Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 semester, di mana trimester

kesatu 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)

Prawirohardjo, 2018:213).

Pada umumnya 80 - 90% kehamilan akan berlangsung normal dan

hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang

menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara

mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung

secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya

selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya

gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil

(Saifuddin, 2018)

1
World Health Organization (WHO) juga menjelaskan tentang definisi,

pregnancy atau kehamilan adalah proses sembilan bulan atau lebih di mana

seorang perempuan membawa embrio dan janin yang sedang berkembang di

dalam rahimnya

Cakupan K1 ibu hamil di Kabupaten Muara Enim tahun 2017 cakupan

kunjungan K1 menurun menjadi 95,5%. Namun capaian ini masih melebihi

target kabupaten (90%). Cakupan K1 ibu hamil yang tidak mencapai 90%

kunjungan yaitu pada wilayah puskesmas Muara Emburung Kecamatan

Rambang Dangku (83,9%) Profil Kesehatan Muara Enim, 2017).

Berdasarkan data dari Praktik Mandiri Bidan Yuyun yuniarti Kabupaten

Muara Enim, terdapat 2.157 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pada tahun

2020, dengan cakupan pelayanan K1 sebanyak 100 orang (86%) dan cakupan K4

sebanyak 122 orang (93,33%). (Medical Record PMB Yuyu Yuniarti 2022)

Berdasarkan data yang didapatkan dari Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia pada Tahun 2018 terdapat 90,32% persalinan yang ditolong tenaga

kesehatan. Sementara ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh

tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 86,28%. Dengan

demikian masih terdapat sekitar 16% persalinan yang ditolong tenaga kesehatan

namun tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Secara nasional,

2
indikator PF telah memenuhi target Renstra yang sebesar 82% Kemenkes RI,

2019).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan

tahun 2017 Persentase Persalinan Tenaga Kesehatan yang ada di Sumatera

Selatan Tahun 2017 sebesar 93,11%, yang tertinggi di Kota Palembang sebesar

99,2%, (Dinkes Provinsi Sumsel, 2019).

Kemudian, selain itu pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan

minimal tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai

dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28

pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan.

Jenis pelayanan kesehatanibu nifas yang diberikan terdiri dari: pemeriksaan tanda

vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu); pemeriksaan tinggi puncak rahim

(fundus uteri); pemeriksaan lokhea dan cairan per vaginam lain; pemeriksaan

payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif; pemberian komunikasi,

informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk

keluarga berencana pasca persalinan; pelayanan keluarga berencana pasca

persalinan (Kemenkes RI, 2019).

Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia berdasarkan data yang

didapatkan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Tahun 2018

menunjukkan kecenderungan peningkatan dari 17,9% pada tahun 2008 menjadi

85,92% pada tahun 2018. Provinsi DKI Jakarta memiliki capaian kunjungan

nifas lengkap (KF3) tertinggi yang diikuti oleh Jawa Barat dan Bali. Sedangkan

3
provinsi dengan cakupan kunjungan nifas terendah yaitu Papua, Papua Barat, dan

Maluku. Dari 34 provinsi yang melaporkan data kunjungan nifas, hampir 60%

provinsi di Indonesia telah mencapai KF3 80% (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Suma-

tera Selatan Tahun 2018 yaitu cakupan pelayanan nifas di Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2018 sebesar 89,2 % (Dinkes Provinsi Sumsel, 2019)Berdasarkan

data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Muara Enim Tahun 2018 yaitu

cakupan pelayanan nifas di Muara Enim Tahun 2018 mencapai 97,43 % sudah

memenuhi target pelayanan minimum yaitu 90%. (Dinkes Muara Enim, 2019)

Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada

kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin

tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.

Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-

7 hari, dan umur 8-28 hari (Kemenkes RI, 2019). Hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per

1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup. Indikator yang

menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko

kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir adalah cakupan

Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1. Pelayanan dalam kunjungan ini

(Manajemen Terpadu Balita Muda) antara lain meliputi termasuk konseling

4
perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan

Hepatitis B0 injeksi (bila belum diberikan) (Kemenkes RI, 2019).

Cakupan kunjungan neonatus di Muara Enim Tahun 2018 berdasarkan

data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Muara Enik Tahun 2018 yaitu untuk

KN 1 mencapai 95%, sedangkan KN lengkap sebesar 93,9%. (44,7%) (Dinkes

Muara Enim, 2019). Berdasarkan data dari Praktik Mandiri Bidan Yuniari tidak

didapati Angka Kematian Bayi , persalinan dan angka kematian ibu nifas (Profil

Kesehatan PMB Yuyun Yuniarti Muara Enim, 2022).

Mengingat hal tersebut maka, salah satu upaya yang dapat dilakukan

bidan dalam menekan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yakni

melakukan asuhan secara komprehensif. Asuhan komprehensif adalah asuhan

yang diberikan secara berkesinambungan mulai dari antenatal, intranatal,

postnatal, bayi baru lahir dan nifas yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini

apabila terjadi komplikasi dan segera menanganinya, agar angka kematian ibu

dan bayi dapat ditekan. Sehingga diharapkan dengan adanya asuhan

komprehensif tersebut dapat membantu meminimalkan dan mendeteksi secara

dini adanya komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas maupun bayi baru

lahir.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun

proposal laporan tugas akhir dengan melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan

(Continuity of care) dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

5
Ny. “L” di Praktik Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun

2022”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “L” di Praktik

Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny. “L” dari kehamilan, bersalin, nifas, dan neonatus. di Praktik Mandiri

BidanYuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. “L” di

Praktik Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. “L” di

Praktik Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022

c. Mahasiswa dapat menetapkan analisis data pada Ny. “L” di Praktik

Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022

d. Mahasiswa dapat memberikan penatalaksanaan pada Ny. “L” di Praktik

Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

6
Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk

menambah wawassan tentang Asuhan Kebidanan berkesinambungan pada Ibu

hamil, bersalin, nifas, dan neonatus.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Penulis

Penulisan laporan studi kasus ini sebagai sarana belajar komprehensif

bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu teori yang diperoleh selama

pekuliahan dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan serta

mengaplikasikannya dengan praktik lapangan.

b. Institusi

Hasil studi kasus ini dapat di manfaatkan sebagai masukkan dalam

pemberian asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas maupun

neonatus di Praktik Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022

c. Manfaat bagi Profesi Bidan

Sebagai sumbangan Teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas maupun neonatus di

Praktik Mandiri Bidan Yuyun Yuniarti Muara Enim Tahun 2022

Manfaat bagi Klien dan masyarakat

7
Agar klien dan masyarakat dapat melakukan deteksi dari penyulit yang

mungkin timbul pada masa hamil, bersalin, nifas, maupun neonatus sehingga

memungkinkan segera mencari pertolongan untuk mendapatkan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai