Oleh :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa saya selesaikan. Makalah ini membahas
tentang “ Asuhan Kebidanan kegawatdaruratan pada tali pusat dan ekstremitas
menumbung “
Mengingat keterbatasan pengertian yang ada pada makalah ini, maka
dalam penulisan makalah ini tentu terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam isi
maupun sistematikanya. Saya sadar dalam makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya sangat memerlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.
Dalam penyusunan makalah ini saya tidak mungkin dapat
menyelesaikannya tanpa memperoleh bantuan dari berbagai pihak terutama dari
dosen pembimbing.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................4
C. TUJUAN...................................................................................................................5
D. MANFAAT..............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................6
I. LANDASAN TEORI................................................................................................6
A. Definisi...............................................................................................................6
B. Klasifikasi Tali Pusat Menumbung................................................................6
C. Etiologi..............................................................................................................6
D. Faktor Predisposisi...........................................................................................7
E. Patogenesis/Patofisiologis................................................................................7
F. Penatalaksanaan..............................................................................................8
G. Komplikasi........................................................................................................9
II. KOSEP MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN TALI PUSAT
MENUMBUNG..........................................................................................................10
A. Subjektif..........................................................................................................10
B. Data Obyektif.....................................................................................................14
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................................21
I. PENGKAJIAN Tgl/jam 14 Maret 2020 / 10.00 WIB.........................................21
B. Data Obyektif.....................................................................................................26
II. INTEPRETASI DATA.........................................................................................28
III. DIAGNOSA POTENSIAL..............................................................................29
IV. ANTISIPASI MASALAH................................................................................29
V. INTERVENSI 14 juni 2020 / 10.25 wib.............................................................29
VI. IMPLEMENTASI Tgl/jam 14 juni 2020/ 10.29 wib.....................................29
VII. EVALUASI Tgl/jam 14 juni 2020/ 10.35 wib...................................................30
Lembar Observasi Ny T G1P0A0.............................................................................31
Kala II 14 Juni 2020 / 17.30 WIB........................................................................32
Kala III 14 juni 2020 / 18.00 WIB........................................................................34
Persalinan Kala IV 14 Juni 2020/ jam 14.30 WIB.............................................35
BAB IV............................................................................................................................38
PENUTUP.......................................................................................................................38
A. Kesimpulan........................................................................................................38
B. Saran....................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................40
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus kedunia luar (Sarwono, 2008). Proses persalinan merupakan hal
yang penting dalam kehamilan, dimana persalinan merupakan akhir dari masa
kehamilan. Dalam proses persalinan terdiri dari kala I, kala II, kala III dan kala
IV.
Tali pusat menumbung adalah bila teraba tali pusat keluar dan biasanya
ketuban sudah pecah (Menurut Prof. Dr. Roestam Mochtar, MPH,
1998).Keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan adaptasi bagian bawah
janin terhadap panggul, sehingga pintu atas panggul tidak tertutup pleh bagian
bawah janin tersebut, merupakan predisposisi turunnya tali pusat dan terjadinya
prolapsus funikuli. Dengan demikian prolapsus funikuli sering dijumpai pada
letak lintang dan letak sungsang, terutama presentasi bokong kaki. Pada presentasi
kepala, antara lain dapat terjadi pada disproporsi sefalopelvik.
Komplikasi yang terjadi akibat tali pusat menumbung diantaranya adalah Bayi
mati (IUFD),Asfiksia, Partus prematurus. Penanganan yang baik dan bermutu
pada ibu bersalin dengan tali pusat menumbung akan dapat menghindari
kemungkinan terjadinya komplikasi.Sehubungan dengan hal tersebut diatas
penulis tertarik untuk membuat konsep manajemen pada ibu bersalin dengan tali
pusat menumbung.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan tali pusat menumbung?
b. Bagaimana klasifikasi tali pusat menumbung?
c. Bagaimana etiologi tali pusat menumbung?
d. Bagaimana faktor predisposisi tali pusat menumbung?
e. Bagaimana patogenesis/patofisiologis tali pusat menumbung?
f. Bagaimana penatalaksanaan persalinan dengan tali pusat menumbung?
g. Apa saja komplikasi persalinan dengan tali pusat menumbung?
h. Bagaimanakah manajemen asuhan kebidanan persalinan dengan tali
pusat menumbung?
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan tali pusat menumbung.
Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan tali
pusat menumbung diharapkan penulis dapat:
a. Dapat mengetahui tali pusat menumbung
b. Dapat mengetaui bagaimana klasifikasi tali pusat menumbung
c. Dapat mengetahui bagaimana etiologi tali pusat menumbung
d. Dapat mengetahui bagaimana faktor predisposisi tali pusat menumbung
e. Dapat mengetahui bagaimana patogenesis/patofisiologis tali pusat
Menumbung
f. Dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan persalinan dengan tali pusat
menumbung
g. Dapat mengetahui apa saja komplikasi persalinan dengan tali pusat
menumbung
h. Dapat mengetahui bagaimanakah manajemen asuhan kebidanan persalinan
dengan tali pusat menumbung
D. MANFAAT
1. Penyusun mengetahui tentang kejadian tali pusat menumbung.
2. Penyusun juga mengetahui tindakan yang harus dilakukan jika
menemukian kasus tali pusat menumbung.
3. Dapat menumbuhkan keinginan atau tekad yang kuat bagi penyusun
sebagai tenaga medis masa depan dalam hal ini adalah menjadi seorang
bidan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. LANDASAN TEORI
A. Definisi
Tali pusat menumbung, bila tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah
pecah ke serviks dan sudah turun ke vagina.
B. Klasifikasi Tali Pusat Menumbung
Tali pusat menumbung, ketuban pecah. Tali pusat menempati salah satu
dari 3 kedudukan, yaitu:
a. Tali pusat menumbung di PAP, terletak di samping bagian terbawah janin
di PAP
b. Tali pusat menumbung ke dalam vagina, turun ke vagina
c. Tali pusat menumbung melalui introitus dan keluar dari vagina
C. Etiologi
Penyebab presipitasi tali pusat menumbung terdiri dari:
- Pecah ketuban dan presentasi bokong, presentasi campuran, presentasi
lintang, janin kecil (kurang dari 2000 gram), atau kelahiran kembar
kedua. Kehamilan kembar, perlahiran premature, tali pusat pusat yang
sangat panjang merupakan faktor predisposisi.
- Pemberian enema jika ketuban pecah dan bagian presentasi adalah
kepala yang belum masuk ke pintu atas panggul, presentasi campuran,
presentasi bokong atau bokong-kaki yang belum masuk ke pintu atas
panggul, atau bahu.
- Amniotomi, jika kepala belum masuk ke pintu atas panggul, presentasi
campuran, presentasi non sefalik, atau janin kecil yang bagian
presentasinya (baik sefalik atau bokong) tidak mengisi rongga pelvis.
- Pemeriksaan dalam menyebabkan pecah ketuban yang tidak disengaja
pada kondisi adanya ketuban yang tegang serta menonjol dan kepala
belum masuk ke pintu atas panggul, presentasi campuran atau presentasi
nonsefalik.
- Pecah ketuban spontan dengan kepala belum masuk ke pintu atas panggl,
presentasi campuran, atau presentasi nonsefalik.
- Pemindahan verteks selama pengkajian janin atau manipulasi obstretrik
(misal rotasi kepala secara manual, penempatan forsep selain di outlet
forsep; pemasangan elektroda kulit kepala janin; usaha versi sefalik luar;
pemasangan kateter tekanan intrauterus)
E. Patogenesis/Patofisiologis
Tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin dan jalan lahir
mengurangi atau menghilangkan sirkulasi plasenta. Bila tidak dikoreksi,
komplikasi ini dapat mengakibatkan kematian janin. Obstruksi yang lengkap
dari tali pusat menyebabkan dengan segera berkurangnya detak jantung janin
(deselerasi veriabel). Bila obstruksinya hilang dengan cepat detak jantung
janin akan kembali normal. Akan tetapi, bila obstruksinya mnetap terjadilah
deselerasi yang dilanjutkan dengan hipoksia langsung terhadap miokard
sehingga mengakibatkan deselerasi yang lama. Bila dibiarkan, terjadi
kematian janin.
Seandainya obstruksinya sebagian, akan menyebabkan akselerasi detak
jantung. Penutupan vena umbilikalis mendahului penutupan arteri yang
menghasilkan hipovolemi janin dan mengakibatkan akselerasi jantung janin.
Gangguan aliran darah yang lama melalui tali pusat menghasilkan asidosis
respiratorium dan metabolik yang berat, berkurangnya oksigenasi janin,
bradikardia yang menetap dan akhirnya kematian janin.
F. Penatalaksanaan
1. Bila tali pusat tidak berdenyut lagi tunggu partus spontan
2. Bila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan lakukan
penanganan seperti dibawah ini. Beri oksigen 4-6 L/menit dengan masker
atau kanula hidung.
3. Pembukaan belum lengkap
Jika pembukaan belum lengkap tindakan hanya 2 pilihan yaitu:
Reposisi tali pusat
Seksio sesarea
Jika reposisi berhasil, tekan fundus uteri agar bagian terdepan/terbawah
janin turun kalau perlu berikan oksigen drips dan tunggu partus spontan
Jika reposisi gagal, dorong bagian terdepan keatas agar tali pusat tidak
tertekan dan letakkan ibu dalam posisi trendelenburg atau exaggrated
sims position dengan menaruh bantal di bawah perut/pinggul dan segera
bawa ke rumah sakit untuk seksio sesarea dengan tangan tetap
dipertahan dalam vagina sampai bayi lahir
Pemberian tokolitik seperti terbutalin atau salbutamol dengan dosis 0,5
mg IV dapat menolong mengurangi kontraksi uterus.
Pembukaan sudah lengkap
Bila pembukaan sudah lengkap dan syarat-syarat dipenuhi persalinan
segera diselesaikan sesuai dengan presentasi janin:
Tali pusat menumbung pada presentasi kepala
Jika kepala masih tinggi dan ekstraksi dengan forceps kaepala sudah
masuk ke dalam rongga panggul. Pada anak kecil (anak II gemeli) dapat
diusahakan ekspresi dan sesudah syarat-syarat forceps terpenuhi
dilakukan ekstraksi dengan forseps
Kalau anak sudah meninggal, ditunggu persalinan spontan. Jangan
membuang waktu dengan melakukan reposisi tali pusat.
Tali pusat menumbung pada presentasi bokong/kaki
Reposisi tali pusat dan usahakan persalinan pervaginaan segera. Jika
reposisi tali pusat gagal lakukan ekstraksi bokong atau SC
Tali pusat menumbung pada letak lintang
Pertahankan posisi trendelenburg dan dorong bahu janin ke atas, dan
segera lakukan SC
G. Komplikasi
1. Pada Ibu
Dapat menyebabkan infeksi intra partum, pecahnya ketuban menyebabkan
bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi
desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakterimia dan sepsis
pada ibu dan janin. Sedangkan pemeriksaan serviks dengan jari tangan
akan memasukkan bakteri vagina kedalam uterus. Pemeriksaan ini harus
dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi distosia.
Infeksi merupakan bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya
pada partus lama(Chuningham dkk, 2005).
2. Pada janin
a. Gawat janin
Gawat janin adalah keadaan atau reaksiketika janin tidak
memperoleh oksigen yang cukup. Gawat janin dapat diketahui dari
tanda-tanda berikut:
- Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih
dari 160 x / menit.
- Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 x /
hari).
- Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan(jika
bayi lahir dengan letak kepala).
b. Cerebral palsy adalah gangguan yang mempengaruhi otot, gerakan,
dan ketrampilan motorik (kemmpuan untuk bergerak dalam cara yang
terkoordinasidan terarah)akibat dari rusaknya otak karena trauma lahir
atau patologi intrauterin (Chuningham dkk, 2005).
B. Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 60-90x/menit (Manuaba, 1998)
Tekanan darah : dalam batas normal (90/60 –
130/90 mmHg), apabila mengalami tekanan
darah tinggi terjadi kenaikan sistolik >30 mmHg
dan diastolic 15mmHg dilihat dari tekanan darah
sebelum hamil.
Pemeriksaan Dalam
VT tanggal.....jam......WIB, oleh......
V/V : darah lendir
Ø : 10 cm
Eff : 100 %
Ketuban : (-)
Bagian terdahulu, kepala
Teraba bagjian terkecil dan bagian berdenyut dari janin di sekitar
bagian terdahulu.
Bagian terendah, pada letak bujur teraba uuk pada jam 12.
Hodge : III
Analisa
Dx : G.. P…, Ab…. Minggu, Tunggal, Hidup, Letak kepala/
lintang., Intrauterine, Inpartu Kala I fase ….., KU ibu dan
janin……., dengan tali pusat menumbung
Ds :
1. Apa ibu sudah merasakan perutnya terasa semakin mulas dan ada
perasaan seperti ingin BAB?
2. Apa ibu merasakan sudah ada perasaan ingin meneran?
Do :
1. Ada tanda-tanda (keluar darah bercampur lendir semakin banyak,
perineum menonjol, vulva membuka, anus membuka
2. Ada his 3-5x dalam 10 menit lamanya >40 detik
3. Pemeriksaan dalam
V/V : darah lendir
Ø : 10 cm
Eff : 100 %
Ketuban : (-)
Bagian terdahulu, kepala
Teraba bagian terkecil dan bagian berdenyut dari janin di
sekitar bagian terdahulu.
Bagian terendah, pada letak bujur teraba uuk pada jam 12.
Hodge : III
4. DJJ : (+) 100 x/mnt
5. Punctum anak : 2 jari diatas pusat perut ibu bagian kanan
Diagnosa Potensial :
Jika tidak segera ditangani akan terjadi potensial gawat janin.
Penatalaksanaan
Mandiri
Jika tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup :
1. Menjelaskan pada ibu kemungkinan akan terjadi penyulit dalam
persalinan dikarenakan adanya tali pusat menumbung sehingga harus
dilakukan sectio caesarea atau reposisi tali pusat.
Rasional :penjelasan adanya penyulit pada ibu akan membuat ibu dan
keluarga cepat dalam mengambil keputusan dan lebih kooperatif
terhadap tindakan yang akan diberikan.
2. Memposisikan ibu untuk menungging atau posisi tredelenbrug untuk
mengurangi tekanan pada tali pusat.
Rasional: posisi tredelenbrug akan melancarkan peredaran darah ibu
dan mengurangi tekanan tali pusat.
3. Mendorong bagian terendah janin kearah kranial untuk mengurangi
tekanan pada tali pusat.
Rasional: tekanan tali pusat menyebabkan gawat janin.
4. Memantau terus denyut jantung dan pulsai tali pusat.
Rasional: DJJ masih berdenyut apa tidak.
5. Obseravasi keadaan janin dan ibu, meliputi :
a. DJJ (Denyut Jantung Janin)
b. Pembukaan serviks
c. Penurunan kepala
d. Frekuensi his setiap 10 menit
e. Lamanya kontraksi
f. Kekuatan his
g. Nadi ibu
h. Tekanan darah
i. Suhu
j. Pernapasan
k. Diagnosis tahapan persalinan melalui pemeriksaan dalam
segera.
Jika tali pusat tak berdenyut berarti janin telah meninggal.
Keadaan ini sudah tidak merupakan tindakan darurat lagi dan
lahirkan bayi sealamiah mungkin tanpa mencederai ibu.
Pergunakan waktu untuk memberikan konseling pada ibu dan
keluarganya tentang apa yang terjadi dan tindakan apa yang
akan dilakukan. Diharapkan persalinan dapat berlangsung
spontan pervaginam.
Kolaborasi
Jika ibu pada persalinan kala I, ada dua pilihan yaitu reposisi tali pusat
atau seksio sesarea.
a. Dengan sarung tangan desinfektan tingkat tinggi (dtt) masukkan
tangan dalam vagina dan bagian terendah janin segera didorong keatas
sehingga tahanan pada tali pusat dapat dikurangi.
Rasional: tahanan tali pusat dapat menyebabkan gawat janin
b. Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dan evaluasi
keberhasilan reposisi.
Rasional: keberhasilan reposisi tali pusat akan membuat ibu bersalin
secara pervaginam bukan SC
c. Jika bagian terbawah janin telah terpegang dengan kuat diatas rongga
panggul, keluarkan tangan dari vagina. Letakkan tangan tetap diatas
abdomen sampai dilakukan seksio sesarea.
Rasional: melalukan observasi his sampai dilakukan SC
d. Jika reposisi tidak berhasil dorong bagian terdepan ke atas agar tali
pusat tidak tertekan dan letakkan ibu dalam posisi tredelenburg atau
exaggerated sims position dengan menaruh bantal di bawah perut /
pinggul dan segera bawa ke rumah sakit untuk di section sesarea
dengan tangan tetap dipertahankan didalam vagina sampai bayi lahir.
Rasional: posisi tersebut untuk mengurangi tekanan pada tali pusat
yang dapat menyebabkabkan gawat janin.
e. Jika tersedia, berikan tokolitik seperti terbutalin atau salbutamol 0,5
mg IV secara perlahan untuk mengurangi kontraksi rahim.
Rasional: terapi tokolitik untuk mengurangi kontraksi rahim.
f. Segera lakukan seksio sesarea.
Rasional : jika kondisi ibu dalam kondisi penyuli SC dilakukan untuk
mengurangi resiko gawat janin.
Jika ibu pada persalinan kala II :
- Pada presentasi kepala lakukan segera persalinan dengan ekstrasi
vakum atau ekstrasi cunam / forcefs dengan episiotomi.
- Jika presentasi bokong / sungsang lakukan ekstrasi bokong atau
kaki dan gunakan forcefs piper atau panjang untuk melahirkan
kepala yang menyusul.
- Jika letak lintang, siapkan segera seksio sesarea.
g. Siapkan segera resusitasi neonatus.Menjelaskan pada keluarga untuk
memberi dukungan psikologi.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan ibu dalam menghadapi SC
Rujukan
B : memastikan pasien didampingi oleh tenaga kesehatan, dalam
hal ini petugas kesehatan ialah bidan. Bidan bersedia
mendampingi pasien menuju tempat rujukan.
A :bidan membawa perlengkapan yang dibutuhkan, seperti
tensimeter, termometer, stetoskop, funandoskop, oksigen, cairan
RL 500 ml 20 tpm.
K :beritahu keluarga tentang kondisi terakhir klien dan alasan
mengapa klien dirujuk.
S :beri surat ke tempat rujukan yang berisi indentifikasi klien,
alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau terapi apa yang
telah diberikan kepada klien.
O :membawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalan
merujuk seperti tokolitik (salbutamol 0,5 mg)
K :siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan klien
dalam kondsi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
dalam waktu yang cepat.
U :ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang
cukup (karena kemungkinan akan dilakukan SC) untuk membeli
obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
Selama di perjalanan petugas kesehatan harus senantisa
mengobservasi tanda-tanda vital ibu dan denyut jantung janin. Tangan
kanan petugas kesehatan tetap berada pada jalan lahir untuk menahan
kepala agar tidak menekan tali pusat
BAB III
TINJAUAN KASUS
c. Riwayat Haid
Menarche : 13 Tahun HPM : 14 september 2019
HPL : 21 juni 2020 lama : 6-7 hari
Teratur/tidak : Teratur Sakit/tidak : Tidak sakit
Siklus : 28 hari
Usia kehamilan :
1 September 2 minggu 2 hari
4
Oktober 4 minggu 3 hari
November 4 minggu 2 hari
Desember 4 minggu 3 hari
January 4 minggu 3 hari
Februari 4 minggu
Maret 4 minggu 3 hari
April 4 minggu 2 hari
Mei 4 minggu 3 hari
1 Juni 2 minggu
4
36 minggu 21 hari
d. Riwayat Obstetric
= 39 minggu
G1P0A0
BB
Jenis Penolon Komplikas
No Th Tempat H/M J/K lahi Ket
Persalinan g i
r
1. - - - - - - - - -
2. - - - - - - - - -
e. Riwayat KB
PASANG LEPAS
N
Metode Tgl Petugas Tempat Tgl Petuga Tempat Alasan
O
s
1. - - - - - - - -
f. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur sejak tanggal 14 juni 2020 pukul 05.00
WIB, lendir darah belum keluar, air ketuban belum pecah.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1) Asma : tidak ada 7) Kanker : tidak ada
2) DM : tidak ada 8) Torch : tidak ada
3) Hipertensi : tidak ada 9) Hepatitis : tidak ada
4) Paru : tidak ada 10) Operasi : tidak ada
5) HIV/AIDS: tidak ada
6) TBC : tidak ada 11) Lain-lain : tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Asma : tidak ada 7) Kanker : tidak ada
2) DM : tidak ada 8) Torch : tidak ada
3) Hipertensi : tidak ada 9) Hepatitis : tidak ada
4) Paru : tidak ada 10) Operasi : tidak ada
5) HIV/AIDS: tidak ada
6) TBC : tidak ada 11) Lain-lain : tidak ada
KU : baik
Kesadaran : composmentris
TB/BB : 156 cm / 56 kg
\ TD : 120/70 mmhg N : 88x/menit
R : 20x/menit S : 36,5ºC
LI : bokong LII : puki
LIII : kepala LIV : divergen 5/5
TBJ : 2.635 gram
HIS : 2x/10 menit durasi 27 detik
Pemriksaan dalam
Hasil vulva uretra tenang, dinding vagina licin, portio teraba tipis,
pembukaan 2 cm selaput ketuban belum pecah, SLTD negatif
Kesimpulan : baik
B. Masalah
Tidak ada
C. Kebutuhan
Tidak Ada
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
1. Ibu mengatakan kontraksi lebih kuat & lebih nyeri pada pukul 17.00 WIB
2. Ibu mengatakan ingin meneran
3. Ibu mengatakan ketubannya pecah dan berwarna jernih pada pukul 17.30 WIB
O:
1. KU : baik
Keadaan : Composmentis
DJJ : 145x/mnt
HIS : 5x/10mnt, lamanya 50 detik
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/mnt
R : 24x/menit
S : 37º C
2. Pemeriksaan Dalam jam 17.30 WIB
Hasil : Vulva uretra tenang, dinding vagina licin, portio tidak teraba, selaput
ketuban sudah pecah, pembukaan lengkap, presentasi belakang kepala, penurunan kepala
0/5 bagian, UUK jam 12 tidak ada moulage, tidak ada bagian yang menumbung, STLD
positif.
Kesimpulan : Baik
A:
Ny.T umur 26 tahun G1 P0 A0 Ah0, hamil normal , dalam persalinan kala II normal.
P:
Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu sudah
mengerti.
EVALUASI
Lama kala II 30 menit. Bayi lahir spontan, menangis kuat, warna kulit kemerahan,
bergerak aktif, jenis kelamin perempuan, lahir pada pukul 18.00 WIB
Ibu mengatakan senang bayinya berjenis kelamin perempuan dan lahir spontan normal.
Ibu mengatakan perutnya mules dan masih ingin merenan.
O:
KU : baik
Kesadaran :Komposmentis
Nampak tali pusat di depan vulva
A:
P:
a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini baik dan dalam proses melahirkan
plasenta
b. Mengecek janin tunggal
c. Melakukan injeksi oksitosin 10 iu dalam 1 menit pertama bayi lahir.
d. Memakaikan topi bayi lalu melakukan IMD
e. Melihat tanda tanda lahirnya plasenta yaitu uterus globuler. Semburan darah tiba tiba, tali
pusat memanjang.
f. Melakukan peregangan tali pusat dengan menindahkan klem 5-10 cm dari vuva dan
tangan kiri berada di fundus
g. Setelah ada kontraksi lakukan peregangan tali pusat terkendali dan tangan kiri menekan
uterus dengan hati- hati kearah dorso cranial tegangkan tali pusat sejajar lantai lalu
kearah atas.
h. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati,
pegang plasenta dengan kedua tangan lalu lakukan putaran searah jarum jam untuk
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban lalu tarik secara lembut
dan perlahan lahan.
i. Melakukan massage fundus uteri secara sirkuler sehingga uterus benkontraksi.
j. Memeriksa kelengkapan plasenta (kotiledon, insersi tali pusat, selaput ketuban,
berat,diameter) plasenta lahir 18.15 WIB
k. Tempatkan plasenta pada tempat yang disediakan
l. Mengambil klem dari plasenta
m. Melakukan pemeriksaan vagina dan perineum untuk mengecek adanya laserasi
EVALUASI
Lama kala III 15 menit, plasenta lahir pukul 18.15 WIB . Kotiledon lengkap, selaput
ketuban utuh, insersi tali pusat sentralis.
O:
1. KU: Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
R : 20x /menit
N : 80x /menit
S :37,3° C
A:
P:
a. Mobilisasi: menganjurkn ibu untuk miring kiri dan kanan, setengah duduk,
menggerakkan pergelangan kaki, bila 2jam setalah persalinan mencoba untuk duduk.
b. Personal hygiene: menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut setiap 4jam sekali.
c. Rehidrai: menganjurkan ibu untuk makan tinggi protein dan karbohidrat, minum
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tetap terpenuhi dan mengembalikan
tenaga yang hilang saat proses persalinan dan mempelancar proses mengeluaran ASI.
d. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk massage fundus agar uterus dapat berkontraksi
dengan baik ditandai dengan perut terasa keras.
e. Konseling ASI untuk bayi yaitu menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan
memotivasi ibu agar tetap menyusui bayinya agar ASI dapatkeluar lancar dan
uterusdapat kontraksi dengan baik dan mempercepat penyembuhan dalam masa nifas
ini.
15. Mensterilkan alat
EVALUASI
Telah dilakukan asuhan persalinan kala IV, dengan hasil kontraksi uterus yang
baik, keras, TFU 1 jari dibawah pusat, TD: 110/70 mmHg, suhu: 36,5°C, perdarahan 100
cc dan telah tercatat dilembar partograf.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prolaps tali pusat adalah tali pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin di
dalam jalan lahir setelah ketubah pecah (Saifuddin, 2008).
Prolaps tali pusat dibagi menjadi:
a. Tali pusat menumbung (prolapsus funikuli)
b. Tali pusat terdepan (tali pusat terkemuka)
c. Occult prolapse
2. Etiologi
a. Etiologi fetal
1) Prematuritas
2) Gemeli
3) Polihidramnion
b. Etiologi Maternal
1) Disproporsi kepala panggul.
2) Bagian terendah yang tinggi
3. Gambaran klinik
Masalah utama yang terjadi pada tali pusat dan keduanya akan menyebabkan
terhentinya aliran darah pada tali pusat dan kematian janin adalah :
a. Tali pusat terjepit antara bagian terendah janin dengan panggul ibu.
b. Spasme pembuluh darah tali pusat akibat suhu dingin diluar tubuh ibu.
4. Komplikasi
a. Pada Ibu
Dapat menyebabkan infeksi intra partum, pecahnya ketuban menyebabkan
bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta
pembuluh korion sehingga terjadi bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin.
b. Pada janin
Gawat janin
Cerebral palsy
5. Penatalaksanaan
Tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup :
a. Beri oksigen 4-6 liter/menit melalui masker atau kanula nasal
b. Posisi ibu trendelenburg
c. Diagnosis tahapan persalinan melalui pemeriksaan dalam segera
d. Jika ibu pada persalinan kala I, ada dua pilihan yaitu reposisi tali pusat atau seksio
sesarea
e. Dengan sarung tangan desinfektan tingkat tinggi (dtt) masukkan tangan dalam
vagina dan bagian terendah janin segera didorong keatas sehingga tahanan pada
tali pusat dapat dikurang
f. Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dan evaluasi
keberhasilan reposisi
g. Jika bagian terbawah janin telah terpegang dengan kuat diatas rongga panggul,
keluarkan tangan dari vagina. Letakkan tangan tetap diatas abdomen sampai
dilakukan seksio sesarea
h. Jika reposisi tidak berhasil dorong bagian terdepan keatsas agar tali pusat tidak
tertekan dan letakkan ibu dalam posisi tredelenburg atau exaggerated sims
position dengan menaruh bantal di bawah perut / pinggul dan segera bawa ke
rumah sakit untuk di section sesarea dengan tangan tetap dipertahankan didalam
vagina sampai bayi lahir
i. Jika tersedia, berikan tokolitik seperti terbutalin atau salbutamol 0,5 mg IV secara
perlahan untuk mengurangi kontraksi rahim
j. Segera lakukan seksio sesarea
Jika ibu pada persalinan kala II :
a. Pada presentasi kepala lakukan segera persalinan dengan ekstrasi vakum atau ekstrasi
cunam / forsep dengan episiotomi
b. Jika presentasi bokong / sungsang lakukan ekstrasi bokong atau kaki dan gunakan forcep
piper atau panjang untuk melahirkan kepala yang menyusul
c. Jika letak lintang, siapkan segera seksio sesarea.
d. Siapkan segera resusitasi neonatus.
B. Saran
Sebagai bidan kita harus tanggap dengan keadaan dan segera merujuk bila
ditemui keadaan yang demikian agar AKI dan AKB dapat dikendalikan.
DAFTAR PUSTAKA