Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERAN, FUNGSI, TUGAS DAN KOMPETENSI BIDAN


DI INDONESIA

OLEH :

NAMA : NIKE NUR SELA


M. KULIAH : KONSEP KEBIDANAN
DOSEN : VIDYA ASTUTI, S.tr. Keb

AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI


TAHUN AJARAN
2019-2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah

ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda

tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di

akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Peran, Fungsi,

Tugas dan Kompetensi Bidan di Indonesia. Penulis tentu menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan

serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran

dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan

pada makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Binjai, 11 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAN...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakan........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1. Peran Bidan.......................................................................................... 3
2.1.1. Pelaksanaan Asuhan dan Pelayanan kebidanan....................... 3
2.1.2. Peran Sebagai Pengelola.......................................................... 3
2.1.3. Peran Sebagai Pendidik............................................................ 4
2.1.4. Peran Sebagai Peneliti.............................................................. 6
2.2. Fungsi dan Tugas Bidan....................................................................... 6
2.2.1. Fungsi Bidan............................................................................ 6
2.2.1.1.Fungsi Bidan Sebagai Pelaksana.................................. 6
2.2.1.2.Fungsi Bidan Sebagai Pengelola.................................. 7
2.2.1.3.Fungsi Bidan Sebagai Pendidik.................................... 7
2.2.1.4.Fungsi Bidan Sebagai Peneliti...................................... 7
2.2.2. Tugas Bidan............................................................................. 7
2.2.2.1.Tugas Mandiri.............................................................. 8
2.2.2.2.Tugas Kolaborasi.......................................................... 11
2.2.2.3.Tugas Ketergantungan.................................................. 14
2.3. Kompetensi Bidan di Indonesia............................................................ 16
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 18
3.2. Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19

ii
BAB    I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bidan adalah seorang wanita yang mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah, lulus ujian sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan mendapat izin yang sah dari
dinas kesehatan. Bidan juga dapat didefenisikan sebagai seorang petugas
kesehatan yang terlatih secara formal maupun nonformal tetapi bukan
seorang dokter, yang membantu kelahiran bayi serta perawatan maternal
terkait. Bidan dikenal sebagai professional yang bertanggung jawab yang
berkerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang
diperlukan, asuhan dan saran selama kehamilan, periode persalinan dan
post partum dan melakukan pertolongan persalinan. Bidan adalah salah
satu profesi tertua. Bidan terlahir sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan bayinya sampai ibu
dapat merawat bayinya dengan baik.
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang paripurna dan
berkesinambungan akan berorientasi pada asuhan kebidanan yang bersifat
holistik, meliputi pemahaman aspek – aspek sosial, emosional, kultural,
spiritual, psikologikal dan fisik perempuan. Asuhan kebidanan yang
diberikan ini berdasarkan bukti – bukti nyata yang terbaik dan terkini,
sehingga bidan harus mampu memberikan nasihat, informasi dan fasilitas
yang dibutuhkan perempuan agar mereka mampu berpartisipasi serta
mengambil keputusan untuk peningkatan kesehatannya. Pelayanan
kebidanan pada dasarnya sejalan dengan perkembangan obstetrik, namun
masing – masing mempunyai lingkup praktik tersendiri.
Kebidanan sebagai profesi yang terus berkembang harus mengikuti
perkembangan dan perubahan globalisasi. Era globalisasi menuntut
tersedianya sumber daya manusia profesional dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Profesionalisme terkait erat dengan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang profesional. Kompetensi
profesional adalah suatu kebiasaan dan diterapkan dengan bijak dengan

