Anda di halaman 1dari 41

Bd.

011

SERI MODUL
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

MALPRESENTASI DAN MALPOSISI

Oleh :
AGIS DIMAS AYUB

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA

BANJARMASIN

2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………... 1
MEKANISME PEMBELAJARAN…………………………………… 2

A. PENDAHULUAN…………………………………………………. 3
1. DESKRIPSI SINGKAT…………………………………….. 3
2. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL…………………… 3
3. CAPAIAN PEMBELAJARAN……………………………… 4

B. KEGIATAN BELAJAR .. ……………………………………….. 5


1. DESKRIPSI SINGKAT..………………………………….… 5
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN………………………………. 5
3. URAIAN MATERI..…………………………………………. 5
4. LATIHAN I…………………………………………………… 20

C . . .K E G I A T A N B E L A J A R I I … … … … … … … … … … … … … … … . . 21
1. DESKRIPSI SINGKAT……………..………………………. 21
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN.……………….………...... 21
3. URAIAN MATERI..……………………………………….. 22
4. LATIHAN II…………………………………………….……. 28

D. PENUTUP………………………………………………….…….. 29
1. TES FORMATIF…………………………………………….. 29
2. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF……………...….. 32
3. RANGKUMAN………………………………………….….. 32

E. LAMPIRAN………………………………….…………………... 33
1. GLOSARIUM………………………….………………….… 33
2. DAFTAR PUSTAKA…………………….……………….… 36
3. RIWAYAT PENULIS………………………………….….. 37
4. CEKLIST PEMERIKSAAN DALAM (VT)…….………. 38

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
MEKANISME PEMBELAJARAN

Mulai

Melihat petunjuk penggunaan modul

Mempelajari kegiatan belajar I

Tidak Mengerjakan tugas / evaluasi

Kompeten?

Ya

Mempelajari kegiatan belajar II

Tidak Mengerjakan tugas / evaluasi

Kompeten?

Ya

Selesai

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
PENDAHULUAN

A. Deskripsi dan Relevansi


Dalam Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, diperlukan
adanya pengetahuan tentang penyulit/komplikasi dan penanganan persalinan
dengan malpresentasi dan malposisi dengan tepat dan untuk menunjang
pengetahuan tersebut maka diperlukan dalam asuhan persalinan yaitu
melakukan pemeriksaan dalam/vaginal toucher (VT) untuk mendiagnosa
apakah malpresentasi ataupun malposisi. Modul ini dibuat untuk
mengoptimalkan metode pembelajaran yang memiliki waktu perkuliahan di kelas
(tatap muka) cukup terbatas, sehingga pada saat tatap muka di kelas dapat
lebih efektif untuk melakukan diskusi penyulit/komplikasi dan penanganan
persalinan dengan malpresentasi dan malposisi serta pada modul ini akan
dijelaskan bagaimana melakukan pemeriksaan dalam (VT).

B. Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk dapat memahami uraian materi dalam modul ini dengan baik ikutilah
petunjuk dibawah ini:
1. Bacalah modul ini secara teratur dengan mengikuti langkah-langkah yang
dianjurkan.
2. Jawab dan kerjakan setiap soal yang dituliskan dalam latihan dalam modul
ini.
3. Diskusikan dengan teman anda bila ada uraian materi yang kurang anda
pahami atau tanyakan kepada dosen pengajar pada saat tatap muka di
kelas.
4. Pelajarilah referensi lain yang berhubungan dengan materi modul sehingga
Anda mendapatkan tambahan pengetahuan.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
C. Capaian Pembelajaran
Setelah membaca modul ini, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dalam persalinan yang
didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan dan hasil evidanve based
berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik kebidanan yaitu:
1. Menjelaskan konsep dasar penyulit/komplikasi pada malpresentasi dan
malposisi
2. Mengidentifikasi penyulit/kompliaksi, penanganan persalinan dengan
malpresentasi dan malposisi
3. Melakukan pemeriksaan dalam/vaginal toucher (VT)

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
KEGIATAN BELAJAR I

Waktu 120 Menit

Pada kegiatan belajar kali ini akan dibahas tentang penyulit, komplikasi
dan penanganan persalinan dengan malpresentasi dan malposisi. Agar dapat
memahami uraian materi dengan baik mari kita perhatikan penjelasan dibawah
ini.

KEGIATAN
BELAJAR I
Capaian Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran I ini diharapkan mahasiswa mampu


memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dalam persalinan yang didasari
konsep-konsep, sikap dan keterampilan dan hasil evidanve based berdasarkan
standar praktik kebidanan dan kode etik kebidanan. Salah satunya mampu
memahami penyulit, komplikasi dan penanganan persalinan dengan
malpresentasi dan malposisi dengan tepat.

URAIAN
MATERI

Apa yang anda ketahui tentang malpresentasi!


Mapresentasi adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi
vertex. Janin dalam keadaan malpresenatsi dan malposisi sering menyebabkan
partus lama/partus macet.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
1. Presentasi puncak kepala
Pada persalinan normal, saat melewati jalan
lahir kepala janin dalam keadaan flexi. Dalam keadaan
tertentu flexi tidak terjadi, sehingga kepala deflexi.
Presentasi puncak kepala disebut juga presentasi
sinsiput, terjadi bila derajat defleksinya ringan, sehingga
ubun-ubun besar merupakan bagian terendah. Pada
presentasi puncak kepala, lingkar kepala yang melalui
jalan lahir adalah sirkumferensia fronto oksipitalis
dengan titik perputaran yang berada dibawah simfisis
adalah glabella.
a. Etiologi
1) Kelainan panggul
2) Kepala berbentuk bulat
3) Anak kecil/mati dan
4) Kerusakan dasar panggul
b. Penanganan
1) Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 70 % bisa lahir spontan,
2) Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forcep biasanya anak yang
lahir didapati caput daerah oksiput.
c. Komplikasi
Ibu: robekan jalan lahir yang luas
Anak: karena partus lama dan molase hebat sehingga mortalitas anak agak
tinggi.
d. Mekanisme persalinan
Mekanisme persalinan sama dengan POPP, perbedaannya adalah pada
presentasi puncak kepala tidak terjadi fleksi kepala yang maksimal.
Sedangkan lingkaran kepala yang melalui jalan lahir adalah sirkumferensia
fronto oksipitalis dengan titik perputaran yang berada dibawah simpisis
adalah glabella.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
2. Presentasi dahi
Letak dahi adalah letak kepala dengan defleksi yang
sedang hingga dahi menjadi bagian yang terendah
biasanya letak dahi bersifat sementara dan dengan
majunya persalinan menjadi letak muka agak jarang
terjadi, sedangkan letak dahi yang menetap disebabkan
oleh ekstensi partial dari kepala janin sehingga oksiput lebih tinggi dari sinsiput.
Kepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putar
paksi dalam. Dahi memutar kedepan dan berada dibawah arkus pubis,
kemudian terjadi flexi sehingga belakang kepala terlahir melewati perineum
lalau terjadi deflexi sehingga lahirlah dagu.
a. Etiologi
1) Panggul sempit
2) Janin besar
3) Multiparitas
4) Kelainan janin (anensefalus)
5) Kematian janin intra uterin
b. Diagnosis
Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka, tapi bagian belakang
kepala tidak seberapa menonjol, DJJ terdengar dibagian dada, disebelah
yang sama dengan bagian-bagian kecil janin, pada persalinan, kepala janin
tidak turun kedalam rongga panggl bila pada persalinan sebelumnya
normal, periksa dalam, meraba sutura frontalis, ujung satu teraba UUB dan
ujung lain teraba pangkal hidung dan lingkaran orbita, mulut dan dagu tidak
teraba.
c. Penanganan
1) Lakukan observasi untuk menunggu apakah bisa lahir spontan dengan
pengawasan yang baik
2) Coba reposisi menjadi letak LBK atau letak muka

