Oleh :
NURMA, S.KEP
NIM.70900120037
Nama : Nurma
NIM : 70900120037
Nurma
70900120037
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt. Berkat rahmat hidayah serta
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir Ners ini yang
berjudul ”Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien TB Paru Dengan Masalah
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Menggunakan Intervensi Fisioterapi dada Dan
Batuk Efektif Di RSUD Labuang Baji Makassar”. Salawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya.
Dalam penyusunan tugas akhir ners ini, penulis telah banyak dibantu oleh
berbagai pihak. Segala kerendahan hati penulis menghaturkan terima kasih, dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua Orang Tua saya Abdullah &
Rukiah yang tercinta, terkasih, tersayang serta sebagai sumber inspirasi terbesar dan
semangat hidup menggapai cita atas kasih sayang, bimbingan, dukungan, motivasi
serta doa restu, terus mengiringi perjalanan hidup penulis hingga sekarang sampai
di titik ini.
Demikian pula ucapan terima kasih yang tulus, rasa hormat dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Hamdan Juhannis MA PhD selaku rektor UIN Alauddin Makassar
beserta para wakil rektor UIN Alauddin Makassar.
2. Dr. dr. Syatirah Jalaluddin, Sp.A.,M.Kes selaku Dekan Fakultas kedokteran
dan Ilmu Kesehatan dan para wakil dekan UIN Alauddin Makassar.
3. Ibu Dr.Patimah,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
Keperawatan UIN Alauddin Makassar .
4. Nurul Khusnul Khotimah, S.Kep.,Ns, M.Kep & Ilhamsyah, S.Kep.,Ns, M.Kep
selaku Pembimbing I dan II yang selama ini telah sabar, tulus, dan ikhlas
membimbing saya dari awal, memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan
saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun tugas akhir ners
ini.
iv
5. Eva Yustilawati, S.Kep.,Ns, M.Kep & Dr. Wahyuddin G, M.Ag selaku Penguji
I dan II yang sabar dan ikhlas meluangkan waktu dan pikiran, memberi
masukan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menghasilkan karya yang
terbaik yang diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan tugas akhir ners ini. Kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, penulis sadar bahwa tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas
kontribusinya baik berupa saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga semua ini dapat
bernilai ibadah di sisi-Nya. Sekian dan terima kasih.
Nurma
70900120037
v
ABSTRAK
Nama : Nurma
NIM : 70900120037
Judul : Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien TB Paru Dengan
Masalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Menggunakan
Intervensi Fisioterapi Dada dan Batuk Efektif Di RSUD Labuang
Baji Makassar
Latar Belakang : Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit yang menular yang sangat
berbahaya dan paling sering diserang di paru-paru, berdasarkan data WHO tahun 2020
mengemukakan bahwa secara global diperkirakan 10 juta orang terkena pnyakit TB di
seluruh dunia. Masalah keperawatan yang paling sering muncul pada seseorang yang
mengalami penyakit TB Paru yaitu bersihan jalan napas tidak efektif. Hal ini terjadi akibat
adanya penumpukan secret di saluran jalan napas. Salah satu intervensi non farmakologi
yang efektif untuk menangani masalah ini yaitu teknik fisioterapi dada dan batuk efektif.
Tujuan : untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien TB Paru dengan masalah
bersihan jalan napas tidak efektif menggunakan intervensi fisioterapi dada dan batuk
efektif. Metode : menggunakan metode studi kasus dengan teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Hasil : setelah dilakukan proses
asuhan keperawatan selama 3 hari didapatkan hasil bahwa masalah bersihan jalan napas
tidak efektif sudah teratasi ditandai dengan frekuensi napas menurun dari 36x/menit
menjadi 29x/menit dan sudah tidak terdengar adanya ronchi. Kesimpulan : intervensi
fisioterapi dada dan batuk efektif sangat efektif untuk mengatasi bersihan jalan napas pada
pasien TB Paru.
vi
DAFTAR ISI
SAMPUL
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR NERS ............................ I
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. II
PENGESAHAN TUGAS AKHIR NERS .................................................. III
KATA PENGANTAR ................................................................................. IV
ABSTRAK ................................................................................................... VI
DAFTAR ISI ................................................................................................ VII
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan masalah........................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat penelitian .......................................................................... 6
BAB II TINAJUAN PUSTAKA................................................................. 8
A. Konsep Medis ................................................................................ 8
1. Definisi ...................................................................................... 8
2. Etiologi ..................................................................................... 8
3. Klasifikasi .................................................................................. 9
4. Manifestasi Klinik ..................................................................... 9
5. Patofisiologi ............................................................................... 10
6. Pemeriksaan Penunjang ............................................................. 11
7. Penatalaksanaan ......................................................................... 13
B. Konsep Asuhan Keperawatan ........................................................ 15
1. Pengkajian ................................................................................. 15
2. Diagnosis Keperawatan ............................................................. 16
3. Intervensi Keperawatan ............................................................. 25
4. Implementasi Keperawatan ....................................................... 28
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................... 28
C. Evidence Based Practice In Nursing (EBPN) ................................ 29
1. Fisioterapi Dada ......................................................................... 29
2. Batuk Efektif.............................................................................. 32
vii
H. Etika Studi Kasus ........................................................................... 39
BAB IV LAPORAN KASUS ...................................................................... 40
A. Pengkajian ...................................................................................... 40
B. Diagnosis Keperawatan .................................................................. 54
C. Intervensi Keperawatan .................................................................. 55
D. Impelementasi Keperawatan .......................................................... 58
E. Evaluasi Keperawatan .................................................................... 65
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 69
A. Analisis Asuhan Keperawatan .......................................................... 69
B. Analisis Intervensi EBPN ................................................................. 75
C. Keterbatasan ...................................................................................... 77
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mycobacterium tuberculosis yaitu kuman aerob yang bisa hidup pada paru-
paru atau organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen
masuk dalam salah satu masalah kesehatan yang paling besar di seluruh
(Rab, 2010).
di daerah saluran pernapasan. Hal ini terjadi akibat bakteri yang masuk
2013).
penyakit TB di seluruh dunia dan 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit
1
2
pernapasan melaui udara, dan dapat menyerang saluran pernafasan atas dan
secret yang berlebihan, pasien TB paru akan mengalami gejala batuk yang
terus menerus dan biasanya dapat diserta darah, sesak nafas, nyeri dada,
demam, dan keringat di malam. Jika masalah ini tidak diobati secara teratur
Masalah bersihan jalan napas tidak efektif ini bisa ditangani dengan
yaitu teknik fisioterapi dada dan batuk efektif yang akan diterapkan kepada
pasien yang mengalami masalah bersihan jalan napas tidak efektif yang
pada akhirnya diharapkan bisa pasien segera pulih dan sembuh atas izin dan
kehendak Allah swt. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surah Asy-
Syu’ara: 80:
ِ ضتُ فَ ُه َو يَ ۡش ِف
)٠٨( ين ۡ َو ِإذَا َم ِر
Terjemahnya:
Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku (Kemenag,
2017)
Akan tetapi kita sebagai manusia harus selalu berusaha untuk melakukan
dirinya (Nabi Ibrahim), sekalipun hal itu merupakan qadar, qadha, dan
ciptaan Allah swt. Akan tetapi, ia sandarkan hal itu kepada dirinya
4
sebagai sikap beradab. Makna hal itu berarti, jika aku sakit, maka tidak
ada seorang pun yang kuasa menyembuhkan selain Allah swt. sesuai
adalah Allah. Oleh karena itu, pasien, tenaga kesehatan, dan keluarga
Fisioterapi Dada Dan Batuk Efektif Di RSUD Labuang Baji Makassar ?”.
B. Rumusan Masalah
dan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu penyakit ini perlu
penyakit ini. Salah satu intervensi yang digunakan yaitu teknik batuk efektif
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Studi kasus dalam tugas akhir ners ini diharapkan dapat menambah
fisioterapi dada dan batuk efektif terhadap bersihan jalan napas tidak
2. Manfaat Aplikatif
Studi kasus pada tugas akhir ners ini diharapkan dapat dijadikan
bahan rujukan bagi perawat yang ada di pelayanan klinis, rumah sakit,
TINJAUAN PISTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
menyerang di setiap organ yang ada di dalam tubuh mulai dari paru-
paru, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal (Chandra, 2012).
2. Etiologi
tuberculosis ini mempunyai 2 tipe yaitu tipe human dan tipe bovin. Tipe
bovin ini dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberculosis usus.
Basil tipe human bisa berada dibercak ludah (droplet) dan diudara yang
berasal dari
paru bertahan hidup dan menyebar. Proses penyebaran ini bisa melalui
8
9
3. Klasifikasi
a. Kategori I, kasus baru dengan sputum positif dan kasus baru dengan
batuk TB berat.
yang tidak luas dan kasus TB ekstra paru selain yang disebutkan
dalam kategori I.
4. Manifestasi Klinik
sering dialami yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk
dengan darah, batuk darah, sulit untuk bernapas, badan terasa lemas,
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan
gejala TBC yang khas sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2
a. Gejala sistemik/umum
dengan darah
10
2) Demam
b. Gejala khusus
sesak.
dapat bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.
5. Patofisiologi
juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru (lobus atas ).
11
Basil juga menyebar system limfe serta ke aliran darah lalu ke bagian
tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru-
Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi
menjadi masa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari masa tersebut disebut
6. Pemeriksaan Penunjang
2) Tes cepat molekuler (TCM) TB, misal :line probe assay, Gene
terhadap Rifampicin.
12
2) X-ray dada
fibroinfilrat
infiltra
c) Efusi pleura
d) TB milier
e) Atelectasis
f) Kavitas paru
h) Tuberkuloma
3) Pemeriksaan serologi TB
7. Penatalaksanaan
a. Pencegahan tuberculosis
b. Pengobatan tuberculosis
1) Kategori I
14
8-9 bulan.
2) Kategori II
3) Kategori III
4) Kategori IV
1. Pengkajian
b. Integritas EGO
budaya.
c. Makanan/cairan
e. Pernafasan
nafas menurun atau tidak ada secara bilateral atau unilateral efusi
f. Keamanan
2. Diagnosis Keperawatan
1) Definisi
2) Penyebab
Fisiologis
c) Disfungsi neuromuscular
Situasional
a) Merokok aktif
b) Meroko pasif
c) Terpajan polutan
Objektif
c) Sputum berlebih
Subjektif
a) Dyspnea
b) Sulit bicara
c) Ortopnea
Objektif
a) Gelisah
b) Sianosis
1) Definisi
adekuat.
2) Penyebab
d) Gangguan neuromuscular
Subjektif
a) Dispnea
Objektif
Subjektif
a) Ortopnea
Objektif
a) Pernapasan pursed-lip
1) Definisi
2) Penyebab
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Subjektif
a) Dispnea
Objektif
a) PCO₂ meningkat/menurun
b) PO₂ menurun
c) Takikardia
d) pH arteri meningkat/menurun
Subjektif
a) Pusing
b) Penglihatan kabur
Objektif
a) Sianosis
b) Diaphoresis
c) Gelisah
dalam/dangkal)
g) Kesadaran menurun
c) Asma
d) Pneumonia
e) Tuberculosis paru
g) Asfiksia
i) Prematuritas
d. Hipertermi
1) Definisi
2) Penyebab
a) Dehidrasi
Objektif
Objektif
a) Kulit merah
b) Kejang
c) Takikardi
d) Takipnea
a) Proses infeksi
b) Hipertiroid
c) Stroke
d) Dehidrasi
e) Trauma
e. Defisit nutrisi
1) Definisi
metabolism.
2) Penyebab
Objektif
Subjektif
b) Kram/nyeri abdomen
Objektif
e) Sariawan
h) Diare
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrome
d) Cerebral palsy
24
e) Cleft lip
f) Cleft palate
h) Kerusakan neuromuscular
i) Luka bakar
j) Kanker
k) Infeksi
l) AIDS
m) Penyakit Crohn’s
1) Definisi
eksternal.
2) Penyebab
a) Hambatan lingkungan
c) kurang privasi
Subjektif
Subjektif
a) Nyeri/kolik
b) Hipertiroidisme
c) Kecemasan
3. Intervensi Keperawatan
2018).
r. Pemantauan nutiris
langsung kepada pasien. Ada beberapa yang harus dimiliki oleh seorang
5. Evaluasi
Tahap evaluasi ini akan menilai keberhasilan dari tindakan yang telah
a. Evaluasi Formatif
b. Evaluasi Sumatif
2010).
1. Fisioterapi Dada
a) Definisi
2020).
menumpuk pada malam hari dan juga dapat dilakukan pada sore
Solehan, 2014).
31
b) Tujuan
c) Indikasi
secara umum pada orang dewasa serta dapat diterapkan untuk anak-
d) Kontraindikasi
mutlak dan relative. Kontra indikasi yang biasa terjadi berupa gagal
iga serta luka operasiyang baru serta bisa timbul keganasan pada
1) Posturnal Drainase
tangan
3) Vibrasi dada
secara perlahan
2. Batuk Efektif
a) Definisi
b) Tujuan
c) Indikasi
d) Kontraindikasi
1) Hemoptisis
2) Gangguan kardiovaskular
3) Tension pneumothorax
4) Edema paru
otot perut.
kali.
napas.
sekret/sputum.
9) Cuci tangan
a) Artikel utama
2) Tahun : 2022
b) Artikel pendukung 1
Rohman Azzam
2) Tahun : 2019
c) Artikel pendukung 2
2) Tahun : 2019
d) Artikel pendukung 3
2) Tahun : 2021
e) Artikel pendukung 4
2) Tahun : 2020
Tidak Efektif
METODOLOGI PENELITIAN
kasus. Studi kasus adalah penelitian yang trdiri dari pengkajian yang
belakang, sifat maupun karakter yang terdapat dari suatu kasus, dengan kata
lain bahwa studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara rinci.
terhadap suatu keadaan atau kondisi yang dialami klien secara sistematis
(Nursalam, 2016).
Subyek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah pasien yang
atau pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
pada studi kasus ini yaitu pasien yang mengalami penyakit TB Paru dan
ini yaitu pasien yang tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian dan
pada pasien TB Paru dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif
37
38
lembar SOP.
1. Persiapan
2. Pengumpulan data
3. Penyusunan laporan
Analisis data dan penyajian data di studi kasus ini yaitu disajikan
bersifat naratif.
39
Etika studi kasus pada saat melakukan proses asuhan keperawatan maka
1. Confidentiality (Kerahasiaan)
penelitian saja.
2. Justice (Keadilan)
3. Non maleficence
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
a. Pasien
Umur : 23 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
No. RM : 351575
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 54 Tahun
Pendidikan : S1
40
41
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
hari yang lalu disertai batuk berdahak, demam serta nyeri dada.
tuntas.
b) Imunisasi : Lengkap
bulan.
42
Genogram
G1
? ? ? ? ? ? ?
G2
55 54
? ? 23 ? ? ?
?
G3
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
: Garis pernikahan
: Tinggal serumah
: Pasien
sampai sekarang.
lebih.
c. Pengkajian Biologis
mengganggu aktivitasnya
a) Aktivitas
b) Istirahat
pada saat sakit pasien lebih banyak berisitrahat dan hanya bisa
c) Tidur
3. Cairan
1 tahun lebih.
4. Nutrisi
dan pada saat sakit makannya sudah mulai teratur dengan makan
dan tidak mempunyai alergi. Kondisi gigi pasien utuh dan tidak
5. Eliminasi
a) Pernafasan
b) Kardiovaskuler
7. Personal hygiene
8. Sex : -
1) Psikologi
2) Hubungan sosial
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) GCS : E4 M6 V5
3) Tanda-Tanda Vital
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,8℃
Pernafasan : 37x/menit
4) Pertumbuhan fisik
Berat Badan : 32 kg
Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada
3) Dada
ada lesi.
Perkusi : Sonor
4) Abdomen
yaitu 5.
5 5
5 5
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 29 Mei 2021
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Darah
Rutin
WBC 21.14 4.0-10.0 10ˆ3/uL
LYM 0.40 0.6-3.5 10ˆ3/uL
MON 0.34 0.1-0.9 10ˆ3/uL
GRA 20.40 1.3-6.7 10ˆ3/uL
HGB 9.2 11.0-17.9 g/dL
HCT 29.6 40-50 %
MCV 54.7 80.0-96.0 fL
MCH 17.0 23.2-38.7 Pg
PLT 514 150-400 10ˆ3/uL
PCT 0.467 0.15-0.50 %
Kesan : Leukositosis sedang, Anemia mikrositik hipokrom disertai
trombositosis reaktif.
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
Kimia Darah
SGOT 78 6-30 IU/dL
SGPT 51 7-32 IU/dL
Albumin 2.50 3.3-5.0 g/dL
Bilirubin 0.45 <1.0 mg/dL
Total
Ureum 25 <50 mg/dL
Kreatinin 0.81 L:0.7-1.1, P:0.6-0.9 mg/dL
Glukosa 91 70-140 mg/dL
Darah 2 jam
Asam 5.3 L:3.4-7.0, P:2.4-5.7 mg/dL
Urat
Kesan : Peningkatan enzim-enzim Transaminase, Hipoalbuminemia.
50
Penyimpangan KDM
Micobakterium
Defisit Pengetahuan
Infiltrasi sel radang Tentang Pengobatan
Nyeri pleuritik
Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif
Gangguan Rasa Nyaman Neri
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Pasien mengatakan sesak sejak 1. Pasien nampak sesak dengan
satu hari yang lalu disertai batuk pernapasan 36x/m.
berdahak, demam, serta nyeri 2. KU lemah
dada. 3. Pasien mengunakan alat bantu
2. Pasien mengatakan ada nyeri pernafasan yaitu memakai O2 9
P : Pasien mengatakan nyeri dada liter/menit dengan NRM.
saat batuk. 4. Pasien nampak batuk berdahak dan
Q : Pasien mengatakan nyeri sangat gelisah.
seperti ditekan. 5. TTV :
R : Pasien mengatakan nyeri dada TD : 100/80 mmHg
sebelah kiri. N :
S : Skala nyeri 4 (nyeri sedang), 80x/m
diukur menggunakan Pain S :
Measurement Scale. 36,8℃
T : Pasien mengatakan nyeri P :
dirasakan selama kurang lebih 5 36x/m
menit dan dirasakan hilang timbil. 6. Terdengan ronchi di bagian apex
3. Pasien mengatakan pola tidurnya paru sinistra (kiri).
saat ini tidak baik karena sering 7. Pasien nampak meringis dan
terbangun di malam hari memegang bagian dada saat
dikarenakan nyeri di daerah dada. batuk.
4. Pasien mengatakan tidurnya 8. Terpasang infus NaCL 20 tpm
sangat terganggu dan tidak 9. Hasil lab :
nyenyak. WBC : 21,14 10ˆ3/Ul
5. Pasien mengatakan tidur LYM : 0,40 10ˆ3/Ul
malam sekitar 2-4 jam dan GRA : 20,40 10ˆ3/uL
siang sekitar 3 jam. HCT : 29,6%
SGOT : 78 IU/dL
SGPT : 51 IU/dL
10. Foto Thorax : TB paru lama aktif
53
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS : Penumpukan secret atau Bersihan jalan napas
a. Pasien mengatakan batuk eksudat tidak efektif
berdahak sejak satu hari
yang lalu. Penurunan ekspansi paru
DO :
a. Pasien nampak batuk Batuk+sesak
berdahak.
b. Pasien nampak gelisah. Bersihan jalan napas tidak
c. Terdengar ronchi di efektif
bagian apex paru sinistra
(kiri).
d. Foto Thorax : TB paru
lama aktif
e. Pernapasan : 36x/menit
2. DS : Kerusakan parenkim paru Nyeri akut
a. Pasien mengatakan nyeri
saat batuk. Pleuritis dan penebalan
b. Pasien mengatakan nyeri pleura
seperti ditekan.
c. Pasien mengatakan nyeri Gesekan pleura dengan
dada sebelah kiri. dinding paru
d. Pasien mengatakan skala
nyeri 4. Nyeri pleuritik
e. Pasien mengatakan
nyerinya hilang timbil. Gangguan rasa nyaman
D
O
:
a. Pasien nampak meringis.
3. DS : Nyeri pleuritik Gangguan pola tidur
a. Pasien mengatakan pola
tidurnya saat ini tidak baik Gangguan rasa nyaman
karena sering terbangun di
malam hari dikarenakan Nyeri
nyeri dada.
Pasien sering terjaga
54
b. Pasien mengatakan
tidurnya sangat terganggu Pola tidur terganggu
dan tidak nyenyak.
c. Pasien mengatakan tidur
malam 2-4 jam dan siang
sekitar 3 jam.
DO:
a. Pasien nampak lemas dan
mengantuk.
b. Wajah pasien nampak lesu
c. TD : 100/80 mmHg
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn. A No. RM : 351575
Umur Klien : 23 Tahun Dx. Medis : TB Paru
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial Klien : Tn. A No. RM : 351575
Umur Klien : 23 Tahun DX. Medis : TB Paru
tambahan.
11. Monitor sputum
Hasil : Produksi sputum sudah mulai
berkurang
Terapeutik :
12. Berikan pasien posisi nyaman misalnya
semi fowler atau fowler
Hasil : Pasien diposisikan semi fowler
13. Berikan minum air hangat
Hasil : Pasien selalu minum air hangat
Edukasi :
14. Ajarkan teknik batuk efektif
Hasil : Pasien mengerti cara melakukan
batuk efektif
Kolaborasi :
15. Kolaborasi pemberian oksigen pada
pasien
Hasil : Pasien diberikan oksigen 10
liter/menit dengan menggunakan NRM
6 Sabtu D.0077 Nyeri Akut Observasi : Nurma
11 Juni 2021 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
09.00 WITA frekuensi, dan kualitas nyeri.
Hasil :
- P : Pasien mengatakan nyeri
sudah mulai berkurang
- Q : Pasien mengatakan nyeri
seperti ditekan.
- R : Pasien mengatakan nyeri dada
64
sebelah kiri.
- S : Skala nyeri 2
- T : Pasien mengatakan nyeri
dirasakan kurang lebih sekitar 5
menit dan dirasakan hilang
timbul.
2. Identifikasi skala nyeri.
Hasil : Pasien mengatakan skala nyeri 2
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
Hasil : Pasien mengatakan nyeri
dirasakan saat batuk berlebih.
Terapeutik :
4. Berikan teknik non farmakologis
Hasil : Pasien diberikan terapi murottal,
seperti mendengarkan ayat suci Al-
quran.
Edukasi :
5. Jelaskan strategi mengatasi nyeri.
Hasil : Pasien mengatakan paham cara
mengatasi nyeri saat muncul.
65
E. EVALUASI KEPERAWATAN
5 Bersihan jalan napas tidak efektif Sabtu S : Pasien mengatakan batuk berdahak sudah tidak ada Nurma
11 Juni 2021 O : Pasien nampak sudah lebih nyaman dan tidak batuk
14.22 WITA berdahak.
A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi,
akan tetapi intervensi tetapi dipertahankan untuk
kenyamanan pasien
P : Pertahankan intervensi
1. Monitor pola pernapasan pasien
2. Berikan posisi yang nyaman misalnya semi
fowler atau fowler
3. Berikan minum air hangat
4. Kolaborasi pemberian oksigen pada pasien
68
6 Nnyeri akut Sabtu S : Pasien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang Nurma
11 Juni 2021 O : Pasien nampak sudah mulai tenang dan nyaman
15.00 WITA A : Masalah nyeri akut teratasi
P : Pertahankan intervensi
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
menurun serta pengobatan TB yang tidak tuntas. Hal ini sejalan dengan
yang tak berhenti, pasien juga mengatakan sesak napas, penurunan nafsu
makan, pasien merasa lemah, serta nyeri di baian dada. Pasien juga
69
70
produksi secret yang berlebih. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
bronkus. Sifat batuk pada pasien TB Paru biasanya dimulai dari batuk
batuk produktif yang akan menghasilkan sputum, proses ini terjadi lebih
bersihan jalan tidak efektif. Masalah ini didapatkan pada saat dilakukan
terdengar ronchi di bagian apex paru sinistra. Hal ini sejalan dengan
71
atas. Hal ini diakibatkan karena adanya bakteri yang merusak daerah
diharapkan (PPNI, 2018). Dalam karya tulis ini penulis telah melakukan
bersihan jalan napas agar tetap paten (Andra & Yassie, 2013).
dan punggung pasien secara perlahan dari bawah ke atas, setelah itu
untuk keluar dan terdengar ronchi di bagian apex paru sinistra. Setelah
73
siang, sore atau sebelum tidur. Tindakan tersebut tidak boleh dilakukan
pada saat selesai makan karena dapat merangsang muntah pada pasien
yang dilakukan 1 kali dalam sehari setiap pagi hari sebelum sarapan.
ada suara ronchi, dan pernapasan sudah mulai turun dari 36x/menit
tenaga medis lain agar dapat diberikan obat untuk mengencerkan dan
mengenai masalah bersihan jalan napas tidak efektif sudah mulai teratasi
dan juga sudah memenuhi kriteria hasil yaitu pasien dapat mengeluarkan
sputum secara efektif, tidak ada suara ronchi, serta pernapasan sudah
bio, psiko maupun sosial. Edukasi spiritual yang dapat diberikan berupa
pasien. Pasien yang sakit maupun yang sehat harus diberikan kesadaran
bahwa kesembuhan itu itu datangnya dari Allah SWT yang merupakan
Terjemahnya :
“ Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran (Al-
Quran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada,
dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”. (QS. Yunus :57)
Menurut Ibnu Asyur sesuatu yang telah datang dan sampai kepada
mereka itu adalah Al-Quran yang telah diturunkan dan dibacakan kepada
mereka. Pada ayat di atas diungkapkan dengan empat sifat dan cirinya,
penyembuh dari segala penyakit hati atau jiwa, ketida sebagai petunjuk
intervensi fisioterapi dada dan batuk efektif, yang dimana fisioterapi dada
dan batuk efektif ini sangat efektif untuk menangani masalah bersihan jalan
napas. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Rifki, dkk (2022) yang berjudul
batuk efektif juga bisa mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif yang
dada dan batuk efektif terbukti efektif terhadap bersihan jalan napas pada
napas sudah mulai teratur, tidak ada ronchi dan pasien mampu
mengeluarkan sputum.
paru terganggu khususnya pada masalah bersihan jalan napas tidak efektif.
napas kecil dan juga saluran napas besar sehingga sekret tersebut dapat
metode batuk dengan benar yang dimana pasien bis menghemat energinya
sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal
C. Keterbatasan
yang penulis alami yaitu jam dinas yang terbatas sehingga sulit bagi penulis
PENUTUP
A. Kesimpulan
masalah bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien TB Paru serta efektif
B. Saran
1. Bagi peneliti
Penulis sangat berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat menamah
Peneliti berharap agar hasil dari karya tulis ini mampu menjadi
acuan dan dapat menambah wawasan untuk para tenaga kesehatan lain
78
79
Brunner & Suddarth. (2010). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8).
EGC.
Kurnia, N., Lutfiyatil Fitri, N., & Purwanto, J. (2021). Penerapan Fisioterapi Dada
Dan Batuk Efektif Untuk Mnegatasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Pada Pasien Tuberkulosis Paru. Jurnal Cendekia Muda, Volume 1(2).
https://doi.org/ISSN : 2807-3649
Nurarif, Huda, A., Kusuma, & Hardi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa medis Edisi Revisi jilid 3. Mediaction.
Pong, O. (2019). Karya Tulis Ilmiah “Asuhan keperawatam Tn. L.K Dengan
Tuberkulosis Paru Di Ruangan Tulip RSUD Prof. Dr. W.Z Johannes
Kupang.”
80
Diagnostik (Edisi I). DPP PPNI.
Rifki, K., Nurhayati, S., & Ludiana. (2022). Penerapan fisioterapi dada dan batuk
efektif untuk mengatasi masalah keperawatan bersihan jalan napas pada pasien
TB Paru di kota Metro. Jurnal Cendekia Muda, Volume 2(4).
https://doi.org/ISSN : 2807-3469
Smeltzer & Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi II). EGC.
Suriadi & Yuliani. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Sagung Seto.
WHO. (2019).
Widodo, W., & Diyah Pusporatri, S. (2020). Literatur Review : Penerapan Batuk
Efektif dan Fisioterapi Dada Untuk Mengatasi Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Napas Pada Klien Yang Mengalami Tuberculosis (TBC). Nursing
Science Journal (NSJ), 1(2), 1–5.
Wilkinson & Ahern. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Edisi 9). Buku
Kedokteran EGC.
81
LAMPIRAN
82
4. Melakukan clapping dengan cara tangan perawat
menepuk punggung pasien secara bergantian
5. Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan
sebentar, kedua tangan perawat di punggung
pasien
6. Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi, pada
saat yang bersamaan tangan perawat melakukan
vibrasi
7. Meminta pasien menarik nafas, menahan nafas,
dan membatukkan dengan kuat
8. Menampung lendir dalam sputum pot
9. Melakukan auskultasi paru
10. Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan
respon pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
83
RIWAYAT HIDUP
84