Anda di halaman 1dari 100

KARYA ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT PADA


IBU HAMIL DI RUANG DRUPADI VK RSUD JOMBANG

Oleh :

IMRO’ATUL MUTAFIAH
NIM : 7422029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2022

i
KARYA ILMIAH AKHIR

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT PADA


IBU HAMIL DI RUANG DRUPADI VK RSUD JOMBANG

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Praktek Senior

Oleh :

IMRO’ATUL MUTAFIAH
NIM : 7422029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2022

ii
iii
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Karya lmiah Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan

belum pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai

jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi manapun

Jombang, ………………….

Yang Menyatakan

Imro’atul Mutafiah

NIM: 7422029

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal oleh : Imro’atul Mutafiah

Judul : Asuhan Keperawatan Dengan Preeklamsi Berat Pada Ibu Hamil


Di Ruang Drupadi Vk Rsud Jombang

Telah Disetujui Untuk Diajukan Dihadapan Dewan Penguji Karya Ilmiah

Disetujui Oleh :

Pembimbing

Zulfa Khusniyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,M.Pd.I

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Uji Karya Ilmiah Pada

Program Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum

Pada Tanggal :…................................ 2022

Mengesahkan :

Tim Penguji Tanda Tangan

Ketua : Mukhoirotin, S.Kep. Ns.,M. Kep (……………………)

Anggota I : (……………………)

Anggota II : Zulfa Khusniyah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,M.Pd.I (……………………)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners

Mukhammad Rajin, S.Kep,Ners.,M.Kes


NIPY : 11 010901 031

v
MOTTO
JANGAN PERNAH MENYERAH SEMUANYA BUTUH WAKTU

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT dengan
terselesaikan KaryaIlmiah Akhir ini. KaryaIlmiah Akhir ini saya persembahkan
kepada:
1. Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat sehat, kesabaran,

dan keikhlasan atas Takdir-Mu saya bisa berpikir, berilmu, dan beriman.

Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal masa depanku dalam

meraih cita-cita yang diinginkan.

2. Orang tua saya, bapak ibu terima kasih atas segala kasih sayang yang tiada

batas, terimakasih atas segala dukungan, ridho yang telah diberikan kepada

saya yang mana tidak bisa saya balas hanya dengan selembar kertas yang

bertuliskan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal buat bapak

dan ibu bahagia

3. Ibu Pembimbing saya, Ibu Zulfa Khusniyah, S.Kep, Ners., M.Kep., MPdI

yang telah membimbing saya sampai terselesaikan Karya Ilmiah Akhir ini.

4. Bapak/Ibu dosen Profesi Ners yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi serta berbagi ilmu kepada saya selama duduk dalam bangku

kuliah.

5. Semua temanku angkatan 2022 Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu

Kesehatan Unipdu yang selalu membantu dalam rangka penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

vii
6. Untuk para sahabat saya yang selalu mendukung atau menyemangati saya

dalam mengerjakan Karya I lmiah Akhir Ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan ridlo-

Nya, sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah penilitian ini dengan judul:

“Asuhan Keperawatan Dengan Preeklamsia Berat Pada Ibu Hamil

Di Ruang Drupadi Vk Rsud Jombang Rumah Sakit Umum Daerah Jombang

(RSUD Jombang) ”. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Syarat

Praktika Senior. Mengingat dalam membuat Karya Ilmiah ini tidak dapat lepas

dari berbagai pihak yang membantu dalam memberi dorongan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan

terimakasih yang kepada:

1. Prof. DR. H. Ahmad Zahro, MA. selaku Rektor Universitas Pesantren

Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.

2. Pujiani, S.Kep., Ners., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.

3. Mukhammad Rajin, S.Kep,Ners.,M.Kes selaku Kaprodi Profesi Ners

4. Zulfa Khusniyah. S.Kep., Ners., M.Kep., M.PdI selaku Pembimbing yang

telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan karya ilmiah

ini.

5. Kedua Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memotivasi dan

membantu baik material maupun spiritual.

viii
6. Semua pihak yang telah mendukung atas memfasilitasi penyusunan skripsi

ini.

7. Semua temanku angkatan 2017 Program Studi Profesi Ners Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU yang selalu membantu

dalam rangka penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karenanya penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya pembaca umumnya.

Jombang,

Penulis

ix
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CVA ICH
DI RUANG ABIMANYU RSUD JOMBANG

STUDI KASUS

1
Imro’atul Mutafiah, 2 Zulfa Khusniyah, S.Kep, NS., M.Kep.,M.PdI
1
Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang
abu54693@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional otak


akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran darah ke otak karena
perdarahan (stroke hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala
dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh
dengan cacat,atau kematian. Tujuan: Mahasiswa mampu menerapkan asuhan
keperawatan dengan CVA ICH di ruang Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah
Jombang. Metodologi : Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus.
Studi kasus yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien CVA ICH di ruang
Abimanyu RSUD JOMBANG. Kesimpulan : Berdasarkan data tersebut menurut
peneliti dari hasil evaluasi keperawatan, dari pasien 1,2 dan 3 menunjukkan
kemajuan yang signifikan karena pada hari ketiga pasien 1 sudah mulai sadar,
sedangkan pada hari kedua pada pasien 2 dan 3 mengatakan kelemahan anggota
gerak berkurang sehingga pasien bisa melakukan ROM pasif.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan, CVA ICH atau stroke Perdarahan.

x
NURSING CARE IN PATIENTS WITH CVA ICH IN THE ABIMANYU
ROOM OF JOMBANG HOSPITAL

CASE STUDIES
1.) Imroatul Mutafiah, S.Kep
1.) Mahasiawa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu

Email: imuttafiah00@gmail.com

Abstract

Background: Stroke is an acute focal or global brain functional disorder caused

by obstruction of blood flow to the brain due to bleeding (hemorrhagic stroke) or

blockage (ischemic stroke) with symptoms and signs according to the part of the

brain affected, which can recover completely, heal with disability, or Dead.

Objective: Students are able to apply nursing care with CVA ICH in the

Abhimanyu room of the Jombang Regional General Hospital. Methodology: The

research design used is a case study. The case study that is the subject of this

research is to explore the problem of nursing care for CVA ICH clients in the

Abimanyu room of JOMBANG Hospital. Conclusion: Based on these data,

according to the researchers from the results of the nursing evaluation, patients 1,

2 and 3 showed significant progress because on the third day patient 1 had started

to wake up, while on the second day, patients 2 and 3 said the weakness of the

limbs was reduced so that the patient could perform pasive ROM.

Keywords: Nursing care, CVA ICH or stroke Bleeding

xi
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN..................................................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................................vii

KATA PENGANTAR....................................................................................................viii

ABSTRAK..........................................................................................................................x

DAFTAR ISI....................................................................................................................xii

DAFTAR TABLE............................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xvii

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH................................xviii

BAB 1..................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2

1.3.1 Tujuan umum.........................................................................................2

1.3.2 Tujuan khusus........................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................3

1.4.1 Manfaat teoritis......................................................................................3

1.4.2 Manfaat praktis.....................................................................................3

BAB II.................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5

xii
2.1 Pengertian................................................................................................5

2.1.1 Definisi....................................................................................................5

2.1.2 Etiologi....................................................................................................6

2.1.3 Tanda dan Gejala..................................................................................6

2.1.4 Klasifikasi...............................................................................................7

2.1.5 Patofisiologi............................................................................................9

2.1.6 Phatway................................................................................................11

Gambar 2.1 Pathway CVA ICH..................................................................11

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang......................................................................12

2.1.8 Penatalaksanaan..................................................................................13

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan...................................................................15

2.2.1 Pengkajian............................................................................................15

2.2.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................19

2.2 Tabel Diagnosa Keperawatan...................................................................20

BAB III..............................................................................................................................22

METODOLOGI KARYA ILMIAH AKHIR................................................................22

3.1 Desain Karya Ilmiah Akhir.......................................................................22

3.2 Subyek Karya Ilmiah Akhir......................................................................22

3.3 Lokasi dan Waktu Studi............................................................................22

3.3.1 Lokasi Penelitian..................................................................................22

3.3.2 Waktu Penelitian.................................................................................22

3.4 Fokus Studi Kasus......................................................................................22

3.5 Definisi Operasional...................................................................................22

3.6 Instrumen Studi Kasus..............................................................................23

xiii
3.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data.....................................23

3.8 Analisa dan Penyajian Data......................................................................24

3.9 Etik Penelitian.............................................................................................25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................26

4.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Jombang....................................26

4.1.1 Visi.........................................................................................................26

4.1.2 Misi........................................................................................................26

4.1.3 Moto......................................................................................................26

4.1.4 Kredo....................................................................................................26

4.1.5 Visi Ruangan Abimanyu.....................................................................27

4.1.6 Misi Ruangan Abimanyu....................................................................27

4.2 Sumber Daya Manusia..........................................................................28

4.3 Gambaran Kasus dan Bor Ruangan...................................................28

4.3.1 Gambaran Kasus.................................................................................28

4.3.2 Bor Ruangan Abimanyu.....................................................................29

4.3.3 Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan...........................................30

4.4 Pembahasan................................................................................................63

4.4.1 Pengkajian............................................................................................63

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................63

5.1 Kesimpulan.................................................................................................63

5.2 Saran............................................................................................................63

5.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit......................................63

5.2.2 Bagi Pendidikan...................................................................................64

5.2.3 Bagi Penulis..........................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................65

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................... 23

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia....................................................................31

Tabel 4.3 Besar Penyakit Yang Di Rawat Di Ruang Abimanyu...........Error:


Reference source not found

Tabel 4.3 Proses Asuhan Keperawatan..........................................................33

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway CVA ICH...........Error: Reference source not found

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan

Lampiran 2.Lembar penjelasan dan persetujuan pasien

Lampiran 3. SOP tindakan

Lampiran 4. Lembar bimbingan

xvii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang

% = Persen

< = Kurang dari

> = Lebihdari

℃ = DerajatCelcius

Daftar Singkatan

CVA :Cerebrovascular Accident

ICH : Intracerebral Hemorrhage

ROM : Range Of Motion

SDKI :Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

SIKI : Standart Intervensi Keperawatan Indonesia

SLKI :Standart Luaran Keperawatan Indonesia

TPA : Transient ischemic attack

TIK : Tekanan intrakranial

tPA : Tissue plasminogen activator

xviii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


CVA menjadi penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit

jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang

(Hasan, 2018). CVA dibagi menjadi hemoragik dan non hemoragik. CVA

ICH terjadi paling sering dari pecahnya aneurisma atau pembuluh darah yang

abnormal terbentuk (Kasuba, Ramli, & Nasrun, 2019). Hambatan mobilitas

fisik dapat memengaruhi sistem tubuh, seperti perubahan pada metabolisme

tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan dalam kebutuhan

nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan sistem pernafasan,

perubahan kardiovaskular, perubahan sistem muskuloskeletal, perubahan

kulit, perubahan eliminasi (Manurung, 2018).

WHO menyatakan setiap tahunnya terdapat sekitar 800,000 kasus

CVA baru dan sekitar 130,000 orang meninggal akibat CVA di Amerika

Serikat. CVA ICH menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa diseluruh

dunia dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita, dan di

Indonesia sendiri angka kejadian tiap tahunnya terserang stroke dengan

insiden 12,1 % (Kasuba et al., 2019). Prevalensi CVA di Jawa Timur sebesar

16 per 1000 penduduk (Susanti & Bistara, 2019). Laporan data di ruangan

Abimanyu RSUD Jombang tahun 2022 bulan April-Juni, jumlah kasus CVA

ICH adalah 71 pasien. Kasus CVA ICH di ruang Abimanyu RSUD Jombang

menempati urutan ke 7 pada daftar 10 besar diagnosa terbanyak.

1
2

Penyebab CVA ICH antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma,

malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau

saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya

menurun. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak

melalui penekanan struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan

iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intrakranial pada

gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak

sehingga terjadi penurunan kesadaran (Kasuba et al., 2019).

Penatalaksanaan CVA ICH dapat dibagi menjadi penatalaksanaan

medis dan keperawatan. Posisi head up juga dapat digunakan untuk

mensupport tindakan keperawatan yang diberikan. Elevasi kepala 30° dapat

meningkatkan saturasi oksigen pada pasien CVA ICH (Hasan, 2018). Salah

satu tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah mobilisasi pasien CVA

ICH adalah dengan pemberian range of motion (ROM). Range Of Motion

(ROM) memiliki pengaruh terhadap kekuatan otot pada pasien CVA karena

setiap responden mengalami peningkatan skala kekuatan otot setelah

dilakukan ROM dengan cara menggenggam bola (Susanti & Bistara, 2019).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien CVA ICH di

ruang Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah Jombang ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum


Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan dengan CVA ICH di
ruang Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah Jombang”
3

1.3.2 Tujuan khusus


1. Penulis mampu melakukan pengkajian dengan CVA ICH di

Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah Jombang”

2. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan CVA ICH di

ruang Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah Jombang"

3. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan CVA ICH di

ruang Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah Jombang"

4. Penulis mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan CVA

ICH di ruang Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah Jombang”

5. Penulis mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada CVA ICH

di ruang Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah Jombang"

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan berguna bagi pembangunan ilmu


keperawatan khususnya keperawatan Medikal Bedah pada pasien CVA
ICH.

1.4.2 Manfaat praktis


1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam
mengembangkan penelitian lanjutan terhadap pasien CVA ICH.
2. Bagi Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi pengembangan
keilmuan khususnya di program studi ilmu keperawatan UNIPDU Jombang dalam
bidang Keperawatan Medikal Bedah.
3. Bagi RSUD Jombang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan evaluasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek keperawatan yang tepat
4

terkhususnya untuk pasien CVA ICH dengan resiko terjadinya syok


hipovolemik.
4. Bagi pasien
Dapat menjadi pedoman bagi pasien untuk mengetahui lebih lanjut
penyakit yang dialami.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum,

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan atau 9

bulan). Menurut kalender internasional kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana

trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu

ke-13 dan minggu ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga

minggu ke-40) (Prawirohardjo, 2016).

2.1.2 Definisi Pre Eklamsia Berat

Pre eklampsi berat adalah penyakit dengan tanda- tanda hipertensi, edema,

dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. PEB (Pre Elampsia Berat) adalah

suatu komplikasi yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau

lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sukarni,

2017).

Pada penderita preeklampsia dapat memberikan gejala atau tanda khas

sebelum terjadinya kejang disebut tanda prodromal. Preeklampsia yang disertai

tanda prodomal ini disebut sebagai impending eclampsia atau imminent eclampsia.

Tanda-tanda tersebut antara lain nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-

muntah, nyeri epigastrium dan kenaikan progresif tekanan darah (Prawirohardjo,

2016).

2.1.3 Etiologi Pre Eklamsia Berat

Pre eklampsia berat umumnya terjadi pada kehamilan pertama,


6

kehamilan pada usia remaja, dan kehamilan diatas umur 40 tahun. Namun ada

beberapa resiko yang dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia berat yaitu:

a. Riwayat kencing manis, kelainan pada ginjal (oliguria), lupus, atau

rematoid atritis.

b. Riwayat tekanan darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan.

c. Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya.

d. Pada otak (sakit kepala, kejang).

e. Pada plasenta (solusio plasenta, plasenta previa)

f. Pada hati (ikterius)

g. Hipertensi

h. Kegemukan

2.1.5 Klasifikasi

Menurut (Sukarni, 2017) dalam bukunya menjelaskan hipertensi dalam

kehamilan dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

a. Preeklampsia Ringan

Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 MmHg atau

lebih dengan posisi pengukuran tekanan darah pada ibu baik duduk

maupun telentang. Protein Uria 0,3 gr/lt atau +1/+2. Edema pada

ekstermitas dan muka serta diikuti kenaikan berat badan > 1 Kg/per

minggu.

b. Preeklampsia Berat

Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 160/110 MmHg atau

lebih. Protein Uria 5 gr/lt atau lebih, terdapat oliguria ( Jumlah urine kuran
7

dari 500 cc per 2 jam) serta adanya edema pada paru serta cyanosis.

Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada

epigastrium.

2.1.6 Manifestasi Klinik

Bothamley (2018) menerangkan bahwa kemungkinan tanda dan gejala sebagai

berikut:

a. Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg

seminggu beberapa kali.

b. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan

dan muka.

c. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit).

d. Proteinuria

1) Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau pemeriksaan

kualitatif +1 / +2

2) Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter

atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.

2.1.7 Komplikasi

Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin,

namun beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah

sebagai berikut (Marianti, 2017):

a. Bagi Ibu

1) Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low

platelet count), adalah sindrom rusaknya sel darah merah,

meningkatnya enzim liver, dan rendahnya jumlah trombosit.


8

2) Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang

ditandai dengan kejang-kejang.

3) Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan

dengan fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika

mempunyai riwayat preeklamsia.

4) Kegagalan organ, preeklamsia bisa menyebabkan disfungsi

beberapa organ seperti, paru, ginjal, dan hati.

5) Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa

perdarahan karena kurangnya protein yang diperlukan untuk

pembekuan darah, atau sebaliknya, terjadi penggumpalan darahyang

menyebar karena protein tersebut terlalu aktif.

6) Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum

kelahiran dapat mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan

plasenta, yang akan membahayakan keselamatan wanita hamil dan

janin.

7) Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh

darah otak akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh tersebut.

Ketika seseorang mengalami perdarahan di otak, sel-sel otak akan

mengalami kerusakan karena adanya penekanan dari gumpalan

darah, dan juga karena tidak mendapatkan pasokan oksigen akibat

terputusnya aliran darah, kondisi inilah yang menyebabkan

kerusakan otak atau bahkan kematian.

b. Bagi Janin

1) Prematuritas.

2) Kematian Janin.
9

3) Terhambatnya Pertumbuhan Janin.

4) Asfiksia Neonatorum.

2.1.8 Patofisiologi

Menurut Sofian, 2011. Pada preeklampsi terjadi spasme pembuluh darah

disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme

hebat arteriola glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian

sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika

semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan

naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi

jaringan dapat dicukupi.

Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh

penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui

sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat

disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada

glomerolus.

Perubahan pada organ-organ ibu hamil dengan preeklampsi berat (PEB)

adalah sebagai berikut:

a. Otak

Pada preeklampsi aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas-

batas normal. Pada eklampsia, retensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi

pula pada pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada otak dapat

menimbulkan kelainan serebral dan gangguan visus, bahkan pada keadaan

lanjut dapat terjadi perdarahan.

b. Plasenta dan Rahim


10

Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta,

sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dank arena kekurangan

oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsi - eklampsia sering terjadi

peningkatan tonus rahim dan kepekaannya terhadap rangsang, sehingga

terjadi partus prematurus.

c. Ginjal

Filtrasi glomerolus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal ini

menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerolus menurun, sebagai

akibatnya terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi glomerolus dapat turun

sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria

dan anuria.

d. Paru-paru

Kematian ibu pada preeklampsi - eklampsia biasanya disebabkan oleh

edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa pula karena

terjadinya aspirasi pneumonia, atau abses paru. edema paru yang

menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa pula karena terjadinya aspirasi

pneumonia, atau abses paru.

e. Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila

terdapat hal-hal tersebut, maka harus dicurigai terjadinya preeklampsi berat.

Pada preeklampsi dapat terjadi ablasio retina yang diisebabkan edema

intraokuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi

kehamilan. Gejala lain yang dapat menunjukan tanda preeklampsi berat

yang mengarah pada eklampsi adalah adanya skotoma, diplopia, dan


11

ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah

dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina.

F. Keseimbangan Air dan Elektrolit

Pada preeklampsi ringan biasanya tidak dijumpai perubahan yang

nyata pada metabolisme air, elektrolit, kristaloid, dan protein serum. Jadi

tidak terjadi gangguan keseimbangan elektrolit, gula darah, kadar natrium

bikarbonat, dan pH darah berada pada batas normal. Pada preeklampsi berat

dan eklampsi, kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam

organik lainnya naik, sehingga cadangan alkali akan turun. Keadaan ini

biasanya disebabkan oleh kejang-kejang. Setelah konvulsi selesai zat-zat

organik dioksidasi, dan dilepaskan natrium yang lalu bereaksi dengan

karbonik sehingga terbentuk natrium bikarbonat. Dengan demikian

cadangan alkali dapat pulih normal.

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut (Abiee, 2012):

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Pemeriksaan darah lengkap

a) Urunan Pen hemoglobin (nilai rujukan atau kadar

normal

hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr %)

b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37 – 43 vol

%).

c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3).


12

2) Urinalisis

Ditemukan protein dalam urine.

3) Pemeriksaan fungsi hati

a) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).

b) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.

c) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

d) Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N=

15-45 u/ml).

e) Serum Glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat

(N= <31 u/l).

f) Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl).

4) Tes kimia darah

Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)

b. Radiologi

1) Ultrasonografi

Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan

intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban

sedikit.

2) Kardiografi

Diketahui denyut jantung janin lemah.

2.1.10 Penatalaksanaan
Manuaba (2010) menerangkan, dapat ditangani secara aktif atau
konservatif, aktif berarti kehamilan di akhiri/diterminasi dengan pengobatan
medis. Konservatif berarti kehamilan dipertahankan bersama dengan
pengobatan medis. Tetap pemantauan janin dengan klinis, USG, kardiografi.
a. Penanganan Aktif
8) Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruangan khusus
13

di kamar bersalin. Penderita di tangani aktif apabila:


a) Ada tanda-tanda inpending eklampsia
b) Ada hellp syndrom
c) Ada kegagalan penanganan konservatif
d) Ada tanda-tanda gawat janin atau usia kehamilan lebih 35 tahun
atau lebih
9) Pengobatan medis
a) Diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus dextrose 5%
sebanyak 500cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2
gram intravena diberikan dalam 10 menit dilanjutkan dengan dosisi
pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam drip infus (80 ml/jam atau
15-20 tetes/menit).
b) Obat antihipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg.
c) Obat nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2 jam
belum turun dapat diberi tambahan 10 mg lagi.
i. Penanganan Konservatif
1) Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsi dengan keadaan janin baik, dikakukan
penanganan konservatif. Sama dengan pengobatan medis MgSO4
dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeklampsi ringan.
Selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada
perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan
dan segera dilakukan terminasi. Jangan lupa : oksigen dengan nasal
kanul 4-6 lpm, obstetrik : pemantauan ketat keadaan ibu dan janin.
Bila ada indikasi langsung terminasi. Pengobatan dan segera dilakukan
terminasi. Jangan lupa : oksigen dengan nasal kanul 4-6 lpm,
obstetrik : pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. Bila ada indikasi
langsung terminasi.

2) Menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam


pencegahan. Istirahat tidak selalu berbaring di tempat tidur namun
pekerjaan sehari-hari perlu di kurangi dan dianjurkan lebih banyak
duduk dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah lemak,
14

karbohidrat, garam, dan penambahan berat badan yang tidak


berlebihan perlu dianjurkan.
2.1.6 Phatway

Hipertensi Kebiasaan Anomali atau Alkohol Trauma atau


Merokok Malformasi PD tumor

Pecahnya pembuluh darah otak

Intracerebral hemorragic Subarakhnoid Hemorragic

Penurunan kesadaran Peningkatan TIK

Kerusakan Penurunan Resiko Mual dan Penekanan PD


neuromotorik refleks batuk Cedera muntah otak

Bed rest Defisit Nutrisi


Kelemahan Penurunan
yang
otot Penumpukan suplai
cukup
sekret darah ke otak
lama

Ketidakefektifan
Defisit Risiko Resiko Perfusi
bersihan
perawatan kerusakan Serebral Tidak
jalan
diri integritas nafas
nafas Efektif
kulit

Hambatan
mobilitas
fisik

15
16

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses

keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang

masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan

keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung pada

tahap ini.

Adapun Fokus pengkajian pada klien dengan Pre Eklamsia Berat menurut

Tarwoto (2013) yaitu:

1. Identitas Paien

Di dalam identitas meliputi nama, umur, alamat, pendidikan, no.

regristrasi, status perkawinan, agama, pekerjaan untuk mengetahui

kemungkinan pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan

preeklamsia berat pada ibu hamil.

2. Keluhan Utama

Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan

singkat dengan menggunakan bahasa yang dipakai pemberi

keterangan. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan

klien datang. Menggunakan keterangan PQRST untuk pendekatan

perawat, biasanya pada kasus ibu hamil dengan preeklampsia berat

klien merasakan beberapa keluhan seperti pusing, nyeri

epigastrium, adanya edema pada wajah, tangan atau kaki dan

penglihatan kabur.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


17

Pada kasus preeklampsia berat ibu merasa sakit kepala berat, terasa

sakit di ulu hati/nyeri epigastrium, mual muntah, edema

ekstremitas, proteinuria normal, kenaikan berat badan mencapai 1

kg seminggu.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pengkajian untuk menurunkan resiko pembedahan seperti

pengkajian adanya penyakit DM, tuberkolosis, kelainan

hematologi. Ibu yang menderita hipertensi sebelum kehamilan,

mempunyai riwayat preeklampsia pada riwayat kehamilan

terdahulu, ibu dengan obesitas, dan pernah menderita penyakit

ginjal kronis kemungkinan akan menigkatkan resiko terjadinya

preeklampsia.

5. Pola Nutrisi dan Metabolisme

Ibu biasanya setelah melahirkan diperbolehkan untuk

mengkonsumsi makanan ringan dan setelah benar-benar pulih dari

efek analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa

sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari

jumlah yang biasa dikonsumsi disertai konsumsi camilan yang

sering-sering ditemukan

6. Pola aktifitas

Selama kehamilan otot abdomen teregang secara bertahap, hal ini

menyebabkan hilangnya kekenyalan otot pada masa post partum,

terutama mpenurunnya tonus otot dinding dan adanya diastasis

rektus abdominalis. Pada dinding abdomen sering tampak lembek


18

dan kendur dan terdapat luka/insisi bekas operasi, secara

berangsur akan kembali pulih, selain itu sensasi ekstremitas

bawah dapat berkurang selama 24 jam pertama setelah

persalinan, pada klien post partum dengan seksio sesaria, hal ini

terjadi bila dilakukan regio anestesi dapat terjadi pula penurunan

kekuatan otot yang disebabkan oleh peregangan otot.

7. Pola eleminasi

Pada klien PEB pada ibu hamil, pengosongan kandung kemih

mutlak dilakukan dan biasanya dipasang folley kateter selama

pembedahan sampai 2 hari post operasi. Dengan demikian

kemungkinan dapat terjadi gangguan pola eliminasi BAK,

sehingga klien perlu dilakukan bladder training. Kaji warna urine

yang keluar, jumlahnya dan baunya.

8. Istirahat dan Tidur

Pada klien hamil dengan PEB terjadi perubahan pada pola

istirahat dan tidur karena adanya gangguan rasa nyaman dan

nyeri pada epigastrium.

9. Pola hubungan dan peran

Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan

keluarga dan oranglain.

10.

. Pola penagulangan stress

Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas.


19

11. Pola sensori dan kognitif

Pola sensori klien merasakan nyeri pada abdomen akibat luka

jahitan dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif

klien nifas primipara terjadi kurangnya pengetahuan merawat

bayinya.

12. Pola persepsi dan konsep diri

Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-

lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi

perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri.

13. Pola reproduksi dan sosial

Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan

seksual atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena

adanya proses persalinan dan nifas.

8. Pemeriksaan fisik menurut Suratun dkk (2008) antara lain :

a. Keadaan umum :

a) Kesadaran penderita : apatis, sopor, koma, gelisah,

komposmentis tergantung pada keadaan klien.

b) Tanda-tanda vital : Kaji dan pantau potensial masalah

yang berkaitan dengan pembedahan : tanda vital, derajat

kesadaran, cairan yang keluar dari luka, suara nafas,

pernafasan infeksi kondisi yang kronis atau batuk dan

merokok.
20

c) Pantau keseimbangan cairan

d) Observasi resiko syok hipovolemia akibat kehilangan

darah pada pembedahan mayor (frekuensi nadi

meningkat, tekanan darah turun, konfusi, dan gelisah)

e) Observasi tanda infeksi (infeksi luka terjadi 5-9 hari,

flebitis biasanya timbul selama minggu kedua) dan tanda

vital

f) Kaji komplikasi tromboembolik : kaji tungkai untuk

tandai nyeri tekan, panas, kemerahan, dan edema pada

betis

g) Kaji komplikasi emboli lemak : perubahan pola panas,

tingkah laku, dan tingkat kesadaran

h) Kaji kemungkinan komplikasi paru dan jantung :

observasi perubahan frekuensi frekuensi nadi,

pernafasan, warna kulit, suhu tubuh, riwayat penyakit

paru, dan jantung sebelumnya

i) Kaji pernafasan : infeksi, kondisi yang kronis atau batuk

dan merokok.

b. Secara sistemik menurut Padila (2012) antara lain:

a. Sistem integument

Terdapat eritema, suhu disekitar daerah trauma

meningkat, bengkak, edema, nyeri tekan.

b. Kepala
21

Tidak ada gangguan yaitu normo cephalik simetris, tidak

ada penonjolan, tidak ada nyeri kepala.

c. Leher

Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan,

reflek menelan ada

d. Muka

Wajah terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi

maupun bentuk. Tidak ada lesi, simetris, tak edema

e. Mata

Tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis

f. Telinga

Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak

ada lesi atau nyeri tekan.

g. Hidung

Tidak ada deformitas, tak ada pernafasan cuping hidung.

h. Mulut dan faring

Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,

mukosa mulut tidak pucat.

i. Thoraks

Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetrisj)

Paru

Inspeksi :Pernafasan meningkat, reguler atau

tidaknya tergantung pada riwayat penyakit klien yang

berhubungan dengan paru


22

Palpasi : Pergerakan sama atau simetris, fermitus

raba sama

Perkusi : Suara ketok sonor, tak ada redup atau

suara tambahan lainnya

Auskultasi : Suara nafas normal, tak ada wheezing atau

suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronkhi

j. Jantung

Inspeksi : Tidak tampak iktus jantung

Palpasi :Nadi meningkat, iktus tidak teraba

Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal tak ada mur-mur

k. Abdomen

Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia

Palpasi : Turgor baik, tidak ada defands muskuler hepar

tidak teraba

Perkusi : Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan

Auskultasi : Kaji bising usus

l. Inguinal-genetalis-anus

Tak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, ada

kesulitan buang air besar.

m. Sistem muskuloskeletal

Tidak dapat digerakkan secara bebas dan terdapat jahitan,

darah merembes atau tidak.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko gawat janin b/d nyeri pada gastrium d/d penyakit penyerta
23

2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik

3. Resiko cedera pada ibu b/d penyakit penyerta

2.2 Tabel Diagnosa Keperawatan


No SDKI SLKI SIKI
1 Resiko gawat janin Tingkat Cedera Pemantauan Denyut
b/d nyeri pada Jantung Janin
gastrium d/d Kriteria Hasil :
penyakit penyerta - Kejadian cedera Observasi
Kode : (D.0138) menurun - Periksa denyut
- Ekspresi wajah jantung janin selama
Definisi : 1 menit
kesakitan menurun
Beresiko mengalami - Monitor denyut
- Tekanan darah
bahaya atau jantung janin
membaik
kerusakan fisik pada - Monitor tanda vital
- Pola Istirahat/tidur
janin selama proses ibu
membaik
kehamilan dan Terapeutik
persalinan - Atur osisi pasien
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan jika
perlu
2. Nyeri akut b/d agen Tingkat nyeri Managemen Nyeri
pencedera fisik (1.06194)
Kode : D.0077 Kriteria Hasil : Observasi :
Definisi : - keluhan nyeri 1. Identifikasi lokasi,
pengalaman sensorik menurun karakteristik, durasi
atau emosional yang - Meringis menurun 2. Identifikasi skala
berkaitan dengan - gelisah menurun nyeri
3. Identifikasi faktor
kerusakan jaringan - Kesadaran membaik yang memerberat dan
aktual atau - Frekuensi nadi memperingaan nyeri
fungsional dengan membaik Terapeutik
onset mendadak atau - Tekanan darah 1. Berikan teknik non
lambat dan membaik farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
berintensitas ringan 2. Fasilitasi istirahat
hingga berat yang dan tidur
berlangsung kurang Edukasi
dari 3 bulan. 1. Jelaskan penyebab
periode dan pemicu
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian analgetik
jika perlu
24

3 Resiko cedera pada Tingkat Cedera Perawatan Kehamilan


ibu b/d penyakit Resiko Tinggi (I.14560)
penyerta Kriteria Hasil : Observasi :
Kode : D.0137 - Kejadian cedera -identifikasi faktor
Definisi : menurun resiko kehamilan (mis.
Beresiko mengalami diabetes, hipertensi dll.)
bahaya atau kerusakan - Ekspresi wajah -identifikasi riwayat
fisik pada ibu selama kesakitan menurun obstetris (mis.
masa kehamilan sampai - Tekanan darah prematuritas,
dengan proses membaik preeklamsia.)
persalinan.
-identifikasi sosial dan
- Pola Istirahat/tidur demografi (mis. usia
membaik ibu, ras)
Terapeutik :
-dampingi ibu saat
merasa cemas
-diskusikan
ketidaknyamanan
selama hamil
-diskusikan persiapan
persalinan dan
kelahiran
Edukasi :
-anjurkan ibu untuk
beraktivitas dan
beristirahat yang cukup
Kolaborasi :
-kolaborasi dengan
speasialis jika
ditemukan tanda dan
bahaya kehamilan
25

BAB III
METODOLOGI KARYA ILMIAH AKHIR

3.1 Desain Karya Ilmiah Akhir

Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus

yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah digunakan untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien preeklamsia berat di

ruang Drupadi VK RSUD JOMBANG.

3.2 Subyek Karya Ilmiah Akhir

Subyek/Responden adalah sejumlah orang yang turut berperan serta

dalam suatu kegiatan, keikutsertaan dan peran serta. Subyek yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 3 klien dengan preeklamsia berat.

3.3 Lokasi dan Waktu Studi

3.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang Drupadi VK RSUD Jombang.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai pada bulan November 2022.

3.4 Fokus Studi Kasus

Fokus studi pada kasus ini yaitu asuhan keperawatan pada pasien dengan

preeklamsia berat di ruang Drupadi VK RSUD Jombang.

3.5 Definisi Operasional

1. Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum,

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung saat fertilisasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu (10 bulan atau 9 bulan). Pre eklampsi berat adalah penyakit
26

dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena

kehamilan. PEB (Pre Elampsia Berat) adalah suatu komplikasi yang

ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai

proteinuria dan edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih

2. Asuhan keperawatan dengan preeklamsia berat merupakan suatu proses

tindakan keperawatan dilakukan oleh seorang perawat yang diberikan

secara langsung kepada pasien dengan preeklamsia berat dalam tatanan

pelayanan kesehatan dengan langkah – langkah memberikan asuhan

keperawatan yang meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa

keperawatan, menyusun intervensi, melaksanakan intervensi, dan

mengevaluasi asuhan keperawatan preeklamsia pada ibu hamil.

3.6 Instrumen Studi Kasus

Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format asuhan

keperawatan maternitas sesuai ketentuan yang berlaku di UNIPDU Jombang.

3.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang bertujuan untuk mendapat informasi,

biasanya anatara dua orang yang diarahkan oleh seorang dengan maksud

memperoleh keterangan. Dalam studi kasus ini, peneliti menggunakan 2

jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara langsung dengan klien)

dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga klien).

2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Pengamatan dapat


27

dilakukan dengan seluruh alat indera, tidak terbatas hanya pada apa yang

dilihat (Saryono, 2013). Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk

menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, untuk menjawab

pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia dan untuk

evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu untuk

melaksanakan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Pemeriksaan

fisik pada studi kasus ini menggunakan pendekatan head to toe pada

sistem tubuh klien.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah kegiatan mencari data atau variabel dari sumber

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda, dan sebagainya. Yang diamati dalam studi dokumentasi

adalah benda mati (Suryono, 2013). Dalam studi kasus ini menggunakan

studi dokumentasi berupa catatan hasil data rekam medis, revie literatur

dan pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan.

3.8 Analisa dan Penyajian Data

Teknik analisis menggunakan cara observasi oleh peneliti dan studi

dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh

peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan

rekomendasi dalam intervensi tersebut (Saryono, 2013).

3.9 Etik Penelitian


Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungn langsung dengan


28

manusia, maka segi penelitian harus di perhatikan. Masalah etika yang harus

di perhatikan antara lain:

1. Infomed consent (Persetujuan)

2. Anonomity (tanpa nama)

3. Confidentality (kerahasiaan)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Jombang

4.1.1 Visi

Menjadi Rumah Sakit rujukan terdepan pilihan utama masyarakat dengan

layanan paripurna melalui sistem pendidikan kesehatan yang terintegrasi.

4.1.2 Misi

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna serta

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

2. Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai

standar

3. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran, kesehatan lainnya dan

penunjang sistem layanan kesehatan serta melaksanakan penelitian

secara terintegrasi

4. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang profesional dan

akuntabel.

4.1.3 Moto

Kepuasan pasien kebahagiaan kami

4.1.4 Kredo

C I N T A K U (Cepat, Indah, Nyaman, Terjangkau, Aman, Kepercayaan,

Umum). Pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Jombang

adalah Pelayanan PRIMA yaitu Pelayanan yang Cepat, Sigap dan berhasil

guna dilayani dalam kondisi lingkungan yang indah dan suasana nyaman

29
30

serta tarif yang terjangkau oleh seluruh masyarakat. Tak kalah pentingnya

adalah memberikan jaminan rasa aman baik secara fisik maupun psikologis

serta tetap menjaga kepercayaan pengguna jasa pelayanan dengan tekat

kepuasan pelanggan sebagai yang utama dan pertama yang berlaku pada

seluruh masyarakat secara umum tanpa membedakan status sosial.

1. Kebijakan mutu

“Pelayanan profesional yang bermutu”. Pelayanan yang berbasis

profesional dengan mengacu pada mutu pelayanan berstandar

nasional yang sesuai dengan visi, misi dan kredo “ CINTAKU”

RSUD Jombang.

Kreatifitas dan keterbukaan didukung tidak saling menyalahkan,

kekeliruan, kegagalan, dan kinerja yang belum optimal dilaporkan

serta dikaji untuk melakukan peningkatan rasa takut untuk

disalahkan, dan mendorong kepada penilaian terbuka kesalahan

dan kegagalan :

a. Penghargaan terhadap staf

b. Siap menerima perbedaan pendapat


31

1.2 Sumber Daya Manusia

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia


No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase

1. D3 Keb 20 77%
2. D4 Keb 3 11,6%
3. S1 Managemen 1 3,8%
4. Asisten Perawat 1 3,8%
5. SMK 1 3,8%
Jumlah 26 100%
Sumber data : daftar pegawai Ruang Drupadi VK

1.3 Gambaran Kasus dan Bor Ruangan


1.3.1 Gambaran Kasus
Beberapa Penyakit yang ada diruang Drupadi VK
b. PEB
c. PE
d. HDK
e. HT Kronis
f. Abortus in compleks
g. Oligohidramnion
h. Anemia
1.3.2 Bor Ruangan Drupadi VK
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 03 November 2022 didapatkan
gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Drupadi VK adalah :
RUMUS = Jumlah Bed yang Terpakai / Jumlah Bed Keseluruhan X
100%
1. Ruang Drupadi VK
BOR : 9 / 12 x 100% = 75 %
2. Ruang Drupadi VK 3 pasien kelolaan mahasiswa.
Tabel 4.3 BOR Ruangan
32

Hari/Tanggal Jumlah pasien BOR%


Kamis, 03 November 6 orang 6/12 x 100% = 50 %
2022
Rabu, 9 November 2022 9 orang 9/12 x 100% = 75 %

Keterangan :
BOR (Bed Occupancy Ratio): Angka penggunaan tempat tidur. Nilai ideal
menurut (Depkes RI. 2015, Kementerian Kesehatan 2020) adalah 50-75%.
33

4.3.3 Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan

Tabel 4.3 Proses Asuhan Keperawatan


Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2 Pasien 3

Nama Ny. N Ny. I Ny. S


Umur 26 tahun 18 tahun 23 tahun
Agama Islam Islam Islam
Alamat Mojoagung, Jombang Peterongan, Jombang Mojowarno, Jombang
Pendididkan Sarjana SMA Sarjana
Pekerjaan Guru SD IRT Guru TK
Tanggal MRS 31-10-2022 02-11-2022 10-11-2022
Dx medis PEB PEB PEB
No.Registrasi 558635 559762 557051
Tanggal 01-11-2022 03-11-2022 11-11-2022
Pengkajian
Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Px pusing sejak jam 5 Px mengatakan merasa sakit Px mengatakan pusing,
subuh dan nyeri pada kepala berat, sakit di ulu tangan dan kaki kiri
hati/nyeri epigastrium
epigastrium bengkak

Riwayat penyakit Px mengatakan pusing Px mengatakan merasa Px mengatakan pusing,


sekarang dari jam 5 subuh pada sakit kepala berat, sakit tangan dan kaki kiri
diulu hati kemudian mual
tanggal 31 Oktober 2022 sedikit bengkak, pasien
dan muntah pasien rujukan
jam 06.00 pagi dari puskesmas peterongan rujukan dari puskesmas
diperiksakan pada bidan diperiksa tensi 200/120 Mojowarno diperiksa
mmHg dan djj tidak stabil
terdekat Tekanan Darah tensi 150/80 mmHg
pasien dirujuk ke VK
170/100 mmHg, lalu RSUD Jombang, saat tiba kemudian pasien dirujuk
kemudian px dirujuk ke di ruang Drupadi VK ke VK RSUD Jombang,
RSUD Jombang pasien
PKM Tekanan Darah saat tiba di ruang
langsung di beri
belum stabil djj tidak penanganan : Dilakukan Drupadi VK RSUD
kelihatan langsung pihak pemeriksaan tekanan darah Jombang pasien
PKM merujuk ke VK yang mana hasilnya sama langsung di beri
200/120 mmHg,
RSUD Jombang saat tiba pemeriksaan djj : 158 penanganan : Dilakukan
di ruang Drupadi VK x/menit. Dilakukan terapi pemeriksaan tekanan
RSUD Jombang pasien infus, pengambilan darah, darah yang mana
terpasang oksigen nasal
34

langsung di beri kanul 3 lpm, dan hasilnya 140/80 mmHg,


penanganan : Dilakukan pemasangan kateter dower, pemeriksaan djj : 150
dianjurkan untuk rawat
pemeriksaan tekanan x/menit. Dilakukan
inap diruang Drupadi VK
darah 150/100 mmHg, untuk dilakukan observasi terapi infus,
pemeriksaan djj : 143 dan pemantauan lebih pengambilan darah,
lanjut dan dilakukan
x/menit. dilakukan terapi terpasang oksigen nasal
perawatan lebih intensif
infus, pengambilan darah, pada tanggal 02 November kanul 3 lpm, dan
terpasang oksigen nasal 2022 jam 09.00 dengan pemasangan kateter
diagnosa medis GIP000 +
kanul 3 lpm, dan dower, dianjurkan untuk
UK 36 minggu + PEB
pemasangan kateter rawat inap diruang
dower, dianjurkan untuk Drupadi VK untuk
rawat inap diruang dilakukan observasi dan
Drupadi VK untuk pemantauan lebih lanjut
dilakukan observasi dan dan dilakukan
pemantauan lebih lanjut perawatan lebih intensif
dan dilakukan perawatan pada tanggal 10
lebih intensif pada tanggal November 2022 jam
31 Oktober 2022 jam 10.00 dengan diagnosa
15.00 dengan diagnosa medis GIP000 + UK 32
medis GIP000 + UK 24 minggu + PEB
minggu + PEB

Penyakit Masa Klien tidak pernah Klien tidak pernah Klien Ada riwayat HT
Lalu mengalami penyakit yang mengalami penyakit yang sejak 2 tahun yang lalu.
sama sebelumnya, sama sebelumnya, ada
memiliki riwayat HT riwayat HT

Riwayat Penyakit Ibu Px ada riwayat sakit Bapak dan ibu Px ada Keluarga tidak ada
Keluarga HT dan tidak ada riwayat riwayat HT. penyakit menurun
penyakit menurun yang
lain

Pola aktivitas sehari-hari :


35

Pola tidur/istirahat Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS : Keluarga


-Pasien dan Keluarga -Pasien dan Keluarga mengatakan Px tidur
mengatakan Px tidur mengatakan Px tidur dengan nyenyak, 7-8 jam
dengan nyenyak, 8-9 jam dengan nyenyak, 7-8 jam Saat MRS : Px
Saat MRS : Saat MRS : mengatakan tidur ± 6 jam
- Px tidak bisa tidur -Px mengatakan tidur ± 5 klien sering terbangun
dikarenaakan pusing jam klien sering terbangun

Pola eliminasi Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :


-Pasien dan Keluarga -Keluarga mengatakan -Keluarga mengatakan
mengatakan BAK 3-4 BAK 4 x/hari dengan BAK 3-4 x/hari dengan
x/hari dengan warna warna kuning jernih warna kuning jernih
kuning jernih -Keluarga mengatakan -Keluarga mengatakan
- Pasien dan Keluarga BAB 1x/hari dengan BAB 1-2x/hari dengan
mengatakan BAB 1x/hari konsistensi lembek warna konsistensi lembek warna
dengan konsistensi kuning kuning kecoklatan
lembek warna kecoklatan Saat MRS : Saat MRS :
Saat MRS : -BAK warna kuning pekat -BAK warna kuning
-Pasien dan Keluarga ± 800cc/ 24 jam dengan pekat ± 1000cc/ 24 jam
mengatakan BAK dengan dower cateter terpasang dengan dower cateter
warna kuning keruh, ± 550 -Px mengatakan BAB -Px mengatakan BAB
cc/24 jam dengan 1x/hari. 1/hari.

terpasang kateter
-Keluarga Px mengatakan
BAB padat warna kuning
1x/hari.
Pola makan / Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :
minum -Makan 3x sehari dengan -Makan 3x sehari dengan -Makan 3x sehari dengan
lauk pauk habis satu porsi lauk pauk habis satu porsi lauk pauk habis satu porsi
-Minum 3x sehari 1400ml -Minum 3x sehari 1500ml -Minum sehari ± 1500ml

Saat MRS : Saat MRS : Saat MRS :


- Makan 3x sehari namun -Porsi dari Rs yang -Porsi dari Rs yang
tidak habis. Minum ± disajikan sisa 1/4 porsi dan disajikan dihabiskan oleh
36

1200ml /hari makan 2x sehari. Minum Px dan makan 3x sehari.


air mineral ± 750 Minum air mineral ± 900
gelas/hari dikarenakan gelas/hari
mual dan muntah

Pola kebersihan Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :


diri -Keluarga mengatakan -Px mengatakan Mandi Px mengatakan Mandi
Mandi 3x/hari, keramas, 3x/hari, keramas, gosok 3x/hari, keramas, gosok
gosok gigi gigi gigi
Saat MRS :’ Saat MRS : Saat MRS :
-Keluarga mengatakan Keluarga mengatakan - Keluarga mengatakan
tidak gosok gigi dan tidak gosok gigi dan tidak gosok gigi dan
Diseka 1x sehari pagi Diseka 1x sehari pagi Diseka 1x sehari pagi
menggunakan sabun. menggunakan sabun. menggunakan sabun.
Pola kegiatan / Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :
kebersihan lain -Px berilaku baik -Px berilaku baik -Px berilaku baik
Saat MRS : Saat MRS : Saat MRS :
-Px aktivitasnyaa dibantu -Aktivitas Px dibantu -Aktivitas Px dibantu
keluarga keluarga keluarga

Pola hubungan a) Gambaran diri a) Gambaran diri a) Gambaran diri


peran Pasien menggambarkan Pasien menggambarkan Pasien menggambarkan
(konsepdiri) dirinya sebagai orang dirinya sebagai orang dirinya sebagai orang
yang kuat dan ikhlas yang sabar. yang tegar.
menerima cobaanNya. b) Harga diri b) Harga diri
b) Harga diri Pasien menghargai Pasien menghargai
Pasien menghargai dirinya dan selalu dirinya dan selalu
dirinya dan selalu mempunyai harapan mempunyai harapan
mempunyai harapan terhadap hidupnya terhadap hidupnya
terhadap hidupnya c) Peran diri c) Peran diri
c) Peran diri Pasien mengakui Pasien mengakui
Pasien mengakui perannya nantinya perannya nantinya
perannya nantinya sebagai seorang ibu , sebagai seorang ibu ,
37

sebagai seorang ibu , pasien mengatakan pasien mengatakan


pasien mengatakan bahwa ingin segera bahwa ingin segera
bahwa ingin segera sembuh serta persalinan sembuh dan berkumpul
sembuh dan berkumpul dengan selamat dan dengan keluarga.
dengan keluarga. berkumpul dengan d) Ideal diri
d) Ideal diri keluarga . Pasien lebih menurut
Pasien lebih menurut d) Ideal diri pada keluarganya
pada keluarganya Pasien lebih menurut e) Identitas diri
e) Identitas diri pada keluarganya Pasien mengenali siapa
Pasien mengenali siapa e) Identitas diri dirinya
dirinya Pasien mengenali siapa
dirinya

Pola Koping Px baik Koping Px baik Koping Px baik


penanggulangan
stress

Data psikososial Px menganggap sakit Px menganggapsakit Px berjarap lekas sembuh


sebagai ujian, harapan Px sebagai ujian, harapan Px dan bias kumpul dengan
keluarga
lekas sembuh dan pulang lekas sembuh, dan pulang
kerumah kerumah

Data spiritual Sebelum MRS : Sebelum MRS : Sebelum MRS :


-Keluarga mengatakan Px -Keluarga mengatakan Px -Keluarga mengatakan Px
shalat 5 waktu, berzikir shalat 5 waktu, berzikir shalat 5 waktu, berzikir
Saat MRS : Saat MRS : Saat MRS :
-Px mengganti sholatnya -Px hanya bisa berzikir -Px hanya bisa berzikir

Pemeriksaanfisik

Keadaan umum Composmentis Composmetis Composmetis, Lemah


GCS : 456 GCS : 456 GCS : 456
38

Tanda-tanda vital Tekanan darah: Tekanan darah: Tekanan Darah :


150/100 mmhg 200/120 mmhg TD : 170/100 mmHg
Nadi : 90x/menit Nadi : 86x/menit N : 94x/menit
Suhu : 36,8°C Suhu : 36,8°C S : 36,5°C
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
Spo2 : 99% Spo2 : 98% Spo2 : 99%
CRT : < 2 dtk CRT : < 2 dtk CRT : < 2 dtk
Pemeriksaan Nyeri kepala, tidak ada Nyeri kepala, Tidak ada Nyeri kepala, tidak ada
kepala lesi tidak ada massa. lesi, tidak ada massa. lesi tidak ada massa.

