Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH FILOSOFI KEBIDANAN,DEFINISI BIDAN,

RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN, SEJARAH


KEBIDANAN,SERTA NILAI-NILAI PROFESI BIDAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. ANNISA RAHMADANI (PO7124120004)


2. NADILA ADNAN (PO7124120022)
3. FITRAH (PO7124120013)
4. SUCIYANTI Z KOWILOY (PO7124120037)
5. TIARA MADYA (PO7124120040)
6. SINDI SURYANI (PO7124120033)
7. ALYA AGUSTINA (PO7124120053)
8. NATASYA DJAMPA (PO7124120024)

Dosen Pembimbing :

Ibu SRI RESTU TEMPALI S.Kep.Ns.,MSC

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

POLTEKES KEMENKES PALU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLah SWT.Yang telah


memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga
kita bisa menyelesaiakan makalah ini. Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.Beserta keluarga-
Nya,sahabat-sahabat-NYA, dan kita selaku umat-Nya hingga akhir
zaman.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata


sempurna.Hal ini karena kemampuan dan pangalaman kami yang
masih ada dalam keterbatasan.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih semoga ALLAH SWT


senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin
Bab I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan.

Pada pelayanan kebidanan terdapat tiga macam pelayanan kebidanan yaitu


pelayanan kebidanan pelayanan bidan tugas mandiri, pelayanan kebidanan
kolaborasi, dan pelayanan kebidanan rujukan, yang disertai dengan masing-
masing contoh.

Bidan tugas mandiri yaitu layanan yang diberikan bidan secara mandiri,bidan
bertanggung jawab penuh akan tindakannya.Contoh bidan tugas bidan
menolong persalinan normal.

Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaaan atau sebagai salah satu dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.melaksanakan asuhan kebidanan
pada bayi lahir dengan resiko tinggidan memberikan pertolonganpertama sesuai
prioritas.contoh pelayanan kebidanan kolaborasi adalah ibu hamil yang di sertai
komplikasi hipertensi.

Layanan rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatanyang


memungkinkan terjadi nyapenyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas
masalah yang timbulbaik secara vertikal(komunikasi antara unit yang
sederajat)maupun horizontal(komunikasi inti yang lebih tinggi keunit yang lebih
rendah)kefasilitas pelayanan yang lebih kompeten,terjangkau,rasional dan tidak
dibatasi oleh wilayah administrasi.Contoh pelayanan kebidanan tugas rujukan
misalnya ibu hamil yang memiliki berat bayi berlebihan.

Bab II
PEMBAHASAN

1. Pengertian atau Definisi Bidan


 PENGERTIAN BIDAN
Kebidanan merupakan ilmu yang sama tua nya dengan sejarah homo sapies. Istilah
kebidanan sudah ada dalam kitab kejadian bidan Yahudi merupakan bidan pertama, yang
“berkenan dengan wanita”, kebidanan bertahan berabad-abad lamanya, karena kelahiran,
suatu pembaruan kehidupan, berlanjut sepanjang masa.

 DEFINISI BIDAN
a) DEFINISI BIDAN SECARA UMUM :

Seorang (wanita) yang telah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan


kebidanan yang diakui pemerintah setempat, serta lulus ujian sesuai dengan ketentuan yang
berlaku telah memperoleh ijasah yang terdaftar sebagi persyaratan utama melakukan praktik
kebidanan.

b) Definisi bidan di indonesia:

adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan kebidanan
yang telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan memperoleh kualifikasi
untuk registrasi dan memperoleh izin untuk melaksanakan praktik kebidanan.

C) Definisi Bidan menurut ICM, 2005 :

Seorang yang telah berhasil dan sukses menyelesaikan pendidikan bidan yang
terakreditasi dan diakui negara telah memperoleh kualifikasi yang dibutuhkan untuk
didaftarkan mendapat sertifikat dan/atau secara resmi diberi lisensi untuk melakukan praktek
kebidanan.

d) Menurut Definisi Bidan WHO:

Seorang yang diakui secara regular dalam program pendidikan bidan, diakui secara
yuridis di tempatkan dan mendapat kualifikasi serta terdaftar di sektor dan memperoleh ijin
melaksanakan praktik kebidanan.

e) Definisi bidan menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesi):

seorang perempuan yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah
diakui Pemerintah, dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan di beri izin
secara sah untuk melaksanakan praktik.
2. Filosofi asuhan kebidanan
 Pengertian atau definisi filosofi
Falsafah: filsafah, filosofi: Pengertian filosofi secara umum adalah ilmu yang mengkaji
tentang akal budi mengenai hakikat yang ada. Filosofi Kebidanan adalah keyakinan atau
pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka pikir dalam memberikan asuhan
kebidanan.

Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Arab yaitu “falsafa” (timbangan) yang dapat
diartikan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal dan Shukumnya (Harun Nasution, 1979). Menurut bahasa Yunani “philosophy“
berasal dari dua kata yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan
sophos (hikmah, kebijkasanaan, pengetahuan, pengalaman praktis, intelegensi). Filsafat
secara keseluruhan dapat diartikan “cinta kebijaksanaan atau kebenaran.”
Pendapat para ahli mengenai filosofi :

a. Filosofi adalah disiplin ilmu yang difokuskan pada pancarian dasar-dasar dan
penjelasan yang nyata (Chinn & Krammer, 1991:17).

b. Filosofi adalah pendekatan berpikir tentang kenyataan meliputi tradisi, agama,


marxime, existentialisme dan fenomena yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat
(Person dan Vaughan, 1998).

c. Filosofi adalah adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan
meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang
lebih sering disebut ideologi (Moya Davis, 1993).

Jadi filosofi diartikan sebagai ilmu tentang sesuatu disekitar kita dan apa penyebabnya.
Anggapan tentang filosofi:

a.Elit

Hanya untuk golongan tertentu, bukan untuk konsumsi umum.

b.Sulit

Beberapa aspek dari filosofi sering dianggap sulit, kompleks dan berbelit-belit.

c. Obscure

Dianggap sebagai hal yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan sehari-hari.

d. Abstrak (tidak jelas)

Filosofi mencoba membangkitkan tingkat pengertian pada hal tertentu yang dapat
dihindari. Bagaimana fakta bahwa banyak filosofi adalah abstrak tetapi tidak berarti bahwa
hal tersebut tidk ada penerapan yang nyata.
 Filosofi Asuhan Kebidanan
Falsafah asuhan kebidanan merupakan keyakinan/ pandangan hidup bidan yang
digunakan sebagai kerangka berpikir dalam memberikan asuhan kepada klien.

a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan

Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu
penyakit, namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal dapat tiba – tiba
menjadi tidak normal.

b. Keyakinan tentang wanita

Bidan yakin bahwa perempuan meupakan pribadi yang unik, mempunyai hak mengkontrol
dirinya sendiri, memiliki kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut dihormati.

c. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya

Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan perempuan bersalin dan
bayinya. Bidan mempunyai kemampuan mempengaruhi klien dan keluarganya.

d. Keyakinan tentang pemberdayaan dan pembuatan keputusan

Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan kebidanan patut dihormati.
Keputusan yang dipilih merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga, dan
pemberi keputusan.

e. Keyakinan tentang asuhan

Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan peningkatan
kesehatan yang menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan objektif,
konseling dan menfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu, asuhan
kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan mengoptimalkan wanita serta
keluarganya.

f. Keyakianan tentang kalaborasi

Bidan meyakini bahwa dalam memberikan asuhan harus tetap mempertahankan, mendukung
dan menghargai proses fisiologi. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya
bedasarkan indikasi. Bidan adalah praktisi yang mandiri, yang bekerja sama mengembangkan
kemitraan dengan anggota tim kesehatan lainnya.

g. Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya

Bidan meyakini bahwa mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan dan pemberdayaan


wanita serta tim kesehatan yang lainnya selama pemberian asuhan dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab.

 TUJUAN FILOSOFI KEBIDANAN


Memberikan persepsi tentang hal-hal yang penting dan berharga dalam memfasilitasi proses
penanggulangan teori dan praktek “

 PRINSIP DASAR FILOSOFI KEBIDANAN


1.Hubungan antara ibu dan bidan adalah dasar dalam memberikan asuhan yang baik

2.Ibu adalah fokus dalam meberikan asuhan

3.Memberikan pilihan pada ibu untuk melahirkan

4.Menggunakan seluruh keterampilan bidan

5.Asuhan yang berkesinambungan

6.Asuhan dasar komunitas

7.Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan

8.Memberikan asuhan yang ramah kepada ibu dan bayinya

 LANDASAN FILOSOFI KEBIDANAN


Filosofi kebidanan merupakan keyakinan / pandangan hidup bidan yang digunakan
sebagai kerangka fikiran dalam memberikan asuhan kepada klien, yaitu:

1.         Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan.


Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah, namun tetap
waspada.

2.         Keyakinan tentang perempuan.


Bidan yakin bahwa setiap perempuan merupakan pribadi yang unik, tidak sama baik
fisik, emosional, spiritual dan budayanya. Dia punya hak untuk mengontrol dirinya,
keinginan, harapan dan kebutuhannya patut dihormati.

3.         Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya.


Bidan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi klien dan keluarganya. Proses
fisiologi normal harus dihargai dan dipertahankan bila bermasalah gunakan
teknologi tepat guna dan rujuk bila perlu.

4.         Keyakinan tentang pemberdayaan dan membuat keputusan.


Bidan   yakin   bahwa  pilihan dan   keputusan   dalam   asuhan   terhadap
perempuan patut dihormati. Keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara
perempuan, keluarga dan pemberi asuhan. Perempuan punya hak untuk memilih dan
memutuskan tentang pemberi asuhan dan tempat melahirkan.

5.         Keyakinan tentang asuhan.


Bidan  yakin  bahwa  fokus  asuhan  kebidanan  adalah  upaya  pencegahan  dan
peningkatan. Asuhan harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan dukungan
dan perhatian, perempuan akan bersalin dengan aman dan selamat. Oleh karena itu
asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan memberdayakan
perempuan dan keluarganya.

6.         Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan.


Bidan yakin bahwa dalam memberikan asuhan tetap mempertahankan, mendukung
dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan
hanya atas indikasi, rujukan yang efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan
ibu dan bayinya. Bidan adalah praktisi mandiri, bekerjasama mengembangkan
kemitraan dengan anggota tim kesehatan lainnya.

7.         Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya.


Bidan yakin bahwa asuhan, dukungan, bimbingan serta kepedulian kepada klien
dalam membantu mengatasi masalah kesehatan reproduksinya dilakukan secara
berkesinambungan dan penuh tanggungjawab.
Filosofi kebidanan berprinsip pada asuhan kebidanan, bahwa :
a.        Proses kelahiran merupakan sesuatu yang fisiologis.
b.        Non intervensi/cara sederhana.
c.         Aman, berdasarkan evidence based.
d.        Orientasi pada ibu secara komprehensif.
e.         Menjaga privasi/kerahasiaan ibu.
f.          Membantu ibu dalam menciptakan proses yang fisiologis.
g.         Memberi informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
h.        Mensupport ibu dan keluarga agar aktif.
i.           Menghormati praktek (adat, keyakinan dan agama).
j.           Menghormati kesehatan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu.
k.         Usaha promosi dan preventif.
Prinsip dasar filosofi kebidanan, bahwa :
a.        Hubungan antara ibu dan bidan adalah dasar dalam memberikan asuhan yang
baik.
b.        Ibu adalah fokus dalam memberikan asuhan.
c.         Memberikan pilihan pada ibu untuk menentukan pemberi asuhan & tempat
persalinan.
d.        Menggunakan seluruh ketrampilan bidan.
e.         Asuhan yang berkesinambungan.
f.          Asuhan dasar komunitas.
g.         Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan.
h.        Memberikan asuhan yang baik kepada ibu dan bayinya.
Dengan demikian filosofi kebidanan akan menyediakan kerangka kerja dan pondasi
yang kuat dalam mengevaluasi efektifitas asuhan kebidanan guna meningkatkan kesehatan
ibu dan anak.

 PENGERTIAN FALSAFAH DAN FALSAFAH ASUHAN


KEBIDANAN
Falsafah Kebidanan
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam
memberikan pelayanan kebidanan. Falsafah kebidanan tersebut adalah:
 Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun peraturan
pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan
professional dan secara internasional diakui oleh ICM, FIGO dan WHO.
 Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam
beberapa peraturan maupun keputusan menteri kesehatan ditujukan dalam rangka
membantu program pemerintah bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka
menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman,
pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan reproduksi lainnya.
 Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya.
Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup
dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
 Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause adalah
proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi medic.
 Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak
dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
 Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita
usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan yang
berkualitas.
 Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang
membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja.
 Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan dan
pelayanan kesehatan.
 Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
 Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah dalam rangka
meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang professional dan interaksi social serta
asas penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.
 Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan kepribadian
berlangsung sepanjang hidup manusia perlu dikembangkan dan diupayakan untuk
berbagai strata masyarakat.

Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu
keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil,
bersalin, post partum, bayi baru lahir.

Falsafah Asuhan Kebidanan


Falsafah asuhan kebidanan merupakan keyakinan/ pandangan hidup bidan yang digunakan
sebagai kerangka berpikir dalam memberikan asuhan kepada klien.

1. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan


2. Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan suatu
penyakit, namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal dapat tiba –
tiba menjadi tidak normal.
3. Keyakinan tentang wanita
4. Bidan yakin bahwa perempuan meupakan pribadi yang unik, mempunyai hak
mengkontrol dirinya sendiri, memiliki kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut
dihormati.
5. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
6. Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan kesejahteraan perempuan bersalin
dan bayinya. Bidan mempunyai kemampuan mempengaruhi klien dan keluarganya.
7. Keyakinan tentang pemberdayaan dan pembuatan keputusan
8. Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan kebidanan patut dihormati.
Keputusan yang dipilih merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga,
dan pemberi keputusan.
9. Keyakinan tentang asuhan
10. Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan yang menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan
objektif, konseling dan menfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena
itu, asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan mengoptimalkan
wanita serta keluarganya.
11. Keyakianan tentang kalaborasi
12. Bidan meyakini bahwa dalam memberikan asuhan harus tetap mempertahankan,
mendukung dan menghargai proses fisiologi. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam
asuhan hanya bedasarkan indikasi. Bidan adalah praktisi yang mandiri, yang bekerja
sama mengembangkan kemitraan dengan anggota tim kesehatan lainnya.
13. Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya
14. Bidan meyakini bahwa mengembangkan kemandirian profesi, kemitraan dan
pemberdayaan wanita serta tim kesehatan yang lainnya selama pemberian asuhan
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

 Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggungjawab praktek profesi
bidan dalam sistimpelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat dan keluarga. Pelayanan kebidanan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan
kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya kelurga kecil bahagaia dan sejahtera (Depkes
RI, 1998). Adapun standar pelayanan kesehatan meliputi 4 standar yang dikolompokkan
sebagai berikut : (Depkes RI, 1999).S

1. Standar pelayanan umum.

Terdapat dua pelayanan standar sebagai berikut :

a) Persiapan untuk keluarga sehat.

Bidang memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga, dan


masyarakattentang segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan
kesehatan umum, gizi, kelkuarga berencana, kesiapan dalam menghadpi kehamilan,
dan menjadi calong orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan
mendukung kebiasaan yang baik.

b) Pencatatan
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya yaitu registrasi
semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu
hamil/bersalin/nifas, dan bayi baru lahir. Disamping itu bidang hendaknya mengikut
sertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau nsemua upaya
masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan bayi yang baru lahir.

2. Standar Pelayanan antenatal

Terdapat 6 standar pelayanan antenatal sebagai berikut : (Depkes RI, 2002).

a) Identifikasi ibu hamil

b) Pemeriksaan dan Pemantauan antenatal.

c) Palpasi abdominal

d) Pengelolaan anemia pada kehamilan

e) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

f) Persiapan persalinan

3. Standar Pertolongan Persalinan

Terdapat 4 standar pertolongan persalinan, yaitu: (Depkes RI, 1998).

a) Asuhan saat persalianan

b) Persalinan yang aman

c) Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat

d) Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi

4. Standar pelayanan Nifas

Terdapat 3 standar dalam pelayanan nifas sebagai berikut: (Depkes RI, 1999).

a) Perawatan bayi baru lahir

b) Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan

c) Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

5. Kegawatan Standar Pelayanan Obstetri Neonatal

Terdapat 10 standar dalam penanganan kegawatan obstetri dan neonatal sebagai


berikut: (IBI, 2000).

a) Penanganan perdarahan pada kehamilan

b) Penanganan kegawatan pada eclamsia

c) Penanganan kegawatan partus lama/macet


d) Persalinan dengan forsef rendah

e) Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

f) Penaganan retensio plasenta

g) Penanaganan perdarahan postpartum primer

h) Penanganan perdarahan postpartum sekunder

i) Penanganan sepsis puerperalis

j) Penanaganan asfeksia

 PRAKTIK KEBIDANAN
Selama melakukan praktik kebidanan komunitas, Anda akan mengelola asuhan ANC, INC, PNC,
BBL, Bayi, Balita, Kesehatan Reproduksi dan KB dalam setting komunitas. Dalam memberikan
asuhan, Anda harus menerapkan konsep falsafah kebidanan, yaitu memperlakukan klien sebagai
manusia secara utuh dengan memperhatikan aspek biopsikososiospiritual, serta memperhatikan aspek
perilaku professional pelayanan (professional behavior) yang meliputi komunikasi, etika, etiket,
moral, serta tanggap terhadap sosial budaya masyarakat.

Proses pembelajaran praktik kebidanan komunitas yang sedang Anda ikuti ini, dapat berjalan
lebih lancar apabila Anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut.

1. Pahami dulu dengan baik mengenai berbagai materi-materi penting yang merupakan pra
syarat dalam mempelajari buku ini antara lain: asuhan kebidanan kehamilan, asuhan
kebidanan persalinan dan BBL, asuhan nifas dan menyusui, asuhan neonatus, bayi, balita, dan
anak prasekolah, komunikasi dan konseling, serta asuhan kebidanan komunitas.

2. Pahami dengan baik konsep tugas dan tanggung jawab di komunitas, sasaran kebidanan
komunitas, masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, ruang lingkup
pelayanan kebidanan komunitas, dan pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak.

3. Pelajari format pengkajian yang Anda gunakan dan buatlah kesepakatan bersama dengan
seluruh kelas dan pembimbing praktik lapangan tentang cara pengisian.

4. Pelajari terlebih dahulu standar asuhan kebidanan, standar pelayanan kebidanan.

5. Lakukan koordinasi bidan desa dan kader untuk mendapatkan data keberadaan klien.

6. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam praktik asuhan kebidanan di real setting
komunitas sangat bergantung pada kesungguhan Anda melaksanakan praktik di lapangan.
Mohon diingat! bahwa praktik kebidanan komunitas ini hanya Anda lakukan selama
perkuliahan dan tidak diulang. Untuk itu berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan
teman sejawat

7. Bila Anda menemukan kesulitan, silakan hubungi pembimbing yang mengampu mata
kuliah ini. Baiklah rekan mahasiswa, selamat belajar dan semoga Anda sukses melaksanakan
praktik kebidanan komunitas. Kami berharap Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan
belajar praktikum dalam buku ini dengan baik dan tetap semangat belajar.
 Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan .

Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam
bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta
keluarga berencana (Rahmawati, 2012). Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang
normal, alami, dan sehat. Bidan meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu
serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi
sebagian besar wanita. Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari
seorang profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, dengan begitu
maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik. Maka dari itu,
dilakukan asuhan kebidanan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari
waktu ke waktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga
profesional kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai pra konsepsi, awal
kehamilan, selama semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai enam minggu pertama
post partum (Pratami,2014).

• Tujuan Asuhan
a. Tujuan Umum : Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang sesua
dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan secara normal dan bayi dapat lahir
dengan sehat.
b. Tujuan Khusus
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
2) Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
3) Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
4) Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi komplikasi.

5) Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI Ekslusif

Prinsip pokok asuhan kebidanan

a. Kelahiran adalah proses yang normal

b. Pemberdayaan

c. Otonomi

d. Jangan Membahayakan

Dalam asuhan kebidanan dijelaskan beberapa point yang akan mewarnai


asuhan itu. Adapun yang dimaksud adalah :
1. Pemahaman tentang kehamilan dan persalinan Bidan harus memahami dan yakin
bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis,
walau tidak dipungkiri dalam beberapa kasus mungkin terjadi komplikasi sejak awal
karena kondisi tertentu/ komplikasi tersebut terjadi kemudian. Proses kelahiran
meliputi kejadian fisik, psikososial dan cultural.
2. Pemahaman tentang perempuan Setiap perempuan merupakan pribadi yang
mempunyai hak, kebutuhan serta harapan, oleh karena itu sudah selayaknya
perempuan mempunyai partisipasi aktif dalam pelayanan yang diperolehnya selama
kehamilan, persalinan, nifas dan membuat keputusan mengenai cara pelayanan yang
disediakan untuknya. Keunikan secara fisik, emosional, sosial dan
budayamembedakan tiap perempuan. Perbedaan dalam kebutuhan dan kebudayaan
merupakan tuntutan untuk lebih memperhatikan perempuan selama proses hidupnya.

3. Pemahaman tentang profesi dan manfaatnya Fungsi utama profesi kebidanan


adalah untuk mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya. Proses yang fisiologis
harus didukung dan dipertahankan tapi bila timbul penyulit harus digunakan teknologi
dan referral yang efektif untuk memperoleh ibu dan bayi yang sehat.
4. Pemahaman pemberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan Perempuan
harus diberdayakan untuk mampu membuat keputusan tentang kesehatan diri dan
keluarga melalui KIE & konseling sehingga suara perempuan lebih terdengar dan
mempunyai kekuatan dalam dirinya untuk membuat suatu keputusan yang disertai
dengan informasi yang berimbang dari seorang bidan, dengan adanya hal tersebut
diharapkan perempuan dapat melewati setiap fase hidupnya dengan aman.
5. Pemahaman tentang pelayanan kebidanan Pelayanan harus dilakukan secara
continue, individual dan tidak otoriter serta menghardai pilihan klien. Pelayanan yang
diberikan dengan keyakinan bahwa dengan dukungan dan asuhan yang tepat, klien
dapat melahirkan secara aman dan membanggakan. Pelayanan kebidanan haruslah
aman, memuaskan, menghormati seta memberdayakan perempuandan keluarganya.

3. Ruang lingkup Asuhan Kebidanan


 Asuhan kebidanan pada ibu hamil
Tujuan Umum asuhan kehamilan
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayi dengan
trauma seminimal mungkin
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Ekslusif
f. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara
normal.