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
3) Bila ada indikasi dan syarat terpenuhi, lakukan ekstraksi vakum atau
forcep, bila janin meninggal lakukan embriotomi dan bila janin hidup
ditambah indikasi lainnya, lakukan seksio sesarea.
d. Komplikasi
Ibu: partus lama dan lebih sulit, dapat terjadi ruptur uteri.
Anak: mortalitas janin tinggi
e. Mekanisme persalinan
Kepala masuk melalui PAP dengan sirkumferensi maksilo-parietalis dan
dengan sutura frontalis melintang/miring. Setelah terjadi moulage dan
ukuran terbesar kepala telah melalui PAP, dahi memutar kedepan. Setelah
dahi didepan dengan fosa kanina sebagai hipomoklion terjadi flexi sehingga
UUB dan belakang kepala melewati perineum. Kemudian terjadi defleksi
sehingga mulut dan dagu lahir dibawah simpisis. Yang menghalangi
presentasi dahi untuk menjadi presentasi muka, biasanya terjadi karena
moulage dan kaput sucsadaneum yang besar
pada dahi waktu kepala memasuki panggul,
sehingga sulit terjadi penambahan defleksi.
3. Presentasi muka
Letak muka adalah letak kepala dengan
defleksi maksimal, hingga occiput mengenai
punggung dan muka terarah kebawah. Penolong akan meraba muka bayi,
mulut, hidung dan pipi. Disebut presentasi muka primer bila terjadi sejak
kehamilan dan disebut presentasi muka sekunder bila terjadi pada proses
persalinan.
a. Diagnosis
1) Tubuh janin dalam keadaan fleksi, sehingga pada pemeriksaan luar
dada akan teraba punggung
2) Bagian kepala menonjol yaitu belakang kepala berada disebelah yang
berlawanan dengan letak dada
3) Didaerah itu juga dapat diraba bagian-bagian kecil janin dan DJJ lebih
jelas terdengar pada thorak janin, dan
4) Periksa dalam meraba dagu, mulut, hidung dan pinggir orbita

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
b. Etiologi
1) Panggul sempit
2) Janin besar
3) Kematian intra uterin
4) Multiparitas
5) Perut gantung
6) Janin ansefalus dan tumor dileher bagian depan.
Dagu merupakan titik acuan dari posisi kepala, sehingga ada presentasi
muka dagu anterior dan posterior, yakni:
1) Presentasi muka dagu anterior posisi muka flexi, dan
2) Presentasi muka dagu posterior posisi muka deflexi max
c. Penanganan
1) Observasi harus teliti, biasanya 80-90 % dapat lahir biasa
2) Pada penempatan dahi, anjurkan ibu tidur miring kesamping sebelah
dagu
3) Bila ada indikasi untuk menyelesaikan partus segera, pada anak hidup
lakukan ekstraksi vakum atau forcep, pada anak mati lakukan
embriotomi dan pada mento posterior lakukan seksio sesarea.
d. Komplikasi
1) Ibu: partus akan lebih lama, mudah terkena infeksi intrapartum atau
infeksi nifas karena otot rahim yang menjadi lelah karena rintangan
oleh panggul yang sempit, luka jalan lahir, mortalitas (3%).
2) Anak: kaput didaerah muka, kepala seperti mulut babi, perdarahan
dalam otak, mortalitas kira-kira (15%)
e. Mekanisme persalinan
Kepala turun melalui PAP dengan sirkumferensiatrakelo-parietalis
dan dengan dagu melintang/miring. Setelah muka mencapai dasar panggul
terjadi putar paksi dalam. Sehingga dagu memutar kedepan dan berada
dibawah arkus pubis dengan daerah submentum sebagai hipomoklion.
Kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi ubun-ubun besar,
belakang kepala melewati perineum.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
Kalau dagu berada dibelakang pada waktu putaran dalam dagu
harus melewati jarak yang lebih jauh supaya dagu berada didepan. Kadang
dagu tidak memutar kedepan dan tetap berada dibelakang. Keadaan ini
disebut mento posterior persisten dan janin tidak dapat lahir spontan,
kecuali bila janin mati atau kecil. Hal ini karena kepala sudah berada dalam
fleksi maksimal dan tidak mungkin menambah defleksinya lagi. Sehingga
kepala dan bahu terjepit dalam panggul dan persalinan tidak akan maju.
4. Presentasi Bokong
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri
dan bokong dibawah bagian cavum uteri.
a. Macam-macam letak sungsang
1) Letak bokong murni (frank breech), yaitu letak bokong dengan kedua
tungkai terangkat keatas.

2) Letak sungsang sempurna (complete breech) yaitu kedua kaki ada


disamping bokong dan letak bokong kaki sempurna.

3) Letak sungsang tidak sempurna (incomplete breech) yaitu selain


bokong sebagian yang terendah adalah kaki atau lutut.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
b. Etiologi
1) Fiksasi kepala paad PAP tidak baik atau tidak ada; pada panggul
sempit, hidrocefalus, anensefalus, placenta previa dan tumor.
2) Janin mudah bergerak: pada hidramnion, multipara dan janin kecil
3) Gamelli
4) Kelainan uterus: mioma uteri
5) Janin sudah lama mati
6) Sebab yang tidak diketahui
c. Diagnosis
1) Pemeriksaan luar, janin letak memenjang, kepala didaerah fundus uteri
2) Pemeriksaan dalam, teraba bokong saja, atau bokong dengan satu
atau dua kaki
d. Penanganan
1) Sebelum In Partu
Sebelum in partu, maka yang perlu diperhatikan adalah tentukan
apakah persalinan dapat pervaginal. Setiap persalinan sungsang
sebaiknya ditolong pada fasilitas kesehatan yang dapat melakukan
operasi.
2) Saat in partu
Persalinan pervaginal oleh tenaga penolong yang terlatih akan aman
bila:
a) Ikuti kemajuan persalinan dengan seksama dengan patograf
b) Jangan pecahkan ketuban. Bila ketuban pecah periksa apakah
ada prolaps tali pusat. Apabila ada prolaps tali pusat dn kelahiran
pervaginal tidak memungkinkan, lakukan seksio sesarea.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
Prinsip persalinan pervaginal pada presentasi bokong:
a) Persalinan spontan;
b) Pertolongan ini bila pada primigravida sebaiknya dirumah sakit
dan harus dievaluasi sangat hati-hati. Pada kelahiran bokong
belum tentu kepala bisa lahir, kondisi tersebut harus lahir dalam
wkatu 8 menit sejak lahir sebatas pusat
c) Manual aid, dan
d) Dalam keadaan tertentu dapat dilakukan ekstrasi bokong, atau
ekstrasi kaki
3) Kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi pada persalinan presentasi
bokong
Badan janin tidak bisa diputar untuk melahirkan lengan depan dulu.
Maka yang perlu dilakukan adalah:
a) Lahirkan lengan belakang lebih dulu
b) Dengan cara memegang pergelangan kaki angkat kaki, sehingga
dada bayi kearah bagian dalam kaki ibu.
c) Bahu belakang akan lahir
d) Lahirkan lengan dan tangan belakang
e) Pergelangan kaki ditarik kebawah sehingga bahu atas lahir, dan
f) Lahirkan lengan dan tangan muka
4) Tangan dan lengan terjebak dan terlipat di sekitar leher
Jangan menarik badan bayi untuk pertolongan kelahiran, karena
dapat menyebabkan lengan menjungkit dan berada disekitar leher
bayi
5) Perasat Lovset
Pada kondisi perasat lovset, maka yang perlu dilakukan adalah:
a) Pegang bayi pada daerah sacrum dengan punggung bayi
didepan
b) Putar bayi setengah lingkaran sedemikian rupa sehingga siku
bayi berada dimuka bayi dan
c) Usap /lahirkan lengan dan tangan bayi
6) Kepala bayi macet

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
a) Pergunakan forceps piper atau forceps yang panjang
b) Yakinkan bahwa pembukaan lengkap
c) Pegang dan angkat badan bayi keatas
d) Pasang daun forceps kiri lebih dulu
e) Pasang daun forceps kanan dan kunci
f) Tarik dan upayakan fleksi untuk melahirkan kepala bayi dan
g) Periksa serviks dan vagina apakah ada kesukaran, bila ada
lakukan perbaikan.
7) Persalinan pada presentasi kaki
Pada kelainan presentasi kaki sebaiknya dilahirkan dengan seksio
sesarea, persalinan pervaginam hanya bila:
a) Persalinan sudah sedemikin maju dan pembukaan telah lengkap
b) Bayi pretern yang kemungkinan hidupnya kecil
c) Bayi kedua pada kehmailan kembar
8) Seksio sesarea lebih aman dan direkomendasikan pada
a) Double foothing breech
b) Pelvis yang kecil atau laformasi
c) Janin yang sangat besar
d) Bekas seksio sesarea dengan indikasi CPD, dan
e) Kepala yang hiperektensi atau defleksi
e. Komplikasi
a) Komplikasi pada janin
Terjadinya komplikasi pada janin apa bila:
a) Kematian perinatal
b) Prolapse funikuli
c) Trauma pada bayi akibat tangan yang menjungkit, kepala yang
tengadah/defleksi dan pembukaan serviks yang belum lengkap.
d) Asfiksia karena prolapse funikuli, kompresi tali pusat, pelepasan
plasenta kepala macet dan
e) Perlukan pada organ abdominal atau pada leher
b) Komplikasi pada ibu

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
Komplikasi pada ibu dapat terjadi, apabila terjadi kondisi sebagai
berikut:
a) Pelepasan plasenta
b) Perlukan vagina atau serviks dan
c) Endometritis

5. Letak Lintang
Pada letak lintang sumbu panjang anak tegak lurus atau hampir tegak lurus
pada sumbu panjang itu. Pada letak lintang bahu menjadi bagian terendah,
maka disebut juga presentasi bahu atua presentasi acromion. Kalau punggung
teradpat disebelah depan disebut dorsoanterior dan kalau dibelakang disebut
dorsoposterior.
a. Etiologi
1) CPD
2) Placenta previa
3) Prematuritas
4) Kelainan bentuk rahim seperti uterus arcuatus atas pada myoma uteri
5) Kehamilan ganda
6) Dinding perut yang kendur seperti pada multiparitas
b. Diagnosis
1) Abdomen
Pada inspeksi tinggi fundus tampak kecil untuk seusianya
(kecuali jika ada gestasi multiple atau polihidramnion) hanya beberapa
jari diatas pusat, pada kehamilan cukup bulan. Uterus terlihat luas dan
penuh di panggul.
Pada palpasi ternayata bahwa fundus uteri maupun bagian
bawah rahim kosong sedangkan bagian-bagian besar (kepala dan
bokong teraba disamping diatas fossa iliaca). Kalau teraba tahanan
sebelah depan, maka punggung ada sebelah depan, sebaliknya kalau
teraba tonjolan-tonjolan, maka ini disebabkan oleh bagian-bagian kecil,
sehingga punggung terdapat sebelah belakang.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
2) Vagina
Dalam pemeriksaan maka dengan toucher dapat diraba sisi
thorax sebagai susunan tulang-tulang yang sejajar dan kalau
pembukaan sudah besar maka teraba scapula dan pada pihak yang
bertentangan clavicula. Arah menutupnya ketiak menunjukan arah
kepala.
c. Prognosis
Keadaan ini berbahaya baik bagi janin maupun ibu. Pelahiran spontan
tidak mungkin dilakukan kecuali jika janin sangat kecil. Resiko prolaps tali
pusat, impaksi bahu, ruptur uterus dan perlunya seksio sesaria klasik, semua
ini meningkatkan mortalitas serta morbiditas ibu dan janin.
d. Penatalaksanaan
1) Awitan persalinan dengan peningkatan tonus uterus dapat memperbaiki
keadaan dan mengubah letak oblik ke longitudinal. Keadaan ini paling
banyak terjadi pada ibu multigravida dengan uterus yang lemah.
2) Identifikasi penyebab malpresentasi. Pemeriksan radiologi atau sonar
dapat berguna.
3) Seksio sesaria elektif dilakukan jika pelahiran per vaginam
dikontraindikasikan. Hal ini diterapkan pada sebagian besar ibu
primigravida.
4) Jika ibu tidak dalam persalinan dan pelahiran per vaginam maka tepat
untuk:
a) Melakukan maneuver pada janin (versi eksternal) ke letak
longitudinal. Maneuver ini dilakukan diruang operasi yang
dipersiapkan untuk seksio sesaria.
b) Memberikan oksitosin intravena untuk membangkitkan dan
mempertahankan kontraksi uterus.
c) Melakukan amniotomi, tarik cairan secara perlahan dan arahan
bagian presenatasi ke pelvis.
5) Jika ibu berada pada persalinan dini dengan ketuban telah pecah
a) Lakukan pemeriksaan pervaginam untuk menyingkirkan prolaps
ektremitas atau tali pusat

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
b) Upayakan untuk mempertahankan letak longitudinal jika pelahiran
pervaginam dipertimbangkan dapat dilakukan. Jika tidak berhasil,
lahirkan dengan seksio sesaria. Insisi abdominal garis tengah yang
diikuti dengan insisi vertical rendah pada uterus dianjurkan apabila
letak janin sesuai. Ubah insisi uterus vertical menjadi insisi klasik jika
memungkinkan.
c) Impaksi bahu. Baik janin hidup maupun
meninggal, lahirkan janin dengan seksio sesaria.
Prosedur destruktif yang dilakukan oleh orang
yang tidak berpengalaman dapat mengabitkan
rupture uterus.
d) Ekspulsi janin secara spontan hanya dapat terjadi
jika mengalami maserasi atau sangat kecil.
6. Presentasi ganda
Letak majemuk ialah kalau disamping lengan terendah teraba
anggota badan. Menggambarkan kondisi tangan atau lengan bawah
menyertai bagian presentasi janin. Pada letak kepala dapat terjdai tangan
menumbung, lengan menumbung, kaki menumbung.
Pada lengan menumbung hanya teraba jari dan telapak tangan
disamping kepala, tidak teraba pergelangan tangan, jika pergelangan tangan
atau lebiih teraba, disebut juga lengan menumbung. Tangan menumbung
prognosanya lebih baik dari lengan menumbung, karena tangan yang ceper
bentuknya tidak banyak mengambil tempat dibandingkan dengan lengan.
Tangan menumbung pada letak kepala tidak menghalanagi turunnya kepala,
hanya mungkin menyebabkan terganggunya putaran paksi, sebaliknya lengan
menumbung dapat menghalangi turunnya kepala.
Kaki yang menumbung disamping kepala jarang terjadi pada anak hidup
yang cukup besar tapi kemungkinan pada anak yang sudah bermacerasi, apada
monstrum dan anak kecil, lebih besar juga dapat terjadi pada kehamilan kembar
dimana disamping kepala anak I menumbung kaki anak ke II yang dalam letak
sungsang.
a. Etiologi

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
1) Multipara
2) CPD
3) Prematur
4) Hydramnion
b. Penatalaksanaan
1) Tangan yang menumbung tidak menghalangi persalinan spontan, jadi
sebaiknya dibiarkan, kalau terjadi gangguan putaran paksi dapat
diselesaikan dengan ektraksi forcipal dengan memasang sendok forcep
antara tangan yang menumbung dan kepala anak.
2) Lengan yang menumbung, baiknya direposisi kalau pembukaan sudah
lengkap, karena dapat menghalangi turunnya kepala.
3) Kalau kepala sudah jauh masuk kedalam rongga panggul, reposisi
tidak mungkin lagi, maka persalinan diselesaikan dengan forceps, kalau
reposisi tidak berhasil dan kepala tidak mau
turun dilakukan SC.

Apa yang anda ketahui tentang malposisi!


Malposisi merupakan posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan ubun-
ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.
1. Jenis-jenis Malposisi
1. Ubun-ubun kecil (UUK) belakang
Jika oksiput berada diarah posterior dari diameter transversal pelvis,
maka posisi ini disebut UUK belakang (oksiput posterior). frekuensi relatif terjadi
dari posisi ini adalah 4 %.
Ketika janin berada pada posisi oksiput posterior, punggung janin
menghadap spina ibu dan tidak dapat flexi dengan sangat baik. Kadang-
kadang kepala janin tidak fleksi dan dapat terjepit dipintu atas panggu,
sinsiput akan berada dibelakang simfisis pubis dan oksiput akan menempati
ruang sacrum. Bayi akan menampakkan muka lebih dulu jika pelvisnya
tidak cukup besar, amka kepala akan terjepit pada pintu bawah panggul.
a. Etiologi
1) Panggul android

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
2) Panggul anthropoid
3) Kesempitan panggul tengah
4) Ketuban pecah sebelum waktunya
5) Fleksi kepala kurang
6) Inertia uteri

b. Diagnosis
1) Palpasi
Ektremitas janin berada dianterior dan memberikan tampilan cekung
pada abdomen bagian bawah ibu. Kepala tidak cakap sinsiput
terasa superfisisal dari oksiput ketika ibu yang berbaring horizontal
dipalpasi. Bahu janin dan bunyi jantung terkeras terletak lateral dan
garis tengah.
2) Pemeriksaan pervaginam
Bagian presentasi tidak menempel dengan baik pada serviks. Sering
terjadi defleksi. Fontanel anterior mudah teraba dibawah simfisis.
Jika diagnosis mengalami kesulitan, masukan satu jari melalui sisi
wajah janin dan tentukan letak telinga. Gerakan jari melalui dasar
telinga akan menunjukan bahwa pinna mengarah ke oksiput.
c. Penatalaksanaan
Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun
melalui PAP dengan sutura sagitalis melintang/miring. Sehingga ubun-
ubun kecil dapat berada dikiri melintang, kanan melintang, kiri depan,
kanan depan, kiri belakang/kanan belakang. Dalam keadaan fleksi
bagian kepala yang pertama mencapai dasar panggul adalah occiput.
Penanganan yang dapat dilakukan pada kasus presentasi occipito
posterior adalah dengan melakukan:
1) Pengawasan dengan seksama dengan harapan dapat lahir spontan
pervaginal
2) Tindakan baru dilakukan jika kala II terlalu lama/ada tanda-tanda
bahaya terhadap janin

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
3) Pada persalinan dapat terjadi robekan perineum yang teratur atau
extensi dari episiotomy
4) Periksa ketuban, bila intake, pecahkan ketuban
5) Bila posisi kepala > 3/5 diatas PAP atau diatas 2 maka sc
6) Bila pembukaan serviks belum lengkap dan tidak ada tanda
obstruksi, beri oksotosin drip
7) Bila pembukaan lengkap dan tidak ada kemajuan pada fase
pengeluaran, apakah ada obstruksi. Bila tidak ada tanda obstruksi
ulangi oksitosin drip
8) Bila pembukaan lengkap dan kepala
masuk sampai tidak kurang 1/5 atau 0
maka ev atau forceps
9) Bila ada tanda obstruksi/gawat janin maka sc

2. Ubun-ubun kecil (UUK) kanan belakang


Jika oksiput menunjuk pada daerah
posterior kanan dari pintu atas panggul, maka
posisi ini disebut UUK kanan belakang (oksiput
posterior kanan), frekuensi relatif terjadi dari posisi ini adalah 8 %.

3. Ubun-ubun kecil (UUK) kiri belakang


Jika oksiput menunjuk pada daerah
posterior kiri dari pintu atas panggul, maka posisi
ini disebut UUK kiri belakang (oksiput posterior
kiri), frekuensi relatif terjadi dari posisi ini adalah 3 %.

4. Ubun-ubun kecil (UUK) melintang


Jika oksiput menunjuk pada daerah lateral kiri dari pintu atas panggul,
maka posisi ini disebut UUK melintang kiri (oksiput lateral kiri), frekuensi
relatif terjadi dari posisi ini adalah 40 %.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
Jika oksiput menunjuk pada daerah lateral kanan dari pintu atas
panggul, maka posisi ini disebut UUK melintang kanan (oksiput lateral
kanan), frekuensi relatif terjadi dari posisi ini adalah 24 %.
a. Etiologi
1) Kelemahan his pada kala II
2) Panggul picak
3) Janin kecil atau mati
4) Kepala janin bundar
b. Penatalaksanaan
1) Observasi dan tunggu, karena kalau his kuat terjadi putaran UUK
ke depan dan janin lahir spontan
2) Ibu diminta berbaring ke arah punggung janin
3) Dapat dicoba memutar UUK ke depan dengan koreksi manual.
Caranya ibu jari diletakkan pada UUK, jari-jari lainnya pada oksiput
llu dicoba reposisi sehingga UUK berada dibawah simfisis.s lemah
4) Coba dengan pemberian uterotonika, bila his lemah
5) Jika ada indikasi dan syarat terpenuhi, lakukan ekstrakti forcep
menurut LANGE

LATIHAN I

Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan jelas:


1. Apa yang dimaksud dengan malpresentasi dan malposisi?
2. Sebutkan dan jelaskan macam-macam
malpresentasi dan malposisi!

……………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Bagus, anda sudah dapat menjawab pertanyaan diatas, tapi jika anda
masih belum dapat menjawab dengan benar jangan berkecil hati, silahkan
baca kembali sebelum melanjutkan pada materi selanjutnya.

KEGIATAN BELAJAR II
Waktu 90 Menit

Kita telah selesai pada kegiatan belajar I yang membahas tentang


penyulit, komplikasi dan penanganan persalinan dengan malpresentasi dan
malposisi , sekarang kita masuk pada kegiatan belajar II yang akan membahas
tentang tindakan yang diperlukan dalam asuhan persalinan yaitu melakukan
pemeriksaan dalam/vaginal toucher (VT) dan merupakan penunjang untuk
mendiagnosa malpresentasi ataupun malposisi, agar dapat memahami uraian
materi dengan baik mari kita perhatikan penjelasan dibawah ini.

KEGIATAN
BELAJAR II
Capaian Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran I ini diharapkan mahasiswa mampu


memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dalam persalinan yang
didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan dan hasil evidanve based

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
berdasarkan standar praktik kebidanan dan kode etik kebidanan. Salah satunya
mampu melakukan pemeriksaan dalam/vaginal toucher (VT)

URAIAN
MATERI
Apa yang anda ketahui tentang Vaginal Toucher!
1. Definisi Vaginal Toucher
Memasukkan tangan ke dalam jalan lahir ibu bersalin untuk memantau
perkembangan proses persalinan atau lazim disebut VT (vaginal toucher atau
vaginal tousse atau periksa dalam dan sejenisnya) bukanlah sesuatu yang
mudah.
2. Tujuan  Vaginal Toucher
a. Untuk menentukan apakah pasien sudah sungguh-sungguh in partu atau
belum.
b. Untuk menentukan keadaan yang menjadi tolak ukur dari rencana pimpinan
persalinan. Misalnya: Seorang primigravida masuk dengan pembukaan
4cm, maka pembukaan lengkap diharapkan sesudah 6 jam.
c. Untuk menentukan ramalan persalinan dengan lebih tepat.
d. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses
persalinan sesuai dengan yang diharapkan.
e. Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.
3. Indikasi Vaginal Toucher
Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:
a. Ketuban pecah sedangkan bagian depan masih tinggi.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
b. Kejadian ini mungkin menyebabkan tali pusat menumbung yang harus
secepat-cepatnya didiagnosa, maka karena itu diperiksa dengan vaginal
toucher (pemeriksaan dalam).
c. Kita mengharapkan pembukaan lengkap.
d. Pada keadaan ini kita melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui
apakah persalinan maju menurut rencana waktu dan kalau memang sudah
terdapat pembukaan yang lengkap, pimpinan persalinan berubah misalnya
pasien diizinkan dan dipimpin untuk mengejan.
e. Bila ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan misalnya: Karena ibu
kurang baik atau keadaan anak yang kurang baik. Untuk menentukan
caranya menyelesaikan persalinan perlu melakukan pemeriksaan dalam
terlebih dahulu.
f. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase
persalinan dan diagnosa letak janin.
g. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya
prolapsus bagian kecil janin atau talipusat.
h. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan
untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan
menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan
dapat mengganggu jalannya proses persalinan pervaginam.
4. Kontraindikasi Pemeriksaan Dalam
a. Perdarahan
b. Infeksi vagina
c. Plasenta previa
5. Hal-hal yang Hrus diperhatikan Saat Pemeriksaan Dalam
a. Vulva/vagina: apakah terdapat lesi herpes, varises vula yang besar,
kondiloma, proses penyembuhan luka perineum yang tidak baik.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
Vagina Normal Vagina dengan bartholini

b. Palpasi servik/porso
1) Konsistensi: lunak/kenyal/tebal/tipis

Porsio Primigravida Porsio Multigravida


2) Pendataran serviks: proses penipisan serviks sebelum atau sesudah
selama proses persalinan
3) Pembukaan : antara 1-10 cm

c. Bagian terdepan janin


1) Presentasi kepala: teraba sutura pada tulang kepala (UUK), teraba
bagian keras.
2) Presentasi lain: bokong, kaki, muka, tangan
d. Penurunan kepala
1) Hodge 1: Antara PAP dengan bagian atas simfisis dan promontorium
2) Hodge 2: sejajar hodge I, terletak setinggi tepi bawah simfisis
3) Hogde 3:sejajar hodge II, terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri
4) Hodge 4: sejajar hodge I, II, III, terletak setinggi artikulasio
sakrokosigea

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
Station:
1) Spina ischiadica = level 0
2) Diatas spina ischiadica = tanda -
3) Dibawah spina ischiadica= tanda +

e. Menentukan lokasi ubun-ubun kecil


Menentukan lokasi ubun-ubun kecil sangatlah penting karena ubun-
ubun kecil merupakan penunjuk posisi pada presentasi belakang kepala.
Nilai apakah UUK berada disebelah kiri/kanan/dengan lokasi
didepan/lintang/belakang. Letak ubun-ubun kecil dinyatakan sesuai arah
jarum jam.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
Penunjuk janin apaila presentasi bukan presentasi belakang kepala antara
lain:
1) Presentasi muka dengan penunjuk dagu atau mentum
2) Presentasi bokong dengan penunjuk sacrum

f. Mengukur luas panggul


1) Konjugata vera: jari tengah dan jari telunjuk dimasukan kedalam vagina
untuk meraba promontorium. Jarak bagian bawah simfisis sampai
kepromontorium dikenal sebagai konjugata diagonalis.
2) Konjugata vera: konjugata diagonalis – 1,5 cm
3) Normalnya konjugata vera = 11, 5 cm
4) Pintu atas panggul (inlet) : sempit jika teraba promontorium dan teraba
2/3 linea terminalis
5) Pintu tengah panggul (midlet): sempit jika teraba spina ischiadica
6) Pintu bawah panggul (outlet): sempit jika teraba os koksigeus
6. Teknik Melakukan Vaginal Toucher

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan :
- Celemek
- Sarung tangan steril dalam bak instrument streril
- Kapas DTT/Steril dan air DTT didalam Kom
- Bengkok
- Klorin 0,5%
- Bak sampah basah/medis
- Perlak
- Lap tangan
- selimut
- Celemek
2. Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga terhadap tindakan
yang akan dilakukan
3. Memasang celemek dan mencuci tangan
4. Membantu ibu dalam posisi ibu tidur terlentang dengan kaki ditekuk
pada lutut,dan kedua kaki menapak pada tempat tidur
5. Memasang sarung tangan DTT/steril
6. Melakukan vulva hygiene dengan kapas dan air DTT
7. Memeriksa genetalia eksterna :
a. Apakah terdapat luka atau massa
b. Apakah ada varises pada vulva atau anus
c. Apakah ada jaringan parut pada perenium
8. Dengan hati-hati pisahkan labia kanan dan kiri
a. Menilai perdarahan pervaginam.
b. Menilai pengeluaran air ketuban, warna dan bau air ketuban.
9. Memasukkan 2 jari tangan kanan dengan perlahan dan hati-hati dan
tangan kiri ditempatkan pada fundus uteri
10. Menilai dinding vagina, ada massa atau tidak
11. Menilai arah portio (anterior/superior), menilai pendataran/penipisan
serviks
12. Menilai pembukaan serviks
13. Menilai Keadaan selaput ketuban & penumbungan tali pusat atau

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
bagian kecil janin
14. Menentukan Presentasi (kepala, bokong, dahi, muka dan bahu)
15. Menentukan posisi titik penunjuk (posisi UUK pada presentasi Kepala,
posisi dagu pada presentasi muka, posisi sakrum pada presentasi
bokong, posisi glabella pada presentasi dahi)
16. Menentukan Penurunan presentasi (Hodge/Stasion)
17. Menilai keadaan panggul dalam :
- Arahkan jari ke forniks posterior untuk menentukan promontorium
teraba atau tidak,
- teruskan perabaan kearah sacrum untuk menentukan lengkungannya,
- kemudian arahkan jari ke samping kanan untuk menentukan apakah
spina ischiadika sangat menjonjol atau tidak, sekaligus meraba
dinding samping panggul, kemudian lakukan cara yang sama pada
bagian kiri,
- lanjutkan perabaan jari kearah atas untuk meraba linea innominata
sekaligus os pubis dan arcus pubis
18. Keluarkan kedua jari dengan hati-hati dari vagina ibu, kemudian nilai
adanya cairan ketuban dan lendir darah.
19. Mencelupkan tangan dalam larutan chlorin dan melepas sarung tangan
dengan posisi terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
20. Merapikan alat dan membuang sampah sesuai pada tempatnya
21. Mencuci tangan
22. Merapikan dan membantu ibu ke posisi yang lebih nyaman serta
menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
23. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

LATIHAN II

Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan jelas:


1. Jelaskan tentang pemeriksaan dalam?

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
2. Melakukan demontrasi pemeriksaan dalam!
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Bagus, anda sudah dapat menjawab pertanyaan diatas, tapi jika anda masih
belum dapat menjawab dengan benar jangan berkecil hati, silahkan baca
kembali sebelum melanjutkan pada materi selanjutnya.

PENUTUP

Tes Formatif

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dbawah ini dengan benar!


1. Seorang wanita hamil anak pertama datang ke BPS jam 04.10 WITA dengan
keluahan keluar lendir, darah sejak tadi malam, kemudian bidan melakukan
pemeriksaan dengan hasil uk 39 mgg, TFU 32 cm, DJJ 128x/menit, VT ø 6 cm,
ketuban positif, teraba UUB (fronto-occiput sebesar 34 cm) . Presentasi apakah
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Presentasi puncak kepala
b. Presentasi majemuk
c. Presentasi muka
d. Letak lintang

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
e. Presentasi dahi

2. Seorang perempuan usia 28 th hamil anak kedua datang ke klinik bersalin jam
08.00 WITA, dengan keluhan perut terasa kencang-kencang, keluar lendir darah
dari alat kelaminnya sejak jam 05.00 pagi, dilakukan pemeriksaan palpasi
taraba kepala sangat menengadah, DJJ terdengar jelas pada thoraks janin, VT
ø 7 cm, teraba mulut, hidung dan lekuk mata, ketuban posistif. Presentasi
apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Presentasi puncak kepala
b. Presentasi majemuk
c. Presentasi muka
d. Letak lintang
e. Presentasi dahi

3. Seorang perempuan berusia 27 tahun hamil pertama datang ke BPS, dilakukan


pemeriksaan VT ø 8 cm, ketuban positif, teraba posisi dengan titik penunjuk
ubun-ubun kecil berada dibelakang. Posisi ubun-ubun apa yang tepat pada
kasus tersebut?
a. Occiput posterior
b. Right Occiput posterior
c. Left Occiput posterior
d. Right Occiput tranversal
e. Left Occiput tranversal

4. Seorang perempuan berusia 29 tahun hamil anak kedua dengan UK 39


minggu, janin tunggal hidup dengan presentasi kepala & TBJ 3200 gram,
didapatkan hasil pemeriksaan VT ø 7 cm, ketuban posistif, teraba posisi
dengan titik penunjuk ubun-ubun kecil pada arah jam 3 dari pintu atas panggul,
maka posisi oksiput ini disebut?
a. Occiput posterior
b. Right Occiput posterior
c. Left Occiput posterior
d. Right Occiput tranversal

