No. 38/Doc-DIVKebidanan/STIKESSMB/I/2015
JOB SHEET
Program Studi : DIV Bidan Pendidik
Mata Kuliah : KDK I (Keterampilan Dasar Kebidanan)
Kegiatan/Keteramilan : Melakukan Pemasangan Kateter Pada Wanita
Unit : Praktik Lab Memasang Kateter Pada Wanita
Objektif Perilaku Siswa : 1. Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menyiapkan
(OPS) alat untuk pemasangan kateter sesuai dengan pedoman yang
telah diberikan
2. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan kateter dengan
benar sesuai dengan prosedur yang ada pada jobsheet
Dosen : Agis Dimas Ayub
TAHAP PERSIAPAN
Bahan : 1. Handscoon steril
2. Aquadest
3. Kapas DTT
4. Kassa steril
5. jelly/vaselin
Perlengkapan
1. Selimut
Referensi 1. Ambarwati, Eny Retna. 2009. KDPK Kebidana Teori dan
Aplikasi. Jogjakarta: Nuha Medika.
2. Johnson, Ruth. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan.
Jakarta:EGC.
3. Kusmiyati, Yuni. 2013. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
4. Karlina, Novvi. 2014. Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Bogor:
In Media.
5. Uliyah, Musrifatul. 2009. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik :
Salemba Medika.
Dasar Teori Definisi Katerisasi:
Merupakan cara memasukkan kateter kedalam kandung kemih
melalui uretra yang bertujua memenihi kebutuhan eliminasi,
sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.
Pencegahan Infeksi
Telah diketahui bersama bahwa infeksi saluran kemih (ISK) dapat
terjadi pada kateterisasi, terutama kateterisasi menetap. Resiok
infeksi inileih tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki karena
dekatnya uretra wanita dengan anus dan lebih pendeknya uretra
wanita dibandingkan laki-laki. Prinsip yang harus selalu menjadi
pertimbangan bidan adalah bakteri memasuki system tubuh
melalui cara-cara berikut:
1. Saat insersi kateter
2. Dititik temu antara kateter dengan urin bag
3. Ditemat kantong urin dikosongkan
4. Ditempat engambilan specimen
Pemilihan Alat
Pemilihan kateter harus didasrkan pada penurunan:
1. Inflamasi jaringan dan trauma uretra
2. Penumpukan mineral yang dapat menimbulkan sumbatan
kateter
3. Pertumbuhan bakteri
Pemilihan kateter juga harus mempertimbangkan ukuran
kateter, baik lubang kateter maupun panjang selang. Trauma
uretra tidak diharapkan karena meningkatkan resiko infeksi dan
rasa tidak nyaman. Bagi wanita, dianjurkan untuk menggunakan
ukuran 10-12 Ch, bila ukuran terlalu besar aliran urin menjadi
terlalu cepat dan bahaya selang tertarik atau membelit akanlebih
besar bila terlalu panjang.
Kateter menetap dipertahankan didalam kandung kemih
oleh balon yang berisi air. Balon tersebut tidak boleh disisi cairan
lebih dari 10 ml, kebanyakan kateter memiliki balon yang dapat
mengembang sendiri sehingga tidak dibutuhkan spuit steril,
jarum, dan air.
Kateter untuk penggunaan intermiten adalah selang tipis
dengan lubang diujungay dan tidak memiliki balon. Kateter
tersebut biasa terbuat dari plastic PVC dan lebih kaku, yang
membantu dalam insersi. Rentang ukuran dan panjangnya
bervariasi, diameter yang digunakan untuk wanita harus
berukuran antar 10-12 Ch. Wanita obesitas memerlukan ukuran
yang lebih besar, baik lumen maupun panjangnya. Beberapa jenis
kateter sudah berlurikan yang dapat diaktifkan dengan
membasahi kateter dengan air.
Ukuran kateter
1. Anak : 8- 10 french (Fr)
2. Wanita : 14-16 Fr
3. Laki-laki : 16-18 Fr
Kewaspadaan
1. Bila terjadi kesalahan insersi kateter kedalam vagina,
hendaknya kateter tersebut dibiarkan tetap pada tempatnya
sampai kateter yang baru diinsersikan kedalam uretra. Setelah
itu kateter yang divagina dicabut. Kateter yang terkontaminasi
tidak boleh dipasang kedalam uretra.
2. Kehilangan cairan tubuh yang terlalu banyaj dalam satu
episode, miaslna lebih dari 1 ltr, dapat menyebabkan syok.
Pengeluaran awal harus diobservasi dan bila pengeluaran
mendekati 1 ltr, aliran diatur dengan menggunkan klem
pengeluaran cairan dibatasi sebayak 500 ml.
19 Merapikan pasien
20 Membereskan alat
21 Melepas sarung tangan dalam waskom larutan klorin
0,5% dan rendam selama 10 menit
Keypoint : lepaskan secara terbalik
EVALUASI
1. Setiap langkah dilakukan secara individu.
2. Setiap langkah dilakukan secara berurutan dan sistematis.
3. Setiap langkah dilakukan dengan benar.
4. Menyiapkan alat dan bahan dengan lengkap dan disusun secara ergonomis
5. Penempatan alat yang digunakan harus mudah dijangkau.
CATATAAN