Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

G DENGAN DIAGNOSA MEDIS


FLU SINGUPURA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
MENTENG PALANGKA RAYA

OLEH:
Natasia Lusiana
NIM: 20231490104052

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini di susun oleh :


Nama : Natasia Lusiana
NIM : 20231490104052
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan Pada An. G.Dengan Diagnosa Medis Flu
Singapura Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Menteng
Palangka ..Raya

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Klinik Keperawatan Dasar Profesi Program Studi Profesi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Septian Mugi Rahayu, Ners.,M.Kep Sri Rahayu, S.Kep., Ners

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Pada An. G Dengan Diagnosa Medis Flu Singapura Di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Menteng Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna
melengkapi tugas Profesi Ners.
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Septian Mugi Rahayu, Ners.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Sri Rahayu, S.Kep.,Ners, selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
5. Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners selaku koordinator Praktik Pra Klinik
Program Studi Profesi Ners.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 9 November 2023

Natasia Lusiana

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Konsep Anak................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Anak...........................................................................................3
2.1.2 Kebutuhan Dasar..........................................................................................4
2.1.3 Tingkat Perkembangan.................................................................................4
2.1.4 Tugas Perkembangan Anak..........................................................................5
2.2 Konsep Dasar Penyakit................................................................................6
2.2.1 Definisi Flu Singapura.................................................................................6
2.2.2 Anatomi Fisiologi.........................................................................................8
2.2.3 Etiologi.........................................................................................................9
2.2.4 Klasifikasi....................................................................................................9
2.2.5 Patofisiologi...............................................................................................10
2.2.6 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala)......................................................12
2.2.7 Komplikasi.................................................................................................13
2.2.8 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................14
2.2.9 Penatalaksanaan Medis..............................................................................15
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan..............................................................16
2.3.1 Pengkajian Keperawatan............................................................................16
2.3.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................16
2.3.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................18
2.3.4 Implementasi Keperawatan........................................................................22
2.3.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................22
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................23
3.1 Analisis Data....................................................................................................29
3.2 Prioritas Masalah..............................................................................................30
3.3 Rencana Keperawatan......................................................................................31
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan.......................................................33
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Sejak beberapa tahun lalu muncul beberapa penyakit yang menimbulkan
jumlah kematian yang cukup besar. Salah satu penyakit yang menyebabkan
kegemparan diseluruh dunia adalah penyakit yang berasal dari virus influenza
termutasi. Influenza virus mempunyai RNA (Ribo Nucleic Acid) sebagai material
genetiknya. Virus ini cepat sekali bermutasi karena tidak memiliki enzim yang
bisa memperbaiki jika seandainya ada kesalahan dalam pembacaan material
genetik dalam tubuhnya. Kemampuan influenza virus untuk selalu bermutasi
inilah yang menyebabkan vaksin influenza tidak bisa hanya diterima 1 kali
seumur hidup tapi harus diberikan setiap tahun, karena setiap tahun vaksin harus
dibuat dengan menyesuaikan material genetik dari virus yang sedang mewabah
tahun itu (Depkes,2017).

Influenza virus dibagi menjadi 3 tipe, A, B dan C. Influenza virus tipe A dan
B-lah yang biasanya bertanggung jawab menyebabkan wabah flu setiap tahun
(seasonal influenza), sedangkan tipe C biasanya hanya menyebabkan gejala flu
ringan dan jarang menyebabkan wabah. Influenza virus tipe A merupakan
penyebab utama pandemik yang belakangan ini merebak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
Bagaimana Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Klien An.G Dengan Flu
Singapura.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman
langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien An. G
Dengan Flu Singapura.
2

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan
perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan.
b. Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
c. Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan yang diberikan.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Untuk Mahasiswa
Untuk mengembangkan wawasan dari ilmu keperawatan khususnya Flu
Singapura dan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga
Menambah informasi mengenai penyakit Flu Singapura dan pengobatannya
sehingga dapat digunakan untuk membantu progam pemerintah dalam
pemberantasan Flu Singapura.
1.4.3 Untuk Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian sejenis dan
untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun internasional.
1.4.4 Untuk IPTEK
Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama
dalam keperawatan anak yang menjadi masalah kesehatan pada masyarakat.
8

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Anak


1.1.1 Pengertian Anak
Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang
diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun
dalam masa tumbuh kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik,
psikologis, sosial dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam satu
rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Dalam
proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan
perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya
sama, demikian pula pada perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat.
Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi akan tetapi belum
terbentuk sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring bertambahnya
usia anak. Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan
menangis saat lapar. Perilaku sosial anak juga mengalami perkembangan yang
terbentuk mulai bayi seperti anak mau diajak orang lain. Sedangkan respons
emosi terhadap penyakit bervariasi tergantung pada usia dan pencapaian tugas
perkembangan anak, seperti pada bayi saat perpisahan dengan orang tua maka
responsnya akan menangis, berteriak, menarik diri dan menyerah pada situasi
yaitu diam.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan,
mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses
kematangan yang berbeda dibanding orang dewasa karena struktur fisik anak dan
dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik.
Proses fisiologis anak dengan dewasa mempunyai perbedaan dalam hal fungsi
tubuh dimana orang dewasa cenderung sudah mencapai kematangan. Kemampuan
berpikir anak dengan dewasa berbeda dimana fungsi otak dewasa sudah matang
sedangkan anak masih dalam proses perkembangan. Demikian pula dalam
tanggapan terhadap pengalaman masa lalu berbeda, pada anak cenderung kepada
dampak psikologis yang apabila kurang mendukung maka akan berdampak pada
9

tumbuh kembang anak sedangkan pada dewasa cenderung sudah mempunyai


mekanisme koping yang baik dan matang (Yuliastuti&Nining, 2019).

1.1.2 Kebutuhan Dasar


Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum digolongkan
menjadi kebutuhan fisik –biomedis (asuh) yang meliputi, pangan atau gizi,
perawatan kesehatan dasar, tempat tinggal yamg layak, sanitasi, sandang,
kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih sayang (Asih), pada
tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau
pengganti ibu dengan anak merupakan syarat yang mutlak untuk menjamin
tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan
akan stimulasi mental (Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam
proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini
mengembangkan perkembangan mental psikososial diantaranya kecerdasan,
keterampilan, kemadirian, kreativitas, agama, kepribadian dan sebagainya.

1.1.3 Tingkat Perkembangan


Menurut Damayanti, karakteristik anak sesuai tingkat perkembangan:
1) Usia bayi (0-1 tahun) Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan
perasaaan dan pikirannya dengan kata kata. Oleh karena itu, komunikasi
dengan bayi lebih banyak menggunakan jenis komunikasi non verbal.
Pada saat lapar, haus, basah dan perasaan tidak nyaman lainnya, bayi
hanya bisa mengekspresikan perasaannya dengan menangis. Walaupun
demikian, sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang
dewasa yang berkomunikasi dengan caranya non verbal, misalnya
memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong dan berbicara lemah
lembut. Ada beberapa respon non verbal yang bisa ditunjukan bayi
misalnya menggerakan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi
pada bayi kurang dari 6 bulan sebagai cara menarik perhatian orang. Oleh
karena itu, perhatiaan saat berkomunikaasi dengannya jangan langsung
menggendong atau memangkunya karena bayi akan merasa takut. Lakukan
10

komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya. Tunjukkanlah bahwa kita ingin


membina hubungan yang baik dengan ibunya.
2) Usia pra sekolah (2-5tahun) Karakteristik pada masa ini terutama pada
anak di bawah 3 tahun adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga
mempunyai perasaan takut pada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi
tahu tentang apa yang akan terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan di
ukur suhu, anak akan merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke
tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan bagaimana akan merasakannnya. Beri
kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia yakin
bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari hal bahasa, anak
belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena anak belum
mampu berkata kata 900- 1200 kata. Oleh karena itu saat menjelaskan,
gunakan kata kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang
dikenalnya. Berkomunikasi dengan anak melalui objek transisional seperti
boneka, berbicara dengan orangtua bila anak malu malu, beri kesempatan
pada yang lebih besar untuk berbicara tanpa keberadaan orang tua. Satu
hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah
dicapainya.
3) Usia sekolah (6-12 tahun) Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap
stimulus yang dirasakan yang mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh
karena itu, apabila berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan anak di
usia ini harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan
berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Anak
usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa.
Perbendaharaan katanya sudah banyak sekitar 3000 kata dikuasai dan anak
sudah mampu berfikir secara konkret.
4) Usia remaja(13-18 tahun) Fase remaja merupakan masa transisi atau
peralihan dari akhir masa anak anak menuju masa dewasa. Dengan
demikian, pola pikir dan tingkah laku anak merupakan peralihan dari anak
anak menuju dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar
memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas atau
11

stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebaya atau orang
dewasa yang ia percaya. Menghargai keberadaan identitas diri dan harga
diri merupakan hal yang prinsip dalam berkomunikasi. Luangkan waktu
bersama dan tunjukan ekspresi wajah bahagia.

1.1.4 Tugas Perkembangan Anak


Tugas perkembangan anak adalah tugas yang harus dilakukan dan dikuasai
individu pada tiap tahap perkembangannya.
1) Tugas perkembangan 0-2 tahun adalah berjalan, berbicara, makan makanan
padat, kestabilan jasmani.
2) Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat kesempatan
bermain, bereksperimen dan bereksplorasi, meniru, dan mengenal jenis
kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan sosial dan
alam, belajar mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah
dan benar serta mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi.
3) Tugas perkembangan usia 6-12 tahun adalah belajar menguasai keterampilan
fisik dan motorik, membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri, belajar
bergaul dengan teman sebaya, memakai peranan sesuai dengan jenis kelamin,
mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari hari,
mengembangkan keterampilan yang fundamental, mengembangkan
pembentukan kata hati, moral dan skala nilai, mengembangkan sikap yang
sehat terhadap kelompok sosial dan lembaga.
4) Tugas perkembangan anak usia 13 -18 tahun adalah menerima keadaan
fisiknya dan menerima perananya sebagai perempuan dan laki laki,
menyadari hubungan hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis
kelamin, menemukan diri sendiri berkat refklesi dan kritik terhadap diri
sendiri, serta mengembangkan nilai nilai hidup.

1.2 Konsep Dasar Penyakit


1.2.1 Definisi Flu Singapura
Flu Singapore sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal
sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau dalam bahasa Indonesia
disebut Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM). Penyakit ini sesungguhnya
12

sudah lama ada di dunia. Berdasarkan laporan yang ada, penyakit ini sudah ada di
tahun 1957 di Toronto, Kanada. Sejak itu terdapat banyak kejadian di seluruh
dunia. Di Indonesia sendiri sebenarnya penyakit ini bukan penyakit baru. Istilah
Flu Singapore muncul karena saat itu terjadi ledakan kasus dan kematian akibat
penyakit ini di Singapura. Karena gejalanya mirip flu, dan saat itu terjadi di
Singapura (dan kemudian juga terjadi di Indonesia), banyak media cetak yang
membuat istilah flu Singapore, walaupun ini bukan erminology yang baku
(Depkes,2018).
Hand-Foot-Mouth disease adalah penyakit anak-anak yang umum terjadi.
Gejalanya berupa luka pada mulut, demam, dan rash. Biasanya disebabkan oleh
coxsackievirus A16. Akan tetapi tidak semua anak-anak yang terinfeksi virus ini
menunjukkan ketiga gejala Hand-Foot-Mouth disease ini. HFMD sering keliru
dengan penyakit Foot-and-Mouth disease (Hoof-and-Mouth disease) yang terjadi
pada lembu, domba, dan babi; padahal keduanya merupakan dua macam penyakit
yang berbeda dan tidak berhubungan, keduanya disebabkan oleh virus yang
berbeda. Manusia tidak dapat tertular penyakit yang diderita oleh binatang dan
demikian juga sebaliknya (Eminugroho,2018).

1.2.2 Etiologi
HFMD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang
masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus
(non Polio). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus.
Di dalam Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus,
Echovirus dan Enterovirus. Penyebab PTKM yang paling sering pada pasien
rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan
karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah
Enterovirus Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit, Jenis-
jenis influenza:
a. Virus Tipe A
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar
merupakan inang alamiah untuk sejumlah besar varietas influenza A.
Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat
13

menimbulkan wabah yang berdampak besar pada peternakan unggas


domestik atau menimbulkan suatu pandemi influenza manusia.
Virus tipe A merupakan patogen manusia paling virulen di antara ketiga
tipe influenza dan menimbulkan penyakit yang paling berat. Virus
influenza A dapat dibagi lagi menjadi subdivisi berupa serotipe-serotipe
yang berbeda berdasarkan tanggapan antibodi terhadap virus ini. Serotipe
yang telah dikonfirmasi pada manusia, diurutkan berdasarkan jumlah
kematian pandemi pada manusia, adalah:
 H1N1, yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918, dan Flu
Babi pada tahun 2009
 H2N2, yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957
 H3N2, yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968
 H5N1, yang menimbulkan Flu Burung pada tahun 2004H7N7, yang
memiliki potensi zoonotik yang tidak biasa
b. Virus Tipe B
Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B
hampir secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang
dibandingkan dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat
terinfeksi oleh infeksi influenza B adalah anjing laut dan musang. Jenis
influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A
dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya terdapat
satu serotipe influenza B. Karena tidak terdapat keragaman antigenik,
beberapa tingkat kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada
usia muda. Namun, mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk
membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen
yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah inang yang terbatas (tidak
memungkinkan perpindahan antigen antarspesies), membuat pandemi
influenza B tidak terjadi.
c. Virus Tipe C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi
manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat
dan epidemi lokal. Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan
14

dengan jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada
anak-anak.
Virus penyebab influenza merupakan suatu orthomyxovirus golongan
RNA. Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian
utama yaitu : Antigen S (soluble Antigen), hemaglutinin dan Neuramidase.
Antigen S merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri atas
ribonuldeoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe.
Hemaglutinin dan neuramidase berbentuk seperti duri dan tampak
menonjol pada permukaan virus. Hemaglutinin diperlukan untuk lekatnya
virus pada membran sel penjamu sedangkan neuromidase diperlukan untuk
pelepasan virus dari sel yang terinfeksi.

1.2.4 Klasifikasi
Klasifikasi Flu Singapura sebagai berikutPenularannya melalui jalur fekal-
oral (pencernaan) dan saluran pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek,
air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan)
atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju,
peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada
vektor tetapi ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa. Penyakit ini memberi
imunitas spesifik, namun anak dapat terkena PTKM lagi oleh virus strain
Enterovirus lainnya. Masa Inkubasi 2 - 5 hari
Infeksi ini paling menular pada satu minggu pertama. Virus yang
menyebabkan HFMD masih dapat tinggal di dalam tubuh selama berminggu-
minggu setelah symptom menghilang. Berarti penularan dari orang ke orang
terjadi setelah pasien penyakit ini beranjak sembuh. HFMD tidak ditransmisikan
dari binatang ke manusia.

1.2.5 Patofisiologi
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. PTKM
adalah penyakit yang kerap terjadi pada kelompok masyarakat yang padat dan
menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ).
Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus, walau bisa juga
terkena.
15

Orang yang belum pernah terinfeksi oleh virus yang menyebabkan HFMD
beresiko untuk terinfeksi, tapi tidak semua orang yang terinfeksi virus ini
menderita HFMD.
HFMD paling banyak terjadi pada anak-anak berusia di bawah 10 tahun, tapi
dapat pula terjadi pada orang dewasa. Anak-anak lebih beeresiko untuk terkena
penyakit ini karena system imun dalam tubuh mereka masih lemah bila
dibandingkan dengan orang dewasa. Bila telah terinfeksi maka pasien akan
mendapatkan immunitas terhadap virus yang dapat menyebabkan HFMD ini. Tapi
terdapat pula beberapa kasus dimana HFMD dapat kembali muncul karena infeksi
oleh virus golongan enterovirus lainnya.
Kasus HFMD terjadi di seluruh dunia. Pada daerah yang beriklim
hangat/sejuk, kasus lebih sering terjadi pada musim panas dan awal musim gugur.
Sejak tahun 1997, kasus-kasus HFMD yang disebabkan oleh enterovirus 71 telah
dilaporkan terjadi di Asia dan Australia. HFMD yang disebabkan oleh infeksi
coxsackievirus A16 merupakan penyakit yang ringan. Umumnya pasien dapat
sembuh setelah 7-10 hari tanpa penanganan medis. HFMD yang disebabkan oleh
enterovirus 71 menunjukkan insiden penyakit neurologis (sistem saraf) yang lebih
tinggi. Kasus encephalitis yang fatal dapat terjadi pada penyakit yang disebabkan
oleh infeksi enterovirus 71.
Implantasi awal virus pada mukosa buccal dan ileum akan diikuti dengan
penyebaran ke kelenjar getah bening dalam 24 jam. Viremia cepat terjadi, meluas
ke mukosa mulut dari kulit. Hari ke 7 terjadi peningkatan neutralizing antibody
kemudian terjadi eliminasi Virus.
16

