Anda di halaman 1dari 91

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATURE REVIEW

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN


PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

APRILIAYANA IBRAHIM
NIM 17.03.061

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
MAKASSAR 2020
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATURE REVIEW

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN


PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


Program Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

APRILIAYANA IBRAHIM
NIM. 17.03.061

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
MAKASSAR 2020
KARYA TULIS
LITERATURE REVIEW

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN

PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Disusun dan diajukan oleh:

APRILIAYANA IBRAHIM
NIM 17.03.061

Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Saenab Dasong, SKM, M.Kep Dra. Hj. Kartini Nihe

engetahui
Ketua Program Studi D3 Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan

Syamsuddin A.Md.PK. SKM. M.Kes

i
KARYA TULIS
LITERATURE REVIEW

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN

PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

Disusun dan diajukan oleh :

APRILIAYANA IBRAHIM
NIM. 17.03.061

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 17 November 2020


dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Saenab Dasong, SKM, M.Kep Dra. Hj. Kartini Nihe

Ketua STIKES Panakkukang Ketua Program Studi D3 Rekam Medis


Makassar dan Informasi Kesehatan

Dr. Ns. Makkasau, M.Kes M.EDN Syamsuddin, A.Md.PK. SKM. M.Kes

ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapkan Tim Penguji Ujian

Komprehensif Program Studi D3 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES

Pamakkukang Makassar, pada tanggal

Makassar, 06 Oktober 2020

Tim Penguji

Penguji I ; Hj. Saenab Dasong, SKM, M.Kep (……………………….. )

Penguji II : Kens Napolion, SKp. M.Kep. Sp.Kep.J (……………………….. )

Penguji III : Dra. Hj. Kartini Nihe (……………………….. )

iii
SURAT PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:

Nama : Apriliayana Ibrahim

NIM : 17.03.061

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Judul Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut:

“Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

SP2TP)”

Merupakan Karya Tulis Ilmiah yang kami buat sendiri dan bukan merupakan bagian

dari Karya Tulis orang lain. Bilamana ternyata pernyataan ini tidak benat, kami

sanggup menerima sanksi dari akademik yang ditetapkan oleh STIKES Panakkukang

Makassar.

Makassar,………….......

Mengetahui
Kepala Prodi D3 RMIK

Syamsuddin, A.Md.PK, SKM. M.Kes Apriliayana Ibrahim


NIK. 093.152.02.04.025 NIM: 17.03.061

iv
ABSTRAK

NAMA : ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

TERPADU PUSKESMAS (SP2TP)

PEMBIMBING : Hj. Saenab Dasong, dan Dra. Hj. Kartini Nihe (71 Halaman + 4 Tabel)

Latar belakang: pelaksanaan SP2TP sangat penting dalam menyediakan data guna mendukung
manajemen kesehatan sebagai indikator keberhasilan suatu kegiatan akan tetapi, dalam pelaksanaan
SP2TP masih terdapat banyak kekurangan atau masalah yang menghambat pelaksanaannya. Tujuan:
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan SP2TP. Metodologi: jenis penelitian yang digunakan
adalah metode literature review, Hasil penelitian: dari 9 jurnal yang ditinjau diperoleh beberapa
kesamaan dari jurnal tersebut baik dari masalah pelaksanaan SP2TP yang meliputi aspek input
(kekurangan SDM baik dari segi kualitas dan kuantitas, sarana prasarana yang kurang memadai,
pendanaan SP2TP yang tidak tersedia), proses (Pencatatan dan pelaporan), dan output (Kelengkapan,
Keakuratan, dan ketepatan waktu) kemudian untuk perbedaannya dapat dilihat dari metode penelitian
yang digunakan dari semua jurnal tersebut, dan juga ditemukan jumlah informan yang berbeda.
Diskusi: dari hasil penelitian yang di review diketahui ada beberapa masalah dalam pelaksanaan
SP2TP sehingga perlu diadakannya peninjauan kembali yang harus dilakukan dari Puskesmas, Dinas
Kesehatan setempat atau bahkan Pemerintah Pusat
Diskusi: harus dilakukannya evaluasi untuk mengatasi keterlambatan..
Kata kunci:, Analisis sistem pencatatan, Sistem pelaporan, SP2TP, Puskesmas
Daftar Pustaka : 22, (Tahun 2015 – 2020)

v
ABSTRACT

NAME : ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF THE PUSKESMAS INTEGRATED

RECORDING AND REPORTING SYSTEM

SUPERVISIOR: Hj. Saenab Dasong, and Dra. Hj. Kartini Nihe (71 Pages + 4 Tables)

Background: SP2TP is very important in providing data to support health management as an


indicator of the success of an activity. However, in implementing SP2TP there are still many
shortcomings or problems that hinder its implementation. Purpose: to find out how SP2TP is
implemented. Methodology: the type of research used is literature review method. The results of the
research: : from the 9 journals reviewed, there were some similarities from the journals both from the
problem of implementing ISRR which included input aspects (lack of human resources both in terms
of quality and quantity, inadequate infrastructure, ISRR funding that was not available), process
(recording and reporting), and output (completeness, accuracy, and timeliness) then the differences
can be seen from the research methods used from all these journals, and also found the number of
different informants. Discussion: an evaluation must be carried out to overcome the delay in reporting
Keyword: Anlyis recording system, Recording System, SP2TP, Public health center
References: 22, (year: 2015 – 2020)

vi
PRAKATA

Bissmillahirahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini, guna memenuhi

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Stikes Panakkukang Makassar.

Secara khusus, laporan kasus ini penulis persembahkan kepada orang tuaku

yang tercinta, ayahanda Ibrahim Taher dan ibunda Nurain Soleman yang telah

merawat, membesarkan, mendidik, membiayai serta selalu berdoa untuk keselamatan

dan keberhasilan penulis juga kakak-kakakku tercinta yang selalu menjadi motivasi

buat penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

Berbagai hambatan dan kesulitan penulis, namun berkat bantuan selama

penyusunan laporan kasus ini, mulai persiapan sampai penyelesaian penulisan,

namun berkat bantuan dan bimbingan serta kerja sama dari berbagai pihak sehingga

hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Sebab itulah perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tak

terhingga kepada Ibu Hj. Saenab Dasong, SKM, M.Kep dan Dra. Hj. Kartini

Nihe sebagai pembimbing atas segala bantuan, arahan, perhatian dan bimbingan

dengan penuh ketulusan dan kesabaran telah diberikan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga pula, penulis

sampaikan kepada:

vii
1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM, M.Kes selaku Ketua yayasan perawat

Sulawesi Selatan

2. Bapak DR. Makkasau, S.kep.Ns,M.kes,M.EDM selaku Ketua STIKES

Panakkukang Makassar.

3. Bapak Syamsuddin , A.Md.PK. SKM. M.Kes selaku Krtua Prodi D3

Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Panakkukang Makassar.

4. Kepada keluarga besar , saudara-saudara tercinta yang telah banyak

memberikan motivasi, semangat, dan bantuan baik secara moril maupun

materi kepada penulis.

5. Kepada teman-teman RMIK angkatan 2017 khususnya RMIK B 2017

yang sudah penulis anggap keluarga sendiri, teman suka maupun duka

selama penulis menjalani perkuliahan di STIKES Panakkukang Makassar,

Semoga kita semua diberikan kesuksesan kedepannya,

6. Untuk seluruh Mahasiswa STIKES Panakkukang Makassar, terima kasih

untuk doa dan dukungan selama penulis mengerjakan laporan penelitian

ini.

7. Kepada sahabat-sahabatku Nofrila, Asriyani, Alexia, Miftha, Chairunnisa,

Indriyani dan Nurhikma yang telah membantu dan memberi semangat

setiap harinya dalam penyelesian Karya Tulis Ilmiah ini

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberi dukungan

viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kasus ini Masih tedapat

kekurangan. Karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan ini seperti yang diharapkan.

Semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak, mendapat imbalan

yang berlipat ganda dari Allah SWT, Aamiin ya Rabbal alamin

Makassar, 15 September 2020

Apriliayana Ibrahim

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Persetujuan .......................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ......................................................................................................... ii
Halaman Pernyataan Keaslian ............................................................................................ iii
Halaman Abstrak ................................................................................................................. iv
Abstract page....................................................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................................. xi
Daftar Tabel ........................................................................................................................ xiii
Daftar Istilah ....................................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 6
A. Pengertian Analisis ................................................................................................. 6
B. Tinjauan Umum SP2TP ........................................................................................ 6
1. Definisi .............................................................................................................. 6
2. Tujuan SP2TP ................................................................................................... 7
3. Pengornaisasian dan Ruang Lingkup ............................................................... 8
4. Mekanisme Pencatatan ...................................................................................... 11
5. Mekanisme Pelaporan ....................................................................................... 13
6. Manfaat SP2TP ................................................................................................. 20
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan SP2TP ................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 23
A. Desain Penelitian .................................................................................................... 23

x
B. Pencarian Literature ............................................................................................... 23
1. Kata Kunci (keywords) ..................................................................................... 24
2. Database Pencarian Literature ......................................................................... 24
3. Strategi Pencarian Literature ........................................................................... 24
C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................................................. 25
D. Sintesis Hasil Literature ......................................................................................... 26
1. Hasil Pencarian Literature ............................................................................... 26
2. Daftar Artikel yang Memenuhi Kriteria ........................................................... 26
E. Ekstrasi Data .......................................................................................................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 35
A. Hasil ........................................................................................................................ 35
B. Pembahasan ............................................................................................................ 46
1. Pencatatan dan pengumpulan data .................................................................... 46
2. Pelaporan data SP2TP`...................................................................................... 54
3. Faktor Penghambat Pelaksanaan SP2TP........................................................... 62
4. Persamaan dan Perbedaan ................................................................................ 65
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 67
A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 67
B. SARAN ................................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 69

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Strategi Pencarian Boolean system ...................................................................... 25

Tabel 2. Inklusi dan Eksklusi .............................................................................................. 25

Tabel 3. Ekstrasi Data Literature Review ........................................................................... 29

Table 4, Hasil ...................................................................................................................... 35

xii
DAFTAR SINGKATAN

Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional


Binkesmas : Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Dati : Daerah Tingkat
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dinkes : Dinas Kesehatan
GFK : Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
Ispa : Infeksi Saluran Pernapasan Atas
JPKM : Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KMS : Kartu Menuju Sehat
KTP : Kartu Tanda Pengenal
LB : Laporan Bulan
LPLPO : Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
LT : Laporan Tahunan
Menkes : Menteri Kesehatan
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
PKM : Pelayanan Kesehatan Masyarakat
PLP : Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Posyandu : Pusat Pelayanan Terpadu
PP : Peraturan Pemerintah
PPM : Pemberantasan Penyakit Menular
RKK : Rekam Kesehatan Keluarga
SDM : Sumber Daya Manusia
SIKNAS : Sistem Informasi Kesehatan Nasional
SIMPUS : Sistem Puskesmas
SP2TP : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

xiv
TB : Tuberkulosis (Tuberculosis)
UU : Undang-undang

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, kesehatan merupakan investasi pemerintah untuk

mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam

upaya penanggulangan kemiskinan. Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik bahwa penyelenggaraan pelayanan publik meliputi

pelayanan barang dan jasa publik serta pelayanan administrasi yang meliputi

pendidikan, pengajaran, pekerjaan, kesehatan, jaminan sosial dan sektor

strategi lainnya (Suvandra, 2019). Oleh sebab itu, pemerintah sebagai

penyelenggara pelayanan publik menyediakan sarana salah satunya fasilitas

kesehatan demi mendukung sistem pembangunan nasional.

Berbagai fasilitas kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah

diantaranya adalah Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

Manajemen kesehatan yang baik akan terwujud jika didukung dengan

sistem informasi kesehatan yang handal (Muninjaya, 2004).

1
2

Sistem Informasi Kesehatan memberikan dasar-dasar untuk

pengambilan keputusan dan memiliki empat fungsi utama: pembuatan data,

kompilasi data, analisis dan sintesis data, serta komunikasi dan penggunaan

data (Herawati & Purnomo, 2016).

Salah satu Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas (SIMPUS) di

Indonesia adalah Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) yang berisikan data umum dan data demografi, ketenagaan, sarana,

kegiatan pokok Puskesmas. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Tingkat Puskesmas (SP2TP) adalah kegiatan Pencatatan dan Pelaporan

Puskesmas secara menyeluruh dengan konsep wilayah kerja Puskesmas.

Sistem pelaporan ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi

Puskesmas maupun jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung

manajemen kesehatan (Yusran, 2008).

Akan tetapi berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Suryani (2013) SP2TP di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu

Provinsi Nusa Tenggara Barat Menyatakan bahwa pencatatan pada laporan

Sistem Pencatatan dan Pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) semua

Puskesmas di Kabupaten Dompu dalam pekerjaannya masih bersifat manual,

pelaporan pada sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP)

masih belum lengkap karena tidak koordinasi, tidak ada buku pentunjuk,

sulitnya transportasi, mati lampu (listrik), tidak ada honor khusus, masih ada

masalah belum lengkap dan belum tepat waktu dalam pelaporannya.


3

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan pengiriman

laporan SP2TP dari Puskesmas Kotanopan ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Mandailing Natal adalah Kurangnya peran faktor internal Puskesmas dalam

hal ketersediaan data dan faktor eksternal dari Dinas Kesehatan dalam upaya

kelengkapan dokumen SP2TP berupa pembinaan dan pengawasan di

Puskesmas Kotanopan (Fadilah, 2017). Faktor-faktor keterlambatan

pelaporan di Puskesmas Mulyorejo adalah kurangnya Koordinasi antar

pengelola pelaporan dengan petugas pelaksana program di Puskesmas

Mulyoreji (UA Rahmah, 2019).

Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan SP2TP di Puskesmas rata-rata masih sering mengalami

ketidaklengkapan, ketidakakuratan, dan tidak tepat waktu pelaporan yang

nantinya akan berdampak pada penyusunan perencanaan program kesehatan

yang tidak tepat sasaran dan tidak up to date-nya informasi kesehatan

Puskesmas. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin menganalisis kembali

bagaimana pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) untuk melihat apa saja yang menjadi masalah dan bagaimana solusi

untuk menangani hal tersebut dari jurnal dan penelitian yang sudah ada

sebelumnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa problem dari

masalah ini adalah “Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP)”, intervensi atau exposure yang diangkat dari penelitian


4

ini adalah “pencatatan dan pelaporan SP2TP ” dengan outcome yang ingin

dicapai “kelengkapan, keakuratan dan ketidaktepatan waktu pelaporan serta

solusi untuk mengatasi keterhambatan SP2TP ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut : “Bagaimana Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas. (SP2TP)

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui bagaimana proses pencatatan dan pengumpulan data

dalam pelaksanaan SP2TP

b. Mengetahui bagaimana proses pelaporan data dalam pelaksanaan

SP2TP

c. Menganalisis faktor penghambat dalam pelaksanaan SP2TP

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian tugas akhir ini, diharapkan dapat menjadi sumber

yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.


5

b. Bagi Institusi Pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan,

hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi terutama

berkaitan dengan keilmuan rekam medis dan manajemen informasi

Puskesmas

c. Diharapkan dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi peneliti

dalam mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan bahan masukan

bagi Puskesmas dalam pengambilan keputusan dan perencanaan

dimasa yang akan datang. Serta upaya peningkatan pelayanan

kesehatan khususnya Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP).

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi

institusi pendidikan STIKES PANAKKUKANG khususnya Program

Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

c. Bagi peneliti sebelumnya, hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai

bahan evaluasi yang dapat bersifat membangan dan meningkatkan

penelitian yang sudah ada sebelumnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Analisis

Analisis adalah kegiatan penyelidikan serta penguraian suatu

peristiwa atau pokok atas berbagai hal guna mengetahui keadaan sebenarnya

dan memperoleh pengertian yang tepat. Analisis sebagai suatu sistem yaitu

suatu prosedur atau proses sistematis yang memungkinkan pengombinasian

pertimbangan oleh pakar dari berbagai ilmu sehingga diperoleh hasil yang

sempurna. Selain itu dapat diartikan juga sebagai pengamatan mengenai suatu

kegiatan dan cara terbaik untuk memperolehnya (Mubarak 2012).

B. Tinjauan Umum Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP2TP)

1. Definisi

SP2TP terdiri dari beberapa kata yaitu Sistem yang berarti elemen-

elemen yang saling tehubung, Pencatatan yang berarti kegiatan

pendokumentasian, Pelaporan yang berarti hasil atau output dari

pencatatan yang berisikan rekapitulasi hasil pencatatan yang akan

dilaporkan berdasarkan waktu yang sudah ditentukan, dan Terpaduyang

berarti bercampur atau bersatu.

Sehingga dari uraian definisi diatas Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas (SP2TP) dapat diartikan sebagai kegiatan Pencatatan

6
7

dan Pelaporan data umum, sarana, tenaga (SDM) yang dilakukan sesuai

kebutuhan dan berkala dengan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas

yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

63/MENKES/SK/II/1981: Data SP2TP berupa umum dan demografi,

ketenagaan, sarana, kegiatan, pokok puskesmas (Pontoh, 2013).

Kesimpulan pernyataan diatas SP2TP merupakan kegiatan pencatatan dan

pelaporan Puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep

wilayah kerja Puskesmas untuk memberikan informasi baik bagi

Puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna

mendukung manajemen kesehatan (Pontoh, 2013).

2. Tujuan SP2TP

a. Tujuan Umum

Tercapainya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan

mutakhir secara periodik dan teratur pengolahan program kesehatan

masyarakat melalui Puskesmas dibagai tingkat administrasi (Dewi,

2019)

b. Tujuan Khusus

1) Tersedianya data meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan

kegiatan pokok Puskesmas akurat, tepat waktu dan mutakhir

secara teratur,
8

2) Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang

administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku,

3) Digunakan data untuk pengambilan keputusan dalam rangka

pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui Puskesmas

diberbagai tingkat administrasi (syafrudin dkk, 2009)

3. Pengorganisasian dan Ruang Lingkup SP2TP

a. Pengorganisasian kegiatan SP2TP

1) Penanggung Jawab (Kepala Puskesmas), bertanggung jawab

memberikan bimbingan kepada koordinator SP2TP dan para

pelaksana kegiatan di Puskesmas (Lubis, 2017)

2) Koordinator (petugas yang ditunjuk Kepala Puskesmas),

koordinator SP2TP bertugas:

a) Mengumpulkan laporan masing-masing pelaksana kegiatan,

b) Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan

bulanan SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas

Kesehatan Dati II paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya,

c) Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan

tahunan SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut paling

lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya,

d) Menyimpan arsip laporan SP2TP dari masing-masing

pelaksana kegiatan,
9

e) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP

kepada Kepala Puskesmas,

f) Mempersiapkan pertemuan berkala setiap 3 bulan yang

dipimpin oleh Kepala Puskesmas dengan para pelaksana

kegiatan untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan (Kubis,

2017).

3) Anggota pelaksana kegiatan SP2TP bertugas:

a) Mencatat setiap kegiatan pada kartu individu dan register yang

ada,

b) Mengadakan bimbingan terhadap Puskesmas Pembantu dan

bidan di Desa,

c) Melakukan rekapitulasi data dari hasil pencatatan dan laporan

Puskesmas Pembantu serta bidan desa menjadi laporan

kegiatan merupakan tanggung jawabnya. Hasil dari

rekapitulasi ini adalah bahan untuk mengisi dan membuat

laporan SP2TP,

d) Setiap tanggal 5 mengisi/ membuat laporan SP2TP dari hasil

kagiatan masing-masing dalam dua rangkap dan disampaikan

kepada koordinator SP2TP Puskesmas. Rincian satu rangkap

untuk arsip koordinator SP2TP Puskesmas dan satu rangkap

oleh koordinator SP2TP diberikan ke Dinas Kesehatan Dati II


10

e) Mengolah dan memanfaatkan data hasil rekapitulasi untuk

tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka meningkatkan

kinerja kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya,

f) Bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan kegiatannya

(Lubis, 2017)

b. Ruang Lingkup SP2TP

1) SP2TP dilakukan oleh semua Puskesmas termasuk Puskesmas

Pembantu dan Puskesmas Keliling,

2) Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, triwulan, semester

dan tahunan)

3) Pencatatan dan Pelaporan mencakup:

a) Data umum dan demografi wilayah kerja Puskesmas

b) Data ketenagaan di Puskesmas

c) Data sarana yang dimiliki Puskesmas

d) Data kegiatan pokok Puskesmas baik di dalam gedung

maupun di luar gedung (Lubis, 2017)

4) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan SP2TP antara lain:

a) Mengkompilasi data dari Puskesmas

b) Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan

c) Menyusun kartu indeks penyakit

d) Menyusun sensus harian mengolah data kesakitan


11

e) Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai

kebutuhan

f) Melakukan analisis untuk kebutuhan pemantuan, intervensi

serta perencanaan di masa mendatang,

g) Membuat peta wilayah Puskesmas termasuk sarana kesehatan

(Lubis, 2017)

4. Mekanisme Proses pencatatan SP2TP

a. Pencatatan SP2TP

Kegiatan pokok Puskesmas baik dalam gedung maupun diluar

gedung Puskesmas, Puskesmas pembantu dan bidan desa harus

dicatat, bentuk pencatatan berdasarkan pada sasaran, yaitu :

1) Catatan individu (catatan ibu, bayi dan balita)

2) Catatan keluarga (Kesehatan keluarga tertentu)

3) Catatan masyarakat

Bentuk catatan berdasarkan kegiatan seperti:

1) Catatan pelayanan kesehatan anak

2) Catatan pelayanan kesehatan ibu

3) Catatan imunisasi

4) Catatan kunjungan rumah

5) Catatan persalinan

6) Catatan kelainan

7) Catatan kematian ibu dan bayi


12

8) Catatan rujukan

Sedangkan catatan berdasarkan proses pelayanan yaitu:

1) Catatan awal masuk

2) Catatan pindah

3) Catatan keluar (Fadilah, 2017)

Dengan demikan perlu adanya mekanisme pencatatan yang baik, formulir

yang cukup serta cara pengisian yang benar dan teliti. Untuk

memudahkan pencatatan dapat menggunakan formulir standar yang telah

ditetapkan dalam SP2TP.

1) Formulir pencatatan

a) Rekam Kesehatan Keluarga (RKK) atau yang disebut Family

folder

b) Kartu Tanda Pengenal (KTP)

c) Kartu Rawat Jalan

d) Kartu Rawat Inap

e) Kartu Penderita Kusta

f) Kartu Indeks Penyakit Khusus Kusta

g) Kartu Penderita TB paru

h) Karti Indeks Penyakit TB paru

i) Kartu Ibu dan Anak

j) Kartu Menuju Sehat (KMS) balita


13

k) KMS Anak Sekolah

l) KMS Ibu hamil

m) KMS Usia lanjut

n) Kartu Tumbuh Kembang Balita

o) Register atau formulir untuk mencatat/merekap data kegiatan

didalam dan luar gedung Puskesmas yang telah dicatat di kartu-

kartu dan catatan lainnya.

b. Mekanisme pencatatan

Pada prinsipnya pasien yang berkunjung pertama kali atau

kunjungan ulang Puskesmas harus melalui loket untuk mendapatkan

Kartu Tanda Pengenal atau berkasnya dari petugas loket. Pasien

tersebut lalu diarahkan ke unit pelayanan yang dituju. Apabila pasien

mendapat pelayanan kesehatan diluar gedung Puskesmas, maka

pasien tersebut akan dicatat dalam register sesuai dengan pelayanan

yang di terima (Depkes RI, 1997)

5. Mekanisme Pelaporan dan Penyerderhanaan SP2TP

Berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan

Masyatakat Nomor 590/BM/DJ/Info/A/1996 tentang Penyederhanaan

SP2TP, formulir laporan telah disederhanakan dalam upaya untuk

mengurangi beban kerja bagi petugas Puskesmas, jadi diharapkan tidak

adanya laporan lain dari Puskesmas selain SP2TP, dan data atau variabel

yang dilaporkan tersedia dalam formulir pencatatan. Dengan demikian


14

data/variabel yang dilaporkan diharap dapat dipercaya serta dapat

diterima dengan tepat waktu (Depkes RI, 1997).

a. Format Pelaporan

Adapun format pelaporan yang tersedia di dalam SP2TP meliputi

1) Laporan Puskesmas Bulanan, meliputi jenis pelaporan sebagai

berikut:

a) Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB-1)

b) Laporan Bulanan Obat-obatan (LB-2 atau LPLPO)

c) Laporan Bulanan Gizi, KIA, Imunisasi, dan Pengamatan

Penyakit Menular (LB-3)

2) Laporan Bulanan Kegiatan Puskesmas meliputi kunjungan

Puskesmas, rawat inap, perawatan kesehatan masyarakat,

pelayanan medis dasar, kesehatan gigi, pelayanan JPKM,

kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, PKM, kesehatan

lingkungan dan laboratorium (LB-4)

3) Laporan Bulanan Sentinel Puskesmas, terdiri atas:

a) Laporan Bulanan Sentinel Pemyakit yang dapat dicegah

dengan Imunisasi, Ispa dan Diare (LB-1S)

b) Laporan Bulanan Sentinel KIA, gizi dan penyakit akibat

kerja (LB-2S), Laporan Bulanan ini hanya dibuat oleh

Puskesmas dengan fasilitas rawat inap


15

4) Laporan Tahunan meliputi:

a) Data dasar puskesmas (LT-1)

b) Data kepegawaian (LT-2)

c) Data peralatan (LT-3)

b. Alur Pelaporan

Laporan dari Dati II dikirim ke Dinas Kesehatan Dati I Kantor

Wilayah Departemen Provinsi serta Pusat dalam bentuk

rekapitulasi dari laporan SP2TP (Fadilah,2017). Laporan tersebut

meliputi:

1) Laporan Triwulan

a) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB-1

b) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB-2

c) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB-3

d) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB-4

2) Laporan Tahunan

a) Hasil entri data/rekapitulasi LT-1

b) Hasil entri data/rekapitulasi LT-2

c) Hasil entri data/rekapitulasi LT-3

c. Frekuensi Pelaporan

1) Laporan dari Puskesmas ke Dati II menggunakan formulir

standar terdiri dari:


16

a) Laporan LB-1, LB-2, LB-3, dam LB-4, dilakukan setiap

bulan dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya

dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II. Khusus laporan LB2,

satu copy-an laporan dikirimkan ke gedung farmasi Dati II

(GFK)

b) Laporan Bulanan Sentinel LB-1S dan LB-2S setiap tanggal

10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II,

Dati I, dan Pusat (untuk LB-1S ke Direktorat Jendral PPM

dan PLP. Dan LB-2S ke Direktorat Jenderal Binkesmas).

c) Laporan Tahunan (LT-1, LT-2, LT-3) dikirimkan

selambat-lambatnya tanggal 31 Januari tahun berikutnya.

Khusus untuk laporan LT-2 (data kepegawaian) hanya diisi

bagi pegawai yang baru/belum pernah mengisi formulir

data kepegawaian.

2) Laporan dari Dati II ke Dati I dan Pusat dalam disket hasil

rekapitulasi dari laporan SP2TP. Frekuensi laporan adalah:

a) Laporan Triwulan dikirimkan paling lambat tanggal 20

bulan berikutnya dari triwulan yang dimaksud ditujukan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati I, Kantor Wilayah

Departemen Kesehatan Provinsi, Departemen Kesehatan

RI dalam hal ini Direktorat Jenderal Pembinaan

Kesehatan.
17

b) Laporan Tahunan dikirimkan paling lambat akhir bulan

Februari dari tahun berikutnya. Kepada Kepala Dinas

Kesehatan Dati I, Kepala Kantor Wilayah Departemen

Kesehatan RI dalam hal ini Direktorat Jenderal Pembinaan

Kesehatan.

d. Mekanisme Pelaporan

Mekanisme Pelaporan adalah laporan dari Dati II dikirimkan

ke Dinas Kesehatan Dati Kanwil Depkes Provinsi dan Pusat dalam

bentuk rekapitulasi dan laporan SP2TP meliputi:

1) Laporan Triwulan meliputi hasil entri data/rekapitulasi LB-1,

LB-2, LB-3, dan LB-4

2) Laporan Tahunan berupa hasil entri data/rekapitulasi LT-1,

LT-2 dan LT-3 (Mubarak,2012)

Adapun Mekanisme pelaporan menurut Depkes RI Tahun

1997 anatara lain:

1) Tingkat Puskesmas

a) Laporam dari Puskesmas Pembantu dan dari bidan di

desa disampaikan ke pelaksana kegiatan di Puskesmas,

b) Pelaksana kegiatan merekapitulasi data yang dicatat

baik di dalam gedung maupun diluar gedung serta


18

laporan yang diterima dari puskesmas pembantu dan

bidan di desa,

c) Hasil rekapitulasi oleh pelaksana kegiatan lalu

dimasukkan ke formulir laporan dalam dua rangkap,

untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP

Puskesmas,

2) Tingkat Dati II

a) Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan piranti

lunak yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan,

b) Laporan SP2TP dari Puskesmas diterima oleh Dinas

Kesehatan Dati II (Koordinator SP2TP Dati II),

disampaikan kepada pelaksana SP2TP untuk

direkapitulasi,

c) Hasil rekapitulasi data, setiap tanggal 16 disampaikan

ke pengelola program Dati II,

d) Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, dan dimanfaatkan

sebagai bahan untuk umpan balik, bimbingan teknis ke

Puskesmas dan tindak lanjut yang diperlukan dalam

rangka meningkatkan kinerja program,

e) Hasil rekapitulasi data setiap 3 bulan dibuat dalam 3

disket untuk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I,

Kanwil Depkes Provinsi, dan Departemen Kesehatan.


19

3) Tingkat Dati I

a) Pengolahan dan Pemanfaatan data SP2TP di Dati I

mempergunakan piranti lunak yang sama dengan Dati

II,

b) Laporan dari Dinas Kesehatan Dati II, diterima oleh

Dinas Kesehatan Dati I dan Kantor Wilayah

Departemen Kesehatan (koordinator tim SP2TP) dalam

bentuk disket diteruskan kepada pelaksana SP2TP,

untuk direkapitulasi,

c) Hasil rekapitulasi disampaikan kepada pengelola

program Dati I/Kantor Wilayah Departemen Kesehatan

untuk diolah dan dimanfaatkan dalam rangka tindak

lanjut, bimbingan dan pengendalian yang diperlukan,

d) Hasil rekapitulasi yang telah diolah diumpan balikkan

ke Dinas Kesehatan Dati II.

4) Tingkat Pusat

Hasil olahan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal

Pembinaan paling lambat 2 bulan setelah berakhirnya

triwulan tersebut disampaikan kepada pengelola program

terkait dan Pusat Data Kesehatan untuk dianalisis dan

dimanfaatkan sebagai umpan balik, kemudian dikirimkan

ke Dinas Kesehatan Provinsi.


20

6. Manfaat SP2TP

a. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih

tinggi dalam rangka pembinaan dan penetapan kebijakan

b. Dimanfaatkan Puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan

Puskesmas.

C. Faktor-faktor yang penghambat pelaksanaan SP2TP

Beberapa faktor mempengaruhi keterlambatan laporan dari

Puskesmas ke Dinas Kesehatan yaitu; pencatatan yang dilakukan masih

secara manual, tidak adanya buku petunjuk terkait SP2TP, kurangnya

koordinasi antar tim, sarana kurang memadai dan tidak ada honor khusus

(Suryani, 2013), Sumber Daya Manusia (SDM), lama tugas, , kurangnya

pelatihan tentang SP2TP (Fadilah, 2017).

Berdasarkan pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulam bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan SP2TP adalah:

1. Fasilitas (Sarana dan Prasarana)

Fasilitas Kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu

bentuk pelayanan perusahaan terhadap pegawai agar menunjang

kinerja dalam memenuhi kebutuhan pegawai, sehingga dapat

meningkat kinerja kerja pegawai (Meilia 2019:21). Sarana dan

Prasarana dapat didefinisikan sebagai peralatan dan perlengkapan

yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses kerja,


21

khususnya proses kinerja seperti gedung, ruangan, meja, komputer

serta alat-alat dan media kerja. Adapun yang dimaksud dengan

Prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang

proses pelayanan misalnya listrik, dan internet (Mulyasa 2012:49)

2. Kepemimpinan

“Kunci keberhasilan dalam suatu kegiatan organisasi sangat

dipengaruhi oleh peran seorang pemimpin” (Dewi, 2019:28).

Hasil penelitian mengemukakan bahwa bentuk kepemimpinan

dengan memberikan motivasi dan menginsentifkan monitoring

terhadap pegawai merupakan perwujudan dari komitmen

Pemimpin dalam upaya perbaikan dan peningkatan kinerja

pegawai (Fajrianti, 2017:4)

Beberapa hal yang harus dilakukan pemimpin terkait hal ini

adalah:

a. Memperhatikan kebutuhan semua pihak yang

berkepentingan

b. Membangun Visi

c. Mempunyai agenda kegiatan sebagai pelaksanaan Misi

agar dapat mewujudkan Visi

d. Mampu membentuk tim yang tangguh

e. Memiliki keahlian mendasar dalam hal melaksanakan

Manajemen Puskesmas.
22

Manajemen dan dukungan dari pimpinan tersebut sangat

berpengaruh terhadap kunci keberhasilan suatu organisasi dan

kegiatan (Dewi, 2019:28)

3. Lama Tugas

“Lama Tugas adalah masa kerja seseorang dalam suatu

pekerjaan yang sudah lama digeluti secara terus-menerus” (Samad

& Irma 2014:5). Lama bertugas dari seorang pegawai pada unit

organisasi akan memberi nilai positif, karena memiliki

pengalaman dalam penyelenggaraan organisasi. Pengalaman kerja

menciptakan sebuah kreatifitas bagi petugas kesehatan dalam

mengembangkan SP2TP.

4. Frekuensi pelatihan

Pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

kemampuan pegawai dalam mengembankan tugas yang telah

diberikan agar pegawai semakin terampil dan mampu

melaksanakan tanggung jawab yang telah digariskan oleh

organisasi (Alhudhori, 2018:654). Pelatihan dapat meningkatkan

kualitas dan kuantitas kinerja (Simamora 2006:7).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode

literature review atau studi kepustakaan. Studi literature review adalah cara

yang dipakai untuk mengumpulkan data atau sumber yang berhubungan

dengan sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai sumber seperti

jurnal, buku, internet dan pustaka lain.

Tujuan dari metode ini adalah untuk membantu peneliti lebih

memahami latar belakang dari penelitian yang menjadi subjek topik yang

dicari serta memahami kenapa dan bagaimana hasil dari penelitian tersebut

sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian baru.

Dari Sembilan penelitian yang dilakukan review terdapat tiga

penelitian yang menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan

pendekatan Observasional, tiga menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan pendekatan Fenomenologi dan tiga sisanya menggunakan jenis

penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif

B. Pencarian Literature

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari pengamatan

23
24

langsung. Akan tetapi data tersebut diperoleh oleh hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.

