E DENGAN
GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI
RT01/RW01 DESA PABUARAN KECAMATAN PABUARAN
KABUPATEN SUKABUMI
Oleh
FIKRI MAULANA
32722001D18043
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah Pada
Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
Oleh
FIKRI MAULANA
32722001D18043
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
“Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah Di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi”
Mengetahui,
Fikri Maulana
NIM. 32722001D18043
Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah Di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten
Sukabumi
X + 121 Halaman, V Bab + 5 Tabel +2 Bagan + 5 Lampiran + 3 Gambar
Karya tulis ilmiah ini dilatar belakangi oleh penderita ganguan jiwa Harga
diri rendah di lingkungan rumah di Di Puncak tugu Rt01/Rw01 Desa Pabuaran
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Sukabumi. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah agar penulis mampu melaksanakan Asuhan keperawatan secara langsung
dan komprehensif dengan metode deskriptif melalui pendekatan proses
keperawatan.
Harga diri rendah yaitu perasaan tidak berarti, rendah diri dan tidak
berharga berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap kemampuan diri
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu
shalawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi besar yakni Nabi
Muhammad SAW.
yang diberikan oleh Allah SWT serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Sukabumi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maupun isi karya tulis ilmiah
ini jauh dari kata baik dan apabila terdapat banyak kekuragan pada karya tulis
ilmiah ini, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang
penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang dapat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Tetapi
berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, akhirnya proposal ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak
terimakasih kepada :
i
1) Bpk. H. Iwan Permana, S.KM., S.Kep, M.Kep selaku ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sukabumi.
2) Ibu Susilawati, S.Kp, M.Kep selaku ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.
3) Ibu Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep., M.Kes selaku pembimbing 1, yang
telah berkenan memberikan masukan, kritik dan meluangkan waktunya
untuk memberi arahan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
4) Bpk. Lukman Hidayat. S.Kp selaku pembimbing II yang juga berkenan
memberikan masukan, kritik dan meluangkan waktunya untuk
mengarahkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5) Seluruh dosen dan karyawan di Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sukabumi.
6) Kedua orang tua yang telah mendukung sepenuhnya kepada penulis, baik
secara moral maupun material, semoga Allah SWT tetap melindunginya
setiap saat.
7) Rekan-rekan mahasiswa tingkat tiga yang selama tiga tahun ini bersama-
sama dalam suka maupun duka selama menempuh pendidikan keperawatan
ini.
8) Serta semua pihak yang telah turut ambil dalam memberikan dukunga, baik
moral maupun material. Sehingga terlaksananya laporan penelitian ini.
Harapan penulis, semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap semoga proposal
penelitian ini bisa bermanfaat untuk semua khususnya bagi penulis sendiri dan
umumnya untuk mendapat ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan.
Fikri Maulana
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
iii
2.2.5 Evaluasi .................................................................................................. 31
iv
4.2.2 Diagnosa.................................................................................. 104
v
DAFTAR TABEL
4.2 Strategi Pelaksanaan (SP Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Renda....69
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
kettika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan
hidup serta dapat menerima orang lain sebagaimana harusnya serta mempunyai
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Kesehatan jiwa adalah kondisi
dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan konstribusi untuk
bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan
jumlah menjadi 7 permil rumah tangga. Artinya per 1000 rumah tangga terdapat 7
rumah tangga dengan ODGJ, sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar 450 ribu
1
Prevalensi yang mengalami gangguan jiwa berat seperti
sebesar 7 permil. Dari jumlah tersebut yang berobat sebanyak 84,9% namun 51,1%
nya dari yang berobat mengaku tidak rutin minum obat, dengan alasan: sudah
merasa sehat (36,1%), tidak rutin berobat (33,7%), tidak mampu beli obat rutin
sampai dengan pertengahan tahun 2020 ini terdapat sekitar 3.458 penderita
gangguan jiwa atau dikenal dengan istilah ODGJ, penderita gangguan kejiwaan
Data gangguan jiwa berat sebesar 0,17%, atau sekitar 1,1 juta orang atau
berkomunikasi, gangguan realita (halusinasi dan waham), afek tumpul atau tidak
dan gejala negatif (Videback 2014). Sebagian besar gejala negatif pada pasien
dengan skizofrenia dapat berupa isolasi sosial yang membuat penderita menarik diri
ditemukan yaitu gangguan harga diri rendah yang banyak dijumpai pada pasien
2
Harga diri rendah yaitu perasaan negatif pada diri sendiri meliputi
kehilangan rasa percaya diri, tidak berguna, tidak berharga, pesimis, rasa tidak
berdaya, rasa tidak adanya harapan dan rasa putus asa (Nurafif & Kusuma, 2015
Harga diri rendah muncul ketika menurunnya fungsi sosial dan ketika
dihargai teman, orang dewasa atau orang usia dibawahnya, perhatian kurang,
dikucilkan dan tak dilibatkan dalam kondisi maupun kegiatan apapun sehingga
gangguan dalam interaksi sosial, perubahan penampilan peran, menarik diri dari
mencelakai diri sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitarnya (Keliat, 2011
penanganan yang cepat serta tepat agar tidak terjadi gangguan interaksi sosial,
Sukabumi”
3
1.2 Rumusan Masalah
4
e. Mampu mengevaluasi dari tindakan asuhan keperawatan jiwa baik
pada pasien Ny.E dengan gangguan Konsep diri : Harga diri rendah
kasus
penyusunan penelitian
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami ganguan jiwa Harga diri
rendah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Harga diri rendah yakni perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
hilangnya rasa percaya diri, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak
mempunyai harapan dan rasa putus asa (Nurafif & Kusuma, 2015 dalam
Paramita, 2019).
Menurut Muhith (2015) tanda dan gejala dari gangguan harga diri rendah
adalah:
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, misalnya ini tidak akan terjadi jika saya
sendiri.
3. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
4. Gangguan hubungan social, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
6
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
1. Perkembangan individu
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang
gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain, anak
mengalami kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang
yang dekat atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu
Sikap orang tua yang terlalu mengatur dan mengontrol, membuat anak merasa
tidak berguna
Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak
untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standar yang tidak dapat
dicapai, seperti cita- cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis yang pada
dan akhirnya percaya diri akan hilang. Gangguan fisik dan mental dapat
7
membuat individu dan keluarga merasa rendah diri. System keluarga yang
tidak berfungsi.
1. Faktor biologis
neurotransmitter.
2. Faktor psikologis
seperti:
8
f. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
k. Riwayat institusional seperti penjara, panti asuha, panti wreda dan rumah
sakit jiwa
3. Faktor perkembangan
Individu juga dapat menjadi faktor resiko harga diri rendah meliputi:
9
Berkaitan dengan proses penuaan, pernikahan dan peran baru sebagai orang
tua
penilaian pasien.
2.1.4 Etiologi
dalam konsep diri seseorang (Nurafif & Kusuma, 2015 dalam Paramita, 2019)
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan individu
1) Sikap orang tua yang terlalu protecting, anak merasa tidak berguna, orang
tua atau orang terdekat terlalu sering mengkritik dan sering merevidasikan
individu
3) Kurang pujian dan pengakuan dari orang tua dan orang- orang terdekat
4) Adanya penolakan dari orang tua, menyebabkan anak merasa tidak dicintai
dampaknya anak gagal mencintai diri sendiri dan gagal mencintai orang lain
10
b. Ideal diri
3) Anak dapar menghakimi dirinya sendiri dan hilang rasa percaya diri
2. Faktor presipitasi
Yakni stressor pencetus dari munculnya harga diri rendah ditimbulkan dari
a. Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga keluarga
trauma umumnya akan mengubah arti trauma tersebut dan kopingnya adalah
3. Perilaku
a. Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah, karena harga diri rendah
kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai evaluasi diri yang
11
2.1.5 Tanda dan Gejala Gangguan Harga Diri Rendah
Menurut Muhith (2015) tanda dan gejala dari gangguan harga diri
rendah adalah:
8. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, misalnya ini tidak akan terjadi
10. Gangguan hubungan social, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
12. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan
12
2.1.6 Psikopatologi
Faktor predisposisi
Trauma ketegangan
peran sosial
Penilaian stresor
Sumber koping
Integritas ego
Mekanisme koping
13
Rentang Respon
Keterangan:
1. Respon adaptif
2. Respon maladaptif
3. Aktualisasi diri
pengalaman sukses.
perwujudan dirinya
14
5. Harga diri rendah
yang harmonis
7. Dipersonalisasi
menjadi dua yakni data subjektif yaitu data yang diperoleh yang
proses wawancara dan data objektif yaitu data yang diperoleh dari hasil
1. Identitas
15
Meliputi nama, usia, informan, jenis kelamin, tanggal pengkajian
2. Alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Fisik
5. Psikososial
a. Genogram 3 generasi
b. Konsep diri
1) Gambaran diri
2) Identitas
3) Peran
16
4) Ideal diri
5) Harga diri
c. Hubungan sosial
d. Spiritual
2) Kegiatan ibadah
6. Status mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
e. Afek
17
f. Interaksi selama wawancara
g. Persepsi
h. Proses pikir
i. Isi pikir
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
m. Kemampuan penilaian
a. Makan
b. BAB/ BAK
c. Mandi
d. Berpakaian/ berhias
18
e. Istirahat dan tidur
f. Penggunaan obat
g. Pemeliharaan kesehatan
8. Mekanisme koping
keperawatan.
10. Pengetahuan
19
Pohon masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah, 2012
Analisa Masalah
20
5. Mengkritik diri
sendiri Gangguan Konsep
6. Perasaan tidak Diri: Harga diri
mampu rendah
Data Objektif:
1. Merusak diri
sendiri
2. Merusak orang
lain
3. Ekspresi malu
4. Menarik diri dari
hubungan sosial
5. Tampak mudah
tersinggung
6. Tidak mau
makan dan tidak
tidur.
2 Data Subjektif: Malu bertemu Isolasi sosial:
1. Mengungkapkan dengan orang lain Menarik diri
enggan
berbicara
dengan orang Tidak ada kontak
lain mata
2. Klien
mengatakan
malu bertemu Kurangnya
dan berhadapan keterampilan
dengan orang berhubungan sosial
lain
21
suara- suara atau Persepsi pikiran
kegaduhan untuk perilaku yang
2. Klien tidak biasa secara
mengatakan menonjol
mendengar
suara- suara
yang mengajak Bicara senyum
bercakap- cakap sendiri
3. Klien
mengatakan
mendengar suara Tidak dapat
menyuruh membedakan nyata
melakukan dan tidak nyata
sesuatu yang
berbahaya
4. Klien Perubahan persepsi:
mengatakan halusinasi
melihat
bayangan, sinar,
bentuk
geometris,
bentuk kartun,
melihat hantu
atau monster
5. Klien
mengatakan
mencium bau-
bauan seperti
bau darah, bau
urin, feses,
kadang bau itu
menyenangkan
6. Klien
mengatakan
merasakan rasa
seperti darah,
urin atau feses
7. Klien
mengatakan
merasakan takut
atau senang
dengan
halusinasinya
Data Objektif:
1. Bicara atau
tertawa sendiri
22
2. Marah- marah
tanpa sebab
3. Mengarahkan
telinga kearah
tertentu
4. Menutup telinga
5. Menunjuk-
nunjuk kearah
tertentu
6. Ketakutan pada
sesuatu yang
tidak jelas
7. Mencium
sesuatu seperti
sedang membaui
bau- bauan
tertentu
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
11. Menggaruk-
garuk
permukaan kulit
23
2.2.3 Intervensi Keperawatan
24
2) Memvalidasi kemampuan 1) Mengevaluasi kemampuan
pasien melakukan kegiatan keluarga mengidentifikasi
pertama yang telah dilatih gejala harga diri rendah
3) Mengevaluasi manfaat 2) Memvalidasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama keluarga dalam
4) Membantu pasien memilih membimbing pasien
kegiatan kedua yang telah melaksanakan kegiatan
dilatih yang telah dipilih
5) Melatih kegiatan kedua (alat 3) Mengevaluasi manfaat yang
dan cara) dirasakan keluarga dalam
6) Memasukkan pada jadwal merawat dan berikan pujian
kegiatan untuk latihan: dua 4) Bersama keluarga melatih
kegiatan, masing- masing dua pasien melakukan kegiatan
kali perhari kedua yang dipilih
5) Menganjurkan pada
keluarga untuk membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
SP 3: latihan kegiatan ketiga SP 3: latihan cara merawat/
1) Mengevaluasi tanda dan membimbing melakukan
gejala harga diri rendah kegiatan ketiga
2) Memvalidasi kemampuan 1) Mengevaluasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama keluarga mengidentifikasi
dan kedua yang telah dilatih gejala harga diri rendah
dan berikan pujian 2) Memvalidasi kemampuan
3) Menegvaluasi manfaat keluarga dalam
melakukan kegiatan pertama membimbing pasien
dan kedua melaksanakan kegiatan
4) Membantu pasien memilih yang telah dilatih
kegiatan yang akan dilatih 3) Mengevaluasi manfaat yang
5) Melatih kegiatan ketiga (alat dirasakan keluarga dalam
dan cara) merawat dan berikan pujian
6) Memasukkan jadwal 4) Bersama keluarga melatih
kegiatan untuk latihan: tiga pasien melakukan kegiatan
kegiatan, masing- masing dua ketiga yang dipilih
kali per hari 5) Menganjurkan pada
keluarga untuk membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
SP 4: latihan kegiatan keempat SP 4: latih cara merawat/
1) Mengevaluasi data harga diri membimbing melakukan
rendah kegiatan keempat
2) Memvalidasi kemampuan 1) Mengevaluasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama, keluarga mengidentifikasi
kedua dan ketiga gejala harga diri rendah
3) Mengevaluasi manfaat 2) Memvalidasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama, keluarga dalam
kedua dan ketiga membimbing pasien
25
4) Membantu pasien memilih melaksanakan kegiatan
kegiatan keempat yang akan yang telah dilatih
dilatih 3) Mengevaluasi manfaat yang
5) Melatih kegiatan keempat dirasakan keluarga dalam
(alat dan cara) merawat dan berikan pujian
6) Memasukan pada jadwal 4) Bersama keluarga melatih
kegiatan untuk latihan: empat pasien melakukan kegiatan
kegiatan masing- masing dua ketiga yang dipilih
kali perhari 5) Menganjurkan pada
keluarga untuk membantu
pasien sesuai jadwal dan
berikan pujian
berbeda dengan rencana (Direja, 2011 dalam Halifah, 2016). Hal itu
membahayakan klien dan perawat jika tindakan berakibat fatal dan juga
dahulu apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oeh klien
saat ini (here and now). Perawat juga perlu menilai diri sendiri, apakah
klien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta
26
yang diharapkan dari klien. Kemudian dokumentasikan semua tindakan
2.2.5 Evaluasi
27
BAB III
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, studi kasus
sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat serta dipelajari
Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah “Asuhan Keperawatan
Pada Ny. E Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Rt01/Rw01
yang menjadi fokus studi kasus. Sesuai dengan judul yaitu Asuhan Keperawatan
penelitian, oleh karena itu peneliti sangat perlu memberikan batasan istilah yang
40
2. Harga diri rendah adalah perasaan adalah perasaan tidak berharga, tidak
berdaya dan tidak berarti akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri dalam waktu lama dan terus menerus (SDKI, 2016 dalam
Subjek pengelolaan kasus ini adalah satu orang pasien dengan gangguan
3.5.1 Wawancara : Berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek
tanda-tanda vital.
41
3.5.3 Studi Dokumentasi : Studi berkaitan dengan perkembangan Kesehatan
peneliti ( karena peneliti menjadi instrument utama ), uji keabsahan data dilakukan
menggunakan triangulasi dari tiga sumber utama yaitu klien, perawat, dan keluarga
pengumpulan data, sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan
rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti
dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi
42
3.7.1 Pengumpulan Data
hasilnya ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk
Data hasil dari wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan dijadikan
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan, maupun teks
dari klien.
3.7.4 Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
43
3.8 Etik Pengelolaan Kasus
penelitian.
Bila penelitian menyangkut data pribadi, Kesehatan dan data lain yang
44
BAB 4
4.1 Hasil
Nama : Ny. E
Umur : 56 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Menikah
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny. E
45
Umur : 56 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status : Menikah
b. Alasan Masuk
oleh ayah, ibu dan saudara saudara nya, merasa ayah dan ibunya
lebih sayang pada adik bungsu nya, merasa tidak berarti ketika
46
d. Riwayat Penyakit Dahulu (Faktor Predisposisi)
Ya
Tidak
a) Riwayat Trauma
1. Aniaya
- - - -
fisik
2. Aniaya
- - - -
seksual
3. Penolakan - - - -
4. Kekerasan
dalam - - - -
keluarga
5. Tindakan
- - - -
kriminal
Diagnosa Keperawatan: -
47
berlebihan. Saat dikaji klien sudah tidak memiliki
Diagnosa Keperawatan: -
berarti.
tumbuh kembang)
Ya
Tidak
Jika ya Jelaskan: -
Diagnosa Keperawatan: -
Diagnosa Keperawatan: -
48
hasilnya: no 1 dan no 2
gangguan jiwa?
Ada
Tidak
Jika ada: -
Hubungan keluarga: -
Gejala: -
Riwayat pengobatan: -
Diagnosa Keperawatan: -
1) Genogram:
Keterangan:
: Laki- laki
49
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis keturunan
Jelaskan:
bekerja.