1
memperhatikan komunikasi. Pengetahuan, keterampilan teknikal, alasan
klinikal, emosi, nilai, dan refleksi dalam praktik sehari-hari untuk
memperbaiki kesehatan individu,keluarga dan masyarakat. Sikap
profesional bidan tidak terlepas dari harapan masyarakat terhadap profil
seorang bidan.
Survey tentang kinerja bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010)
melalui pendekatan kualitatif menunjukkan bahwa pada intinya
masyarakat mengharapkan bidan yang ramah, terampil dan tanggap
dibidangnya. Mencermati harapan masyarakat tersebut, sudah selayaknya
organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan kebidanan (IBI dan
AIPKIND) menyusun suatu standar kompetensi bidan yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan kebidanan,
agar lulusan yang dihasilkan dapat memberikan pelayanan kebidanan
berkualitas.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir
struktural. Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah
disiapkan dengan jabatan fungsional bidan,serta melalui pendidikan
berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya
akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan
fungsinya.Fungsi bidan nantinya dapat sebagai
pelaksana,pendidik,peneliti, dan bidan koordinator.
Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana
bidan bertugas apakah dirumah sakit,puskesmas,bidan didesa atau instansi
swasta.Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan
kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan ,kesempatan,dan
kebijakan yang ada.
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana peran bidan?
2) Bagaimana fungsi dan tugas bidan?
3) Bagaimana kompetensi bidan di Indonesia?
1.3. Tujuan

2
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan kepada
mahasiswa kebidanan yang nantinya harus dimengerti dan dilakukan
sebagai peran dan fungsi bidan. Kita berharap sebagai seorang bidan
patuhilah tugas-tugas sebagai peran bidan.

BAB    II
PEMBAHASAN
2.1. Peran Bidan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai berikut.
2.1.1. Pelaksanaan Asuhan dan Pelayanan kebidanan
Bidan dapat bekerja mandiri melakukan pelayanan kebidanan primer
sesuai dengan wewenangnya dan menentukan perlunya dilakukan rujukan.
Disamping itu perannyaa didalam pelayanan kolaboratif sebagai mitra dalam
pelayanan medis terhadap ibu, bayi dan anak dan sebagai anggota tim kesehatan
dalam pelayanan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab
bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan
/ masaalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,keluarga
berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat).
Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan kesehatan ibu dan
bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan
berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan keluarganyadengan
menumbuhkan rasa percaya diri. Pelaksanaan kebidanan merupakan baguan
integral dan pelayanan kesehatan, yang difokuskan pada pelayanan kesehatan
wanita dalam siklus reproduksi, bayi baru lahir dan balita untuk mewujudkan
kesehatan keluarga sehingga tersedia Sumber Daya manusia (SDM) yang
berkualitas di masa depan.
Sebagai pelaksanaan, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas
mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan.
2.1.2. Peran Sebagai Pengelola

3
Bidan memimpin mengkoordinasi pelayanan kebidanan sesuai
dengan wwewenangnya didalam tim, unit pelayanan RS, Puskesmas,
klinik bersalin, praktek bidan, dan pokok bersalin.
Sebagai pengelola bidan memiliki dua tugas yaitu pengembangan
pelayanan dasar kesehatan dan tugas dalam partisipasi dalam tim.
Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di
wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat atau pelayan.
1. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan
terutama yang berhubungan dengan ibu dan anak untuk meningkatkan dan
mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan masyarakat.
3. Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader,dukun atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program atau kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak serta KB.
4. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya ibu dan anak serta KB.
5. Mengerjakan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
6. Menggerakan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya dengan
memanfaatkan potensi potensi yang ada.
7. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik professional
melalui pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-kegiatan dalam
kelompok profesi.
8. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
2.1.3. Peran Sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 peran yaitu sebagai pendidik dan
sebagai penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader.
1. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien.
2. Bidan memberi pendidikan dari penyuluhan kesehatan kepada klien
( individu, keluarga, kelompok serta masyarakat) tentang penanggulangan

4
masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak
dan keluarga berencana, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan pendidikan dan penyuluhan kesehatan khususnya
dalam bidang kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana bersama
klien.
b. Menyusun rencana penyuluhan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang
telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang bersama
klien.
c. Menyiapkan alat sertamateri pendidikan dan penyuluhan sesuai dengan
rencana yang telah disusun.
d. Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan
sesuai dengan rencana jangka endek serta jangka panjang dengan
melibatkan unsur-unsur terkait, termasuk klien.
e. Mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan bersama klien dan
menggunakannya untuk memperbaiki serta meningkatkan program
dimasa yang akan datang.
f. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan/penyuluhan
kesehatan secara lengkap serta sistematis.
3. Melatih dan membimbing kader bidan, peserta didik kebidanan dan
keperawatan, serta membina dukun diwilayah atau tempat kerjanya,
mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan peletihan dan bimbingan bagi kader, dukun bayi
serta peserta didik.
b. Menyusun rencana pelatihan dan bimbingan sesuai dengan hasil
pengkajian.
c. Menyiapkan alat bantu mengajar ( Audio visual aids, AVA ) dan bahan
untuk keperluan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
d. Melaksanakan pelatihan untuk dukun bayi dan kader sesuai dengan
rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur-unsur terkait.
e. Membimbing peserta didik kebidanan dan keperawatan dalam lingkup
kerjanya.

5
f. Menilai hasil pelatihan dan bimbingan yang telah diberikan.
g. Menggunakan hasil untuk meningkatkan program bimbingan.
h. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan
serta bimbingan secara sistematis dan lengkap.

2.1.4. Peran Sebagai Peneliti


Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan
baik secara mandiri maupun secara kelompok:
1. Mengindentifikasi kebutuhan investigasi yang akan di lakukan
2. Menyusun rencana kerja pelatihan.
3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan.
2.2. Fungsi dan Tugas Bidan
2.2.1. Fungsi Bidan
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan diatas, maka
fungsi bidan adalah sebagai berikut :
2.2.1.1.Fungsi Bidan Sebagai Pelaksana
Fungsi bidan sebagai pelaksana, mencakup :
1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga serta
masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
2. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan
dengan kasus patologis tertentu dan kehamilan dengan resiko tinggi
3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu
4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan resiko tinggi
5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
6. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui
7. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah
8. Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya

6
9. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan system
reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan
menopause sesuai dengan wewenangnya.

2.2.1.2.Fungsi Bidan Sebagai Pengelola


Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup :
1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu,
keluarga, kelompok masyarakat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan dilingkungan unit
kerjanya
3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan
4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antar sector yang terkait
dengan pelayanan kebidanan
5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan
2.2.1.3.Fungsi Bidan Sebagai Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup :
1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga dan kelompok masyarakat
terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga
berencana
2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan
bidang tanggung jawab bidan
3. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik
di klinik dan di masyarakat
4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan
bidang keahliannya
2.2.1.4.Fungsi Bidan Sebagai Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup :
1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian yang dilakukan
sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan

7
2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana
2.2.2. Tugas Bidan
Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas
mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.

2.2.2.1.Tugas mandiri
Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:
1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan, mencakup:
 Mengkaji status keseharan untuk memenuhi kebutuhan asuhan klien.
 Menentukan diagnosis.
 Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
 Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
 Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
 Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan.
 Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
2. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan
melibatkan mereka sebagai klien, mencakup:
 Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita dalam
masa pranikah.
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.
 Menyusun rencana tindakan/layanan sebagai prioritas mendasar bersama
klien.
 Melaksanakan tindakan/layanan sesuai dengan rencana.
 Mengevaluasi hasil tindakan/layanan yang telah diberikan bersama klien.
 Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama klien.
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal,
mencakup:
 Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.

8
 Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
 Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
 Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan bersama
klien.
 Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
4. Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa persalinan.
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam masa
persalinan.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
 Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.
 Membuat rencana dndakan pada ibu selama masa persalinan sesuai
dengan prioritas.
 Membuat asuhan kebidanan.
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup:
 Mengkaji status kesehatan bayi baru lahir dengan melibatkan keluarga.
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
 Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.

9
 Membuat rencana tindak lanjut.
 Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah diberikan
6. Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas.
 Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
 Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan.
 Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluarga berencana, mencakup:
 Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus (pasangan
usia subur).
 Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
 Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien.
 Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
 Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
 Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.
 Membuat pencatatan dan laporan.
8. Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause, mencakup:
 Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.
 Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan asuhan.
 Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien.
 Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
 Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan.
 Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
9. Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga,
mencakup:

10
 Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang
bayi/balita.
 Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.
 Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.
 Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.
 Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
 Membuat rencana tindak lanjut.
 Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.
2.2.2.2.Tugas kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup:
a. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioritas kegawatdaruratan dan
hasil kolaborasi serta bekerja sama dengan klien
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan melibatkan
klien
e. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g. Membuat pencatatan dan pelaporan
2. Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus resiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus resiko tinggi
c. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama sesuai
dengan prioritas.