1. Kata Kunci

Hal yang paling penting dalam pencarian literature adalah kata kunci

yang digunakan dalam database, kata kunci sangat menentukan kualitas

yang diperoleh. Maka dalam penelitian ini peneliti melakukan pencarian

literature dengan menggunakan kata kunci “Analisis Pelaksanaan SP2TP

di Puskesmas”

2. Database Pencarian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti melakukan pencarian jurnal

penelitian yang dipublikasikan di internet menggunakan database jurnal

nasional yaitu : Google Scholar,

3. Strategi Pencarian

Strategi pencarian yang dimaksud adalah bagaimana cara untuk

mendapatkan lirerature atau artikel yang kita cari sesuai dengan kriteria

yang telah kita tetapkan. Penelitian ini menggunakan strategi Boolean

System yaitu perintah yang digunakan pada mesin pencarian dengan

menggunakan kata AND untuk menghasilkan artikel-artikel yang hanya

mengandung kata kunci tertentu, OR untuk memperbanyak jumlah hasil

pencarian dan NOT untuk mempersempit hasil penelusuran pada Google

scholar
25

Tabel 1 Strategi Pencarian Boolean System

DATABASE STRATEGI PENCARIAN JURNAL

Analisis Sistem Pelaksanaan AND Pencatatan


Google Scholar
Pelaporan Terpadu OR SP2TP di Puskesmas

C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap

masing-masing anggota populasi atau artikel yang akan dijadikan sampel

dalam penelitian. Sedangkan, Kriteria Eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri

anggota populasi atau artikel yang tidak bias dijadikan sebagai sampel

penelitian (Notoatmodjo 2010).

Tabel 2 Inklusi dan Eksklusi


INKLUSI EKSKLUSI

Artikel tahun 2015-2020 Artikel dibawah tahun 2015

Kelengkapan, Keakuratan dan


ketepatan waktu pelaporan SP2TP
Perkembanagan Aplikasi Elektronik

Faktor yang mempengaruhi Sistem Puskesmas

keterlambatan pelaporan SP2TP


26

ALUR PENCARIAN LITERATURE

Data Sekunder

Google Scholar

Kata Kunci Boolean System

Analisis
pelaksanaan
OR & AND
SP2TP
diPuskesmas

11 Jurnal

Kriteria Inklusi
dan Eksklusi 9 Jurnal

D. Simtesis Hasil Literature

1. Hasil Pencarian Literature

Berdasarkan pada pencarian dengan menggunakan database “Google

Scholar” di dapatkan hasil sebelas Jurnal. Kemudian, setelah dilakukan

seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dari sebelas jurnal


27

tersebut hanya tersisa sembilan jurnal yang memenuhi kriteria inklusi dan

semuanya fulltext

2. Daftar Artikel yang Memenuhi Kriteria

a. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

(SP2TP) di Puskesmas Kotanopan Kabupatem Mandailing Natal

b. Analisis Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat

c. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP) di Kota Padang

d. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu

e. Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan

Marelan

f. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal

Kabupaten Deli Serdang

g. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas di Puskesmas Nanggalo Padang

h. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas di Puskesmas Salak Kabupaten Pakpak Bharat


28

i. Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Kawua Kecamatan Poso

Selatan Kabupaten Poso


29

E. Ekstrasi Data

Tabel 3 Hasil Ekstrasi data Literature Review

SP2TP
Judul, Nama
Desain Populasi dan Faktor yang Menghambat
No Peneliti (Author),
Penelitian Sampel Keakurat Tepat Pelaksanaan SP2TP
Tahun Kelengkapan
an waktu

1. Analisis Pelaksanaan Deskriptif 5 orang Tidak Tidak Belum tepat Masih dilakukan secara
Sistem Pencatatan kualitatif informan dari Lengkap Akurat waktu manual,
dan Pelaporan Pendekatan Puskesmas dan Tidak adanya pelatihan
Puskesmas (SP2TP) observasi Dinkes. khusus yang diberikan
Di Puskesmas kepada petugas SP2TP,
Kotanopan Data-data Tidak ada buku pedoman
Kabupaten tentang Gizi, yang disediakan
Mandailing Natal, KIA, KB dan
(Rizka Fadilah, imuninasi
2017)
30

SP2TP
Judul, Nama
Desain Populasi dan Faktor yang Menghambat
No Peneliti (Author),
Penelitian Sampel Keakurat Tepat Pelaksanaan SP2TP
Tahun Kelengkapan
an waktu

2. Analisis pelaksanaan Kualitatif 13 Informan Tidak Tidak Tidak tepat A. tidak adanya pelatihan
program Sistem pendekatan dari Puskesmas Lengkap akurat waktu yang diberikan kepada
Pencatatan dan fenomenalogi dan Dinkes penanggung jawab
Pelaporan Terpadu Terkait SP2TP SP2TP
Puskesmas di Dinas B. sarana dan prasarana
Kesehatan yang kurang memadai
Kabupaten Pasaman C. kurangnya keahlian
Barat (Annisa Novita petugas dalam
Sari dkk, 2020) penggunaan teknologi
D. tidak adanya Bank data
untuk menyimpan data

3. Analisis Pelaksanaan Deskriptif Seluruh Tidak Tidak Tidak tepat A. sarana dan prasarana
Sistem Pencatatan kualitatif informan yang lengkap akurat waktu kurang mendukung
dan Pelaporan Pendekatan terkait dengan B. kurangnya komunikasi
(SP2TP) di Kota observasi SP2TP di 11 antar petugas dengan
31

SP2TP
Judul, Nama
Desain Populasi dan Faktor yang Menghambat
No Peneliti (Author),
Penelitian Sampel Keakurat Tepat Pelaksanaan SP2TP
Tahun Kelengkapan
an waktu

Padang (Laura puskesmas koordinator


Suciono, dkk, 2018) kota padang
4. Analisis Penerapan Deskriptif 10 orang Tidak Tidak Tepat waktu A. Peralatan komputer
Sistem Pencatatan kualitatif informan dari lengkap akurat yang masih minim
dan Pelaporan Pendekatan puskesmas dan B. Tidak ada tenaga
Terpadu Puskesmas fenomenologi Dinkes khusus Teknonogi
(SP2TP) di Informasi di Puskesmas
Puskesmas C. Pembuatan laporan
Sukamerindu Kota masih terfragmentasi
Bengkulu (Rahman (petugas masih
Ade Ghaniy, 2020) membuat laporan
kegiatan lain diluar
SP2TP)
D. Tidak ada dana
pendukung untuk
pengelolaan dan
perbaikan mekanisme
SP2TP Puskesmas
Sukamerindu
32

SP2TP
Judul, Nama
Desain Populasi dan Faktor yang Menghambat
No Peneliti (Author),
Penelitian Sampel Keakurat Tepat Pelaksanaan SP2TP
Tahun Kelengkapan
an waktu

E. Tidak ada bagan alur


mekanisme SP2TP
5. Pelaksanaan Sistem Deskriptif 4 Informan Tidak Tidak Tidak tepat Kurangnya koordinasi antar
Pencatatan dan kualitatif Puskesmas dan lengkap Akurat waktu petugas, kurangnya peltihan
Pelaporan Terpadu Pendekatan Dinkes Kota yang diberikan kepada
Puskesmas (SP2TP) observasi Medan khusus petugas SP2TP
di wilayah kerja SP2TP
Puskesmas Terjun
Kecamatan Medan
Marelan
(Naimatussadah
Lubis,2017)
6. Analisis Pelaksanaan Deskriptif 13 Informan Tidak Tidak Tidak tepat A. Pengolahan masih
Sistem Pencatatan Pendekatan dari Puskesmas Lengkap Akurat waktu secara manual
dan Pelaporan kualitatif Mulyorejo dan B. Lama pengumpulan
Terpadu Puskesmas Dinkes data dari Pustu dan
(SP2TP) di bidan desa
Puskesmas
Mulyorejo
33

SP2TP
Judul, Nama
Desain Populasi dan Faktor yang Menghambat
No Peneliti (Author),
Penelitian Sampel Keakurat Tepat Pelaksanaan SP2TP
Tahun Kelengkapan
an waktu

Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli
Serdang (Ulya Amila
Rahmah, 2019)
7. Analisis Pelaksanaan Deskriptif 1 petugas Tidak Tidak Tidak tepat Tidak digunakannya E-
Sistem Pencatatan kualitatif SP2TP lengkap Akurat waktu Puskesmas yang
dan Pelaporan Pendekatan berdampak mempelambat
Terpadu Puskesmas fenomenologi proses pelaporan SP2TP,
di Puskesmas dan kurangnya pelatihan
Nanggalo Padang untuk petugas SP2TP
(Linda Hndayuni,
2019)
8. Analisis Pelaksanaan Deskriptif 4 Orang Lengkap Akurat Tidak Tepat Kurang profesionalnya
Sistem Informasi Pendekatan Informan yang waktu petugas dalam menjalankan
Puskesmas Pada kualitatif terkait dengan tugas, pengolahan data
Sistem Pencatatan SP2TP yang dilakukan dengan cara
dan Pelaporan manual
Terpadu Puskesmas
di Puskesmas Salak
34

SP2TP
Judul, Nama
Desain Populasi dan Faktor yang Menghambat
No Peneliti (Author),
Penelitian Sampel Keakurat Tepat Pelaksanaan SP2TP
Tahun Kelengkapan
an waktu

Kabupaten Pakpak
Bharat (Tiur Mada
Lumban Gaol 2020)
9. Evaluasi SP2TP di Deskriptif 5 orang Tidak Tidak Tidak tepat Kurangnya komunikasi dari
Puskesmas Kawua Pendekatan informan. 3 lengkap akurat waktu koordinator SP2TP
Kecamatan Poso kualitatif dari puskesmas denganprogramer yang
Selatan (Erwin dan 2 dari bertugas mengirim laporan
Passapari dkk, 2018) Dinkes
BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A. HASIL

Tabel 4. Hasil
Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
1 Rizka Fadila Repositori Analisis Deskriptif Dari hasil penelitian diperoleh Google Scholar
(2017) Institusi Pelaksanaan kualitatif bahwa pelaksanaan SP2TP di
Universitas Sistem pendekatan wilayah kerja Puskesmas
Sumatera Pencatatan observasi, Kotanopan sudah terlaksana
Utara dan 5 Informan dan meskipun belum optimal,
Pelaporan Data terkait ditemukan beberapa masalah yaitu,
Puskesmas Gizi, KIA, KB Kurangnya peran Dinas Kesehatan
(SP2TP) Di dan imunisasi (Dinkes) dalam hal pelaksanaan
Puskesmas dan pengawasan berupa belum
Kotanopan adanya koordinasi yang baik antara
Kabupaten koordinator SP2TP dengan petugas
Mandailing Program SP2TP, faktor internal
Natal Puskesmas yaitu berupa
kelengkapam data dan belum
adanya dukungan SDM khusus

35
36

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
pelaksanaan SP2TP baik secara
kualitas dan kuantitas, belum
adanya dukungan alat teknologi
dalam pengerjaan laporan sehingga
masih adanya petugas yang
mencatat secara manual, tidak
adanya perencanaan dan evaluasi
khusus dari penanggung jawab
SP2TP di Puskesmas Kotanopan
dalam menangani setiap
keterlambatan laporan yang terjadi,
perlu adanya koordinasi antara
petugas masing-masing program
dengan koordinator SP2TP yang
baik dan terbuka agar pelaksanaan
program ini berjalan lancer serta
adanya sarana dan prasarana yang
memadai untuk mendukung
pelaksanaan program ini berjalan
lancar, serta adanya sarana dan
prasarana yang memadai untuk
37

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
mendukung pelaksanaan SP2TP di
Puskesmas
2. Annisa Jurnal Analisis Metode Hasil penelitian dilihat dari Google Scholar
Novita Sari, Kesehatan pelaksanaan kualitatif komponen input, didapatkan bahwa
Alfita Dewi Medika program dengan SDM sudah cukup baik, tetapi
& Teddy Saintika Sistem pendekatan masih ada petugas yang rangkap
Kurniawan (Vol 11, Pencatatan fenomenalogis. jabatan, dari segi fasilitas masih ada
(2020) No1) dan 13 informan beberapa hal yang perlu dilengkapi.
Pelaporan gabungan dari Sedangkan untuk dana, tidak ada
Terpadu Puskesmas dan dana khusus. Komponen proses,
Puskesmas di Dinkes untuk pencatatan petugas masih
Dinas pengelolah menggunakan cara manual,
Kesehatan SP2TP meskipun sudah ada yang
Kabupaten menggunakan cara komputerisasi.
Pasaman Sedangkan untuk pelaporan sudah
Barat cukup baik, tetapi ada beberapa
Puskesmas yang terlambat.
Komponen output pelaksanaan
SP2TP sudah cukup akurat dan
relevan, tetapi ada keterlambatan
dalam waktu pengiriman laporan
38

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
dari Puskesmas. Pelaksanaan
SP2TP di Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasaman Barat berjalan
dengan baik.
3. Laura e-Skripsi Analisis Deskriptif Hasil penelitian menunjukan bahwa Google Scholar
Suciono Universitas Pelaksanaan kualitatif kebijakan SP2TP belum ada, SDM
(2018) Andalas Sistem Pendekatan belum mendapatkan pelatihan,
Pencatatan observasi masih kurangnya sarana komputer
dan 24 orang dibeberapa Puskesmas, Juknis
Pelaporan informan atau belum disosialisasikan dan
(SP2TP) di petugas didistribusikan ke Puskesmas.
Kota Padang penanggung Sedangkan dari prosesnya velum
jawab SP2TP pernah dilakukan perencanaan
di 11 SP2TP di Dinas Kesehatan atau
Puskesmas Puskesmas, Pengorganisasian
Kota Padang hanya ada di Puskesmas,
pencatatan pelaporan juga belum
lengkap, serta tidak adanya
pengawasan. Dan dari segi output
diketahui bahwa masih ada
keterlambatan Puskesmas dalam
39

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
mengumpulkan laporan SP2TP dan
data yang dihasilkan belum akurat.
4. Rahman Ade Visikes Analisis Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan Google Scholar
Ghaniy, S. Jurnal Penerapan kualitatif bahwa pelaksanaan SP2TP di
Efendi, Kesehatan Sistem Pendekatan Puskesmas Sukamerindu belum
Susilo Wulan Masyarakat Pencatatan observasi . berjalan optimal, hal ini disebabkan
& Deni (Vol 19, No dan 10 orang karena kurangnya SDM, kurangnya
Triyanto 01) Pelaporan informan Koordinasi anatara pengelolah data
(2020) Terpadu gabungan dari dan pemegang program, kurangnya
Puskesmas Puskesmas dan peralatan, pencatatan dan
(SP2TP) di Dinkes rekapitulasi data masih dilakukan
Puskesmas secara manual dengan keterbatasan
Sukamerindu sarana yang mengakibatkan
Kota penggunaan fasilitas milik pribadi
Bengkulu petugas, lalu masih sering terjadi
keterlambatan pengiriman laporan
dan data menjadi kurang akurat.
5. Naimatussad Repositori Pelaksanaan Deskriptif Hasil penelitian diperoleh bahwa Google Scholar
ah Lubis Institutusi Sistem kualitatif pelaksanaan sistem pencatatan dan
(2017) Universitas Pencatatan Pendekatan pelaporan terpadu (SP2TP) di
Sumatera dan observasi. wilayah kerja Puskesmas Terjun
40

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
Utara Pelaporan 8 Informan sudah terlaksana meskipun belum
Terpadu gabungan dari optimal, ditemukan beberapa
Puskesmas Puskesmas dan masalah yaitu, belum adanya
(SP2TP) di Dinkes yang koordinasi yang baik antara
wilayah kerja bertanggung koordinator SP2TP dengan petugas
Puskesmas jawab di program SP2TP, belum adanya
Terjun bidang SP2TP dukungan sumber daya manusia
Kecamatan khusus pelaksanaan SP2TP baik
Medan secara kualitas dan kuantitas, belum
Marelan adanya dukungan alat teknologi
dalam pengerjaan laporan sehingga
masih adanya petugas mencatat,
dan menginput data laporan secara
manual serta dalam pelaporan
laporannya selalu tidak tepat waktu
sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, belum adanya buku
pedoman khusus untuk membantu
pelaksanaan SP2TP, dan tidak
adanya kebijakan khusus dari
penanggung jawab SP2TP di
41

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
Puskesmas terjun dalam menangani
setiap keterlambatan laporan yang
terjadi, perlu adanya koordinasi
antara petugas masing-masing
program dengan koordinator
SP2TP yang baik dan terbuka agar
pelaksanaan program ini berjalan
lancar, serta adanya sarana dan
prasarana yang memadai untuk
mendukung pelaksanaan SP2TP di
puskesmas. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah input SP2TP
dari SDM, pengetahuan dan
pelatihan tentang SP2TP di
Puskesmas Terjun masih kurang
baik secara kualitas dan kuantitas.
Proses SP2TP di Puskesmas Terjun
masih belum optimal sesuai dengan
pedoman. Output dari pengelolaan
SP2TP di Puskesmas Terjun yang
berupa informasi kesehatan
42

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
kualitasnya kurang baik.
6. Ulya Amila Repositori Analisis Deskriptif Hasil penelitian menunjukan bahwa Google Scholar
Rahmah Institusi Pelaksanaan kualitatif SP2TP belum berjalan optimal,
(2019) Universitas Sistem Pendekatan masih ada kendala yang ditemukan
Sumatera Pencatatan observasi. dalam pelaksanaannya yaitu dari
Utara dan 13 orang segi input: masih kurangnya
Pelaporan Informan dari kemauan petugas dalam
Terpadu Puskesmas melaksanakan tugasnya dan masih
Puskesmas Mulyorejo dan sering menunda pekerjaan,
(SP2TP) di Dinkes pengetahuan SDM yang terbatas,
Puskesmas belum adanya pelatihan tentang
Mulyorejo pengolahan SP2TP bagi
Kecamatan Koordinator SP2TP, tidak
Sunggal diberikannya formulir pencatatan
Kabupaten ke bidan praktek swasta, belum
Deli Serdang adanya softcopy file SP2TP,
ketersediaan sarana dan prasarana
masih terbatas. Kemudian dari segi
Process yaitu masih sering
terjadinya keterlambatan
pengumpulan data, data yang
43

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
dilaporkan tidak lengkap,
pengolahan dan penginputan data
masih bersifat manual. Dan yang
terakhir dari segi output yaitu
masih terjadinya keterlambatan
dalam pengiriman laporan, belum
validnya data yang dilaporkan dan
kelengkapan data yang masih
belum lengkap sepenuhnya.
7. Linda Jurnal Analisis Deskriptif Dari penelitian ini didapatkan hasil Google Scholar
Handayuni Manajemen Pelaksanaan kualitatif untuk komponen inpit seperti SDM
(2019) Informasi Sistem Pendekatan sudah cukup bagus, tetapi untuk
Kesehatan Pencatatan observasi petugas SP2TP tidak ada yang
Indonesia dan Dan 4 orang berasal dari jurusan teknologi
(Vol 7, No Pelaporan petugas SP2TP informasi, fasilitas khusus untuk
2) Terpadu sebagai SP2TP belum ada, dan dana khusus
Puskesmas di Narasumber untuk SP2TP tidak ada. Untuk
Puskesmas Komponen proses yaitu Pencatatan
Nanggalo dan pelaporan masih manual karena
Padang belum adanya kebijakan tentang
pelaksanaan SP2TP, monitoring
44

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
dan evaluasi di Puskesmas
Nanggalo belum dilaksanakan.
8. Tiur Mada Repositori Analisis Deskriptif Hasil penelitian menunjukan bahwa Google Scholar
Lumban gaol Institusi Pelaksanaan kualitatif Sistem Informasi Puskesmas pada
(2020) Universitas Sistem Pendekatan SP2TP di Puskesmas Salak belum
Sumatera Informasi observasi. berjalan maksimal. Masalah yang
Utara Puskesmas 4 Orang mengakibatkan sistem tidak
Pada Sistem Informan yang berjalan maksimal adalah SDM
Pencatatan bertugas di bidang kesehatan yang
dan SP2TP mengakibatkan beban kerja tenaga
Pelaporan kesehatan lain menjadi daouble,
Terpadu adapun masalah lain yang menjadi
Puskesmas di kenda.la adalah terlambatnya
Puskesmas pengumpulan laporan kepada
Salak petugas SP2TP sehingga laporan
Kabupaten dan informasi kesehatan yang
Pakpak dihasilkan tidak lengkap dan tidak
Bharat tepat waktu
9. Erwin Jurnal Evaluasi Deskriptif Hasil penelitian menunjukan bahwa Google Scholar
Passapari Kolaboratif SP2TP di kualitatif pelaksanaan SP2TP di Puskesmas
(2018) Sains (Vol. Puskesmas Pendekatan Kawua sudah terlaksana meskipun
45

Metode
Nama Nama
(Design, Sumber
No Penulis Jurnal Judul Hasil Penelitian
Populasi, Database
(Tahun) (Vol, No)
Variabel)
1 No 1) Kawua observasi. belum optimal, selain itu terdapat
Kecamatan 5 orang beberapa masalah yaitu, belum
Poso Selatan informan yang adanya koordinasi yang baik antara
terdiri dari 3 koordinator SP2TP dan petugas
orang dari SP2TP, tidak adanya teknologi
Puskesmas dan yang menunjang pelaksanaan
sisanya dari SP2TP baik secara kualitas dan
Dinkes kuantitas, dan untuk pengiriman
laporan petugas yang bertugas
mengantarkan laporan SP2TP ke
Dinkes Kota masih menggunakan
fasilitas pribadi, tanpa diberi biaya
danaoperasional dan masih adanya
petugas yang merekap data laporan
secara manual dan tidak tepat
waktu sesuai dengan waktu yang
telag ditetapkan oleh Koordinator
SP2TP di Puskesmas Kawua
Kecamatan Poso Selatan
Kabupaten Poso
46

B. PEMBAHASAN

1. Proses Pencatatan dan pengumpulan data dalam pelaksanaan SP2TP

a. Rizka Fadilah Tahun 2020

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rizka Fadilah pada

Tahun 2020 dengan judul penelitian “Analisis pelaksanaan Sistem

Pencatatam dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas

Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal” menjelaskan bahwa proses

pencatatan di Puskesmas Mandailing dilakukan oleh masing-masing

Petugas pemegang Program dengan mencatat semua kegiatan yang

dilakukan didalam gedung Puskesmas yaitu pencatatan diloket dengan

menggunakan RKK termasuk kartu status, register kunjungan, kartu

KB, dan register nomor indeks serta penambahan catatan pada

layanan yang dituju sudah dilkukan petugas loket dan layanan.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya hasil wawancara yang didapat

dari informan sebagai berikut:

“Pencatatan yang dilakukan oleh para petugas masing-masing

program dalam membuat laporan bulanan setiap bulannya

(Informan I)”

Dan dalam pelaksanaannya masih dilakukan secara manual

karena keterbatasan sarana penunjang. Sehingga diperoleh kenyataan


47

bahwa Pencatatn yang dilakukan oleh Puskesmas ini masih belum

lengkap karena ditemukannya beberapa kolom yang tidak diisi seperti:

1) Data kesakitan : penyakit bakteri, penyakit virus, penyakit karena

arthoropoda, penyakit kelamin, penyakit infeksi, penyakit

sususnan syaraf, penyakit saluran pernapasan kecelakaan dan

keracunan

2) Data Gizi dan KIA : jumlah anak balita yang mendapatkan vit. A,

jumlah ibu nifas dapat vit.A, jumlah ibu hamil dapat obat tambah

darah, jumlah balita dapat syrup tambah darah, jumlah bumil dapat

kapsul yodiu,. Jumlah penduduk yang mendapat kapsul yodium,

jumlah WUS dll

3) Data kegiatan Puskesmas : data rawat tinggal, kegiatan perawatan

kesehatan masyarakat.

4) Lampiran data LB-2 tidak ada

Berdasarkan hal ini peneliti menyimpulkan bahwa pencatatan

masih dilakukan secara manual oleh masing-masing pemegang

program/petugas, sehingga menyebabkan terjadikan kekosongan

dalam beberapa data seperti data kesakitan, data Giziz dan KIA, data

kegiatan Puskesmas dan bahwan Lampiran data LB-2 tidak ada karna

kurangnya komunikasi antar penanggung jawab SP2TP di Puskesmas

dan penanggung jawab LB-2.


48

Pencatatan yang masih manual ini juga memperlambat proses

pelaporan SP2TP apalagi dizaman modern seperti sekarang ini akan

lebih efektif jika pencatatan dan pelaporan dilakukan menggunakan

teknologi yang lebih modern dan canggih,

b. Annisa Novita Sary Tahun 2020

Dari hasil penelitian yang dilakukan A.N Sary terhadap Proses

Pencatatan di Puskesmas kabupaten Pasamanan Barat yaitu :

Proses pengelolahan data SP2TP masih dilakukan secara manual oleh

masing-masing petugas penananggung jawab program. Sehingga hal

tersebut juga menimbulkan adanya ketidaklenglapan dalam pengisisan

formulir pencatatan. Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan :

“Kalau untuk pencatatan masih dilakukan secara manual

dengan alat tulis seperti pulpun dan blangko kertas yang sudah

disediakan ada juga mengetik jika memiliki fasilitas pribadi

seperti laptop”

Dalam jurnal yang dilakukan oleh Annisa Novita Sary ini

diperoleh kesimpulan yang serupa dengan jurnal penelitian

sebelumnya yaitu; Proses pengelolahan data SP2TP masih dilakukan

secara manual oleh masing-masing petugas penanggung jawab

sehingga hal sama seperti ketidaklengkapan data juga terjadi pada

jurnal penelitian kedua ini.


49

c. Laura Suciono Tahun 2018

Dari review yang dilakukan pada jurnal penelitian L. Suciono

pada Puskesmas di Kota Padang. Pencatatan kegitannya meliputi

kegiatan Puskesmas baik didalam dan diluar gedung Puskesmas dan

dari hasil penelitiam diketahui bahwa pencatatan di 11 Puskesmas

Kota Padang pada umumnya masih belum sesuai dengan pedoman

SP2TP. karena pencatatan yang dilakukan masih memiliki banyak

data kosong yang tidak isi untuk direkap.

Hal ini disebabkan adanya kegiatan yang tidak dilakukan

Puskesmas dan juga tidak tersedianya penderita pada formulir data

kesakitan yang kosong. Selain itu, juga karena terlambatnya laporan

data yang diterima Puskesmas dari Pustu.

Pencatatan juga dilakukan oleh masing-masing penanggung

jawab program tanpa melihat latar belakang pendidikan dari petugas

Dan rata-rata pencatatan yang dilakukan setiap Puskesmas masih

Manual karena belum tersedianya Komputer yang memadai

Tidak berbeda jauh dengan jurnal-jurnal sebelumnya data yang

dihasilkan dalam penelitian ini juga tidak lengkap dan banyak

mengalami kekosongan, hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas

pendukung yang kurang memadai.

Pencatatan SP2TP ini juga dilakukan oleh masing-masing

penanggung jawab program.


50

d. Rahman Ade Ghaniy Tahun 2018

Dari penelitian yang dilakukan oleh R.A Ghaniy diketahui

bahwa pencatatan yang dilakukan oleh Puskesmas Suka merindu ini

memiliki Standar Operasional Prosedur, kegiatan program dicatat

menggunakan buku register setiap harinya kemudian diakhir bulan

direkap untuk dijadikan laporan bulanan dan laporan tahunan dengan

menggunakan formulir yang sudah ditentukan.

Dari hasil tersebut diketahui bahwa pencatatan yang dilakukan

oleh Puskesmas masih dilakukan secara manual dikarenakan

kurangnya fasilitas komputer.

e. Naimatussadah Lubis Tahun 2017

Dari hasil penelitian dan wawancara diketahui bahwa

pencatatan Laporan Bulanan SP2TP di Puskesmas Terjun di Medan

dilakukan oleh para programmer di tiap-tiap unit yang ada di

Puskesmas. Semua Kegiatan dicatat kemudian dijadikan sebagai suatu

informasi berupa laporan bulanan.

itu masih terdapat beberapa kendala dalam pencatatan dan

perekapan data SP2TP yaitu kurangnya fasilitas pendukung sehingga

menyebab keterlambatan serta masih banyaknya kekosongan yang

ditemukan pada formulir pencatatann sehingga menyulitkan saat

perekapan data yang menyebabkan ketidakakuratan data.

Adapun beberapa bukti wawamcara dengan beberapa informan yaitu:


51

“ Sumber data di dapat dari dalam gedung Puskesmas berupa

data kunjungan Puskesmas, Register kunjungan, dan diagnosa

penyakit, kartu KB, dan Kartu status dan data yang didapat di

luar gedung Puskesmas diperoleh dari Pustu setiap bulannya

mereka melaporkan kegiatannya ke Puskesmas Terjun dengan

cara pihak pustu dating ke Puskesmas terjun unutk

memberikan laporan ke petugas masing-masing program dan

untuk kendalanya yaitu lamanya data laporan yang dikirimkan

Pustu ke Puskesmas sehingga menyebabkan petugas terlambat

merekapitulasi data laporan tersebut (Informan 2)”

Dalam jurnal ini disebutkan bahwa fasilitas pendukung SP2TP juga

kurang memadai sehingga tentunya pencatatan masih dilakukan

secara manual yang menyebabkan kekosoangan data dalam beberapa

laporan. Selain itu juga diketahui bahwa ketidaklengkapan,

keakuratan serta keterlambatan data dipengaruhi oleh terlambatnya

pelaporan yang masuk dan Pustu dan bidan desa yang sering telat

sehingga menghambat proses pengimputan data

f. Ulya Amila Rahmah Tahun 2019

Dalam jurnal penelitian yang dilakuan U.A Rahma pada

Tahun 2019 dengan Judul “Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan

dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Mulyorejo

Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”. diketahui bahwa


52

pencatatan yang dilakukan oleh Puskesmas Mulyorejo adalah dengan

mencatat kegiatan Pokok Puskesmas yang dilakukan didalam gedung

dan diluar gedung Puskesmas.

Lalu, dari hasil wawancara mengenai pencatatan dan

pengumpulan data menurut informan 3,4,5,6,7,8,9, dan 10

disimpulkan bahwa Proses pencatatan dan pengumpulan data

didapatkan dari level terendah yaitu dari bidan desa, petugas Pustu

dan hasil pemantauan langsung dilapangan yang dilaksanakan dari

tiap-tiap unit program dan bidan desa mencatat kedalam buku register

terlebih dahulu sebelum menyalinnya kembali didalam formulir yag

telah diberikan oleh tiap unit program. Adapun ketentuan waktu

pengumpulan laporan ke penanggung jawab yaitu sekital tanggal 25-

20 sebelum minilokakarya.,

Ada juga kendala yang dihadapi yaitu seringnya keterlambatan

pengumpulan data karena lamanya pelaporan data dari level terendah

yaitu dari bidan desa dan pustu.

Jurnal ini pun memliki kesimpulan yang yang ridak jauh

berbeda dengan jurnal sebelumnya yaitu, pencatatn masih manual dan

terlambatnya pelaporan data dari pustu dan bidan desa,

g. Linda Handayuni Tahun 2019

Menurut hasil penelitan yang dilakukan L.Handayuni di

Puskesmas Nanggalo Padan pencatatan SP2TP masih dilakukan


53

secara manual oleh petugas disetiap poli lalu dari hasil pencatatan

tersebut rekap dan dikumpulkan ke Koordinator SP2TP untuk

diperiksa jika laporan sudah lengkap akan dikirim ke dinas kesehatan

kota paling lama tanggal 2. Dan untuk sarana yang digunakan unutk

melakukan pencatatan ini masih belum tersedia seperti komputer dll

Yang bisa peneliti simpulkan dari jurnal ini adalah fasilitas

seperti komputer bahkan belum disediakan sama sekali hal ini

mungkin disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah daerah

setepat/pusat, dengan demikian pencatatan yang dilakukan masih

secara manual.

h. Tiur Mada Lumban Gaol Tahun 2020

Penelitian tentang “Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi

Puskesmas Pada Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas di Puskesmas Salak Kabupaten Pakpak Bharat”

menjrlaskan bahwa pencatatan dan proses pengumpulan data

dilakukan oleh sumber data (pustu dan bidan desa) kepada masing-

masing pemegang program, kemudian diserahkan langsung ke

petugas SP2TP Puskesmas berupa laporan.

Dan pencatatan SP2TP di Puskesmas Pakpak Bharat sudah

bisa dikatakan baik karena dari hasil wawancara yang dilakukan

diketahui bahwa data dan pencatatan sudah diisi dengan benar dan

lengkap
54

Adapun hasil wawancara yang mendukung pernyataan diatas yaitu:

“kan kita udah ada format-format di setiap laporan untuk diisi, jadi

lebih mudah dilihat lengkap atau tidaknya”

“dari laporan yang saya terima, terkadang data yang terisi

lengkap kadang juga tidak lengkap. Tetapi, saya selalu

menghimbau bahwasanya data yang diisi dan dilaporakan

harus benar”

Selain itu keakuratan dari pelaporan ini juga sudah akurat atau

tepat karena didapat dari sumber yang tepat dengan cara perngisian

formulir yang tepat

Berikut adalah hasil wawancara terkait keakuratan:

“kalau dibilang akurat si ya akurat. Karena sudah diisi oleh

mereka yang diberi tanggung jawab dan susdah sesuai dengan

formulir yang diberikan”

Hanya saja untuk ketepatan waktunya belum bisa dikatakan

sempurna karena masih sering terjadi keterlambatan dalam

pelaporannya.

Hal ini didukung dengan pernyataan dari narasumber yaitu:

“kadang-kadang tepat waktu tapi terkadang masih sering

mengalami keterlambatan dalam pengumpulan data

Berbeda dengan jurnal-jurnal sebelumnya peneliti menyimpulkan

bahwa jurnal penelilitia yang lakukan tiur mada ini adalah satu-
55

satunya dalam hasil penelitian memiliki kelengkapan, keakuratan data

yang baik, hanya saja untuk ketepatan waktu terkadang belum sesuai

karena lambatnya pelaporan yang masuk

i. Erwin Passapari Tahun 2018

Dalam jurnal Erwin Passapari yang berjudul “Evaluasi

Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas SP2TP di Puskesmas Kawua Kecamatan Poso Selatan

Kabupaten Poso” terkait pencatatan yang dilakukan oleh petugas atau

programmer ditiap-tiap bidang. Mereka yang bertugas merekap

kagiatan setiap bulan dan rutin setelah diberikan ke koordinator

SP2TP dan koordinator lalu mengecek serta menyetorkan laporan

bulanan ke pihak Dinas Kesehatan Kota Poso.

Untuk sarana dan prasarana yang digunakan untuk menginput

data dalam pencatatan ini masih kurang sehingga menyulitkan

programmer dalam menginput data dan terpaksa menggunakan cara

manua sehingga memakan waktu yang lebih banyak

Berdasarkan pembahasan dari 9 jurnal diatas dapat

diasumsikan bahwa hanya 1 dari 9 jurnal yang ditinjau memiliki

pencatatan yang lengkap dan akurat, dan sisanya tidak lengkap hal

tersebut disebabkan oleh lambatnya pelaporan dari Pustu dan Bidan

Desa. Selain itu keterbatasan dan kurangnya fasilitas penunjang

SP2TP seperti komputer juga memeperlambat proses pencatatan,


56

karena sebagian besar Puskesmas masih melakukan pencatatan secara

manual dengan alat seadanya.

2. Pelaporan data dalam pelaksanaan SP2TP

a. Rizka Fadilah 2020

setelah ditinjau penelitian yang dilakukan R.Fadillah ini

diketahui dalam perekapan pelaporan SP2TP dilkukan oleh petugas

masing-masing program dan untuk sumber datanya diperoleh dari

dalam dan luar gedung Puskesmas.

Pelaksana kegiatan program menerima laporan dari luar

puskesmas seperti Pustu paling lama Tanggal 3 setiap bulannya dan

pelaksana kegiatan mengirimkan hasil rekapannya ke Koordinator

SP2TP paling lambat setiap Tanggal 5 setiap bulan dan setiap

bulannya laporan yang diterima sudah sesuai yaitu berisikan LB-1,

LB-2, LB-3, dan LB-4 tapi untuk LB-2 pelaporannya tidak pernah

diterima oleh pihak koordinator SP2TP dikarenakan petugas program

obat-obatan tidak pernah memberikan laporannya kepada koordinator

dipuskesmas dan langsung mengirimkannya ke Dinas Kesehatan

Kabupaten Mandailing Natal.