Tujuan Anamneses:

1. Mengetahui keadaan ibu hamil


2. Membantu menentukan diagnose
3. Mengambil tindakan bila perlu
Tujuan inspeksi:
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengetahui tanda-tanda kehamilan
3. Mengetahui adanya kelainan-kelainan
Tujuan Palpasi:
1. Mengetahui usia kehamilan
2. Mengetahui bagian-bagian janin ( kepala, punggung, bokong)
3. Mengetahui letak janin
4. Mengetahui keadaan janin tunggal atau tidak

5. Mengetahui sampai dimana bagian terdepan janin masuk kedalam rongga panggul
6. Mengetahui keseimbangan antara ukuran kepala dan panggul
Tujuan Auskultasi:
1. Mengetahui hamil atau tidak
2. Menentukan anak hidup atau mati
3. Membantu menentukan kedudukan punggung, presentasi, anak tunggal atau kembar yaitu
terdengar pada dua tempat

Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil laporan ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan tentang
Asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan
KB.
2. Manfaat praktis
a. Bidan
Hasil laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam pemberian asuhan
berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas, dan KB di Puskesmas Mlati II
Sleman.
b. Pelaksana Kebidanan

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam asuhan
berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, BBL, nifas, dan KB di Puskesmas Mlati II
Sleman.
c. Ibu Hamil
Agar ibu hamil maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dini penyulit yang mungkin
timbul pada masa hamil, bersalin, BBL dan nifas, sehingga memungkinkan segera mencari
pertolongan untuk mendapatkan penanganan.

Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan


Bagaimana cara kita sebagai bidan memastikan bahwa peran kita di dalam masyarakat dan
negara dapat membantu ibu-ibu dan bayinya selamat dalam kehamilan dan kelahiran?
Jawabannya, baik berbicara sebagai masyarakat atau sebagai seorang wanita secara
individual, adalah berfokus pada keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan
kesehatan dan tanggung jawab asuhan, serta keterampilan dalam pemecahan masalah. Kita
mulai dengan ibu yang sehat. Kita menentukan penyebab-penyabab utama kematian maternal
dan untuk mencegah, mendeteksi atau menangani penyimpangan dari sehat yang mengancam
keselamatan jiwa melalui jalan menuju keselamatan. Pada setiap tingkat masyarakat dan
negara terdapat tindakan yang dapat diambil oleh bidan untuk membantu memastikan bahwa
ibu-ibu tidak akan meninggal dalam kehamilan dan kelahiran. Tindakan-tindakan ini dapat
dilakukan pada beberapa tingkatan:
• Rumah dan masyarakat

• Pusat kesehatan atau rumah bersalin


• Rumah sakit

 Asuhan kebidanan pada ibu bersalin


 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
 Pastikan kandung kemih kosong jika penuh, lakukan kateterisasi.
Evaluasi
 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di
air DTT
tanpa melepas sarung tangan kemudian keringkan dengan tissue
atau
handuk pribadi yang bersih dan kering.
 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
 Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
 Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (4060x/menit)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, resusitasi dan segera merujuk ke
rumah sakit
 Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke rumah sakit Rujukan
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit
ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.Bersihkan ibu dari paparan
darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban,
lendir dan darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring. Menggunakan larutan klorin
0,5% lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering.
 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
untuk member ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
 Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk memberikan salep mata profilaksis infeksi,
vitamin k1 (1 mg) intramuskuler di paha kiri bawah lateral dalam 1 jam pertama.
 Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik
(pernafasan normal 40-60 kali/menit dan temperatur tubuh normal 36.5 - 37.50C)
setiap 15 menit.
 Setelah satu jam pemberian vitamin k1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-
waktu dapat disusukan.
 Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

 3. Asuhan kebidanan pada ibu nifas dan masa antara


- Asuhan pada ibu nifas

Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuhan yang
konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya
dari stress fisik akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat
bayinya. Dalam proses penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan
kompetensi, ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan
keluarga. Bidan harus dapat merencankan asuhan yang akan diberikan pada ibu sesuai
dengan kebutuhan ibu tersebut.

Pada periode ini bidan dituntut untuk dapat memberikan asuhan kebidanan terhadap
perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat
dilihat dan dinilai secara langsung, apabila terjadi ketidaknormalan bidan langsung bisa
mendeteksi dan memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan
psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai
hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga.

Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran
sampai 6 minggu setelah kelahiran. Tujuan dari asuhan masa nifas adalah untuk memberikan
asuhan yang adekwat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan
memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera setelah
melahirkan. Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksanyanya asuhan segera atau rutin
pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, tindakan
segera serta merencanakan asuhan.

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien
merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.

a. Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut,
kronis seperti: Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas
ini.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya.Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak,
karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga
akan mempengaruhi proses nifas.

Penyebab yang paling menonjol adalah :

a. Kekecewaan emosional yang meng-ikuti rasa puas dan takut yang dialami
kebanyakan wanita
selama kehamilan dan persalinan.
b. Rasa sakit masa nifas awal.
c. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum.
d. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah me-ninggalkan
rumah sakit
e. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.

Menjelaskan pengkajian psikologis:

a. Respon keluarga terhadap ibu dan bayinya

b. Respon ibu terhadap bayinya

c. Respon ibu terhadap dirinya

- Masa antara
Masa antara adalah suatu fase hidup yang dialami oleh seseorang wanita dalam kurun
waktu usia subur antara kehamilan satu dengan yang lainnya, atau antara melahirkan
terakhir sampai sebelum masa klimakterium(menopause).
 Asuhan Kebidanan Pada Bayi.
Asuhan bayi baru lahir adalah yang di berikan pada bayi tersebut selama jam pertama
setelah kelahiran ,sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan
dengan sedikit bantuan .pentinnya seorang ibu melakukan instalasi menyusui dini
yaitu berada di atas perut ibu selama 1 jam hingga mencapai putting susu ibu karena
dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak serta menurunkan angka kematian
bayi dan balita.

 Asuhan Kebidanan Pada Balita Sehat.


Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda, untuk
memenuhu atau memahami perkembangan anak juga perlu di pahami permasalahan-
permasalahan yang di alami anak selama perkembangan mya. perkembangan fisik
menjadi begian penting yang harus mendapat perhatian karena segala aspek,
kemampuan aspek perlu di dukung oleh sehat atau normalnya perkembangan fisik
anak.studi kasus ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada
balita,pelayanan kebidanan mampu bekerja sama dengan tenaga instansi kesehatan
lainnya dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga,sehingga mampu
memberikan stimulasi perkembangan anaknya sesuai dengan usia perkembangan.

 ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA REPRODUKSI


1. Kesehatan Reproduksi
Menurut (WHO) kesehatan reproduksi adalah kesejahteraaan fisik,
mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi, serta prosesnya (Romauli, 2011).
Ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan
kehidupan manusia sejak lahir sampai mati. Pelaksanaan kesehatan
reproduksi menggunakan pendekatan siklus hidup (life cycle approach) agar
diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas serta
dilaksanakan serta terpadu dan berkualitas dengan memperhatikan hak
repoduksi perorangan dengan bertumpu pada program pelayanan yang
tersedia (Kumalasari & Andhyantoro, 2012).
Pendekatan siklus hidup dikenal lima tahap, beberapa pelayanan
kesehatan reproduksi dapat diberikan pada tiap tahapan ini :
a. Konsepsi
b. Bayi dan anak
c. Remaja
d. Usia subur
e. Usia lanjut
Ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi hal-hal berikut :
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b. Keluarga berencana (KB)
c. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi (ISR)
termasuk PMS, HIV/AIDS.
d. Pencegahan dan penganggulangan komplikasi aborsi
e. Kesehatan reproduksi remaja
f. Pencegahan dan penanggulangan infertilitas
g. Kanker pada usila dan osteoporosi
h. Berbagi aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks,
mutilasi, genital, fistula, dan lain-lain (Kumalasari & Andhyantoro,
2012).
2. REMAJA

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke


masa dewasa.Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun
demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga
istilah adolescence. Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas
digunakan untukk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun
fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa,
terutama perubahan alat reproduksi sedangkan istilah adolescence lebih
ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai
masa pubertas (Poltekes DepKes, 2012).
Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi
kesehatan reproduksi adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan
penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia dan sering disebut masa pubertas.
b. Masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologis) secaracepat yang
tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional).
Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang
mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan, dan dukungan
lingkungan di sekitarnya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang
menjadi dewasa yang sehat, baik jasmani, sosial, maupun psikososial.
c. Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan
terhadap remaja laki-laki dan wanita. Bagi laki-laki, masa remaja dulu
gadis mulai dipingit ketika merka mulai mengalami menstruasi.
d. Walaupun dewasa ini praktik seperti itu telah jarang dilakukan, namun
perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki merupakan saat
diperolehnya kebebasan, sedangkan untuk wanita merupakan saat
dimulainya segala bentuk pembatasan (pada zaman remaja laki-laki

dan wanita ini dapat menempatkan remaja wanita dalam posisi


dirugikan).
Kesetaraan perlakuan remaja laki-laki dan wanita diperlukan dalam
mengatasi masalah kesehatan remaja agar masalahnya dapat tertangani
secara tuntas.
3. MENSTRUASI

Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid ialah jarak antara
tanggal mulainya yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya
perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak
diperhitungkan dan tepatnya waktu haid dari ostium uteri eksternum tidak
dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari.
(Prawirohardjo, 2008).
Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai haid yang
klasik ialah 28 hari. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun
ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55
tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering
dijumpai.Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa hanya 20%
saja panjang siklus haid 28 hari. Panjang siklus yang biasa pada manusia
ialah 25-32 hari, dan kira-kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya
berkisar antara 18-42 hari dan tidak teratur, biasanya siklus tidak berovulasi
(anavulatoar). Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti
darah sedikit-sedikit kemudian, danada yang sampai 7-8 hari
(Prawirohardjo, 2008).
Gangguan haid dan siiklusnya khususnya dalam masa reproduksi
dapat digolongkan dalam
1) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:
a) Hipermenorea atau menoragia
b) Hipomenorea
2) Kelainan siklus
a) Polimenorea
b) Oligomenorea

dan wanita ini dapat menempatkan remaja wanita dalam posisi


dirugikan).
Kesetaraan perlakuan remaja laki-laki dan wanita diperlukan dalam
mengatasi masalah kesehatan remaja agar masalahnya dapat tertangani
secara tuntas.
4. Amenorea

a. Pengertian
Amenorea ialah tidak datangnya menstruasi tepat waktu siklusnya
yang normal dapat merisaukan wanita antara pubertas sampai
menopause. Amenorea dibagi dalam tiga pembagian antara amenorea
fisiologis amenorea primer dan amenorea sekunder (TIM, 2010).
Menurut Nuary (2010), tanda dan gejala amenorea tidak
didapatkannya menstruasi, dengan atau tanpa perkembangan seksual
sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau
kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal
sebelumnya sudah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung
dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
1. SEJARAH PERKEMBANGAN BIDAN SEBAGAI
PROFESI BAIK DIDLALAM ATAU LUAR NEGERI
2) SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN
KEBIDANAN BAI DI DALAM MAUPUN DI LUAR
NEGRI
 Sejarah pelayanan kebidanan di dalam negri (Indonesia)
Perkembangan pelayanan kebidanan dimulai ketika be;anda menjajah Indonesia. Pada
masa pemerintahan belanda, Indonesia masih mengikuti kebiasaan lama, ibu ditolong
oleh dukun paraji. Persalinan oleh dukun menggunakan mantra-mantra dan mengurut
perut ibu. Perkembangan pelayanan kebidanan di Indonesia menurut catatan dimulai
pada tahun 1807 sehingga dukun dilatih untuk pertolongan persalinan di zaman
Gubernur Jendral Hendrik William Dandels, tetapi keadaan ini tidak berlangsung
lama karena tidak adanya pelatih kebidanan . adapun pelayanan kebidanan hanya di
peruntukan bagi orang belanda yang ada di Indonesia . tahun 1894 di buka pendidikan
bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer belanda W.Bosch.
mulai saat itu pellayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan bayi.
Pada tahun 1952, mulai diadakn pelatihan bidan secara formal agar dapat
meningkatkan kualitas pertolongan persalinan, pelatihan untuk dukun masih
berlangsung sampai sekarang yang diberikan oleh bidan. Kursus tambahan bidan
(KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta dilakukan pula di kota-kota besar nusantara.
Seiring pelatihan tersebut , didirikan pula balai kesehatan ibu dan anak (BKIA)
dengan bidan sebagai penanggung jawab . pelayanan yang di berikan mencakup
antenatan, postnatal, pemeriksaan bayi dan anak. Pada tahun 1957 bermula dari BKIA
, kemudian terbentuklah suatu pelayanan terintegrasi bagi masyarakat yang
dinamakan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) . pelayanan yang di berikan
yaitu kesehatan ibu dan anak, serta keluarga berencana . pelayanan kebidanan di
posyandu mencakup pemeriksaan kehamilan , pelayanan keluarga berencana ,
imunisasi gizi, dan kesehatan lingkungan. Sejak tahun 1990, pelayanan kebidanan
diberikan secara merata sesuai kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini merupakan
instruksi presiden disampaikan pada sidang cabinet tahun 1992 , kebijakan ini
mengenai perlunya mendidik bidan untuk di tempatkan didsa dengan tugas pokok
sebagai pelaksana kesehatan KIA, khususnya ibu hamil, bersalin dan nifas serta
pelayanan kesehatan bayi baru lahir termasuk pembinaan dukun bayi. Titik tolak
konferensi kependudukan dunia di kairo pada tahun 1994 menekankan pada
kesehatan reproduksi, memperluas area garapan pelayanan kebidanan. Area tersebut
meliputi :
a. Safe motherhood termasuk bayi baru lahiir dan perawatan abortus
b. Keluarga berencana
c. Penyakit menular seksual termasuk infeksi saluran alat reproduksi
d. Kesehatan reproduksi remaja
e. Kesehatan reproduksi orang tua.
Bidan dalam melaksanakan peran fungsi , dan tugasnya didasarkan pada
kemampuan serta kewanangan yang di atur melalui peraturan mentri kesehatan
(permenkes).
Permenkes yang menyangkut wewenang bidan selalu mengalami perubahan
sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta kebijakan pemerintah
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Permenkes tersebut terdiri atas :
a. Permenkes No.5380/IX/1963 yang menyatakan wewenang bidan terbatas pada
pertolongan persalinan normal secara mandiri, di damping tugas lain.
b. Permenkes no. 363/IX/1980 bahwa wewenang bidan dibagi menjadi
wewenang umum dan khusus. Dalam wewenang khusus di tetapkan bahwa
bidan melaksanakan tindakan dibawah pengawasan dokter.
c. Permenkes NO.527/VI/1996 mengatur tentang registrasi dan praktik
kebidanan . bidan dalam melaksanakan praktiknya di berikan kewenangan
yang mandiri dan disertai kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam
wewenang tersebut mencakaup : pelayanan kebidanan yang meliputi
pelayanan ibu dan anak. Pelayanan keluarga berencana, pelayanan kesehatan
masyarakat.
d. Permenkes No 900/Menkes/SK/XII/2002 mengatur tentang registrasi dan
praktik bidan.
Bidan dalam praktiknya diberikan kewenangan untuk memberikan pelayanan
yang meliputi : (a) pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan pranikan,
antenatal, intranatal, postnatal, bayi baru kahir, balita, (b) pelayanan keluarga
berencana yang meliputi pemberian obat dan alat kontrasepsi melalui oral,
suntikan, pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
tanpa penyulit. Dalam melaksanakan tugasnya , bidan melakukan kolaborasi,
konsultasi, dan rujukan sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan serta
kemampuannya. Wewenang bidan dalam pelayanan kebidanan di bidang
keluarga berencana mencakup penyediaan alat kontrasepsi : oral (pil KB),
suntik, kondom, tisu vaginal, alat kontrasepsi dalam Rahim, alat kontrasepsi
bawah kulit, baik pemasangan maupun pencabutan.
 Sejarah pelayanan kebidanan di luar negri
(a) Australia
Pada tahun 1824 kebidanan masih belum dikenal sebagai bagian dari pendidikan
medis inggris dan Australia. Kebidanan masih banyak di dominasi oleh dokter.
Kebidanan dan keperawatan di Australia dimulai dengan tradisi dan latihan yang
di pelopori oleh Florence Nightingle pada abad ke-19.
Ketidakseimbangan seksual dan moral di Australia telah membuat prostitusi
berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan penduduk wanita banyak yang
hamil dan jarang dari mereka yang dapat memperoleh pelayanan dari bidan
maupun dokter karena status social mereka. Sebagian besar wanita yang
melahirkan tidak di rawat dengan selayaknya oleh masyarakat. Atau pada
komunitas yang terbatas, meskipun demikian di Australia bidan tidak bekerja
sebagai perawat, mereka bekerja sebagaimana layaknya seorang bidan. Alasan
tersebutlah , seorang bidan baru reflek menjadi seorang perawat dan program
pendidik serta prakteknya banyak di buka di beberapa tempat dan umumnya di
buka.

(b) Amerika
Di amerika , para bidan berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan
yang spesifik, standar-standar , atau peraturan-peraturan sampai pada awal abad
ke 20. Kebidanan, semnetara itu dianggap menjadi tidak di akui dalam sebagian
besar yuridikasi (hukum-hukum) dengan sebutan istilah “nenek tua” karena hal
tersebut kebidanan akhirnya padam, profesi bidan hamper mati. Sekitar tahun
1700, para ahli sejarah mempredisikan bahwa angka kematian ibu di AS sebnayak
95% salah satu alas an kenapa dokter banyak terlibat dalam persalinan adalah
untuk menghilangkan praktek sihir yang masih ada pada saat itu. Dokter
memegang kendali dan banyak dalam memberikan obat-obatan tetapi tidak
mengindahkan aspek spiritual. Sehingga wanita yang menjalani persalinan selalu
di hinggapi perasaan takut terhadap kematian. Tahun 1765 pendidikan formal
untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak kalangan medis yang
berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan
menerapkan metode obstetric. Pendapat ini di gunksn untuk menjatuhkan profesi
bidan, sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, uang tidak teroganisir dan
tidak di anggap professional. Walaupun statistic terperinci tidak menunjukan
bahwa pasien-pasien bidan mungkin tidak sebanyak daripada pasien doker untuk
kematian demam nifas dan infeksi puerperalis, sebagian besar penting karena
kesakitan maternal dan kematian saat itu.
Pada pertengahan abad antara tahun 1770 dan 1820 , para wanita golongan atas
di kota-kota di amerika, mulai meminta bantuan “pata bidan pria” atau para
dokter. Bidan hanya menangani persalinan wanita yang tidak mampu membayar
dokter. Dengan berubahnya kondisi di kora, presepsi-presepsi baru para wanita
dan kemajuan dalam ilmu kedokteran , kelahiran menjadi semakin lebih
meningkat dipandang sebagai satu masalah medis sehingga di kelola oleh dokter.
Pada tahun 1979 badan pengawasan obat amerika mengatakan bahwa ibu
brsalin yang menerima anastesi dalam dosis tinggi telah melahirkan anak-anak
melahirkan anak-anak yang mengalami kemunduran perkembangan psikomotor.
Pernytaan ini membuat masyarakat tertarik pada proses persalinan alamiah,
persalinan di rumah dan memacu peran bidan. Hambatan-hambatan yang di
rasakan oleh bidan amerika saat ini antara lain :
 Walaupun ada banyak undang-undang baru, direct entry midewives masih
dianggap iolegal dibeberapa Negara bagian.
 Lisensi praktek berbeda tiap Negara bagian, tidak ada standar nasional
sehingga tidak ada definisi yang jellas tentang bidan sebagai seorang yang
telah terdidik dan memiliki standar kompetensi yang sama. Sedikit sekali data
yang akurat tentang direct entry midewives dan jumlah data persalinan yang
mereka tangani.
 Kritik tajam dari profeszi medis kepada direct entry midewives ditambah
dengan isolasi dari sistem pelayanan kesehatan pokok telah mempersulit
sebagian besar dari mereka untuk memperoleh dukungan medis yang adekuat
bila terfjadi keadaan gawazt darurat.

3) SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN


DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGRI
 Di dalam negri ( Indonesia)
Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan peklayanan
kebidanan , keduanya berjalan seiring untuk menjawab kebutuhan tuntutan
masyarakat akan peayanan kebidanan . yang dimaksud pendidikan ini adalah
pendidikan formal dan non formal.

 Tahun 1851
Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan hindia belanda , seorang
odkter militerf belanda (DR,W. Bosch) membuka pendidikan bidan bagi
wanita pribumi di Batavia . pendidikan ini tidak berlangsung lama karena
karena kurangnya peserta didik karena adanya larangan bagi wanita untuk
keluar rumah.
 Tahun 1902
Pendidikan bidan di buka kembali bagi wanita pribumi di rumah sakit militer
di Batavia dan tahun 1904 pendidikan bidan bagi wanita indo di buka di
makasar. Lulusan dari pendidikan ini harus bersedia di tempatkan dimana saja
tenaganya mau di butuhkan dan mau menolong masyarkay yang tidak /
kurang mampu secara Cuma-Cuma. Lulusan ini mendapat tunjangan dari
pemerintah kurang lebih 15-25 gulden per bulan. Kemudian di naikan
menjadi n40 gulden per bulan (tahun 1922)
 Tahun 1911-1912
Dimulai pendidikan tenaga keperawatan secara terencana di CBZ (RSUP)
semarang dan Batavia Calon yang di terima dari HIS (SD 7 tahun) dengan
pendidikan keperawatan 4 tahun pada masa awalnya hanya menerima peserta
didik pria pada tahun 1914 telah di terima juga ppeserta didik wanita pertama,
bagi perawat wanita yang lulus bisa melanjutkan kependidikan bidan selama 2
tahun . untuk perawat pria bisa meneruskan pendidikan keperawatan lanjutan
selama 2 tahun juga.
 Tahun 1935-1938
Pemerintah colonial belanda mulai mendidik bidan lulusan mulo ( setingkat
SLTP bagian B) dan hamper bersamaan di buka sekolah bidan di beberapa
kota besar antara lain : di jakrta di rumah sakit bersalin budi kemulyaan, RSB
palang dua, dan RSB mardi mulyo di semarang. Pada tahun di kelurkan
peraturan yang membedakan lulusan bidan berdasarkan latar belakang
pendidikan.
 Tahun 1550-1953
Dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batasan usia minimal 17 tahun
dan lama pendidikan 3 tahun. Mengingat tenaga untuk menolong persalinan
cuup banyak maka di buka pendidikan pembantu bidan di sebut penjenang
kesehatan E atau pembantu bidan. Pendidikan ini dilanjutkan sampai tahun
1976 dan sekolah itu di tutup. Peserta didik PK/E adalah lulusan SMP di
tambah 2tahun kebidanan dasar. Lulusan PK/E sebagian besar melanjutkan ke
pendidikan bidan selama 2 tahun
 Tahun 1953
Di buka kursus tambahan bidan KTB di Yogyakarta. Lamanya kursus antara
7-12 minggu . tahun 1960 KTB di pindahkan ke Jakarta . tujuan KTB adalah
untuk memperkenalkan kepada lulusan bidan mengenai perkembangan
program KIA pada pelayanan kesehatan masyarakat, sebelum lulusan
memulai tugasnya sebagai bidan terutama menjadi bidan BKIA. Tahun 1967
KTB di tutup.
 Tahun 1954
Di buka pendidikan guru bidan secara bersama-sama dengan guru perawat dan
perawat kesehatan masyarakat di bandung. Pada pendidikan ini berlangsung
satu tahun kemudian menjadi 2 tahun dan terkahir berkembang menjadi 3
tahun . pada awal tahun 1972, intitusi pendidikan ini dilebur menjadi sekolah
guru perawat (SGP) pendidikan ini mereima calon dari lulusna perawat dan
sekolah bidan.
 Tahun 1970
Di buka program pendidikan bidan yang menrima lulusan sekolah Pengatur
rawat (SPR)ditambah dengan 2 tahun pendidikan bidan yang di sebut sekolah
pendidikan lanjutan jurusan kebidanan (SPLJK) pendidikan ini tidak
dilaksanakan merata di seluruh provinsi.
 Tahun 1974
Mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah sangat banyak ( 24
kategori) , depkes melakukan penyederhanaan pendidikan tenaga kesehatan
non sarjana . setelah bidan di tutup dan di buka sekolah perawat kesehatan
(SPK) dengan tujuan adanya tenaga muti porpose dilapangan dimana salah
satu tugasnya adalah menolong persalinan normal, namun karena adanya
perbedaan falsafah dan kurikulum terutama yang berkaitan dengan
kemampuan seorang bidan, maka tujuan pemerintah agar SPK dapat
menolong persalinan tidak tercapai atau terbukti tidak berhasil.
 Tahun 1975-1984
Intitusi pendidikan bidan di tutup, sehingga dalam 10 tahun tidak
menghasilkan bidan, namun organisasi profesi bidan (IBI) tetap ada dan hidup
secara wajar.
 Tahun 1981
Utuk meningkatkan perawat kesehatan (SPK) dalam pelayanan ibu dan anak
termasuk kebidanan , di buka pendidikan dipoma I kesehatan ibu dan anak. Ini
hanya berlangsung satu tahun dan tidak diberlakukan oleh seluruh institusi.
 Tahun 1985
Dibuka lagi program pendidikan bidan yang disebut dengan PPB yang
menerima lulusan darid SPR dan SPK . pada saat itu dibutuhkan bidan yang
memiliki kewenangan dalam meningkatkan pelayanan kesehhatan ibu dan
anaknserta keluarga berencana di masyarakat . lama pendidikan 1 tahun dan
lulusannya dikembalikan pada institusi yang megirim.
 Tahun 1989
Dibuka carsh program pendidikan bidan secara nasional yang memperoleh
lulusan SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan. Program ini
dikenal sebagai program pendidikan bidan A (PPB/A) . lama pendidikan 1
tahun dan lulusannya di tempatkan di desa-desa , dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan terhadap ibu dan anak di daerah pedesaan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menurunkan angka
kematian ibu dan anak, untuk itu pemerintah menempatkan bidan di setiap
desa sebagai PNS golongan ll . mulai tahun 1996 status bidan di desa sebagai
pegawai tidak tetap (bidan PTT) dengan kontrak selama 3 tahun dengan
pemerintah, yang kemudian di perpanjang 2 kali tiga tahun lagi.
 Tahun 1993
Dibuka program oendidikan bidan B (PBB/B) yang peserta didiknya luusan
AKPER dengan lama pendidikan 1 tahun . tujuan pendidikan inin adalah
untuk mempersiapkan tenaga pengajaran pada PPB A.
 Tahun 1995-1998
IBI bekerja langsung dengan mother care melakukan pelatihan dan peer
review bagi bidan rs , bidan puskesmas, dan bidan di desa di propinsi
Kalimantan selatan.
 Tahun 2000
Telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal APN yang di koordinasikan
oleh Maternal Neonatal Health (MNH) yang sampai saat ini telah melatih
APN di bebrapa profinsi atau kabupaten. Pelatihan LSS dan APN tidak hanya
untuk pelatihan pelayanan , tetapi juga guru, dosen-dosen dari akademi
kebidanan.
 Perekembangan pendidikan bidan sekarang
Mengingat besarnya tanggung jawab dan beban kerja bidan dalam melayani
masyarakat, pemerintah bersama dengan IBI telah mengupayakan pendidikan
bagi bidan agar dapat menghasilkan lulusan yang mampu memperoleh
pelayanan yang berkualitas dan dapat berperan sebgai tenaga kesehatan yang
professional.
Berdasarkan hal terebut maka mulai tahun 1996 telah di buka pendidikan
diploma lll kebidanan dengan menggunakan kurikulum nasionala yang telah
di tetapkan melalui surat keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan RI
NO. 009/U/1996 di enam profinsi dengan menerima calon peserta didik dari
SMA. Saat ini kurikulum D-lll kebidanan telah di revisi memgacu pada kep
mendiknas 232 tahun 2000 tentang pedoman penyusun kurikulum pendidikan
tinggi dan hasi revisi tersebut telah di sahkan dengan keputusan mentri
kesehatan RI NO.HK.006.06.2.4.1583.
Pada tahun 2001 tercatat ada 65 institusi yang menyelengarakan pendidikan
diploma lll kebidanan di seluruh Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir minat
masyarakat untuk berpatisipasi dalam pendidikan diploma lll kebidanan
sangat tinggi . hal ini terihat sampai saat ini jumlah intitusi penyelengara D lll
kebidanan sudah mencapai 147 dengan 44 milik depkes dan sisanya
kepemilikan pemerintah daerah , TNI dan swasta. Dengan jumlah institusi
yang cukup besar tersebut dihadapi berbagai masalah antara lain jumlah
dosens erta sarana lahan praktik dan kasus yang terbatas. Untuk mengatasi
kendala ini mulai tahun 2000 di buka program diploma lV bidan pendidik
yang diselenggarakan di fakultas kedokteran univeritas gajah mada
Yogyakarta. Pendidikan ini lamanya 2 semester (1 tahun) dan saat ini telah
berkembang program yang sama pada UNPAD(2001), USU(2004) dan
STIKES ngudi waluyo semarang , serfta STIKIM Jakarta (2003). Akhir-akhir
ini minat masyarakat untuk membuka program D IV bidan pendidik juga
sudah mulai banyak seperti adanya beberapa usulan yang sudah masuk ke
Pusiknakes dari pemprakarsa program D IV bidan pendidik pada walnya
dilaksanakan pada masa transisi dalam upaya pemenuhan kebutuhan dosen.

Apabila dianalisa lebih lanjut aturan yang berlaku pada depdiknas adalah
kulifikasi dosen minimal satu tingkat program yang dilaksanakan dengan
program studi yang sesuai. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa DIV bidan
pendidik dengan masa studi satu tahun terdiri dari beban materi profesi
kebidanan kurang lebih 60% dan 40% beban materi kependidikan. Hal ini
sebenarnya belum memenuhi kebiutuhan yang di tetapkan depdiknas bahwa
kualifikasi dosen minimal DIV dan S1 kebidanan dan untuk menjadi pendidik
perlu ditambah dengan kemampuan kependidikan . dengan memperhatikan
permasalahan tersebut mungkin sudah waktunya untuk memikirkan dan
membuat rancangan pendidikan DIV kebidanan klinis dan S1 kebidanan .
tidak tertutup kemungkinan pula untuk mengembangakn pendidikan pada S2
maupun SP1 dan SP2 , apabila diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dosen,
peneliti dan menejer dalam bidamg midewifery/ kebidananan disamping tetap
melaksanakan pemenuhan kebutuhan pelaksana pelayanan kebidanan oleh
setiap tatanan pelayanan kesehatan. Tapi hal ini terlebih dahulu harus disusun
dan di tetapkan kompetensi untuk masing-masing level/ jenjang pendidikan
agar tidak terjadi kebingungan di kemudian hari. Penyusun kompetensi ini
dilakukan oleh IBI bersama-sama dengan unsur terkait lainnya seperti depkes,
organisasi profesi (POGI,IDAI, PERNASIA DLL) adapun pembinaan dan
pengawasan . yang telah diupayakan oleh pusdiknakes antara lain mulai dari
penyusun kurikulum, akreditasi, dan ujian akhir program. Serta
pengembangan beberapa standar pendidikan. Sampai saat ini dari 147 institusi
telah terakreditasi sebanyak 26 dengan status sebagai berikut : A=4, B=18,
C=4. Sehubungan dengan hal tersebut diatas , kedepan kita sudah waktunya
untuk meninjau ulang dan menata kembali pola pendidikan berjenjang dan
berkelanjutan bagi bidan.
 Di luar negri
Contohnya :
 Malaysia
Perkembangan kebidanan di Malaysia bertujuan untuk menurunkan MMR dan
IMR dengan menempatkan bidan desa mereka memiliki basic SMP+juru
rawat+1 tahun sekolah bidan .
 Jepang
Sekolah bidan di jepang dimulai pada tahun 1912 pendidikan bidan disini
dengan basic sekolah perawat 3 tahun+ 6 bulan pendidikan bidan. Tujuan
pelaksanaan pendidikan ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kebidanan
dan neonates tapi pada masa itu timbul masalah karena masih kurangnya
tenaga bidan dan bidan hanya mampu melakukan pertolongan persalinan yang
normal saja, tidak siap jika terdapat gawatdaruratan sehingga dapat
disimpulkan bahwa kualitas bidan masih sangat kurang memuaskan . pada
tahun 1987 ada upaya untuk meningkatkan pelayanan dan pendidikan bidan,
menata dan merubah situasi.

 Belanda
Negara belanda merupakan Negara eropa yang teguh berpendapat bahwa
pendidikan bidan harus dilakukan secara terpisah dari pendidkan perawat.
Menurut belanda disiplinkedua bidang ini, memerlukan sikap dan
keterampilan yang berbeda.perawatan umumnya bekerja secaea hirarki di RS
dibawah pengawasan sedangkan bidan diharapkan dapat bekerja secara
mandiri ditengah masyarakat. Akademi pendidikan bidan yang pertama pada
tahun 1881 di RS Universitas Amsterdam . akademi kedua dibuka pada tahun
1882 di Rotterdam dan yang ketiga pada tahun 1913 di Herleen . pada
awalnya pendidikan bidan adalah dua tahun, kemudian menjadi 3 tahun, dan
semenjak 1994 menjadi 4 tahun. Pendidikannya dengan dasar SMA . tugas
pokok bidan di belanda adalah keadaan normal dan merujuk keadaan yang
abnormal ke dokter ahli kebidanan.
 Ontario Canada
Mulai tahun 1978 wanita dan keluarga tidak puas dengan sistem perawatan
maternity di Ontario . bidan di Ontario memiliki latar belakang pendidikan
yang berfbeda-beda yang terbanyak adalah berasal dari pendidikan kebidanan
formal di belanda, jerman dan beberapa memiliki latar belakang perawat
selain itucanada pada umunya tenaga bidan datang dari luar. Mereka datang
sebagai tenaga perawat dan pelayanan kebidanan disebut maternity nursing, di
Canada tidak ada peraturan atau izin praktek bidan, pada tahun 1991
keberadaan bidan di akui di Canada di Ontario dimulai secara resmi
pendidikan di universitas based , direct entry dan lama pendidikan 3 tahun.
Dan mereka telah mempunyai ijazah bidan diberi kesempatan untuk registrasi
dan di beri izin praktek.

Bab III
PENUTUP
 Kesimpulan

Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh sejumlah praktisi
diseluruh dunia. Tugas utama yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

 Saran

Untuk menjadi bidan, seorang bidan harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan, dikarena
bidan memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pasien yang akan diberi pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://yueztie.wordpress.com/2013/10/27/makalah-definisi-bidan/
2. https://reionnote.wordpress.com/2016/04/03/definisi-bidan-dan-filosofi-dalam-kebidanan/
3. http://bidanherlin.blogspot.co.id/2013/03/konsep-kebidanan.html.17.18.02-oktober-2016
4. http://bidanherlin.blogspot.co.id/2013/03/konsep-kebidanan.html.17.18.02-oktober-2016
5. http://bidanenggar.blogspot.com/2016/10/filosofi-dan-definisi-bidan.html
6. https://seskaasrilla95.wordpress.com/2015/03/30/falsafah-asuhan-kebidanan/#:~:text=Falsafah
%20asuhan%20kebidanan%20merupakan%20keyakinan,dalam%20memberikan%20asuhan%20kepada
%20klien.&text=Fungsi%20utama%20asuhan%20kebidanan%20adalah,kemampuan
%20mempengaruhi%20klien%20dan%20keluarganya.
7. https://www.kompasiana.com/andi_asriymailcom/5518fa1281331175729de0eb/
8. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Praktik-Kebidana
9. http://journal.stikespenkabjombang.ac.id/
10. Eprints.poltekkesjogj.ac.id
11. repo.undiksha.ac.id › 160609...PDFHasil web
12. - https://asuhankebidananibunifas.blogspot.com/2011/05/dokumentasi-kebidanan-masa-nifas.html
- https://image.slidesharecdn.com/uraianmaterikb3-141120015024-conversion-gate02/95/masa-
antara-1-1024.jpg?cb=1416448273
13. http://eprints.unipdu.ac.id/241/1/BAB%201.pdf
14. http://digilib.unisayogya.ac.id/id/aprint/932

15. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://cdn.stikesmucis.ac.id/13DB277101.pdf&ved=2ahUKEwiX3rDm-
brsAhWs7HMBHRwwA8oQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw3Il1po8-FmqA-pqcpQibm8
16. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/32376199/MAKALAH_SEJARAH_PERKEM
BANGAN_BIDAN_SEBAGAI_PROFESI&ved=2ahUKEwjJ496-
gr3sAhVaXSsKHc3oDPYQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw3aldeuiDmdkyl7vqsIM38s
17. https://arvitadesycharismaputri-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/arvitadesycharismaputri.wordpress.com/2014/05/05/sejarah-pelayanan-
kebidanan-di-luar-negeri/amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=16028363185690&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Farvitadesycharismaputri.wordpress.com
%2F2014%2F05%2F05%2Fsejarah-pelayanan-kebidanan-di-luar-negeri%2F
18. http://www.sumbarsehat.com/2012/09/sejarah-perkembangan-pendidikan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai