Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

M DENGAN G1 P0
A0 (TRIMESTER II) DENGAN DIAGNOSIS HIPEREMISIS
GRAVIDARUM DI PUSKESMAS MENTENG KOTA
PALANGKA RAYA

Di Susun Oleh :
Nama : Alvika Nurma Siswanti
NIM : (2022-04-14901-002)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini saya yang betanda tangan
dibawah ini :

Nama : Alvika Nurma Siswanti


NIM : 2022-04-14901-002
Program Studi : Profesi Ners
Judul :Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Diagnosis Hiperemisis
Gravidarum G1 P0 A0 (Trimester Ii) Di Puskesmas Menteng
Kota Palangka Raya

Pembimbing Akademik

Vina Agustina, Ners.,M.Kep


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : Alvika Nurma Siswanti


NIM : 2022-04-14901-002
Program Studi : Profesi Ners
Judul :Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Diagnosis Hiperemisis
Gravidarum G1 P0 A0 (Trimester II) Di Puskesmas Menteng
Kota Palangka Raya

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya.

Laporan Keperawatan ini telah disetujui oleh :


Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Vina Agustina, Ners.,M.Kep Sri Rahayu, S.Kep.,Ners


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karenaatas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan
Diagnosis Hiperemisis Gravidarum G1 P0 A0 (Trimester II) Di Puskesmas
Menteng Kota Palangka Raya”
Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Profesi Ners.
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Vina Agustina, Ners.,M.Kep selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini
4. Ibu Sri Rahayu, S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan
kegiatanpengabdian kepada masyarakat ini.

Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat


kesalahandan jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu penyusun mengharapkan
sarandankritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan
pendahuluanini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya,11 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................3
1.4 Manfaat.............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit...........................................................................................5
2.1.1 Anatomi Fisiologi......................................................................................5
2.1.2 Definisi......................................................................................................6
2.1.3 Etiologi......................................................................................................8
2.1.4 Klasifikasi..................................................................................................9
2,1.5 Patofisiologi (Pathway)...........................................................................10
2.1.6 Manifestasi Klinis....................................................................................10
2.1.7 Komplikasi..............................................................................................11
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................11
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan..............................................................18
2.3.1 Pengkajian Keperawatan.........................................................................18
2.3.2 Diagnosa Keperawatan............................................................................19
2.3.3 Intervensi Keperawatan...........................................................................19
2.3.4 Implementasi Keperawatan.....................................................................19
2.3.5 Evaluasi Keperawatan.............................................................................20

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan
keluhan mual muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan
morning sickness ,dialami 80% wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala
yang umum dan wajar terjadi pada usia kehamilan trimester I . Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, dapat juga timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala
ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ±
10 minggu. Derajat beratnya mualdan muntah yang terjadi pada kebanyakan
kehamilan sampai dengan gangguan yang berat dimana keluhan semakin
memburuk, menetap, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dikenal dengan
hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 Minggu. keluhan muntah kadang begitu hebatnya
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimintakan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari berat badan
menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin. Garis baru mual dan muntah
mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan perempuan mempertahankan
kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan simptomi akan teratasi sehingga
akhir trimester 1 titik etiologinya belum diketahui secara pasti tetapi ada beberapa
ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia dan
psikologis.
Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada 50
sampai 90% dari kehamilan mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida
dan 40-60% multi gravida. Dari seluruh kehamilan di USA 0,3-2% diantaranya
mengalami hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah yang berkaitan dengan
kehamilan biasanya dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu ke puncaknya pada
kehamilan 11-13 minggu, dan kebanyakan sembuh pada umur kehamilan 12-14
minggu 1-10% dapat berlanjut melampui 20-22 minggu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
Bagaimana Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. M Dengan
Hiperemisi Gravidarum Timester II

1.3 Tujuan Penulis


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum mahasiswa dapat memahami dan melakukan perawat sebagai
perawat dalam mencegah dan menangani masalah Hiperemisi Gravidarum
Trimester II
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Melakukan pengkajian status kesehatan pada Ny.M dengan masalah
Hiperemisi Gravidarum Trimester II
1.3.2.2 Menegakan dianosa keperawatan yang mungkin muncul pada Ny. M
dengan masalah Hiperemisi Gravidarum Trimester II
1.3.2.3 Membuat intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa yang muncul
padaNy. M dengan masalah Hiperemisi Gravidarum Trimester II
1.3.2.4 Membuat implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi yang di buat
pada Ny. M dengan masalah Hiperemisi Gravidarum Trimester II
1.3.2.5 Membuat evaluasi asuhan keperawatan pada Ny. M dengan masalah
Hiperemisi Gravidarum Trimester II
1.3.2.6 Mampu melakukan dokumentasi keperawatan pada pasien dengan
penyakit Hiperemisi Gravidarum Trimester II
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Untuk mengembangkan wawasan dari ilmu keperawatan khususnya
penyakit Hiperemisi Gravidarum dan pengalaman langsung dalam
melakukan penelitian.
1.4.2 Untuk Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian
sejenis dan untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun
internasional.
1.4.3 Untuk IPTEK
Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama
dalam keperawatan komunitas yang menjadi masalah kesehatan pada
masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama
masa hamil dan selama trimester pertama kehamilan (Varney,2007) Hiperemesis
gravidarum didefenisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil,menyebabkan dehidrasi,ketidak seimbangan elektrolit atau
defenisi nutrisi dan kehilangan berat badan. Hiperemesis gravidarum ialah mual
dan muntah yang menetap selama kehamilan yang menganggu asupan cairan dan
nutrisi, biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan,cukup berat sehinggah
mengakibatkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit (Morgan, 2009)

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu, keluhan begitu hebat sampai
segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehinggah mempengaruhi
keadaan umum ibu dan menganggu pekerjaan sehari-hari , berat badan menurun ,
dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin (Prawirahardjo,2009)

2.1.3 Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui, beberapa teori penyebab
hiperemesis diajukan tetapi satu pun tidak memberikan penjelasan yang adekuat
tentang gangguan ini (Bobak 2004). Faktor-faktor presdisposisi yang di
kemukakan :
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG
b) Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolic.
c) Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggungjawab
dan sebagainya.
d) Faktor endokrim lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

2.1.4 Klasifikasi
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan lebih dari 10 kali muntah akan tetapi
apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis
menurut berat ringgannya gejala dibagi menjadi tiga tingkat yaitu :

a) Tinggkat I ( ringan ) Mual, muntah terus menerus menyebabkan pendrita


lemah, tidak mau makan, berat badan turun, rasa nyeri di epigastrium, nadi
sekitar 100 kali permenit tekanan darah turun,turgo kulit berkurang, lidah
kering dan mata cekung
b) Tingkat II (sedang) Mual dan muntah yang hebat dapat menyebabkan keadaan
umum pendrita lebih parah, lemah, apatis, turgo kulit mulai jelek, lidah kering
dan kotor, nadi kecil dan badan mulai turun, mata cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi. Terdapat keton dan bilirubin
dalam urin.
c) Tingkat III (berat) Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, samnolen
sampai koma, nadi kecil, halus dengan cepat, dehidrasi berat, suhu badan
naik dan tensi turun sakali, icterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal
terjadi pada susunan saraf pusat dengan adanya: nistagnus, diplopia,
perubahan mental.

2.1.5 Patofisiologi (Patway)


Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena itu keluhan ini terjadi pada trimester
pertama. Pengaruh fisiologik homonek ini tidak jelas mungkin berasal dari system
saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaiaan terjadi
pada kebanyakan wanita hamil meskipun demikian mual dan muntah berlangsung
berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil mudah, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan terjadinya
dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dengan alkarosik hipokromik. Belum
jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita tetapi
faktor psikologis merupakan faktor utama disamping pengaruh hormonal. Yang
jelas wanita sebelum yang hamil sudah mendrita lambung spastik dengan gejala
tak suka makan dan mual akan mengalami emesis gravidarum yang sangat hebat.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjado ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi
butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang di minum dan kehilangan
cairan muntah menyebabkan hemokonsentrasi sehinggah aliran darah kejaringan
berkurang dan tertimbun zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekwensi
mual-mual yang lebih banyak dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan
yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir, esophagus dan lambung.
Umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampe
di perlukan transfusi atau tindakan operatif (Prawirohardjo,2009)
Hiperamisis Gravidarum
woC
Faktor predisposisi organik dan
psikologik estrogen meningkat

Perangsangan pada hipotalamus

Aktifitas dan stimulus ct2

B1: Breathing B2: Blood B3: Brain B4: Bladder B5: Bowel B6: Bone

Glukosa Otak Na dan Cl hilang Cairan ekstrasel berkurang Mual Muntah Iritasi asam pada selaput lendir Cadangan lemak habis
menurun malalui muntah

Shift cairan ke intrasel Lidah kering


Suplai O2 Tidak Aliran balik vena Intake cairan Glukkosa darah menurun
seimbang menerus
ke jantung

Pembengkakan sel-sel Penurunan


Peningkatan sensasi
Curah jantung otak Pusing
kerja napas Gangguan
menurun kecap
keseimbangan cairan
Peningkatan TIK Nafsu makan
Dyspnea Lemas
menurun
Aktivitas mekanisme
homeostatik Dehidrasi
Sakit kepala pusing MK:
MK: Gg immobilitas fisik
MK:
Resiko pola Penurunan TD
napas tidak MK: Perubahan Nutrisi
MK: Kurang Dari
efektif Resiko
Gangguan Rasa
Perfusi jaringan menurun ketidakseimbangann Kebutuhan Tubuh
Nyaman Nyeri
Cairan Dan Elektrolit

MK:
Resiko Gg perfusi jaringan
2.1.6 Manifestasi Klinis(Tanda Dan Gejala)
Gejala yang muncul mulai terjadi pada trimester pertama pada pasien dengan Hiperemesis
gravidarum yaitu:
2.1.6.1 Nuasea
2.1.6.2 Muntah
2.1.6.3 Penurunan berat badan
2.1.6.4 Ptialism (saliva yang berlebihan)
2.1.6.5 Dehidrasi
2.1.6.6 Hipotensi dan takikardi
2.1.6.7 Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemi, dan peningkatan
hematokrit

2.1.7 Komplikasi
2.1.7.1 Maternal : akibat defisiensi Vit B1 akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi nervus ke
6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff
(Amnesia menurunya kemampuan untuk beraktifitas), ataupun kematian. Komplikasi
yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernick. Gejala yang timbul dikenal
sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot ekstrinsik bola mata (Oftalmoplegia) gerakan
yang tidak teratur (ataksia) dan bingung.
2.1.7.2 Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan
pertumbuhan janin dan rahim (IUGR)

2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.9.1 Obat-Obatan
a. Vitamin B1,B2 dan B6 masing-masing 50-100mg/hari/infus
b. Vitamin B12 200 ug/hari/infus,vitamin C mg/hari/infus
c. Fenobarbital 30 mg I.M 2-3 kali/hari atau klopromazin 25-50 mg/hari I.M atau
kalau diperlukan diazepam 5 mg 2-3 kali perhari. 11
d. Antiemetik : prometazin (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per oral atau
klorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau mediamer B6 3x1 per
hari/oral.
e. Antasida : asidrin 3x1 tablet perhari per oral atau milanta 3x1 tablet/ hari per oral.
2.1.9.2 Untuk pasien hiperemesis yang sedang dan berat pasien dianjurkan untuk dirawat
dirumah sakit dengan membatasi pengunjung.
2.1.9.3 Stop makanan peroral 24-48 jam
2.1.9.4 Infus glukosa 10% atau 5% atau RL =2:1,40 tetes permenit.
2.1.9.5 Terapi psikologi perlu diyakini kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
2.1.9 Pencegahan
Pencegahan terhadap hyperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penjelasan tentang kehamilan normal dan persalinan merupakan suatu proses yang
fisiologik. Memberi keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan
perubahan pada makan sehari-hari dengan makan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu
bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau
biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbauh lemak hendaknya dihindari.
Makanan dan minuman disajikan dalam keadaan tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin.
Defekasi yang teratur hrndaknya dijamin, menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor
yang penting, karema itu dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula
(Prawirohardjo,2009).

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan, terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Tahap-tahap tersebut berintegrasi terhadap
fungsi intelektual problem solving dalam mendefinisikan suatu asuhan keperawatan (Salam,
2013). Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah
klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, social dan spiritual, yaitu :
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian data dasar (nama, umur, sex, status kesehatan, status perkembangan, orientasi
sosio-kultural, riwayat diagnostik dan pengobatan, faktor sistem keluarga) ; Pola hidup ;
Faktor lingkungan.
2.2.2 Observasi
Observasi status kesehatan klien, untuk menemukan masalah keperawatan berdasarkan self
care defisit, maka perawat perlu melakukan pengkajian kepada klien melalui observasi
berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan klien yang terdiri dari Minimal Care, Partial
Care, Total Care
2.2.3 Pengembangan
Pengembangan model keperawatan Orem dengan masalah fisiologis yang terdiri dari
pemenuhan kebutuhan oksigen, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, gangguan
mengunyah, gangguan menelan, pemenuhan kebutuhan eliminasi/pergerakan bowel,
urinary, excrements, menstruasi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat. Secara rinci
pengembangan model keperawatan dengan masalah fisiologis adalah sebagai berikut :
1) Pemenuhan kebutuhan Oksigen/Udara
a) Saluran Pernafasan : Sumbatan pada saluran pernafasan oleh benda asing,
Kelainan pada saluran pernafasan daaan peningkatan resistensi jalan pernafasan.
b) Pengembangan kapasitas vital paru : Restraksi paru. Penurunan pengembangan
paru, Perubahan jaringan paru terhadap pemenuhan kapasitas vital paru,
Keterbatasan ekspansi dada, Pengaruh muskuler dan neuro terhadap
pengembangan paru.
c) Ventilasi alveolar optimal : Alveoli yang terganggu, Penurunan jumlah alveolus,
Kehilangan alveolus dan kapiler pulmonal.
d) Mempertahankan keseimbangan gas diantara alveolus dan paru : Hipoventilasi
alveolar, Penebalan alveolar dan membran kapiler, Rendahnya aliran darah paru
terhadap ventilasi, Penurunan kapasitas oksigen.
e) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap saraf sentral : Aktifitas ritme otomatis di
medula oblongata, Reseptor regulasi kimia (kemoreseptor).
f) Terhentinya pernafasan sementara : Kekejangan umum, Tangis anak-anak.
g) Tidak ada respirasi : Apneu yang muncul pada bayi normal, Apneu dengan pasien
preterm, Apneu pada 24 jam pertama, Apneu pada penyakit kardiorespiratori,
Apneu akibat gangguan metabolic.
h) Distres respiratori : Ansietas, Histeria dan gangguan emosional, Patologi pada
jantung dan paru, Pernafasan periodik pada bayi preterm, Dispneu dan sianosis
pada bayi baru lahir, Penurunan respiratory rate dan kapasitas vital (kakeksia dan
malnutrisi). i) Peningkatan kerja pernafasan : Injuri.
2) Pemenuhan kebutuhan air/cairan dan makanan/nutrisi
a) Keadaan yang berkaitan dengan kebutuhan cairan : Kemampuan/ketidakmampuan,
kegagalan mengkomunikasikan kebutuhannya, Kondisi pemasukan/input asupan
nutrisi.
b) Jenis makanan dan cairan yang tidak disukai dan mempengaruhi : Yang berbeda
dengan kebiasaan, Yang berbeda dari standar, Yang bnertentangan dengan kondisi
individu.
c) Kondisi internal dan eksternal pemasukan makanan dan cairan : Hal-hal yang perlu
diperhatikan (Kondisi fisik, Stimulasi fisik, Perilaku yang tidak biasa, Kondisi
lingkungan yang mempengaruhi asupan), Manfaat asupan cairan makanan.
d) Kondisi natural terkait dengan asupan cairan dan makanan ke dalam mulut
3) Pemenuhan kebutuhan eliminasi dan ekskresi
a) Perubahan pergerakan bowel dan feces : Konstipasi-diare, Perubahan kepadatan,
warna dan karakteristik faeces, Perubahan intregitas bowel, fungsi, dan perubahan
struktur.
b) Perubahan pola urinary, urin dan integritas organ : Perubahan pola urinary,
Perubahan kualitas dan kuantitas urine, Perubahan struktur dan fungsi integritas
organ.
c) Perubahan pola keringat : Keringat berkurang, Keringat meningkat.
d) Perasaan dan emosi yang mempengaruhi : Ketidaknyamanan atau nyeri, Kecemasan
atau ansietas akibat gangguan.
e) Tingkah laku selama perawatan : Pergerakan yang sulit, Tidak nyaman atau nyeri
pada saat pergerakan.
f) Lingkungan : Jamban, Sanitari lingkungan, Privasi pada saat BAB dan BAK,
Berbeda setiap individu.
4) Aktivitas dan istirahat
a) Tingkat aktivitas sehari-hari : Pola aktivitas sehari-hari, Jenis,frekuensi dan
lamanya latihan fisik.
b) Tingkat kelelahan : Aktivitas yang membuat lelah, Riwayat sesak nafas.
c) Gangguan pergerakan : Penyebab gangguan pergerakan, Tanda dan gejala, Efek dan
gangguan pergerakan.
d) Pemeriksaan fisik : Tingkat kesadaran, Postur atau bentuk tubuh, Ekstremitas.
5) Keselamatan dan keamanan
a) Faktor-faktor yang berhubungan dengan sistem sensori komunikasi pasien seperti
adanya perubahan perilaku pasien karena gangguan sensori komunikasi :
Halusinasi, Gangguan proses piker, Kelesuan, Ilusi, Kebosanan dan tidak bergairah,
Perasaan terasing, Kurangnya konsentrasi, Kurangnya koordinasi dan
keseimbangan.
b) Faktor resiko yang berhubungan dengan keadaan pasien : Kesadaran menurun,
Kelemahan fisik, Imobillisasi, Penggunaan alat bantu.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Keputusan tentang penentuan diagnosa keperawatan terkait dengan masalah fisiologis
terhadap kehamilan ibu dan mengurangi penyebab hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) diagnosa keperawatan yang
muncul sebagai berikut :
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernapasan, penurunan energi,
kecemasan (SDKI : D.0005, Hal 26)
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan intake cairan
(SDKI : D.0023, Hal 65)
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan
mencerna makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor psikologis (mis. stress,
keengganan untuk makan) (SDKI: D.0019, Hal 56)
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (SDKI: D.001, Hal
246)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Pola napas tidak efektif berhubungandengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola Manajemen jalan napas (I.01011)
napas membaik (L.01004) Observasi :
depresi pusat pernapasan, penurunan energi,
Kriteria hasil : 1. Monitor pola napas (frekuensi,
kecemasan (SDKI : D.0005, Hal 26) 1. Ventilasi semenit meningkat kedalaman, usaha napas)
2. Kapasitas vital meningkat 2. Monitor bunyi napas tambahan
3. Diameter thoraks anterior-posterior meningkat (mis. gurgling, mengi, wheezing,
4. Tekanan ekspirasi meningkat ronkhi kering)
5. Tekanan inspirasi meningkat 3. Monitor sputum (jumlah, warna,
6. Dispnea menurun aroma) Terapeutik
7. Penggunaan otot bantu napas menurun 4. Pertahankan kepatenan jalan
8. Pemanjangan fase ekspirasi menurun napas dengan head-tilt dan chin-
9. Ortopnea menurun lift (jaw-thrust jika curiga trauma
10. Pernapasan pursed-lip menurun servikal)
11. Pernapasan cuping hidung menurun 5. Posisikan semi-Fowler atau
12. Frekuensi napas membaik Fowler
13. Kedalaman napas membaik 6. Berikan minum hangat
14. Ekskursi dada membaik 7. Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
8. Lakukan penghisapan lender
kurang dari 15 detik
9. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
10. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
11. Berikan oksigen, jika perlu18 40
Edukasi
12. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
13. Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status Manajemen hipovolemia (I.03116)
cairan membaik (L.03028) Kriteria hasil : Observasi :
cairan aktif, kekurangan intake cairan (SDKI :
1. Kekuatan nadi meningkat, Turgor kulit meningkat, 1. Periksa tanda dan gejala
D.0023, Hal 65) Output urine meningkat, Pengisian vena meningkat, hipovolemia (mis. frekuensi nadi
Ortopnea menurun meningkat, nadi teraba lemah,
2. Dispnea menurun, Paradoxymal Nocturnal Dyspnea tekanan darah menurun, tekanan
(PND) menurun, Edema anasarka menurun, Edema nadi menyempit, turgor kulit
perifer menurun menurun, membran mukosa
3. Berat badan meningkat, Distensi vena jugularis kering, volume urine menurun,
menurun, Suara napas tambahan menurun, Kongesti hematocrit meningkat, haus,
paru menurun lemah)
4. Perasaan lemah menurun Keluhan haus menurun, 2. Monitor intake dan output cairan
Konsentrasi urine menurun Terapeutik
5. Frekuensi nadi membaik, Tekanan darah membaik, 3. Hitung kebutuhan cairan19 45
Tekanan nadi membaik, Membran mukosa membaik 4. Berikan posisi modified
Kadar Hb membaik Trendelenburg
6. Intake cairan membaik, Status mental membaik 5. Berikan asupan cairan oral
7. Suhu tubuh membaik Edukasi
6. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
7. Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)
9. Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
10. Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis. albumin,
Plasmanate)
11. Kolaborasi pemberian produk
darah
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status Manajemen nutrisi (I.03119)
nutrisi membaik (L.03030) Kriteria hasil : Observasi :
asupan makanan, ketidakmampuan mencerna
1. Kekuatan otot pengunyah meningkat 1. Identifikasi status nutrisi
makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme, 2. Kekuatan otot menelan meningkat 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
3. Serum albumin meningkat makanan
faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk 3. Identifikasi makanan yang
4. Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi
makan) (SDKI: D.0019, Hal 56) meningkat disukai
5. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
meningkat jenis nutrien
6. Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat 5. Identifikasi perlunya penggunaan
meningkat selang nasogastrik20
7. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat 6. Monitor asupan makanan
meningkat20 7. Monitor berat badan
8. Penyiapan dam penyimpanan minuman yang aman 8. Monitor hasil pemeriksaan
meningkat laboratorium Terapeutik
9. Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan 9. Lakukan oral hygiene sebelum
tujuan kesehatan meningkat makan, jika perlu
10. Perasaan cepat kenyang menurun 10. Fasilitasi menentukan pedoman
11. Nyeri abdomen menurun diet (mis. piramida makanan)
12. Sariawan menurun 11. Sajikan makanan secara menarik
13. Rambut rontok menurun dan suhu yang sesuai
14. Diare menurun 12. Berikan makanan tinggi serat
15. Berat badan membaik, Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk mencegah konstipasi
membaik 13. Berikan makanan tinggi kalori
16. Frekuensi makan membaik, Nafsu makan membaik dan tinggi protein
17. Bising usus membaik, Tebal lipatan kulit trisep 14. Berikan suplemen makanan, jika
membaik, Membran mukosa membaik perlu
15. Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
16. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
17. Anjurkan diet yang
diprogramkan Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
19. Kolabor asi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan
pengetahuan pasien membaik Kriteria hasil : Observasi
terpapar informasi (SDKI: D.001, Hal 246)
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan
2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu kemampuan menerima informasi
topik meningkat Terapeutik
3. Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya 2. Sediakan materi dan media
yang sesuai dengan topik meningkat pendidikan kesehatan
4. Perilaku sesuia dengan pengetahuan meingkat 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan
5. Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun sesuai kesepakatan
6. Presepsi yang keliru terhadap masalah menurun 4. Berikan kesempatan untuk
bertanya
5. Gunakan variasi mode
pembelajaran
6. Gunakan pendekatan promosi
kesehatan dengan
memperhatikan pengaruh dan
hambatan dari lingkungan, sosial
serta budaya.
7. Berikan pujian dan dukungan
terhadap usaha positif dan
pencapaiannya
Edukasi
8. Jelaskan penanganan masalah
kesehatan
9. Informasikan sumber yang tepat
yang tersedia di masyarakat
10. Anjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan
11. Anjurkan menentukan perilaku
spesifik yang akan diubah (mis.
keinginan mengunjungi fasilitas
kesehatan)
12. Ajarkan mengidentifikasi tujuan
yang akan dicapai
13. Ajarkan program kesehatan
dalam kehidupan sehari hari
DAFTAR PUSTAKA

Andreou,E. Alexopoulos, E.C. Lionis, C. Varvogli, L. Gnardellis, C. Chrousos, G.P,Darviri, C.


(2011) Perceived Stress Scale: Reliability and Validity Study in Greece. Int. J. Environ.
Res. Public Health.
Arginia Della Octaviadon. 2011. Hubungan Dukungan Suami terhadap Kehamilan dengan
Kejadian Hyperemesis Gravidarum. Surakarta
Aril Cikal Yasa Ar. 2012. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian
Hiperemesis Gravidarum Di Rsud Ujungberung Pada Periode 2010-2011. Bandung.
http://elibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.10854.pdf
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chadolirotul, M. 2012. Hubungan Paritas dan Umur Ibu dengan Anemia pada ibu hamil trimester
III. Semarang
Cohen S, Kamarck T, Mermelstein R. A global measure of perceived stress. J. Health Soc.
Behav. 1997 Denise. 2008. Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta : EGC.
Soesanto Edy. 2010. Hubungan Paritas Dan Status Nutrisi Dengan Hiperemesis Gravidarum
Pada Ibu Hamil Trimester I .Bandung
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Alvika Nurma Siswanti


NIM : 2022-04-14901-002
Ruangan Praktik : Puskesmas Menteng
Tanggal & Jam Pengkajian : 11 November 2022, 09:00 WIB

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB


A. Identitas Klien
Nama : Ny M
Tempat / tanggal lahir : Asia, 28 Februari
2001 Agama : Kristen Prostestan
Suku Bangsa : Flores (NTT)/Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswi
Golongan Darah :B
Alamat : Jl Temanggung Tilung 04
Diagnosa Medis : Hiperemisis Gravidarum Trimester II
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Pengkajian : 11 November
2022 Nomor Rekam Medik : -
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn Z
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen Prostestan
Suku Bangsa : Flores (NTT)/Indonesia
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :B
Alamat : Jl Temanggung Tilung
04 Hubungan dengan Klien : Suami

II. STATUS KESEHATAN


1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Ibu datang ke puskesma menteng karena ingin memeriksakan kehamilan dan
dirasakan keluhan mual, muntah tidak nafsu makan dan pusing.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Ibu datang ke Puskesmas Menteng kota Palangka Raya dengan keluhan mual tidak nafsu
makan. Mual muntah awalnya hanya terjadi pada pagi hari saja dan terjadi setelah makan
dan minum, ibu ingin memeriksakan kehamilan untuk pertama kali. HPHT 28-04-2022
usia kehamilan 24 minggu, tidak pernah melakukan Kb, imunisasi TT SD lengkap, tidak
ada riwayat kembar.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyaklit seperti Hipertensi, DM, Asma, penyakit
jantung, penyakit lainya.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyaklit seperti Hipertensi, DM, Asma, penyakit
jantung.

III. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI


Riwayat Ginekologi:
a. Riwayat Menstruasi:
Menarche 14 Tahun, siklus 28 hari lamanya haid 5 hari sifat darah (warna, bau,
cair/gumpalan, dysmenorhoe) merah, bau metalik, cair dan gumpalan, gangguan
sewaktu menstruasi, gejala pre menstruasi sakit pinggang. HPHT 28-04-2022
dan Taksiran persalinan 31- Januari -2023.
b. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri):
Usia Pernikahan klien adalah 9 bulan dan lama pernikahan 9 bulan pada
pernikahan pertama ini.
c. Riwayat Keluarga Berencana:
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil: tidak menggunakan jenis
konstentrasi KB ataupaun Pil. Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah
persalinan sekarang adalah KB, Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh
keluarga : 2

Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G0 P0 A0

Tgl Jenis Tempat/ Jenis Masalah Keada


Umur
No part partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
hamil Bayi
us s g n mil r s Anak

Keterangan :
 Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi saluran
perkemahan, perdarahan, premature, dll
 Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi ………, perdarahan, kejang-
kejang, dll
 Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
 Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal
dalam kandungan, meninggal setelah lahir, dll
 Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian :
…………………………………………
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Amenorhoe :
 Keluhan waktu hamil : mual, pusing, tidak nafsu makan.
 Gerakan anak pertama di rasakan : klien mengatakan belum merasakan
gerakan pertama
 Imunisasi : belum melakukan imunisasi TT saat hamil
 Penambahan BB selama hamil : ½ kg
 Pemeriksaan kehamilan : teratur / tidak : tidak teratur
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan :

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Subjektif Objektif
a. Keadaan Umum Suhu : 37,5 C
0

BB sebelum hamil 53 kg Nadi :62 x/menit


Tekanan Darah :103/56 mmHg
BB : 46 kg
Tinggi Badan :152 cm
Kesadaran : Composmenthis
Turgor Kulit : Hangat

b. Kepala Tidak ada benjolan, tidak ada luka


- Rambut hitam tidak ada ketombe

c. Muka
Rasa bengkak? Hyperpigmentasi : Tidak ada
- Tidak ada Cloasma gravidarum : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Simetris :

d. Mulut Mukosa mulut & bibir : Mukosa


Keluhan bibir kering dan agak berbau
- Bibir terasa kering Keadaan gigi : Tidak ada karang gigi dan
tidak ada karies
Fungsi Pengecapan :
Keadaan Mulut
Fungsi menelan
e. Mata
Keluhan Ukuran pupil
- Tidak ada Konjungtiva : merah muda
Sklera : Putih
Fungsi Penglihatan : Normal
Reaksi alergi : Tidak ada
f. Hidung Pernah flu : Pernah
Keluhan Frekuensinya dalam 1 tahun
Perdarahan/peradangan : Tidak ada
- Tidak ada
Keadaan/kebersihan

Keadaan :
Fungsi pendengaran : Normal
g. Telinga
Keluhan Pembesaran kel.Tyroid : Tidak ada
Distensi vena jugularis :Tidak ada
- Tidak ada
Pembesaran KGB : Tidak ada
Sesak napas : Tidak ada
h. Leher
Batuk : Tidak ada
Pembengkakan
Sakit dada : Tidak ada
Suara napas : Vesikular
Bunyi jantung : Lub Dub
Palpitasi : Tidak ada
i. Daerah dada DJJ : Lemah tidak terdengar
Jantung dan paru-paru
Simetris, membesar sesuai umur
kehamilan dan tidak ada massa, colostrum
belum keluar

Payudara Luka bekas operasi Tidak ada


- membesar sesuai umur kehamilan Strie : Tidak ada
Tidak dilakukan pemeriksaan
j. Abdomen Tidak dilakukan pemeriksaan

k. Genitalia Eksterna Ukuran panggul luar :


- Distantia spinarum
l. Anus - Distantia cristarum
- Conjugata externa
- Lingkar panggul
m. Ekstremitas atas dan bawah
Ukuran panggul dalam :
n. Pemeriksaan Panggul - Promonotorium
- Linea inominata
- Dinding samping
- Spina Ischiadika
- Sacrum
- CV
- CD

V. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi : Jenis makanan: nasi,bubur, sayur bayam, telur
(Roti), Frekuensi makanan 3x sehari, nasfu makan
kurang baik, jenis minuman air putih. Masalah
setiap kali makan dan minum ibu akan merasa mual
dan bahkan sampai muntah.

2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : Frekuensi 2-6 kali perhari, warna kuning, bau khas
amoniak, Keluhan tidak ada

b. Buang Air Besar (BAB) :Frekuensi 1 kali sehari, warna kuning kecoklatan,
bau khas fases, Keluhan tidak ada

3. Pola tidur dan istirahat : Tidur siang 1-2 jam, tidur malam 7-8 jam, keluhan
tidak ada
4. Pola aktivitas dan latihan :
5. Personal Hygiene :
Kulit : hangat
Rambut : Hitam
Mulut & Gigi : Mukosa bibir kering dan agak berbau, Gigi Tidak ada
karang gigi dan tidak ada karies
Pakaian : bersih
Kuku : bersih
Vulva Hygiene :
6. Ketergantungan fisik :
Merokok : Tidak Ada
Minuman Keras : Tidak
Ada Obat-Obatan : Tidak
Ada
Lain-lain :

VI. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi : Tidak
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : Tidak
c. Jenis kelamin yang diharapkan : Perempuan
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah : Suami
e. Apakah hamil ini diharapkan: Ya
2. Persepsi diri
 Hal yang amat di pikirkan saat ini : ibu memikirkan kehamilanya tatap sehat
 Harapan setelah menjalani perawatan :
 Perubahan yang dirasa setelah hamil :
3. Konsep diri
 Body image
 Peran : Ibu
 Ideal diri
 Identitas diri
 Harga diri
4. Hubungan/komunikasi
 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang lain?
 Bahasa utama : Indonesia
 Bahasa daerah : Jawa
 Yang tinggal serumah : Suami
 Adat istiadat yang di anut :
 Yang memegang peranan penting dalam keluarga :
 Motivasi dari suami :
 Apakah suami perokok : Tidak
 Kesulitan dalam keluarga: Tidak ada
5. Kebiasaan seksual
 Gangguan hubungan seksual :
 Pemahaman terhadap fungsi seksual :
6. Sistem Nilai – Kepercayaan
 Siapa dan apa sumber kekuatan :
 Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda :
 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di
RS :

VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
 HB : 10,5g/dL Golongan Darah/Rh : B
 Gula Darah :mg/dL Leukosit :
 VR/VDRL : -
2. Urine
 Protein Sedimen
 Reduksi : (++)
3. Pemeriksaan tambahan
 TTT/NST TTO/OCT
 USG Amnioscopy
 TORCH Rontgent
VIII. PENGOBATAN
No Terapi Medis Dosis Rute Indikasi

1. Tablet tambah darah 3x1 Oral Mencegah anemia defisiensi zat


besi. Mencegah pendarahan saat masa
persalinan. Menurunkan risiko
kematian pada ibu karena pendarahan
pada saat persalinan
2. Promavit 2x1 Oral Mendukung pertumbuhan janin agar
lebih optimal karena mengandung
DHA, EPA, Omega-3, asam folat dan
minera

Palangka Raya, 11 Oktober 2021


Mahasiswa

Alvika Nurma Siswanti


ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Klien mengatakan mual, Hiperemesis Gravidarum Defisit Nutrisi
muntah 3x sejak pagi hari, (mual muntah)
muntah setiap habis makan
dan minum, kurang nafsu
makan, makan hanya ¾ Intake
sendok, muntah cair
berempas, ½ porsi makan
tidak dihabiskan menurun Lidah

DO: kering
- Klien tampak lesu
- Klien tampak lemah
- Turgo kulit kering Penurunan sensani kecap
- Bibir klien
tampak kering
- Mukosa klien pucat Nafsu makan menurun
- IMT :15
- TB: 152
Defisit Nutrisi
- BB Hamil: 46,6 kg
- BB sblm Hamil: 45kg
- TTV
Nadi :62 x/menit
TD :96/52 mmHg
Lila: 24 cm
Lp: 72 cm
Pemeriksaan Lab:
Hb : 10,5 g/dl

DS: Klien mengatakan mual, Hiperemesis Gravidarum Resiko Ketidakseimbangan


lemah, lesu dan dari pagi
Elektrolit
sampai siang tidak ada
minum air putih. Output Meningkat
DO:
- Kulit klien Intake Cairan Terus
tampak kusam
- Mukosa klien pucat
- Turgo kulit klien jelek Gangguan Keseimbangan
- Keadaan umum lemah Cairan
- TTV
Suhu : 37,5 0C
Nadi :62 x/menit Dehidrasi
TD :96/52 mmHg
BB: 46 Kg
Lila: 24 cm
Resiko
Lp: 72 cm
Pemeriksaan Lab: Ketidakseimbangan
Hb : 10,5 g/dl Elektrolit
DS: Klien mengatakan sering Kehamilan Resiko Perfusi Perifer Tidak
pusing, lelah letih dan
Efektif
berkeringat.
Aktivitas Mekanisme
DO:
Homeostatistik
- Klien tampak lemah
- Klien tampak pucat
- Kulit tampak kusam Penururnan Td
- Kulit klien teraba hangat
- Klien tampak berkeringat
Penurunan konsentrasi HB
- TTV
Suhu : 37,5 0C
Nadi :62 x/menit Perfusi Jaringan Menurun
TD :96/52 mmHg
Pemeriksaan Lab:
Hb : 10,5 g/dl Perfusi Perifer Tidak

Efektif

DO: Kehamilan Pertama Defisit Pengetahuan


- Ibu mengatakan cemas
pada janin nya karena DJJ Lemah
DJJ lemah
- Ibu mengatakan tidak
mengetahui apa saja Cemas Pada
kesehatan apa yg harus
di jaga pada masa
Janin
kehamilan sampai
melahirkan nanti.
Kurang Pengetahuan
DO: Tentang Kesehatan Janin
- DJJ lemah (tidak jelas)
- Klien tampak cemas Defisit Pengetahuan
dengan keadaan janin
nya
- Klien tampak
kebingungan saat di
tanya tentang kesehatan
kehamilan
- Klien hamil anak ke 1
- Klien baru pertama kali
memeriksakan
kehamilan di usia 24
minggu
- Klien dirujuk RS Betang
Pambelum
PRIORITAS MASALAH

1. Defisist Nutrisi Berhubungan Dengan Mual Muntah Ditandai Dengan Klien Mengatakan
Mual, Muntah 3x Sejak Pagi Hari, Muntah Setiap Habis Makan Dan Minum, Kurang Nafsu
Makan, Makan Hanya ¾ Sendok, Muntah Cair Berempas, ½ Porsi Makan Tidak
Dihabiskan, Klien Tampak Lesu, Klien Tampak Lemah, Turgo Kulit Kering, Bibir Klien
Tampak Kering, Mukosa Klien Pucat IMT :15, TB: 152, BB Hamil: 46,6 Kg, BB Sblm
Hamil: 45kg, TTV: Nadi :62 X/Menit, TD :96/52 Mmhg, Lila: 24 Cm, Lp: 72 Cm

2. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit Berhubungan Dengan Dehidrasi Ditandai Dengan,


Kulit Klien Tampak Kusam, Mukosa Klien Pucat, Turgo Kulit Klien Jelek, Keadaan
Umum Lemah TTV: Suhu : 37,5 0C, Nadi :62 X/Menit, TD :96/52 Mmhg, BB: 55 Kg, Lila:
24 Cm, Lp: 72 Cm

3. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif Berhubungan Dengan Penururnan Konstentrasi Hb


Ditandai Dengan Klien Tampak Lemah, Klien Tampak Pucat , Kulit Tampak Kusam, Kulit
Klien Teraba Hangat, Klien Tampak Berkeringat TTV: Nadi :62 X/Menit, TD :96/52
Mmhg, Lila: 24 Cm, Lp: 72 Cm, Pemeriksaan Lab: Hb : 10,5 G/Dl

4. Ansietas Berhubungan Dengan Kecemasan Pada Keadaan Janin Ditandai Dengan Ibu
Mengatakan Cemas Pada Janin Nya Karena Djj Lemah, Ibu Mengatakan Tidak Mengetahui
Apa Saja Kesehatan Apa Yg Harus Di Jaga Pada Masa Kehamilan Sampai Melahirkan
Nanti. Djj Lemah (Tidak Jelas), Klien Tampak Cemas Dengan Keadaan Janin Nya, Klien
Tampak Kebingungan Saat Di Tanya Tentang Kesehatan Kehamilan, Klien Hamil Anak Ke
1, Klien Baru Pertama Kali Memeriksakan Kehamilan Di Usia 24 Minggu, Klien Dirujuk
Rs Betang Pambelum
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny M
Ruang Rawat :

Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Defisit Nutrisi Berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi 1. Untuk mengetahui status
Dengan Mual Muntah (SDKI: keperawatan selama 2x7 jam 2. Identifikasi makanan yang disukai nutrisi klien
D.0019, Hal 56) diharapkan nutrisi dapat terpenuhi 3. Monitor asupan makanan 2. Agar klien tetap
dengan kriteria hasil: 4. Monitor BB mengkonsumsi makanan
5. Berikan makanan yang tinggi kalori dan 3. Untuk mengetahui asupan makanan
1. Frekuensi makan membaik skor 5
tinggi protein 4. Untuk mengetahui BB klien
2. Nafsu makan membaik skor 5
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 5. Makanan tinggi protein dan kalori
3. Membrane mukosa membaik skor
menentukan jumlah kalori dan jenis sangat dibutuhkan untuk ibu yang
5
nutrisi yang dibutuhkan, jika perlu sedang hamil
6. Agar dapat memberikan nutrisi
yang tepat

2. Resiko Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui keadaan
Elektrolit Berhubungan keperawatan selama 1x7 jam 2. Monitor intake dan output cairan umum klien
Dengan Dehidrasi (SDKI: diharapkan cairan dan elektrolit dapat 3. Identifikasi hipovelemia (mis, frekuensi 2. Membantu dalam menganalisa
terpenuhi kriteria hasil: nadi meningkat, nadi teraba lemah, TD
D.0037, Hal 88) keseimbangan cairan dan
1. Asupan cairan meningkat skor 5 menurun, tekanan nadi menyempit, turgo elektrolit
2. Kelembaban membran mukosa kulit menurun, membrane mukosa kering, 3. Untuk menhetahui adanya
meningkat skor 5 volume urin menurun, hematokrit tanda- tanda syok hipovalemik
3. Dehidrasi menurun skor 1
meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine 4. Pemantauan berkala penting guna
4. Turgo kulit membaik skor 5
meningkat, berat badan menurun dalam mengetahui perkembangan kondisi
waktu singkat) klien
4. Atur intraval waktu pemantauan sesuai 5. Pasien dan keluarga
dengan kondisi pasien mengetahui perkembangan
5. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu keadaan klien
6. Kolaborasi dengan dokter pemberian 6. Untuk membantu menambah vitamin
neurobion
3. Perfusi Perifer Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR. 1. Untuk mengetahui keadaan klien
Berhubungan Dengan keperawatan selama 1x5 jam 2. Monitor perubahan tekanan darah 2. Untuk mengetahui perubahan
Penururnan Konstentrasi Hb diharapkan perfeusi perifer efektif 3. Monitor kualitas nadi tekanan darah
dengan kriteria hasil: 4. Monitor kelembapan kulit 3. Untuk mengetahui nadi klien apakah
(SDKI: D.0009, Hal 37)
1. Denyut nadi perifer meningkat 5. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi mengalami perubahan
skor (5) (60-100x/menit) perifer, edema, pengisian kapiler, 4. Kelembaban kulit
2. Warna kulit pucat menurun skor warna, suhu, ankle-bracial index) 5. Sirkulasi perifer memberikan
(5)
6. Berikan tranfusi darah indikasi adanya sirkuklasi sistemik
3. Pengisian kapiler membaik skor
(5) 7. Berikan oksigen sesuai kebutuhan 6. Untuk menambah darah klien
4. Akral membaik skor (5) 7. Agar membantu memenuhui
5. Turgor kulit membaik skor 5 kebutuh oksigen klien

4. Ansietas Berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tingkat kecemasan klien 1. Untuk mengetahui
Dengan Kecemasan ((SDKI: keperawatan selama 2x7 jam 2. Motivasi mengidentifikasi situasi yang tingkat kecemasan klien
D.0080, Hal 180) diharapkan Ansietas dapat teratasi memicu kecemasan 2. Untuk mengetahui situasi yg
dengan kriteria hasil: 3. Beri dukungan agar cepat sembuh dapat memicu kecemasan
4. Informasikan secara aktual mengenai 3. Untuk memberikan motivasi
1. Verbilisasi kebingungan menurun
diagnosis, pengobatan, dan prognosis pada klien
skor 5
4. Agar klien dan keluarga
2. Verbilisasi khawatir akibat
mengetahui penyakit dan
kondisi yang dihadapi menurun
pengobatan klien
skor 5
3. Prilaku tegang menurun skor 5
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
11 November 2021 Diagnosis 1 (Defisit Nutrisi) S : Ibu mengatakan masih kurang nafsu makan
10:00 WIB 1. Mengidentifikasi status nutrisi O:
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
- Status nutrisi pasien kurang
3. Memonitor asupan makanan
4. Memonitor BB - Klien suka mengkonsumsi buah apel
5. Memberikan makanan yang tinggi kalori dan - Tampak penurunan berat BB sekarang 46 kg
tinggi protein - Edukasi agar konsumsi makanan yang baik
6. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan untuk nutrisi ibu dan janin: yaitu, nasi,
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan sayur bayam, ikan laut, tahu, tempe.

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi

11 November 2021 Diagnosis 2 ( Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit) S: Ibu mengatakan masih merasa lemah dan mual.
10:00 WIB 1. Memonitor tanda-tanda vital O:
2. Memonitor intake dan output cairan - TTV: Suhu : 37,5 0C, Nadi :80 x/menit,
3. Mengidentifikasi hipovelemia (turgo kulit TD:102/69 mmHg
menurun, membrane mukosa kering, volume urin - Klien tampak minum teh hangat
menurun, haus, lemah, konsentrasi urine - Turgo kulit tampak kering
meningkat, berat badan menurun dalam waktu - Bibir tampak pucat
singkat)
4. Mengatur intraval waktu pemantauan sesuai dengan A: Masalah belum teratasi
kondisi pasien
5. Mengkolaborasi dengan dokter pemberian P: Lanjutkan intervensi
neurobion

11 November 2021 Diagnosis 3 (Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif) S : Ibu mengatakan masih merasa pusing, dan lemas
10:00 WIB 1. Memonitor TD, Nadi, Suhu, dan RR. O:
2. Memonitor perubahan tekanan darah - Klien berbaring di bed
3. Memonitor kualitas nadi - Klien tampak lemah
4. Memonitor kelembapan kulit - Akral masih dingin
- Tekanan Darah :102/69 mmHg, Nadi
5. Memeriksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer,
:80 x/menit, Suhu : 36,70C, Pernafasan :
edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle- 23 x/menit
bracial index)
A: Masalah teratasi sebagian
6. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
P: Lanjutkan Intervensi

11 November 2021 Diagnosis 4 (Ansietas) S: Ibu mengatakan cemas dengan keadaan janinya dan
ingin segera di priksa di RS
10:00 WIB 1. Memonitor tingkat kecemasan klien
2. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang memicu O:
kecemasan
- Ibu tampak cemas dan bingung
3. Memberikan dukungan agar cepat sembuh
- Keluarga (suami) memahami informasi
4. Menginformasikan secara aktual mengenai
yang diberikan perawat
diagnosis, pengobatan, dan prognosis

A: Masalah belum teratasi lanjutkan intervensi


P: Lanjutkan Intervensi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Diagnosis 1 (Defisit Nutrisi) S : Ibu mengatakan masih merasa mual saat pagi
hari, tetapi tetap dipaksa untuk makan
(Kunjungan Rumah) 1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai O:
3. Memonitor asupan makanan
- BB: 46 kg
4. Memonitor BB
- Edukasi agar tetap mengonsumsi makanan
12 November 2021 5. Memberikan makanan yang tinggi kalori dan
yang baik untuk nutrisi ibu dan janin:
tinggi protein
14:10 WIB yaitu, nasi, sayur bayam, ikan laut, tahu,
tempe.

A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

(Kunjungan Rumah) Diagnosis 2 ( Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit) S: Ibu mengatakan kadang masih merasa
mual, mengkonsumsi air putih 8 gelas perhari.
1. Memonitor tanda-tanda vital
2. Memonitor intake dan output cairan O:
3. Mengidentifikasi hipovelemia (turgo kulit - TTV: Suhu : 37,5 0C, Nadi :80 x/menit,
12 November 2021 menurun, membrane mukosa kering, volume urin TD:110/79 mmHg
14:10 WIB menurun, haus, lemah, konsentrasi urine - Turgo kulit tampak membaik
meningkat, berat badan menurun dalam waktu
singkat) A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
(Kunjungan Rumah) Diagnosis 3 (Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif) S : Ibu mengatakan sudah tidak merasa lemah
1. Memonitor TD, Nadi, Suhu, dan RR.
2. Memonitor perubahan tekanan darah O:
12 November 2021 3. Memonitor kualitas nadi - Klien tampak sehat
4. Memonitor kelembapan kulit - Tekanan Darah :110/79 mmHg, Nadi
14:10 WIB
5. Memeriksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, :80 x/menit, Suhu : 36,70C, Pernafasan :
23 x/menit
edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle-
bracial index) A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi

(Kunjungan Rumah) Diagnosis 4 (Ansietas) S: Ibu mengatakan sudah memeriksakan


kandungannya ke RS Betang Pambelum dan keadaan
1. Memonitor tingkat kecemasan klien
DJJ normal 148x/menit
2. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan O:
12 November 2021 3. Memberikan dukungan agar cepat sembuh
- Ibu tampak tidak cemas seperti sebelumnya
14:10 WIB 4. Menginformasikan secara aktual mengenai
- Ibu mampu menjelaskan kembali
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
penjelasan tentang kesehatan selama masa
kehamilan
- Keluarga (suami) memahami edukasi
yang diberikan

A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik : Hiperemisi Gravidarum


Sub Pokok Pembahasan : Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu
Hamil Hari/Tanggal : Kamis,24 Oktober 2022
Waktu : 15:00 WIB - Selesai
Sasaran : Ibu Hamil dan Keluarga Pasien (Suami)
Tempat : Rumah

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit tentang Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu
Hamil, pasien dan keluarga dapat memahami dengan benar

C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan pasien dan keluarga mampu
memahami
1. Mengetahui Pengertian Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
2. Mengetahui Penyebab Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
3. Mengetahui Tanda dan gejala Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
4. Mengetahui Cara pencegahan Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil

D. Materi Penyuluhan (Terlampir)


1. Mengetahui Pengertian Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
2. Mengetahui Penyebab Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
3. Mengetahui Tanda dan gejala Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
4. Mengetahui Cara pencegahan Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil

4. Metode Penyuluhan
1. Ceramah.
2. Tanya jawab

5. Media
1. Leaflate
6. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Kegiatan
1 Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab
b. Memperkenalkan diri salam
c. Menyebutkan b. Mendengarkan
materi/pokok bahasan dan menyimak
yang akan
disampaikan
d. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan 20 menit a. Penyampaian materi a. Mendengarkan
b. Menjelaskan Pengertian dan menyimak
Hiperemisi Gravidarum b. Bertanya
Pada Ibu Hamil mengenai hal-
c. Menjelaskan Penyebab hal yang belum
Hiperemisi Gravidarum jelas dan
Pada Ibu Hamil dimengerti
d. Menjelaskan Tanda dan
gejala Hiperemisi
Gravidarum Pada Ibu
Hamil
e. Menjelaskan Cara
pencegahan Hiperemisi
Gravidarum Pada Ibu
Hamil

3 Penutup 5 menit a. Melakukan evaluasi a. Sasaran dapat


b. Menyampaikan menjawab
kesimpulan materi tentang
c. Mengakhiri pertemuan pertanyaan
dan mengucap salam yang diajukan
b. Mendengar
memperhatikan
c. Menjawab
salam
7. Evaluasi
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit tentang penyakit Gravidarum Pada Ibu Hamil
diharapkan peserta:
1. Mengetahui Pengertian Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
2. Mengetahui Penyebab Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
3. Mengetahui Tanda dan gejala Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
4. Mengetahui Cara pencegahan Hiperemisi Gravidarum Pada Ibu Hamil
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Hiperemisis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah pada ibu hamil yang hebat sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Hiperemesis
gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil dan selama
trimester pertama kehamilan (Varney,2007) Hiperemesis gravidarum didefenisikan sebagai
vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil,menyebabkan
dehidrasi,ketidak seimbangan elektrolit atau defenisi nutrisi dan kehilangan berat badan.

B. Penyebab
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG
b) Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolic.
c) Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggungjawab dan sebagainya.
d) Faktor endokrim lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain-lain

C. Tanda dan Gejala


1. Nuasea
2. Muntah
3. Penurunan berat badan
4. Ptialism (saliva yang berlebihan)
5. Dehidrasi
6. Hipotensi dan takikardi
7. Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemi, dan peningkatan
hematokrit

D. Cara – Cara Pencegahan


1. Porsi kecil dan sering karena lapar akan memperburuk mual
2. Hindari cairan 1 sampai 2 jam sebelum dan setelah makan
3. Disarankan dari tepung tepungan seperti roti roti panggang biskuit kentang
4. Makanan berempah dan pedas cenderung menyebabkan mual hindari
masukkan berbau karena akan merangsang mual

Anda mungkin juga menyukai