Oleh :
Yuli Endah Triana P
P1337424821579
Mengetahui,
PembimbingAkademik
Nuril Nikmawati,S.Kp,Ns.M.Kes
NIP. 197004291994032001
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini. Penulisan
Laporan Pendahuluan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas stage Komunitas.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kelancaran penulisan ini, bukan hanya
karena kemampuan penulis, tetapi banyak ditentukan oleh bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis meyampaikan terimakasih
kepada:
1. Dr.Marsum,BE.,S.Pd,MHP sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang
2. Sri Rahayu, S.Kp, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Semarang
Dalam penyusunan Laporan Tugas ini penulis menyadari masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi sempurnanya Laporan ini dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT
memberikan balasan pahala atas segala amal baik yang telah diberikan dan semoga
Laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang memanfaatkannya.
Yuli EndahTriana P
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. I Umur 23 Tahun di Puskesmas
Grabag Kabupaten Magelang
AKI di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut SDKI tahun 2015 sebesar
305 per 100.000 kelahiran hidup bila dibandingkan dengan target MDG’s yaitu 102
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tahun 2015 yaitu 24/1.000 kelahiran
hidup, angka ini pun hampir mencapai target MDG’s 2015 yaitu 23 per 1000
kelahiran hidup. Kesehatan ibu dan bayi dapat ditingkatkan melalui asuhan kebidanan
yang komperehensif dan berkualitas.
Penulisan Laporan ini dalam bentuk studi kasus dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
Hasil penelitian ini diperoleh diagnosa G1P0A0 usia kehamilan 39 +3 minggu
dengan keluhan pegal pada punggung, dengan persalinan fisiologis yang diikuti masa
nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis.
Pada kehamilan terdapat kesenjangan, pada persalinan terdapat kesenjangan.
Sedangkan pada masa nifas dan bayi baru lahir tidak terjadi kesenjangan.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu pada penerapan asuhan kebidanan
terdapat kesenjangan antara teori dan praktik asuhan kebidanan yang ada di lahan.
ABSTRACT
Kabupaten Magelang
The maternal mortality rate in Indonesia is still quite high. According to the
IDHS in 2015 it was 305 per 100,000 live births compared to MDG's target of 102
per 100,000 live births. While the 2015 infant mortality rate was 24 / 1,000 live
births, this figure almost reached the 2015 MDG target of 23 per 1000 live births.
Maternal and infant health can be improved through comprehensive and quality
midwifery care.
Writing this Report in the form of a case study using Varney's 7-step
midwifery management approach and documented in the form of SOAP.
In pregnancy there are gaps, in labor there are gaps. Whereas in the
postpartum period and newborns there is no gap.
The conclusion from the results of this study is that on the application of
midwifery care there is a gap between the theory and practice of midwifery care that
is on the practice.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan wanita atau ibu hamil dapat menimbulkan permasalahan. Sehingga perlu
untuk membangun suatu hubungan interaksi antara bidan dengan ibu hamil
(Ningsih, 2017).
bersatunya spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
(Sarwono, 2012). Pada umumnya, proses kehamilan yang dilalui dengan tanpa
komplikasi akan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui
jalan lahir, oleh karena itu untuk mencapai kehamilan yang berkualitas harus
berkesinambungan dan berkualitas dapat dilihat dari kunjungan ibu hamil K1 dan
penetapan sasaran ibu hamil yang terlalu tinggi di beberapa kabupaten atau kota,
dan pencatatan dan pelaporan yang kurang optimal. Upaya pemerintah dalam
Upaya yang dilakukan oleh kabupaten/ kota Provinsi Jawa Tengah dalam
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) adalah
untuk menurunkan AKI dan AKB seperti cakupan kunjungan pertama ibu hamil
(K1) pada tahun 2015 sebesar 98,58%, dan untuk cakupan K4 sebesar 93,05%
cakupan tersebut masih belum mencapai target SPM yaitu 95%. Cakupan
Tengah sebesar 98,09% dan telah melampaui target SPM yang telah ditetapkan
yaitu 90%. Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2015 sebesar 95,69% dan telah
melampaui target SPM yaitu 90%. Cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1)
sebesar 98,5% dan untuk kunjungan neonatus lengkap (KN3) sebesar 96,8% dan
telah melampaui target SPM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 90% (Dinas
berperan dalam upaya percepatan turunnya AKI dan AKB (IBI, 2015). Bidan juga
dan keluarga sebelum konsepsi, saat antenatal, pascanatal, dan termasuk keluarga
kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam
sejak masa kehamilan hingga keluarga berencana serta bayi baru lahir (IBI, 2016).
merawat keadaan fisik ibu, namun juga keadaan sosial dan mental ibu sehingga
bisa meningkatkan rasa kepercayaan dan kepuasan dari pihak ibu maupun bidan.
Selain itu, tujuan dilakukannya continuity of care adalah untuk mengatasi tiga
memantau keadaan ibu dari mulai hamil hingga keluarga berencana serta bayi baru
continuity of care bisa menurunkan AKI dan AKB (Sandall, 2013; Santi dalam
Agung, 2015).
yang digunakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan maternal, bayi baru lahir
kesehatan ibu serta kualitas perawatan anak. Sesuai dengan konsep continuity of
care, terdapat keterkaitan antara perawatan sejak masa kehamilan hingga masa
balita. Perawatan seorang anak dimulai sejak janin di dalam kandungan, yaitu
sejak seorang ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan/ antenatal care (ANC),
dengan perawatan kesehatan ibu nifas/ KF (Kontak ibu Nifas) sebanyak 3 kali,
dan dilanjutkan dengan perawatan bayi baru lahir serta perawatan kesehatan
dilakukan pencegahan dan penanganan bila ada keluhan atau masalah. Sehingga
dengan asuhan yang komprehensif ini diharapkan ibu melewati masa kehamilan
sampai masa nifas nanti tanpa komplikasi maupun resiko. Serta dapat
yang sudah dilakukan sesuai dengan kasus apabila ditemukan masalah. Hal ini
mendampingi ibu hamil dari mulai trimester III sampai nifas agar selama proses
kehamilan sampai nifas nanti keadaan ibu dapat terpantau dengan baik dan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
di Puskesmas Dukun.
2. Tujuan Khusus
Puskesmas Dukun.
Puskesmas Dukun
Dukun
Puskesmas Dukun
C. Manfaat
komprehensif dari ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan
secara komprehensif pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan
pelayanan KB.
4. Bagi Penulis
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan KB.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Sasaran asuhan kebidanan secara komprehensif ini pada Ny. I mulai usia
kehamilan 39+3 minggu yang tidak mengalami komplikasi atau tanpa penyulit
dalam kehamilan, diikuti asuhan ibu bersalin, asuhan ibu nifas, KB pasca
2. Tempat
E. Sistematika Penulisan
Care ini terdiri dari 5 bab, yaitu Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang,
tujuan umum dan khusus, ruang lingkup, manfaat serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka berisi tentang landasan teori medis dan teori
asuhan kebidanan. Teori medis meliputi batasan atau definisi, fisiologis atau
medis pada asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan
kebidanan terdiri dari lima langkah yaitu pengumpulan data, interprestasi data,
penelitian, metode pengumpulan data dan analisa data serta masalah etika.
Bab IV Tinjauan Kasus dan Pembahasan berisi tentang hasil studi kasus
Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan studi kasus yang dilakukan serta
saran.
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
a. Pengertian
ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila dihitung saat
pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40 minggu
Perkembangan bayi dalam trimester III akan semakin pesat, berat badan
Dengan berat sekitar 1,2 kg dan panjang 37 cm, bayi 7 bulan dalam
terus tumbuh.
Dengan panjang sekitar 38 cm dan berat sekitar 1,4 kg, bayi 7 bulan
Sekali terlelap janin bisa tidur sekitar 20 sampai 30 menit. Janin juga
dan perut.
menghadapi persalinan dan dunia luar. Bayi yang lahir pada tahap
2,2 kg dengan panjang sekitar 44 cm. Dahi dan bulu matanya sudah
berkurang.
47 cm dan berat 3 kg. Pada periode ini janin sudah siap lahir karena
Pada minggu ke-38, jika ibu belum melahirkan berat badan janin
juga sudah mulai berwarna sedikit merah jambu. Otak dan sistem
9 bulan ini, ibu harus siap siaga karena setiap saat bisa melahirkan.
Pada minggu ke-40, jika ibu belum melahirkan, berat badan bayi 9
rumah tangga, hal tersebut dapat dilihat bahwa ada waktu untuk
(Depkes, 2012):
janin.
lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit
urin, kadar gula darah, darah malaria, tes sifilis, HIV (Human
9) Tatalaksana kasus
kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dalam
imunisasi.
1) Perubahan Fisik
sesak nafas, sering buang air kecil, sulit tidur, timbulnya varises,
Hicks, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, kram pada kaki,
2) Perubahan Psikologis
bayi tidak lahir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
Kehamilan Trimester III adalah kehamilan pada usia 29-42 minggu atau
1) Perdarahan Antepartum
kepala yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan
fisik yang lain. Hal ini dapat pertanda anemia, gagal jantung atau
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Ibu
keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan berwarna putih
awal. Jika bayi tidur gerakan bayi akan melemah. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik. Bayi harus bergerak 3x
dalam 1 jam atau minimal 10x dalam 24 jam.Jika kurang dari
tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin
lainnya (Asrinah,2013).
1) Kebutuhan Fisik
a) Kebutuhan Energi
hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih
B12 antara Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia
oleh Ba'ul Setyawati dan Ahmad Syauqy “Ibu hamil tidak anemia
Asupan Gizi dan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III “Ada
lahir bayi.”
b) Lingkungan yang bersih
udara seperti asap rokok. Selain udara, perilaku hidup bersih dan
itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Selain itu,
d) Perawatan Payudara
e) Eliminasi
f) Senam Hamil
pada kategori jarang (1–5 kali) maupun kategori sering (> 5 kali)
ringan.
g) Body Mechanic
Back Pain (Nyeri Punggung) pada Ibu Hamil Trimester III oleh
penelitian ini diharapkan ibu hamil tidur dengan posisi yang baik
h) Persiapan Persalinan
suatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari hari
lebih baik dan sikap ibu hamil menjadi lebih positif dalam
menyikapi kehamilannya.
2) Kebutuhan psikologis
1) Sulit tidur
Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering
menit saja. Jika ibu terlalu lama tidur siang, bisa jadi ibu tidak
rileks.
dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan
2) Sering kencing
Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena
vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena
secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus
1) Konstipasi
membesar pada usus, pengaruh suplemen zat besi, diet kurang serat
perbanyak minum jus dan air putih, istirahat yang cukup, lakukan
menjadi lembek, keletihan dan sikap tubuh yang kurang baik saat
hangat)
penelitian ini diharapkan ibu hamil tidur dengan posisi yang baik
kali sehari, jaga agar kaki jangan bersilangan, hindari berdiri atau
senam teratur, hindari pakaian yang ketat, jaga postur tubuh yang
baik.
2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
2) Faktor Passager, yaitu faktor janin, yang meliputi sikap janin, letak,
ligamen).
proses persalinan.
persalinan.
c. Tanda-Tanda Inpartu
nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur. Lalu
sering.
pembuluh pecah
c) Pengeluaran cairan
dkk.
