Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

NEUBORN ESENSIAL

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS


DOSEN PENGAMPU : NANI ZULFIKAR,S.Kep.Ns,M.Kes

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3


1. DOLI AMON FERNANDO SIRAIT
2. EVI ERA WATI
3. FIRDA MARIANTIKA NAINGGOLAN
4. FISIEN MINEL BR PINEM
5. FITRI WULAN DARI
6. MARCELINA WUNDIYANI FARWAS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. Bayi tersebut memerlukan penyesuaian fisiologis

berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke

kehidupan ekstrauterine) dan toleransi bagi bayi baru lahir untuk dapat hidup

dengan baik (Marmi dan Rahardjo, 2015).

Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan RI (2017) Neonatus adalah

bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari yang pada masa tersebut terjadi

perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi

pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang dari

satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan

kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul.

Menurut Maryunani (2008) Hari sesudah bayi lahir sangat penting karena

keadaan pada hari tersebut menentukan perkembangan selanjutnya. Pada masa

ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan,

dan inilah yang diperlukan untuk kehidupan selanjutnya. Kalau saat ini gagal

atau tidak sempurna apalagi tidak dilalui dengan baik, maka kelanjutannya,

kelangsungan hidup bayi akan terancam. Risiko kematian pada jam-jam

pertama itu lebih besar daripada saat sehari sesudahnya, seminggu

sesudahnya, apalagi setahun sesudahnya. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses
persalinan juga mempunyai

peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi

pada bayi baru lahir yang cepat berlangsung adalah pada sistem pernapasan,

sistem sirkulasi, kemampuan termoregulasi dan kemampuan menghasilkan

sumber glukosa (Rukiyah, 2012). Dalam keadaannya yang terbatas, maka


individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan yang optimal. Karena

tanpa penanganan yang tepat bisa berakibat dengan fatal. Beberapa upaya

kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini di

antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan

kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.

Salah satu indikator kesehatan bangsa masih dilihat dari tinggi rendahnya

angka kematian. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak

yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan

Angka Kematian Balita (AKABA). Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia

tahun 2016 Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-

28 hari) menjadi penting, karena kematian neonatal memberi kontribusi

terhadap 59% kematian bayi. Namun, berdasarkan data terbaru dalam Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2017 Angka kematian anak dari tahun ke tahun

menunjukkan penurunan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup,

AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran

hidup. Meskipun demikian upaya kesehatan untuk mengendalikan risiko pada

kelompok ini masih harus tetap dilakukan. Karena jika kita mencermati

cakupan Kunjungan Neonatal yang merupakan salah satu indikator dari upaya kesehatan
neonatal belum mengalami perkembangan secara maksimal.

Data terbaru menurut Kementerian Kesehatan RI (2017) dalam Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2017, Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau


KN1 merupakan indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang

dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48

jam setelah lahir yang meliputi antara lain kunjungan menggunakan

pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM) termasuk konseling

perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan

Hepatitis B0 injeksi bila belum diberikan. Capaian KN1 Indonesia pada tahun

2017 sebesar 92,62% lebih tinggi dari tahun 2016 yaitu sebesar 91,14%. Capaian ini sudah
memenuhi target Renstra tahun 2017 yang sebesar 81%.

Sejumlah 23 provinsi (67,6%) yang telah memenuhi target tersebut. Provinsi

Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memenuhi target, namun jika

dicermati lebih lanjut cakupan kunjungan neonatal Provinsi Jawa Timur dari

tahun 2015 – 2017 terus mengalami penurunan. Berdasarkan Profil Kesehatan

Provinsi Jawa Timur 2016, cakupan KN Lengkap mengalami penurunan

menjadi 97,75 %. Angka ini mencapai target (97 %) tetapi mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2015. Didukung lagi berdasarkan data pada

Profil Kesehatan RI tahun 2016 cakupan KN 1 Provinsi Jawa Timur


adalah99,20% sedangkan pada profil kesehatan RI 2017 cakupan KN 1 Provinsi

Jawa Timur hanya 98,63%.

Pada studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan September

2018 di PMB Masturoh, SST Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang Provinsi

Jawa Timur periode Januari 2018 sampai September 2018 terdapat 139

persalinan dengan kondisi yang dapat berpengaruh pada keadaan BBL adalah

ketuban hijau 14,38% dan beberapa kasus yang mendukung kematian neonatal
adalah asfiksia sebesar 11,5%, tindakan resusitasi sebesar 5,75% dan

premature sebesar 1,43%. Untuk cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)

mencapai 100%. Sedangkan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkapnya mencapai

92,7 % dari 97% yang ditargetkan Dinkes Jawa Timur pada tahun 2016

hingga sekarang.

Dari fenomena di atas dengan presentase yang cukup bermakna, penulis

sebagai calon bidan tertarik untuk menerapkan salah satu peran bidan sebagai

pelaksana yaitu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, karena

menurut Marmi dan Rahardjo (2015) Asuhan tidak hanya diberikan kepada

ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun

sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses

tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan

persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang

dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan

segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian esensial asuhan BBL.
Dalam hal ini asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dilakukan melalui

metode memaksimalkan cakupan Kunjungan Neonatal (KN) dengan

kunjungan rumah di PMB Masturoh, SST Kecamatan Tajinan Kabupaten

Malang Provinsi Jawa Timur.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah, asuhan kebidanan yang diberikan ini

adalah asuhan kebidanan komprehensif pada neonatus mulai usia 0 sampai 28

hari.
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan yang paripurna pada neonatus dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada neonatus.

b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan proritas pada neonatus.

c. Mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada neonatus.

d. Menentukan kebutuhan segera pada neonatus.

e. Merencanakan asuhan kebidanan secara kontinu pada neonatus.

f. Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinu pada noenatus.

g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

neonatus.

h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

neonatus.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah wawasan penulis tentang asuhan kebidanan guna

peningkatan mutu pelayanan kebidanan.

b. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta pengembangan program di

bidang kesehatan yang mencakup kesehatan neonatus.

c. Sebagai bahan awal dalam asuhan kebidanan selanjutnya, sehingga

diharapkan dapat memberi kontribusi penting dalam menurunkan Angka


Kematian Bayi

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Dapat mempraktekkan teori yang didapat secara langsung di lapangan

dalam memberikan asuhan kebidanan pada neonatus.

b. Bagi lahan praktik

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu

pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan

secara komprehensif, dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan

ilmu yang dimiliki serta bersedia membimbing kepada mahasiswa

tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas.

c. Bagi klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan pada neonatus


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan neonatal esensial merupakan suatu pelayanan yang digunakan untuk menunjang


kesehatan bayi baru lahir yang diberikan secara adekuat meliputi pencegahan hipotermi,
perawatan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, pencegahan infeksi,
pemberian imunisasi dan deteksi dini tanda bahaya dengan ... Tujuan kunjungan
neonatal adalah untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi atau mengalami
masalah.Kematian neonatal dapat dicegah Page 3 14 dengan pelayanan minimum neonatal.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas kami selaku pnyusun makalah dapat menarik suatu
saran guna untuk perbaikan makalah ini diantaranya sebagai berikut:

1. Saran Bagi Penyusun


a. Penyusun seharusnya lebih meningkatkan koordinasi saat penyusunan materi
b. Penyusun diharapkan sudah menguasai materi sebelum presentasi
c. Penyusun lebih memperkaya sumber pustaka supaya kualitas makalah yang
dihasilkan lebih baik lagi
2. Saran Bagi Mahasiswa Perawat
a. Mahasiswa sebagai audien diharapkan dapat berperan aktif selama presentasi
maupun diskusi
b. Mahasiswa diharapkan mencoba menerapkan isi dari materi, serta dapat
mengambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mahasiswa dapat mecoba mengapilikasikan isi materi untuk meningkatkan
kualitas soft skill saat melaksanakan praktik
3. Saran Bagi Dosen Pengajar
a. Dosen mampu berkolaborasi dengan kelompok penyaji dalam pemberian materi
b. Dosen mampu memberikan materi dengan jelas dan baik agar dapat dipahami oleh
mahasiswanya
c. Dosen mampu membuat suasana yang nyaman dan tenang selama proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku saku diagnosa keperawatan. Ed. 8. Jakarta: EGC

Edisi. 3. (Revisi). 2007. Pelatihan asuhan persalinan normal-jakarta: JNPK-KR

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan-jakarta: EGC

Hanifa wiknjosastro. 2002. Ilmu kebidanan. Ed- 2. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono
prawirihardjo.

http://www.google.com//perawatan luka perineum/diakses pada hari Senin 24 November


2011 jam 12.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai