Anda di halaman 1dari 15

KEMAMPUAN SEORANG BIDAN DALAM

BERKOMUNIKASI DAN BERKOORDINIR

Dosen Pembimbing : Suriani B, SKM, M.Sc

OLEH:
KELOMPOK 1

DEVI UTAMI PO714211204006


DHEA GABRIELA PASODUNG PO714211204007
NADILA SAFIRA ALIM PO714211204016
PUTRY KHAERUNNISA PO714211204022
RENY VIDIAMINASA PO714211204023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN TAHAP


SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang
syafaatnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga Makalah Bentuk-Bentuk Kewirausahaan ini dapat
diselesaikan. Penulis menyadari laporan ini masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca agar laporan ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan
pada laporan ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga laporan ini
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 19 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................3
A. Tinjauan Teori Mengenai Bidan..............................................................3
1. Definisi Bidan.........................................................................................4
2. Profesi Bidan...........................................................................................4
3. Nilai Nilai Seorang Bidan.......................................................................5
B. Tinjauan Teori Mengenai Komunitas......................................................5
1. Definisi Komunitas..........................................................................5
2. Pelayanan Kebidanan Komunitas.....................................................5
C. Tinjauan Teori Mengenai Komunikasi....................................................6
1. Definisi Komunikasi........................................................................6
2. Komunikasi dalam Kebidanan.........................................................6
D. Tinjauan Tori Mengenai Koordinasi.......................................................8
1. Definisi Koordinasi..........................................................................8
2. Koordinasi dalam Kebidanan...........................................................9
BAB III PENUTUP............................................................................................11
A. Kesimpulan.............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan kemampuan berkomunikasi
agar apa yang ingin disampaikan dapat diterima orang lain. Seorang bidan
wajib memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik mengingat dalam
melaksanakan tugasnya, bidan harus berinteraksi langsung dengan kliennya.
Bidan, sebagai bagian dari tim kesehatan dalam memberikan asuhan
kebidanan, perlu memahami konsep dan bentuk-bentuk komunikasi sebagai
dasar dalam berkomunikasi untuk melancarkan pelaksanaan tugas sehari-hari
serta mengembangkan kepribadiannya.
Bidan memegang peran kunci dalam memberikan perawatan kesehatan
maternal dan neonatal. Komunikasi dan koordinasi yang baik menjadi
landasan utama untuk memberikan pelayanan yang tepat dan berkualitas.
Kemampuan komunikasi bidan tidak hanya terkait dengan penyampaian
informasi medis tetapi juga dengan kemampuan membentuk hubungan
empatik dan kepercayaan dengan ibu hamil. Hal ini dapat membantu
mengurangi kecemasan dan meningkatkan keterlibatan pasien dalam
perawatan mereka.
Dalam lingkungan pelayanan kesehatan, koordinasi antaranggota tim
kesehatan menjadi esensial. Bidan perlu berkomunikasi dengan dokter,
perawat, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan perawatan
terkoordinasi dan komprehensif. Keterampilan komunikasi dan koordinasi
dapat terus ditingkatkan melalui pendidikan kontinu, pelatihan, dan
pengembangan profesional. Memprioritaskan pengembangan ini dapat
meningkatkan kualitas pelayanan bidan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kemampuan Seorang Bidan Berkomunikasi dalam Sebuah
Komunitas
2. Bagaimana Kemampuan Seorang Bidan Berkoordinir dalam Sebuah
Komunitas

iv
C. Tujuan
1. Menjelaskan Bagaimana Kemampuan Seorang Bidan Berkomunikasi
dalam sebuah Komunitas
2. Menjelaskan Bagaimana Kemampuan Seorang Bidan Berkoordinir dalam
Sebuah Komunitas
D. Manfaat
Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang bagaimana
kemampuan seorang bidan dalam berkomunikasi dan berkoordinir dalam
sebuah komunitas

v
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Mengenai Bidan
1. Definisi Bidan
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan adalah
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia
serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan
atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, bidan adalah tenaga kesehatan yang dikelompokkan ke dalam
tenaga kebidanan, memiliki kewenangan untuk melakukan pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Di dalam keadaan
tertentu yakni suatu kondisi tidak adanya Tenaga Kesehatan yang
memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan serta tidak dimungkinkan untuk dirujuk maka seorang
bidan dapat memberikan pelayanan kedokteran dan/atau kefarmasian di
luar kewenangannya dalam batas tertentu.
2. Profesi Bidan
Bidan diakui sebagai tenaga profesional di dalam bidang kesehatan
yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama
masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi dan
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan
anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Seorang bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan
pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada

vi
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal
dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan
perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan
anak.
Persepsi modern tentang profesi bidan memberikan penekanan
bahwa di dalam melakukan praktiknya, bidan profesional berperan
dalam:
a. Memantau aspek fisik, psikologi dan sosial dari seorang perempuan
yang hamil, bersalin, dan juga periode setelah melahirkan (post-
partum).
b. Bertindak sebagai seorang pendidik dan konselor kesehatan ibu dan
anak, serta bagi keluarga dan komunitas. Bidan memberikan edukasi,
konseling, perawatan kehamilan, dengan terlibat membantu secara
penuh hingga periode setelah melahirkan.
c. Melakukan minimisasi tindakan medis, sehingga lebih mengarahkan
seluruh upaya sesuai kompetensinya agar persalinan berjalan secara
normal / alami.
d. Melakukan identifikasi secara dini dan merujuk klien yang
membutuhkan pertolongan dokter SpOG.
3. Nilai Nilai Seorang Bidan
Nilai nilai yang harus dimiliki seorang bidan adalah
a. Memandang kehamilan & persalinan fisiologis • Bekerjasama
dengan wanita (Mitra)
b. Menghargai martabat wanita
c. Memperlakukan wanita sebagai manusia seutuhnya sesuai HAM
d. Meberdayakan wanita utk mengambil keputusan
e. Peka terhadap budaya
f. Bekerjasama dengan tim kes lain
g. Berorientasi pada promotif & preventif
B. Tinjauan Teori Komunitas
1. Definisi Komunitas

vii
Menurut McMillan dan Chavis (1986) mengatakan bahwa
komunitas merupakan kumpulan dari para anggotanya yang memiliki
rasa saling memiliki, terikat diantara satu dan lainnya dan percaya bahwa
kebutuhan para anggota akan terpenuhi selama para anggota
berkomitmen untuk terus bersama-sama.
"Komunitas" merujuk kepada sekelompok orang yang tinggal atau
bekerja bersama dalam suatu wilayah tertentu atau memiliki kepentingan,
tujuan, atau identitas yang sama. Istilah ini dapat merujuk kepada
berbagai bentuk asosiasi atau kelompok, dan dapat diaplikasikan dalam
berbagai konteks, termasuk geografis, sosial, atau kepentingan bersama.
2. Kebidanan Komunitas
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam
melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan
komunitas adalah bidan yang melayani keluarga dan masyarakat diluar
rumah sakit. Didalam konsep tersebut berbagai unsur tercakup
didalamnya. Unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai pelaksana
pelayanan, pelayanaan kebidanan, komunitas sebagai sarana pelayanan ,
ilmu dan teknologi kebidanan serta faktor yang mempengaruhi seperti
lingkungan. Masing-masing unsur memiliki karakteristik tersendiri.
3. Pelayanan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah seluruh tugas yang menjadi
tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan
yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat Pelayanan kebidana
komunitas juga dapat diartikan merupakan interaksi bidan dan pasien
dalam suatu kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk
menyelamatkan klien/pasien dari gangguan kesehatan.
Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya pelayanan
kebidanan, tetapi juga hasil kerjasama dengan mitra-mitra atau tim
kesehatan lainnya, masyarakat berdaya / mandiri mangelola
kesehatannya. bangkitnya/lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi

viii
masalah dan memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas hidup ibu /
perempuan, bayi dan balita di lokasi tersebut atau dikomunitas.
Bekerjasama dengan dan dalam tim atau dengan masyarakat sangat
penting mengingat bahwa faktor yang menjadi sehat dan sakit suatu
populasi jarang sekali bersifat penyebab tunggal, maka meningkatkan
derajat kesehatan kelompok sasaran tidak dapat dilakukan sendiri,
melainkan memerlukan kerjasama dan bantuan berbagai pihak.
C. Tinjauan Teori Mengenai Komunikasi
1. Definisi Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses pengiriman pesan atau
symbolsimbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada
komunikan dengan tujuan tertentu. Jadi dalam komunikasi itu terdapat
suatu proses yang dalam tiap prosesnya mengandung arti yang tergantung
pada pemahaman dan persepsi komunikan. Oleh karena itu komunikasi
akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai apabila masing-masing
pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama
terhadap simbol.
Menurut Colin Cherry, komunikasi adalah proses dimana pihak-
pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan
bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan
oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya
(www.wikipedia.org). Demikian juga halnya tujuan bersama yang ingin
di raih dalam suatu lingkungan kerja, yaitu hasil kerja yang maksimal
dan efektif. Komunikasi dan transfer informasi dari satu pihak ke pihak
yang lain harus jelas dan bisa dipahami.
2. Komunikasi dalam Kebidanan
Komunikasi bidan dalam sebuah komunitas sangat penting untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan terintegrasi kepada
ibu hamil, pasangan, dan masyarakat bahkan sesama tenaga kesehatan
secara keseluruhan.

ix
Strategi dalam pelayanan kebidanan komunitas tidak dapat
dilepaskan dengan proses komunikasi. Baik komunikasi interpersonal
maupun komunikasi massa. Komunikasi kesehatan merupakan sebuah
upaya yang dilakukan dengan maksud memberikan pengaruh secara
positif mengenai perilaku kesehatan yang pada akhirnya diharapkan
mampu menginisiasi masyarakat dalam proses perubahan perilaku
kesehatan dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif
dan berorientasi pada hidup sehat.
Komunikasi yang nyata adalah sikap, komunikasi tersebut
melibatkan lebih banyak proses mendengarkan dari pada proses
berbicara, merupakan suatu proses interaksi yang tetap yang ditujukan
untuk suatu kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk
pengetahuan dan tanggung jawab orang – orang yang terlibat
didalamnya. Sebaliknya jika keadaan komunikasi adalah banyak rahasia,
tidak tahu apa-apa, menerima sadikit komunikasi akan membuat mereka
merasa ditinggalkan, lemah dan tersingkir, yang akan menyulut suasana
ketidak percayaan antara komunikator dan komunikan.
Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa hormat kepada
orang lain dan meperlihatkan bahwa pandangan dan opini mereka
dihargai. Selanjutnya hal ini dapat membuat masyarakat mau mengambil
keputusan sendiri dan mengusulkan ide-idenya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan seorang bidan dalam berkomunikasi interpersonal kepada
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Jangan terlalu banyak bicara (banyak orang melakukannya), cobalah
untuk tidak menyela.
b. Jangan meneruskan kalimat mereka atau mengantisipasi apa yang
sedang mereka ucapkan.
c. Tanyakan apabila anda merasa kurang jelas.
d. Lebih baik membicarakan sesuatu dengan cara bertatap muka,
daripada berkomunikasi secara tertulis.
Adapun kemampuan komunikasi yang harus dimiliki seorang bidan

x
a. Pemahaman Komunikasi Pasien:
 Mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap kebutuhan dan
kekhawatiran pasien.
 Menggunakan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti untuk
menjelaskan informasi medis.
b. Keterampilan Empati:
 Menunjukkan empati terhadap kondisi fisik dan emosional pasien.
 Mampu membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh untuk
merespons dengan sensitif.
c. Edukasi Kesehatan:
 Memberikan informasi yang tepat dan relevan tentang kehamilan,
persalinan, dan perawatan pasca-natal.
 Menyampaikan saran untuk gaya hidup sehat selama kehamilan.
d. Konseling Psikologis:
 Memberikan dukungan emosional kepada pasien dan
keluarganya.
 Menangani kecemasan atau ketidakpastian terkait proses
kehamilan dan persalinan.
D. Tinjauan Teori Mengenai Koordinasi
1. Definisi Koordinasi
Koordinasi adalah proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari unit-
unit kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara
efektif. (James AF Stoner). Dengan berkoordinasi masing-masing unit
kerja atau masing-masing anggota tim kerja bersinergi (bekerja bersama
menyatukan beberapa kemampuan yang berbeda untuk pencapaian suatu
tujuan bersama) dalam rangka mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam bersinergi dibutuhkan sikap kebersamaan, saling menghargai,
menghormati perbedaan pendapat orang lain serta kesediaan untuk
bekerjasama guna mencapai tujuan bersama yang sudah ditetapkan.
Dalam hal ini unit-unit kerja atau anggota tim kerja yang terlibat dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kiranya dapat saling berkumpul

xi
dan bertemu untuk mengkomunikasikan ide dan gagasan berkaitan
dengan pencapaian tujuan kegiatan yang dilaksanakan.

2. Koordinasi dalam Kebidanan


Koordinasi dalam kebidanan di komunitas melibatkan upaya untuk
mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai aspek perawatan
kesehatan maternal dan neonatal dalam suatu wilayah atau komunitas
tertentu. Koordinasi ini melibatkan kerjasama antara berbagai
penyedia layanan kesehatan, termasuk bidan, dokter, perawat, dan
pekerja kesehatan masyarakat.
a. Pelayanan yang Terintegrasi:
Koordinasi mencakup integrasi layanan kesehatan maternal dan
neonatal agar berjalan bersama-sama dengan baik. Ini mencakup
perawatan prenatal, persalinan, dan perawatan pasca persalinan.
b. Komunikasi Antaranggota Tim Kesehatan:
Anggota tim kesehatan, termasuk bidan, perlu berkomunikasi
secara terbuka dan efektif untuk menyampaikan informasi
penting, melibatkan tim dalam pengambilan keputusan, dan
memastikan kesinambungan perawatan.
c. Pendekatan Kolaboratif:
Bidan bekerja bersama dengan dokter, perawat, dan pekerja
kesehatan masyarakat dalam suatu komunitas untuk memberikan
perawatan yang holistik dan sesuai dengan kebutuhan individu
dan komunitas.
d. Koordinasi dengan Pelayanan Kesehatan Primer:
Kerjasama dengan fasilitas kesehatan primer di komunitas untuk
memastikan bahwa layanan kesehatan maternal dapat diakses dan
diterima oleh seluruh masyarakat, termasuk di daerah pedesaan
atau terpencil.
e. Manajemen Kasus:

xii
Penyelenggaraan manajemen kasus yang efektif memastikan
bahwa ibu hamil dan bayi mendapatkan perawatan yang sesuai
dan terkoordinasi dari berbagai penyedia layanan kesehatan yang
terlibat.
f. Pemantauan dan Evaluasi Sistematis:
Sistem pemantauan dan evaluasi membantu memastikan bahwa
koordinasi berjalan baik dan memberikan hasil kesehatan yang
optimal. Hal ini melibatkan pemantauan indikator kesehatan,
pelaporan data, dan evaluasi berkala.
g. Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat:
Koordinasi juga mencakup upaya edukasi dan pemberdayaan
masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan
maternal dan neonatal serta memotivasi partisipasi dalam
perawatan kesehatan.
h. Penggunaan Teknologi untuk Koordinasi:
Pemanfaatan teknologi, seperti rekam medis elektronik atau
aplikasi kesehatan digital, dapat mendukung koordinasi antara
penyedia layanan kesehatan dan memfasilitasi pertukaran
informasi yang efisien.
i. Advokasi dan Keterlibatan Stakeholder:
Koordinasi dalam kebidanan di komunitas juga melibatkan
advokasi untuk mendukung kebijakan dan praktik yang
mendukung pelayanan kesehatan maternal yang terkoordinasi. Ini
melibatkan keterlibatan berbagai stakeholder termasuk
pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil.

xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini merinci pentingnya kemampuan seorang bidan dalam aspek
berkomunikasi dan berkoordinasi dalam konteks pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Dalam konteks ini, bidan tidak hanya diharapkan
memiliki keahlian medis tetapi juga keterampilan interpersonal yang kuat
untuk memberikan pelayanan yang holistik dan terintegrasi. Kemampuan
berkomunikasi yang baik membantu bidan dalam menyampaikan informasi
dengan jelas kepada ibu hamil dan keluarga, sedangkan kemampuan
berkoordinasi memastikan bahwa perawatan kesehatan diselaraskan dengan
baik di antara berbagai penyedia layanan kesehatan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan maternal,
perhatian terhadap pengembangan keterampilan komunikasi dan koordinasi
bidan menjadi suatu keharusan. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat
tercipta lingkungan perawatan yang mendukung, melibatkan masyarakat, dan
memberikan dampak positif pada hasil kesehatan ibu dan bayi. Dalam era
yang terus berkembang, penggunaan teknologi komunikasi dan
pemberdayaan masyarakat juga menjadi faktor penting dalam memperkuat
peran bidan dalam berkomunikasi dan berkoordinasi di komunitas.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
khususnya mahasiswa dalam mengimplementasikan seluruh asuhan
kebidanan yang telah di lakukan, sesuai dengan teori yang didapatkan selama
perkuliahan.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

(IBI), I. B. (2018). Selamat Hari Bidan Nasional 2018. Ikatan Bidan Indonesia (IBI), 1.

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS . (2018).

Bidan, Penolong Perempuan. (2011). Badan Pusat Statistik Kabupaten blora, 1.

Laura, E. (2012). Pentingnya Komunikasi dan Koordinasi Demi Peningkatan Kinerja


Pegawai. EVA LAURA'S BLOG "Mulailah dengan menuliskan hal" yang kau
ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.... " (J.K. Rowling),
1.

RUNJATI, M. (n.d.). BUKU ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS.

Selamat Hari Bidan Nasional 2018. (2018). Selamat Hari Bidan Nasional 2018, 1.

xv

Anda mungkin juga menyukai