2) Konsep Diri
a) Citra tubuh:
b) Identitas:
c) Peran:
50
suami yang dia sayangi dan mempunyai 3 orang anak.
d) Ideal diri:
e) Harga diri:
3) Hubungan Sosial
hubungan sosial
51
4) Spiritual
b) Kegiatan ibadah
Diagnosa Keperawatan: -
f. Pemeriksaan fisik
3) Tanda-Tanda Vital
TD : 120/ 80 mmHg
N : 77 x/ menit
S : 36,5°C
RR : 20 x/ menit
4) Ukur:
BB : 48 Kg
TB : 145 cm
g. Status mental
1) Penampilan
52
Jelaskan:
mata.
2) Pembicaraan:
Kelambatan:
Hipokinesia, hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stuporkatatonik
Fleksibilitas serea
Peningkatan:
Hiperkinesia, hiperaktifitas
Stereotipi
53
Mannarism
Katapleksi
Tik
Ekhopraxia
Commandautomatism
Grimace
Otomatisma
Negativisme
Reaksikonversi
Tremor
Verbigerasi
Kompulsif: sebutkan…………
4) Mood danAfek
a) Mood
Depresi
Khawatir
Ketakutan
Anhedonia
Euforia
Kesepian
54
Lain lain
b) Afek
Sesuai
Tidak sesuai
Labil
5) Interaksi SelamaWawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Defensif
Mudah tersinggung
Curiga
6) Persepsi Sensorik
a) Halusinasi
55
Pendengaran
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
Ada
Tidak ada
keperawatan
7) Proses Pikir
mengeluarkan informasi
Koheren
Inkoheren
Sirkumtansial
Asosiasi longgar
Tangensial
Flight of Idea
Blocking
56
Perseverasi
Logorhoe
Neologisme
Clang Association
Afasia
Lain- lain…
Jelaskan:
diam.
Isi Pikir
Obsesif
Ekstasi
Waham:
Agama
Somatik/ hipokondria
Kebesaran
Kejar /curiga
Nihilistik
Dosa
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
57
Fantasi
Alienasi
Preokupasi
Pesimisme
Pikiran magis
Pikiran curiga
Fobia, sebutkan……
Lain lain:
c) Bentuk pikir:
Realistik
Nonrealistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
58
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
8) Kesadaran (kualitas)
Jelaskan: -
Meninggi
Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
9) Memori
bulan)
sampai 15 menit)
a) Konsentrasi
59
Mudah beralih
b) Berhitung
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
logika.
tekanan dari nenek nya dan stress gara gara suaminya tidak
60
Perawatan kesehatan
Transportasi
Tempat tinggal
a) Perawatan diri
1. Mandi
secara mandiri.
3. Makan
botol ukuran 1,5 liter per hari kadang kurang dari itu.
61
keperawatan
b) Nutrisi
keperawatan
c) Tidur
pagi.
2. Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain- lain
62
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah
keperawatan
3. Kemampuan lain-lain
keputusan
Diagnosa Keperawatan: -
Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
63
Jelaskan: Klien mengatakan selalu disemangati oleh
jarang bergaul
i. Mekanisme Koping
dengan pasien)
64
Jelaskan: Tidak ada masalah dengan pekerjaan, karena
kesehatan
k. Aspek pengetahuan
Penatalaksanaan
Sistem pendukung
Lain-lain, jelaskan
Faktor presipitasi
l. Aspek Medis
65
Axis I: -
Axis II: -
Axis III: -
Axis IV: -
Axis V: -
2) Terapi Medis
a) Hexymer
b) Risperidone
c) Cepezet
m. Analisa Data
Data Objektif:
1. Klien berbicara pelan
2. Klien tidak ada kontak
mata
3. Klien tampak menolak
melakukan interaksi
4. TTV
a. TD: 120/ 80 mmHg
b. RR: 22x/ menit
66
c. N: 77x/ menit
d. Suhu: 36,5°C
2 Data Subjektif:
1. Klien mengatakan selalu
berfikri bahwa dirinya tidak
lebih baik dari saudara
saudaranya
2. Klien bahwa dirinya tidak
diterima oleh siapapun.
2. Diagnosa Keperawatan
f. Pohon Masalah
Gambar 4.1 Pohon Masalah
67
4.1.4 Perencanaan (Intervensi)
Nama : Ny. E
Usia : 56 Tahun
Tabel 4.2 Strategi Pelaksanaan Pada pasien Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Strategi Pelaksanaan (SP) Pada Pasien Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Pasien Keluarga
SP 1: pengkajian dan latihan kegiatan pertama SP 1: mengenal masalah harga diri rendah dan latihan
1) Identifikasi pandangan/ penilaian klien tentang diri cara merawat (melatih kegiatan pertama)
sendiri dan pengaruhnya terhadap hubungan dengan 1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga
orang lain, harapan yang belum terpenuhi dalam merawat klien harga diri rendah
2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang 2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri
dimiliki klien rendah yang dialami klien beserta proses terjadinya
3) Membantu klien menilai kemampuan yang masih (gunakan boolet)
dapat dilakukan 3) Menjelaskan cara merawat klien dengan harga diri
4) Membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat rendah
ini 4) Memberikan pujian terhadap semua hal positif yang
5) Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dimiliki klien
dilatih sesuai dengan kemampuan klien 5) Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan
6) Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih yang dipilih klien
7) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal 6) Menganjurkan kepada keluarga untuk membantu
kegiatan harian klien sesuai jadwal dan memberikan pujian
68
SP 2: latihan kegiatan kedua SP 2: latihan cara merawat/ membimbing melakukan
1) Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah kegiatan kedua
2) Memvalidasi kemampuan pasien melakukan kegiatan 1) Mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
pertama yang telah dilatih gejala harga diri rendah
3) Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama 2) Memvalidasi kemampuan keluarga dalam
4) Membantu pasien memilih kegiatan kedua yang telah membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
dilatih telah dipilih
5) Melatih kegiatan kedua (alat dan cara) 3) Mengevaluasi manfaat yang dirasakan keluarga
6) Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dalam merawat dan berikan pujian
4) Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan
kedua yang dipilih
5) Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien
sesuai jadwal dan berikan pujian
SP 3: latihan kegiatan ketiga SP 3: latihan cara merawat/ membimbing melakukan
1) Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah kegiatan ketiga
2) Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan 1) Mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan gejala harga diri rendah
pujian 2) Memvalidasi kemampuan keluarga dalam
3) Menegvaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
dan kedua telah dilatih
4) Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih 3) Mengevaluasi manfaat yang dirasakan keluarga
5) Melatih kegiatan ketiga (alat dan cara) dalam merawat dan berikan pujian
6) Memasukkan jadwal kegiatan untuk latihan 4) Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
5) Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien
sesuai jadwal dan berikan pujian
SP 4: latihan kegiatan keempat SP 4: latih cara merawat/ membimbing melakukan
1) Mengevaluasi data harga diri rendah kegiatan keempat
69
2) Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan 1) Mengevaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
pertama, kedua dan ketiga gejala harga diri rendah
3) Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, 2) Memvalidasi kemampuan keluarga dalam
kedua dan ketiga membimbing pasien melaksanakan kegiatan yang
4) Membantu pasien memilih kegiatan keempat yang telah dilatih
akan dilatih 3) Mengevaluasi manfaat yang dirasakan keluarga
5) Melatih kegiatan keempat (alat dan cara) dalam merawat dan berikan pujian
6) Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan 4) Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
5) Menganjurkan pada keluarga untuk membantu pasien
sesuai jadwal dan berikan pujian
70
3. Pelaksanaan (Implementasi)
Nama : Ny. E
Usia : 56 Tahun
71
6) Melatih klien sesuai dengan 6) Klien mengatakan akan
kemampuan yang dipilih mencuci piring
7) Menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian O:
• Klien tampak menunduk
Orientasi • Tidak ada kontak mata
P: “Assalamualaikum ibu • Klien tampak sedikit bisa
perkenalkan nama saya Fikri menjawab pertanyaan
Maulana, ibu bisa panggil saya • Klien tampak lesu
Fikri, saya mahasiswa dari A: Masalah teratasi
STIKes Sukabumi, saya disini P :
yang akan merawat ibi. Nama ib Perawat : Lanjutkan SP 2
siapa?”
K: “ibu E.N”
P: “ibu senengnya dipanggil apa?”
K: “bu E”
P: “Oh baik kalau begitu saya akan
panggil Ibu dengan sebutan Ibu
E ya? “bagaimana perasaan Ibu
hari ini”
K: “Saya malu, saya jarang
bergaul sama orang”
P: “Malu? Malu kenapa ibu. Baik
kalau begitu bagaimana kalau
hari ini kita berbincang-
bincang mengenai kenapa ibu
bisa merasa malu lalu kita lihat
72
kegiatan dan kemampuan apa
saya yang ibu miliki, setelah itu
kita akan pilih kegiatan yang
hari ini bisa kita lakukan.
Bagaimana apakah ibu mau?”
K: “Iya mau”
P: “Kira- kira waktunya mau
berapa menit?15 menit atau 20
menit?”
K: “15 menit”
P: “Baik boleh, tempatnya mau
dimana?”
K: “Disini”
P: “Disini aja? Boleh the”
Kerja
P: “ibu kan tadi bilang katanya ibu
merasa malu ya, kenapa ibu
merasa malu? Apakah ada yang
mengganggu ibu?”
K: “Saya malu, karena sodara saya
lebih sukses dan cantic
disbanding saya”
P: “Oh begitu ya ibu. Kira- kira
kalau begitu mengganggu ibu
ga?”
K: “Iya”
73
P: “Mengganggu ya, lalu harapan
ibu apa yang belum bisa
terpenuhi?”
K: “Saya ingin segera”
P: “Pasti semua orang ingin sehat
ya, yang sedang sakit juga ingin
segera sembuh. nah ibu pasti
punya kemampuan dan kegiatan
yang masih bisa ibu lakukan
sekarang, coba sekarang ibu
sebutkan kemampuan/ kegiatan
yang masih bisa ibu lakukan”
K: “merapihkan tempat tidur, pakai
baju, menyapu, dandan, dan
mencuci piring”
P: “Wah banyak ya ada 4, saya
catat ya. Bagus sekali ya teh ada
merapihkan tempat tidur,
menyapu, dandan, dan mencuci
piring ya bu. Nah dari kelima
kegiatan tadi yang ibu sebutkan,
kegiatan atau kemampuan mana
nih yang bisa ibu kerjakan hari
ini?
K: “cuci piring”
P: “Oh yang nomor4 ya cuci piring,
bagaimana kalau sekarang kita
latihan cuci piring. Coba kita
74
lihat wastafel ibu, masih ada
piring kotor ga? masih ya”.
“Nah jika mau mencuci piring
yang pertama kita lakukan apa
ibu?”
K: “ngebanjur piring dengan air”
P: “Betul ya kita banjur atau siram
dulu piring yang kotor dengan
air, lalu setelah itu ibu bisa
menuangkan sabun cuci piring
nya ke spon setelah itu ibu bisa
mencuci piring nya dengan
spoon yang sudah ada sabun nya
dengan cara menggosok sampe
terasa bersih, sekiranya sudah
terasa bersih ibu bisa membasuh
nya lagi dengan air hingga busa
nya menghilang”.
K: “Saya akan mencuci piring”
P: “ibu sudah mencuci piring
dengan sangat baik ya. Coba ibu
perhatikan sudah lebih bersih
kah dari tadi?”
“Coba ibu lakukan setiap hari
secara mandiri, ibu mau?”
K: “Iyah”
Terminasi
75
P: “Bagaimana perasaannya ibui
setelah tadi kita berbincang-
bincang dan mencuci piring?
K: “biasa aja”
P: “Ternyata kemampuan ibu hebat
ya bisa mencuci piring sampai
bersih dan rapih? ibu bisa
memasukkan dalam jadwal
harian, mau berapa kali ibu
merapihkan tempat tidur?
K: “2 kali, pagi dan sore”
P: “Bagus ya ibu. Besok kita
lakukan kegiatan yang
selanjutnya, ibu masih ingatkan
kegiatan apalagi yang mampu
ibu lakukan.
K: “Iya masih”
P: “Ya bagus merapihkan tempat
tidur, pakai baju, menyapu, dan
dandan. Untuk besok kegiatan
mana yang mau kita latih?”
K: “Besok mau mwmbereskan
tempat tidur sama nyapu”
P: “Oh bagus sekali ibu, besok mau
2 kegiatan yang kita latih? Boleh
P: “Oh mau dandan dan nyapu ya.
Mau jam berapa?
K: “Kaya sekarang aja”
76
P: “Seperti sekarang? Boleh.
Dimana tempatnya? Disini
lagi?”
K: “Iya disini aja”
P: “Boleh teh, mau berapa menit?
K: “20 menit”
P: “Boleh 20 menit ya. Kalau begitu
sekarang saya pamit dulu ya
ibu.Assalamualaikum.”
SP 1 Keluarga: S: Fikri
1) Mendiskusikan masalah yang 1) Keluarga mengatakan Maulana
dirasakan keluarga dalam sering di bandingkan oleh
merawat klien harga diri ibunya
rendah 2) Keluarga mengatakan
2) Menjelaskan pengertian, tanda klien sering ditekan oleh
dan gejala harga diri rendah ibunya agar menyuruh
yang dialami klien beserta suami nya bekerja
proses terjadinya 3) Keluarga mengatakan
3) Menjelaskan cara merawat mengetahui pengertian,
klien dengan harga diri rendah tanda gejala, proses
4) Memberikan pujian terhadap terjadinya dan cara
semua hal positif yang dimiliki merawat klien
klien 4) Keluarga mengatakan
5) Melatih keluarga memberi suka memberikan pujian
tanggung jawab kegiatan yang pada klien
dipilih klien 5) Keluarga mengatakan
6) Menganjurkan kepada selalu membantu klien
keluarga untuk membantu
77
klien sesuai jadwal dan apabila mengalami
memberikan pujian kesulitan
Orientasi O:
P:“Assalamualaikum, perkenalkan 1) Keluarga tampak sedih
nama saya Fikri Maulana, 2) Keluarga tampak paham
bapak bisa panggil saya Fikri, 3) Keluarga klien (bapak)
saya mahasiswi dari STIKes tampak berkaca-kaca
Sukabumi, saya disini yang akan A:
merawat ibu E. ini dengan Masalah teratasi
Bapak siapa?
K: “Bapak E.S” P:
P: “Baik Bapak, Bapak biasanya 1) Perawat: Lanjutkan SP 2
senang dipanggil apa?” keluarga
K: “Bapak E saja”
P: “Oh baik kalau begitu saya akan
panggil Bapak dengan sebutan
Bapak E ya bu?
“Bapak bagaimana keadaan
Bapak hari ini?
K: “Baik alhamduliah”
P: “Wah baik ya, bapak bagaimana
kalau pagi ini kita bercakap-
cakap tentang bagaimana cara
merawat ibu E?
K: “Boleh a”
P: “Kira- kira untuk waktunya
bapak mau berapa menit?”
78
K: “15 menit cukup ga?”
P: “15 menit,cukup pak, baik pak,
untuk tempatnya mau dimana?”
K: “disini aja”
P: “Baik kalau begitu kita
bercakap- cakap disini ya pak
selama 15 menit, baik kalau
begitu kita mulai ya pak”
Kerja
P: “bapak apakah mengetahui
tentang kesehatan ibu E?”
K: “Iya saya tahu, si ibu E teh stress
gara gara saya ga kerja sama
sering di banding bandingin
sama ibunya”
P: “Ya betul pak, ibu E merasa
tidak percaya diri dan sering
merasa adik adiknya lebih
sukses dan cantik di banding
dirinya, ibu E mengalami harga
diri rendah yang ditandai
dengan munculnya pikiran-
pikiran negative terhadap diri
sendiri, gejala yang timbul
biasanya merasa malu, seperti
yang Ibu E rasakan ya pak, lalu
merasa tidak berharga,
79
meremehkan kemampuan diri,
harga diri rendah ini terjadi
akibat dari penilaian terhadap
diri yang salah sehingga lama
kelamaan memunculkan harga
diri rendah, bila keadaannya
terus menerus seperti ini ibu E
akan mengalami hal yang lebih
berat lagi, seperti tidak mau
bertemu dengan orang lain,”
K: “Iya istri saya seperti itu tidak
percaya diri, minder”
P: “Sejauh ini apakah sudah dapat
dipahami bapak apa itu harga
diri rendah, tanda gejalanya dan
proses terjadinya?”
K: “Sudah a, dulu pas saya masih
bekerja ibu nya suka ga banyak
ngomong tapi setelah saya
nganggur 1 tahun setengah ibu
nya Ny E selalu ngomong ke Ny
E untuk menegur saya unruk
bekerja, mungkin karena
tekanan itu juga”
P: “Baik kalau sudah dapat
dimengerti pak. Nah apakah
bapak ada masalah dalam
merawat ibu E?”
80
K: “Itu tadi a karena suka
disbanding bandingin meren
sekarang the jadi seperti itu,
tidak percaya diri, minder”
P: “Ohh. seperti itu ya pak. bapak
apakah tau apa kegiatan atau
kemampuan yang dimiliki ibu
E?”
K: “Dia itu senengnya beberes
sama bersih bersih kaya
menyapu, mencuci piring sama
itu merapihkan tempat tidur”
P: “Yah benar bapak, itu yang
dikatakan oleh ibu E. Ibu E
sudah berlatih Mencuci pirinbg,
juga sudah dibuat jadwal untuk
melakukannya. Untuk itu bapak
bisa mengingatkan ibu untuk
melakukan kegiatan tersebut
sesuai jadwal, tolong dibantu
apabila teteh ada kesulitan dan
jangan lupa untuk memberikan
ibu pujian agar harga dirinya
meningkat.
K: “Saya juga suka puji dia a”
P: “Oh seperti itu pak, bagaimana
kalau kita sekarang memberikan
pujian pada ibu karena sudah
81
mencuci piring dengan
mengatakan wah rajin banget
ibu cuci piring nya bersih, coba
bapak praktekkan”
K: “bisaan eng si ibu cuci piring
jadi bersih sama rapih”
P: “Bagus sekali pak”.
Terminasi
P: “Bagaimana perasaan bapak
setelah percakapan ini?”
dapatkah bapak menjelaskan
kembali apa yang sudah saya
jelaskan tadi mengenai apa itu
harga diri rendah, apa
gejalanya, bagaimana proses
teradinya dan cara
merawatnya”
K: “Harga diri rendah suka merasa
minder, tidak percaya diri,
gejalanya itu tadi a suka minder,
karena salah menilai diri”
P: “Wah bagus sekali bapak dapat
menjelaskan dengan baik. Nah
setiap kali ibu melakukan
kegiatan yang positif tolong
berikan pujian seperti yang tadi.
“bagaimana kalau besok kita
82
bertemu lagi pak, untuk
bercakap- cakap lagi mengenai
kesehatan ibu E, kira- kira
bapak bersedia jam berapa?
K: “Seperti hari ini aja a”
P: “Baik pak, mau berapa menit?”
K: “Samakan saja”
P: “Seperti sekarang, oh boleh
sekali pak, untuk tempatnya mau
dimana bu?”
K: “sama aja a”
P: “Oh, disini ya baik pak kalau
begitu karena sekarang sudah
selesai sebelumnya apakah ada
yang ingin ditanyakan terlebih
dahulu?”
K: “Tidak ada”
P: “Baik kalau begitu saya pamit,
assalamualaikum.”
83
4) Membantu pasien memilih 4) Klien mengatakan ingin
kegiatan kedua yang telah membereskan tempat tidur
dilatih dan menyapu
5) Melatih kegiatan kedua 5) Klien mengatakan lantai
(mencuci piring) jadi bersih setelah di sapu
6) Memasukkan pada jadwal 6) Klien mengatakan
kegiatan untuk latihan kasurnya jadi bersih dan
rapih
SP 3 Klien: 7) Klien mengatakan akan
1) Mengevaluasi tanda dan gejala memasukan dalam
harga diri rendah kegiatan harian
2) Memvalidasi kemampuan
melakukan kegiatan pertama O:
dan kedua yang telah dilatih 1) Kontak mata mulai terjaga
dan berikan pujian 2) Klien tampak tenang
3) Mengevaluasi manfaat 3) Klien tampak menyapu
melakukan kegiatan pertama dan membereskan tempat
dan kedua tidur
4) Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih A:
5) Melatih kegiatan ketiga Masalah teratasi
(menggambar)
6) Memasukkan kedalam jadwal P:
kegiatan untuk latihan 1) Perawat: lanjutkan SP 4
klien
Orientasi Klien: masukkan kegiatan ke 1,
P: “Assalamualaikum, ibu masih 2 dan ke 3 dalam jadwal
ingat dengan saya?” kegiatan harian
84
K: “Masih, A Fikri ya”
P: “Wah bagus sekali bu.”
“Bagaimana perasaan ibu hari
ini apakah masih merasa
malu?”
K: “Sudah lebih baik”
P: “Wah baik sekali ya. Bagaimana
ibu sudah mencoba mencuci
piring kemarin?”
K: “Sudah”
P: “Wah bagus sekali ya sudah bisa.
Nah hari ini sesuai kesepakatan
kita kemarin saya akan melatih
kegiatan yang ke dua dan ke tiga
yaitu membereskan tempat tidur
sama nyapu ya, apakah ibu
sudah siap?”
K: “Siap”
P: “Bagus sekali ibu bersemangat
ya, waktunya mau berapa
menit?
K: “20 menit”
P: “20 menit? Boleh bu, tempatnya
dikamar ya untuk membereskan
tempat tidur? Kalau begitu kita
mulai saja ya?”
Kerja
85
P: “Nah jika mau merapihkan
tempat tidur yang pertama kita
lakukan apa bu?”
K: “Memindahkan semua yang ada
diatas Kasur”
P: “Nah betul sekali seperti itu teteh
bagus sekali. ya kita pindahkan
dulu semua yang ada diatas
Kasur, bantal dan selimutnya.
Bagus lalu diangkat sepreinya,
kita bersihkan dulu permukaan
kasurnya, lalu kita pasangkan
lagi seprei nya dan letakkan
bantal nya, nah sekarang kita
lipat dulu selimutnya agar rapih,
letakkan di ujung Kasur yang
satunya”.
K: “Siap”
P: “Nah karena beresin tempat
tidur sudah selesai, sekarang
kita ke kegiatan yang ke 3 yaitu
nyapu ya bu, teteh sudah siap?
K: “siap”
P: “pertama kita ambil sapu injuk
dulu yah bu, setelah itu ibu bisa
mengayunkan nya kelantai,
ayunkan ke arah luar rumah
86
bersihkan sela sela seperti
bawah Kasur dan belakang
pintu hingga debu dan kotoran
tidak terlihat lagi”
K: “sudah a”
P: “alhamdulialh ternyata ibu bisa
melakukan nya dengan baik
coba saya ingin bertanya
laintainya setelah di sapu
adakah perbedaan nya dengan
tadi sebelum di sapu?
K: “ada a sepertinya lantainya jadi
bersih”
P: “Betul sekali ibu lantai nya
terlihat bersih karena ibu sudah
menyapunya dengan telaten”
Terminasi
P: “Bagaimana perasaannya ibu
setelah tadi kita membereskan
tempat tidur dan menyapu?”
K: “Seneng”
P: “Coba tadi perbedaannya apa
setelah lantai di sapu dan
sebelumnya?”
K: “lantainya jadi bersih ga
debuan”
P: “Betul lantai jadi bersih ya,
setelah membereskan Kasur ibu
87
tau ga perbedaan sebelum
membereskan nya?”
K: “tau a sama ituge jadi keliatan
bersoih sama rapih we ning”
P: “Wah hebat ya. ternyata
kemampuan ibu hebat sekali
bisa membereskan tempat tidur
dan menyapu. ibu juga sudah
mempraktikkan dengan baik. ibu
bisa memasukkan dalam jadwal
harian, mau berapa kali ibu
membereskan tempat tidur dan
menyapu?”
K: “2 kali pagi sama sore”
P: “Bagus ya ibu. Besok kita
lakukan kegiatan yang
selanjutnya, ibu masih ingatkan
kegiatan apalagi yang belum ibu
lakukan?”
K: “dandan ya”
P: “Ya bagus berdandan ya bu yang
belum. Untuk besok kegiatan
yang akan kita latih berdandan
ya bu? Oke bagus sekali ibu,
besok mau jam berapa?”
K: “Kaya sekarang”
P: “Seperti sekarang? Boleh.
Dimana tempatnya?”
88
K: “Disini”
P: “Disini lagi? Boleh bu, mau
berapa menit?”
K: “20 menit lagi”
P: “Boleh 20 menit ya. Kalau begitu
sekarang saya pamit dulu ya bu.
Assalamualaikum.”
Gangguan SP 2 Keluarga: SS: Fikri
konsep diri: 1) Mengevaluasi kemampuan 1) Keluarga mengetahui Maulana
harga diri rendah keluarga mengidentifikasi gejala harga diri rendah
gejala harga diri rendah pada klien
2) Memvalidasi kemampuan 2) Keluarga mengatakan
keluarga dalam membimbing klien bisa melakukan
pasien melaksanakan kegiatan kegiatan yang telah dipilih
yang telah dipilih 3) Keluarga mengatakan
3) Mengevaluasi manfaat yang klien sedikit mandiri
dirasakan keluarga dalam 4) Keluarga mengatakan
merawat dan berikan pujian akan selalu membantu
4) Bersama keluarga melatih klien
pasien melakukan kegiatan
kedua yang dipilih O:
5) Menganjurkan pada keluarga 1) Keluarga tampak sudah
untuk membantu pasien sesuai paham akan gejala harga
jadwal dan berikan pujian diri rendah
2) Keluarga tampak senang
SP 3 Keluarga:
A:
Masalah teratasi
89
1) Mengevaluasi kemampuan
keluarga mengidentifikasi P:
gejala harga diri rendah 1) Perawat: Lanjutkan SP 4
2) Memvalidasi kemampuan keluarga
keluarga dalam membimbing
pasien melaksanakan kegiatan
yang telah dilatih
3) Mengevaluasi manfaat yang
dirasakan keluarga dalam
merawat dan berikan pujian
4) Bersama keluarga melatih
pasien melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
(menggambar)
5) Menganjurkan pada keluarga
untuk membantu pasien sesuai
jadwal dan berikan pujian
Orientasi
P: “Assalamualaikum, bapak masih
ingat dengan saya?”
K: “Masih a Fikri”
P: “Betul sekali pak, ternyata bapak
masih ingat ya. “pak bagaimana
keadaan bapak hari ini?”
K: “Sehat a”
90
P: “Wah baik ya, pak bagaimana
kalau pagi ini kita bercakap-
cakap lagi sesuai kesepakatan
kita kemarin tentang bagaimana
cara merawat ibu E untuk
waktunya yaitu 20 menit
tempatnya disini, bagaimana
apakah bapak sudah siap?
K: “Siap a”
P: “Baik kita mulai ya pak”
Kerja
P: “bapak bagaimana apakah ibu E
masih ada gejala harga diri
rendah? bapak tau gejalanya?
K: “Sudah sedikit lebih baik a, iya
tau a”
P: “Sudah sedikit lebih baik? Wah
bagus sekali ya pak. Untuk
kegiatan yang direncanakan
dalam jadwal bagaimana pak
apakah ibu melakukannya
dengan baik? Apakah ada
kesulitan?
K: “Bisa a mandiri”
P: “Oh baik sekali ya pa kalau ibu
sudah mahir dan mandiri, saat
91
diberikan pujian oleh bapak
bagaimana responnya?”
K: “Seneng keliatan nya a”
P: “Wah bagus sekali ya pak, kira-
kira bagaimana dampaknya
terhadap keluarga?”
K: “si ibu lebih mandiri”
P: “Lebih baik ya pak. Baik pak, nah
pak kan tadi ibu hari ini memilih
dua kegiatan yang akan dilatih
yaitu membereskan tempat tifur
dan menyapu, mari kita lihat
pak, tolong berikan pujian ketika
ibu telah selesai ya pak,
pujiannya seperti kemarin ya
pak”
K: “wah ibu sekarang rajin
membereskan tempat tidur dan
menyapu bapak jadi lebih saying
ke ibu”
P: “Wah baik sekali pak sudah
memberikan pujian dan
mendampingi ibu melakukan
melakukan 2 tindakan ya pak.
K: “ia a”
P: “Nah pak kegiatan tadi
dijadwalkan masuk pada jadwal
kegiatan harian ibu, tolong
92
dibantu ya pak apabila ibu
mengalami kesulitan dan tolong
berikan pujian juga pak”
K: “Iya a saya akan bantu”
Terminasi
P: “Bagaimana perasaan bapak
setelah percakapan ini?”
K: “Seneng seneng a, akhirnya si
ibu bisa melakukan beberapa
tindakan yang positif”
P: “Dapatkah bapak merasakaan
manfaat dari kegiatan ini?”
K: “oh ia atuh a si ibu jadi lebih
mandiri neng”
P: “Baik sekali ya pak” Nah setiap
kali ibu melakukan kegiatan
yang positif tolong berikan
pujian seperti yang tadi pak”
K: “Saya suka puji a”
P: “Bagaimana kalau besok kita
bertemu lagi pak, untuk
bercakap- cakap lagi mengenai
kesehatan Ibu E, kira- kira
bapak bersedia jam berapa?”
K: “Kaya sekarang lagi aja a”
P: “Baik pak, mau berapa menit?
K: “20 menit lagi boleh”
93
P: “20 menit lagi? oh boleh sekali
pak, untuk tempatnya mau
dimana pak?”
K: “Disini”
P: “Oh, disini ya baik pak kalau
begitu karena sekarang sudah
selesai, sebelum saya pamit
apakah ada yang ingin
ditanyakan terlebih dahulu?”
K: “Cukup a, tidak ada”
P: “Baik kalau begitu saya pamit,
assalamualaikum.”
94
6) Memasukan pada jadwal dan menyapu membuat
kegiatan untuk latihan lantai jadi bersih
5) Klien mengatakan ingin
Orientasi berdandan
P: “Assalamualaikum, ibu masih 6) Klien mengatakan akan
ingat dengan saya?” memasukan dalam
K: “Masih, a fikri ya” kegiatannya
P: “Wah bagus sekali bu.” 7) Klien mengatakan dia
“bagaimana perasaan ibu hari lebih percaya diri dan
ini apakah masih malu? mengatakan dirinya cantik
K: “Sudah tidak”
P: “Wah bagus sekali ya bu sudah O:
tidak merasakan minder lagi ya 1) Klien tampak senang
bu. Nah kemarin bagaimana bu 2) Kontak mata terjaga
sudah bisa membereskan tempat 3) Klien tampak berdandan
tidur dan menyapu, dan mencuci
piring? A:
K: “Sudah pagi dan sore” Masalah teratasi
P: “Bagus sekali ibu, ibu sudah
pandai ya. perbedaannya P:
sebelum dan sesudah Pertahankan intervensi
merapihkan tempat tidur,
mencuci piring dan menyapu
apa?”
K: “Piring menjadi bersih, kamar
menjadi rapih dan lantai juga
jadi bersih”
95
P: “Bagus ya, baik kalau begitu
sesuai kesepakatan kita kemarin
ibu akan melatih kegiatan yang
ke empat yaitu berdandan,
apakah ibu sudah siap disini
saya ditemani oleh bapak yah
ibu?”
K: “Siap”
P: “Bagus sekali ibu bersemangat
ya, waktunya mau berapa
menit?
K: “20 menit”
P: “20 menit? Boleh ibu, tempatnya
mau dimana?”
K: “Disini”
P: “Kalau begitu kita mulai saja
ya?”
Kerja
P: “Sebelum berdandan kita harus
menyiapkan alatnya dulu disini
bapa sudah menyiapkan lipstick
kesukaan ibu bedak dan pensil
halis yang selalu ibu pakai dulu
nah pertama tama ibu bisa
memakai bedak nya terlebih
dahulu dengan rapih memakai
spon nya, nah setelah rapih ibu
96
bisa memakai lipstik nya sesuai
selera ibu, lalu yang terakhir ibu
bisa memakai pensil halis
kesukaan ibu
K: “baik a sudah saya terlihat lebih
cantik”
P: “ia ibu, ibu terlihat lebih cantic
sekaranhg.”
Terminasi
P: “Bagaimana perasaannya ibu
setelah tadi ibu berdandan?
perbedaannya apa setelah
berdandan?”
K: “Senang a saya jadi lebih cantic
dan lebih percaya diri”
P: “Betul ibu ibu lebih terlihat
cantic dan pastinya percaya diri,
dan menurut saya skill
berdandan ibu patut di
apresiasi, nah kan sekarang ibu
sudah bisa dandan kira kira ibu
akan melakukan nya berapa kali
sehari?”
K: “1 kali aja a pagi”
P: “Bagus ya bu. Nah ibu bisa
melakukannya setiap hari, jika
ibu mengalami kesulitan
keluarga akan membantu ibu,
97
karena perkembangan ibu sudah
baik ya bu, dipertahankan ya bu,
ibu juga harus jaga kesehatan,
jangan merasa malu lagi ya bu
K: “Iya bu saya sudah tidak malu”
P: “Bagus ya, karena sudah selesai,
sebelum saya pamit apakah ada
yang ingin ditanyakan terlebih
dahulu?”
K: “Tidak ada”
P: “Tidak ada? Baik kalau begitu
saya pamit ya bu,
Assalamualaikum.”
Gangguan SP 4 Keluarga: S: Fikri
konsep diri: 1) Mengevaluasi kemampuan 1) Keluarga mengatakan Maulana
harga diri rendah keluarga mengidentifikasi mengetahui gejala harga
gejala harga diri rendah diri rendah
2) Memvalidasi kemampuan 2) Keluarga mengatakan
keluarga dalam membimbing klien sudah bisa
pasien melaksanakan kegiatan melakukan kegiatan yang
yang telah dilatih dipilih
3) Mengevaluasi manfaat yang 3) Keluarga mengatakan
dirasakan keluarga dalam klien lebih mandiri
merawat dan berikan pujian 4) Keluarga mengatakan
4) Bersama keluarga melatih akan selalu membantu
pasien melakukan kegiatan klien
keempat yang dipilih
O:
98
5) Menganjurkan pada keluarga 1) Keluarga tampak senang
untuk membantu pasien sesuai
jadwal dan berikan pujian A:
Masalah teratasi
Orientasi P:
P: “Assalamualaikum, pak masih Pertahankan intervensi
ingat dengan saya?’
K: “ingat a masih”
P: “bapak bagaimana keadaan
bapak hari ini?”
K: “Sehat alhamdulillah”
P: “Wah baik ya, bapak bagaimana
kalau pagi ini kita bercakap-
cakap lagi sesuai kesepakatan
kita kemarin tentang bagaimana
cara merawat ibu E untuk
waktunya 20 menit bapak sesuai
kesepakatan kemarin, tempatnya
disini, bagaimana apakah bapak
sudah siap?”
K: “Siap a”
P: “Baik kita mulai ya bu”
Kerja
P: “bapak bagaimana apakah
masih ada gejala harga diri
99
rendah pada ibu? bapak tahu
gejalanya?”
K: “Tau a, Sudah membaik”
P: “Sudah membaik ya pak? Wah
bagus sekali ya pak. Untuk
kegiatan yang direncanakan
dalam jadwal bagaimana pak
apakah ibu melakukannya
dengan baik, mencuci piring dan
menyapu merapihkan tempat
tidur dengan baik? Apakah ada
kesulitan?
K: “Sudah mandiri a”
P: “Oh baik sekali ya bu kalau ibu
sudah bisa, saat diberikan
pujian oleh bapak bagaimana
responnya?”
K: “Sangat senang”
P: “Sangat senang ya pak. Manfaat
yang dirasakan keluarga apa
pak?”
K: “Lebih baik lebih mandiri”
P: “Lebih baik ya pak. Baik pak, nah
bapak kan tadi ibu hari ini
melatih kegiatan berdandan,
tolong berikan pujian ketika ibu
telah selesai ya pak, pujiannya
seperti kemarin ya pak”
100
K: “ibu hebat ibu terampil terlihat
lebih cantic, bapak jadi tambah
cinta ke ibu”
P: “Wah baik sekali pak sudah
memberikan pujian dan
mendampingi ibu berdandan,
tenyata ibu cukup terampil saat
berdandan ya. Nah pak kegiatan
tadi dijadwalkan masuk pada
jadwal kegiatan harian ibu,
tolong dibantu ya pak apabila
ibu mengalami kesulitan dan
tolong berikan pujian juga.
K: “Iya a”
Terminasi
P: “Bagaimana perasaan bapak
setelah percakapan ini?”
dapatkah bapak meraskaan
manfaat dari kegiatan ini?”
K: “Senang a, si ibu lebih mandiri”
P: “Baik sekali ya pak. Nah setiap
kali ibu melakukan kegiatan
yang positif tolong berikan
pujian seperti yang tadi pak.
Saya melihat perkembangan ibu
dari hari kehari sangat baik ya
pak, tolong berikan tanggung
101
jawab pada ibu agar ibu merasa
berguna, dan jangan lupa untuk
memberikan pujian”
K: “Baik a”
P: “Baik pak kalau begitu tolong
dipertahankan supaya ibu lebih
percaya diri, karena sekarang
sudah selesai, sebelum saya
pamit apakah ada yang ingin
ditanyakan dulu?”
K: “Tidak ada a”
P: “Baik kalau begitu saya pamit,
assalamualaikum.”
102
4.2 Pembahasan
konsep diri : Harga diri rendah di. Jl.Puncak Tugu RT 01/ RW 01 Desa Pabuaran
antara teori dengan kasus dilapangan yang ditemukan oleh penulis selama
pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa pada Ny. E dengan ganguan konsep diri
4.2.1 Pengkajian
pemeriksaan fisik.
dirinya, tidak bisa seperti saudara yang lainnya yang sukses dan cantik,
lalu klien merasa tidak diperhatikan oleh ayah dan ibunya, klien juga
103
merasa semua anggota keluarganya tidak memperhatikan klien, dan
orang tuanya lebih sayang pada adik bungsunya serta klien tampak
Berikut beberapa tanda dan gejala harga diri rendah yang sudah
3) Perasaan malu
4) Ingin sendiri
Hal ini sudah sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan pada BAB
sebelumnya.
4.2.2 Diagnosa
Harga diri rendah sesuai dengan teori yang sudah dibahas pada BAB
3. Halusinasi
ke diagnosa tersebut.
104
4.2.3 Perencanaan (Intervensi)
tindakan yang akan diberikan hanya 1 yang paling aktual sesuai diagnosa yang
muncul yaitu Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah. Rencana tindakan
keperawatan pada klien dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, membantu klien menilai
kemampuan yang masih dapat dilakukan, membuat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini, membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan klien, melatih klien sesuai dengan kemampuan yang
memilih kegiatan kedua yang telah dilatih, melatih kegiatan kedua (alat dan
kemampuan melakukan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan
membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih, melatih kegiatan ketiga
105
mengevaluasi data harga diri rendah, memvalidasi kemampuan melakukan
pertama, kedua dan ketiga, membantu pasien memilih kegiatan keempat yang
akan dilatih, melatih kegiatan keempat dan memasukan pada jadwal kegiatan
untuk latihan.
pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta proses
memberikan pujian terhadap semua hal positif yang dimiliki klien, melatih
kepada keluarga untuk membantu klien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama
pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama
106
pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama
pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
Pada kasus Ny. E dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah intervensi
gangguan konsep diri: harga diri rendah, pada proses intervensi ini penulis tidak
menemukan kesenjangan.
dengan rencana yang telah direncanakan sesuai dengan teori, seperti pada klien
sendiri dan pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan yang
membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini, membantu klien
melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih dan menganjurkan klien
107
pasien melakukan kegiatan pertama yang telah dilatih, mengevaluasi manfaat
telah dilatih, melatih kegiatan kedua (alat dan cara), dan memasukkan pada
dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian, menegvaluasi manfaat
yang akan dilatih, melatih kegiatan ketiga dan memasukkan jadwal kegiatan
pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami klien beserta proses
memberikan pujian terhadap semua hal positif yang dimiliki klien, melatih
kepada keluarga untuk membantu klien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
108
manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama
pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama
pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat dan berikan pujian, bersama
pada keluarga untuk membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian.
Tidak ada kesenjangan yang terjadi dalam proses implementasi ini karena
4.2.5 Evaluasi
keperawatan harga diri rendah pada Ny. E dapat teratasi pada tanggal 4
109
1. Klien mampu menilai dirinya sendiri dan pengaruhnya terhadap
belum terpenuhi
menyapu).
Untuk keluarga:
merawat klien
harga diri rendah dan bagaimana cara merawat klien dengan harga
diri rendah
klien lakukan
warung
110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Keperawatan pada Ny. E dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
karena klien dan keluarga sangat kooperatif dan cukup terbuka sehingga
antara konsep teori dan studi kasus yang dilakukan pada data klien dengan
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah pada konsep teori ditemukan
bahwa klien mencederai diri, tetapi pada studi kasus, klien sudah tidak
karena dalam proses pengkajian sudah nampak dari data objektif yang
urutan prioritas masalah, yaitu Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah,
111
Menarik Diri: Isolasi Sosial. Sehingga untuk perumusan intervensi atau
prioritas yang utama yaitu Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah.
teori dengan studi kasus dilapangan, pada konsep teori ditemukan diagnosa
keperawatan pada klien dengan Gangguan Konsep Diri; Harga Diri Rendah
yaitu Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial: Menarik
konsep teori yaitu Gangguan Konsep Diri; Harga Diri Rendah dan Isolasi
Konsep Diri: Harga Diri Rendah sesuai dengan konsep teori yakni pada
Klien dan Keluarga. Untuk Strategi pelaksanaan Klien ada 4 strategi yang
menjadi 4 yang pertama yaitu mengenal masalah harga diri rendah dan
112
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah mulai dari Klien Strategi Pelaksanaan 1
5.1.5 Evaluasi
5.2 Saran
lanjut berdasarkan subjek yang berbeda serta faktor lain yang dapat
113
memberikan dukungan kepada klien karena keluarga sangat berperan
114
DAFTAR PUSAKA
Abdul Muhith 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa teori dan aplikasi. Yogyakarta:
ANDI
Akemat., Helena,N.,Keliat,B.A.,Nurhaeni,H. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas: CMHN (BASIC COURSE). Jakarta: EGC
Damaiyanti .2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung; Refika Aditama.
Direja, A. S. (2011) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha
Medika.
Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Keliat, Budi Anna, dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. CMHN
(basic course). Jakarta : EGC
Kesehatan Mental Emosional. Riskesdas 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2018). Jakarta Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan
Kirana. (2018). Gambaran Kemampuan Interaksi Sosial Pasien Isolasi Sosial
Setelah Pemberian Social Skill Therapy di Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, Vol 13, No 1, Hal 18.
Marmono, Lisva Dewi (2018) Penerapan Latihan Mindfulness Dengan Cara
Mengenal Kemampuan Diri Sendiri Pada Klien Harga Diri Rendah di
Instalasi Pelayanan Jiwa Terpadu Ruang Nakula Rumah Sakit Umum
Daerah Banyumas. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Nursito, Ebnu Hangga (2012) Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S Dengan
Gangguan Isolasi Sosial: Menarik Diri di Ruang Maespati Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Videbeck, S.L (2014). Psychatric Mental Health Nursing .6 th Ed.China:Wolters
Kluwer Jurnal.unusa.ac.id>article>downlo ad
Cahyaningsih, Nasution. 2019. Skizofrenia Hebefrenik. Majority. Volume 8 No1.
Dermawan, Deden, Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Devy, Agesta Eka Ariyana, 2017, ,,Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien
Skizofrenia Paranoid Dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Penglihatan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika, Jombang
115
Eddy, Fetiara Nur’annisa Erfa, Septa, Angraini. 2017. Diagnosis dan Tata Laksana
Skizofrenia Hebefrenik Putus Obat dengan Longorrhea. Medula Unila.
Volume 7 no 3.
Febrina, Riska, 2018, ,,Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Keluarga Dengan Harga
Diri Rendah Kronis Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang, Jurusan
Keperawatan, POLTEKKES Kemenkes Padang, Padang
Fitria. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP Dan SP). Jakarta: Salemba
Medika
Jayanti, Indri, Fellianti, Muzdalifah. 2013. Internalisasi Stigma & Harga Diri Pada
Orang Dengan Skizofrenia. Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi.
Volume 2 No 1.
Maulana, Indra, dkk. 2019. Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan
Pengetahuan Masyarakat tentang Masalah Kesehatan Jiwa di Lingkungan
Sekitarnya. MKK. Volume 2 No 2.
Meryana. 2017, ,,Upaya Meningkatkan Harga Diri Dengan Kegiatan Positif Pada
Pasien Harga Diri Rendah, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Sukoharjo
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: CV ANDI OFFSET (Penerbit ANDI)
Paramita, 2019, ,,Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. E Yang Mengalami
Skizofrenia Dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah Di Ruang
Palm Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan, Fakultas
keperawatan, Akademi Keperawatan Mappaoudang Makassar, Makassar
Profil Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2017
Pusat dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
Reynaldi, Garry, 2016, ,,Upaya Peningkatan Aktualisasi Diri Pada Klien Dengan
Harga Diri Rendah Di RSUD Arif Zainudin Surakarta, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukoharjo
116
Rosmawati, Nina, 2017, ,,Asuhan Keperawatan Pada Tn. U Dengan Gangguan
Konsep Diri: Harga Diri Rendah Akibat Skizofrenia Di Ruang Tanjung
BLUD Rumah Sakit Umum Kota Banjar, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kota Ciamis, Ciamis
Sembiring, Citra Anggreini. 2011, ,,Skizofrenia Hebefrenik, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatra Utara. Medan
Sasmita, Heppi, keliat, Budiharto. 2010. Peningkatan Kemampuan Kognitif Dan
Perilaku Pada Klien Dengan Harga Diri Rendah Melalui Cognitive
Behaviorur Therapy. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 13 No 1.
Satria, Kevin Dimas, 2019, ,, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri
Rendah Dengan Penerapan Terapi Menulis Kemampuan Positif Di Instalasi
Pelayanan Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Fakultas
ilmu kesehatan UMP, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Banyumas
Sutejo. 2016. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS
Wahyuningsih, Etika, 2018, ,,Asuhan Keperawatan Skizofrenia Pada Ny. T Dan
Ny. Y Dengan Focus Studi Harga Diri Rendah Di RSJ Prof. DR. Soerojo
Magelang, Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang, Semarang
Widianti, Efri, Keliat, Wardhani. 2017. Aplikasi Terapi Spesialis Keperawatan
Jiwa Pada Pasien Skizofrenia Dengan Harga Diri Rendah Kronis Di RSMM
Jawa Barat. Vol 3 No 1.
Wuryaningsih, dkk. 2018. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa 1. Jember: UPT
Percetakan & Penerbitan Universitas Jember
Yudhantara, D. Surya, Istiqomah. 2018. Sinopsis Skizofrenia Untuk Mahasiswa
Kedokteran. Malang: UB Press
Yunita, Rizka, dkk. 2020. Psikoterapi Self Group Pada Keluarga Pasien
Skizofrenia.
121
lAMPIRAN
122
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Pembimbing Utama
Nama : Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep., M.Kes
Pembimbing Pendamping
Nama : Lukman Hidayat. S.Kp
Dengan ini memberitahukan bahwa mahasiswa bimbingan kami :
Nama :Fikri Maulana
Nim : 32722001D18043
Judul KTI : “Asuhan Keperawatan Pada Ny.E Dengan Gangguan konsep
diri : Harga diri rendah di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran
Kabupaten Sukabumi”
Mengetahui
Pembimbing Utama Pembimbing
Pendamping
123
FORMULIR PERSETUJUAN
( INFORMED CONSENT)
Dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.E Dengan Gangguan konsep diri :
Harga diri rendah di Rt01/Rw01 Desa Pabuaran Kecamatan Pabuaran Kabupaten
Sukabumi”
Mengetahui
Penulis Partisipan
Fikri Maulana Tn E
124
LEMBAR MONITORING KONSULTASI PEMBIMBING UTAMA
Nama Pembimbing : Woro Rahmanishati, S.Pd., S.Kep., M.Kes
MATERI YANG SCRENSHO
N
HARI/TGL DIKONSULKA SARAN PEMBIMBING OT
O
N BIMBINGAN
Selasa, 23 Pengajuan Judul ACC Judul
Maret 2021
1.
125
4. di bab 2 jgn ada
balet 2
penulisannya yg
benar
5. SP klien dan
keluaga coba cari
untuk bab 2
6. Di bab 3 jgn ada
nama pasien kan
ini masih proposal
7. Waktu pengelolaan
kasus lihat panduan
buku sumber 10 th
terakhir
Senin, 28 BAB II 1. Coba cari buku kep
April 2021
jiwa yg tahun terbaru
terkait isolasi sosial
agar bab 2 nya jelas
3.
2. Tambahkan terutama
yg SP nya
3. Yang tidak sesuai
buang
Minggu, 2 BAB II dan BAB 1. Apakah bab 3 sudah
Mei 2021 III
sesuai panduan?
2. Lengkapi kata
pengantar, daftar isi
126
Selasa, 18 BAB 1 dan BAB 1. Judul coba lihat
Mei 2021 II panduan
2. Riskesdas harus
yang terbaru
3. Di latar belakang
spt apa dampak
kalau tidak di
tangani
4. Kenapa di tujuan
sudah ada nama
klien? Kan ini
proposal
5. Kenapa di bab 2
5.
masih ada Tuk 2
nya dan buku
sumber 10 th
terakhir
6. SP di isolasi sosial
ada berapa? Coba
cari yang benar
7. Coba minta ke
teman 2 yang sama
judul nya
8. Bab 3 belum
dibaca ya
127
3. Kenapa di hal 23
ada strategi
komunikasi nya ya
4. Coba lihat konsep
nya di buku nya
seperti apa
Rabu, 9 Juni BAB I, BAB II 1. Daftar isi dan di
2021 dan BAB III yang lainnya
manfaat untuk
klien dan keluarga
hilangkan
2. Dikonsep dasar
isolasi sosialnya
harus lengkap ada
rentang respon dan
7.
lain lain nya
3. Diproses
keperawatan ada 5
tahap, kenapa
hilang 1
4. Daftar lampiran
nya mana dan apa
saja isi lampiran
nya
Kamis, 10 1. Penjelasan gambar
Juni 2021 tentang respon bisa
dimasukan yah
2. Di latar belakang
8. yang paragraph
akhir kenapa
pengetikan nya
rapat yah
128
Sabtu, 7 BAB IV dan V 1. Dikonsep diri
Agustus diagnosa HDR
2021 2. Pemfis tidak usah
diurai
3. Disetiap pengkajian
status mental
10.
jelaskan
4. Komunikasi
terapeutik masukan
saat melakukan SP
5. Pembahasannya
yang tajam
Selasa, 10 BAB IV 1. Tambah komter di
Agustus implementasinya
2021
11.
14.
129
Sukabumi, 23 Mei 2021
Menyetujui
Pembimbing Utama
130
LEMBAR MONITORING KONSULTASI PEMBIMBING PENDAMPING
MATERI
SCRENSHO
N HARI/TG YANG
SARAN PEMBIMBING OT
O L DIKONSULK
BIMBINGAN
AN
Sabtu, 20 Pengajuan judul ACC judul
Maret
1.
2021
131
3. Selasa, 30 BAB I 1. Jangan mengambil
Maret sumber dari berita, cara
2021 penulisan internet,
jangan langsung ke
isolasi sosial, referensi
10 tahun
Pembimbing Pendamping
132
Dokumentasi pada saat pengkajian hari pertama sampai terakhir.
133