Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif Continuity of Care (CoC) adalah

pemberian asuhan kebidanan yang berkesinambungan sejak dari ibu hamil

sampai dengan keluarga berencana (KB).1 Pemberian asuhan secara CoC

merupakan bagian penting dari salah satu upaya untuk menurunkan Angka

Kematian Ibu dan Bayi, karena asuhan yang berkesinambungan bertujuan

mengkaji sedini mungkin penyulit yang ditemukan sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi secara menyeluruh dan jangka

panjang, berdampak terhadap menurunnya jumlah kasus komplikasi dan

kematian ibu hamil, bersalin, BBL nifas, dan neonatus.2

Menurut Bill and Melinda Gates Fondation, pada tahun 2020 rasio

kematian ibu secara global adalah 152 kematian per 100.000 kelahiran hidup,

naik dari 151 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019. Lintasan

ini memproyeksikan 133 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2030, hamper 2 kali lipat dari target sustainable Development Goals ( SDGs).3

Secara global kita memang dapat melihat perubahan rasio kematian ibu

(AKI) pada tahun 2021 menjadi 158,8 kematian per 100.000 kelahiran hidup,

dibandingkan dengan 157,1 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2020. Lantas ini memproyeksikan 140,9 kematian per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2030, yang merupakan dua kali lipat sasaran SDGs.3

1
2

Hasil Long Form 2020 menunjukkan AKI di Indonesia sebesar 189 per

100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan 2015 dan Survei Penduduk Antar

Sensus (SUPAS) AKI Indonesia menunjukkan tren menurun hingga 116

angka.4 Hasil tersebut menunjukkan sebuah penurunan yang signifikan, bahkan

jauh lebih rendah dari target di tahun 2022 yaitu 205 kematian per 100.000

kelahiran hidup.5

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Barat Tahun 2020, AKI tercatat

sebesar 178 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut Dinas Kesehatan Kota

Padang, angka kematian ibu pada tahun 2022 berjumlah 17 kasus, dimana kasus

kematian ibu terbanyak saat masa nifas yaitu 49,2%, dan saat kehamilan 28,8%.

Lalu 22,5% terjadi saat persalinan,6 dengan penyebab kematian langsungnya

adalah gangguan hipertensi dalam kehamilan (33,1%), pendarahan obstetrik

(27,03%), komplikasi non obstetrik (15,7%), komplikasi obstetrik lainnya

(12,04%), infeksi yang berkaitan dengan kehamilan (6,06%), dan penyebab lain

(4,81%).7

Tercatat data dari United Nations Childrens Fund (UNICEF) pada tahun

2021 terdapat angka kematian bayi yaitu 28 per 1000 kelahiran hidup, angka

kematian neonatal 18 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian di bawah 5

tahun 38 per 1000 kelahiran hidup.8

Berdasarkan statistik kesehatan pada tahun 2022 di Indonesia AKB 16,85

per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2020.6 Namun belum memenuhi standar

angka kematian bayi yang ditentukan.9 Penyebab kematian bayi terbanyak di


3

Indonesia adalah BBLR (35,2%), Asfiksia (27,4%), tetanus neonatorum (0,3%),

serta kematian lainnya diantaranya infeksi, kelainan kongenital dan lainnya.9

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Barat, AKB 2020 berjumlah

16,35 per 1000 kelahiran, hal ini menurun dibandingkan pada tahun 2010 yaitu

sebesar 30 per 1000 kelahiran hidup.11 Dimana penyebab utama AKB adalah

asfiksia 51%, prematur 33,3%, infeksi dan kelainan kongenital 12%.2 Tahun

2020 di kota Padang jumlah AKB 79 kasus kematian neonatal dan 116 kasus

kematian bayi.10

Karena semakin tinggi AKI dan AKB di Indonesia, program pemerintah

pun dijalankan dalam upaya penurunan AKI dan AKB yaitu Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), P4K ini adalah

program yang dilakukan dalam memperdayakan masyarakat kemudian

pengarahan kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan

menggunakan stiker. sebagai media notifikasi.11

Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB juga dilakukan dengan

menjamin agar ibu mampu mengakses pelayanan Kesehatan ibu yang

berkualitas, seperti pelayanan Kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh

tenaga Kesehatan terlatih seperti bidan, dokter dan perawat di fasilitas

pelayanan Kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan

khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi.6

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan Kesehatan yang

bersifat menyeluruh, dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam kebidanan yaitu

melaksanakan program asuhan kebidanan berkesinambungan Continuity Of


4

Care (CoC). Asuhan yang diberikan secara berkelanjutan mulai dari kehamilan,

persalinan, asuhan postpartum, asuhan neonatus, keluarga berencana yang

diberikan secara tepat dan berkualitas. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan

yang baik dapat dilihat dari kunjungan asuhan yang lengkap. Kunjungan yang

lengkap berguna untuk mendeteksi sedari dini resiko kematian terhadap ibu dan

anak. di negara maju seperti Selandia Baru, Australia, Inggris, dan Denmark

asuhan kebidanan berkesinambungan CoC telah terbuksti sebagai model asuhan

kebidanan terbaik bagi ibu dan bayi. CoC dapat mengurangi permasalahan

selama kehanmilan serta peningkatan Kesehatan ibu dan bayi.12

Berdasarkan pentingnya CoC sebagai upaya penurunan AKI dan AKB,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Asuhan

Kebidanan Berkesinambungan pada Ny”X” di Praktik Mandiri Bidan “X” Kota

Padang Tahun 2024”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah yang dapat dirumuskan

adalah: “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan berkesinambungan pada Ny. X di

Praktik Mandiri Bidan “X” Kota Padang Tahun 2024 ?

C. Tujuan Peneliti

Tujuan peneliti ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus:

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny.X

Kehamilan Trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di Praktik

Mandiri Bidan “X” Kota Padang Tahun 2024 berdasarkan peraturan


5

KEPEMENKES NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan

Kebidanan.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian pada data subjektif dan objektif pada Ny.X

Kehamilan Trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di Praktik

Mandiri Bidan “X” Kota Padang Tahun 2024

b. Melakukan Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan pada

Ny.X Kehamilan Trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di

Praktik Mandiri Bidan “X” Kota Padang Tahun 2024.

c. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada Ny.X Kehamilan

Trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di Praktik Mandiri

Bidan “X” Kota Padang Tahun 2024.

d. Mampu mengimplementasikan asuhan kebidanan pada Ny.X

Kehamilan Trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di Praktik

Mandiri Bidan “X” Kota Padang Tahun 2024.

e. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah diberikan pada Ny. X

Kehamilan Trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di Praktik

Mandiri Bidan”X” Kota Padang Tahun 2024.

f. Mampu melakukan dokumentasi asuhan kebidanan dengan metode

SOAP pada Ny.X Kehamilan Trimester III, bersalin, bayi baru lahir dan

nifas di Praktik Mandiri Bidan”X” Kota Padang Tahun 2024


6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai pertimbangan

masukan untuk menambah wawasan mahasiswa tentang Asuhan Kebidanan

Berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Peneliti

Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan diperkuliahan

dalam memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada ibu hamil

trimester III, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

b. Bagi Institusi

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam

pemberian asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

nifas dan bayi baru lahir di Praktek Mandiri Bidan di Sumatera Barat

Tahun 2024.

c. Bagi Profesi Bidan

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

nifas, dan bayi baru lahir.


7

d. Bagi Klien dan Masyarakat

Agar masyarakat dapat melakukan deteksi dari penyulit yang mungkin

timbul pada masa hamil, bersalin, nifas, dan neonatus sehingga

memungkinkan segera mencari pertolongan untuk mendapatkan

penanganan.

Anda mungkin juga menyukai