11
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan resiko
tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g. Membuat pencatatan dan pelaporan
3. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko
tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga,
mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko dan keadaan kegawatdaruratan
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan resiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama pada ibu
hamil dengan resiko tinggi
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g. Membuat pencatatan dan pelaporan
4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi
serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko
tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko serta keadaan kegawatdaruratan

12
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan resiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g. Membuat pencatatan dan pelaporan
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
resiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko serta keadaan kegawatdaruratan
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g. Membuat pencatatan dan pelaporan
6. Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan factor
resiko serta keadaan kegawatdaruratan
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi
dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.

13
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien
g. Membuat pencatatan dan pelaporan

2.2.2.3.Tugas Ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu :
1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan tindakan
diluar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta sumber-sumber dan
fasilitas untuk kebutuhan intervensi lebih lanjut bersama klien/keluarga
c. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap
d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi
2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan resiko tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c. Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
e. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
f. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi

14
3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga,
mencakup :
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu dalam
persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c. Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi
4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam
masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan
melibatkan klien dan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu dalam
nifas yang memerlukan konsultasi dan rujukan
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c. Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan seluruh
kejadian dan intervensi
5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada bayi baru
lahir yang memerlukan konsultasi serta rujukan
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c. Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi

15
6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan
melibatkan klien/keluarga, mencakup :
a. Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdaruratan pada balita yang
memerlukan konsultasi serta rujukan
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas
c. Memberi pertologan pertama pada kasus yang memerlukan rujukan
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut kepada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi
2.3. Kompetensi Bidan di Indonesia
Sebagai tenaga professional, bidan memikul tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat mempertahankan tanggung
jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakan yang dilakukannya.
Pengukuran kompetensi bidan mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor : 369/ Menkes/SK/111/2007tentang standar
profesi bidan, bahwa kompetensi bidan yang harus dimiliki adalah sebagai berikut
:
a. Kompetensi ke 1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
keterampilan dari ilmu social, kesehatan masyarakat dan etik yang
membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi, sesuai dengan budaya
untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
b. Kompetensi ke 2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan
menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehitupan
keluarga yang sehat, perencana kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.
c. Kompetensi ke 3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini,
pengobatan atau rujukan.
d. Kompetensi ke 4 : bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin suatu
persalinan yang bersih dan aman, mengenai situasi kegawat daruratan

16
tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru
lahir.
e. Kompetensi ke 5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui
yang bermutu tinggi, tanggap terhadap budaya setempat.
f. Kompetensi ke 6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi baru lahir sehat, sampai dengan umur 1 bulan.
g. Kompetensi ke 7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bln – 5 thn).
h. Kompetensi ke 8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi,
komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai budaya
setempat.
i. Kompetensi ke 9 : Bidan melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ ibu
dengan gangguan reproduksi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek
kompetensi meliputi aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill)
dan perilaku (attitude) dengan pengukuran kompetensi mencakup
Sembilan komptensi bidan yang mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 369/Menkes/SK/111/2007 tentang
standar profesi bidan.

17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memilki peran sebagai
pelaksana. Sebagai tenaga profesinal, bidan memikul tanggung jawab
dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bidan harus dapat
mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap
tindakan yang dilakukannya.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam rangka
menurunkan angka-angka kematian ibu, angka kematian bayi
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup sehat baik
dalam hal memberikan penyuluhan kepada individu, keluarga kebidanan
diruang lingkup kesehatan dan KB, serta memberikan bimbingan para
mahasiswa bidan, dukun, kader desa didalam bidang pelayanan kebidanan.
3.2. Saran
Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik
kebidanan secara aman dan bertanggung jawab dalam berbagai tatanan
pelayanan kesehatan.
Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan pelayanan yang
maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan berisiko tinggi
terutama pada ibu dan anak. Maka dari itu seorang bidan wajib

18
menjalankan tugas sesuai prosedur yang sudah ditentukan baik itu ,
penyuluhan dan lainnya sesuai profesi kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani Dwana. 2008. Konsep Kebidanan.fitramaya. Yogyakarta


Nulifahrita. 2013.Konsep Kebidanan. Jakarta Selatan.Salembamedika
Karwati, dewi pujiati, sri mujiwati. Asuhan Kebidanan V (kebidanan
Komunitas).cv.trans info media. jakarta 2010
Runjati. Asuhan kebidanan komunitas. EGC. jakarta 2010

19

Anda mungkin juga menyukai