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
e. Left Occiput tranversal

5. Seorang perempuan umur 24 tahun, datang kerumah bidan mengaku hamil 9


bulan anak kedua dengan keluhan keluar air sejak kemarin dari kemaluannya.
Dilakukan pemeriksaan dengan hasil TTV dalam batas normal, His 3X/10’/40”,
VT ø 9 cm, porsio tipis, ketuban negatif, presentasi kepala, teraba ubun-ubun
kecil dianterior dan penurunan kepala setinggi tepi bawah simfisis. Berada pada
hodge berapa penurunan kepala tersebut?
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V

6. Seorang perempuan berusia 28 tahun, datang ke BPS mengaku hamil 9 bulan


anak pertama dengan keluhan keluar air dari jalan lahir sejak satu hari yang
lalu. Dilakuka pemeriksaan dengan hasil TTV dalam batas normal, His
1X/10’/35”, DJJ 140 x/menit, pemeriksaan dalam pembukaan seviks 5 cm,
porsio tebal, ketuban positif dan teraba spina isciadika, terjadi penyempitan
panggul bagian apa pada kasus tersebut?
a. Panggul android
b. Inlet
c. Midlet
d. Outlet
e. Panggul ginekoid

7. Seorang perempuan usia 29 tahun, mengatakan hamil kedua dan pernah


sekali abortus, hamil 40 minggu janin tunggal hidup dengan letak kepala, TFU
39 cm, hasil pemeriksaan dalam pembukaan 6 cm, ketuban positif, presentasi
kepala, dengan ukuran konjuagat vera 11, 2 cm, berapa normalnya ukuran
konjugata vera?
a. 11, 3 cm
b. 11, 4 cm

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
c. 11, 5 cm
d. 11, 6 cm
e. 11, 7 cm

8. Seorang perempuan usia 28 th hamil anak kedua datang ke klinik bersalin jam
07.00 WITA, dengan keluhan perut terasa kencang-kencang, keluar darah
berwarna segar dari alat kelaminnya dan perut tidak terasa nyeri sejak jam
05.00 pagi dengan usia kehamilan 8 bulan. Tindakan apa yang selanjutnya
dilakukan oleh bidan?
a. Segara melakukan VT untuk menegakkan diagnosa
b. Melakukan VT dan segera merujuk ke Rumah Sakit
c. Melakukan pemasangan Infus dan segera merujuk
d. Melakukan Inspekulo dan merujuk ke Rumah Sakit
e. Tidak melakukan VT karena terjadi perdarahan

Kunci Jawaban Tes Formatif

1. A 5. B
2. C 6. C
3. A 7. C
4. E 8. E

Rangkuman

1. Malposisi merupakan posisi abnormal dari vertex kepala janin (dengan ubun-
ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Mapresentasi adalah
semua presentasi lain dari janin selain presentasi vertex.
2. Macam-macam malposisi UUK belakang, UUK kanan belakang, UUK kiri
belakang, UUK) melintang
3. Macam-macam malpresentasi: Presentasi puncak kepala, presentasi dahi,
presentasi muka, presentasi bokong, presentasi ganda, letak lintang.
4. Vaginal Toucher adalah Memasukkan tangan ke dalam jalan lahir ibu bersalin
untuk memantau perkembangan proses persalinan atau lazim disebut VT
5. Indikasi Vaginal Toucher: ketuban pecah sedangkan bagian depan masih
34
tinggi,pada
Asuhan saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase
Kebidanan Persalinan
persalinan dan diagnosa letak janin, pada saat ketuban pecah digunakan
untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian kecil janin atau talipusat,
LAMPIRAN

Glosarium

1. Anensefalus : malformasi kongenital yang nyata karena kubah cranium


dan hemisfer serebri tidak berhasil tumbuh (tidak
mempunyai tengkorak kepala)
2. Anterior : Di depan
3. Amniotomi : Tindakan memecahkan kantong ketuban
4. Analgesia : Keadaan tidak sensitive terhadap nyeri
5. Arkus pubis : Lengkungan meneyrupai bususr pada struktur tulang
yang berada didepan pelvis
6. Asfiksia : Suatu kondisi yang disebabkan oleh kurangnya oksigen
dalam uadara pernafasan
7. Caput : Pembengakakan edematous pada kepala bayi yang
sucsedaneum timbul karena penekanan embran servisis yang berdiltasi
8. Clavicula : Klavikula
9. CPD : Panggul sempit

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
10. Defleksi : Sikap janin dengan kepala yang hanya berada dalam
keadaan semifleksi
11. Ekstraksi : Proses atau tindakan menarik keluar
12. Episiotomy : Insisi pada korpus perineum
13. Ekstensi : Menekuk
14. Endometritis : Infeksi pada endometrium (lapisan dalam uterus)
15. Fleksi : Penekukan kedepan
16. Forcep : Instrument bedah dengan dua buah daun yang digunakan
untuk mengangkat sebuah benda
17. Fosa kanina : Lekukan pada permukaan eksternal superorateral
terhadap lubang gigi taring
18. Fossa iliaca : Area cekung yang menempati sebagian besar
permukaan dalam ala ileum, khususnya anterior
19. Fontanel : Ubun-ubun
20. Fundus : Bagian atas uterus yang bulat, diatas insersi tuba fallopi
21. Gestasi : Kehamilan
22. Glabella : Daerah pada os frontalis yang berada diatas hidung dan
antara kedua alis
23. Gamelli : Kehamilan kembar
24. Hidrosefalus : Ukuran kepala yang lebih besar dari tubuh
25. Impaksi : Terjepit
26. Insisi : Pengirisan
27. Inertia uteri : Uterus Tidak Berkontraksi
28. Intake : Substansi, jumlahnya, yang diambil dan digunakan oleh
tubuh
29. LOA : Left occiput anterior (UUK kiri depan)
30. LOP : Left occiput posterior (UUK kiri belakang)
31. LOT Left occiput transversal (UUK melintang kiri)
32. Mortalitas : Kematian
33. Multipara : Hamil lebih dari 1 kali
34. Morbiditas : Kesakitan
35. Maneuver : Perasat tindakan yang dilakukan dengan tangan

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
36. Mento : Dagu
37. Molase : Tulang cranium janin yang tumpang tindih guna
menyesuaikan diri dengan ukuran dan bentuk jalan lahir.
38. OA : Oksiput anterior (UUK depan)
39. OP : Oksiput posterior (UUK belakang)
40. Oksiput : Bagian belakang kepala (ubun-ubun kecil) yang menonjol
41. Obstruksi : Sumbatan yan menyebabkan kemacetan
42. Oblik : Miring,serong,diagonal
43. Occipito : Posisi bagian belakang kepala (ubun-ubun kecil) dibagian
posterior belakang
44. Perineum : Daerah antara anus dan vagina
45. Persisten Tetap
46. Posterior : Di belakang
47. PPD : Putaran Paksi Dalam
48. PPL : Putaran Paksi Luar
49. Placenta : Letak plasenta disegmen bawah rahim
previa
50. Primigravida : Hamil pertama kali
51. Prolaps : Keadaan turunnya suatu organ
52. Prolaps : Turunnya tali pusat
tali pusat
53. Polihidramnion : Kurangnya jumlah cairan ketuban
54. Reposisi : Memperbaiki posisi
55. ROA : Right occciput anterior (UUK kanan depan)
56. ROP : Right occiput posterior (UUK kanan belakang)
57. ROT : Right occiput transversal (UUK kanan melintang)
58. Rotasi : Putaran
59. Rupture uteri : Robekan pada rahim
60. Sacrum : Bagian terendah kolumna vertebralis. Sacrum ini dibentuk
oleh lima sacral vertebra
61. Sesaria elektif : Operasi melahirkan yang sudah dilahirkan
62. Sinsiput : Dahi atau kening

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
63. Sutura : Sendi fibrosa tempat dua permukaan tulang yang saling
frontalis berhadapan menyatu dengan sangat rapat melalui jaringat
ikat tipis yang memungkinkan gerakan
64. Sutura : Garis membran diantara tulang kranium janin, yang
sagitalis membentang dari fontanel posterior ke fontanel anterior
65. UUB : Ubun-ubun Besar
66. UUK : Ubun-ubun kecil
67. Vertex : Daerah kepala yang dibatasi oleh ubun-ubun depan dan
belakang serta disebelah lateral oleh eminensia parietalis
atau puncak kepala

Daftar Pustaka

Fauziah, Yulia. 2012. Obstetri Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika.


Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mochtar, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Pranoto, Ibnu, dkk. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV. Jakarta: Trans Info media.
, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Trans Info
media.
Sarwono, Prawirohardjo.2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neontal. Jakarta: PT Bina Pustaka.

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
RIWAYAT PENULIS

Nama : Agis Dimas Ayub

Tempat Tanggal Lahir : Kota Bangun, 13 April 1993

Agama : Islam

Alamat Asal : Desa Sumber Sari RT 04, Kecamatan Kota Bangun,

Kabupaten Kutai Kartanegara

Alamat Domisili : Jl. Dharma Budi I Jalur I No. 011 RT.19 RW.02

Kelurahan Pemurus Luar

Riwayat Pendidikan : Tahun 1998-2004 : SDN 033 Kota Bangun

Tahun 2004-2007 : SMPN 1 Kota Bangun

Tahun 2007-2010 : SMAN 1 Kota Bangun

Tahun 2010-2013 : AKBID Kutai Husada Tenggraong

Tahun 2014-Sekarang : Mahasiswa DIV Pendidik

STIKES Sari Mulia

Banjarmasin

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
CEKLIST PEMERIKSAAN DALAM (VAGINAL TOUCHER)

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin (ASKEB II)


Keterampilan : Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)

Beri nilai untuk setiap langkah yang telah dilakukan, dengan kriteria sebagai berikut :
0 : Apabila langkah klinik tidak dilaksanakan
1 : Apabila langkah klinik telah dilaksanakan tetapi salah
2 : Apabila langkah klinik telah dilaksanakan dengan baik dan benar
3 : Apabila langkah klinik telah dilaksanakan dengan baik dan benar serta dikerjakan dengan
sistematis.

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2 3
I SIKAP DAN PERILAKU
1.  Memberi salam dan memperkenalkan diri
2.  Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
3.  Teruji memposisikan pasien dengan baik
4.  Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
5. Teruji sabar dan teliti
II CONTENT / ISI
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan :
- Celemek
- Sarung tangan steril dalam bak instrument streril
- Kapas DTT/Steril dan air DTT didalam Kom
- Bengkok
- Klorin 0,5%
- Bak sampah basah/medis
- Perlak
- Lap tangan
- selimut
- Celemek
2. Memberikan penjelasan kepada ibu dan keluarga terhadap tindakan yang
akan dilakukan

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
3. Memasang celemek dan mencuci tangan
4. Membantu ibu dalam posisi dorsal recumbent (posisi ibu tidur terlentang
dengan kaki ditekuk pada lutut,dan kedua kaki menapak pada tempat tidur)
5. Memasang sarung tangan DTT/steril
6. Melakukan vulva hygiene dengan kapas dan air DTT
7. Memeriksa genetalia eksterna :
c. Apakah terdapat luka atau massa
d. Apakah ada varises pada vulva atau anus
d. Apakah ada jaringan parut pada perenium
8. Dengan hati-hati pisahkan labia kanan dan kiri
c. Menilai perdarahan pervaginam.
d. Menilai pengeluaran air ketuban, warna dan bau air ketuban.
9. Memasukkan 2 jari tangan kanan dengan perlahan dan hati-hati dan tangan
kiri ditempatkan pada fundus uteri
10. Menilai dinding vagina, ada massa atau tidak
11. Menilai arah portio (anterior/superior), menilai pendataran/penipisan serviks
12. Menilai pembukaan serviks
13. Menilai Keadaan selaput ketuban & penumbungan tali pusat atau bagian
kecil janin
14. Menentukan Presentasi (kepala, bokong, dahi, muka dan bahu)
15. Menentukan posisi titik penunjuk (posisi UUK pada presentasi Kepala, posisi
dagu pada presentasi muka, posisi sakrum pada presentasi bokong, posisi
glabella pada presentasi dahi)
16. Menentukan Penurunan presentasi (Hodge/Stasion)
17. Menilai keadaan panggul dalam :
- Arahkan jari ke forniks posterior untuk menentukan promontorium teraba
atau tidak,
- teruskan perabaan kearah sacrum untuk menentukan lengkungannya,
- kemudian arahkan jari ke samping kanan untuk menentukan apakah
spina ischiadika sangat menjonjol atau tidak, sekaligus meraba dinding
samping panggul, kemudian lakukan cara yang sama pada bagian kiri,
- lanjutkan perabaan jari kearah atas untuk meraba linea innominata
sekaligus os pubis dan arcus pubis
18. Keluarkan kedua jari dengan hati-hati dari vagina ibu, kemudian nilai adanya
cairan ketuban dan lendir darah.
19. Mencelupkan tangan dalam larutan chlorin dan melepas sarung tangan
dengan posisi terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit.
20. Merapikan alat dan membuang sampah sesuai pada tempatnya
21. Mencuci tangan
22. Merapikan dan membantu ibu ke posisi yang lebih nyaman serta
menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
23. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
III TEKNIK
1.    Berkomunikasi dengan pendekatan yang tepat sesuai kondisi klien
2.    Bekerja dengan pencegahan infeksi
3.    Bekerja dengan hati-hati dan cermat
4.    Menghargai privasi atau budaya klien
5. Bekerja secara sistematis

34
Asuhan Kebidanan Persalinan
Banjarmasin, 2015
Pembimbing

……………………………

34
Asuhan Kebidanan Persalinan

Anda mungkin juga menyukai