Leher Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak ada lesi, Tidak ada Tidak ada lesi, Tidak ada
benjolan ( tidak terdapat benjolan ( tidak terdapat benjolan ( tidak terdapat
pembesaran vena
pembesaran vena pembesaran vena
jugularis)
jugularis) jugularis)

Mata -Pupil bulat -Pupil bulat -Pupil bulat


-Isokor 2/2 mm -Isokor 2/2 mm -Isokor 2/2 mm
-Reflek cahaya +/+ -Reflek cahaya +/+ -Reflek cahaya +/+
-Konjungtiva tidak anemis -Konjungtiva tidak anemis -Konjungtiva tidakanemis
-Sklera tidak ikterik -Sklera tidak ikterik -Sklera tidak ikterik
Mulut Tidak ada tampak Tidak ada tampak Tidak ada tampak
pembengkakan, luka atau pembengkakan, luka atau pembengkakan, luka atau
lesi, gigi tampak lengkap, lesi, gigi tampak lengkap, lesi, gigi tampak lengkap,
bibir kering, rongga mulut bibir lembab, tidak ada bibir lembab, rongga
normal, tidak ada stomatitis, oral hygiene mulut normal, tidak ada
stomatitis, terdapat karies baik stomatitis, oral hygiene
baik

Hidung Tampak bersih tidak Tampak bersih tidak Tampak bersih tidak
terdapat sekret, tidak lesi terdapat sekret, tidak lesi terdapat sekret, tidak lesi
dan benjolan, bentuk
dan benjolan, bentuk dan benjolan, bentuk
simetris, terdapat
simetris, tidak terdapat simetris, tidak terdapat pernapasan cuping
pernapasan cuping pernapasan cuping hidung. hidung
hidung.
Telinga Bentuk simetris, bersih, Bentuk simetris, bersih, Bentuk simetris, bersih,
tidak terdapat cairan
39

tidak terdapat cairan tidak terdapat


cairan keluar dari telinga, tidak
keluar dari telinga, tidak keluar dari telinga, tidak terdapat lesi dan benjolan
terdapat lesi dan benjolan terdapat lesi dan benjolan

Integument Turgor kulit normal, kulit Turgor kulit normal tidak Turgor kulit normal, tidak
tidak terjadi sianosis terjadi sianosis terjadi sianosis

Thorak/dada & Mammae : membesar, Mammae : membesar, Mammae : membesar,


axilla areola mammae : areola mammae : areola mammae :
membesar, lebih gelap membesar, lebih gelap membesar, lebih gelap
warnanya warnanya warnanya
Papilla mammae : Papilla mammae : Papilla mammae :
simetris, tidak benjolan simetris, tidak benjolan simetris, tidak benjolan
atau peradangan atau peradangan atau peradangan
Colostrum : Belum keluar Colostrum : Belum keluar Colostrum : Belum keluar
Abdomen Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Abdomen membesar, Abdomen membesar, Abdomen membesar,
striae : garis memerah striae : garis memerah striae : garis memerah
karena kenaikan BB, karena kenaikan BB, karena kenaikan BB,
Linea terbentang Linea terbentang Linea terbentang
memanjang hingga tulang memanjang hingga tulang memanjang hingga tulang
dari pusar warna hitam, dari pusar warna hitam, dari pusar warna hitam,
tidak ada luka bekas tidak ada luka bekas tidak ada luka bekas
operasi operasi operasi
Auskultasi : Djj Auskultasi : Djj Auskultasi : Djj
143x/menit 143x/menit 143x/menit
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Leopold I : Bagian atas Leopold I : Bagian atas Leopold I : Bagian atas
teraba bulat teraba bulat teraba bulat
Leopold II : Punggung
Leopold II : Punggung Leopold II : Punggung
kanan dan kiri teraba
kanan dan kiri teraba kanan dan kiri teraba Leopold III : Bagian
Leopold III : Bagian Leopold III : Bagian terendah bayi teraba
bokong
terendah bayi teraba terendah bayi teraba
Leopold IV : Kepala
bokong bokong belum masuk pintu atas
Leopold IV : Kepala Leopold IV : Kepala panggul
40

belum masuk pintu atas belum masuk pintu atas


panggul panggul

Kelainan dan Terpasang kateter,NGT Terpasang kateter, sejak Terpasang kateter, Sejak
daerah sekitarnya sejak masuk RS masuk RS masuk RS

Ekstremitas Turgor kulit : CRT Turgor kulit : CRT Turgor kulit : CRT
(Integumen/Musku <2detik, <2detik, <2detik,
luskeletal) warna kulit : normal sawo warna kulit : normal sawo warna kulit : normal sawo
matang, matang, matang,
kesulitan dalam kesulitan dalam kesulitan dalam
pergerakan : ketika pergerakan : ketika pergerakan : ketika
mengalami sakit pasien mengalami sakit pasien mengalami sakit pasien
merasa kesulitan merasa kesulitan merasa kesulitan
.

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Jenis Px 1 Px 2 Px 3 Nilai Normal

Hemoglobin 14,4 12,1 12,3 Normak : 11,7-15,5 g/dl

Leukosit 15.18 15,12 14,27 Normal : 3,8-11,0

Hematokrit 40,5 40,0 40,8 Normal : 40-52 %


41

Eritrosit 4,65 5,76 4,6 Normal : 4,4-5,9

Trombosit 142 195 195 Normal : 150-440

Protein (+)3 (+)2 (+)3 Normal : -

LDH 91 85 85 Normal : 50-70

AST 21 11 15 Normal : 25-40%

SGPT 26 30 25 Normal : 7-35 u/l

SGOT 36 36 35 Normal : 13-35 u/l

Penatalaksanaan

Terpasang infus RL 7TPM Paracetamol 3x1gr Terpasang infus RL 7TPM


Terpasang Nasal Kanul 3LPM Inj. Nifedipine 3x10mg Terpasang Nasal Kanul 3LPM
Terpasang Kateter Captopril 3x25mg Inj. SM 40% 10gram
Inj. Nifedipine 3x10mg Furosemide Inj. Nifedipine 3x10mg
Inj. SM 20% 4gram Diet TKTP 2300 kkal Inj. Dexta 2x6mg
Sulvamanesium 3x250 (oral) Pembatasan zat gizi natrium Dupamet 3x500mg

ANALISIS DATA
No Kel. Data 1 Kel. Data 2 Kel. Data 3
1 DS : DS : DS :
Px pusing sejak jam 5 subuh dan Px mengatakan merasa sakit Px mengatakan pusing,
nyeri pada epigastrium kepala berat, sakit di ulu tangan dan kaki kiri bengkak
hati/nyeri epigastrium
DO : DO :
-Tingkat kesadaran : DO : -Tingkat kesadaran :
Composmentis -Tingkat kesadaran : Composmentis
- GCS : 456 Composmentis - KU : Lemah
- KU : Lemah - KU : Lemah -Muntah : -
- Px terpasang oksigen nasal kanul -Muntah : - -Px terpasang masker
3lpm - Px terpasang oksigen nasal nonrebreathing mask 10lpm
42

- TTV kanul 3lpm - TTV


Tekanan darah: 150/100 mmhg - TTV TD : 170/100 mmHg
Nadi : 86x/menit TD : 200/120mmhg N : 94x/menit
Suhu : 36,8 Nadi : 94x/menit S : 36,5°C
RR : 20 x/menit Suhu : 36,8 RR : 20 x/menit
Spo2 : 99% RR : 20 x/menit Spo2 : 99%
CRT : < 2 dtk Spo2 : 98% CRT : < 2 dtk
GCS 456 = 15 CRT : < 2 dtk GCS 456 = 15
Dx : GCS 456 = 15 Dx :
Resiko gawat janin b/d nyeri pada Dx : Resiko cedera pada ibu b/d
gastrium d/d penyakit penyerta Nyeri akut b/d agen penyakit penyerta
pencedera fisik
43

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

BERDASARKAN PRIORITAS

Kasus 1

No Dx Keperawatan Ditemukan Teratasi

1 Resiko gawat janin b/d nyeri pada 01-11-22 02-11-22


gastrium d/d penyakit penyerta

Kasus 2

1 Nyeri akut b/d agen pencedera fisik 03-11-2022 04-11-22

Kasus 3

1 Resiko cedera pada ibu b/d penyakit 11-11-22 12-11-2022


penyerta

RENCANA KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI


1 Resiko gawat janin b/d Tingkat Cedera Pemantauan Denyut
nyeri pada gastrium d/d Jantung Janin
penyakit penyerta Kriteria Hasil :
Kode : (D.0138) - Kejadian cedera Observasi
Definisi : menurun - Periksa denyut jantung
Beresiko mengalami - Ekspresi wajah janin selama 1 menit
bahaya atau kerusakan kesakitan menurun - Monitor denyut jantung
fisik pada janin selama janin
- Tekanan darah membaik
proses kehamilan dan - Monitor tanda vital ibu
persalinan - Pola Istirahat/tidur
Terapeutik
membaik
- Atur posisi pasien
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan jika perlu
2 Nyeri akut b/d agen pencedera fisik Tingkat nyeri
Kode : D.0077
Definisi : Kriteria Hasil :
pengalaman sensorik atau emosional - keluhan nyeri menurun
yang berkaitan dengan kerusakan - Meringis menurun
44

jaringan aktual atau fungsional - gelisah menurun


dengan onset mendadak atau lambat - Kesadaran membaik
dan berintensitas ringan hingga berat - Frekuensi nadi membaik
yang berlangsung kurang dari 3 - Tekanan darah membaik
bulan.

3 Resiko cedera pada ibu Tingkat Cedera


M b/d penyakit penyerta Perawatan Kehamilan
a Kode : D.0137 Kriteria Hasil : Resiko Tinggi (I.14560)
n Definisi :
a - Kejadian cedera Observasi :
g Beresiko mengalami bahaya -identifikasi faktor resiko
menurun
e atau kerusakan fisik pada kehamilan (mis. diabetes,
m ibu selama masa kehamilan - Ekspresi wajah hipertensi dll.)
e sampai dengan proses kesakitan menurun -identifikasi riwayat
n persalinan. - Tekanan darah membaik obstetris (mis.
N prematuritas,
y - Pola Istirahat/tidur preeklamsia.)
e membaik -identifikasi sosial dan
ri demografi (mis. usia ibu,
( ras)
1. Terapeutik :
0 -dampingi ibu saat merasa
6 cemas
1 -diskusikan
9 ketidaknyamanan selama
4 hamil
) -diskusikan persiapan
persalinan dan kelahiran
O Edukasi :
b -anjurkan ibu untuk
s beraktivitas dan
e beristirahat yang cukup
r Kolaborasi :
v -kolaborasi dengan
a speasialis jika ditemukan
si tanda dan bahaya
: kehamilan
1.
I
d
e
nt
if
ik
a
si
lo
k
a
si
,
k
ar
a
kt
er
is
ti
k,
d
45

u
ra
si
2.
I
d
e
nt
if
ik
a
si
s
k
al
a
n
y
er
i
3.
I
d
e
nt
if
ik
a
si
fa
kt
o
r
y
a
n
g
m
e
m
er
b
er
at
d
a
n
m
e
m
p
er
in
g
a
a
n
n
y
er
46

i
T
e
r
a
p
e
u
ti
k
1.
B
er
ik
a
n
te
k
ni
k
n
o
n
fa
r
m
a
k
ol
o
gi
s
u
nt
u
k
m
e
n
g
u
ra
n
gi
ra
s
a
n
y
er
i
2.
F
a
si
li
ta
si
is
ti
47

ra
h
at
d
a
n
ti
d
u
r
E
d
u
k
a
si
1.
J
2. p
e
ri
o
d
e
d
a
n
p
e
m
i
c
u
n
y
e
ri
3.
4.

5.
6.
7.
48

Diagnosa Tgl/jam Tindakan Keperawatan Respon Px Tanggal Catatan perkembangan TTD

Pasien 1

Resiko 08-07- 1. Px tidak sadar ICH 08-07- S:


gawat janin 2022 dipons ukuran +/- 2022 - Keluarga Px mengatakan
b/d nyeri 1. Memeriksa denyyut jantung 1,5x1cm klien belum sadar
pada 08.00- janin selama 1 menit 2. Tekanan darah: 14.00 O:
gastrium d/d 10.00 140/80 mmhg, S: 37,5 - Terdapat ICH dipons ukuran
2. Memonitor denyut jantung
penyakit GCS : 235 = 10, RR: +/- 1,5x1cm
janin
penyerta 3. Memonitor tanda vital ibu
20 x/menit,Spo2: 99% - GCS : 235 = 10
3. Nadi : 115x/menit - Px bedrest total
4. Px diposisikan pada Tekanan darah: 140/80
posisi semi fowler mmhg
4. Menghindari produk 5. Pemberian cairan Nadi : 110x/menit
berbahan dasar alkohol isotonick : Infus RL Suhu : 37
pada kulit 6. Membatasi RR : 20 x/menit
pengunjung dan Spo2 : 99%
menyediakan ruangan CRT : < 2 dtk
5. Menganjurkan ac, monitor suhu - Intake : 700 cc
menggunakan pelembab
7. Kolaborasi - Output : 350 cc
pempberikan - Klien terpasang O2
- Periksa denyut jantung - Inj.Citicolin 2 x NRM10L
janin selama 1 menit 500mg A : : masalah belum teratasi
- Monitor denyut jantung -Inj. Pamol 3x1 P: intervensi dilanjutkan, No
janin -Mnitol 6x100cc 1,2,3,4,5,6,7
- Monitor tanda vital ibu -Ranitidin 2x1mg
-Diltiazem pump
iD180
-Amplodipin 1x5mg

S: Px tidak sadar
49

08-07- 1. Px bed rest total 08-07- O:


Resiko 2022 2. Keluarga kooperatif 2022 - Klien bedrest total
Gangguan dengan mengubah - KU : Lemah
Integritas 08.00- posisi tiap 2 jam 14.00
Kulit b.d Bed -Kesadaran Somnolen
10.00 3. Keluarga kooperatif
Rest Lama -Suhu : 36.7oC
dengan menggunakan
produk berbahan A: masalah belum teratasi
petrolium atau minyak P: intervensi dilanjutkan, No
padakulit kering 1,2,3,4,5
4. Keluarga kooperatif
dengan tidak
menggunakan produk
berbahan dasar alkohol
pada kulit
5. Keluarga kooperatif
dengan menggnakan
pelembab sesuai
anjuran

Penurunan 09-07- 1. Memonitor tanda atau 1. Tekanan darah: 09-01- S:


Kapasitas 2022 gejala peningkatan TIK 160/90 mmhg
50

Adaptif 07.00- Suhu : 37 2022 - Keluarga Px mengatakan


Intrakranial 10.00 GCS : 335 = 11 klien belum sadar
b/d Edema RR : 20 x/menit 14.00
2
O:
Serebral Spo : 99%
- Terdapat ICH dipons ukuran
2. Memonitor MAP 2. Nadi : 113x/menit +/- 1,5x1cm
3. Px diposisikan pada - GCS : 335 = 11
3. Memberikan posisi semi posisi semi fowler - Px bedrest total
fowler Tekanan darah: 160/90
mmhg
4. Mneghindari pemberian 4. Infus RL Nadi : 113x/menit
cairan IV hipotonik - Intake : 700 cc
Suhu : 36.8C
- Output : 350 cc
5. Mencegah terjadinya RR : 20 x/menit
5. Membatasi 2
kejang Spo : 99%
pengunjung dan
menyediakan ruangan CRT : < 2 dtk
ac, monitor suhu - Intake : 700 cc
badan - Output : 350 cc
6. Melakukan Kolaborasi 6. Dengan Kolaborasi - Klien terpasang O2 NRM10
pemberian diuretik pempberikan 10L
osmosis, jika perlu - Inj.Citicolin 2 x A : : masalah belum teratasi
500mg
P: intervensi dilanjutkan, No
-Inj. Pamol 3x1
-Mnitol 6x100cc 1,2,3,4,5,6
-Ranitidin 2x1mg
-Diltiazem pump
iD180
-Amplodipin 1x5mg

Resiko 09-01- 1. Mengubah posisi tiap 2 jam 1. Keluarga kooperatif 09-01- S: Px tidak sadar
Gangguan 2022 jika tirah baring dengan mengubah 2022 O:
Integritas 2. Mengunakan produk posisi tiap 2 jam - Klien bedrest total
51

Kulit b.d Bed 07.00- berbahan petrolium atau 2. Keluarga kooperatif 14.00 - KU : Lemah
Rest Lama 10.00 minyak padakulit kering dengan menggunakan -Kesadaran Somnolen
produk berbahan -Suhu : 36.7oC
petrolium atau minyak
padakulit kering A: masalah belum teratasi
3. Keluarga kooperatif P: intervensi dilanjutkan, No
3. Menganjurkan dengan menggnakan 1,2,3
menggunakan pelembab
pelembab sesuai
anjuran

Penurunan 10-07- 1. Memonitor tanda 1. Tekanan darah: 10-01- S:


Kapasitas 2022 atau gejala 160/90 mmhg 2022 - Keluarga mengatakan Px
Adaptif 07.00- peningkatan TIK Suhu : 36.9 mulai sadar
Intrakranial 10.00 GCS : 456 = 15 14.00
O:
b/d Edema RR : 20 x/menit
Serebral Spo2 : 99% - Klien tampak mulai sadar
- Terdapat ICH dipons ukuran
2. Memonitor MAP 2. Nadi : 100x/menit +/- 1,5x1cm
3. Px diposisikan pada - GCS : 456 = 15
3. Memberikan posisi posisi semi fowler - Klien bedrest total
semi fowler Tekanan darah: 140/90
mmhg
4. Mneghindari 4. Infus RL
pemberian cairan IV - Intake : 700 cc Nadi : 100x/menit
hipotonik - Output : 350 cc Suhu : 36.6C
5. Membatasi RR : 20 x/menit
5. Mencegah terjadinya pengunjung dan
2
Spo : 99%
kejang menyediakan ruangan CRT : < 2 dtk
ac, monitor suhu - Intake : 700 cc
badan - Output : 350 cc
6. Melakukan 6. Kolaborasi
Kolaborasi - Klien terpasang O2 NRM10
pempberikan
52

pemberian diuretik - Inj.Citicolin 2 x 10L


osmosis, jika perlu 500mg A : masalah teratasi
-Inj. Pamol 3x1 P: Pasien pindah ruangan
-Mnitol 6x100cc dengan dilanjut asuhan
-Ranitidin 2x1mg keperawatan, terapi obat yang
-Diltiazem pump sudah diresepkan, diposisikan
iD180 pada posisi semi fowler 30o
-Amplodipin 1x5mg
Resiko 09-01- 1. Mengubah posisi tiap 2 jam 1. Keluarga kooperatif 09-01- S: Px tidak sadar
Gangguan 2022 jika tirah baring dengan mengubah 2022 O:
Integritas 2. Mengunakan produk posisi tiap 2 jam - Klien bedrest total
Kulit b.d Bed 07.00- berbahan petrolium atau 2. Keluarga kooperatif 14.00 - KU : Lemah
Rest Lama minyak padakulit kering
10.00 dengan menggunakan -Kesadaran Somnolen
produk berbahan
petrolium atau minyak
-Suhu : 36.8oC
padakulit kering A: masalah belum teratasi
3. Keluarga kooperatif P: Pasien pindah ruangan
3. Menganjurkan
menggunakan pelembab dengan menggnakan dengan dilanjut asuhan
pelembab sesuai keperawatan.
anjuran

Paien 2

Resiko 14-07- 1. Mengidentifikasi 1. Px diagnose CVA ICH 14-07- DS :


Perfusi 2022 penyebab 2. Px kooperatif keluarga 2022
peningkatan TIK Px terasa mual, lemas dan
Serebral (mis. Lesi, edema mengatakan mengalami cedal saat berbicara.
Tidak 08.00- serebral) keterbatasan anggota 14.00
DO :
Efektif b/d 10.00 2. Mengidentifikasi gerak kanan
Hipertensi adanya nyeri atau 3. Tekanan darah : -Tingkat kesadaran :
keluhan fisik 160/90 mmhg Composmentis
lainnya
3. Memonitor Nadi: 94x/menit - KU : Lemah
tanda/gejala Suhu: 36,8 - GCS : 456 = 15
53

peningkatan TIK CRT : < 2 dtk Tekanan darah: 140/80


(Tekanan darah GCS 456 = 15
meningkat, mmhg
bradikardi, pola 4. Px terpasang masker Nadi : 95x/menit
napas ireguler, nonrebreathing mask
Suhu : 36
kesadaran menurun) 10lpm
4. Memonitor RR: 24 x/menit RR : 22 x/menit
pernapasan Spo2: 98%
2
Spo : 99%
5. Meminimalkan 5. Membatasi pengunjung CRT : < 2 dtk
stimulus dengan dan menyediakan - Terpasang O2 NRM10lpm
menyediakan ruangan ac A : Masalah belum teratasi
lingkungan yang
tenang P: intervensi dilanjutkan, No
6. Px diposisikan pada
7. Memberikan posisi 1,2,3,4,5,6,7,8
posisi semi fowler
semi fowler
6. Mempertahankan 7. Dengan memperhatikan
suhu tubuh normal suhu ruangan
7. Melakukan 8. Inj.Citicolin 2 x 500mg
kolaborasi dalam Mnitol 6x100cc
pemberian obat Ranitidin 2x1mg
Diltiazem pump iD180
Piracetam, Infuse PZ
DS :
Gangguan 14-07- 1. Mengidentifikasi 1. Px kooperatif keluarga 14-07-
mobilitas 2022 mengatakan mengalami 2022 Px mengatakan lemah pada
toleransi fisik
fisik b.d melakukan keterbatasan anggota tubuh bagian kanan
penurunan 08.00- mobilisasi gerak kanan 14.00 DO :
kekuatan 10.00 2. Menjelaskan tujuan 2. Keluarga dan pasien - Terdapat kekuatan otot tangan
otot dan prosedur kooperatif mengikuti kanan 2 tangan kiri 5 dan kaki
mobilisasi penjelasan tujuan dan kanan 2 kaki kiri 5
prosedur mobilitas
2 5
3. Kesadaran Composmentis
3. Memonitor kondisi TD: 160/90 mmhg
umum selama 2 5
melakukan Nadi: 94x/menit
mobilitas Suhu: 36,8 Tekanan darah: 140/80
54

RR : 24 x/menit mmhg
4. Memfasilitasi Nadi : 95x/menit
melakukan 4. Keluarga kooperatif Suhu : 36
mobilitas fisik dengan persiapan tempat
RR : 22 x/menit
yang aman dan nyaman.
5. Mengajarkan 5. Keluarga kooperatif GCS 456 = 15
keluarga untuk dengan mengikuti range of -Terpasang O2 NRM 8L
membantu pasien motion (ROM) A : masalah belum teratasi
dalam meningkatkan P: intervensi dilanjutkan, No
mobilisasi 1,2,3,4,5,6,7
6. menganjurkan 6. Keluarga kooperatif
melajkukan mengikuti anjuran untuk
mobilisasi melakukan ROM’

Resiko 15-07- 1. Memonitor 1. Tekanan darah : 140/80 15-07- DS :


Perfusi 2022 tanda/gejala mmhg 2022
peningkatan TIK Px terasa lemas dan cedal saat
Serebral 07.00- (Tekanan darah Nadi: 94x/menit 14.00 berbicara.
Tidak 10.00 meningkat, Suhu: 36,8
DO :
Efektif b/d bradikardi, pola CRT : < 2 dtk
Hipertensi napas ireguler, GCS 456 = 15 -Tingkat kesadaran :
kesadaran menurun) 2. Px terpasang masker Composmentis
2. Memonitor
pernapasan nonrebreathing mask - KU : Lemah
10lpm RR: 24 x/menit - GCS : 456 = 15
Spo2: 98% Tekanan darah: 130/80
3. Memberikan posisi 3. Px diposisikan pada posisi
semi fowler mmhg
4. Mempertahankan semi fowler
Nadi : 95x/menit
suhu tubuh normal 4. Dengan memperhatikan
suhu ruangan Suhu : 36
5. Berkolaborasi dalam 5. Inj.Citicolin 2 x 500mg RR : 22 x/menit
pemberian obat Mnitol 6x100cc Ranitidin 2
Spo : 99%
2x1mg CRT : < 2 dtk
55

Diltiazem pump iD180 - Terpasang O2 NRM10 8L


Piracetam A : Masalah belum teratasi
Infuse PZ P: intervensi dilanjutkan, No
1,2,3,4,5,6
Gangguan 15-07- 1. Memonitor kondisi
mobilitas 2022 umum selama 1. Kesadaran: Composmentis 15-07-
fisik b.d 07.00- melakukan TD: 140/80 mmhg 2022 DS :
mobilitas
penurunan 10.00 2. Memfasilitasi Nadi: 94x/menit 14.00 Px mengatakan lemah pada
kekuatan melakukan Suhu: 36,8 tubuh bagian kanan
otot mobilitas fisik GCS 456 = 15 berkurang
2. Keluarga kooperatif DO :
3. Menganjurkan dengan persiapan tempat
melajkukan - Terdapat kekuatan otot
mobilitasi yang aman dan nyaman.
3. Keluarga kooperatif tangan kanan 3 tangan kiri 5
mengikuti anjuran untuk dan kaki kanan 3 kaki kiri 5
melakukan ROM 3 5

3 5
Tekanan darah: 130/80
mmhg
Nadi : 95x/menit,Suhu: 36
RR : 22 x/menit
GCS 456 = 15
-Terpasang O2 NRM 10lpm
A : masalah belum teratasi
P: Pasien pindah ruangan
dengan dilanjut asuhan
keperawatan, terapi obat yang
sudah diresepkan, ambulasi
range of motion (ROM).
56

Pasien 3
Resiko 16-07- 1. Mengidentifikasi 1. Px diagnose CVA ICH 16-07- DS :
Perfusi 2022 penyebab 2. Tekanan darah: 170/100 2022
peningkatan TIK Px mengatakan lemah pada
Serebral (mis. Lesi, edema mmHg tubuh bagian kiri.
Tidak 08.00- serebral) N : 94x/menit 14.00
DO :
Efektif b/d 10.00 2. Memonitor S : 36,2°C
Hipertensi tanda/gejala CRT : < 2 dtk -Tingkat kesadaran :
peningkatan TIK GCS 456 = 15 Composmentis
(Tekanan darah
meningkat, - KU : Lemah
bradikardi, pola - Px terpasang masker
napas ireguler, nonrebreathing mask 10lpm
kesadaran menurun) 3. Px terpasang masker
3. Memonitor - Intake 750cc
pernapasan nonrebreathing mask
- Output 400cc
10lpm,RR: 24 x/menit
Spo2: 98% - TTV
4. Intake : 800 cc Output : TD : 150/100 mmHg
4. Memonitor intake 350 cc N : 98x/menit
dan output cairan S : 36,5°C
5. Membatasi pengunjung
5. Meminimalkan dan menyediakan ruangan RR : 24 x/menit
stimulus dengan ac Spo2 : 99%
menyediakan CRT : < 2 dtk
lingkungan yang 6. Px diposisikan pada posisi GCS 456 = 15
tenang
6. Memberikan posisi semi fowler A : Masalah belum teratasi
semi fowler 7. Px kooperatif keluarga P: intervensi dilanjutkan, No
7. Mengidentifikasi mengatakan mengalami 1,2,3,4,5,6,7,8
adanya nyeri atau keterbatasan anggota
keluhan fisik gerak kiri
lainnya
6. Mempertahankan 8. Dengan memperhatikan
suhu tubuh norma suhu ruangan
7. Berkolaborasi dalam 9. Citicholin 250
pemberian obat Manitol 100 cc
Captopril 25 mg tiap 8jam
57

Omeprazol 40 mg
Gangguan 16-07- 1. Mengidentifikasi 1. Px kooperatif keluarga 16-07- DS :
mobilitas 2022 toleransi fisik mengatakan mengalami 2022 Px mengatakan lemah pada
fisik b.d melakukan keterbatasan anggota tubuh bagian kiri
penurunan 08.00- mobilitas gerak kiri 14.00
DO :
kekuatan 10.00 2. Menjelaskan tujuan 2. Keluarga dan pasien
otot dan prosedur kooperatif mengikuti - Terdapat kekuatan otot
mobilitas penjelasan tujuan dan Tangan kiri dan kaki kiri
prosedur mobilisasi mengalami kelemahan.
3. Memonitor kondisi 3. Kesadaran
umum selama
Composmentis Kekuatan otot tangan
melakukan kanan 5dan kaki kanan 5.
mobilitas TD : 170/100 mmHg
N : 94x/menit 5 3
S : 36,2°C
RR : 24 x/menit 5 3
GCS 456 = 15 TD : 150/100 mmHg
4. Memfasilitasi N : 98x/menit
4. Keluarga kooperatif S : 36,5°C
melakukan dengan persiapan tempat
mobilitas fisik RR : 24 x/menit
yang aman dan nyaman. GCS 456 = 15
5. Menganjurkan 5. Keluarga kooperatif
A : masalah belum teratasi
keluarga untuk dengan mengikuti range of
motion (ROM)\ P: intervensi dilanjutkan, No
membantu pasien
dalam meningkatkan 6. Keluarga kooperatif 1,2,3,4,5,6
mobilisasi mengikuti anjuran untuk
6. menganjurkan melakukan ROM
melajkukan
mobilisasi
58

Resiko 17-07- 1. Memonitor 1. TD : 170/100 mmHg 17-07- DS :


Perfusi 2022 tanda/gejala N : 94x/menit 2022
peningkatan TIK Px mengatakan lemah dan
Serebral 07.00- (Tekanan darah S : 36,2°C pusing
Tidak 10.00 meningkat, CRT : < 2 dtk 14.00
DO :
Efektif b/d bradikardi, pola GCS 456 = 15
Hipertensi napas ireguler, -Tingkat kesadaran :
kesadaran menurun) Composmentis
2. Memonitor 2. Px terpasang masker - KU : Lemah
pernapasan nonrebreathing mask - Px terpasang masker
10lpm RR: 24 x/menit nonrebreathing mask 10lpm
Spo2: 99% - TTV
3. Memberikan posisi 3. Px diposisikan pada
semi fowler TD : 140/100 mmHg
posisi semi fowler
4. Mempertahankan N : 93x/menit
suhu tubuh normal 4. Dengan pertahankan
suhu ruangan S : 36,6°C
5. Berkolaborasi dalam 5. Citicholin 250 RR : 24 x/menit
pemberian obat Manitol 100 cc Spo2 : 99%
Captopril 25 mg mg tiap 8 CRT : < 2 dtk
jamOmeprazol 40 mg GCS 456 = 15
A : Masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan, No
1,2,3,4,5,6

DS :
Px mengatakan lemah pada
Gangguan 17-07- 1. Memonitor kondisi 1. Kesadaran: Composmentis 17-07- tubuh bagian kiri berkurang
mobilitas 2022 umum selama TD: 140/80 mmhg 2022 DO :
fisik b.d 07.00- melakukan Nadi: 94x/menit
mobilisasi - Terdapat kekuatan otot
penurunan 10.00 Suhu: 36,8 14.00
kekuatan GCS 456 = 15 Tangan kiri dan kaki kiri
59

otot 2. Keluarga kooperatif mengalami kelemahan.


2. Memfasilitasi dengan persiapan tempat
melakukan Kekuatan otot tangan
mobilitas fisik yang aman dan nyaman.
kanan 5dan kaki kanan 5.
3. Keluarga kooperatif
3. Menganjurkan mengikuti anjuran untuk 5 4
melajkukan melakukan ROM
mobilisasi 5 4
TD : 140/100 mmHg
N : 93x/menit
S : 36,6°C
RR : 24 x/menit
GCS 456 = 15
A : : masalah belum teratasi
P: Pasien pindah ruangan
dengan dilanjut asuhan
keperawatan, terapi obat yang
sudah diresepkan, ambulasi
range of motion (ROM).
63

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada ketiga pasien didapatkan data

sebagai berikut: paien 1 keluarga pasien mengatakan pasien mengalami

penurunan kesadaran, pasien 2 mengatakan tangan dan kaki kanan pasien

terasa lemas tidak bisa digerakkan dan pasien cedal saat berbicara,

sedangkan pasien 3 mengatakan tangan dan kaki kiri terasa lemas tidak bisa

digerakkan. Gejala stroke yang muncul dapat bersifat fisik, psikologis, atau

perilaku. Gejala fisik paling khas adalah kelemahan anggota gerak sampai

kelumpuhan, hilangnya sensasi di wajah, bibir tidak simetris, kesulitan

berbicara atau pelo (afasia), kesulitan menelan, penurunan kesadaran, nyeri

kepala (vertigo), mual muntah dan hilangnya penglihatan di satu sisi atau

dapat terjadi kebutaan (Feigin, 2014) . Berdasarkan data fakta dan teori

tersebut tidak ditemukan kesenjangan anatara fakta dan teori karena

menurut peneliti pasien 1,2 dan 3 mengalami gangguan pada ekstermitas

atas dan ekstermitas bawah hal ini disebabkan karena proses perjalanan

penyakit stroke hemoragik dan tanda gejala pada penyakit tersebut.

4.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan ketiga pasien ditegakkan berdasarkan data

pengkajian yang didapat peneliti berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh

pasien yaitu pasien 1 Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial dan Resiko

Gangguan Integritas Kulit, pasien 2 dan 3 Resiko Perfusi Serebral Tidak

Efektif dan Gangguan mobilitas fisik.


64

Salah satu tanda terjadinya Penurunan kapasitas adaptif intrakranial

dan Resiko perfusi serebral tidak efektif adalah penurunan kesadaran, mual,

muntah, pusing. Evaluasi perfusi darah ke otak dapat dengan menilai tingkat

kesadaran dan tandatanda vital, perubahan penurunan kesadaran secara

signifikan dan perubahan tandatanda vital dapat merupakan gambaran dari

gangguan perfusi cerebral maupun peningkatan tekanan intrakranial

(Soemitro et all, 2011). Gangguan mobilitas fisik adalah penurunan

kesadaran. Kekuatan otot ini sangat berhubungan dengan sistem

neuromuskular karena besarnya kemampuan sistem saraf dalam

mengaktivasi otot untuk melakukan kontraksi. Stroke merupakan kondisi

patologis dimana terjadi peningkatan produksi eikosanoid, adanya oksigen

radikal bebas dan lipid peroksidase yang berdampak pada rusaknya struktur

otak beserta fungsinya. Ini yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan

otot dan gangguan neuromuskular pada pasien stroke. Penurunan kekuatan

otot dan gangguan neuromuskular ini yang menyebabkan sebagian besar

pasien stroke mengalami gangguan mobilisasi (Angelina, 2016).

Berdasarkan data fakta dan teori peneliti tidak menemukan

kesenjangan karena menurut peneliti hambatan mobilitas dipengaruhi oleh

penurunan kekuatan otot sehingga membuat adanya gangguan pada

peredaran darah otak dilihat dari keluhan yang mengalami mengalami

penurunan kekuatan otot ekstermitas pada pasien 2 ekstermitas atas dan

bawah bagian kanan sedangkan pasien 3 ekstermitas atas dan bawah bagian

kiri.
65

4.2.3 Intervensi keperawatan

Dari masalah keperawatan di atas, sehubungan dengan masalah

keperawatan Penurunan kapasitas adaptif intrakranial dan Resiko perfusi

serebral tidak efektif penulis tertarik melakukan terapi elevasi kepala

terhadap peningkatan saturasi oksigen dan Gangguan mobilitas fisik

melakukan terapi ROM pasif.

Intervensi keperawatan kedua klien yaitu Elevasi kepala

berdasarkan pada respon fisiologis merupakan perubahan posisi untuk

meningkatkan aliran darah ke otak dan mencegah terjadinya peningkatan

TIK. Peningkatan Tekanan Intra Kranial adalah komplikasi serius karena

penekanan pada pusat-pusat vital di dalam otak (herniasi) dan dapat

mengakibatkan kematian sel otak (Rosjidi,2014). Elevasi kepala tidak

boleh lebih dari 30 derajat, dengan rasional pencegahan peningkatan

resiko penurunan perfusi serebral dan selanjutnya dapat memperburuk

iskemia serebral jika terdapat vasopasme (Sunardi,2011)

Intervensi keperawatan kedua klien yaitu Exercise therapy :

ambulation yaitu Memonitor kondisi umum selama melakukan ambulansi

dan lihat respon pasien saat latihan. Kaji kemampuan pasien dalam

mobilisasi. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan

jika diperlukan. Lakukan ROM pasif pada klien sesuai kebutuhan indikas.

Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada

klien yang dilaksanakan oleh perawat, yang ditujukan kepada kegiatan

yang berhubungan dengan promosi, mempertahankan kesehatan klien (Sri

Wahyuni, 2016). Berdasarkan keterangan data tersebut menurut peneliti


66

intervensi keperawatan yang dibuat untuk kedua klien sudah sesui dengan

teori dan diagnosa keperawatan klien pada diagnosa medis stroke

hemoragik. Peneliti tidak menemukan kesenjangan antara fakta dan teori.

4.2.4 Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan yang diberikan kepada klien sudah

sesuai intervensi yang dibuat oleh peneliti akan tetapi untuk terapi medis

ketiga pasien berbeda yaitu pasien 1 Inj.Citicolin 2 x 500mg, Inj. Pamol

3x1, Mnitol 6x100cc, Ranitidin 2x1mg, Diltiazem pump iD180,

Amplodipin 1x5mg, Infuse PZ, Pasien 2 Inj.Citicolin 2 x 500mg, Mnitol

6x100cc, Ranitidin 2x1mg, Diltiazem pump iD180, Piracetam , Infuse PZ,

Pasien 3 Oksigen NRM 10 lpm, Citicholin 250 gram tiap 12 jam , Manitol

100 cc tiap 4 jam, tap off 100 cc tiap hari , Captopril 25 mg tiap 8 jam,

Omeprazol 40 mg tiap 12 jam.

Salah satu tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah

mobilisasi pasien stroke hemoragik adalah dengan pemberian range of

motion (ROM). Latihan ini bertujuan mempertahankan atau memelihara

kekuatan otot, memelihara mobilitas persendian, merangsang sirkulasi

darah dan mencegah kelainan bentuk (Derison et al, 2016).

Berdasarkan data tersebut menurut peneliti, implementasi

keperawatan untuk ketiga pasien sesuai dengan standart intervensi

keperawatan.
67

4.2.5 Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan yang dilakukan selama tiga hari kepada

pasien 1 didapatkan hasil Keluarga mengatakan sedangkan pasien 2 dan 3

mengatakan kelemahan anggota gerak berkurang.

Berdasarkan data tersebut menurut peneliti dari hasil evaluasi

keperawatan, dari pasien 1,2 dan 3 menunjukkan kemajuan yang

signifikan karena pada hari ketiga pasien 1 sudah mulai sadar, sedangkan

pada hari kedua pada pasien 2 dan 3 mengatakan kelemahan anggota gerak

meningkat sehingga pasien bisa melakukan ROM pasif.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien PEB pada ibu hamil di

Ruangan Drupadi VK, maka dapat disimpulkan :

a. Telah mengetahui tinjauan teori mengenai penyakit PEB pada ibu

hamil diruangan Drupadi VK RSUD Jombang.

b. Telah melakukan pengkajian pada klien dengan penyakit PEB pada

ibu hamil diruangan Drupadi VK RSUD Jombang.

c. Telah merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan

penyakit PEB pada ibu hamil diruangan Drupadi VK RSUD

Jombang.

d. Telah melakukan salah satu intervensi tentang pemantauan denyut

jantung janin di ruangan Drupadi VK RSUD Jombang

e. Telah menganalisis evaluasi keperawatan pada klien dengan

penyakit PEB pada ibu hamil diruangan Drupadi VK RSUD

Jombang.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Diharapkan bagi petugas Rumah Sakit mulai memberikan edukasi tentang

pre eklamsia berat bertujuan supaya ibu hamil paham dan bisa mencegah

serta menanggulangi kasus pre eklamsia berat pada ibu hamil ini.

63
64

5.2.2 Bagi Pendidikan

Diharapkan bagi Pendidikan dapat melengkapi buku-buku, atau pun jurnal-

jurnal mengenai kesehatan khususnya keperawatan Maternitas dan

menyediakan referensi yang lengkap dan terbaru sebagai bahan bacaan bagi

mahasiswa.

5.2.3 Bagi Penulis

Diharapkan untuk kami mahasiswa yang telah memperoleh ilmu tentang

asuhan keperawatan pada klien dengan PEB pada ibu hamil dapat

menerapkan asuhan tersebut dengan benar berdasarkan teori yang telah

dipelajari.
65

DAFTAR PUSTAKA

Amiman, C.R., Tumboimbela, J.M., Kembuan, M.A.H.N. (2016). Gambaran


length of stay pada pasien stroke rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Juli 2015-Juni 2016. Jurnal e-Clinic (eCl), 4(2)
Angelina, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (5th ed.). Jakarta:
EGC.
Anggraeni,D.M & Saryono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arifianto, A. Sarosa, M. Setyawati, O, (2014) Klasifikasi Stroke Berdasarkan.
Kelainan Patologis dengan Learning Vector Quantization, Jurnal
EECCIS.
Arum.(2015). STROKE, Kenali, Cegah dan Obati. Yogyakarta : Notebook.
Corwin, EJ 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, EGC, Jakarta. Corwin, J.E.
2001. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Derison Marsinova Bakara, Surani Warsito. 2016. Latihan Range Of Motion
(ROM) terhadap rentang sendi pasien pasca stoke. Idea Nursing Journal,
7(2): 12-18.
Esther, Chang dkk. (2010). Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan.
Jakarta: EGC
Hasan, A. K. (2018). Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebral dengan
Penurunan Kesadaran pada Klien Stroke Hemoragik setelah diberikan
Posisi Kepala Elevasi 30 Derajat. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan,
9(2). Retrieved from
http://www.jurnal.stikes-aisyiyahpalembang.ac.id/index.php/Kep/article/
view
Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : ANDI
Kasuba, Y., Ramli, R. R., & Nasrun. (2019). Gambaran Kadar Elektrolit
Darah Pada Penderita Stroke Hemoragik Dengan Kesadaran Menurun
Yang Di Rawat Di Bagian Neurologi RSU Anutapura Palu Tahun 2017.
Jurnal Medika Alkhairaat 1(1): 28-32, 1(April), 59–66.
66

Kasuba, Y., Ramli, R. R., & Nasrun. (2019). Gambaran Kadar Elektrolit Darah
Pada Penderita Stroke Hemoragik Dengan Kesadaran Menurun Yang Di
Rawat Di Bagian Neurologi RSU Anutapura Palu Tahun 2017. Jurnal
Medika Alkhairaat 1(1): 28-32, 1(April), 59–66.
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan
NANDA NIC NOC. Jakarta: TIM
Okdiyantino, Sri S, & Setyaningsih. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Cerebro Vascular Accident (Cva) Dengan Masalah Resiko Aspirasi Di
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Prodi D-III Keperawatan
STIKes Panti Waluya Malang
Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha
Medik
Riyanto & Brahmadhi, (2017). Pengaruh subtype stroke terhadap terjadinya
demensia vascular pada pasien post stroke di rsud prof. Dr. Margono
soekarjo

SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:


DefinisidanIndikator Diagnostik (Edisi 1). Jakarta:PPNI.

SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:


DefinisidanTindakan Keperawatan. Jakarta: PPNI.

SLKI DPP PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi


danIndikatorDiagnostik. Jakarta: PPNI.

Suratun, Heryati, Manurung, S.,Raenah. 2008. Klien Gangguan Sistem


Muskuloskeletal.Jakarta: EGC.

Susanti, S., & Bistara, D. N. (2019). Pengaruh Range of Motion (ROM)


terhadap Kekuatan Otot pada Pasien Stroke. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 4(2), 112.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.44497Sugiyono. (2015). Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
67

Tarwoto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : CV Sagung Seto.


Usrin,! , Mutiara . E , Yusad , Y . 2011 . Pengaru h hipertens i terhada p kejadia n
strok e iskemi k da n strok e hcmoragi k diruan g neurolog i d i ruma h saki
t strok e nasiona l (RSSN ) bukittinggi .
World Health Organization. (2016). Noncommunicable Disease Country Profil
Indonesia. Retrieved from http://www.who.int/countries/idn_en.pdf?ua=1
68

Lampiran 1. JadwalKegiatan

No. Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

(04-10 Juli (11-17 Juli (18-24 Juli (25-30 Juli


2022) 2022) 2022) 2022)

1. - Melakukan orientasi
ruangan
- Pengkajian kasus 1
2, - Pengkajian kasus 2
- Pengkajian kasus 3
3. - Konsultasi dengan CA
ruangan
4. - Mengerjakan studi kasus
dan hasil revisi konsultasi
- Konsultasi ruangan
69

Lampiran.2 Lembar Penjelasan Dan PersetujuanPasien

Saya Abu Rizal Zakaria, NIM 7421009 dari FakultasIlmu KesehatanUNIPDU Jombang
Prodi ProfesiNers. Saya ingin mengajak Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian kami
yang berjudul “Asuhan keperawatan dengan CVA ICH di ruang Abimanyu Rumah
Sakit Umum Daerah Jombang”

1. Tujuan penelitian

Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan keperawatan dengan CVA ICH di

ruang Abimanyu Rumah Sakit Umum Daerah Jombang

2. Keikutsertaan sukarela

Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda berhak

untuk menolak keikutsertaan dan berhak pula untuk mengundurkan diri dari

penelitian ini, meskipun anda sudah menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi.

Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun (termasuk kehilangan perawatan

kesehatan maupun terapi yang seharusnya anda terima) yang akan anda alami akibat

penolakan atau pengunduran diri anda. Jika anda memutuskan untuk tidak

berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, anda dapat melakukannya

kapan pun.

3. Durasi (lama) penelitian, prosedur penelitian, dan tanggungjawab partisipan

Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah meliputi penyuluhan

mengenai mobilitas fisik dengan melaksanakan range of motion (ROM).

4. Manfaat penelitian

Partisipasi anda dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk Anda atau

orang lain berupa dapat mengetahui cara pencegahan peningkatan TIK pada pasien

CVA ICH.

5. Kerahasiaan
70

Kami menjamin kerahasiaan seluruh data dan tidak akan mengeluarkan atau

mempublikasikan informasi tentang data diri anda tanpa ijin langsung dari anda

sebagai partisipan. (Jelaskan secara lebih detil bagaimana data akan disimpan dan

dibuang, dan siapa saja yang memiliki akses terhadap data tersebut).

6. Klarifikasi

Jika anda memiliki pertanyaan apapun terkait prosedur penelitian, atau

membutuhkan klarifikasi serta tambahan informasi tentang penelitian ini, anda dapat

menghubungi: 081357612336

7. Kesediaan

Jika anda bersedia untuk berpartisipasi maka anda akan mendapatkan satu salinan

dari lembar informasi dan kesediaan ini. Tandatangan anda pada lembar ini

menunjukkan kesediaan anda untuk menjadi partisipan dalam penelitian.


71

Lampiran 3. (SOP Tindakan)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RANGE OF MOTION


(BY : IDA ROSIDAWATI, M.KEP)

1. Definisi
Latihan Range Of Motion adalah kegiatan latihan yang bertujuan untuk
memelihara fleksibilitas dan mobilitas sendi (Tseng,et all, 2017). Rentang gerak
merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah
satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal dan transversal. Potongan sagital
adalah garis yang melewati tubuh dari depan kebelakang membagi tubuh menjadi
bagian kiri dan kanan, contoh gerakan fleksi dan ekstensi pada jaritangan dan siku
serta Gerakan hiperekstensi pada pinggul. Potongan frontal melewati tubuh dari
sisi kesisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang, contoh
gerakannya abduksi dan adduksi pada lengan dan tungkai serta eversi dan inversi
pada kaki. Sedangkan potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi
tubuh menjadi bagian atas dan bawah, contoh gerakannya supinasi dan pronasi
pada tangan, rotasi internal dan eksternal pada lutut, dan dorsofleksi dan plantar
fleksi pada kaki (potter & perry, 2016).

2. Tujuan
Menurut Tseng,et al.(2017),Rhoad& Meeker (2019), Smith,N. (2019) dan
Smeltzer & Bare (2018), tujuan latihan ROM adalah sebagaiberikut :
a. Mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi
b. Mengembalikan control motoric
c. Meningkatkan/mempertahankan integritas ROM sendi dan jaringan lunak
d. Membantu sirkulasi dan nutrisi synovial
e. Menurunkan pembentukan kontraktur terutama pada ekstremitas yang
mengalami paralisis.
f. Memaksimalkan fungsi ADL
g. Mengurangiatau menghambat nyeri
h. Mencegah bertambah buruknya system neuromuscular
i. Mengurangi gejala depresi dan kecemasan
72

j. Meningkatkan harga diri


k. Meningkatkan citra tubuh dan memberikan kesenangan

3. Jenis
Dikenal 3 jenis latihan ROM,yaitu latihan ROM aktif, Aktif dengan
penampingan dan latihan ROM pasif:
a. Latihan ROM aktif.
Gerak aktif adalah gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot sendiri. Latihan
yang dilakukan oleh klien sendiri. Hal ini dapat meningkatkan kemandirian
dan kepercayaan diri klien.
b. Latihan aktif denganp endampingan (active-assisted).
Latihan tetap dilakukan oleh klien secara mandiri dengan didampingi oleh
perawat. Peran perawat dalam halini adalah memberikan dukungan dan atau
bantuan untuk mencapai Gerakan ROM yang diinginkan
c. Latihan ROM pasif.
Pada pasien yang sedang melakukan bedrest atau mengalami keterbatasan
dalam pergerakan latihan ROM pasif sangat tepat dilakukan dan akan
mendapatkan manfaat seperti terhindarnya dari kemungkinan kontraktur
pada sendi. Setiap Gerakan yang dilakukan dengan range yang penuh, maka
akan meningkatkan kemampuan bergerak dan dapat mencegah keterbatasan
dalam beraktivitas. Ketika pasien tidak dapat melakukan latihan ROM secara
aktif maka perawat bias membantunya untuk melakukan latihan (Rhoad&
Meeker, 2018). Latihan dapat dilakukan oleh perawat atau tenaga Kesehatan
lain. Peran perawat dalam hal ini dimulai dengan melakukan
pengkajian untuk menentukan bagian sendi yang memerlukan latihan dan
frekuensi latihan yang diperlukan.
4. Prosedur
a. Kajiklien dan rencanakan program latihan yang sesuai untuk klien
b. Memberitahu klien tentang Tindakan yang akan dilakukan, area yang
akan digerakkan dan peran klien dalam latihan
c. Jaga privasi klien
73

d. Jaga/atur pakaian yang menyebabkan hambatan pergerakan


e. Angkat selimut sebagaimana diperlukan anjurkan klien berbaring
dalam privasi yang nyaman
f. Lakukan latihan sebagaimana dengan cara berikut :
74
75
76

g. Kaji pengaruh/efek latihan pada klien terutama hemodinamik klien


h. Atur klien pada posisi yang nyaman
i. Benahi selimut dan linen
77

Lampiran 5 (Lembar Bimbingan)

NAMA : Abu Rizal Zakaria,.S.Kep

NIM : 7421009

PEMBIMBING : Devin PriharNinuk, S.Kep. Ners., M.Kep

JUDUL KIA-N :Asuhan keperawatan dengan CVA ICH di ruang Abimanyu

Rumah Sakit Umum Daerah Jombang .

No. Tanggal Hasil Konsul TTD


78
79

Anda mungkin juga menyukai