PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil penelitian bahwa diseluruh dunia terdapat kematian ibu
sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya noenatus sebesar
10.000.000 jiwa pertahun.kematian maternal bayi tersebut terjadi terutama
dinegara berkembang sebesar 99 %.WHO memperkirakan jika ibu hanya
melahirkan rata-rata bayi 3 bayi. maka kematian ibu dapat diturunkan menjadi
300.000 jiwa dan kematian nayi sebesar 5.600.000 jiwa pertahun.
Menurut WHO dinegara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian
maternal merupakan masalah besar,namun sejumlah kematian yang cukup besar
tidak diketahui. dinegara-negara maju angka kematian maternal berkisar antara 5
10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan dinegara-negara yang sedang
berkembang berkisar antara 750 1000 per 100.000 kelahiran hidup.tingkat
kematian maternal diindonesia diperkiraakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran
hidup 2.
Indonesia diantara negara ASEAN merupakan negara denagn kematian ibu
dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu.dengan perkiraan persalianan diindonesiasetiap tahunnya sekitar 5.000 .
000 jiwa, dapat dijabarkan bahwa AKI ibu sebesar 15.000 15.500 setiap
tahunnya atau terjadi setiap 30-40 menit.AKB sebesar 40/10.000 menjadi sekitar
200.000 atatau terjadi setiap 25-26 menit sekali.
Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam peningkatan sumber daya
manusia. pembangunan kesehatan yang dilakukan secara berkesinambungan
dalam tiga dekade terakhir telah berhasil menungkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara bermakna. derajat kesehatan masyarakat telah menunjukkan
perbaikan seperti dapat dilihat dari angka kematian bayi, angka kemataian ibu
melahirkan dan umur harapan hidup.
Angka kematian bayi menurun dari 46 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
1997 dan menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007).
demikian juga angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007 (SDKI 2007). sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, umur
harapan hidup meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun
pada tahun 2007. prevalesnsi gizi kurang pada balita,menurun dari 25,8% pada
akhir tahun 2003 menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007 3.
Dalam upaya pencepatan dalam penurunan angaka kematian ibu (AKI). pada
tahun 2007 telah dikembangkan program perencanaan persalian dalalm
pencegahan komplikasi (P4K) dihampir seluruh kabupaten/kota. sejalan dengan
itu kunjungan dengan antenatal care (K -1) telah mningkat dari 88,9% pada tahun
2004,menjadi 92,6% pada tahun 2007.
Kunjungan antenatal care (K-4) juga meningkat dari 77% pada tahun 2004
menjadi 81,75% pada tahun 2007. persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
meningkat dari 74,3% pada tahun 2004 menjadi 79,32% pada tahun 2007.
sedangkan kunjungan neonatal (KN) menungkat dari 21%pada tahu 2004 menjadi
85,1% pada tahun 2007.
Berdasarkan survei sosial ekonomi nasional (SUSENAS) 2008, penolong
kelahiran terakhir pada balita yang tertinggi adalah oleh bidan (53,96%) diikuti
oleh dukun sebesar (30,27%), dan dokter (12,32%), diaerah perkotaan sebagian
besar penolong persalian pertama pada ibu bersalin adalah bidan (64,28%),
kemudian oleh dokter (20,71%). berbeda dengan pedesaan dimana penolong
kelahiran terakhur pada balita oleh dukun sebesar 42,72%, sedangkan diperkotaan
hanya sebesar 13,40% 4.
berkualitas, usaha tersebut dapat dilihat dari penurunan angka kematian ibu dan
angaka kematian bayi baru lahir.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran dan pengalaman secara nyata dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, perwatan
1.2.2
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi institusi
Sebagai bahan dokumentasi, bahan perbandingan dan evaluasi dalam
pelaksanaan program studi selanjutnya.
1.3.2
1.3.3
mungkin.
Manfaat bagi pasien
Dapat lebih mengetahui dan lebih paham akan status kesehatannya
dalam masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dan
1.3.4
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KASUS
2.1 ANTE NATAL CARE (ANC )
2.1.1
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa
kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).
2.1.2
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal
pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi
badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri
dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
2.1.3
1.
Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
2.
kehamilan,
dan
tinggi.
Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Asuhan antenatal HARUS dimulai sedini mungkin.
Perencanaan Jadwal pemeriksaan berdasarkan usia kehamilan dari hari
pertama haid terakhir :
-
Sampai 28 minggu
: 4 minggu sekali
28 - 36 minggu
: 2 minggu sekali
Di atas 36 minggu
: 1 minggu sekali
untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang
ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu
hamil yang berkunjung
dengan ibu hamil tidak memberikan pelayananAnte Natal Care (ANC) sesuai
dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI,
2001:31).
a) Kunjungan ibu hamil Kl
Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama
kali pada masa kehamilan.
b) Kunjungan ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.
c) K4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat
atau lebih untuk mendapatkan pelayananAnte Natal Care (ANC) sesuai
standar yang ditetapkan dengan syarat:
1. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2. Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3. Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah
minggu ke 36).
4. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu.
2.1.5
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, kadang-kadang,
tetapi tidak selalu disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti
plasenta previa atau solutio plasenta.
b. Sakit kepala yang hebat
7
2.1.6
Tanggal Pengkajian
Waktu Pengkajian
: 16.00 wib
Tempat
S. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas Pasien
Nama Klien
: Ny.N
Umur
: 35 tahun
Umur
: 38 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMU
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
10
Alamat
: Taman Sari
Alamat
: Taman Sari
B. Keluhan Utama
Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya yang sudah semakin besar, ibu
mengatakan ini kehamilannya yang kedua dan tidak pernah mengalami
keguguran.
C. Riwayat Kehamilan Sekarang
- GPA
: G2 P1 A0
- HPHT
: 02-12-2014
- TP
: 09-08-2015
- Siklus Haid : 28 Hari
- Pergerakan janin pertama kali usia kehamilan 5 bulan
- Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir sekitar 6-7 kali
- Tanda bahaya : Tidak Ada
- Kekhawatiran : Tidak Ada
-
Imunisasi TT
TT 1
: 06 Januari 2012
TT 2
: 11 April 2013
2015
Tempat
BPS
DEWI
Usia
Jenis
Penolong
Kehamilan
Persalinan
39 Minggu
Normal
Persalinan
Bidan
DEWI
Penyulit
-
JK
LK
ANAK
BB
TB
2700
48
Keadan
Baik
HAMIL INI
: tidak ada
: tidak ada
F. Riwayat Psikososial
- Status Perkawinan
Suami yang
Istri yang
Lama pernikahan
- Respon ibu/keluarga terhadap kehamilan
: Pertama
: Pertama
: 12 Tahun
: Sangat mengharapkan
kehamilan ini
11
G. Aktivitas Sehari-hari
- Nutrisi
Pola Makan
Jenis makanan yang di konsumsi
Perubahan porsi makan
Alergi Terhadap Makanan
- Eliminasi
BAB : - Frekuensi
- kositensi
BAK : - Frekuensi
- Warna
- Pola istirahat dan tidur
Tidur malam
Tidur Ssiang
Masalah
- Kebiasaan hidup sehari-hari
Obat-obatan/jamu
alergi terhadap obat
merokok
minuman beralkohol
- Aktivitas sehari-hari
-
(masak,nyuci,nyapu)
Hubungan Seksual
Hubungan seksual dalam kehamilan
Keluhan
Personal hygine
Mandi
Ganti pakaian dalam dan luar
Iritasi Vagina
Frekuensi
: Sangat Mendukung
: Suami
: BPS Novida
: Bidan Novida
: Suami
: Sudah Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: 3-5 x sehari
: nasi, lauk pauk, sayur, ikan, buah
: Lebih Sering
: Tidak Ada
: 1x sehari
: padat
: 4-7 x sehari
: Kekuningan
: 7 jam
: 1 jam
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
:
Melakukan
pekerjaan
O. DATA OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
12
rumah
- Keadaan Umum
-
Kesadaran
TTV
Tekanan Darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
: Baik
: Composmentis
: 120/80 mmHg
: 74 x/i
: 22 x/i
: 37 oc
B. Antopometri
- Tinggi badan
- BB Sebelum hamil
- BB sekarang
- Kenaikan BB selama hamil
: 155 cm
: 55 kg
: 65 kg
: 10 kg
C. Pemeriksaan Fisik
- Kepala
Rambut
: bersih, tidak berketombe
Muka
: closma tidak ada, odema tidak ada
Mata
: conjungtiva tidak pucat,sklera tidak ikterus
Hidung
: pengeluaran tidak ada, tidak ada polip
Telinga: bersih, tidak ada serumen
Mulut
: stomatitis (-), gusi tidak ada pembengkakan,
caries (-)
- Leher
: tidak terdapat pembengkakan kelenjar thyroid, dan
-
13
Leapod I
Leapod II
: pada bagian atas teraba bulat, lunak & tidak melenting bokong
: pada bagin kanan teraba keras, panjang, memepan (punggung).
pada bagian kiri teraba bagin-bagian kecil janin (ekstremitas).
Leapod III
Leapod IV
TFU
: 25 CM
DJJ
: 138 x/i
TBJ
Ekstremitas
Telapak tangan
Refleks patela
Edema
Lila
Hidup
Presentasi kepala
MASALAH
14
Ibu merasa cemas akan kehamilannya serta deg degan memikirkan proses
persalinannya .
KEBUTUHAN
Memberikan dukungan serta support kepada ibu baik dari pihak keluarga, maupun
dari pihak tenaga kesehatan.
P. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu dan keluarga hasil Pemeriksaan saat ini.
Rasional : ibu diberi tahu agar memahami keadaannya saat ini
( TTV: TD: 120/80, N: 74 x/i, RR: 22 x/I, S: 37 oc ). Dan djj : 138
x/i.
Evaluasi
Sumber
2. Menganjurkan ibu untuk makan dengan gizi seimbang dan istirahat yang cukup
ibu di anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi,
serta minum cukup cairan.
Rasional : agar kebutuhan gizi ibu terpenuhi
Evaluasi : ibu sudah makan makanan dengan gizi seimbang
Sumber : buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal halaman N3
3. Memberikan konseling kepada ibu seputar kehamilan dan persalinan serta
memberikan support dan dukungan kepada ibu agar rasa cemas dan deg degan
yang dirasakan ibu dapat berkurang.
Rasional : agar ibu mengerti keadaanya saat ini
Evaluasi : ibu sudah mengerti keadaannya saat ini
Sumber : buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal & neonatal
halaman N3
4. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan.
Rasional : agar ibu lebih waspada akan kehamilannya
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan tahu yang di sampaikan bidan
Sumber : buku APN 2008.