= 1/5
H IV Di perineum
= 0/5
e. Tahapan Persalinan
menjadi dua fase, yaitu fase laten dimana serviks membuka sampai
3 cm dan fase aktif sampai dimana serviks membuka dari 3-10 cm,
sekitar 8 jam.
berbaring miring ke kiri. Apabila ibu ingin kencing, minta ibu untuk
pergi ke kamar mandi jika masih mampu untuk berjalan, dapat juga
menyatakan bahwa respon nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif di
nafas dalam sebagian besar yaitu 6, respon nyeri pada ibu inpartu
2) Kala II
a) Mekanisme Persalinan
atas panggul.
panggul.
kecil, dahi, wajah dan dagu dapat lahir melalui jalan lahir.
3) Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit di sertai rasa mules pada
dengan cara pada saat ada kontraksi yang kuat tegangkan tali pusat
dengan satu tangan dan tangan lain pada dinding abdomen menekan
sisa darah dari dalam rahim dan merupakan bagian dari proses
spingter ani
berikut :
a) Kontraksi rahim.
b) Perdarahan.
c) Kandung kemih.
d) Luka/laserasi.
e) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.
lain.
f. APN 60 langkah
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala kea rah bawah dan distal hinggal bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah
atas dan distal utuk melahirkan bahu belakang
Lahirnya Badan dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukka telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari – jari lainnya
pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjum
Asuhan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian (selintas) :
a. Apakah bayi cukup bulan ?
b. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan ?
c. Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjutkan ke langkah
resusitasi pada bayi dengan asfiksia
Bila semua jwaban adalah “YA”, lanjut ke-26
26. Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Pastikan bayi
dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(IM) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin)
30. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar dan geser hingga 3
cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut
kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan
tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kea rah ibu
(sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem
pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril ada pada satu sisi
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan tali pusat dengan
simpul kunci pada sisi lainnya
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu – bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari putting susu atau aerola mamae ibu
a. Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi
di kepala bayi
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
c. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui
dini dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu untuk pertama kali
akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari
satu payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasill menyusu
Manajemen Aktif Kala Tiga Persalinan
33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (diatas
simpfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang-atas
(dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
kembali prosedur diatas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulating putting susu
Mengeluarkan plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea rah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kea rah distal
maka lanjutkan dorongan kea rah cranial hingga plasenta dapat
dilahirkan
Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan
ditarik secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai
dengan sumbu jalan lahir (kearah bawah-sejajar lantai-atas)
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta. Jika plasenta tidak
lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
a. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika kandung
kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d. Ulangi tekanan dorso cranial dan penegangan talu pusat 15
menit berikutnya
e. Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plesenta
manual
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plsenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wajah yang
telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem ovum DTT/Steril untuk mengeluarkan selaput
yang tertinggal
Rangsangan taktil (masase) uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual Internal,
Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-kateter) jika uterus
tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan takti/masase
Menilai Perdarahan
3. Nifas
a. Definisi
Menurut (Sulistyawati, 2014) Masa nifas (peurperium) adalah
masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat
yaitu:
dan jalan-jalan.
tahunan.
a) Kontraksi uterus
c) Regenerasi epithelium
Tabel 2.3 TFU dan berat uterus selama proses involusi uteri
Sebesar normal
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
mati.
dan bertahap.
4) Perineum
dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan oedema leher
persalinan.
terdapat 3 fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas, antara lain:
lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan.
Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup,
bayinya.
3) Fase Letting Go
fisiknya.
lain :
tiap hari
Ferrum 12 mg 5 mg 5 mg
Niacin 12,2 mg 2 mg 5 mg
Vitamin C 60 mg 30 mg 30 mg
g)
2) Ambulasi
Setelah bersalin ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu
dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post
Involusi pada Ibu Post Partum” pada tahun 2014 oleh Esyuananik
3) Eliminasi
normal bila dapat Buang Air Kecil (BAK) spontan setiap 3-4 jam.
selama persalinan.
5) Istirahat
yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1
sendiri.
6) Seksual
berkurang.
7) Latihan/Senam Nifas
kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan BBL,
lain pendarahan
pencegahan pendarahan
mencegah hypothermi
tanda-tanda penyulit
tanda-tanda penyulit
(Bahiyatun, 2014).
a) Vulvitis
b) Vaginitis
terbatas.
c) Servisitis
2) Tromboflebilitis
femoralis.
tromboflebitis pelvis.
(2) monoliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu
ibu.
(3) akibat dari pemakaian sabun, alcohol, krim, atau zat iritan
sulit menghisap.
(5) rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan
a) Payudara bengkak
105).
c) Bendungan ASI
suhu badan.
d) Mastitis
e) Abses payudara
tersebut.
a. Pengertian
Menurut (Ai Yeyeh & Yulianti, 2012), bayi baru lahir merupakan
bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa
memakai alat pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dengan berat
badan 2500 gram sampai 4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat
bawaan.
diantaranya :
cukup.
11) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
membuka mulutnya.
16) Genetalia
periode pertama reaktifitas dimulai pada saat bayi baru lahir dan
periode kedua reaktivitas dari usia sekitar 2 jam sampai 6 jam (Hidayat,
2013).
retraksi.
Saat ini adalah waktu yang paling baik untuk memulai proses
2) Periode Tidur
menurun.
Karakteristiknya :
sampai 160 kali / menit dan dapat bervariasi mulai (< 120 kali /
retraksi).
periode ini.
pengeluaran mukus.
a) Perkembangan paru-paru
bayi, yaitu:
di otak.
bayi.
bayi.
baru lahir 36,50C. Menurut Roesli (2013 : 28) bayi yang dilakukan
inisiasi menyusu dini berada dalam suhu yang aman. Karena suhu
suhu tubuh bayi baru lahir yang dilakukan IMD sebesar 36,700C
c) Gastrointestinal
2015).
d) Kekebalan Tubuh
e) Sistem Ginjal
f) Sistem Reproduksi
g) Sistem Syaraf
skore
Skor
Tanda
0 1 2
pucat kemerahan
5) Melakukan inisiasi menyusu dini dan kontak kulit bayi dengan kulit
ibu.
kedua mata.
K1.
1) KN1 adalah kunjungan pada 0-2 hari. Asuhan yang diberikan yaitu
pencegahan infeksi.
hipotermi.
ekslusif.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan
konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma
sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Dewi dan Sunarsih, 2014).
Dalam memberikan asuhan kebidanan Keluarga Berencana, Bidan harus
(Saifuddin, 2016). Kontrasepsi yang bisa digunakan bagi ibu nifas dan
sementara yang cukup efektif selama ibu menyusui secara efektif, selama
b. Kontrasepsi Sederhana
c. Kontrasepsi Progestin
metode ini tidak meningkatkan resiko masalah pembekuan darah dan tidak
pascapersalinan yaitu pil dan suntik progestin, implan, dan AKDR dengan
d. Kontrasepsi AKDR
terbuka dan lunak sehingga memudahkan pemasangan IUD dan kurang nyeri
a. Data Subyektif
b. Data Obyektif
(Bahiyatun, 2014).
c. Analisa
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau
d. Penatalaksanaan
direncanakan.
e. Evidance Based Kb
bantu untuk menentukan alat kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan calon
Pasca Persalinan menunjukkan hasil bahwa WHO Wheel Criteria dan ABPK
sama-sama efektif digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan
untuk menjarangkan kehamilan adalah AKDR dan AKBK. Hal ini dibuktikan
banyak memilih implant dan IUD karena efektif dalam jangka panjang
D.N, dr.A. Iskandar (2014) dalam jurnal yang berjudul Faktor-faktor yang
suntik 3 bulan adalah efektif, hampir seluruh pasangan usia subur yang
menyusui. Sebagian besar menyatakan dapat haid secara teratur, dan hampir
1. Asuhan Kebidanan
2. Manajemen Kebidanan
yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar
benar-benar terjadi.
dan atau untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim
f. Melaksanakan Perencanaan
kelima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien atau oleh tim kesehatan lainnya. Jika bidan
benar terlaksana.
g. Evaluasi
Varney.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan oleh penulis melalui
perkembangan dengan SOAP pada asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas,
B. Subyek Penelitian
penelitian atau objek yang diteliti yang dianggap memenuhi seluruh populasi
oleh peneliti (Hidayat, 2012). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Sampel penelitian ini adalah satu ibu hamil
sampling.
sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
kriteria sampel untuk menentukan dapat atau tidaknya sampel digunakan. Kriteria
1. Kriteria Inklusi
fisiologis dilanjutkan persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB yang menjadi
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu hamil Trimester III dengan usia kehamilan ≥36 minggu dengan
kelainan letak).
Subjek penelitian yang digunakan dalam studi kasus adalah Ny. I umur 23
tahun dengan kehamilan normal trimester III dengan usia kehamilan 36+3
dan observasi penulis di lapangan, serta catatan dokumen yang diperoleh dari
3. Pengolahan Data
4. Analisa Data
perkembangan klien.
D. Masalah Etika
1. Informed Consent
diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan penelitian yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi
untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-
3. Confidentially
Kerahasiaan informasi subjek penelitian akan dijamin oleh peneliti,
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Jusri dan J. M. L. Umboh. (2017). “Hubungan antara Umur, Parietas dan
Pendampingan Suami dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Deselerasi di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo”. JIKMU, 5(2a), pp. 406-413.
Bahiyatun (2014) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Pertama. Edited by
M. Ester. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2017) ‘Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016’.
Dewi, Vivian. 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Hartanto, Hanafi. 2014. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
Hasanah, Armita Iriyana, Ratna Sari Hardiani dan Latifa Aini Susumaningrum.
(2017). “Hubungan Teknik Menyusui dengan Resiko Terjadinya Mastitis pada
Ibu Menyusui di desa Kemuning Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember”. E-
journal Pustaka Kesehatan, 05(2), pp. 260-267.
Herawati, Yanti dan Maya Indriati. (2017). “Pengaruh Pemberian ASI Awal
Terhadap Kejadian Ikterus pada Bayi Baru Lahir 0-7 Hari”. Jurnal Bidan
“Midwife Journal”, 03(01), pp. 67-72. eISSN 2477-345X
Hidayat, A. 2016. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2017) ‘Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016’, in. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pp. 1–
220.
Manuaba. 2014. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan Kb. Jakarta: ECG.
Metha, J. M. (2014). “Gambaran Suhu Bayi Baru Lahir 6 Jam Pasca Kelahiran
Sebelum dan Sesudah Dimandikan Selama 5 Menit”
Mulyati, Iceu. (2016). “Hubungan Asuhan Sayang Ibu dengan Lamanya Persalinan
Kala I dan II di Puskesmas Cikancing Tahun 2016”. Jurnal Proteksi
Kesehatan, 04(02), pp. 175-185.
Muazizah. 2012. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Bayi Baru Lahir.
Sulistiyawati Ari. 2014. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Suryani, Pudji dan Ina Handayani, “Senam Hamil dan Ketidaknyamanan Ibu Hamil
Trimester Ketiga”. Jurnal Bidan “Midwife Journal”. 5(01), pp 33-39. eISSN
2477-345X.
LEMBAR KONSULTASI
Dengan hormat,
NIM : P1337424821579
Studi kasus ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan responden. Kerahasiaan
serta informasi yang anda berikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentiangan studi kasus. Jika saudara tidak bersedia untuk menjadi responden, maka
saudara boleh mengundurkan diri untuk tidak menjad iresponden. Apabila saudara
setuju untuk menjadi responden, maka saya harap kesediaan saudara untuk
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dan bersedia untuk dilakukan
asuhan kebidanan komprehensif.
INFORMED CONSENT
Yang bertandatangan di bawahini :
Nama : Ny. I
Umur : 23 Tahun
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta manfaat asuhan
Asuhan Kebidanan Komprehensif yang dilakukan saudari Yuli Endah Triana P dari
siapapun.
Magelang, September2022
Yang Memberi Pernyataan
( )