Di Susun oleh :
Kelompok 3
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat dan
KaruniaNya kami masih diberikan kesempatan untuk bekerjasama dalam menyelesaikan
tugas mata kuliah Komunikasi Efektif dalam Praktek Kebidanan. Salawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabatnya dan kita
selaku umatnya.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Ibu Dr.Fitriani Nur
Damayanti, S.ST, M.HKes dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini
Tujuan pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Efektif dalam Praktek Kebidanan. Pembuatan tugas ini telah dilaksanakan secara sungguh-
sungguh, namun karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan, maka masih terdapat
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, sumbangan saran dan kritikan para pembaca
akan sangat berguna bagi penyempurnaan kegiatan selanjutnya.
Akhir kata, semoga dari sekian banyak yang tidak berguna, ada setitik pengalaman
yang dapat dituangkan dalam pembelajaran. Semoga Allah SWT senantiasa membuka jalan
dan nikmat kepada kita semua. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hubungan Bidan Dengan Tenaga Kesehatan Lainnya.....................................3
2.2 Pengertian Issu Dan Etik Dalam Pelayanan Kebidanan...................................8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Analisa, Pencegahan Dan Penanganan Kasus…………………….11
3.2 Contoh Analisa, Pencegahan Dan Penanganan Kasus………………………..11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
3.2 Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain
mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat bidan
juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam
memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan.
Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang beretika. Hal
ini tentu akan sangat menguntungkan baik bidan yang mempunyai etika yang baik
karena akan mudah mendapatkan relasi dengan masyarakat sehingga masyarakat juga
akan percaya pada bidan. Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama
diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses yang
menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan
keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu
sejak konseling pra konsepsi, skrening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan
intensif pada neonatal, dan postpartum serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya
meliputi persalinan di rumah, kelahiran seksio sesaria, dan sebagainya. Bidan sebagai
pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional dan akuntibilitas serta
aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus
menjaga perkembangan praktik berdasarkan evidence based ( Fakta yang ada)
sehingga berbagai dimensi etik dan bagaimna kedekatan tentang etika merupakan hal
yang penting untuk digali dan dipahami. Dari uraian di atas makalah ini akan
membahas “Menjalin Kerjasama Dengan Tenaga Kesehatan Dalam Memberikan
Pelayanan Kebidanan”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hubungan dengan sesame profesi ?
2. Apa yang dimaksud dengan kesadaran dari adanya dimensi etis dan berprofesi ?
3. Apa yang dimaksud dengan hubungan dengan profesi ?
1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hubungan dengan sesama profesi
2. Untuk mengetahui kesadaran dari adanya dimensi etis dan berprofesi
3. Untuk mengetahui hubungan dengan profesi lain.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai
bagian dari sistem sosial.
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak
yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok.
Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar
individu atau kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai
salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada
unsur komunikasi.
Komunikasi di lingkungan Rumah Sakit diyakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya.
Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal dan
konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu
yang bekerja di Rumah Sakit , komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai
modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada
konsumennya. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan,
unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran
dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi
menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan buruk yang terjadi
pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi
antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut. Kerjasama dalam pelayanan
kebidanan meliputi: dokter, farmasi, perawat, gizi, tenaga laboratorium.
Setiap profesi tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien
namun tetap memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan kesehatan yang
prima, hanya pelaksanaanya saja yang berbeda disesuaikan dengan profesi masing-
masing. Dalam menjalankan tugasnya, setiap profesi di tuntut untuk mempertahankan
kode etik profesi masing-masing. Kelancaran masing-masing profesi tergantung dari
ketaatanya dalam menjalankan dan mempertahankan kode etik profesinya.
Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama akan
dapat terjalin dengan baik, walaupun pada pelaksanaanya sering juga terjadi konflik-
konflik etis. Kemudian bagaimana caranya supaya tugas antar profesi dapat berjalan
secara harmonis dan pelayanan kesehatan menjadi maksimal. kerjasama dalam
pelayanan kesehatan terwujud, semua jenis profesi harus mempunyai keinginan untuk
5
berkolaborasi. Ketergantungan antara profesi tetap ada asalkan sesuai dengan aturan
yang ada.
7
b. Dalam memberikan resep obat ibu dapat membeli obat keapotek. Bidan
dapat berkolaborasi dengan bagian farmasi untuk memberikan obat di
klinik.
9
terus bidan mengatakan kejadian sebenarnya. Atas kejadian tersebut bidan ditegur
oleh dokter Obgyn. Maka timbullah konflik antara bidan dengan dokter.
3. Disuatu klinik dokter B terdapat asisten dokter yaitu bidan A, pada suatu hari
datang seorang pasien berusia 10 tahun datang Bersama ibunya, pada saat itu
dokter sedang tidak berada diklinik , tetapi klinik tetap buka yang dijaga oleh
seorang bidan. Kemudian bidan menjelaskan kepada klien bahwa dokternya
sedang tidak ada, tetapi klien bersikeras untuk berobat di klinik itu karena
kurangnya biaya untuk berobat ke Rumah Sakit. Akhirnya bidan melakukan
tindakan dan memberikan obat kepada klien tersebut padahal Tindakan tersebut
bukan kewenangan seorang bidan. Dua hari kemudian pasien datang Kembali ke
klinik dengan keluhan merah-merah pada kulit setelah minum obat tersebut.
Kemudian dokter menanyakan pada bidan obat apa yang telah diberikan kepada
klien tersebut, lalu bidan tersebut menjawab dengan jujur apa yang telah
dilakukan tersebut.
10
BAB III
PEMBAHASAN
maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Satori dan Komariyah; 2014)
Menurut Spradley (2015) Analisa/Analisis sebuah kegiatan untuk mencari suatu
pola selain itu analisis merupakan cara berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara
sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian dan
hubungannya dengan keseluruhan.
Pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar
suatu tidak terjadi atau suatu upaya yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran.
Penanganan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses,cara,
perbuatan menangani.
11
a. Analisanya : bidan memberikan obat pada klien karena kegawat
daruratan
tanpa konsultasi ke dokter
b. Pencegahan : bidan sebaiknya berkonsultasi pada dokter sebelum
memberikan obat kepada klien
c. Penanganan : sebaiknya bidan harus bijak dalam mengambil keputusan dan
sesegera mungkin merujuk ke RS atau dokter Obgyn
2.3 Dari contoh kasus Issu Etik yang nomor 3 :
a. Analisanya : bidan memberi pengobatan yang bukan wewenang profesi
Bidan
b. Pencegahan : Sebaiknya bidan menghubungi dokter sebelum memberikan
Pengobatan
c. Penanganan : harusnya bidan tersebut menghubungi dokter dan melakukan
inform consent yang baik sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam melakukan tindakan
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap profesi memiliki etika dalam menjalankan profesinya. Tidak terkecuali dengan
profesi bidan. Dalam melaksanakan pelayanan seorang bidan melakan interaksi dengan
pasien, masyarakat, teman sejawat ,tenaga kesehatan lainnya maupun organisasi. Seorang
bidan memiliki kewajiban untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai sektor yang
berkaitan dengan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.
Setiap bidan wajib tahu kode etik dalam profesi agar terhindar dari pelanggaran etik
maupun moral. Saat ini lulusan bidan cukup banyak. Oleh karena itu semakin kekat
persaingan atar bidan. Seorang bidan wajib menjalin kejasama dan menciptakan
hubungan baik antar sesama bidan dan profesi lain agar bisa melaksanakan pelayanan
kebidanan dengan baik tanpa harus melanggar kode etik yang ada.
3.1 Saran
Diharapkan bidan dapat mengatur tata cara pergaulan baik didalam tata tertib
masyarakat maupun tata cara didalam organisasi profesi lainnya. Manusia sebagai
makhluk sosial tentunya selalu memerlukan oranglain dalam menjalankan dan
mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap
individu melakukan komunikasi diantara sesamanya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, Heni Puji.(2008).Etika Profesi Kebidanan;Fitramaya,Yogyakarta.
Marimbi, Hanum.(2008).Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan; Mitra Cendikia,
Yogyakarta.
Mitra Cendekia, Purwanti.(2013). Materi Kuliah Etika Profesi dan Hukum Kebidanan D4
Kadiri di Unissula Lamongan.
http://dianpurwanti12.blogspot.com/2013/04/materi-kuliah-etika-profesi-dan-hukum.html
Zullaidah.(2013). Etika Profesi dan Hukum Kesehatan-Dian Husada.
https://zullaidah.blogspot.com/p/dilema-dan-konflik-moral.html
RISTEKDIKTI,(2022). Lembaga Pelayanan Pendidikan Tinggi Wilayah VI Jawa Tengah.
https://www.kopertis6.or.id/akreditasi/879-pelayanan-kesehatan-perlu-ada-praktik-
kolaborasi.html.
Sakinah,(2013). Hubungan Kerja Perawat Dengan Profesi Lain.
https://www.slideshare.net/kampus-sakinah/hubungan-kerja-perawat-dengan-profesi-lain-
489183.html.
14