Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SEMEMI KOTA SURABAYA

Dewi Mardahlia1, Zulkifli Umar2, Zuhrotusy-Syarifah Qurrotu’aini3, Indah Triesna Uyang4


1
STIKES Mutiara Mahakam Samarinda
2
STIKES Mutiara Mahakam Samarinda
3
STIKES Mutiara Mahakam Samarinda
4
STIKES Mutiara Mahakam Samarinda

Alamat korespondensi: (dewimardahlia@gmail.com/085246787518)

ABSTRAK

Pelayanan kesehatan merupakan suatu upaya yang diselenggarakan sendiri atau organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, keluarga dan ataupun masyarakat. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis kebutuhan dan pengetahuan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sememi Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Analisis
deskriptif. Sampel diambil secara purposif sampling, dengan mengambil responden di masing-masing
kelurahan yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Sememi yaitu Sememi, Kandangan,
Tambakosowilangun dan Romo kalisari. Masing-masing kelurahan diambil 25 orang responden,
sehingga total responden dalam penelitian ini adalah 100 orang responden. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa proritas masalah yang perlu diselesaikan adalah program Kampung ASI dan
Pelayanan Pijat Bayi. Kebutuhan masyarakat terhadap program ASI Eksklusif sudah sangat besar
(100%), namun masyarakat masih banyak yang belum mengetahui (65%). Kampung ASI juga
merupakan salah satu program unggulan di Puskesmas Sememi. Sedangkan pelayanan pijat bayi
merupakan program pendukung yang juga sangat dibutuhkan masyarakat, dan sudah disediakan
oleh Puskesmas. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya sehingga masih
sedikit masyarakat yang memanfaatkan pelayanan tersebut. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
masyarakat menyatakan membutuhkan program/pelayanan Kampung ASI dan Pelayanan Pijat Bayi
namun lebih dari 50% masyarakat tidak tahu sehingga tingkat partisipasi masyarakatnya menjadi
kurang optimal.

Kata Kunci: Kebutuhan, Pengetahuan, Pelayanan Kesehatan

PENDAHULUAN pemerintah. Puskesmas sebagai ujung


Pelayanan kesehatan menurut Depkes tombak dan sekaligus sebagai tolok ukur
RI (2009) adalah setiap upaya yang pelayanan publik dibidang kesehatan,
diselenggarakan sendiri atau secara bersama- merupakan salah satu pilar dalam memenuhi
sama dalam suatu organisasi untuk tuntutan reformasi birokrasi. Faktanya,
memelihara dan meningkatkan kesehatan, penilaian kualitas pelayanan kesehatan di
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta Puskesmas menunjukan hasil yang belum
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, memenuhi standar kualitas sehingga target
kelompok dan ataupun masyarakat.Salah satu penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
perubahan besar yang masih berlangsung di Angka Kematian Bayi (AKB) sulit dicapai.
dalam sistem kesehatan di Indonesia adalah Menghadapi persoalan yang demikian,
perubahan dalam Sistem Jaminan Kesehatan maka standarisasi Puskesmas melalui sistem
Nasional (JKN). Di era Jaminan Kesehatan akreditasi merupakan suatu keniscayaan yang
Nasional (JKN) ini, pelayanan kesehatan tidak mesti dilakukan untuk mampu bertindak
lagi terpusat di rumah sakit atau fasilitas secara professional, dengan senantiasa
kesehatan (faskes) tingkat lanjutan.Pelayanan mengembangkan sistem manajemen yang
kesehatan harus dilakukan secara berjenjang baik serta mengembangkan program inovasi
sesuai dengan kebutuhan medisnya, dimulai sehingga fungsi sebagai pemberi pelayanan
dari faskes primer seperti puskesmas atau kesehatan individu maupun kelompok atau
klinik. masyarakat dapat berjalan dengan baik dan
Pemberian pelayanan publik yang bermutu.
berkualitas dan mampu memberikan Saat ini, di lingkup Dinas Kesehatan
kepuasan bagi masyarakat merupakan Kota Surabaya telah ada Puskesmas yang
kewajiban yang harus dilakukan oleh sudah memperoleh status akreditasi. Salah

347
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
satunya adalah Puskesmas Sememi yang rumah 0
memperolehnya pada tahun 2016. Menjadi penderita
sesuatu yang menarik untuk dipelajari lebih gangguan
lanjut bagaimana Puskesmas Sememi jiwa
Demo 10
berproses hingga menuai hasil terakreditasi 7 100 100 0 0 100
TOGA 0
dari Kementerian Kesehatan Republik
10
Indonesia. 8 Pijat Bayi 100 100 0 0 100
0
Pelayanan 1 10
BAHAN DAN METODE 9 85 85 15 100
Paliatif 5 0
Lokasi, Populasi, Sampel
Penelitian ini dilaksanakan saat Dari tabel 1 menunjukkan bahwa rata-
Residensi di Puskesmas Sememi Kota rata masyarakat membutuhkan program
Surabaya pada tanggal 24 Agustus s/d 3 pelayanan Kesehatan. Jenis layanan
September 2016. kesehatan yang sangat dibutuhkan
Sampel diambil secara purposif masyarakat (100%) adalah kunjungan
sampling, dengan mengambil responden di neonatal komplikasi, kampung ASI, demo
masing-masing kelurahan yang termasuk TOGA dan pijat Bayi.
wilayah kerja Puskesmas Sememi yaitu
Sememi, Kandangan, Tambakosowilangun Tabel 2 Pengetahuan Masyarakat Terhadap
dan Romo kalisari. Masing-masing kelurahan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sememi
diambil 25 orang responden, sehingga total Tahun 2016
responden dalam penelitian ini adalah 100 PENGETAHUAN
orang responden TIDAK
No URAIAN TAHU TOTAL
Pengambilan data dilakukan dengan TAHU
cara membagikan kuesioner kepada bidan di 4 n % n % n %
(empat) kelurahan, kemudian bidan Mobile
1 55 55 45 45 100 100
membagikan ke masyarakat secara merata. kinik
Jangka waktu pengambilan data tersebut Kunjungan
adalah 4 (empat) hari. 2 neonatal 57 57 43 43 100 100
komplikasi
Kuesioner yang sudah terisi kemudian
Kampung
dientri ke dalam SPSS. Data diolah dengan 3
Asi
35 35 65 65 100 100
analysis deskriptif. Pengambil
an sampel
HASIL PENELITIAN 4 58 58 42 42 100 100
depo air
Menurut hasil dan analisis data survei minum
tentang kebutuhan dan pengetahuan Penyuluha
5 62 62 38 38 100 100
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di n NAPZA
Puskesmas Sememi Tahun 2016 dapat dilihat Kunjungan
pada tabel 1 dan 2. rumah
6 penderita 55 55 45 45 100 100
gangguan
Tabel 1 Kebutuhan Masyarakat Terhadap jiwa
pelayanan kesehatan di Puskesmas Sememi Demo
Tahun 2016 7 36 36 54 54 100 100
TOGA
KEBUTUHAN 8 Pijat Bayi 40 40 60 60 100 100
TIDAK Pelayanan
No URAIAN BUTUH BUTU TOTAL 9 37 37 63 63 100 100
Paliatif
H
n % n % n %
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa
Mobile 10
1
kinik
95 95 5 5
0
100 Program yang paling tidak dikenal oleh
Kunjungan masyarakat adalah kampung ASI sebesar
10 65% dan pijat bayi sebesar 60%.
2 neonatal 100 100 0 0 100
0 Berdasarkan Tabel 1 dan tabel 2, dapat
komplikasi
Kampung 10 diketahui bahwa proritas masalah yang perlu
3 100 100 0 0 100
Asi 0 diselesaikan adalah program Kampung ASI
Pengambil dan Pelayanan Pijat Bayi. Kebutuhan
an sampel 10 masyarakat terhadap program ASI Eksklusif
4 97 97 3 3 100
depo air 0 sudah sangat besar (100%), namun
minum masyarakat masih banyak yang belum
Penyuluha 10
5 96 96 4 4 100 mengetahui (65%). Kampung ASI juga
n NAPZA 0
6 Kunjungan 96 96 4 4 10 100
merupakan salah satu program unggulan di

348
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
Puskesmas Sememi. Sedangkan pelayanan 4. Menetapkan Sasaran dan Tujuan
pijat bayi merupakan program pendukung Pemasaran
yang juga sangat dibutuhkan masyarakat, dan 5. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
sudah disediakan oleh Puskesmas. Akan adopsi perilaku
tetapi masih banyak masyarakat yang belum 6. Merancang pernyataan posisioning
mengetahuinya sehingga masih sedikit 7. Mengembangkan strategi bauran
masyarakat yang memanfaatkan pelayanan pemasaran 4P
tersebut. 8. Menyusun rencana monitoring dan evaluasi
9. Menetapkan anggaran dan mencari
PEMBAHASAN sumber pendanaan
Berdasarkan hasil survei, analisis dan 10.Melengkapi rencana pelaksanaan
identifikasi masalah, terdapat 2 (dua) masalah kampanye dan manajemen
yang perlu dicarikan solusi, sehingga bisa Sebagai puskesmas Paripurna semua
meningkatkan capaian program di Puskesmas program dan kegiatan yang ada di Puskesmas
Sememi. Di Puskesmas Sememi terdapat 2 Sememi telah dilengkapi dengan KAK
(dua) program yaitu kunjungan neonatal (Kerangka Acuan Kegiatan) yang didalamnya
komplikasi dan supervisi fasilitatif yang memuat latar belakang, tujuan, sasaran, fokus
kebutuhan masyarakatnya tinggi namun program, sumber pembiayaan dan monitoring
program/pelayanan tersebut kurang popular di evaluasi. Sehingga bisa disimpulkan bahwa
masyarakat sehingga masih banyak sebagian besar tahapan dari perencanaan
masyarakat yang belum tahu dan tingkat pemasaran sosial sebagaimana tersebut
partisipasi masyarakatnya masih belum diatas telah dilakukan, namun mungkin
optimal. tahapan yang perlu diakukan adalah
Untuk mewujudkan perilaku masyarakat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
agar berperan aktif dalam program kesehatan adopsi perilaku dan mengembangkan strategi
terutama program kunjungan neonatal bauran pemasaran 4P.
komplikasi dan supervisi fasilitatif maka Salah satu cara yang bisa digunakan
diperlukan pendidikan serta penyebarluasan untuk mengidentifikasi faktor yang
informasi program yang efektif, sehingga mempengaruhi adopsi perilaku adalah dengan
masyarakat menjadi banyak yang tahu, melakukan survei terhadap masyarakat yang
mengerti, niat dan diwujudkan dalam bentuk menjadi target sasaran. Dari hasil survei
perbuatan ikut berpartisipasi aktif sesuai tersebut bisa diketahui alasan masyarakat
perannya masing-masing. untuk mau ikut berpartisipasi dan apa yang
Pendekatan pemasaran sosial bisa menjadi hambatan mereka untuk
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. berpartisipasi dalam program/kegiatan.
Tujuan utama pemasaran sosial adalah social Toolbox pemasaran biasa terdiri dari
good atau bisa bertujuan untuk menghasilkan empat komponen utama 4P : Produk, Price
perencanaan yang optimum atas social (harga), Place (tempat) dan Promotion
change. Pemasaran sosial yang efektif dapat (promosi). 4P ini harus dikembangkan dan
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, disajikan dalam urutan sebagai berikut,
mempengaruhi sikap, menunjukkan manfaat dengan strategi produk pada awal urutan dan
perubahan dan memperkuat pengetahuan. strategi promosi diakhir. Meskipun strategi
Pemasaran sosial juga berusaha tersebut dilakukan secara berurutan namun
menunjukkan ketrampilan, mendorong tidak dikembangkan secara terpisah atau
melakukan tindakan dengan segera, sering disebut “bauran” 4P. Sinergi dari 4P
meningkatkan permintaan akan jasa, yang memungkinkan kampanye pemasaran
membuktikan bahwa mitos salah, sosial yang sukses (Supriyanto, S. &
mempengaruhi norma, meningkatkan jumlah Wulandari, R.D, 2011).
partisipan pelayanan kesehatan masyarakat Di Puskesmas Sememi untuk 2 (dua)
(Frederiksen, 1984). program tersebut bisa dilakukan bauran 4P
Tahapan pemasaran sosial merupakan dengan cara sebagai berikut :
suatu siklus yang saling berkesinambungan. 1. Strategi Produk
Menurut (Kotler, 2002), terdapat 10 langkah Produk dari pelayanan pijat bayi adalah
dalam pengembangan kampanye pemasaran manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
sosial adalah sebagai berikut : ketika bayinya dipijat secara rutin yaitu bayi
1. Menentuka latar belakang, tujuan dan menjadi jarang rewel, tidurnya nyenyak,
fokus nafsu makannya meningkat, tidak gampang
2. Melakukan analisa situasi sakit dan tumbuh kembangnya menjadi
3. Memilih target sasaran optimal. Produk tersebut bisa diwujudkan

349
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
dalam bentuk fitur utama dalam kampanye mulut. Program kampung ASI dan pijat bayi
tentang pijat bayi. mempunyai target yang sudah jelas.
Produk utama dari Kampung ASI adalah Program kampung ASI yang sasarannya
manfaat yang dirasakan ketika semua bayi individu dan masyarakat memerlukan
di satu wilayah mendapatkan ASI Ekslusif saluran promosi yang lebih lengkap.
yaitu bayi menjadi tidak mudah terkena Strategi promosi untuk tokoh masyarakat
penyakit, dukungan keluarga dan terutama lurah dan perangkatnya agar
masyarakat di lingkungan sekitar agar ibu sepakat untuk mengeluarkan peraturan
memberikan ASI Ekslusif menjadi besar. yang mewajibkan ibu bayi dan balita
2. Strategi Harga memberikan ASI untuk anaknya adalah
Strategi harga sangat tepat untuk dengan advokasi. Sedangkan individunya
menggambarkan biaya yang akan “dibayar” yaitu ibu bayi n balita melalui edukasi serta
saat mengadopsi perilaku atau biaya yang promosi dari mulut ke mulut. Pelayanan
bisa dihemat ketika masyarakat sudah pijat bayi bisa menggunakan berbagai
berperilaku sesuai dengan tujuan program. media promosi, dipilih yang paling sesuai
Strategi harga yang paling tepat untuk dengan target sasaran.
program kampung ASI dan pijat tradisional
adalah dengan menekankan biaya apa saja KESIMPULAN
yang bisa dihemat ketika bayi di beri ASI 1. Berdasarkan hasil survei kebutuhan dan
eksklusif antara lain besarnya susu formula pengetahuan tentang pelayanan kesehatan
yang harus dibeli ketika bayi tidak diberi di Puskesmas Sememi, sebagian besar
ASI dan biaya ketika anak sering sakit jika masyarakat di wilayah kerja sememi
tidak diberi ASI. Sedangkan untuk produk membutuhkan semua pelayanan
pijat bayi bisa dibandingkan antara biaya kesehatan yang sudah
yang dikeluarkan untuk pelayanan pijat disediakan/dijalankan oleh Puskesmas
bayi dengan biaya ketika anak sering sakit Sememi, namun masyarakat masih banyak
atau waktu yang terbuang ketika anak yang belum tahu tentang keberadaan
sering rewel. pelayanan tersebut.
3. Strategi tempat 2. Dari 9 (sembilan) jenis kegiatan/pelayanan
Tempat adalah sebagian besar dimana dan kesehatan yang paling menjadi prioritas
kapan target sasaran akan dianjurkan masalah adalah program kampung ASI dan
untuk menjalankan perilaku yang pelayanan pijat bayi. Hal tersebut menjadi
diinginkan. Strategi tempat untuk program prioritas dikarenakan semua masyarakat
Kampung ASI mungkin ttidak terlalu menyatakan membutuhkan program/
difokuskan, namun bisa diberikan pelayanan tersebut namun lebih dari 50%
penekanan kepada masyarakat terutama masyarakat tidak tahu sehingga tingkat
jangka waktu pemberian ASI Eksklusif yaitu partisipasi masyarakatnya menjadi kurang
saat bayi umur 0 s/d 6 bulan, hanya ASI optimal.
saja tanpa makanan pendamping yang lain.
Sedangkan untuk pelayanan pijat bayi SARAN
strategi tempat yang diberikan penekanan 1. Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
yaitu tentang jam buka layanan serta dalam pelayanan pijat bayi dan kampung
frekuensi yang diharapkan bayi untuk ASI maka Puskesmas Sememi bisa
dipijat. Misalnya jam buka pelayanan pijat menggunakan pendekatan sosial
bayi di Puskesmas Sememi setiap hari marketing.
pukul 07.30 s/d 11.00 WIB, Minggu tutup. 2. Tahapan sosial marketing yang perlu
Kemudian untuk frekuensinya 2 minggu dioptimalkan di Puskesmas Sememi adalah
sekali bayi disarankan untuk di pijat. identifikasi faktor pendorong dan
4. Strategi Promosi penghambat masyarakat dalam melakukan
Informasi tentang manfaat produk dan fitur, perubahan perilaku sesuai yang diinginkan
harga yang wajar, dan aksesibilitas yang setiap program serta penggunaan bauran
mudah membutuhkan komunikasi yang pemasaran 4P (Produk, Price, Place,
efefktif dan efisien untuk dibawa ke target Promotion).
sasaran dan menginspirasi tindakan. 3. Untuk meningkatkan pengetahuan
Pesan bisa disampaikan melalui berbagai masyarakat terkait produk pelayanan di
saluran komunikasi (termasuk saluran Puskesmas Sememi bisa dengan
media) seperti iklan, hubungan mengoptimalkan strategi promosi melalui
masyarakat, komunikasi, sponsor, even berbagai media komunikasi.
dan penjualan personal dan dari mulut ke

350
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
DAFTAR PUSTAKA

Profil Puskesmas Sememi Kota Surabaya Tahun 2014, Surabaya: Puskesmas Sememi

Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2014. Surabaya: Dinas Kesehatan Kota Surabaya

http://www.indonesian-publichealth.com/pelaksanaan-survei-akreditasi-puskesmas/. Diakses tanggal 1


September 2016

Supriyanto, S., Wulandari, R.D,, 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Health Advocacy. Surabaya

351
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 4 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai