

1) Klien banyak berdiam diri dikamar

2) Tidak mengikuti kegiatan

3) Perasaan malu

4) Ingin sendiri

Hal ini sudah sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan pada BAB

sebelumnya.

4.2.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada klien dengan

Harga diri rendah sesuai dengan teori yang sudah dibahas pada BAB

sebelumnya, yaitu sebagai berikut :

1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

2. Isolasi sosial: menarik diri

3. Halusinasi

Di dalam kasus yang telah dikelola oleh penulis pada Ny. E

ditemukan diagnosa, yaitu: Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.

Hal ini penulis rumuskan berdasarkan munculnya data yang mengarah

ke diagnosa tersebut.

104
4.2.3 Perencanaan (Intervensi)

Dalam proses perencaan keperawatan atau intervensi keperawatan penulis

melibatkan keluarga dan klien dalam merencanakan tindakan. Rencana

tindakan yang akan diberikan hanya 1 yang paling aktual sesuai diagnosa yang

muncul yaitu Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah. Rencana tindakan

keperawatan pada klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah

menurut Kemenkes RI (2012) yaitu Strategi Pelaksanaan 1 Identifikasi

pandangan/ penilaian klien tentang diri sendiri dan pengaruhnya terhadap

hubungan dengan orang lain, harapan yang belum terpenuhi, mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, membantu klien menilai

kemampuan yang masih dapat dilakukan, membuat daftar kegiatan yang dapat

dilakukan saat ini, membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih

sesuai dengan kemampuan klien, melatih klien sesuai dengan kemampuan yang

dipilih dan menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Strategi Pelaksanaan 2 mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah,

memvalidasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama yang telah

dilatih, mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, membantu pasien

memilih kegiatan kedua yang telah dilatih, melatih kegiatan kedua (alat dan

cara), dan memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan. Strategi

Pelaksanaan 3 mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, memvalidasi

kemampuan melakukan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan

berikan pujian, menegvaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua,

membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih, melatih kegiatan ketiga

dan memasukkan jadwal kegiatan untuk latihan. Strategi Pelaksanaan 4

105
mengevaluasi data harga diri rendah, memvalidasi kemampuan melakukan

kegiatan pertama, kedua dan ketiga, mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan

pertama, kedua dan ketiga, membantu pasien memilih kegiatan keempat yang

akan dilatih, melatih kegiatan keempat dan memasukan pada jadwal kegiatan

untuk latihan.

Sedangkan rencana tindakan keperawatan pada keluarga menurut Suhron

(2017) yaitu Strategi Pelaksanaan 1 yaitu mendiskusikan masalah yang

dirasakan keluarga dalam merawat klien harga diri rendah, menjelaskan

pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta proses

terjadinya, menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri rendah,

memberikan pujian terhadap semua hal positif yang dimiliki klien, melatih

keluarga memberi tanggung jawab kegiatan yang dipilih klien, menganjurkan

kepada keluarga untuk membantu klien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

Strategi Pelaksanaan 2 mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi

gejala harga diri rendah, memvalidasi kemampuan keluarga dalam

membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dipilih, mengevaluasi

manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama

keluarga melatih pasien melakukan kegiatan kedua yang dipilih, menganjurkan

pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

Strategi Pelaksanaan 3 mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi

gejala harga diri rendah, memvalidasi kemampuan keluarga dalam

membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih, mengevaluasi

manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama

keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih, menganjurkan

106
pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

Strategi Pelaksanaan 4 mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi

gejala harga diri rendah, memvalidasi kemampuan keluarga dalam

membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih, mengevaluasi

manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama

keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih, menganjurkan

pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

Pada kasus Ny. E dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah intervensi

yang diberikan mengacu pada teori intervensi keperawatan klien dengan

gangguan konsep diri: harga diri rendah, pada proses intervensi ini penulis tidak

menemukan kesenjangan.

4.2.4 Pelaksanaan (Implementasi)

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dan keluarga sesuai

dengan rencana yang telah direncanakan sesuai dengan teori, seperti pada klien

yaitu Strategi Pelaksanaan 1 Identifikasi pandangan/ penilaian klien tentang diri

sendiri dan pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan yang

belum terpenuhi, mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan,

membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini, membantu klien

menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien,

melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih dan menganjurkan klien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Strategi Pelaksanaan 2

mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, memvalidasi kemampuan

107
pasien melakukan kegiatan pertama yang telah dilatih, mengevaluasi manfaat

melakukan kegiatan pertama, membantu pasien memilih kegiatan kedua yang

telah dilatih, melatih kegiatan kedua (alat dan cara), dan memasukkan pada

jadwal kegiatan untuk latihan. Strategi Pelaksanaan 3 mengevaluasi tanda dan

gejala harga diri rendah, memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama

dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian, menegvaluasi manfaat

melakukan kegiatan pertama dan kedua, membantu pasien memilih kegiatan

yang akan dilatih, melatih kegiatan ketiga dan memasukkan jadwal kegiatan

untuk latihan. Strategi Pelaksanaan 4 mengevaluasi data harga diri rendah,

memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga,

mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga,

membantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih, melatih

kegiatan keempat dan memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan.

Sedangkan rencana tindakan keperawatan pada keluarga menurut Suhron

(2017) yaitu Strategi Pelaksanaan 1 yaitu mendiskusikan masalah yang

dirasakan keluarga dalam merawat klien harga diri rendah, menjelaskan

pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta proses

terjadinya, menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri rendah,

memberikan pujian terhadap semua hal positif yang dimiliki klien, melatih

keluarga memberi tanggung jawab kegiatan yang dipilih klien, menganjurkan

kepada keluarga untuk membantu klien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

Strategi Pelaksanaan 2 mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi

gejala harga diri rendah, memvalidasi kemampuan keluarga dalam

membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dipilih, mengevaluasi

108
manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama

keluarga melatih pasien melakukan kegiatan kedua yang dipilih, menganjurkan

pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

Strategi Pelaksanaan 3 mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi

gejala harga diri rendah, memvalidasi kemampuan keluarga dalam

membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih, mengevaluasi

manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama

keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih, menganjurkan

pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

Strategi Pelaksanaan 4 mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi

gejala harga diri rendah, memvalidasi kemampuan keluarga dalam

membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang telah dilatih, mengevaluasi

manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama

keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih, menganjurkan

pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.

Tidak ada kesenjangan yang terjadi dalam proses implementasi ini karena

klien dan keluarga kooperatif dalam melakukan tindakan.

4.2.5 Evaluasi

Setelah melakukan implementasi keperawatan selama 4 hari

terhitung dari tanggal 1 agustus 2021 sampai 4 agustus 2021, masalah

keperawatan harga diri rendah pada Ny. E dapat teratasi pada tanggal 4

Juli 2021 didapatkan hasil sebagai berikut :

109
1. Klien mampu menilai dirinya sendiri dan pengaruhnya terhadap

hubungan dengan lingkungan dan menyebutkan harapan yang

belum terpenuhi

2. Klien mampu menyebutkan kemampuan yang dimilikinya

3. Klien mampu membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan

(merapihkan tempat tidur, mencuci piring, berdandan dan

menyapu).

4. Klien mampu melakukan kegiatan yang telah dipilih

5. Klien mampu merapihkan tempat tidur, mencuci piring, menyapu

dan menggambar secara mandiri

Untuk keluarga:

1. Keluarga mampu menyebutkan masalah yang dirasakan saat

merawat klien

2. Keluarga memahami pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya

harga diri rendah dan bagaimana cara merawat klien dengan harga

diri rendah

3. Keluarga memberikan pujian kepada klien terhadap apa yang telah

klien lakukan

4. Keluarga memberikan tanggung jawab pada klien yaitu menjaga

warung

5. Keluarga mampu membantu klien saat mengalami kesulitan

110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan uraian dari BAB terdahulu tentang Asuhan

Keperawatan pada Ny. E dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

maka penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan yaitu:

5.1.1 Pengkajian Keperawatan

Pada tahap Pengkajian penulis tidak menemukan banyak hambatan

karena klien dan keluarga sangat kooperatif dan cukup terbuka sehingga

penulis dengan mudah dapat memperoleh informasi data. Keluarga sudah

mengetahui bahwa Ny. E mengalami Harga Diri Rendah dan sering

melakukan kontrol ke RSUD SYAMSUDI SH

Dari beberapa tanda dan gejala yang disebutkan mengenai klien

dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah, terdapat kesenjangan

antara konsep teori dan studi kasus yang dilakukan pada data klien dengan

Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah pada konsep teori ditemukan

bahwa klien mencederai diri, tetapi pada studi kasus, klien sudah tidak

mencederai diri sendiri.

Dalam menganalisa masalah, penulis tidak menemukan kesulitan

karena dalam proses pengkajian sudah nampak dari data objektif yang

mendukung terhadap masalah keperawatan yang muncul kemudian

didukung oleh data subjektif.

Berdasarkan perumusan masalah yang didapat, maka dilakukan

urutan prioritas masalah, yaitu Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah,

111
Menarik Diri: Isolasi Sosial. Sehingga untuk perumusan intervensi atau

perencanaan dan pelaksaanaan intervensi keperawatan diambil urutan

prioritas yang utama yaitu Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Pada Diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara konsep

teori dengan studi kasus dilapangan, pada konsep teori ditemukan diagnosa

keperawatan pada klien dengan Gangguan Konsep Diri; Harga Diri Rendah

yaitu Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial: Menarik

Diri dan Gangguan Persepsi: Halusinasi, sedangkan pada studi kasus

dilapangan hanya ditemukan 2 diagnosa keperawatan yang disebutkan pada

konsep teori yaitu Gangguan Konsep Diri; Harga Diri Rendah dan Isolasi

Sosial: Menarik Diri.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Pelaksanaan intervensi keperawatan pada Diagnosa Gangguan

Konsep Diri: Harga Diri Rendah sesuai dengan konsep teori yakni pada

Klien dan Keluarga. Untuk Strategi pelaksanaan Klien ada 4 strategi yang

ke 1 yaitu pengkajian dan latihan kegiatan pertama, yang ke 2 yaitu latihan

kegiatan ke 2, yang ke 3 yaitu latihan kegiatan ke 3 dan yang ke 4 yaitu

latihan kegiatan ke 4. Untuk Strategi Pelaksanaan Keluarg pun dibagi

menjadi 4 yang pertama yaitu mengenal masalah harga diri rendah dan

latihan cara merawat (melatih kegiatan pertama), yang ke 2 latihan cara

merawat/ membimbing melakukan kegiatan kedua, yang ke 3 latihan cara

merawat/ membimbing melakukan kegiatan ketiga, yang ke 4 latihan cara

merawat/ membimbing melakukan kegiatan keempat.

112
5.1.4 Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan dilakukan selama 3 hari dengan rencana yang

telah ditetapkan sesuai diagnosa keperawatan yang muncul yaitu Gangguan

Konsep Diri: Harga Diri Rendah mulai dari Klien Strategi Pelaksanaan 1

sampai Strategi Pelaksanaan 4, dan pada Keluarga mulai dari Strategi

Pelaksanaan 1 sampai Strategi Pelaksanaan 4. Tidak terdapat kesenjangan

yang terjadi dalam proses implementasi karena klien dan keluarga

kooperatif dalam melakukan tindakan, tetapi sedikit ada hambatan dalam

proses implementasi karena klien dan keluarga sambil menjaga warung.

5.1.5 Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan Strategi Pelaksanaan dapat dicapai

setelah melakukan implementasi keperawatan pada klien dan keluarga.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Diharapkan mampu mengembangkan asuhan keperawatan jiwa lebih

lanjut berdasarkan subjek yang berbeda serta faktor lain yang dapat

mempercepat proses penyembuhan. Penulis selanjutnya harus dapat

membina hubungan saling percaya dengan klien agar tercapainya

komunikasi terapeutik yang baik.

5.2.2 Bagi Klien dan Keluarga

Diharapkan bagi Ny.E dengan diagnosa Gangguan konsep diri : Harga

diri rendah dapat melakukan serta menerapkan cara-cara yang telah

dipelajari yaitu SP 1 sampai SP 4 klien. Kemudian bagi keluarga hendaknya

113
memberikan dukungan kepada klien karena keluarga sangat berperan

penting dalam membantu proses penyembuhan.

114
DAFTAR PUSAKA

Abdul Muhith 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa teori dan aplikasi. Yogyakarta:
ANDI
Akemat., Helena,N.,Keliat,B.A.,Nurhaeni,H. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas: CMHN (BASIC COURSE). Jakarta: EGC
Damaiyanti .2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung; Refika Aditama.
Direja, A. S. (2011) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha
Medika.
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Keliat, Budi Anna, dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. CMHN
(basic course). Jakarta : EGC
Kesehatan Mental Emosional. Riskesdas 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018). Jakarta Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan
Kirana. (2018). Gambaran Kemampuan Interaksi Sosial Pasien Isolasi Sosial
Setelah Pemberian Social Skill Therapy di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol 13, No 1, Hal 18.
Marmono, Lisva Dewi (2018) Penerapan Latihan Mindfulness Dengan Cara
Mengenal Kemampuan Diri Sendiri Pada Klien Harga Diri Rendah di
Instalasi Pelayanan Jiwa Terpadu Ruang Nakula Rumah Sakit Umum
Daerah Banyumas. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Nursito, Ebnu Hangga (2012) Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan
Gangguan Isolasi Sosial: Menarik Diri di Ruang Maespati Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Videbeck, S.L (2014). Psychatric Mental Health Nursing .6 th Ed.China:Wolters
Kluwer Jurnal.unusa.ac.id>article>downlo ad
Cahyaningsih, Nasution. 2019. Skizofrenia Hebefrenik. Majority. Volume 8 No1.
Dermawan, Deden, Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Devy, Agesta Eka Ariyana, 2017, ,,Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien
Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Penglihatan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika, Jombang

115
Eddy, Fetiara Nur’annisa Erfa, Septa, Angraini. 2017. Diagnosis dan Tata Laksana
Skizofrenia Hebefrenik Putus Obat dengan Longorrhea. Medula Unila.
Volume 7 no 3.
Febrina, Riska, 2018, ,,Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Keluarga Dengan Harga
Diri Rendah Kronis Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang, Jurusan
Keperawatan, POLTEKKES Kemenkes Padang, Padang
Fitria. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP Dan SP). Jakarta: Salemba
Medika
Jayanti, Indri, Fellianti, Muzdalifah. 2013. Internalisasi Stigma & Harga Diri Pada
Orang Dengan Skizofrenia. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi.
Volume 2 No 1.
Maulana, Indra, dkk. 2019. Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan
Pengetahuan Masyarakat tentang Masalah Kesehatan Jiwa di Lingkungan
Sekitarnya. MKK. Volume 2 No 2.
Meryana. 2017, ,,Upaya Meningkatkan Harga Diri Dengan Kegiatan Positif Pada
Pasien Harga Diri Rendah, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Sukoharjo
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET (Penerbit ANDI)
Paramita, 2019, ,,Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. E Yang Mengalami
Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah Di Ruang
Palm Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan, Fakultas
keperawatan, Akademi Keperawatan Mappaoudang Makassar, Makassar
Profil Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2017
Pusat dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
Reynaldi, Garry, 2016, ,,Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan
Harga Diri Rendah Di RSUD Arif Zainudin Surakarta, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukoharjo

116
Rosmawati, Nina, 2017, ,,Asuhan Keperawatan Pada Tn. U Dengan Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah Akibat Skizofrenia Di Ruang Tanjung
BLUD Rumah Sakit Umum Kota Banjar, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kota Ciamis, Ciamis
Sembiring, Citra Anggreini. 2011, ,,Skizofrenia Hebefrenik, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatra Utara. Medan
Sasmita, Heppi, keliat, Budiharto. 2010. Peningkatan Kemampuan Kognitif Dan
Perilaku Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah Melalui Cognitive
Behaviorur Therapy. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 13 No 1.
Satria, Kevin Dimas, 2019, ,, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri
Rendah Dengan Penerapan Terapi Menulis Kemampuan Positif Di Instalasi
Pelayanan Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Fakultas
ilmu kesehatan UMP, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Banyumas
Sutejo. 2016. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS
Wahyuningsih, Etika, 2018, ,,Asuhan Keperawatan Skizofrenia Pada Ny. T Dan
Ny. Y Dengan Focus Studi Harga Diri Rendah Di RSJ Prof. DR. Soerojo
Magelang, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, Semarang
Widianti, Efri, Keliat, Wardhani. 2017. Aplikasi Terapi Spesialis Keperawatan
Jiwa Pada Pasien Skizofrenia Dengan Harga Diri Rendah Kronis Di RSMM
Jawa Barat. Vol 3 No 1.
Wuryaningsih, dkk. 2018. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa 1. Jember: UPT
Percetakan & Penerbitan Universitas Jember
Yudhantara, D. Surya, Istiqomah. 2018. Sinopsis Skizofrenia Untuk Mahasiswa
Kedokteran. Malang: UB Press
Yunita, Rizka, dkk. 2020. Psikoterapi Self Group Pada Keluarga Pasien
Skizofrenia.

121
lAMPIRAN

BUKTI PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

122
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Pembimbing Utama
Nama : Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep., M.Kes
Pembimbing Pendamping
Nama : Lukman Hidayat. S.Kp
Dengan ini memberitahukan bahwa mahasiswa bimbingan kami :
Nama :Fikri Maulana
Nim : 32722001D18043
Judul KTI : “Asuhan Keperawatan Pada Ny.E Dengan Gangguan konsep
diri : Harga diri rendah di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran
Kabupaten Sukabumi”

Telah disetujui untuk melaksanakan studi kasus di Babakan Pamoyanan Desa


Selawangi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi

Mengetahui
Pembimbing Utama Pembimbing
Pendamping

Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep., M.Kes Lukman Hidayat.


S.Kp

NIDN: 8837420016 NIP :


197810282010011010

123
FORMULIR PERSETUJUAN
( INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Tn E
Alamat : Kp Puncak Tugu rt01/01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran
Kabupaten Sukabumi
Sudah mendengarkan dari penelitian ini dan menyatakan bersedia istrinya menjadi
menjadi partisipan sukarela dan tanpa paksaan dari penelitian :

Nama : Fikri Maulana

Instansi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.E Dengan Gangguan konsep diri :
Harga diri rendah di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten
Sukabumi”

Sukabumi 28 Juli 2021

Mengetahui

Penulis Partisipan

Fikri Maulana Tn E

124
LEMBAR MONITORING KONSULTASI PEMBIMBING UTAMA
Nama Pembimbing : Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep., M.Kes
MATERI YANG SCRENSHO
N
HARI/TGL DIKONSULKA SARAN PEMBIMBING OT
O
N BIMBINGAN
Selasa, 23 Pengajuan Judul ACC Judul
Maret 2021

1.

Rabu, 21 BAB I dan BAB 1. Di latar belakang


II
April 2021 jangan ada paragraf
yang hanya 2atau3
baris , cari di
internet data
terbaru keswa who,
Riskesdas
a) jabar dan Kota
Sukabumi.
2. jika Isolasi sosial
2.
tidak segera
ditangani apa
dampak nya shg
sebagai alasan knp
ambil kasus
tersebut
3. Pakai halaman dan
baca cermati
panduan kti yg dari
prodi

125
4. di bab 2 jgn ada
balet 2
penulisannya yg
benar
5. SP klien dan
keluaga coba cari
untuk bab 2
6. Di bab 3 jgn ada
nama pasien kan
ini masih proposal
7. Waktu pengelolaan
kasus lihat panduan
buku sumber 10 th
terakhir
Senin, 28 BAB II 1. Coba cari buku kep
April 2021
jiwa yg tahun terbaru
terkait isolasi sosial
agar bab 2 nya jelas
3.
2. Tambahkan terutama
yg SP nya
3. Yang tidak sesuai
buang
Minggu, 2 BAB II dan BAB 1. Apakah bab 3 sudah
Mei 2021 III
sesuai panduan?
2. Lengkapi kata
pengantar, daftar isi

4. ,dan daftar lampiran


dll nya
3. Ketemu ga buku yang
ada SP 2 nya isolasi
sosial ' menarik diri

126
Selasa, 18 BAB 1 dan BAB 1. Judul coba lihat
Mei 2021 II panduan
2. Riskesdas harus
yang terbaru
3. Di latar belakang
spt apa dampak
kalau tidak di
tangani
4. Kenapa di tujuan
sudah ada nama
klien? Kan ini
proposal
5. Kenapa di bab 2
5.
masih ada Tuk 2
nya dan buku
sumber 10 th
terakhir
6. SP di isolasi sosial
ada berapa? Coba
cari yang benar
7. Coba minta ke
teman 2 yang sama
judul nya
8. Bab 3 belum
dibaca ya

Kamis, 20 BAB II dan BAB 1. coba cek judul yg


Mei 2021 II ada di cover, tujuan
umum dan di bab 3
baca lagi sama ga?
6. harus konsisten ya
2. lengkapi kata
pengantar daftar isi
dan daftar lampiran
2 dll

127
3. Kenapa di hal 23
ada strategi
komunikasi nya ya
4. Coba lihat konsep
nya di buku nya
seperti apa
Rabu, 9 Juni BAB I, BAB II 1. Daftar isi dan di
2021 dan BAB III yang lainnya
manfaat untuk
klien dan keluarga
hilangkan
2. Dikonsep dasar
isolasi sosialnya
harus lengkap ada
rentang respon dan
7.
lain lain nya
3. Diproses
keperawatan ada 5
tahap, kenapa
hilang 1
4. Daftar lampiran
nya mana dan apa
saja isi lampiran
nya
Kamis, 10 1. Penjelasan gambar
Juni 2021 tentang respon bisa
dimasukan yah
2. Di latar belakang
8. yang paragraph
akhir kenapa
pengetikan nya
rapat yah

Selasa, 15 BAB I-III 1. Sempro


Juni 2021

128
Sabtu, 7 BAB IV dan V 1. Dikonsep diri
Agustus diagnosa HDR
2021 2. Pemfis tidak usah
diurai
3. Disetiap pengkajian
status mental
10.
jelaskan
4. Komunikasi
terapeutik masukan
saat melakukan SP
5. Pembahasannya
yang tajam
Selasa, 10 BAB IV 1. Tambah komter di
Agustus implementasinya
2021

11.

Rabu, 11 BAB IV dan V 1. Dipembahasan


Agustus secara teori seperti
2021 apa dan di kasus
seperti apa lalu
12. dibahas
2. Tidak ada saran
buat STIKES

Kamis, 12 BAB IV 1. Keterbatasan


Agustus hilangkan
2021 2. Acc sidang

14.

129
Sukabumi, 23 Mei 2021

Menyetujui

Pembimbing Utama

Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep.,


M.Kes
NIDN. 8837420016

130
LEMBAR MONITORING KONSULTASI PEMBIMBING PENDAMPING

Prodi : Diploma III Keperawatan


Nama Mahasiswa : Fikri Maulana
NIM : 32722001D18043
Nama Pembimbing : Lukman Hidayat. S.Kp
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.E Dengan Gangguan konsep
diri : Harga diri rendah di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi

MATERI
SCRENSHO
N HARI/TG YANG
SARAN PEMBIMBING OT
O L DIKONSULK
BIMBINGAN
AN
Sabtu, 20 Pengajuan judul ACC judul
Maret
1.
2021

Sabtu, 27 BAB I 1. BAB I betulkan latar


Maret belakangnya
2021
2.

131
3. Selasa, 30 BAB I 1. Jangan mengambil
Maret sumber dari berita, cara
2021 penulisan internet,
jangan langsung ke
isolasi sosial, referensi
10 tahun

4 Senin, 12 BAB I dan BAB 1. Teruskan ke bab 3


II
April 2021 2. Kirim ke email

5 Kamis, 15 BAB I, BAB II, 1. Pengetikan betulkan


dan BAB III
April 2021 2. Penggunaan huruf

6 Sabtu, 17 Pengajuan Acc pembimbing 2


proposal KTI
april 2021

7 Kamis, 12 BAB IV dan V Acc Pemb 2


Agustus
2021

Sukabumi, 4 Agustus 2021

Pembimbing Pendamping

Lukman Hidayat. S.Kp


NIP : 197810282010011010

132
Dokumentasi pada saat pengkajian hari pertama sampai terakhir.

133

Anda mungkin juga menyukai