Akan tetapi adapun kendala yang ditemui yaitu terlambatnya

pelaporan data yang masuk dari pustu ke pelaksana kegiatan sehingga

mengakibakan terlambatnya perekapan data dan berpengaruh terhadap

kelengkapan dan keakuratan data karena untuk mengejar waktu


57

pelaporan ke Dinas Kesehatan data yang belum siap dimasukkan ke

data yang sama dengan bulan sebelumnya. Pengantaran laporan ke

dinas juga masih menggunakan sarana milik pribadi petugas tanpa

dibiayai dari Puskesmas.

b. Annisa Novita Sary Tahun 2020

Dari hasil wawancara yang dilakukan AN. Sary dengan

informan diketahui bahwa pelaporan SP2TP ke dinas kesehatan

dilakukan dan dilaporkan sebelum tanggal 20 setiap bulannya oleh

koordinator SP2TP dan pelaporan di Dinas Kesehatan dilakukan Oleh

para pemegang program atau kepala seksi masing-masing dan

pelaporan puskesmas dibuat oleh masing-masing penanggung jawab

program yang kemudian dikumpulkan ke koordinator SP2TP untuk

dilaporkan ke Dinkes

Dari hasil penelitian yang dilkukan terhadap Puskesmas di

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat diketahui bahwa dalam

pelaporannya masih sering terjadi keterlambatan dari waktu yang

ditentukan hal ini disebabkan karena adanya keterlambatan

penginputan data yang dilakukan oleh Puskesmas dan hal tersebut

mengakibatkan terjadinya ketidaklengkapan dan ketidakakuratan data

pelaporan SP2TP dan pengantaran laporan SP2TP juga tidak

difasilitasi kendaraan dari Puskesmas sehingga petugas yang


58

mengantarkan pelaporan SP2TP harus mengantar menggunakan

kendaraan pribadi jika terjadi keterlambatan dalam pelaporannya

c. Laura Suciono Tahub 2018

Kegiatan setelah pencatatan di Puskesmas adalah pelaporan

terpadu Puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu bulan Januari

sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Kegiatan

mengumpulkan laporan SP2TP dan membuat laporan SP2TP dari

masing-masing pelaksana kegiatan kemudian melaporkan hasil

tersebut ke penanggung jawab SP2TP adalah tugas Koordinator

SP2TP. Sedangkan kegiatan melaporkan laporan bulanan dan tahunan

dilakukan oleh koordinator SP2TP .

Dari penelitian terhadap pencatatan dan pelaporan Puskesmas

diperoleh output sebagai berikut:

“Ada 11 Puskesmas menyampaikan Laporan di Dinas

Kesehatan Kota padang yang teliti ada 4 Puskesmas yang

memberikan laporan tidak tepat waktu yaitu Puskesmas N,

Puskesmas AA, Puskesmas SP, dan Puskesmas B.”

Hal tersebut terjadi diakibatkan oleh Aspek input, process, seperti

pada aspek input kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan dan

diberikan ke Puskesmas di kota Padang, kurang koordinasi anatara

Koordinator dan Petugas masing-masing Program, kurangnyya


59

pendanaan guna mendukung pelaksanaan SP2TP dan dari Aspek

process-nya yaitu pada pencatatan yang dilakukan oleh petugas

masing—masing program masih banyak mengalami ketidaklengkapan

dan kekosongan pada formulir pencatatam hal juga diakibatkan oleh

terlambatnya pelaporan data dari luar puskesmas seperti bidan desa

dan Pustu.

d. Rahman Ade Ghaniy Tahun 2020

dari peneltian yang dilakukan RA.Ghaniy ini diketahui bahwa

pelporan SP2TP di Puskesmas Sukamerindu ini memiliki kesepakatan

anatara Dinas Kesehatan dan Puskesmas bhawa Puskesma harus

mengirimkan laporannya ke Dinas Kesehatan Kota sebelum tanggal 5

setiap bulannya kemudia untuk laporan Tahunan dan profil

Puskesmas harus dikirimkan sebelum pertenghan bulan pada awal

tahun berikut.

Petugas SP2TP tidak hanya mengerjakan laporan SP2TP tetapi

juga merangkap dan membuat laporan lain yang tidak termasuk

didalam didalam SP2TP, laporan dibuat menggunakan format yang

diberikan dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu

output yang dihasilkan yaitu masih sering mengalami

ketidaklengkapan data, ketidakuratan data serta keterlambatan

pelaporan SP2TP hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas memadai

dalam mendukung proses pelaksanaan SP2TP , focus pelaksana ataun


60

petugas SP2TP yang terbagi-bagi karena tidak hanya membuat

pelaporan SP2TP saja, tidak adnya alur mekanisme SP2TP di

Puskesmas Sukamerindu dan tidak adanya pendanaan guna untuk

memperbaiki pengelolaan dan mekanisme SP2TP.

e. Naimatussadah Lubis Tahun 2017

Koordinator SP2TP adalah petugas yang mengumpulkan

laporan bulanan dari masing-masing pelaksana kegiatan dan

koordinator SP2TP bertanggung jawab atas pelaksanaan SP2TP di

Puskesmas Terjun.

Data yang diperoleh dari kegiatan didalam gedung Puskesmas

didapatkan dari penanggung jawab program di Puskesmas dan dari

kunjungan paien ke Puskesmas dan data lainnya, sedangkan data yang

diluar Puskesmas di Peroleh dari Pustu dan Posyandu

Pengerjaan laporan ini masih dilakukan secara manual karena

belum lengkapnya sarana dan prasarana pendukung SP2TP di

Puskesmas Terjun. Adapun target waktu pencapaian dalam

pengolahan SP2TP yang dimulai dari jengjang pelayanan kesehatan

tingkat Desa (Pustu, Polindes dan poskendes) sampai ke Puskesmas

dan dari Puskesmas sampai ke Dinas Kesehatan Kota dengan

ketentuaan paling lambat setiap tanggal 10 bulan berikutnya untuk

laporan bulanan dan laporan tahun paling lambat tanggal 31 januari

pada tahun berikutnya.


61

Dari hasil penelitian diatas diketahui output dari pelaporan

SP2TP di Puskesmas Terjun ini masih mengalami keterlambatan

pelaporan dikarena pengerjaan masih dilakukan secara manual dan

data yang dihasilkan tidak lengkap dan tidak akurat karena tidak

tersedianya pedoman mengenai pelaksanaan SP2TP selain itu

ketidaklengkapan juga dipengaruhi oleh tidak isinya formulir

pencatatan dengan benar.

f. Ulya Amilah Rahma Tahun 2019

Pelaksanaan dan pelaporan di Puskesmas Mulyorejo maish

dilakukan secara manual dengan mengisi formulir pelaporan yang

diberikan dari Dinas Kesehatan belum online.

Data pelaporan didapat dari level terendah yaitu bidan desa

daan pustu serta hasil pemantauan langsung di lapangan yang

dilaksanakan setiap unit program, kemudia bidan desa mencatat

kedalam buku register terlebih dahulu sebelum menyalinnya kedalam

formulir pencatatan yang sudadh diberikan oleh tiap petuagas

program untuk nanti dilaporkan ke setiap penanggung jawab program.

Ketentuan waktu pengumpulan laporan ke penanggung jawab sekitar

tanggal 25-30 sebelum minilokakarya. Setelah terkumpul barulah

penanggung jawab program mengisi formulir pelaporan yang sudah

diberikan Koordinator SP2TP


62

Dari hasil penelitian diatas adapun output yang dihasilkan dari

proses pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Mulyorejo yaitu

kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan SP2TP

seperti Komputer yang cukup, aplikasi khusus SP2TP, internet, buku

pedoman, kendaraan dll, adapun adari segi SDM kurangnya tenaga

dari rekam medis untuk menangani SP2TP serta kurangnya pelatihan

yang diberikan kepada pelaksana SP2TP, untuk pencatatan juga masih

banyak yang tidak lengkap karena terlambatnya pelaporan yang

masuk dari level terbawah sehingga memperlambat kerja petugas

SP2TP dalam merekapitulasi data. Pelaporan SP2TP ke Dinas

Kesehatan juga masih mengalami keterlambatan karena kurangnya hal

seperti diatas.

g. Linda Handayuni Tahun 2019

Untuk pelaporan di kumpulkan ke Koordinator SP2TP setelah

direkap program per poli dan diperiksa, laporan yang sudah lengkap

akan di kirim ke dinas kesehatan kota paling lambat tanggal 2 setiap

bulan

Pelaporan di Puskesmas Nanggalo masih dilakukan secara

manual walaupun di Puskesmas Nanggalo sudah memiliki e-

Puskesmas tapi fasilitas komputer yang dimiliki masih kurang.

Sehingga menyebabkan kurang lengkap dan akuratnya hasil pelaporan

SP2TP di Puskesmas Nanggalo serta keterlambatan pelaporan juga di


63

sebabkan hal tersebut dan pengantaran laporannya masiih

menggunakan fasilitas milik pribadi karena tidak adanya pendanaan

khusus untuk SP2TP

h. Tiur Mada Lumban Gaol Tahun 2020

Di Puskesmas Salak untuk pengelolaan datanya sudah

menggunakan komputer dengan didukung peralatan yang sudah

modern dengan alur pelaporan yairu:

Pencatatan dan pelaporan dari level terendah seperti bidan

desa dan pustu diserahkan ke Koordinator bidan desa di Puskesmas,

lalu dari koordinator bidan desa tersebut menyerahkan ke masing-

masing penanggung jawab program untuk direkap pelaporannya fdan

diserahkan lagi ke petugas SP2TP untuk diberikan kepada

Koordinator SP2TP yang harus diserahkan ke Dinas kesehatan

sebelum tanggal 5 setiap bulannya.

Output dari pencatatan dan pelaporan diatas adalah sudah

lengkap dan akuratnya data pelaporan yang didukung dengan fasilitas

dan metode penginputan yang sudah modern atau dilakukan secara

online, hanya saja masih terjadi keterlambatan waktu pengiriman

laporan hal ini disebabkan oleh lamanya pelaporan dari bidan desa

yang mengakibatkan kerja petugas menjadi lebih lama

i. Erwin Passapari Tahun 2018


64

Hasil penelitian yang dilakukan Erwin Passapari di Puskesmas

Kawua adalah pelaporan dilkuakan oleh programmer dan dilaporkan

laporannya ke bagian tata usaha Puskesmas yang selanjutnya yang

berkewajiban untuk melaporkan laporan bulanan ke Dinkes Kota.

Dan output yang dihasilakan adalah seringnya keterlambatan

karena programmer sering terlambat untuk menyetorkan laporan ke

tata usaha sehingga programmer sendirilah yang harus mengantar

pelaporan SP2TP langsung ke Puskesmas. Untuk data yang dihasilkan

masih kurang lengkap dan kurang akurat hal ini disebabkan karena

pengisian dilakukan oleh programmer dantidak memiliki kordinator

SP2TP atau dengan kata lain mekanisme pelaporan di SP2TP bisa

dikatakan masih sangat buruk.

Dari 9 jurnal yang peneliti review mengenal pelaporan SP2TP nya semuanya

memiliki alur yang sama yaitu pelaporan dilakukan dari yang terbawah

(Pustu, bidan desa dll) dan semuanya mengalami keterlambatan dalam proses

pelaporan baik dari pustu/bidan desa ke Puskesmas dan dari Puskesmas ke

SP2TP.
65

3. Faktor penghambat pelaksanaan SP2TP

Dari Sembilan jurnal yang telah di review diperoleh beberapa

kesimpulan mengenai faktor atau masalah apa asaja yang menyebabkan

ketidaklengkapan, ketidakakuratan dan tidak tepatnya waktu pelaporan

yang terbagi menjadi 2 aspek yaitu:

a. Aspek Input

Faktor utama yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan

SP2TP adalah dari apek input seperti yang sudah dibahas dari

kesembilan jurnal diatas bahwa masalah utama dalam proses

pelaksanaan SP2TP adalah kurangnya sarana dan prasaran.

Fasilitas komputer, printer, internet, kendaraan, buku pedoman,

serta pendanaan khusus penunjang SP2TP masih kurang bahkan

belum ada.

Fasilitas komputer, internet, buku pedoman yang masih kurang

berpengaruh terhadap lamanya proses pencatatan dan pelaporan

serta tidak sistematismya pelaksanaan SP2TP karena tidak ada

buku pedoman.

Lalu dari segi SDM dari Sembilan jurnal yang direvie

diketahui bahwa rata-rata koordinator SP2TP berasal dari tata

usaha dan berlatar pendidikan keperawatan tidak ada yang

memiliki latar belakang pendidikan Rekam medis atau Kesehatan


66

Masyarakat hal ini berpengaruh terhadap pengetahuan serta

kemapuan berkomunikasi yang dimiliki oleh koordinator SP2TP.

Terakhir dari pendanaan yaitu tidak ada sama sekali

pendanaan yang diberikan kepada Puskesmas khusus SP2TP

b. Aspek process

Proses juga menjadi bagian penting untuk menghasilkan output

yang bermutu sehingga dalam proses pelaksanaan SP2TP terdiri

atas 2 yaitu:

1) Pencatatan

Dari Kesembilan jurnal yang direview hanya satu jurnal yang

dalam pencaatatannya tidak dilakukan secara manual yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Tiur Mada Lumban Gaol di

Puskesmas Salak pada tahun 2020 . sedangkan 8 jurnal sisanya

menjelaskan bahwa semua Puskesmas yang mereka teliti

measi melakukan pencatatan secara manual.

Hal tersebut diakibatkan oleh aspek input yang sudah

dijelaskan sebelumnya. Dari hasil pencatatan inilah diketahui

bahwa rata-rata Puskesmas masih mengalami

ketidaklengkapan serta ketidakakuratan data dalam

pelaporannya
67

2) Pelaporan

Untuk pelaporan dari 9 jurnal yang dilakukan review

semua mengalami keterlambatan dalam pelaporan SP2TP ke

Dinkes sesuai waktu yang telah ditentukan terkait hal ini juga

disebabkan oleh ketidaklengkapan data serta lamanya

pelaporan data dari level terendah seperti bidan desa dan Pustu

sehingga menghambat kerja petugas dalam merekapitulasi

data dan dari 9 jurnal hanya 1 jurnal yang dalam penelitiannya

menyatakan bahwa pelaporan SP2TP-nya lengkap dan akurat

sedangkan delapan sisanya menyatakan tidak lengkap.

Dari 9 jurnal yang sudah dibahas peneliti simpulkan bahwa faktor

penyebab tidak lengkap, tidak akuratnya data disebabkan oleh kurangnya

fasilitas pendukung seperti komputer, sehingga menyebabkan proses

penginputan data lama karna masih dikerjakan secara manual, selain itu

seringnya formulir tidak diisi lengkap atau dibiarkan kosong oleh

petugas, lambatnya pelaporan data dari Pustu dan bidan desa juga

berpengaruh karna menghambat proses penginputan dan perekapan data

sehingga dari hal inilah keterlambatan pelaporan SP2TP ke Dinas

Kesehatan setempat.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis Literature Review dari 9 penelitian diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil review yang dilakukan terhadap 9 jurnal penelitian dengan lokasi

Puskesmas yang berbeda diketahui bahwa hanya 1 jurnal penelitian dari

Tiur Mada yang memiliki output lengkap, dan akurat dalam pelaporan

SP2TP dan 8 sisanya belum mencapai target

2. Dari 9 jurnal diketahui hanya 1 Puskesmas yang meiliki fasilitas yang

memadai

3. Hampir semua Puskesmas melakukan pencatatan secara manual yang

menyebabkan keterlambatan dalam Penginputan dan pelaporan.

4. Pelaksanaan SP2TP disetiap Puskesmas sama yaitu berawal dari level

terendah baik dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas

5. Kurangnya perhatian pemetintah dalam memenuhi kebutuhan dari

fasilitas pelayanan kesehatan dengan tidak memberikan dana dan fasilitas

yang memadai.

B. SARAN

Dari hasil penelitian dan kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa SP2TP

dalam pelaksanaannya masih belum optimal dan belum menghasilkan output

68
yang diharapkan oleh sebab itu peneliti ingin memberikan beberapa saran dan

solusi untuk mengatasi permasalahan diatas sebagai berikut:

1. Perlu adanya perhatian khusus dari Pemerintah Pusat mengenai

pelaksanaan SP2TP

2. Dibuatkan proposal dari Puskesmas ke Dinkes Pusat agar fasilitas

pendukung SP2TP dapat segera dialokasikan ke Puskesmas yang belum

memiliki fasilitas yang memadai

3. Perlu adanya pelatihan SP2TP yang diberikan kepada koordinator SP2TP

atau pelaksana SP2TP terutama yang tidak memiliki latar pendidikan

rekam medis dan kesehatan masyarakat

4. Perekrutan tenaga rekam medis atau kesehatan masyarakat guna

mendukung pelaksanaan SP2TP yang baik.

5. Dibuatkannya aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas atau

SP2TP dari Dinkes atau Pemerintah Pusat agar pencatatan dan pelaporan

SP2TP tidak dilakukan secara manual

6. Perlunya dilakukan evaluasi setiap bulan untuk mengetahui dimana

kekurangan dari SP2TP

7. Untuk peneliti sebelumnya dalam melakukan penelitian sebaiknya tidak

hanya melakukan pengumpulan data melalui hasil wawancara dengan

Informan terkait tapi seharusnya juga turun langsung untuk mengecek

bagaiaman proses pencatatan dan pelaporan SP2TP dilapangan dengan

menggunakan sampel data-data yang terkait dengan pelaporan SP2TP.dan


sebaiknya dalam penelitian tersebut ditambahkan Analisis SWOT seperti

penelitian yang dilakukan Rahman Ade Ghaniy umtuk mengetahui

kelemahan dan kelebihan dari manajemen Puskesmas.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1997. Petunjuk Pengolahan dan Pemanfaatan Data SP2TP. Jakarta

Fadila, R. 2017. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu


Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal
Tahun 2017. Skripsi. Medan. Fakultas Kesehtana Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.

Ganie, D. 2017 . Pengaruh Disiplin Kerja dan Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site. Jurnal
Stiem Tanjung Redep (online), Vol 1, No 1,
(http://jurnal.stiemtanjungredeb.ac.id/index.php/camjournal/article/view/84,
diakses 30 Agustus 2020)

Ghaniy, R.A. 2020. Analisis Penerapan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu. Visikes
Jurnal Kesehatan Masyarakat, (online), Vol 19, No 01
(http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/article/view/3764, diakses 19
Agustus 2020)

Handayuni, L. 2019. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu


Puskesmas di Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia, (online), Vol 7, No 2
(https://www.jmiki.aptirmik.or.id/index.php/jmiki/article/view/147, diakses
19 Agustus 2020)

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskemsas. Jakarta; kemenkes RI 2016.

Lumba Gaol, T.M. 2018. Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Puskesmas pada
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Salak
Kabupaten Pakpak Bharat. Skripsi. Padang, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

Manalu, Elisabeth D. 2020. Pengaruh Pelatihan Sumber Daya Manusia dan Motivasi
Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di UPT pelatihan Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara. Jurnal Inovasi Kesehatan Masyarakat (online), Vol 1, No
2, (http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JIKM/article/view/229,
diakses 30 Agustus 2020)

Mubarak. 2012. Analisis Sistem Pencatatan dan Pelaporan. Bandung

71
72

Naimatussadah, L. 2017. Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu


Puskesmas (SP2TP) di wilayah Kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2017. Skripsi. Padang. Fakultas Kesehtan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.

Pakdosen.co.id, 52 pengertian Sistem Menurut Para Ahli [internet]. Pengertian


Sistem Menurut Para Ahli, 7 Juli 2020 [diakses 27 Agustus 2020] dari
https://pakdosen.pengajar.co.id/pengertian-sistem-menurut-para-ahli/

Passapari, E. 2018. Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan


Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Kawua Kecamatan Poso Selatan
Kabupaten Poso. Jurnal Kolaboratif Sains, (online), Vol 1, No 1,
(http://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/jom/article/view/345, diakases 2
September 2020)

Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.


Diakses 28 Agustus 2020

Rahmah, U.A. 2019. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Mulyorejo Kecamatan Sunggal
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019. Skripsi. Medan, Fakultas Kesehatan
Mayarakat Universitas Sumatera Utara.

Saputra, Ade. 2018. Hubungan Isentif, Gaya Kepemimpinan Lingkungan Kerja


Terhadap Kinerja Tenaga Kesehatan Puskesmas Tirawuta Kabupaten
Kolaka Timur. Jurnal MJPH (online), Vol 1, No 2 , (https://mjph.stikes-
mw.ac.id/index.php/mjph/article/view/62/33, diakses 30 Agustus 2020)

Sary, A.N, 2020. Analisis Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas di Dinas Kesehatan Pasaman Barat. Jurnal Kesehatan
Media Saintika, (online), Vol 11, No 1,
(http://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/medika/article/view/528,
diakses 20 Agustus 2020)

Suciono, L. 2019. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu


Puskesmas (SP2TP) di Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan
Andalas, (online). Vol 8, No 3,
(http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/1059, diakses 19
Agustus 2020)

Suryani, N.D. 2013. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Provinsi NTB. Jurnal
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Daulan, (online), Vol 7
No 1, (https://www.neliti.com/publications/24960/sistem-pencatatan-dan-
73

pelaporan-terpadu-puskesmas-sp2tp-di-wilayah-dinas-kesehat, diakses 21
Agustus 2020)

Syelviani, M. 2019. Pentingnya Sarana dan Prasarana Terhadap Efisiensi Kerja


Pegawai Puskesmas Teluk Pinang. Jurnal Analisis Manajemen (online), Vol
5, No 2 (https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jam/article/view/888, diakses
30 Agustus 2020)

Waluyo, W. 2015. Pengelolaan Data Kerasipan Pada PT Altrak 1978 Bintaro-Jakarta


Selatan. Jurnal Sekretari Universitas Pamulang (online) , Vol 2, No 2
(http://www.openjournal.unpam.ac.id/index.php/Sekretaris/article/view/631,
diakses 27 Agustus 2020)

Wulandari, D. 2019. Analisis Sistem Pencatatan Pelaporan Puskesmas (SP3) Online


di Puskesmas Purwokerto Utara I Kabupaten Banyumas. Skripsi. Banyumas.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

ZonaReferensi.com,com, Pengertian Analisis Menurut Para Ahli dan Secara Umum


[internet]. Pengertian Analisis, 23 Februari 2020, [diakses 27 Agustus 2020]
dari https://www.zonareferensi.com/pengertian-analisis-menurut-para-ahli-
dan-secara-umum/
74

Lampiran 1
Penugasan Ujian Akhir KTI
75

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Apriliayana Ibrahim, dilahirkan di Kota Tidore Kepulauan

tepatnya di Kelurahan Ome Kecamatan Tidore Utara pada hari

Sabtu Tanggal 22 April 2000. Anak Ketiga dari 4 bersaudara

pasangan dari Ibrahim Taher dan Nurain Soleman. Peneliti

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Rum di Kecamatan Tidore Utara

Kota Tidore Kepulauan dari tahun 2005 hingga tahun 2011, pada tahun yang sama

peneliti melanjutkan penfifikan di SMP Negeri 7 Tidore Kepulauan dan tamat pada

tahun 2014 kemudian melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA

Negeri 10 Kota Tidore Kepulauan dan selesai pada tahun 2017. Pada tahun 2017

peneliti kembali melanjutkan penndidikan di Perguruan Tinggi Swasta, tepatnya di

STIKES Panakkukang Makassar dengan mengambil Program Studi D3 Rekam

Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK).

Anda mungkin juga menyukai