Anda di halaman 1dari 60

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.M DAN PEMERIKSAAN ANC PADA


IBU HAMIL DENGAN DIAGNOSA MEDIS G1 P0 A0 DENGAN USIA
KEHAMILAN 25 MINGGU ( TRIMESTER 2 ) DI RUANG KIA UPT
PUSKESMAS PAHANDUT

PALANGKARAYA

Oleh :

WAHYU WIDODO

2019.NS.B.033

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2020
2

LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : WAHYU WIDODO


Nim : 2019.NS.B.033
Program : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Diagnosa Medis G1 P0
A0 dengan Usia Kehamilan 25 Minggu (Trimester 2) di Ruang
KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Telah melaksanakan Asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktek Keperawatan Stase Maternitas pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK,

Perseptor Akademik Perseptor Lahan

Vina Agustina, Ners., M. Kep. Hesti Warastuti L., S. Kep., Ners


3

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan ini disusun oleh :


Nama : WAHYU WIDODO
Nim : 2019.NS.B.033
Program : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Diagnosa Medis G1 P0
A0 dengan Usia Kehamilan 25 Minggu (Trimester 2) di Ruang
KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas pada Program
Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Perseptor Akademik Perseptor Lahan

Vina Agustina, Ners., M. Kep. Hesti Warastuti L., S. Kep., Ners

Mengetahui

Ketua Program Studi Ners

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep.


4

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan
stase keperawatan maternitas ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Maternitas
Antenatal Care (ANC) pada Ny. M dengan Diagnosa Medis G1P0A0 dengan Usia
Kehamilan 25 Minggu (Trimester 2) di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka
Raya”.

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bimbingan dan


dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ridwan SKM., M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya
yang telah menyediakan tempat bagi pelaksanaan Praktik Profesi Ners Stase
Keperawatatan Maternitas STIKes Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penyusun
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Profesi Ners Keperawatan.
3. Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ners di STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
4. Vina Agustina, Ners., M.Kep. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
asuhan keperawatan ini.
5. Hesti Warastuti L., S. Kep., Ners selaku pembimbing klinik yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan
asuhan keperawatan ini.
6. Ny. M yang telah bersedia menjadi kasus kelolaan.
7. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan asuhan
keperawatan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa asuhan keperawatan ini jauh dari
sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga asuhan keperawatan ini dapat berguna bagi pengembangan
ilmu kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan maternitas dan semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Palangka Raya, Juli 2020

Penulis

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009). Dengan
ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik dan
pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau
melalui ANC baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC sesuai
standar paling sedikit empat kali (K4).
AKI di Indonesia masih tinggi, berdasarkan hasil laporan SDKI pada tahun 2012,
terdapat 359 per 100.000 kelahiran hidup yang jauh dari target MDGs 2015 sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). AKI yang diperoleh dari dinas kesehatan
Kabupaten Tegal tahun 2016 terdapat 33 kasus kematian ibu, terjadi peningkatan AKI pada
tahun 2015 yang mencapai 40 kasus (Dinkes Kab.Tegal, 2016). AKI yang diperoleh dari
Puskesmas Talang Kabupaten Tegal tahun 2016 terdapat 3 kasus kematian ibu, sedangkan
pada tahun 2017 terdapat 3 kasus kematian ibu. Data terbaru untuk tahun 2018 terdapat 1
kasus kematian ibu. Dampak kurangnya kunjungan ANC pada ibu hamil yaitu tidak
terdeteksi secara dini adanya kondisi ibu hamil yang tergolong dalam kriteria 4 “terlalu”,
yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20
tahun), terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun) yang
akibatnya terjadi komplikasi pada ibu hamil tidak dapat dicegah ataupun diobati (Dwi et
al., 2017). Di Jawa Tengah sendiri cakupan (K4) mengalami fluktuasi dari tahun 2007
sebesar 87,05% meningkat menjadi 90,14% di tahun 2008, dan 93,39% pada tahun 2009
tetapi terjadi sedikit penurunan di tahun 2010 yaitu 92,04%, yang mana masih dibawah
target pencapaian tahun 2015 yaitu 95%. Meskipun demikian, cakupan kunjungan ANC di
Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakupan nasional
yaitu 84% (Dinkesjateng, 2010).
Pada saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian risiko.
Apalagi ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan
diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi
dan komplikasi obstetrik yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya
(Saifuddin, 2009). Ketidakpatuhan dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan tidak
dapat diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil sehingga tidak segera dapat diatasi yang
akan mengakibatkan Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat (Marmi, 2014).
Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung akan
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu
hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko
kehamilan yang penting untuk segera ditangani (Depkes RI, 2010). Kurangnya
pemanfaatan ANC oleh ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. Salah satu
diantaranya adalah pengetahuan ibu hamil (Kuswanti, 2014). Maka, penulis tertarik
menyusun laporan kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan Antenatal
Care (ANC) Di Ruang KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:
“Bagaimana “Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Antenatal Care (ANC) Di Ruang
KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya”.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Ny.M Dengan Antenatal Care (ANC).
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.M
1.3.2.2 Merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.M
1.3.2.3 Menyususn intervensi keperawatan pada Ny.M
1.3.2.4 Melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny.M
1.3.2.5 Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny.M
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi profesi keperawatan
Diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi masukan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan sehingga mampu meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang akhirnya
dapat berguna bagi profesi keperawatan dalam memberikan keperawatan pada klien dengan
Antenatal Care (ANC) Di Ruang KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.4.2 Bagi Institusi
1.4.2.1 Puskesmas
Menyediakan kerangka berpikir secara ilmiah yang bermanfaat bagi Puskesmas
dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan memberikan gambaran pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan Antenatal Care (ANC) Di Ruang KIA UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya. Serta menyediakan referensi bagi perawat ruangan
dalan melakukan asuhan keperawatan pada pasien secara komprehensif dengan pendekatan
proses keperawatan.
1.4.2.2 Pendidikan
Dengan adaya laporan kasus dengan dapat memberikan informasi yang nyata dan
aktual yang dapat diggunakan oleh mahasiswa sebagai literatur pendidikan dan menunjang
peningkatan pengetahuan khususnya tentang asuhan keperawatan dengan Antenatal Care
(ANC) Di Ruang KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.4.2.3 Bagi penulis
Sebagai salah satu pengalaman berharga dan nyata yang didapat dari lapangan
praktik yang dilakukan sesuai dengan ilmu yang didapatkan serta sebagai acuan bagi
penulis dalam menghadapi kasus yang sama sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang lebih baik bagi klien yang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi
Menurut adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai
kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan
postmatur.Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan premature.Ditinjau
dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:
1. Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
2. Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
3. Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup). Kehamilan
normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan ukuran uterus sama /
sesuai usia kehamilan. Trimester I (sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu 14-
28), dan trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36). (Hanifa
Wiknjosastro, 2012)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanifa Wiknjosastro, 2016).

2.1.2 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
2.1.2.1 Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.
2.1.2.2 Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat
bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
2.1.2.3 Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.
2.1.2.4 Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
2.1.2.5 Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.Kehamilan menurut Mochtar,
(2010) dibagi menjadi 3 triwulan :
1. Triwulan I antara 0-12 minggu.
2. Triwulan II antara 12-28 minggu.
3. Triwulan III antara 28-40 minggu

2.1.3 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki
maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi
ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang
telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1
cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel
sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri,
jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai
sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni,
dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai
ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba
falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah
dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat
sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian
kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang
merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan
mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh
satu sperma.

2.1.4 Manifestasi Klinis


2.1.4.1 Presumtif / Tanda-tanda dugaan hamil
1. Amenore ( terlambat datang bulan)
2. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf
dan ovulasi.
3. Mengetahiu tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus naegle dapat
ditentukan perkiraan persalinan
4. Mual (nausea) dan muntah
1) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan.
2) Menimbulkan mual muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning
sickness.
3) Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi.
4) Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang
5. Ngidam
1) Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
6. Sinkope atau pingsan
1) Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
2) Keadaan ini menghilang setelah umur kehamilan 16 minggu.
7. Payudara tegang
1) Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak air, dan garam pada payudara.
2) Payudara membesar dan tegang
3) Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
8. Sering miksi
1) Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh
dan sering miksi.
2) Pada triwulan kedua sudah menghilang
9. Konstipasi atau obstipasi
1) Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
10. Pingmentasi kulit
1) Sekitar pipi : cloasma gravidarum
(1) Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi kulit pada muka.
2) Dinding perut
(1) Strie lividae
(2) Strie nigra
(3) Linea alba makin hitam
(4) Perubahan sekitar payudara
(5) Hiperpigmentasi areola mamae
(6) Puting susu makin menonjol
(7) Kelenjar montgomery menonjol
(8) Pembuluh darah menifes sekitar payudara
(9) Epulis
(10) Hipertropi gusi disebut epulis bisa terjadi bila hamil
(11) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
(12) Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena.
(13) Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna,
kaki dan betis, dan payudara.
(14) Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah
persalinan.
2.1.4.2 Probabilitas / Tanda tidak pasti kehamilan
1. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil.
2. Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
1) Tanda hegar’s
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks
posterior & tangan satunya pada dnding perut atas symphyse, maka isthmus
ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cerviks.
2) Tanda chadwicks (kebiruan pada vulva dan vagina)
Warna selaput lendir vulva & vagina menjadi ungu.
3) Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
4) Ballotement
Adanya lentingan janin dalam uterus saat palpasi
5) Braxton hick’s
Pada saat palpasi atau waktu toucher, rahim yang lunak sekonyong-
konyong menjdi keras karena berkontraksi.
3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
1) Sebagian kemungkinan positif palsu
2.1.4.3 Absolut / Tanda pasti kehamilan
1. Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
2. Teraba bagian anak oleh pemeriksa
3. Terlihat hasil konsepsi dengan USG
4. Teraba gerakan janin oleh pemeriksa

2.1.5 Komplikasi Kehamilan


2.1.5.1 Komplikasi kehamilan pada Trimester I
1. Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.Gejala–gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-80 %
primigravida dan 40-60 % multigravida.Satu diantara seribu kehamilan, gejala–
gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya
wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut
hiperemisis gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringanya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan
padat.
4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan
kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu
berikutnya.
5) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama
sayuran serta makanan lain.
6) Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7) Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8) Istirahat cukup
9) Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang
dapat memicu rasa mual.
Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah perdarahan pada retina
yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
2. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada
masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan
kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:
1) Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan.Macam-macamabortusyaitu:
(1) Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam
uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks
(2) Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules labih
sering dan kuat, perdarahan bertambah
(3) Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam
serviks.Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari ostium uteri eksternum.
(4) Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan
perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai
mengecil.
(5) Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap
berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus
dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan
kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
3. Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan
ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa
mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi
cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
4. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan
tumbuh diluar cavum uteri.Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan
gawat.Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu.Pada rubtur
tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya
disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk
dalam keadaan syok.

2.1.5.2 Komplikasi pada Trimester ke II


1. Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan.Pada umumnya, gejala mual dan
muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun,
ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan.
Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan
kehamilan (preeklamsia).Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa
plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil
harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
2. Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau radang
gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar hormon
progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi
lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif,
perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat suplai darah
yang lebih banyak.
3. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional.Tandanya adalah ibu sering lapar,
haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila
menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan
kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.
4. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah.Sebenarnya, hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada
janin.Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-
larut.

2.1.5.3 Komplikasi kehamilan pada trimester III


1. Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester
ketiga.Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila
ini terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang
terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba.Karena itu, ibu
hamil bisa langsung shock dan lemas.
2. Sakit Kepala Hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala.Rasa sakit itu terjadi karena
ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat.Biasanya, sakit kepala tersebut
hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.Namun, ada kelainan yang dapat
terjadi pada ibu hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang sangat
hebat.Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat.Gejala ini
adalah tanda preeklamsia.
3. Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh.Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa
terjadi pada ibu hamil.Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak
hilang setelah beristirahat.Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut
edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam
tubuh.Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang
menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal
jantung atau anemia.
4. Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua.Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam.Pecahnya
ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan,
kaki, atau plasenta.Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila
mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan
ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum
waktunya, disebabkan karena berbagai hal.Pertama, karena selaput ketuban
kurang kuat.Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina (Marjati dkk,
2010).

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik


2.1.6.1 Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
2.1.6.2 Pemeriksaan Khusus
1. Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari
osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan vagina. Apabila
perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
2. USG: Untuk menentukan letak placenta.
2.1.6.3 Pemeriksaan Laboratorium
1. Hb: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien lemah serta
pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.
2. Urin: dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan

2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(Manuaba, 2010; 110)
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat
Pelayanan Dasar, 2011 : 1).
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2010 : 12)
2.1.7.2 Tujuan ANC

Menurut Manuaba (2015 ), secara khusus pengawasan antenatal bertujuan sebagai berikut :

1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat dalam kehamilan,
saat persalinan dan kala nipas.

2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas

3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,


nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.

4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal


2.1.7.3 Pelayanan ANC
1. Standart minimal asuhan antenatal care (10T)
2. Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata
antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya, anjurkan
untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat.Lemak jangan
dikurangi, terlebih sayur mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk
menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari
berat badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba (2010):
Rumus IMT = BB /TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-25,0
Kriteria IMT :
1) Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang
2) Nilai IMT 18,5-25 : Status gizi normal
3) Nilai IMT >25 : Status gizi lebih/ obesitas
Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan
gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin
berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan
volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran
LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka
panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
1) Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai olekranon
2) Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon dengan meteran
3) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
Baca menurut tanda panah.
4. Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan, hal ini
bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah yang
disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal yaitu
dibawah 140/90 mmHg.
5. Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui
usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada kehamilan yang
pertama.
Tabel 2.1 Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri

Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Sumber: Manuaba, 2012


6. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut
jantung janin adalah salah satu cara untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut
jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan.
Gambaran DJJ:
1) Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
2) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
3) Normal: antara 120-160x/menit
4) Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
5) Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
6) Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
7. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid) .
Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan
dengan interval waktu 4 minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu
hamil, karena diharapkan dapat menurunkan angka kematian bayi akibat
tetanus neonaturum. Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam satu
kali penyuntikan.

Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT


Antigen Interval Lama Dosis
(selang waktu) perlindungan
TT 1 - - 0,5 cc
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc
Sumber : DEPKES RI, 2012
8. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita hamil diberikan
sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Tablet ini diberikan segera mungkin
setelah rasa mual hilang, setiap tablet Fe mengandung FeSO4 320 mg (zat besi
60 mg) dan asam folat 500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari, dan
sebaiknya dalam meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh atau kopi,
karena akan mengganggu penyerapan.
9. Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan menjelang persalinan.
Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan hbsag ( hepatitis).tes darah rutin
meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, sel darah putih( leukosit), trombosit.
Dari kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia atau
tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai darah ke janin
dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan.Sel darah putih menunjukkan
apakah terjadi infeksi di tubuh ibu.Trombosit untuk melihat apakah ada kelainan
faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko
perdarahan.Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi
saluran kencing, adanya darah, protein, dan gula pada urin yang menunjukkan
adanya penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi kehamilan.Pemeriksaan
HBsAg untuk mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada ibu.Infeksi hepatitis
bisa ditularkan lewat darah dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan
tersebut di atas tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak
dilakukan pun tidak mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan
sebagai skrining untuk mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan
terhadap ibu dan janin. Jika dari hasil pemeriksaan diketahui ada hal-hal yang
tidak normal maka diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan sehingga
ibu menjalani persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga
diharapkan ibu dan bayi selamat dan sehat.
10. Tatalaksana kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes (2013),
standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :
1) Timbang berat badan
2) Tekanan darah
3) Tinggi fundus uteri
4) Tetanus toxoid lengkap
5) Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
6) Tes penyakit menular seksual (PMS)
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
8) Terapi kebugaran.
9) Tes VDRL
10) Tes reduksi urine.
11) Tes protein urine
12) Tes Hb
13) Terapi iodium
14) Terapi malaria
2.1.7.4 Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan kunjungan.Bisa berupa
anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan.Anamnesa meliputi biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial,
dan pengetahuan klien.Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan.
Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:
1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi dan menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat.
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
2.1.7.5 Menghitung HTP ( Hari Taksiran Partus )
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang dihitung
berdasarkan rumus Naegele rule, Cara menghitungnya: Tentukan hari pertama menstruasi
terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP = Last Menstrual
Periode).
1. jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).
Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0)
= 17-10-2010 atau 17 Oktober 2010.
2. Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).
Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir (10 + 7), (10 – 3), (2010
+ 1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
1. Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur, yakni
antara 28-30 hari.
2. Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
3. Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita
yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H. Sedang
yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
2.1.7.6 Jadwal kunjungan ANC ( Prawirohardjo 2010 )
Kunjungan Waktu Alasan

Trimester I Sebelum 14 minggu 1. Mendeteksi masalah yg


dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
2. Mencegah masalah, misal :
tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang
berbahaya)
3. Membangun hubungan
saling percaya
4. Memulai persiapan kelahiran
& kesiapan menghadapi
komplikasi.
5. Mendorong perilaku sehat
(nutrisi, kebersihan ,
olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu 1. Sama dengan trimester I
ditambah: kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD,
evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu 1. Sama, ditambah : deteksi
kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu 1. Sama, ditambah : deteksi
kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan
di RS.
2.1.7.7 Pemeriksaan Obstetrik

Gambar 2.1 Palpasi abdomen

Gambar 2.2 Leopold I :


Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan bagian
janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi fundus
uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil : jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat dan lunak
Gambar 2.3 Leopold II :
Untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak.
Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi tersebut
dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala. Pada letak
lintang dapat ditemukan kepala.

Gambar 2.4 Leopold III :


untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.
Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah kanan ibu dengan
empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba bagian bawah tersebut.
Hasil :teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.
Gambar 2.5 Leopold IV :
Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke dalam panggul.
Hasil :
1. 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
2. 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
3. 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
4. 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas simpisis
5. 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janin yang berada
diatas simpisis.
6. 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.
2.1.7.8 Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
1. Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
2. John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
2.1.7.9 Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari – jari
tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :
Gambar 2.6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan

Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Leopold


Umur TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas pintu
panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali,
karena kepala janin masuk ke
rongga panggul.

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan TFU(cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan umur
kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan janin normal maka
tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32 minggu 27 cm dan 36
minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira
3 jari bawah Px, hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan
masuk ke dalam rongga panggul (Hanifa Wiknjosastro, 2009).
BAB 3
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
3.1.1.1 Nama suami dan istri
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
3.1.1.2 Usia
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30 tahun.
3.1.1.3 Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila diperlukan.
Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut bidan dapat mengetahui
tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
3.1.1.4 Pekerjaan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
3.1.1.5 Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
3.1.1.6 Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
3.1.1.7 Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan ditanyakan tentang
keberapa kalinya.
3.1.1.8 Lama Perkawinan
Kalau orang hamil suda lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)

3.1.2 Riwayat Kesehatan


3.1.2.1 Keluhan utama
1. Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.
2. Riwayat keluhan utama
1) P : Provokasi/paliatif (penyebab)
2) Q : Quality/ bagaimana gejala dirasakan
3) R : Region/ dimana gejala dirasakan
4) S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
5) T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
3.1.2.2 Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur kehamilan,
ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang didapatkan, penyuluhan
yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau kehamilan masih muda adalah
mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan tua adalah bengkak di kaki/muka,
sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3.1.2.3 Riwayat kesehatan dahulu
1. Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari, lama
haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau tidak.
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak,
penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi, Perlu dicatat bagi ibu yang mengikutiatau
pernah mengikuti KB.Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang
direncanakan atau tidak.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga,anak kembar atau penyakit menular yang
dapat mempengaruhi persalinan

3.1.3 Pemeriksaan Fisik Dan Pengkajian Fungsional


3.1.3.1 Inspeksi
1. Muka : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau merah
adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah,gigi.
2. Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
3. Dada : bentuk buah dada,pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,keadaan
puting susu,adakah kolostrum
4. Abdomen GIT : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis,terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar), epigastrik
(gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan kiri (ginjal),
umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis),hipokondria, iliaka kiri (scibala).
5. Abdomenobstetrik : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat,pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi uterus,
adakah strie gravidarum atau bekas luka.
6. Vulva :keadaan perineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
7. Anggota bawah : cari varises,oedema, luka, cicatrix pada lipat paha, CRT
kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
3.1.3.2 Palpasi
1. Tujuan :
1) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia kehamilan.
2) Menentukan letaknya anak dalam rahim
2. Menentukan usia kehamilan menurut Mc.Donald
1) Umur kehamilan dalam bulan di ukur dari panjang antara simfisis pubis dan
puncak fundus uteri dalam sentimeter dibagi 3 ½ cm.
3. Menentukan usia kehamilan menurut perhitungan TFU secara internasional
1) Kurang dari 12 minggu – belum dapat diraba di atas simpisis.
2) 12 minggu – 1-2 jari di atas simfisis.
3) 16 minggu – pertengahan antara simfisis dan pusat
4) 24 minggu – setinggi pusat
5) 28 minggu – 3 jari diatas pusat
6) 32 minggu – pertengahan antara pusat dan px
7) 36 minggu – 3 jari dibawah px
8) 40 minggu – pertengahan px dan pusat (3 jari diatas pusat)
4. Menurut leopold
1) Leopold I
(1) Kaki penderita di bengkokan pada lutut dan lipatan paha]
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kakan penderita dan melihat ke arah muka
penderita.
(3) Rahim dibawa ke tengah
(4) Tingginya fundus uteri ditentukan dan bagian apa dari anak yang
terdapat dalam fundus
(5) Tujuan : untuk mengetahui usia kehamilan dan TFU dan bagian apa
yang di fundus.
2) Leopold II
(1) Keadaan tangan pindah ke samping
(2) Tentukan dimama punggung anak , punggung anak terdapat di pihak
yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil,
yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak yang memberi
rintangan terbesar.
(3) Kadang-kadang di samping terdapat kepala/bokong ialah letak lintang.
(4) Tujuan : untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana
letaknya bagian-bagian kecil.
3) Leopold III
(1) Dipergunakan satu tangan saja.
(2) Bagian bawah di tentukan antara ibu jari dan jari lainya
(3) Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
(4) Tujuanya : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah/belum terpegang oleh pintu atas panggul.
4) Leopold IV
(1) Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki si penderita
(2) Dengan kedua tangan di tentukan apa yang menjadi bagian bawah
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul dan berapa masuknya bagian bawah.
(4) Jika kita rapatkan ke dua tangan pada permukaan dari bagian terbawah
dari kepala yang masih teraba diluar :
a. Convergent → bagian kecil dari kepala turun ke rongga panggul
b. Sejajar → separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
c. Divergent → sebagian besar dari kepala masuk kedalam rongga
panggul
(5) Tujuan : menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
3.1.3.3 Auskultasi
1. Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30 menit
dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
2. Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau
tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2)
3.1.3.4 Pemeriksaan panggul
1. Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
2. Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
3. Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
4. Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
5. Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
6. Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
7. Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
3.1.3.5 Pengukuran panggul dalam, meliputi :
1. Promotorium (N = tidak teraba)
2. Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
3. Sacrum ( N = cekung)
4. Spina ischiadica (N = menonjol)
5. Arcus pubis ( N = > 900
3.1.3.6 Pemeriksaan laboratoriu
1. Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih, missal : gejala
pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung kencing.
2. Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat mendeteksi
penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor risiko dalam kehamilan
maupun persalinan
3. Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia,bila Hb kurang dari 10gr%. (normalnya : 11gr
%)
4. USG
Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
3.1.3.7 Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah sudah
selesai kebutuhan ibu hamil.
2. Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik usus dan
pembesaran uterus yang menahannya.Sering kencing merupakan hal umum
yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan karena rongga
perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
3. Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat hendaknya
diadakan pula waktu siang hari
4. Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja sesuai
kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
5. Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu diperhatikan
dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut, pemeliharan gigi,
kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian luar dan dalam.
6. Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama kehamilan,
berapa kali dalam seminggu melakukannya.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu
makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
4. Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan atau
pergeseran diafragma.
5. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
7. Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
8. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme regulator,
retensi natrium/air.
9. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3.3 Rencana Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam cemas
berkurang/hilang
Kriteria hasil :
- Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan kecemasan
- Melaporkan hasil penatalaksanaan kecemasan
Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
RASIONAL : mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan
menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam
reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
RASIONAL : dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan
ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat
keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
RASIONAL : kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan
situasi.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
RASIONAL : dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
4 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu
makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
7. BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
8. Mengikuti diet yang dianjurkan
9. Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
10. Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
RASIONAL : :kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamila
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan
suplemen vitaminzat besi setiap hari.
RASIONAL : :Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan
tingkat motivasi untuk makanannya.
RASIONAL : memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin
dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap
lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
1. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang
optimum.
RASIONAL : ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau
dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi
pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
2. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
3. RASIONAL : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative
pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan
janin.
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kebutuhan
volume cairan tubuh terpenuhi.
Kriteria hasil :
 Menurunkan keparahan mual dan muntah.
 Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
 Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi :
a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
RASIONAL : :peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG)
perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat
mual dan muntah pada trimester pertama.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum,
gastritis, kolesistitis)
c. RASIONAL : membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
d. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
RASIONAL : indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi.
e. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan
BB setiap hari.
RASIONAL : membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak
dapat dikontrol.
f. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali
sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn,
roti kering) sebelum bangun tidur.
RASIONAL : membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
4) Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan/pergeseran
diafragma.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam pola napas
efektif.
Kriteria hasil :
 Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
 Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafaskan.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
RASIONAL : menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira
60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan
diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh
pembesaran uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya
(mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
RASIONAL : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan
menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional : untuk kesulitan pernapasan dan program
aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu
untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
RASIONAL : menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan oleh kelebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi
masalah : mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi
lebih sering, dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau
tidur bila gejala berat
RASIONAL : postur yang baik dan makan sedikit membantu
memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang
untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk
pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi
paru sesuai penurunan uterus gravid
5) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat
memahami perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
 Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
 Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
 Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan
trimester ketiga.
RASIONAL : membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi
berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan
kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.
b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
RASIONAL : mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat
yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonic
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan diet.
RASIONAL : kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator
rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi/hipovolemia berat.
c. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
RASIONAL : meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang
mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus
edema fisiologi.
d. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu
yang lama.
RASIONAL : posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan
menurunkan aliran vena.
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan pola
tidur dapat teratasi.
Kriteria hasil :
 Pola tidur teratur
Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
RASIONAL : membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur
yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan
alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat,
dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
RASIONAL : ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan
fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada
posisi semi fowler.
RASIONAL : pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ
abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan
posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu
mengembangkan ekspansi paru dengan optimal. 2 jam dan dapatkan 8 jam
tidur per malam.
d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
RASIONAL : peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan
pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada
multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
7) Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri
hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Ungkapan verbal/non verbal dari kenyamanan
Intervensi :
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien
RASIONAL : data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b. Kaji status pernapasan klien.
RASIONAL : penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan
diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida.
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara
jalan.
RASIONAL : lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone
(relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat
gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki
dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi,
menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari
berdiri/duduk lama.
RASIONAL : menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan
kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari
pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi
mengenai fisiologi aktivitas uterus.
RASIONAL : kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada
multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida biasanya tidak
mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek perubahan
progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin meningkat.
8) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme regulator,
retensi natrium/air.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kelebihan volume
cairan tubuh teratasi.
Kriteria hasil :
 Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan
masukan dan pengeluaran,
 bunyi nafas bersih/jelas,
 tanda vital dalam rentang yang dapat diterima
 berat badan stabil dan tidak ada edema.
 Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
a. Pantau berat badan secara teratur.
RASIONAL : mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi
cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
b. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau
lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
RASIONAL : indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi
cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10
kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi
predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak
menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi
natrium).
RASIONAL : nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan
kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi air
(terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
RASIONAL : edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung
hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana.
9) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat
toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
Klien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan
diri sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur,
dibuktikan oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi :
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
RASIONAL : membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk
menguji komitmen.
b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
RASIONAL : istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
b. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
RASIONAL : kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN

4.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 15 Juli 2020, pukul 10.00
WIB. Di ruang KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya, dengan tehnik anamnesa
(wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku keperawatan klien, di
dapatkan data-data sebagai berikut.
4.1.1 Identitas Klien & Penanggungjawab
4.1.1.1 Identitas Klien:
Nama Ny.M, tempat/tanggal lahir Palangka Raya, 28 Desember 1995, agama Islam,
suku bangsa Banjar, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan IRT, golongan darah A, alamat Jl.
Gg Sari 45, diagnosa medis G1P0A0, tanggal masuk 15 Juli 2020, tanggal pengkajian 15
Juli 2020.
4.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab:
Nama Tn.A, umur 33 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku bangsa
Banjar, pendidikan terakhir SD, pekerjaan swasta, golongan darah:-, alamat Jl. Gg Sari 45,
hubungan dengan klien suami.
4.1.2 STATUS KESEHATAN
4.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Klien mengatakan “Memeriksa kesehatan kehamilan”
4.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Klien mengatakan pada tanggal 15 Juli 2020 dengan usia kehamilan 25 minggu.
Hasil pengkajian menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos menthis, tidak
anemis, TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S: 36,7 OC, BB: 66 kg, TB: 152 cm,
lila 32 cm. hasil palpasi janin tunggal, letak memanjang, presentasi kepala belum masuk
PAP, punggung kanan ibu, TFU: 1 jari diatas pusat, dan pemeriksaan DJJ 130 x/m.
4.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan ini kehamilan yang ke-1 (G1P0A0)
4.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit keturunan maupun penyakit menular.
4.1.3 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi
4.1.3.1 Riwayat Ginekologi:
1. Riwayat Menstruasi :
Menarche: 12 tahun, Siklus: 28 hari, Lamanya Haid : 5-7 hari, Banyaknya: 3-4
x/hari ganti pembalut, Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe):
merah tua, bau amis, dan cair, Gangguan sewaktu menstruasi tidak ada, Gejala
pre menstruasi keputihan dan nyeri pada payudara, HPHT: 07 Februari 2020,
Taksiran Persalinan: 15 Oktober 2020.
2. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan 1,5 tahun, Lamanya Pernikahan 1,5 tahun, Pernikahan Ke-1.
3. Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil tidak ada, Apakah ada
masalah dengan cara tersebut tidak ada, Jenis, kontrasepsi yang direncanakan
setelah persalinan sekarang KB Suntik, Berapa jumlah anak yang direncanakan
oleh keluarga 2
4.1.3.2 Riwayat Obstetri :
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1P0A0
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe: -, Keluhan waktu hamil pusing, Gerakan anak pertama di rasakan
20 mgg, Imunisasi : TT 5 kali, Penambahan BB selama hamil -, Pemeriksaan
kehamilan : teratur, Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan Puskesmas
Pahandut dengan hasil baik
4.1.4 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
4.1.4.1 Keadaan Umum Suhu 36,7 0C
BB sebelum hamil 68 kg Nadi 88 x/menit
Tekanan Darah 120/80 mmHg
BB 66 kg
Tinggi Badan 152 cm
Kesadaran Compos Menthis
Turgor Kulit baik
4.1.4.2 Kepala Warna rambut hitam, oedema tidak ada,
keadaan bersih
4.1.4.3 Muka Hyperpigmentasi tidak ada
Rasa bengkak? Tidak ada Cloasma gravidarum tidak ada
Edema tidak ada
Simetris ya
4.1.4.4 Mulut Mukosa mulut & bibir lembab
Keluhan tidak ada Keadaan gigi lengkap, bersih
Fungsi Pengecapan baik
Keadaan Mulut bersih
Fungsi menelan baik
4.1.4.5 Mata Ukuran pupil 4 mm
Keluhan tidak ada Konjungtiva merah muda
Sklera putih
Fungsi Penglihatan baik
4.1.4.6 Hidung Reaksi alergi tidak ada
Keluhan tidak ada Pernah flu pernah
Frekuensinya dalam 1 tahun -
Perdarahan/peradangan -
Keadaan/kebersihan ya
4.1.4.7 Telinga Keadaan bersih
Keluhan tidak ada Fungsi pendengaran baik
4.1.4.8 Leher Pembesaran kel.Tyroid tidak ada
Pembengkakan tidak ada Distensi vena jugularis tidak ada
Pembesaran KGB tidak ada
4.1.4.9 Daerah dada Sesak napas tidak ada
Jantung dan paru-paru normal Batuk tidak ada
Sakit dada tidak ada
Suara napas normal vesikuler
Bunyi jantung S1, S2 tunggal
Payudara tidak ada Palpitasi -
4.1.4.10 Abdomen Tinggi TFU 1 jari diatas pusat, striae
gravidarum ada, bising usus 12 x/m
4.1.4.11 Genitalia Eksterna Oedema tidak ada
4.1.4.12 Anus Hemoroid tidak ada
4.1.4.13 Ekstremitas atas dan Oedema tidak ada
bawah
4.1.4.14 Pemeriksaan Ukuran panggul luar :
Panggul - Distantia spinarum 24 cm

- Distantia cristarum 29 cm

- Conjugata externa 19 cm

- Lingkar panggul 83 cm
Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium -

- Linea inominata -

- Dinding samping -

- Spina Ischiadika -

- Sacrum -

- CV – CD -

4.1.5 Pola Aktivitas Sehari-Hari


4.1.5.1 Pola Nutrisi :
Frekuensi makan: 3 x / hari, Jenis makanan: buah ,sayur, lauk, dannasi, Makanan
yang disukai: sop, Makanan yang tidak disukai: makanan yang pahit, Makanan pantang /
alergi: tidak ada, Nafsu makan: baik, Porsi makan: 1 porsi, Minum (jumlah dan jenis): 1500
cc air putih
4.1.5.2 Pola Eliminasi
1. Buang Air Kecil (BAK):
Frekuensi: 4-5 x/hari, Warna: kuning jernih, Bau: khas amoniak, Masalah /
Keluhan: tidak ada masalah
2. Buang Air Besar (BAB):
Frekuensi: 1x/ hari, Warna: coklat, Bau: khas, Konsistensi: lembek, Masalah /
Keluhan: tidak ada
4.1.5.3 Pola tidur dan istirahat:
Waktu tidur: siang dan malam, Lama tidur/hari: siang 1-2 jam, malam 7-8 jam,
Kebiasaan pengantar tidur: tidak ada, Kebiasaan saat tidur: tidak ada, Kesulitan dalam
tidur: tida ada
4.1.5.4 Pola aktivitas dan latihan:
Kegiatan dalam pekerjaan: hanya menyapu rumah dan memasak, Olah raga: jalan-
jalan di sekitar rumah, Mobilisasi dini: -, Kegiatan di waktu luang: berkunjung ke rumah
keluarga
4.1.5.5 Personal Hygiene :
Kulit: bersih, Rambut: bersih, Mulut & Gigi: bersih, Pakaian: rapi, Kuku: bersih
Vulva Hygiene:-
4.1.5.6 Ketergantungan fisik :
Merokok: tidak ada, Minuman keras: tidak ada, Obat-obatan: tidak ada, Lain-lain:
tidak ada
4.1.6 Aspek Psikososial Dan Spiritual
4.1.6.1 Pola pikir dan persepsi
1. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi: ya
2. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya: ya
3. Jenis kelamin yang diharapkan: perempuan
4. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah: suami
5. Apakah hamil ini diharapkan: ya
4.1.6.2 Persepsi diri
1. Hal yang amat dipikirkan saat ini : memikirkan janinnya lahir dengan selamat
dan sehat.
2. Harapan setelah menjalani perawatan : agar cepat pulih dan kembali beraktivitas
seperti biasanya
3. Perubahan yang dirasa setelah hamil:Terasa perut semakin membesar.
4.1.6.3 Konsep diri
1. Body Image : Klien dapat menerima proses persalinannya
2. Peran : Klien sebagai istri dan ibu untuk anak-anaknya
3. Ideal Diri : Klieningin cepat pulih dan beraktifitas lagi
4. IdentitasDiri : Klien seorang perempuan dan ibu rumah tangga
5. HargaDiri : Klien menghargai dirinya dan orang sekitarnya
4.1.6.4 Hubungan/komunikasi
1. Bicara : jelas
2. Bahasa utama :Indonesia, Bahasa daerah Banjar
3. Yang tinggal serumah : suami dan orangtua
4. Adat istiadat yang dianut : Adat Banjar
5. Yang memegang peranan penting dalam keluarga: Tn. A
6. Motivasi dari suami : Tetap semangat
7. Apakah suami perokok : -
8. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada kesulitan
4.1.6.5 Kebiasaan seksual
1. Gangguan hubungan seksual :Tidak ada gangguan
2. Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : ya klien mengerti
4.1.6.6 Sistem Nilai – Kepercayaan
1. Siapa dan apa sumber kekuatan :Tuhan Yang Maha Esa.
2. ApakahTuhan, agama, Kepercayaan penting untukanda :Ya sangat penting
3. Kegiatan agama ataukepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi) sebutkan :
Sholat
4. Kegiatan agama ataukepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit,
sebutkan: berdoa di atas tempat tidur
4.1.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
1) HB: 13,5 g/dL
2) Golongan Darah/Rh: A
4.1.8 Pengobatan
1. Paracetamol 1x1 tab
2. Vitaloc 1x1 tab
Palangka Raya, 15 Juli 2020
Mahasiswa
Wahyu Widodo

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Pasien mengatakan ingin Kurang Terpapar informasi Defisit Pengetahuan
memeriksa kesehatan
kandungannya Kognitif kurang

DO: Defisit pengetahuan


- Pasien bertanya
apakah janin nya sehat
- Pasien tampak tegang
TTV TD: 110/80 mmHg, N:
88 x/m, RR: 20 x/m, S:
36,7OC.

Ds: klien mengatakan berat Perubahan pada ibu hamil Resiko Defisit Nutrisi
badannya turun
Do:
Perubahan psikologis
BB sebelum hamil 68 kg
BB saat hamil 66 kg
Lila 32 cm
DS: Pasien mengatakan kuatir Kurang Terpapar informasi Ansietas
apakah nanti melahirkan
dengan normal atau SC Kognitif Kurang

DO: Ansietas
- Pasien tampak tegang

- Pasien bertanya-tanya

- Pasien tampak cemas


TTV TD: 110/80 mmHg, N:
88 x/m, RR: 20 x/m, S:
36,7OC.
PRIORITAS MASALAH

1. Deifisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan


dengan DS: Pasien mengatakan ingin memeriksa kesehatan kandungannya, DO:
Pasien betanya apakah janin nya sehat, Pasien tampak tegang, TTV klien: TD: 110/80
mmHg, N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S: 36,7OC.
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan perubahan psikologis dibuktikan dengan
BB sebelum hamil 68 kg, BB saat hamil 66 kg, Lila 32 cm.
3. Ansietas berhubungan dengan DS: Pasien mengatakan kuatir apakah nanti melahirkan
dengan normal atau SC, DO: Pasien tampak tegang, Pasien bertanya-tanya, Pasien
tampak cemas, TTV klien: TD: 110/80 mmHg, N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S: 36,7OC.
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. M

Ruang Rawat : KIA

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1) Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tingkat pengetahuan 1. Mengetehaui sejauh mana tingkat
keperawatan selama 1x 30 2. Anjurkan pasien bertanya pengetahuan pasien
menit diharapkan pengetahuan 3. Edukasi kan kepada klien tentang
2. Pertanyaan pasien berguna untuk
pasien bertambah dengan persalinan
masukan pemberian informasi
kriteria hasil:
3. Menambah wawasan pasien tentang
- Pasien tidak tegang
proses persalinan dan tahapan nya
- Pasien tidak bingung

- Pasien tidak bertanya-tanya

- TTV dalam rentang Normal:


TD= 120/80mmHg, N= 60-
100x/m, RR= 15-20x/m,
S=36,5-37,5 ºC
2) Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nutrisi klien 1. Untuk mengetahui pola nutrisi
berhubungan dengan perubahan keperawatan selama 1x30 menit 2. Timbang berat badan klien klien
psikologis diharapkan nutrisi klien 3. Anjurkan klien untuk makan 2. Untuk mengetahui berat badan
tercukupi dengan kriteria hasil: sedikit tapi sering klien
1. BB meningkat 4. Kolaborasi dalam pemberian 3. Untuk memenuhi nutrisi klien
2. Nafsu makan baik obat 4. Untuk membantu menjaga
3. Pola makan teratur kesehatan syaraf tubuh dan
membantu pembentukan sel-sel
darah merah

3) Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi Tingkat Ansietas . Mengetehaui sejauh mana tingkat
keperawatan selama 1x30 menit pengetahuan pasien
2. Ajarkan teknik relaksasi nafas
diharapkan ansietas berkurang
dalam 2. Pertanyaan pasien berguna untuk
dengan kriteria hasil:
masukan pemberian informasi
3. Edukasi tentang persalinan
- Kecemasan berkurang
3. Menambah wawasan pasien tentang
- Pasien tidak tegang proses persalinan dan tahapan nya
- TTV dalam rentang Normal:

TD= 120/80mmHg, N= 60-


100x/m, RR= 15-20x/m,
S=36,5-37,5 ºC
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda Tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Rabu, 15 Juli 2020 1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan S: Pasien mengatakan, sudah paham dengan apa
Pukul 10.30 WIB 2. Menganjurkan pasien bertanya yang disampaikan
3. Mengedukasi tentang persalinan
O:

- Pasien tampak mengerti

- Pasien dapat menjelaskan apa apa saja


persiapan persalinan dan tahapan
prosedur yang akan dilakukan
Wahyu Widodo
- TTV klien: TD: 110/80 mmHg, N: 88
x/m, RR: 20 x/m, S: 36,7OC.
A: Masalah Teratasi

P: Hentikan Intervensi

Rabu, 15 Juli 2020 1. Mengkaji pola nutrisi klien: klien S: klien mengatakan BB turun
Pukul 10.30 WIB makan dengan teratur O: klien makan dengan teratur
2. Menimbang berat badan klien: BB - BB klien 66 kg
klien 66 kg - agar nutrisi klien tetap terpenuhi
3. Menganjurkan klien untuk makan - Vitaloc peroral
sedikit tapi sering: agar nutrisi klien
tetap terpenuhi Wahyu Widodo
4. Berkolaborasi dalam pemberian
Wahyu Widodo
obat: Vitaloc 1x1 tab
Rabu, 15 Juli 2020 1. Mengidentifikasi Tingkat Ansietas
Pukul 10.30 WIB 2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas S: Pasien mengatakan, tidak lagi cemas
dalam
O:
3. Mengedukasi tentang persalinan

- Pasien tampak tenang

- Pasien dapat mengerti tentang persalinan

- TTV klien: TD: 110/80 mmHg, N: 88


x/m, RR: 20 x/m, S: 36,7OC.
A: Masalah Teratasi

P: Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan kebidanan I, 2012,ika pantikawati,S.Si.T and saryono, S.Kp.,M.Kes)

Carpenito, L.J. 2015. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Doenges, Marylinn E 2015. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk

perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

Hamilton, Persis. 2008. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.

Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.

Jakarta : Salemba Medika.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010 . Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 2016. Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:

Jakarta.

Rusari. 2008. Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com

Anda mungkin juga menyukai