Anda di halaman 1dari 10

PAPER KONSEP KEBIDANAN

“PROFESI BIDAN”

Paper Ini Disusun Guna Memenui

Tugas Mata Kuliah Konsep Kebidanan

Dosen Pengampu : Hj. Tria Wahyuningrum, S.SiT., M.Keb.

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Musyarifah Nurul Ummah A. (202005015)


2. Maulina Puspitasari (202005016)
3. Alif Mujayana (202005017)
4. Try Sulistya Wardani (202005018)
5. Nur Aisyah Rahmawati (202005019)
6. Anisa Triya Rahmavianti (202005020)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. PROFESI BIDAN

1.Defenisi Bidan

Kebidanan adalah suatu profesi yang diakui secara internasional dan memiliki praktisi diseluruh
dunia. Berikut ini beberapa defenisi bidan

 Menurut International Confederation Of Midwives (ICM), yang dianut dan diadopsi oleh seluruh
organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation ofInternational
Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala direview dalam pertemuan
Internasional / Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan
Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang
telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan
tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah
(lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
 Menurut Permenkes No. 1464/MENKES/PER/X/2010
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesia)Seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan
yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secarah sah mendapat
lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan

2. Defenisi Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu


pengetahuan khuusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi
dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah bidang hokum, kedokteran,
keuangan, militer, dan teknik. Ada beberapa pengertian profesi menurut beberapa ahli, yaitu:

 Abraham Flexman (1915)Profesi adalah aktifitas yang bersifat intelektual berdasarkan ilmu


pengetahuan,digunakan utnuk tujuan praktik pelayanan, dapat dipelajari, terorganisir secara
internaldan artistic, mendahulukan kepentingan orang lain.
 Chin Yakobus (1983)Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan khusus
yang telah disepakati dalam beberapa bidang ilmu, melaksanakan cara-cara dan
peraturan anggota profesi tertentu.
 Suessman (1997)Profesi berorientasi pada pelayanan, memiliki ilmu pengetahuan teoritik dengan
otonomidari kelompok pelaksana.
3.Ciri-ciri Profesi

1. Pekerjaan seumur hidup


2. Mempunyai motivasi kuat karena panggilan
3. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus
4. Mengambil keputusan berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori
5. Berorientasi pada pelayanan
6. Pelayanan berdasarkan kebutuhan objektif dan saling percaya antar profesi dan klien
7. Mempunyai wadah berbentuk organisasi
8. Memiliki standar etik dan standar profesi yang ditetapkan

4.Karakteristik Profesi

a) Memiliki pengetahuan yang melandasi keterampilan pelayanan.


Sejak tahun 1952 sampai sekarang pengetahuan kebidanan sudah berdasarkan ilmu terapan yang
terdiri dari pengetahuan umum, keterampilan dan perilaku yang berhubungan dengan ilmu-ilmu
social, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan profesional.
b) Mampu memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain.
Keunikan bidan tergambar dalam perannya meningkatkan kesehatan bagi dirinya dan keluarganya
dengan menghargai martabat manusia dan memperlakukan wanita sebagai wanita seutuhnya.
c) Mempunyai pendidikan yang standar.
Pendidikan bidan sudah dimulai sejak tahun 1982. Pada masa itu pendidikan dilaksanakan sesuai
dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan pelayanan. Tuntutan akademis belum menjadi persyaratan
dalam pelaksanaan pendidikan. Namun setelah melihat besarnya tanggung jawab yang diemban
oleh seorang bidan dalam melaksanakan tugas pelayanannya, maka pendidikan bidan sudah
ditingkatkan menjadi pendidikan profesional melalui pendidikan tinggi
d) Pengendalian terhadap standar praktik.
Standar adalah suatu pernyataan atau criteria yang mencerminkan kualitas. Standar praktik
kebidanan disusun oleh organisasi kebidanan yang bertujuan untuk melindungi bidan kliennya.
e) Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan pelayanan yang diberikannya.
f) Karir seumur hidup yang mandiri
B. BIDAN SEBAGAI PROFESI

Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri-ciri khas yang khusus yaitu sebagai pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai tugas yang
unik yaitu:

 Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.


 Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui proses
pendidikan dan jenjang tertentu.
 Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat.
 Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang teguh kode
etik profesi.

Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi yang
harus memberikan pelayanan professional. Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu
dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan
struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur
berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta
dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsi dan
perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kwalitatif. Dalam
konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut
mendapat tunjangan profesional.

Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu yaitu:

a) Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang
menjadi tanggungjawabnya secara profesional.
b) Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar
pelayanan kebidanan, kode etik, dan etika kebidanan.
c) Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.
d) Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
e) Bidan member pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
f) Bidan memiliki organisasi profesi.
g) Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyrakat.
h) Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan.

Ciri-ciri Bidan sebagai profesi

a) Mengembangkan pelayanan yang unik kepada masyarakat


b) Anggota-anggota dipersiapkan melalui suatu program pendidikan formal yang ditujukan untuk
maksud profesi yang bersangkutan agar dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya secara profesional.
c) Memiliki serangkaian ilmu pengetahuan ilmiah dalam melaksanakan profesinya
d) Memiliki standar kebidanan dan kode etik kebidanan dalam melaksanakan tugas profesinya.
e) Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya (Kepmenkes no 900 tahun 2002)
f) Memiliki pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
g) Anggota-anggota bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya.
h) Memiliki wadah organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya.

C. PROFESIONALISME

Arti dan ciri jabatan profesional.

Jabatan profesional perlu dibedakan dengan predikat profesional yang diperoleh dari jenis
pekerjaan hasil pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (melalui magang atau keterlibatan langsung
dalam situasi kerja tertentu dan mendapatkan keterampilan kerja sebagai warisan orang tua
atau pendahulunya).

Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi. Baik pekerja profesional
maupun teknisi dapat saja terampil dalam unjuk kerja (misalnya menguasai teknik kerja yang sama, dapat
memecahkan masalah teknis dalam bidang kerjanya). Akan tetapi, seorang pekerja profesional dituntut
menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu karyanya.

CV. Good menjelaskan bahwa jenis pekerjaan professional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu
:memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi pelakunya (membutuhkan pendidikan prajabatan
yang relevan). Kecakapan seorang pekerja professional dituntut memenuhi persyaratan yang telah
dilakukan oleh pihak yang berwenang (misalnya: organisasi profesi,konsorsium, dan pemerintah) dan
jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan atau Negara.

Berdasarkan uraian diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa bidan tergolong jabatan
professional karena memenuhi ketiga macam persyaratan diatas. Secara rinci ciri-ciri jabatan profesional
adalah sebagai berikut :

1. Bagi pelakunya secara nyata (de facto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuaidengan
tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialisasi).
2. Kecakapan atau keahlian seseorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaan atau
latihan rutin yang terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap. Jabatan
profesional menuntut pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot,
terselenggara secara efektif, efisien dan tolak ukur evaluatifnya.
3. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan serta kerjanya
didasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan perannya, dan
bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya. Hal ini mendorong pekerja profesional
yang bersangkutan untuk selalu meningkatkan(menyempurnakan) diri serta karyanya. Orang
tersebut secara nyata mencintai profesinya dan memiliki etos kerja tinggi.
4. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya.Jabatan
profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh pelakunya, hal ini
menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggungjawab profesional tersebut.
D.BIDAN SUATU JABATAN PROFESIONAL

Sikap profesional Bidan tidak terlepas dari harapan masyarakat tentang profil seorang Bidan.
Survei tentang kinerja bidan yang dilakukan oleh Organisasi Profesi dan asosiasi institusi pendidikan
kebidanan pada Tahun 2010 melalui pendekatan kualitatif menunjukkan bahwa pada intinya masyarakat
mengharapkan Bidan yang ramah, terampil dan tanggap di bidangnya. Mencermati harapan masyarakat
tersebut, Organisasi Profesi dan stakeholders terkait menyusun suatu standar kompetensi Bidan yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan kebidanan.

Bidan adalah jabatan profesional. Persyaratan dari bidan sebagai jabatan profesional telah
dimiliki oleh bidan tersebut. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.


2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga profesional.
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyrakat.
4. Memiliki kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah.
5. Memiliki peran dan fungsi yang jelas.
6. Memiliki kompetensi yang jelas dan terukur.
7. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
8. Memiliki kode etik bidan.
9. Memiliki etika kebidanan.
10. Memiliki standar pelayanan.
11. Memiliki standar pelayanan.
12. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai dengan
kebutuhan pelayanan.
13. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi.

Prilaku Profesional Bidan

1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.


2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.
3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan kemampuan mutakhir
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan strategipengendalian
infeksi.
5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
6. Meghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan,
kelahiran,periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar merekadapat
menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, memintapersetujuan
secara tertulis sepaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
8. Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi.
9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk emningkatkan pelayanan kesehatankepada ibu
dan keluarga.
10. Advokasi terhadap ibu dalam tatanan pelayanan.
E. ORGANISASI PROFESI BIDAN

Organisasi bidan di indonesia adalah ikatan bidan indonesia (IBI). IBI dibentuk berlandaskan
pancasila dan didasari rasa keprihatinan dan kesadaran untuk membela dan mempertahankan kepentingan
bangsa dan masyarakat pada umumnya dan kepentingan wanita pada khususnya.IBI berdiri pada
tanggal 15 September 1950 dirumah sakit budi kemuliaan yang beranggotakan seluruh bidan indonesia.
Seperti organisasi lainnya, IBI juga memiliki kelembagaan atau pengorganisasian dari pusat
sampai ranting.

Pengorganisasian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kepengurusan IBI tingkat nasional “pengurus pusat” berkedudukan di ibu kota Negara dimana
Departemen Kesehatan berada. Pengurus pusat mempunyai tugas: menyusun dan menetapkan
kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan organisasi nasional
berdasarkan AD/ART, membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan instansi
pemerintah dan lembaga/badan swasta dipusat serta organisasi wanita dan organisasi profesi baik
dalam atau luar negeri.
2. Kepengurusan IBI tingkat propinsi “pengurus daerah” berkedudukan di ibu kota propinsi,
bertugas: mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan organisasi di cabang ranting
sesuai kebijaksanaan dari pengurus pusat serta sesuai dengan situasi dan kondisi melalui
musyawarah, mengadakan hubungan dengan instansi pemerintah dipropinsi maupun organisasi
wanita dan organisasi lainnya serta instansi pemerintah.
3. Kepengurusan IBI tingkat kabupaten “pengurus cabang” Berkedudukan dikabupaten, mempunyai
tugas: melaksankan kegiatan yang telah ditetapkan oleh pengurus pusat melalui pengurus daerah,
membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah atau
nonpemerintah setempat dan khususnya masyarakat wanita.
4. Kepengurusan IBI tingkat ranting “pengurus ranting” berkedudukan masing-masing kewedanan
atau wilayah kecamatan, dapat didirikan apabila jumlah anggotannya lebih dari 5 orang termasuk
didesa.

Kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya

1. Kewajiban terhadap klien dan masyarakat


 Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
 Setiap bidan dalam melaksanakan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas,dan
tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyrakat.
 Setiapa bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,menghormati
hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyrakat.
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan
masyrakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan
yang dimilikinya.
 Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
 Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
 Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil
keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
 Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan, keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan kepentingan
klien.
3. Kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.
 Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana
kerja yang serasi.
 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan tehadap profesinya
 Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
 Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
 Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.
 Setiap bidan harus berusaha terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, Bangsa, Tanah Air
 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan ketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
 Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada
pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.
KESIMPULAN

Bidan sebagai salah satu anggota profesi yang diakui secara nasional dan internasional
mempunyai ciri-ciri khas yang khusus yaitu sebagai pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Yang mana bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu sebagai
berikut :

a) Bidan disiapkan melalui pendidikan formal agar lulusannya dapat melaksanakan pekerjaan yang
menjadi tanggungjawabnya secara profesional.
b) Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu standar
pelayanan kebidanan, kode etik, dan etika kebidanan.
c) Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya.
d) Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya.
e) Bidan member pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
f) Bidan memiliki organisasi profesi.
g) Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyrakat.
h) Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/5106881/Kebidanan_sebagai_salah_satu_pro
fesi

Anda mungkin juga menyukai