WOC FLU SINGAPURA Bakteri, virus dan jamur

Terhirup masuk ke saluran pernapasan

Menempel pada Mulut, Tangan, Kaki

FLU SINGAPURA

B1(Breathing) B2 (Blood) B3 (Brain) B4 (Bladdeer) B5 (Bowel) B6 (Bone)

Menginvasi sel Inflamasi Virus merusak Aktivitas system


Invasi kuman Bakteri muncul pada
lapisan eoitel dan imun seluruh tubuh
lapisan mukosa
Respon pertahanan sel Merangsang pengeluaran zat-
Merangsang tubuh untuk zat seperti mediator kimia, Menginfeksi mukosa
Tubuh menjadi lemah Muncul bintik merah
melepas zat pirogen bradykinin, serotonin, histamin, mulut
dan daya tahan menjadi menyerupai macula
Produksi mucus meningkat dan prostaglandin.
rendah
Bintik dan lesi pada mulut Bermanifestasi
Hipotalamus ke bagian
termoregulator Menginfeksi mukosa mulut Diare menjadi vesikula di
Kongesti pada mulut kaki dan tangan

Bintik dan luka di mulut Nyeri menelan


Hipertermi lidah dan gusi Gangguan Eliminasi
Kesulitan Bernafas Gg. Integritas
Fekal
Tidak nafsu makan Kulit/jaringan
Nyeri menelan
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

Nyeri Akut Resiko Nutrisi Kurang


Dari Kebutuhan Nutrisi
16

1.2.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)


Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (faringitis),
tidak ada nafsu makan, pilek, gejala seperti flu, pada umumnya yang tak
mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di mulut seperti
sariawan (lidah, gusi, pipi sebelah dalam) terasa nyeri sehingga sukar untuk
menelan. Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh
kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak
tangan dan kaki. Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) pada bokong. Penyakit
ini umumnya akan membaik sendiri dalam 7-10 hari, dan tidak perlu dirawat di
rumah sakit. Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu dirawat di
rumah sakit.
1. Demam tidak tinggi±38,3 derajat C selama 2-3 hari
2. Anoreksia
3. Malaise (feeling sick)
4. Nyeri perut
5. Sakit pada mulut dan tenggorokan
6. Batuk
7. Lesi pada tangan dan kaki; 5-7 hari
8. Lesi mukosa dan kulit sembuh spontan dalam 5-7 hari
9. Kadang-kadang : demam tinggi, sangat lemah, diare, atralgia, miokarditis
dan pneumonia, meaningoencephalitis.

1.2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul dari penyakit Influenza adalah sebagai
berikut:
a) Otitis media akut
Otitis media adalah infeksi telinga tengah yang menyebabkan peradangan
atau timbul kemerahan dan pembengkakan, sehingga menyebabkan
akumulasi cairan di belakang gendang telinga. Ototitis media akut
merupakan salah satu penyebab komplikasi yang menyebabkan penuruna
fungsi tuba eustachius yang menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran
pernapasan bagian atas (Haryono, 2019).
17

b) Rinosinusitis Kronik
Rhinitis kronis adalah penyakit inflamasi yang menyebabkan infeksi pada
rongga sinus paranasal dengan tanda dan gejala yang muncul seperti
hidung tersumbat, terdapat nyeri tekan pada area sekitaran wajah, terdapat
secret pada area nasal dan serta menghilangnya penciuman dan secara
obyektif rhinitis kronis ditemukan tanda dan gejala seperti polip hidung,
dan terdapat produksi mucus yang tidak memiliki warna (Kasim, 2020).
c) Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyerang bagian
jaringan paru – paru (Alveoli). Penyebab terjadi pneumonia diakibatkan
oleh infeksi dan berbagai agen infeksius seperti jamur, bakteri, dan virus.
Program untuk pengendalian pneumonia saat ini lebih memprioritaskan
balita sakit yang memiliki tanda gejala kesulitan bernapas yaitu batuk,
frekuensi napas cepat, diikuti Tarikan Dada Bagian Bawah Kedalam
(TDDK) dan pernafasan cepat (Kemenkes, 2019).
d) Epitaksis
Epitaksis atau yang sering disebut mimisan, merupakan suatu pendarahan
yang keluar dari saluran hidung. Mimisan sering terjadi pada beberapa
kasus sembuh secara sewaktu, dan melainkan 6% saja kasus yang
memerlukan tindakan intervensi secara medis (Marbun, 2019).
e) Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan penyakit mata yang sering dijumpai baik secara
umum maupun global, ditandai dengan gejala seperti kemerahan ringan
dengan mata berair hingga konjungtivitis berat ditandai dengan keluarnya
cairan purulent yang kental penyakit ini dapat mengenai semua kalangan
umur dari gejala akut hingg kronis dan dapat disebabkan oleh beberapa
faktor intrinsic dan ekstrinsik (Insani, 2018).
f) Faringitis
Faringitis atau yang sering disebut faringitis streptococcus merupakan
penyakit yang memiliki akumulasi cukup tertinggi secara nasioanl maupun
global dan hampir semua orang mengalami penyakit tersebut. Penularan
penyakit ini dapat disebabkan oleh inhalsasi secret yang keluar melalui
18

saluran pernafasan atas dan merupakan infeksi saluran pernafasan yang


disebabkan oleh pantogen infeksi bakteri (Sari, 2020) dalam (Faroh,
2020).

1.2.8 Pemeriksaan Penunjang


Penyakit ini sering keliru dengan penyakit kerongkongan yang disebabkan
oleh bakteri Streptoccocus, yang juga biasanya ditandai dengan demam dan sakit
kerongkongan (sore throat). Terkadang juga keliru dengan penyakit cacar air
karena keduanya menghasilkan blister/vesicle (lepuh/tonjolan kecil pada
epidermis yang mengandung cairan serosa) dan dengan penyakit exanthema pada
anak-anak (demam yang disertai dengan erupsi) karena terjadi infeksi telinga
yaitu merahnya gendang telinga.
Sampel (Spesimen) dapat diambil dari tinja, usap rektal, cairan serebrospinal
dan usap/swab ulcus di mulut/tenggorokan, vesikel di kulit spesimen atau biopsi
otak. Spesimen dibawa dengan Hank Virus Transport. Isolasi virus dengan cara
biakan sel dengan suckling mouse inoculation. Setelah dilakukan Tissue Culture,
kemudian dapat diidentifikasi strainnya dengan antisera tertentu (IPA, CT, PCR
dll). Dapat dilakukan pemeriksaan antibodi untuk melihat peningkatan titer.

1.2.9 Penatalaksanaan medis


Berikut ini merupakan cara – cara pengobatan penyakit HFMD:
1. Istirahat yang cukup
2. Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara simptomatik
saja berdasarkan keadaan klinis yang ada.
Dapat diberikan:
1. Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus
Extracorporeal membrane oxygenation.
2. Pengobatan simptomatik:
a. Antiseptik di daerah mulut
b. Antipiretik
c. Analgesik misal parasetamol
19

d. Antibiotika jika infeksi kulit


e. Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan
karena demam
f. Pengobatan suportif lainnya
g. Nyeri : Kumur air garam
h. Intake oral penderita : minuman dingin (semacam susu), menghindari
juice sitrus karena “menyengat”
i. Campuran (jumlah sama) : mukolitik/ekspektoran dan antasida
dikumur kemudian dibuang/diludahkan
j. Gizi, dll.

1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


1.3.1 Pengkajian keperawatan
1) Anamnesa
Pada anamnesa berisi tentang kapan dilakukannya pengkajian, identitas
pasien, identitas penanggung jawab (ayah dan ibu), keluhan utama, riwayat
kesehatan sekaranng, riwayat kesehatan lalu (riwayat prenatal, riwayat
natal, riwayat post natal, penyakit sebelumnya, dan immunisasi), riwayat
kesehatan keluarga, dan genogram (3 generasi).
2) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksan keadaan umum, TTV,
pemeriksaan kepla dan wajah (ubun-ubun, rambutkepala, mata, telinga
hidung, mulut, gigi), leher tenggorokkan, dada, punggung, abdomen,
ekstremitas (atas dan bawah), dan genetalia.
3) Riwayat pertumbuhan dan pekermbangan
Pengkajian dengan mengamati status gizi, kemandirian dalam bergaul,
motoric halus, kasar, kognitif, bahasa, dan psikososial.
4) Pola aktivitas sehari-hari
Pengkajian pola aktivitas sehari-hari antara lain pola kebiasaan (nutrisi,
eliminasi, istirahat tidur, dan personal hygiene). Pada saat sebelum sakit
dan setelah sakit.
5) Data penunjang
20

Data penunjang berisi data dari hasil pemeriksaan penunjang contohnya


data analisa darah lengkap dari laboratorium.
6) Penatalaksanaan medis
Penatalkasaan medis yang diberikan pada pasien seperti obat.

1.3.2 Diagnosa keperawatan


1) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas (D.0001) hal. 18
2) Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin
(D.0009) hal.37
3) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077) hal 172
4) Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan (D.00320)
hal. 81
5) Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen (D.0056) hal 128
6) Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan neuropati perifer
(D.0139 Hal. 300)
18

1.3.3 Intervensi keperawatan


DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :
spasme jalan selama ….x 7 jam diharapkan masalah dapat - Monitr pola napas
teratasi dengan kriteria hasil : - Monitor bunyi napas tambahan
1. produksi sputum menurun dengan nilai 5 Terapeutik :
2. suara napas mengi menurun dengan niali - Posisikan semi-fowler atau fowler
5 - Berikan minuman hangat
3. suara naoas wheezing menurun dengan - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
nilai 5 - Lakukan pengisapan lender kurang dari 15
4. dispnea menurun dengan nilai 5 detik
5. sianosis menurun dengan nilai 5 Edukasi :
6. gelisah menurun dengan nialai 5 - ajarkan pasien dan keluarga cara melakukan
7. pola napas membaik dengan nilai 5 teknik batuk efektif
8. frekuensi napas membaik dengan nilai 5 Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian brokodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :
konsentrasi selama ….x 7 jam diharapkan masalah dapat - Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
teratasi dengan kriteria hasil : edema, pengisian kapiler, warna, dan
1. Turgor kulit membaik suhu)
2. Hb dan Trombosit kembali normal
3. Tekanan sistol dan diastol dalam rentang Terapeutik :
yang di harapkan - Lakukan hidrasi
4. CRT< 3 detik
- Hindari pemakaian benda yang berlebihan
suhunya (terlalu panas atau terlalu dingin)
19

Edukasi :
- Anjurkan penggunaan termometer untuk
menguji suhu air
- Ajarkan keluarga cara menggunakan
termometer
Kolaborasi :
- kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
- kolaborasi pemberian kostokosteroid, jika
perlu.

Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :
(D.0077) hal 172 selama ….x 7 jam diharapkan masalah dapat - Identifikasi skala nyeri
teratasi dengan kriteria hasil : - Identifikasi respon nyeri non verbal
1. keluhan nyeri menurun dengan nilai 5 - Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi,
2. meringis menurun dengan niali 5 kualitas, intensitas nyeri.
3. gelisah menurun dengan nilai 5 - Monitor efeksamping penggunaan analgetik.
4. kesulitan tidur menurun dengan nilai 5 Terapeutik :
5. pola naas membaik dengan nilia 5 - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri sepertik teknik relaksasi
napas dalam dan kompres hangat/dingin
- Control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
- Fisilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
20

- Jelaskan strategi meredakan nyeri


- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan terknik farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :
menelan makanan (D.00320) hal. 81 selama ….x 7 jam diharapkan masalah dapat - Identifikasi status nutrisi
teratasi dengan kriteria hasil : - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1. Perasan cepat kenyang menurun - Identifikasi perlunya penggunaan selang
2. Nafsu makan meningkat NGT atau tidak.
3. Serum albumin meningkat Terapeutik :
4. Bising usus membaik - Berikan makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Kurangi keadaan penyebab mual
- Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
Edukasi :
- Ajarkan pasien keluarga tentang makanan
yang tinggi serat
- Anjurkan mering membersihkan mult,
kecuali jika merangsang mual
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli giz untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Intoleransi aktivitas b.d ketidak setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi :
21

seimbanganantara suplai dan kebutuhan selama ….x 7 jam diharapkan masalah dapat - monitor kelelahan fisik dan emosional
oksigen (D.0056) hal 128. teratasi dengan kriteria hasil :
1. frekuensi nadi normal dengan nilai 5 - Monitor pola dan jam tidur
2. kemudahan melakukan aktivitas sehari-
Terapeutik :
hari mingkat dengan nilai 5
- lakukan latihan rentang gerak pasif atau
3. keluhan lelah menurun dengan nilai 5
aktif
4. perasaan lemah menurun dengan nilai 5
5. Hb meningkat dengan nilai 5 - Berikan aktivitasndistraksi yang
6. Sianosis menurun dengan nilai 5 menenangkan pasien
7. TTV kembali normal
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi :
- anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
- ajrkan keluarga cara membantu pasien
melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi :
- kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
Gangguan integritas kulit/jaringan Setelah diberikan asuhan keperawatan Perawatan integritas kulit (I.11353 Halm
berhubungan dengan neuropati perifer selama ...x 7 jam diharapkan integritas 316)
kulit/jaringan dengan kriteria hasil: Observasi:
1. Kenyamanan 5 1. Identifikasi penyebab gangguan
2. Selera makan 5 integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi,
3. Mobilitas 5 perubahan status nutrisi, penurunan
22

4. Kemampuan melanjutkan pekerjaan 5 kelembaban, suhu lingkungan exstreme,


5. Kemampuan bekerja 5 penurunan mobilitas.
6. Kemampuan perawatan diri 5 Terapeutik:
1. Ubah posisi setiap 2 jam
2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan
tulang, jika perlu
3. Bersihkan perineal dengan air hangat,
terutama selama periode diare
4. Gunakan produk berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
5. Gunakan produk yang berbahan
ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitip
6. Hindari produk berbahan dasar alcohol
pada kulit kering
Edukasi:
1. Anjurkan menggunakan pelembab
(mis.lotion,serum)
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
sayur
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu
exstrem
6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
minimal 30 saat berada di luar rumah
7. Anjurkan mandi dan mengguanakan
sabun secukupnya
23
22

1.3.4 Implementasi keperawatan


Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah tatus kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Perawat melakukan tindakan implementasi terapeutik terhadap klien
yang bermasalah kesejajar tubuh dan mobilisasi yang akatual maupaun beresiko.

1.3.5 Evaluasi keperawatan


Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaanya sudah berhasi dicapai. Perawat melakukan evaluasi pada pasien
setelah dilakukan tindakan.
16

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Anamnesa
Pengkajian Tanggal 9 November 2023 Pukul 09.00 WIB
1. Identitas pasien
Nama Klien : An. S
TTL : Palangka Raya, 16 Desember 2017
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Suku : Dayak/Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Jl. Pangeran Batur
Diagnosa medis : Flu Singapura
2. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Tn. S
TTL : 13 November 1990
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Suku : Dayak/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Pangeran Batur
Hubungan keluarga : Orang Tua Kandung
3. Keluhan utama
Klien datang dengan demam sejak kemarin.

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Seorang anak An. S berusia 7 tahun dibawa oleh orang tuannya
datang ke Puskesmas Menteng karena demam dari kemarin, ayah
klien juga mengatakan bahwa anaknya ada timbul bintik gatal
dengan caira cairan di tangan, mulut dan kaki anaknya Saat
dilakukan pemeriksaan didapat BB klien 20 kg, S: 37ºC dan klien di
diagnosa Flu Singapura. Ayah klien kebingungan karena tidak
mengetahui tentang penyakit anaknya dan bertanya kepada petugas
kesehatan untuk cara penyembuan kondisi anaknya.
b. Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal : Normal, usia kelahiran 32 Minggu
2) Riwayat natal : Melahirkan secara SC dengan BBL
1600gram, PB 44cm
3) Riwayat postnatal : Klien di asuh oleh orang tuanya dan diberi
Asi/Sufor
17

4) Penyakit sebelumnya : Ibu Klien mengatakan bahwa anaknya


tidak pernah sakit sebelumnya.
5) Imunisasi

Jenis BCG DPT Polio campak Hepatitis


Usia 1 bulan 2 bulan 1 dan 2 9 bualn 24 Jam

c. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang
terkenal penyakit menular/menurun.

d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Laki-laki / Perempuan Meninggal
: Satu Rumah
: Hubungan keluarga

II. Pemeriksaan fisik


1. Keadaan umum :
Klien tampak akral teraba hangat dan tampak menggaruk tangannya
karena gatal.

2. Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmhg
Nadi : 98 x/mnt
Suhu : 37˚C
18

Respirasi : 28 x/mnt
Spo2 : 97 %

3. Kepala dan wajah


a. Ubun-ubun
Tampak ubun-ubun menutup cembung dengan keadaan normal,
tidak ada kelainan.
b. Rambut
Warna hitam, tidak rontok, dan dalam keadaan bersih
c. Kepala
Keadaan kulit kepala baik tidak luka dan benjolan serta tidak ada
peradangan di kepala
d. Mata
Bentuk simetris, Conjungtiva kemerahan, Skelera Putih normal,
Reflek pupil normal (Bila terkenan cahaya mengecil) Ketajaman
penglihatan jelas.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada serumen/secret, tidak peradangan,
ketajaman mendengar suara normal
f. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada peradangan di hidung,
ketajaman penciuman kuat dan normal
g. Mulut
Mulut tampak ada sariawan serta bintik merah gatal di area bibir
h. Gigi
Tidak ada caries gigi dan gigi lengkap berjumlah 20 buah.

4. Leher dan tengorokan


Bentuk leher dan tengorokan simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan.
Tidak pembesaran vena jugularis serta tidak ada peradangan di leher dan
tengorokan
5. Dada
19

Bentuk simetris, bunyi nafas vesikuler, tipe pernafasan dada dan mulut,
bunyi jantung Lub Dup S1 dan S2 (Ritme 2 ketukan), Iktus cordis teraba
dan terlihat, tidak ada bunyi napas tambahan, keadaan payudara baik
tidak ada lesi
6. Punggung
Tampak simetris tidak ada peradangan dan tidak luka
7. Abdomen
Bentuk simetris tidak ada nyeri tekan dan tidak luka serta peradangan di
perut
8. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot:
Tidak ada odema, keadaan kulit/turgor : kurang baik, <2 detik

9. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan : Tidak di kaji
b. Perempuan
Kebersihan : Tidak di kaji
III. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1. Gizi : Baik, Berat badan 20 Kg
2. Kemandirian dalam bergaul : Dapat bergaul dengan temannya
3. Motorik halus : Mampu mangartikan kata
4. Motorik kasar : Mampu berdiri dan berjalan
5. Kognitif dan bahasa : Mampu berbicara dengan lancar
6. Psikososial : Anak tampak sayang pada
orangtuanya

IV. Pola Aktifitas sehari-hari


No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
1 Nutrisi
a. Frekuensi 3 kali/hari 2 kali/hari
b. Nafsu makan/selera Baik Kurang nafsu makan
c. Jenis makanan Nasi dan lauk pauk Bubur ½ porsi
Eliminasi
a. BAB
20

Frekuensi 2 kali/hari 1 kali/hari


Konsistensi Lembek lembek
b. BAK
Frekuensi 3-4 kali/hari 3-4 kali/ hari
Konsistensi Kekuningan Kekuningan pekat
3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 1 kali/ ± 1 jam 1 kali/ ± 1 jam
b. Malam/ jam 1 kali/ ± 8 jam 1 kali/ ± 8 jam
4 Personal hygiene
a. Mandi 2 kali/hari 2 kali/hari
b. Oral hygiene 2 kali/hari 2 kali/hari

V. Data penunjang

No Nama Obat Dosis Rute Indikasi


1 Paracetamol Oral Digunakan untuk menurunkan suhu
Tab 3x½ badan
2 Stimuno 1x1 Oral Obat anti inflamasi yang berperan
dalam mengurangi atau menekan
proses peradangan dan alergi yang
terjadi pada tubuh.
3 MP 2x½ Oral Digunakan untuk meredakan
peradangan serta pengobatan reaksi
alergi parah
Palangka Raya, 9 Nvember 2023
Mahasiswa,

Natasia Lusiana
21

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Invaksi kuman
Ayah klien mengatakan tadi ↓
pagi anaknya demam dari Merangsang sistem kekebalan
kemarin tubuh anak Risiko Hipertermia
DO: ↓ (SDKI. 0130)
- Tampak akral hangat Membentuk sistem imunitas

- Tampak lesu
Peningkatan suhu tubuh atau
- S : 37oC demam
DS: Muncul bintik merah menyerupai
Ayah klien mengatakan ada macula
gatal dengan cairan ditangan , ↓ Gangguan integritas
mulut dan kaki anaknya Bermanifestasi menjadi vesikula di kulit/jaringan
DD: mulut, tangan dan kaki (SDKI. 0139)
- Tampak bintik merah gatal ↓
berada di mulu, tangan dan Gangguan integritas
kaki kulit/jaringan
- Bintik gatal disertai cairan

DS: Kurang mengenal sumber


Ayah mengatakan tidak tau informasi
mengapa anaknya bisa sakit ↓
Gelisah
DO: ↓
- Ayah klien tampak cemas Defisit pengetahuan Defisit Pengetahuan
- Ayah klien tampak gelisah (SDKI. 0111)
melihat anaknya sakit
- Ayah klien tampak bertanya
kepada petugas untuk
penyembuhan penyakit
anaknya
22

PRIORITAS MASALAH

1. Risiko Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (Flu Singapura)


ditandai dengan An. S tampak akral hangat, tampak lesu, BB : 20 kg,
Suhu 37oC. (SDKI. 0130)
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan neuropati perifer
ditandai dengan bintik merah gatal dengan cairan di mulut, tangan dan
kaki klien. (SDKI. 0139)
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dibuktikan
dengan Ayah klien mengatakan tidak mengetahui penyebab penyakit
anaknya, ayah klien banyak bertanya tentang yang diderita anaknya.
(SDKI.0111)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. S


Ruang Rawat : Puskesmas Menteng

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi


Risiko Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan asuhan perawatan 2 x 1. Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar
Kunjungan diharapkan masalah risiko lingkungan panas penggunaan incubator)
dengan proses penyakit (Flu
hipertermia dengan kriteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
Singapura) ditandai dengan An. S 1. Suhu tubuh membaik 3. Monitor kadar elektrolit
2. Suhu kulit membaik 4. Sediakan lingkungan yang dingin
tampak akral hangat, tampak lesu,
3. Kulit merah menurun 5. Longgarkan atau lepaskan pakaian
BB : 20 kg, Suhu 37oC.
6. Anjurkan tirah baring
7. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
Gangguan integritas kulit/jaringan Setelah dilakukan Tindakan
1. Mengetahui kondisi luka agar dapat menentukan
keperawatan selama 1x7 jam diharapkan intervensi
berhubungan dengan neuropati
integritas kulit/jaringan dengan kriteria
2. Membantu dalam menentukan perawatan luka
perifer ditandai dengan bintik hasil : 3. Mencegah terjadinya infeksi
1. Kemerahan menurun 4. Mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam
merah gatal dengan cairan di mulut,
2. Pigmentasi abnormal menurun luka
tangan dan kaki klien. 3. Suhu kulit membaik 5. Mengurangi kelembaban yang berlebihan dan
mencegah berkumpulnya mikroorganisme
6. Meningkatkan ketepatan drainase dan melindungi
luka dari masuknya mikroorganisme
Defisit pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan asuhan perawatan 1 x 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
dengan kurangnya informasi 7 jam diharapkan masalah demam dan informasi
dibuktikan dengan Ibu klien bintik gatal dengan kriteria hasil : 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
mengatakan tidak mengetahui 1. Keluarga tampak memahami 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
penyebab penayakit anaknya, bu klien penyakit yang diderita anak kesepakatan
banyak bertanya tentang yang diderita 2. Keluarga tampak mengetahui cara 4. Berikan kesempatan untuk bertanya
anaknya.
mengatasi penyakit yang diderita 5. Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang
anak diderita pasien
6. Ajarkan perilaku hidup dan sehat
7. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup dan sehat.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Kamis, 9 November Diagnosa 1 S:
2023 1. Mengidentifkasi penyebab hipertermi Ibu pasien mengatakan anaknya masih demam
09.00 wib (mis. dehidrasi terpapar lingkungan O:
panas penggunaan incubator) - Tampak akral masih teraba hangat
2. Memonitor suhu tubuh - Kulit tampak merah Natasia Lusiana
3. Menyediakan lingkungan yang dingin - Klien tampak lesu
4. Melonggarkan atau lepaskan pakaian - TTV :
5. Menganjurkan tirah baring Nadi : 90 x/mnt
6. Berkolaborasi dengan dokter dalam Suhu : 36,9 ˚C
pemeberian Paracetamol Oral 3 x 1 RR : 21 x/mnt
A : Risiko Hipertermia
P : Lanjutkan intervensi nomor 1,2,3,4,5,6
Kamis, 9 November Diagnosa 2 S:
2023 1. Mengetahui kondisi luka agar dapat Ibu By. M “mengatakan bahwa bayinya
09.00 wib menentukan intervensi sudah mulai mau disusui”
2. Membantu dalam menentukan O:
perawatan luka
- Tampak kemerah dan bintik gatal di
3. Mencegah terjadinya infeksi Natasia Lusiana
4. Mencegah masuknya mikroorganisme
mulut, tangan dan kaki klien
ke dalam luka - Akral teraba hangat
5. Mengurangi kelembaban yang A : Risiko Integritas Kulit/Jaringan
berlebihan dan mencegah berkumpulnya P : Lanjutkn intervensi nomor 1,2,3,4,5,
mikroorganisme
Kamis, 9 November Diagnosa : Defisit Pengetahuan S: klien mengatakan bahwa dirinya mulai
2023 1. Menjelaskan faktor resiko yang dapat memahai penyakit Flu Singapura yang
09.00 wib mempengaruhi kesehatan pada anaknya derita
penyakit Flu Singapura O:
2. Mengedukasikan penyakit Flu - Ibu klien tampak megetahui resiko
Singapura pada anak yang dapat mempengaruhi kesehatan
3. Mengedukasikan penyebab terjadinya pada penyakit Flu Singapura
penyakit Flu Singapura - Ibu klien tampak mengerti tentang
4. Mengedukasikan pertolongan pertama penyebab Flu Singapura Natasia Lusiana
pada anak demam - Ibu klien tampak mengerti tentang
pertolongan pertama pada demam
anaknya
A : Defisit pengetahuan
P : Intervensi selesai
DAFTAR PUSTAKA

Jalil, R. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Influenza Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kabangka Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna.
Lubis, I. P. L. and Ferusgel, A. (2019) ‘Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Keberadaan
Perokok dalam Rumah dengan Kejadian Influenza pada Balita di Desa Silo Bonto,
Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan.
Noviantari Dwi. 2018. Gambaran Karakteristik Balita dan Kondisi Lingkungan Dalam Ruangan
Terhadap Keluhan Gejala Influenza dan flu singapura di Taman Penitipan Anak.
Tersedia dalam http://repository.uinjkt.ac.id. Diakses tanggal 11 September 2019.
Tandi, J. (2018). Kajian Peresepan Obat Antibiotik Penyakit Pada Influenza Anak di RSU.
Anutapura. Palu. Tahun. 2017.
Yuliastati, & Nining. (2019). Keperawatan Anak Komprehensif. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
PPNI. 2016. “Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1 : Cetakan III ( Revisi)”
PPNI. 2018. “ Standar Intervensi Keperawatan Indonseia. Edisi 1 : Cetakan II”
PPNI. 2018. “ Standar Luaran Keperawatan Indonesia . Edisi 1 : Cetakan I

Anda mungkin juga menyukai