15
16
Rasional : agar ibu mengetahui kapan kira-kira ia akan melahirkan dan agar
Evaluasi
Sumber
2.2
17
18
dalam batas
penyempitan.
c. Teori oksitosin internal
Dikeluarkan oleh kelenjar hipotise parst perubahan keseimbangan
estrogen dan progesterone dapat menyebabkan terjadinya Braxton hiks.
d. Teori prostaglandin
Sejak umtur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga terjadi persalinan.
e. Teori Hipotalamus-ptuitari dan Gladula Suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensepalus, sering terjadi
keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalasmus.
f. Teori berkurangnya nutrisi
Dikatakan oleh hipokrates untuk pertamakalinya. Bila nutrisi pada janin
berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
2.2.4. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
terbawah janin.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresi bertambah bisa
bercampur darah.
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
19
sedikitnya 40 detik
Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak
didapatkan cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung
jari
Serviks membuka.
membukanya
serviks
berbeda
antara
pada
20
internum dan eksternum menipis dan mendatar terjadi dalam saat yang
sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir
atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika
pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap.Bila ketuban telah pecah
sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini.Kala I
selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.Pada primigravida
kala I berlangsung kira-kira 13 14 jam,sedangkan pada multi para
berlangsung 6 7 jam.
Tindakan yang dilakukan dalam penatalaksanaan kala 1, yaitu :
a. Monitoring keadaan janin selama persalinan, meliputi
-
Kontraksi uterus
Kandung kemih
Pemeriksaan vagina
Asupan oral/intravena
Analgesia
2. Kala II
Persalinan Kala II
dan
21
22
mempercepat
kemajuan
kala
dua
persalinan
dan
23
saat
persalinan.
Posisi
berbaring
miring
ke
kiri
b.
Cara meneran
-
Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah
untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan
ke dada.
Posisi Ibu
Ibu dapat melahirkan bayinya pada posisi apapun kecuali pada
posisi berbaring telentang (supine position).Alasan: Jika ibu berbaring
terlentang maka berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta,
dll) menekan vena cava inferior ibu. Hal ini akan mengurangi pasokan
oksigen melalui sirkulasi utero-plasenter sehingga akan menyebabkan
hipoksia pada bayi. Berbaring terlentang juga akan mengganggu
kemajuan persalinan dan menyulitkan ibu untuk meneran secara efektif
-
Pencegahan Laserasi
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat
kepala dan bahu dilahirkan. Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi
dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu
dan gunakan perasat manual yang tepat (dibahas di bagian selanjutnya)
dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah terjadinya
laserasi. Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala bayi pada
diameter 5-6 cm tengah membuka vulva (crowning) karena pengendalian
kecepatan dan pengaturan diameter kepala saat melewati introitus dan
perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya robekan. Bimbing
ibu untuk meneran dan beristirahat atau bernafas dengan cepat pada
waktunya.
Di masa lalu, dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara
rutin yang tujuannya adalah untuk mencegah robekan berlebihan pada
perineum, membuat tepi luka rata sehingga mudah dilakukan penjahitan
(reparasi), mencegah penyulit atau tahanan pada kepalan dan infeksi
25
tetapi hal tersebut ternyata tidak didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang
cukup.
Episiotomi rutin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan:
a) Meningkatnya jumlah darah yang hilang dan risiko hematoma
b) Kejadian laserasi derajat tiga atau empat lebih banyak pada
episiotomi rutin dibandingkan dengan tanpa episiotomi
c) Meningkatnya nyeri pascapersalinan di daerah perineum
d) Meningkatnya risiko infeksi
Indikasi untuk melakukan episiotomi untuk mempercepat
kelahiran bayi bila didapatkan:
a) Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan
b) Penyulit kelahiran per vaginam (sungsang, distosia bahu, ekstraksi
cunam (forsep) atau ekstraksi vakum)
c) Jaringan parut pada perineum atau vagina yang memperlambat
kemajuan persalinan
d) Jika perlu dilakukan episiotomy.
-
Melahirkan Kepala
Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang
bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu dan siapkan
kain atau handuk bersih di atas perut ibu (untuk mengeringkan bayi
segera setelah lahir). Lindungi perineum dengan satu tangan (dibawah
kain bersih dan kering), ibu jari pada salah sisi perineum dan 4 jari
tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala
bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada
saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum.Alasan:
Melindungi perineum dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secara
bertahapdan hati-hati dapat mengurangi regangan berlebihan (robekan)
pada vagina dan perineum.
26
Perhatikan
perineum
pada
saat
kepala
keluar
dan
dilahirkan.Usap muka bayi dengan kain atau kasa bersih atau DTT
untuk membersihkan lendir dan darah dari mulut dan hidung bayi.
ini
menyebabkan
perlambatan
denyut
keselamatan
jiwabayi.Dengan
alasan
itu
maka
lembut,
hindari
27
a) Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat, tunggu
kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar secara spontan.
b) Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu meneran
sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu
depan melewati simfisis.
c) Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala keatas dan lateral tubuh bayi
sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.
d) Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke arah perineum
dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut.
e) Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan
posterior saat melewati perineum.
28
f) Tangan
bawah
(posterior) menopang
i) Dari
arah
telunjuk tangan
bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari tangan
lainnya.
j) Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut
bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.
k) Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi
dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa kepala bayi
tertutup dengan baik.
-
29
saat
dilakukan
pemotongan
tali
30
31
posisi
asinklitismus.yaitu
Asinklitismus
Anterior
(sutura
sagitalis
3. Fleksi
Dengan turunnya kepala, fleksi kepala bertambah sehingga posisi ubunubun kecil (UUK) lebih rendah daripada ubun-ubun besar (UUB) sehingga
diameter fronto oksipital (12 cm) sebagai ukuran terpanjang terbentang
antara
fronto
diameter
anteroposterior
dan
diameter
sub
32
7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah simfisis dan
menjadi hypomochilion untuk melahirkan bahu belakang kemudian bahu
depan menyusul seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
33
34
35
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut
ibu.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran
paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakakan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arcus pubis dan
kemudian gerakan atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
23. Setelah bahu leher, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk
memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri di
antara kedua lutut janin).
25. Melakukan penilaian selintas: apakah bayi menangis kuat dan
atau bernafas tanpa kesulitan; apakah bayi bergerak aktif?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
vernix. Ganti handuk basah dengan handuk/kain kering.
Membiarkan bayi di atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntuik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik.
36
posros
jalan
lahir
9tetap
lakukan
tekanan
dorsocranial).
37
38
ibu
dengan
menggunakan
air
DDT.
39
Nama Pengkaji
Tanggal Pengkajian
Waktu Pengkajian
: 09.15 wib
Tempat
S. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas Pasien
Nama Klien
: Ny. Y
Umur
: 19 tahun
Umur
: 34 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Tiban Mas
Alamat
: Tiban Mas
B. Keluhan Utama
Ibu merasa perutnya mules sejak semalam dan saat ini mules semakin kuat
dan sering serta ibu juga mengatakan sudah keluar lendir bercampur darah
pada pukul 07.00 wib
C. Riwayat Kehamilan Sekarang
40
GPA
HPHT
TP
Siklus Haid
Pergerakan janin pertama kali usia kehamilan
Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir sekitar
Tanda bahaya
Kekhawatiran
Imunisasi TT
TT 1
: tidak ada
TT 2
: tidak ada
D. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Yang Lalu
Tgl / Th
Persalinan
2015
Tempat
Usia
Jenis
Penolong
Kehamilan
Persalinan
Persalinan
: G1 P0 A0
: 04-08-2014
: 29-06-2015
: 28 Hari
: 5 bulan
:6-7 kali
: Tidak Ada
: Tidak Ada
Penyulit
JK
ANAK
BB
TB
HAMIL INI
G. Aktivitas Sehari-hari
- Nutrisi
Pola Makan
: tidak ada
: tidak ada
: Pertama
: Pertama
: 1 Tahun
: di harapkan
: sangat mendukung
: Suami
: BPS Dewi
: Bidan Dewi
: Suami
: Sudah Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: 3-5 x sehari
41
Keadan
O. DATA OBJEKTIF
H. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum
-
Kesadaran
TTV
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
I. Antopometri
- Tinggi badan
- BB Sebelum hamil
- BB sekarang
- Kenaikan BB selama hamil
: Baik
: Composmentis
: 110/70 mmHg
: 72 x/i
: 22 x/i
: 37 oc
: 155 cm
: 45 kg
: 55 kg
: 10 kg
42
J. Pemeriksaan Fisik
- Kepala
Rambut
Muka
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
-
Leher
kelenjar thyroid,
bening
-
Dada
Retraksi
Bunyi nafas
Bunyi jantung
Irama
Payudara
Bentuk
Puting susu
Aroela
Pengeluaran
Benjolan
Kebersihan
Abdomen
Bekas Luka Operasi
Bentuk Perut
Kontraksi
Palpasi
Leapod I
Leapod II
: Tidak Ada
: Tidak terdengan ronkhi
: Lup Dup
: Teratur
: simetris
: Menonjol
: hiperpigmentasi
: belum ada
: Tidak Ada
: bersih
: tidak ada
: membesar sesuai usia kehamilan
: tidak ada
: pada bagian atas teraba bulat, lunak & tidak melenting bokong
: pada bagin kanan teraba keras, panjang, memepan(punggung).
pada bagian kiri teraba bagin-bagian kecil janin (ekstremitas).
Leapod III
Leapod IV
TFU
: 29 CM
DJJ
: 142 x/i
TBJ
43
Ekstremitas
Telapak tangan
Refleks patela
Edema
Lila
K. Pemeriksaan genetalia
- Pemeriksaan dalam
Dinding vagina
Pembukaan
Portio
Ketuban
Presentasi
Penyusupan
Penurunan kepala
L. Pemeriksaan Penunjang
USG
A. ASSESMENT
DIAGNOSA
Ibu G1P0A0, hamil 37 minggu , Inpartu Kala I fase Laten, janin tunggal, hidup,
presentasi kepala.
DASAR
G3 P1 A1
44
KEBUTUHAN
Memberikan dukungan serta support dan asuhan sayang ibu baik dari pihak
keluarga, maupun dari pihak tenaga kesehatan.
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
TD : 120/80 mmhg, N : 74x/i, RR : 20x/i, S : 36,5c, pembukaan 8 cm,
kepala di hodge II ketuban (+).
Rasional
: Agar ibu mengetahui keadaanya dan keadaan
bayinya saat ini
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan keadaannya saat ini.
Sumber : Buku Pelatihan klinik APN tahun 2008 halaman 77
2. Menyiapkan alat-alat dan obat-obatan yang dibutuhkan dalam persalinan
Alat-alat yang disiapkan meliputi :
Partus set : kocher , gunting tali pusat, gunting epis, handscone,
umbilikal, kasa
Heacting set : nald, nald holder, bengkok, pinset anatomis, pinset sirurgis
Obat-obatan : oxitoxin, lidocain, metergin, benang cut gut, vit k,salep tetes
mata, spuit 1 cc dan 3 cc.Peralatan ibu dan bayi : handuk untuk menutupi
bayi, kain untuk alas ibu, penutup ibu, alas bokong, baju bersih untuk ibu
dan bayi, pembalut ibu.
Rasional
: Untuk pertolongan persalinan
Evaluasi: Alat-alat dan obat-obatan untuk persalinan sudah dipersiapkan
Sumber : Buku Pelatihan klinik APN tahun 2008 halaman 51
45
mandi tetapi jika ibu tidak kuat maka berikan wadah urin kepada ibu.
Rasional
: Untuk mempercepat proses penurunan kepala
Evaluasi : Ibu sudah mengosongkan kandung kemih
Sumber : Buku Pelatihan klinik APN tahun 2008 halaman 52
5. Memantau proses kemajuan persalinan
Hasil pemantauan
Pukul 08.30 WIB, DJJ 135 x/i, kontraksi 4 x dalam 10 menit selama 45 detik,
N : 74 x/i
Pukul 09.00 WIB, DJJ 140 x/i, kontraksi 5x dalam 10 menit selama 50 detik, N :
74 x/i
KALA II
(Pukul 09.15 WIB)
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan adanya dorongan dan rasa sakit yang semakin kuat dan sering
serta ibu merasa ingin meneran
OBJEKTIF
-
Keadaan umum
Kesadaran
TTV
: Baik
: Composmentis
: TD : 120/80 MmHg, N : 74 x/i, RR : 24 x/i, S :
36,6c
DJJ
: 136 x/i
46
Kontraksi
Pemeriksaan Dalam
ANALISA
Diagnosa
Dasar
Masalah
Kebutuhan
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
TD : 120/80 mmhg, N : 74x/i, RR : 20x/i, S : 36,6c, pembukaan 10 cm,
kepala di hodge IV ketuban (-).
Rasional
: Agar ibu mengetahui keadaannya saat ini
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengerti dengan keadaannya saat ini.
Sumber : Buku Pelatihan klinik APN tahun 2008 halaman 77
2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minum
Rasional
: Untuk menambah energi ibu
Evaluasi : Ibu sudah minum teh manis hangat
Sumber : Buku Pelatihan klinik APN tahun 2008 halaman 78
3. Menganjurkan ibu ditemani keluarga saat proses persalinan
Keluarga diharapkan dapat memberikan semangat atau mengelap keringat
ibu.
47
Rasional
: Agar ibu merasa nyaman saat persalinan
Evaluasi : Ibu sudah ditemani oleh keluarga
Sumber : Buku Pelatihan klinik APN tahun 2008 halaman 78
4. Mendekatkan alat-alat yang diperlukan dalam proses persalinan
Penolong mendekatkan alat-alat dan obat-obatan sambil mengecek apakah
semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah tersedia semuanya.
Rasional
: Untuk melakukan pertolongan persalinan
Evaluasi : Penolong sudah mendekatkan alat dan obat-obatan yang di
Butuhkan
Sumber : Buku Pelatihan klinik APN tahun 2008 halaman 78
5. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman saat meneran dan ajarkan cara
meneran yang efektif.
Ibu bisa memilih posisi duduk, keuntungan posisi ini adalah membantu
proses penurunan kepala, ibu bisa memilih posisi yang membuat ibu
merasa nyaman. Cara meneran yang efektif yaitu dalam keadaan posisi
litotomi, dimana mata melihat ke arah perut, dagu menyatu dengan dada
dan kedua tangan menarik paha sampai dada.
Rasional
: Agar ibu nyaman saat proses persalinan
Evaluasi :Ibu sudah memilih posisi litotomi.
Sumber : Buku Pelatihan klinik APN tahun 2008 halaman 79
6. Lakukan pertolongan persalinan
Pembukaan serviks sudah lengkap tetapi ketuban masih utuh, penolong
melakukan amniotomi. Bila adanya tanda-tanda kala dua seperti doran,
teknus, perjo dan vulka, anjurkan ibu untuk meneran, apabila kepala sudah
tampak 5-6 cm di depan vulva maka penolong meletakkan kain bersih di
bawah bokong yang dilipat 1/3 untuk melakukan stenen. Siapkan kain
untuk di letakkan di atas perut ibu. Lindungi perineum dengan satu tangan
dan tangan kiri di atas untuk menahan defleksi maksimal dan hindari
terjadinya ruptur perineum. Kemudian dipimpin untuk meneran lagi,
lahirlah berturut-turut UUK, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu bayi
maka lahirlah seluruh kepala. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali
pusat, jika tidak ada tunggu sampai kepala bayi melakukan putaran paksi
luar. Pegang secara biparietal, anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
48
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
TFU
: setinggi pusat
Kontraksi
: Baik
Kandung kemih
: kosong
Perdarahan
: 200 cc
Adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu : Uterus membundar, uterus
terdorong keatas, tali pusat bertambah panjang, terjadinya perdarahan.
ANALISA
Diagnosa
Dasar
Masalah
49
Kebutuhan
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
hasil pemeriksaan kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong,
perdarahan 100 cc, adanya tanda-tanda pelepasan plasenta.
Rasional
: Agar ibu mengetahui keadaannya saat ini
Evaluasi : Ibu sudah mengerti keadaannya saat ini.
Sumber : Buku pelatihan Klinik APN tahun 2008 halaman 97
2. Pastikan tidak ada lagi janin ke dua di dalam uterus
Penolong melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan tidak ada lagi
janin kedua
Rasional : Agar ibu bisa di suntikkan oksitosin
Evaluasi : Penolong sudah melakukan pemeriksaan dalam.
Sumber : Buku pelatihan Klinik APN tahun 2008 halaman 97
3. Lakukan manajemen aktif kala III
a. Berikan suntikan oksitosin
Oksitosin disuntikkan 1 menit setelah bayi lahir sebanyak 10 iu pada 1/3
paha luar.
Rasional
: Untuk mempercepat pelepasan plasenta
Evaluasi : Ibu sudah disuntik oksitoksin.
Sumber : Buku pelatihan Klinik APN tahun 2008 halaman 98
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
Penolong memindahkan klem tali pusat 5-10 cm di depan vulva. Letakkan
tangan yang lain di atas simfisis untuk menahan uterus saat melakukan
PTT, setelah itu tangan kanan yang memegang tali pusat ke bawah sambil
menekan fundus, lakukan tekanan dorso cranial sampai plasenta lahir.
Rasional
: Untuk melahirkan plasenta
Evaluasi :Peregangan tali pusat terkendali sudah dilakukan.
Sumber : Buku pelatihan Klinik APN tahun 2008 halaman 98
c. Lakukan masase fundus uteri sebanyak15 kali
Dengan lembut dan mantap gerakkan tangan dengan cara memutar pada
fundus sebanyak 15 kali supaya uterus berkontraksi dengan baik.
Rasional
: Agar kontraksi uterus baik
50
KALA IV
PENGAWASAN 2 JAM POST PARTUM
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang plasenta sudah lahir dan perutnya masih terasa nyeri.
Ibu merasa lemas dan lelah
OBJEKTIF
-
Keadaan umum
Kesadaran
TTV
TD
N
RR
S
TFU
Kontraksi uterus
Kandung kemih
Perdarahan
Plasenta
selaput
Kotiledon
Berat
panjang tali pusat
: Baik
: Composmentis
: 120/70 mmHg,
: 80 x/i,
: 20 x/i,
: 36, 7 c
: 3 jari dibawah pusat
: Baik
: (-)
: 150 cc
: utuh,
: lengkap,
: tidak dilakukan
: 50 cm
ANALISA
Diagnosa
Dasar
Masalah
Kebutuhan
51
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan TTV : TD : 120/70, N : 80 x/1, RR : 24 x/i, S: 36,7 c,
TFU 3
jari
Sumber
hangat.
: Buku Pelatihan Klinik APN tahun 2008 halaman 111
52
selama satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi
baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya
dengan usia gestasi 38 42 minggu. Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
2.3.2
53
Reflek-reflek fisiologis
1. Mata
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba tiba atau pada
pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika
tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.
b. Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus
sepanjang hidup
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan
mata menutup dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai
respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi,
bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya
selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus
menetap sepanjang hidup.
c. Rooting
54
55
pada
punggung
bayi
sepanjang
tulang
belakang
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
56
2. Melakukan penilaian
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi bila bayi diletakkan di atas benda benda tersebut.
c. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin,
hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
d. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi,
karena benda benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi
(walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
57
Tanggal Pengkajian
Waktu Pengkajian
: 09.30 wib
Tempat
S. DATA SUBJEKTIF
H. Identitas
Nama bayi : By. Ny. Y
Tgl Lahir
: 29 JUNI 2015 pukul 09.30 wib
Nama Klien
: Ny. Y
Umur
: 19 tahun
Umur
: 34 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
58
Alamat
: Tiban Mas
Alamat
: Tiban Mas
Aspek yang
dinilai
Frekuensi
denyut
Tidak
Kurang
Lebih dari
jantung
Usaha
ada
dari 100
100
Tidak
Lambat
Menangis
bernafas
ada
teratur
Ekstremita
kuat
Tonus otot
lumpuh
s fleksi
Reaksi
Tidak
sedikit
Gerakan
Gerakan
aktif
menangis
menit
menit
59
terhadap
rangsangan
Warna kulit
ada
Biru
pucat
sedikit
Tubuh
kemerahan
ekstremitas
jumlah
Seluruh
tubuh
kemeraha
10
2. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum
- Denyut Nadi
- Pernafasan
- Suhu
- Keaktifan
- Tangisan
: Baik
: 140 x/i
: 60 x/i
: 37,1 x/i
: Fleksi sedikit
: Menangis
3. Pemeriksaan Fisik
- Kepala
- Ubun-ubun
- Muka
- Mata
- Telinga
- Mulut
- Perut
- Dada
- Punggung
- Ekstremitas
- Genetalia
- Anus
- Kulit
4. Refleks
- Reflek moro
- Reflek sucking
- Reflek roobing
- Reflek walking
- Reflek tonic neek
- Reflek erafs/planter
: (+)
: (+)
: (+)
: (+)
: (+)
: (+)
60
5. Antopometri
- Berat Badan
- Panjang Badan
- Lingkar Kepala
- Lingkar Dada
: 2500 gram
: 45 cm
: 29 cm
: 30 cm
A. ASSESMENT
DIAGNOSA
Bayi Ny.Y lahir normal secara spontan pada usia kehamilan cukup bulan 37
minggu jenis kelamin laki-laki dengan berat badan 2500 gram dan panjang badan
45 cm, segera menangis.
DASAR
Lahir normal : lahir secara spontan tanpa bantuan alat.
Khml ckp bln : 37 minggu
BB dan PB
MASALAH
Tidak Ada
KEBUTUHAN
Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat.
P. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu keadaan bayi nya saat ini .
Rasional : ibu di beritahu tentang keadaan bayi nya saat ini baik
Evaluasi
Sumber
: Data Objektif
61
62
63
2.4.3
64
2.4.4
Asuhan
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
65
dan
6 hari perdarahan.
post Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
partum Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan
cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta
tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
2
III
partum
6
Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama
IV
66
Nama Pengkaji
Tanggal Pengkajian
Waktu Pengkajian
: 10.15 wib
Tempat
S. DATA SUBJEKTIF
Identitas Pasien
Nama Klien
: Ny.Y
Umur
: 19 tahun
Umur
: 34 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Tiban Mas
Alamat
: Tiban Mas
Keluhan Utama
Ibu merasa perutnya masih mules dan nyeri di daerah perineum
Riwayat Kehamilan Sekarang
- Menarche
: usia 15 tahun
- Siklus Haid : 28 Hari
- Lamanya
: 6 hari
- HPHT
: 04-08-2014
- TP
: 29-06-2015
67
Tempat
BPS
dewi
Usia
Jenis
Penolong
Kehamilan
Persalinan
37 Minggu
Normal
Persalinan
Bidan
dewi
Penyulit
-
JK
LK
ANAK
BB
TB
2500
45
Jenis KB
Lamanya
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: tidak ada
: tidak ada
O. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
68
Keadan
Baik
- Keadaan Umum
-
: Baik
Kesadaran
TTV
TD
Nadi
Pernapasan
Suhu
: Composmentis
: 120/90 mmHg
: 72 x/i
: 24 x/i
: 37,5oc
Pemeriksaan Fisik
- Odema Wajah
- Mata
- Leher
- Payudara
- Pengeluaran Asi
- Abdomen
- TFU
- Kontraksi Uterus
- Kandung Kemih
- Varices
- Prenium
- Anus
: Tidak Ada
: Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus
: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
: Simetris, puting susu menonjol
: Belum lancar
: Dinding perut terdapat linca alba
: 3 jari dibawah pusat
: Baik
: Kosong
: Tidak Ada
: Bersih
: Tidak ada hemoroid
A. ASSESMENT
DIAGNOSA
Ibu P1 A0 Cukup Bulan, H1 8 Jam Post Partum
DASAR
P1 A0
69
KEBUTUHAN
Memberikan konseling kepada ibu mengenai keluhan yang ibu rasakan saat ini.
P. PENATALAKSANAAN
1. Memberi tahu ibu hasil Pemeriksaan saat ini.
Rasional : ibu diberi tahu agar memahami keadaannya saat ini
( TTV: TD: 110/70 N: 72x/i, RR: 24x/I, S: 37,5oc ).
Evaluasi : ibu sudah mengetahui keadaanya saat ini
Sumber : Data Objektif.
Sumber
7. Mengajari dan menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan nya yaitu
mandi 2 sehari , mengganti pakaian dalam dan mengganti kassa steril dengan
betadin jika sudah kering di daerah vagina.
Rasional : agar kondisi ibu dapat segera pulih dan ibu terhindar dari infeksi.
Evaluasi : ibu mau mengikuti anjuran yang disampaikan oleh bidan.
Sumber : Buku Apn 2008.
71
2.5.1
Pengertian KB
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun
tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan
keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang
dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi
yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia
tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan
seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI,
1998).
Masa nifas Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan, upaya itu dapat bersifat sementara dapat pula bersifat
permanent (Sarwono, P. 2002: 905).
Salah satu kontrasepsi yang bersifat sementara adalah suntik.
Perkembangan hormon untuk pengobatan dimulai pada awal 1950-an.
Hormon progestin yang pertama kali digunakan untuk mengobati
endometriosis, kanker endometrium, ketidakteraturan haid, kelainan
perdarahan akibat hormonal dan hirsutim.
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah
konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB
merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB
disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan, serta harganya murah
(Saifuddin, 2006).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi
hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui
mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan
untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan
72
menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan
efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten
(Sastrawinata, 2000).
2.5.2
Jenis PiL KB
Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1.
73
a.
Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak
mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat
inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil
setiap hari.
b.
Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari
tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan
kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari
tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7
setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau
tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri.
Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi
pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.
2.
3.
74
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu
pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari
sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis
kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe
kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil
kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau
kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada
waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a.
b.
Microval,
noregeston,
microlut
mengandunng
0,03
mg
levonogestrol.
4.
c.
d.
e.
pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon
estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja,
seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol
25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam
pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
5.
75
Pil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu pil
yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life
panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih
terbatas antara lain.
a.
b.
2.5.3
Cara Kerja
2.
3.
b.
76
sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam rahim. Hal ini berguna
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan dan kehamilan. Selain
itu, Pil KB Andalan akan menebalkan dinding rahim, sehingga tidak akan siap
untuk kehamilan.
2.5.4
Efektifitas
Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil
yakni 0.1% kehamilan pada 100 wanita pemakai atau tahun pertama
pemakaian (1:1000) Dalam pemakaian sehari-hari karena faktor kesalahan
manusia atau lupa, maka kegagalannya dapat menjadi 6-8 kehamilan atau
100 wanita pemakai atau tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi
adalah lupa menelan pil atau terlambat memulai kemasan yang baru
2.5.5
Keuntungan
77
Kerugian
1.
2.
Mahal
Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa
3.
4.
5.
HBV,
HIV/AIDS.
6.
Efek
samping
ringan/jarang,
namun
dapat
berupa
2.5.7
2.5.8
1.
2.
remaja
3.
4.
5.
6.
Kontra Indikasi
78
Kehamilan
f.
Selain itu, indikasi untuk memilih pil kontrasepsi dengan dosis estrogen
yang lebih tnggi (misalnya sequential), adalah :
1.
2.
Acne,
3.
Depresi premenstruil.
Dalam keadaan lain seperti laktasi dan adanya riwayat keluarga dengan
penyakit thromboemboli, sebaiknya dipilih mini pil (Sastrawinata, 2000).
Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk
absolut pil oral kombinasi, yaitu tromboplebitis atau tromboemboli,
sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan
serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga
karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui
atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal
genitalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau
tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati,
79
serta tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain
yang mengandung estrogen.
Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala
(migrain), disfungsi jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes,
hipertensi, depresi, varices, umur lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut
mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama kehamilan,
hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara)
yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM
sebelum usia 50 tahun, serta kolitis ulseratif
Kontra indikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik,
diketahui atau dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan
positif, benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara, gangguan
tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata), serta ikterus, penyakit
hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas (Saifuddin, dkk. 2000).
2.5.8 Cara Penggunaan Pil Kb
Panduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut
1.
Petunjuk Umum
Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
b.
Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh
siklus haid.
c.
d.
80
e.
f.
g.
Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam
setelah meminumnya.
h.
i.
j.
KB
Nama Pengkaji
Tanggal Pengkajian
Waktu Pengkajian
: 18.00 wib
Tempat
J.
S.
DATA SUBJEKTIF
Identitas Pasien
Nama Klien
: Ny. L
Umur
: 27 tahun
Umur
: 34 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMU
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Taman Sari
Alamat
: Taman Sari
B. Keluhan Utama
Ibu mengatakan selama memakai pil Kb , ibu merasakan mual dan pusing dan
berat badan ibu semakin hari semakin naik ibu khawatir ketidak cocokan Pil Kb Yang
ibu pakai.
C. Riwayat perkawinan
Kawin
Kawin pertama kali umur
Dengan suami sekarang sudah
: 1 kali
: 20 tahun
: 7 tahun
D. Riwayat haid
E.
Menarche umur
: 15 tahun
siklus
Teratur/tidak
Disminorhea
Sifat darah
Riwayat obstetri
: Teratur
: Kadang-kadang
: Terdapat gumpalan
28 hari
82
: Pil Microgynon
: Suntik 1 Bulan
: 6 Bulan
:-
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
H. Ekstremitas
Oedem
Varices
: Tidak ada
: Tidak ada
O. DATA OBJEKTIF
F. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum
-
Kesadaran
TTV
Tekanan Darah
Nadi
Pernapasan
Suhu
: Baik
: Composmentis
: 120/70 mmHg
: 69 x/i
: 23 x/i
: 37,oc
83
Berat badan
Tinggi badan
: 68 kg
: 150 cm
G. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Rambut
Muka
Mata
Hidung
Telinga
Mulut / gigi
2. Leher
: Bersih
: Hitam dan tidak berketombe
: Tidak ada cloasma dan tidak oedem
: konjungtiva tidak enemis dan sklera tidak ikterik
: Tidak ada pengeluaran dan tidak ada polip
: Bersih dan tidak ada serumen
: Tidak stomatitis, gusi tidak bengkak, tidak ada caries
: Tidak ada kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran getah
bening,
vena jugularis Normal
3. Dada
Payudara
4. Abdomen
5. Ano genital
: Tidak dilakukan
6. P. penunjang
: Tidak dilakukan
A. ASSESMENT
DIAGNOSA
Ibu P2 A0, Akseptor KB Pil
DASAR
P2 A1
Akseptor Pil KB
: Pil Kb Microgynon
MASALAH
Pengetahuan ibu mengenai efek samping kb masih kurang
84
KEBUTUHAN
Memberikan ibu konseling mengenai kb mulai dari jenis dan cara penggunaan
serta kelebihan dan kekurangan kb tersebut
P. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
( TD : 120/70 mmHg, S : 37 C, N : 69 x/I, RR : 23 x/i )
Dasar : Agar ibu dan keluarga mengetahui kondisi ibu saat ini.
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
Sumber
: Data objektif.
2. Melakukan komunikasi terapeutik terhadap ibu.
Dasar
Evaluasi
Sumber
3. Memberitahu ibu cara kerja pil KB adalah dengan mencegah pelepasan sel
telur serta memberitahu ibu mengenai kelebihan dan kekurangan KB pil serta
efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Kelebihan :
Kekurangan :
Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis
Efek samping :
Dasar
: agar ibu tidak kaget saat terjadi hal seperti disebutkan diatas
Evaluasi
Sumber
4. Memberitahu ibu cara mengkonsumsi pil kb yang baik dan benar yaitu dengan
cara : minumlah pil tepat waktu sesuai dengan arah panah dan hari yang sudah
ditentukan pada belakang bungkus pil. Jika baru pertama kali menggunakan
pil KB, mulai minum pil saat haid yaitu mulai di hari ke lima haid atau paling
baik di hari pertama haid. Bila dimulai pada saat haid sudah berhenti, jika
hendak melakukan hubungan intim, gunakan kondom selama 7 hari pertama
menelan pil untuk mencegah terjadinya kehamilan. Untuk mencegah lupa
minum pil, minumlah pil KB secara teratur setiap harinya pada jam yang
sama, disarankan untuk menelan pil pada malam hari (sebelum tidur atau
setelah makan malam).
Jika lupa minum satu pil KB ( aktif bukan placebonya ) minum segera saat
teringat dan minum pil dosis hari itu di saat waktu rutin biasanya. Jika lupa 1
hari (24 jam) maka masih dapat diminum 2 tablet langsung pada saatnya
minum pil. Namun jika lupa lebih dari 1 hari, buang pil yang terlupa dan
lanjutkan minum pil sesuai harinya, namun karena efektifitas berkurang, perlu
dikombinasikan dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim.
Dasar
Evaluasi
Sumber
Evaluasi
86
Sumber
Evaluasi
Sumber
87