Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS

PADA NY. T UMUR 26 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN


39 MINGGU DENGAN TALI PUSAT MENUMBUNG
DI KLINIK RIZKIE PUTRIE HUSADA

Oleh :

Mar’atus Sholihah (1218025)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AR-RUM SALATIGA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa saya selesaikan. Makalah ini membahas
tentang “ Asuhan Kebidanan kegawatdaruratan pada tali pusat dan ekstremitas
menumbung “
Mengingat keterbatasan pengertian yang ada pada makalah ini, maka
dalam penulisan makalah ini tentu terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam isi
maupun sistematikanya. Saya sadar dalam makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya sangat memerlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.
Dalam penyusunan makalah ini saya tidak mungkin dapat
menyelesaikannya tanpa memperoleh bantuan dari berbagai pihak terutama dari
dosen pembimbing.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat

Bawen, April 2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A.    LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................4
C. TUJUAN...................................................................................................................5
D. MANFAAT..............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................6
I. LANDASAN TEORI................................................................................................6
A.    Definisi...............................................................................................................6
B.     Klasifikasi Tali Pusat Menumbung................................................................6
C.    Etiologi..............................................................................................................6
D.    Faktor Predisposisi...........................................................................................7
E.     Patogenesis/Patofisiologis................................................................................7
F.     Penatalaksanaan..............................................................................................8
G.    Komplikasi........................................................................................................9
II.  KOSEP MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN TALI PUSAT
MENUMBUNG..........................................................................................................10
A. Subjektif..........................................................................................................10
B. Data Obyektif.....................................................................................................14
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................................21
I. PENGKAJIAN Tgl/jam 14 Maret 2020 / 10.00 WIB.........................................21
B. Data Obyektif.....................................................................................................26
II. INTEPRETASI DATA.........................................................................................28
III. DIAGNOSA POTENSIAL..............................................................................29
IV. ANTISIPASI MASALAH................................................................................29
V. INTERVENSI 14 juni 2020 / 10.25 wib.............................................................29
VI. IMPLEMENTASI Tgl/jam 14 juni 2020/ 10.29 wib.....................................29
VII. EVALUASI Tgl/jam 14 juni 2020/ 10.35 wib...................................................30
Lembar Observasi Ny T G1P0A0.............................................................................31
Kala II 14 Juni 2020 / 17.30 WIB........................................................................32
Kala III 14 juni 2020 / 18.00 WIB........................................................................34
Persalinan Kala IV 14 Juni 2020/ jam 14.30 WIB.............................................35
BAB IV............................................................................................................................38
PENUTUP.......................................................................................................................38
A.      Kesimpulan........................................................................................................38
B. Saran....................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................40

BAB 1

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Persalinan  adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus kedunia luar (Sarwono, 2008). Proses persalinan merupakan hal
yang penting dalam kehamilan, dimana persalinan merupakan akhir dari masa
kehamilan. Dalam proses persalinan terdiri dari kala I, kala II, kala III dan kala
IV.
Tali pusat menumbung adalah bila teraba tali pusat keluar dan biasanya
ketuban sudah pecah (Menurut Prof. Dr. Roestam Mochtar, MPH,
1998).Keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan adaptasi bagian bawah
janin terhadap panggul, sehingga pintu atas panggul tidak tertutup pleh bagian
bawah janin tersebut, merupakan predisposisi turunnya tali pusat dan terjadinya
prolapsus funikuli. Dengan demikian prolapsus funikuli sering dijumpai pada
letak lintang dan letak sungsang, terutama presentasi bokong kaki. Pada presentasi
kepala, antara lain dapat terjadi pada disproporsi sefalopelvik.
Komplikasi yang terjadi akibat tali pusat menumbung diantaranya adalah Bayi
mati (IUFD),Asfiksia, Partus prematurus. Penanganan yang baik dan bermutu
pada ibu bersalin dengan tali pusat menumbung akan dapat menghindari
kemungkinan terjadinya komplikasi.Sehubungan dengan hal tersebut diatas
penulis tertarik untuk membuat konsep manajemen pada ibu bersalin dengan tali
pusat menumbung.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan tali pusat menumbung?
b.    Bagaimana klasifikasi tali pusat menumbung?
c.     Bagaimana etiologi tali pusat menumbung?
d.    Bagaimana faktor predisposisi tali pusat menumbung?
e.     Bagaimana patogenesis/patofisiologis tali pusat menumbung?
f.     Bagaimana penatalaksanaan persalinan dengan tali pusat menumbung?
g.    Apa saja komplikasi persalinan dengan tali pusat menumbung?
h. Bagaimanakah manajemen asuhan kebidanan persalinan dengan tali
pusat menumbung?
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dengan tali pusat menumbung.
Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan tali
pusat menumbung  diharapkan penulis dapat:
a. Dapat mengetahui tali pusat menumbung
b. Dapat mengetaui bagaimana klasifikasi tali pusat menumbung
c. Dapat mengetahui bagaimana etiologi tali pusat menumbung
d. Dapat mengetahui bagaimana faktor predisposisi tali pusat menumbung
e. Dapat mengetahui bagaimana patogenesis/patofisiologis tali pusat
Menumbung
f. Dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan persalinan dengan tali pusat
menumbung
g. Dapat mengetahui apa saja komplikasi persalinan dengan tali pusat
menumbung
h.    Dapat mengetahui bagaimanakah manajemen asuhan kebidanan persalinan
dengan tali pusat menumbung

D. MANFAAT
1. Penyusun mengetahui tentang kejadian tali pusat menumbung.
2. Penyusun juga mengetahui tindakan yang harus dilakukan jika
menemukian kasus tali pusat menumbung.
3. Dapat menumbuhkan keinginan atau tekad yang kuat bagi penyusun
sebagai tenaga medis masa depan dalam hal ini adalah menjadi seorang
bidan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
BAB II

TINJAUAN TEORI
I. LANDASAN TEORI
A.    Definisi
Tali pusat menumbung, bila tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah
pecah ke serviks dan sudah turun ke vagina.
B.     Klasifikasi Tali Pusat Menumbung
Tali pusat menumbung, ketuban pecah. Tali pusat menempati salah satu
dari 3 kedudukan, yaitu:
a.  Tali pusat menumbung di PAP, terletak di samping bagian terbawah janin
di PAP
b.  Tali pusat menumbung ke dalam vagina, turun ke vagina
c.  Tali pusat menumbung melalui introitus dan keluar dari vagina
C.    Etiologi
Penyebab presipitasi tali pusat menumbung terdiri dari:
- Pecah ketuban dan presentasi bokong, presentasi campuran, presentasi
lintang, janin kecil (kurang dari 2000 gram), atau kelahiran kembar
kedua. Kehamilan kembar, perlahiran premature, tali pusat pusat yang
sangat panjang merupakan faktor predisposisi.
- Pemberian enema jika ketuban pecah dan bagian presentasi adalah
kepala yang belum masuk ke pintu atas panggul, presentasi campuran,
presentasi bokong atau bokong-kaki yang belum masuk ke pintu atas
panggul, atau bahu.
- Amniotomi, jika kepala belum masuk ke pintu atas panggul, presentasi 
campuran, presentasi non sefalik, atau janin kecil yang bagian
presentasinya (baik sefalik atau bokong) tidak mengisi rongga pelvis.
- Pemeriksaan dalam menyebabkan pecah ketuban yang tidak disengaja
pada kondisi adanya ketuban yang tegang serta menonjol dan kepala
belum masuk ke pintu atas panggul, presentasi campuran atau presentasi
nonsefalik.
- Pecah ketuban spontan dengan kepala belum masuk ke pintu atas panggl,
presentasi campuran, atau presentasi nonsefalik.
- Pemindahan verteks selama pengkajian janin atau manipulasi obstretrik 
(misal rotasi kepala secara manual, penempatan forsep selain di outlet
forsep; pemasangan elektroda kulit kepala janin; usaha versi sefalik luar;
pemasangan kateter tekanan intrauterus)

D.    Faktor Predisposisi


Keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan adaptasi bagian
bawah janin terhadap panggul, seperti pada disproporsi cephalopelvic, letak
lintang, letak kaki, kehamilan ganda, letak majemuk, hydrmnion, sehingga
pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut, merupakan
predisposisi turunnya tali pusat dan terjadinya tali pusat menumbung.

E.     Patogenesis/Patofisiologis
Tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin dan jalan lahir
mengurangi atau menghilangkan sirkulasi plasenta. Bila tidak dikoreksi,
komplikasi ini dapat mengakibatkan kematian janin.  Obstruksi yang lengkap
dari tali pusat menyebabkan dengan segera berkurangnya detak jantung janin
(deselerasi veriabel). Bila obstruksinya hilang dengan cepat detak jantung
janin akan kembali normal. Akan tetapi, bila obstruksinya mnetap terjadilah
deselerasi yang dilanjutkan dengan hipoksia langsung terhadap miokard
sehingga mengakibatkan deselerasi yang lama. Bila dibiarkan, terjadi
kematian janin.
Seandainya obstruksinya sebagian, akan menyebabkan akselerasi detak
jantung. Penutupan vena umbilikalis mendahului penutupan arteri yang
menghasilkan hipovolemi janin dan mengakibatkan akselerasi jantung janin.
Gangguan aliran darah yang lama melalui tali pusat menghasilkan asidosis
respiratorium dan metabolik yang berat, berkurangnya oksigenasi janin,
bradikardia yang menetap dan akhirnya kematian janin.

F.     Penatalaksanaan
1. Bila tali pusat tidak berdenyut lagi tunggu partus spontan
2. Bila tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup dan lakukan
penanganan seperti dibawah ini. Beri oksigen 4-6 L/menit dengan masker
atau kanula hidung.
3. Pembukaan belum lengkap
Jika pembukaan belum lengkap tindakan hanya 2 pilihan yaitu:
  Reposisi tali pusat
  Seksio sesarea
  Jika reposisi berhasil, tekan fundus uteri agar bagian terdepan/terbawah
janin turun kalau perlu berikan oksigen drips dan tunggu partus spontan
  Jika reposisi gagal, dorong bagian terdepan keatas agar tali pusat tidak
tertekan dan letakkan ibu dalam posisi trendelenburg atau exaggrated
sims position dengan menaruh bantal di bawah perut/pinggul dan segera
bawa ke rumah sakit untuk seksio sesarea dengan tangan tetap
dipertahan dalam vagina sampai bayi lahir
  Pemberian tokolitik seperti terbutalin atau salbutamol dengan dosis 0,5
mg IV dapat menolong mengurangi kontraksi uterus.
 Pembukaan sudah lengkap
 Bila pembukaan sudah lengkap dan syarat-syarat dipenuhi persalinan
segera diselesaikan sesuai dengan presentasi janin:
  Tali pusat menumbung pada presentasi kepala
 Jika kepala masih tinggi dan ekstraksi dengan forceps kaepala sudah
 

masuk ke dalam rongga panggul. Pada anak kecil (anak II gemeli) dapat
diusahakan ekspresi dan sesudah syarat-syarat forceps terpenuhi
dilakukan ekstraksi dengan forseps
  Kalau anak sudah meninggal, ditunggu persalinan spontan. Jangan
membuang waktu dengan melakukan reposisi tali pusat.
  Tali pusat menumbung pada presentasi bokong/kaki
Reposisi tali pusat dan usahakan persalinan pervaginaan segera. Jika
reposisi tali pusat gagal lakukan ekstraksi bokong atau SC
  Tali pusat menumbung pada letak lintang
Pertahankan posisi trendelenburg dan dorong bahu janin ke atas, dan
segera lakukan SC

G.    Komplikasi
1. Pada Ibu
Dapat menyebabkan infeksi intra partum, pecahnya ketuban menyebabkan
bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi
desidua  serta pembuluh korion sehingga terjadi bakterimia dan sepsis
pada ibu dan janin. Sedangkan pemeriksaan serviks dengan jari tangan
akan memasukkan bakteri vagina kedalam uterus. Pemeriksaan ini harus
dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi distosia.
Infeksi merupakan bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya
pada partus lama(Chuningham dkk, 2005).
2. Pada janin
a. Gawat janin
Gawat janin adalah keadaan atau reaksiketika janin tidak
memperoleh oksigen yang cukup. Gawat janin dapat diketahui dari
tanda-tanda berikut:
- Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih
dari 160 x / menit.
- Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 x /
hari).
- Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan(jika
bayi lahir dengan letak kepala).
b. Cerebral palsy adalah gangguan yang mempengaruhi otot, gerakan,
dan ketrampilan motorik (kemmpuan untuk bergerak dalam cara yang
terkoordinasidan terarah)akibat dari rusaknya otak karena trauma lahir
atau patologi intrauterin (Chuningham dkk, 2005).

II.  KOSEP MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN TALI PUSAT


MENUMBUNG
A. Subjektif
a. Biodata
Nama        : Untuk mengetahui identitas diri ( ibu dan suami )
Umur        : Untuk mengetahui kematangan organ reproduksi
Usia ideal untuk hamil : 20 – 35 tahun
- Jika < 20 tahun, potensial terjadi abortus karena organ reproduksi belum
matang
- Jika > 35 tahun, potensial terjadi :
    Tekanan darah tinggi
    KPD, ketuban pecah sebelum persalinan dimulai
    Persalinan tidak lancar / macet
    Perdarahan setelah bayi lahir
Agama       :Untuk mengetahui kepercayaan ibu pada saat memberikan
asuhan / bimbingan doa pada saat ibu menghadapi persalinan.
Pendidikan :Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu pada saat
memberikan asuhan.
Pekerjaan   : Untuk mengetahui kegiatan / aktivitas ibu selama hamil,
Untuk mengetahui apakah pekerjaan ibu berat sehingga
mengganggu kesehatan ibu sendiri dan janin.
Penghasilan: Untuk mengetahui keadaan ekonomi ibu dan suami
Alamat       : Untuk mengetahui alamat ibu, sewaktu - waktu ada masalah
bisa langsung menghubungi keluarga di rumah.
  Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan oleh klien
sehingga menyebabkan timbulnya gangguan pada dirinya. Pasien dengan
tali pusat menumbung mempunyai keluhan utama yaitu mules mules
seperti akan melahirkan dengan ketuban sudah pecah.
 Riwayat Kesehatan yang Lalu dan Sekarang.
Meliputi riwayat penyakit yang pernah dialami oleh klien, penyakit
yang sedang diderita dan menadapat pengobatan yang sedang atau pernah
dilakukan penting dilakukan untuk mengetahui kemungkinan penyakit
yang menyertai dan mempengaruhi proses persalinan.
         Riwayat  Kesehatan Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular yang
dapat mempengaruhi kondisi ibu atau penyakit menurun yang merupakan
faktor predisposisi penyakit persalinan adalah dari keluarga ibu atau suami
memiliki saudara kembar. Faktor yang mempengaruhi kehamilan kembar
salah satunya adalah herediter
         Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali menikah, lama menikah, dan umur
pertama kali menikah.
a.       Berapa kali menikah : mengetahui kemungkinan ibu terkena PMS
b.      Lama menikah                      : ibu dalam primitua primer /
sekunder
c.      Umur pertama menikah        : untuk mengetahui usia pertama
mulai bereproduksi melakukan
hubungan seksual

 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


a. Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan dengan tindakan, jenis kelamin, plasenta, riwayat
perdarahan yang lalu, keadaan masa nifas yang lalu, menyusui bayinya
atau tidak, imunisasi bayinya, BB bayinya waktu lahir.
b. Masalah-masalah lain yang ditemui
c. Untuk mengetahui adakah penyulit selama kehamilan yang lalu :
Riwayat Obstetri Jelek
  Kehamilan kedua yang kemungkinan terjadi saat persalinan sekarang
:
–        Lahir belum cukup bulan
–      Lahir mati
–      Lahir hidup lalu mati > 7 hari
  Kehamilan kedua / lebih, kehamilan terakhir janin mati dalam
kandungan
  Persalinan yang lalu dengan tindakan
  Tindakan dengan tarikan tang / cunam / forcep / vakum
  Uri manual
  Ibu diberi infuse / transfuse pada persalinan yang lalu
  Pada ibu bekas SC indikasi yang lalu dapat :
–  Tetap ada panggul sempit, maka persalinan yang sekarang harus
ditolong dengan SC lagi. Tidak tetap ada, misalnya perdarahan
sebelum anak lahir. Namun persalinan ini perlu dipercepat dan
dibantu dengan tindakan antara lain : cunam atau tang atau SC
lagi.
 Riwayat Kehamilan Sekarang
a)      HPHT : ..........           TP : ...........      UK : .............
b)      ANC :
TM I  :Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal satu
kali pada     triwulan pertama yaitu 0 – 12
minggu
TM II : Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal satu
kali pada         triwulan kedua yaitu 13 – 28
minggu
TM III  :Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal dua
kali padatriwulan ketiga yaitu : 29 – 42
minggu
c)      Ibu mengatakan hamil dan keluar cairan banyak / sedikit
dari alat kelamin, jernih / keruh, sejak tanggal ............
jam ...........
d)     Gerak Janin : Pada primigravida gerak janin bisa dirasakan
dengan UK 18–20 minggu sedangkan multigravida gerak
janin bisa dirasakan dengan UK 16 minggu. Pada janin
dengan tali pusat menumbung gerakan janinnya
berkurang/menurun.
e)      Imunisasi TT :
TT1 : pada ANC I
TT2 : 4 minggu setelah TT1
TT3 : 6 bulan setelah TT2
TT4 : 1 th setelah TT3
TT5 : 1 th setelah TT4
f)  Masalah atau tanda bahaya seperti perdarahan pervaginam,
sakit kepala lebih dari biasa, gangguan penglihatan,
pembengkakan pada wajah / tangan, nyeri abdomen dan janin
tidak bergerak. Pada kasus polihydramnion dijumpai keluhan
seperti sesak nafas, nyeri abdomen, nyeri pada ulu hati dan
abdomen semakin membesar tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
g)    Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
h)    Penggunaan obat-obatan termasuk jamu-jamuan
i)     Kekhawatiran lain yang dirasakan.
j)   Pelayanan yang sudah didapat dari tenaga kesehatan
tentang kehamilan

Pola Kebiasaan Sehari-hari


Jawaban pertanyaan tentang nutrisi dan istirahat
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan tentang penderita untuk
melahirkan, klien yang tidak dapat tidur (istirahat) dan tidak dapat
makan akan kekurangan tenaga saat bersalin
a)      Pola Nutrisi
Frekuensi makan dan minum yang terakhir dilakukan oleh
klien sebelum melakukan persalinan.
b)      Pola eliminasi
BAB dan BAK yang terakhir dilakukan oleh klien sebelum
melakukan persalinan.
c)      Pola istirahat
Istirahat yang dijalani pasien sebelum persalinan juga
mempengaruhi pada proses persalinan.
d)     Pola kebersihan
Frekuensi mandi, gosok gigi dan ganti pakaian serta celana
dalam yang terakhir dilakukan oleh klien sebelum melakukan
persalinan.
   Data psikososial
a)      Psikologis
Kelahiran anak direncanakan / diharapkan. Tanggapan
suami, orang tua, keluarga lain terhadap kelahiran anak
b)      Sosial Ekonomi
Untuk persiapan pengambilan keputusan apabila
kegawatdaruratan terjadi. Seperti merujuk.
c)      Hubungan suami, istri, orang tua dan keluarga lain apakah
baik atau tidak, orang yang berpengaruh dalam keluarga

         Data sosial budaya


Tradisi / kebiasaan berobat / pertolongan persalinan
dimana.
         Data Spiritual
Bagaimana pelaksanaan ibadah dari agama dan keyakinan
yang dianut?

B. Data Obyektif
Keadaan umum    : Baik
Kesadaran             : Composmentis
TD                         : 60-90x/menit (Manuaba, 1998)
Tekanan darah       : dalam batas normal (90/60 –
130/90 mmHg), apabila mengalami  tekanan
darah tinggi terjadi kenaikan sistolik >30 mmHg
dan diastolic 15mmHg dilihat dari tekanan darah
sebelum hamil.

Pernafasan             : 18-24x/menit (Manuaba, 1998)


Suhu                      : 36,5 o -37,5o C
 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi
1.      Muka         : oedem/tidak, pucat/tidak
2.      Mata          : Sclera putih/kuning. Konjungtiva merah muda/pucat.
3.      Mulut        :bibir lembab/tidak. Pucat/tidak.
4.      Dada         : terlihat retraksi dada/tidak.
5.      Payudara   : bersih/tidak, putting menonjol/tidak.
 Palpasi
1. Leher        : teraba pembesaran kelenjar thyroid/tidak, teraba
pembendungan vena jugularis/tidak.
2. Payudara  : teraba benjolan abnormal/tidak, kolostrum sudah keluar
apa belum, teraba pembengkakan abnormal/tidak.
3. Abdomen :
- Leopold I      : untuk mengetahui bagian janin yang berada pada
fundus. Pada letak bujur, teraba kurang bulat dan kurang melenting
(kesan bokong) teraba pada fundus, dan pada bagian bawah teraba
keras, bulat dan melenting (kesan kepala). Pada letak lintang, di fundus
tidak teraba apapun.
- Leopold II     : pada letak bujur, teraba keras seperti papan (kesan
punggung) dan bagian kecil pada kanan atau kiri. Pada letak lintang,
dibagian kanan dan kiri ibu teraba kurang bulat dan kurang melenting
(kesan bokong) dan teraba bulat, keras dan melenting (kesan kepala).
- Leopold III   : teraba bagian melenting, keras dan bulat (kesan
kepala) pada bagian bawah atau jika letak lintang teraba pada
kanan/kiri ibu.
- Leopold IV   : Convergent/Divergent/sejajar.
 Auskultasi
Terdengar DJJ atau tidak. DJJ janin normalnya 120-160x/menit,
regular/ireguler

 Pemeriksaan Dalam
VT tanggal.....jam......WIB, oleh......
         V/V   : darah lendir
         Ø                   : 10 cm
         Eff                 : 100 %
         Ketuban        : (-)
         Bagian terdahulu, kepala
         Teraba bagjian terkecil dan bagian berdenyut dari janin di sekitar
bagian terdahulu.
         Bagian terendah, pada letak bujur teraba uuk pada jam 12.
         Hodge           : III
 Analisa
Dx         : G.. P…, Ab…. Minggu, Tunggal, Hidup, Letak kepala/
lintang., Intrauterine, Inpartu Kala I fase ….., KU ibu dan
janin…….,  dengan tali pusat menumbung
Ds  :
1.      Apa ibu sudah merasakan perutnya terasa semakin mulas dan ada
perasaan seperti ingin BAB?
2.      Apa ibu merasakan sudah ada perasaan ingin meneran?
Do  :
1.      Ada tanda-tanda (keluar darah bercampur lendir semakin banyak,
perineum menonjol, vulva membuka, anus membuka
2.      Ada his 3-5x dalam 10 menit lamanya >40 detik
3.      Pemeriksaan dalam
         V/V   : darah lendir
         Ø                   : 10 cm
         Eff                 : 100 %
         Ketuban         : (-)
         Bagian terdahulu, kepala
        Teraba bagian terkecil dan bagian berdenyut dari janin di
sekitar bagian terdahulu.
         Bagian terendah, pada letak bujur teraba uuk pada jam 12.
         Hodge           : III
 4. DJJ    :  (+) 100 x/mnt
 5. Punctum anak         : 2 jari diatas pusat perut ibu bagian kanan
Diagnosa Potensial      :
Jika tidak segera ditangani akan terjadi potensial gawat janin.
 Penatalaksanaan
 Mandiri
       Jika tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup :
1. Menjelaskan pada ibu kemungkinan akan terjadi penyulit dalam
persalinan dikarenakan adanya tali pusat menumbung sehingga harus
dilakukan sectio caesarea atau reposisi tali pusat.
Rasional :penjelasan adanya penyulit pada ibu akan membuat ibu dan
keluarga cepat dalam mengambil keputusan dan lebih kooperatif
terhadap tindakan yang akan diberikan.
2. Memposisikan ibu untuk menungging atau posisi  tredelenbrug untuk
mengurangi tekanan pada tali pusat.
Rasional: posisi tredelenbrug akan melancarkan peredaran darah ibu
dan mengurangi tekanan tali pusat.
3. Mendorong bagian terendah janin kearah kranial untuk mengurangi
tekanan pada tali pusat.
Rasional: tekanan tali pusat menyebabkan gawat janin.
4. Memantau terus denyut jantung dan pulsai tali pusat.
Rasional: DJJ masih berdenyut apa tidak.
5. Obseravasi keadaan janin dan ibu, meliputi :
a.       DJJ (Denyut Jantung Janin)
b.      Pembukaan serviks
c.       Penurunan kepala
d.      Frekuensi his setiap 10 menit
e.       Lamanya kontraksi
f.       Kekuatan his
g.      Nadi ibu
h.      Tekanan darah
i.        Suhu
j.        Pernapasan
k.      Diagnosis tahapan persalinan melalui pemeriksaan dalam
segera.
      Jika tali pusat tak berdenyut berarti janin telah meninggal.
Keadaan ini sudah tidak merupakan tindakan darurat lagi dan
lahirkan bayi sealamiah mungkin tanpa mencederai ibu.
Pergunakan waktu untuk memberikan konseling pada ibu dan
keluarganya tentang apa yang terjadi dan tindakan apa yang
akan dilakukan. Diharapkan persalinan dapat berlangsung
spontan pervaginam.
 Kolaborasi
Jika ibu pada persalinan kala I, ada dua pilihan yaitu reposisi tali pusat
atau seksio sesarea.
a. Dengan sarung tangan desinfektan tingkat tinggi (dtt) masukkan
tangan dalam vagina dan bagian terendah janin segera didorong keatas
sehingga tahanan pada tali pusat dapat dikurangi.
Rasional: tahanan tali pusat dapat menyebabkan gawat janin
b. Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dan evaluasi
keberhasilan reposisi.
Rasional: keberhasilan reposisi tali pusat  akan membuat ibu bersalin
secara pervaginam bukan SC
c. Jika bagian terbawah janin telah terpegang dengan kuat diatas rongga
panggul, keluarkan tangan dari vagina. Letakkan tangan tetap diatas
abdomen sampai dilakukan seksio sesarea.
Rasional: melalukan observasi his sampai dilakukan SC
d. Jika reposisi tidak berhasil dorong bagian terdepan ke atas agar tali
pusat tidak tertekan dan letakkan ibu dalam posisi tredelenburg atau
exaggerated sims position dengan menaruh bantal di bawah perut /
pinggul dan segera bawa ke rumah sakit untuk di section sesarea
dengan tangan tetap dipertahankan didalam vagina sampai bayi lahir.
Rasional: posisi tersebut untuk mengurangi tekanan pada tali pusat
yang dapat menyebabkabkan gawat janin.
e. Jika tersedia, berikan tokolitik seperti terbutalin atau salbutamol 0,5
mg IV secara perlahan untuk mengurangi kontraksi rahim.
Rasional: terapi tokolitik untuk mengurangi kontraksi rahim.
f. Segera lakukan seksio sesarea.
Rasional : jika kondisi ibu dalam kondisi penyuli SC dilakukan untuk
mengurangi resiko gawat janin.
Jika ibu pada persalinan kala II :
- Pada presentasi kepala lakukan segera persalinan dengan ekstrasi
vakum atau ekstrasi cunam / forcefs dengan episiotomi.
- Jika presentasi bokong / sungsang lakukan ekstrasi bokong atau
kaki dan gunakan forcefs piper atau panjang untuk melahirkan
kepala yang menyusul.
- Jika letak lintang, siapkan segera seksio sesarea.
g. Siapkan segera resusitasi neonatus.Menjelaskan pada keluarga untuk
memberi dukungan psikologi.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan ibu dalam menghadapi SC

 Rujukan
B           :  memastikan pasien didampingi oleh tenaga kesehatan, dalam
hal ini petugas kesehatan ialah bidan. Bidan bersedia
mendampingi pasien menuju tempat rujukan.
A           :bidan membawa perlengkapan yang dibutuhkan, seperti
tensimeter, termometer, stetoskop, funandoskop, oksigen, cairan
RL 500 ml 20 tpm.
K           :beritahu keluarga tentang kondisi terakhir klien dan alasan
mengapa klien dirujuk.
S            :beri surat ke tempat rujukan yang berisi indentifikasi klien,
alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau terapi apa yang
telah diberikan kepada klien.
O           :membawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalan
merujuk seperti tokolitik (salbutamol 0,5 mg)
K           :siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan klien
dalam kondsi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
dalam waktu yang cepat.
U           :ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang
cukup (karena kemungkinan akan dilakukan SC) untuk membeli
obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
Selama di perjalanan petugas kesehatan harus senantisa
mengobservasi tanda-tanda vital ibu dan denyut jantung janin. Tangan
kanan petugas kesehatan tetap berada pada jalan lahir untuk menahan
kepala agar tidak menekan tali pusat

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS


NY. T UMUR 26 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN
39 MINGGU
DI KLINIK RIZKIE PUTRIE HUSADA

Masuk tgl/jam : 14 Maret 2020/ 10.00 WIB

I. PENGKAJIAN Tgl/jam 14 Maret 2020 / 10.00 WIB


A. Data Subyektif
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny. T Tn. G
Agama : Islam Islam
Umur : 26 Tahun 28 Tahun
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Swasta Swasta
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Alamat : Samban 03/05 Bawen Samban 03/05 Bawen
Telp : 081328667896 0878975674987
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur sejak tanggal 14 juni 2020
pukul 05.00 WIB, lendir darah belum keluar, air ketuban belum
pecah.
b. Riwayat Perkawinan
Perkawinan pertama dengan suaminya sekarang menikah sejak umur 24 tahun,
lama perkawinan 2 tahun status syah scara agama dan hukum

c. Riwayat Haid
Menarche : 13 Tahun HPM : 14 september 2019
HPL : 21 juni 2020 lama : 6-7 hari
Teratur/tidak : Teratur Sakit/tidak : Tidak sakit
Siklus : 28 hari
Usia kehamilan :
1 September 2 minggu 2 hari
4
Oktober 4 minggu 3 hari
November 4 minggu 2 hari
Desember 4 minggu 3 hari
January 4 minggu 3 hari
Februari 4 minggu
Maret 4 minggu 3 hari
April 4 minggu 2 hari
Mei 4 minggu 3 hari
1 Juni 2 minggu
4
36 minggu 21 hari
d. Riwayat Obstetric
= 39 minggu
G1P0A0
BB
Jenis Penolon Komplikas
No Th Tempat H/M J/K lahi Ket
Persalinan g i
r
1. - - - - - - - - -
2. - - - - - - - - -

e. Riwayat KB
PASANG LEPAS
N
Metode Tgl Petugas Tempat Tgl Petuga Tempat Alasan
O
s
1. - - - - - - - -
f. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan kenceng-kenceng teratur sejak tanggal 14 juni 2020 pukul 05.00
WIB, lendir darah belum keluar, air ketuban belum pecah.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1) Asma : tidak ada 7) Kanker : tidak ada
2) DM : tidak ada 8) Torch : tidak ada
3) Hipertensi : tidak ada 9) Hepatitis : tidak ada
4) Paru : tidak ada 10) Operasi : tidak ada
5) HIV/AIDS: tidak ada
6) TBC : tidak ada 11) Lain-lain : tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Asma : tidak ada 7) Kanker : tidak ada
2) DM : tidak ada 8) Torch : tidak ada
3) Hipertensi : tidak ada 9) Hepatitis : tidak ada
4) Paru : tidak ada 10) Operasi : tidak ada
5) HIV/AIDS: tidak ada
6) TBC : tidak ada 11) Lain-lain : tidak ada

g. Riwayat Kehamilan Sekarang


ANC di KLINIK RIZKIE PUTRIE HUSADA sejak umur kehamilan : 7 minggu
Gerakan pertama kali dirasakan pada umur kehamilan : 20 minggu dan sampai
sekarang > 10x gerakan
Gerakan dalam satu hari :
Frekuensi periksa TM I : 2x ,TM II : 3x , TM III : 1x
Senam hamil : dilakukan pada usia kehamilan 29 minggu
Imunisasi TT
TT 1 dan TT 2 : saat SD
TT 3 : Caten
TT 4 : saat hamil ini
Permasalahan dan keluhan dalam kehamilan
Trimester Masalah / keluhan Tindakan / therapy
I Mual Anjurkan ibu untuk makan
sedikit tapi sering, hindari
akanan berlemak dan
berminak
II Tidak ada -
III Sering kencing Perbanyak minum siang hari

Pendidikan kesehatan yang diperoleh


Trimester Materi pendidikan kesehatan
I KIE Gizi, Obat Fe
II Personal Hyegine
III Perawatan Payudara, Senam Hamil

h. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi
Porsi makan sehari : 4 kali / hari, terakhir jam 07.00 WIB, sayur, nasi, lauk.
Tidak ada keluhan
Minum : 6-8 gelas, terakhir jam 08.15 WIB, air putih, jus jambu.
Tidak ada keluhan
Makanan pantang : Tidak ada keluhan
Masalah : Tidak ada masalah
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi 4-5 kali, terakhir jam 09.00 WIB, jernih, bau khas urine, tidak ada
keluhan
Terakhir BAK tanggal 14 juni 2020
2) BAB
Frekuensi 1 kali, terakhir jam 05.30 WIB, lunak, kuning fases, tidak ada
keluhan
Terakhir BAB tanggal 14 juni 2020
c. Istirahat
Siang : 1-2 jam
Malam : tadi malam tidak bisa karna sudah merasa mules hanya sekitar 2-3
jam
d. Aktivitas
Ibu mengatakan ibu sebagai pelayan toko dan sebagai ibu rumah tangga.
e. personal higiene
Mandi 1x pada tanggal 14 juni 2014 pukul 07.30 WIB, ganti baju 2x, gosok
gigi 3x, ganti celana dalam 3-4x .
f. pola seksual
Ibu mengatakan ketika melakukan hubungan seksual ibu tidak merasa sakit dan
tidak ada keluhan.

2. Riwayat persalinan sekarang


1) kenceng-kenceng belum teratur mulai tanggal : 14 -06-20 Jam 01.00 WIB
2) kenceng-kenceng teratur mulai tanggal : 14-06-20 Jam 05.00 WIB
3) keluar lendir darah : belum ada
4) keluar air ketuban : belum ada
5) masuk VK tgl : 14 juni 2020

3. Data Psikososial Spiritual


1) Tanggapan Ibu dan Keluarga terhadap persalinan ini cukup baik
2) Pengetahuan Ibu tentang persalinan kurang
3) Ibu tiggal bersama suami dan keluarga
4) Ibu biasanya menjalankan sholat 5 waktu
5) Ibu juga mengikuti arisan PKK
Pengambilan keputusan : suami tapi di musyawarahkan bersama istri dulu
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TB : 156
BB : sebelum hamil 51 kg Sekarang : 62 kg
LILA : 26 cm
Vital sighn : TD: 120/70 mmhg
N : 88x/menit
S : 36,5ºC
R : 20x/ menit
2. Pemeriksaan Fisik
 Kulit : turgor normal,warna kulit sawo matang
 Kepala
Rambut : bersih, tidak mudah rontok
Muka : tidak ada pembengkakan, tidak ada flek/bintik hitam
 Mata : Simetris, pandangan mata tidak kabur, konjungtiva merah muda, sklera
putih
 Hidung : Simetris,bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kotoran
 Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan
 Mulut : Simetris,tidak ada sariawan, tidak ada gigi berlubang ,tidak ada
pembengkakan di gusi, Lidah bersih.
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena
jugolaris
 Payudara : simetris, puting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, kolostrum
sudah keluar, tidak ada benjolan di sekitar payudara
 Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, ada strize gravidarum, ada linea nigra
LI : TFU 28 cm, teraba bulat, tidak melenting, lunak
Kesimpulan : bokong
LII : perut bagian kanan teraba kcil-kecil, terputus-putus
Kesimpulan Ekstermitas
Perut bagian kiri terapa panjang, keras, seperti papan
Kesimpulan : punggung kiri
LIII : teraba bulat, keras, melenting
Ksimpulan : kepala
LIV : divergen 5/5
TBJ : (28 – 11 )x 155 = 2.635 gram
DJJ : 146x/menit, pungtum maksimum ada di kuadran kiri bawah
Pusat
HIS : 2x dalam 10 menit lama 27 detik
Ektremitas : Atas dan bawah normal (reflek patela kanan/kiri baik)
Palpasi suprapubik : vesika urinaria kosong
Genetalia : tidak ada odema, tidak ada varises
Pemeriksaan dalam
1. Indikasi : keluar lendir darah , his semakin
sering lebih dari 30 menit
2. Tujuan untuk mengetahui pembukaan
serviks sudah lengkap atau belum.
3. Hasil vulva uretra tenang, dinding vagina
licin, portio eraba tipis, pembukaan 2 cm selaput ketuban belum pecah, SLTD
positif
4. Kesimpulan : baik
3. pemeriksaan penunjang
hb: 10 gr% golongan darah : A
II. INTEPRETASI DATA
Tgl/jam 14 juni 2020 / 10.15 wib
A. Diagnosa kebidanan
Ny. T umur 26 tahun G1P0A0 janin tunggal hidup, usia kehamilan 39 minggu dalam
persalinan kala 1 fase laten normal
Data dasar :
DS :
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
- Ibu mengataka berumur 26 tahun
- HPHT 14 september 2013
- Ibu megatakan ibu merasa kenceng-keceng sejak jam 05.00 WIB
DO :

KU : baik
Kesadaran : composmentris
TB/BB : 156 cm / 56 kg
\ TD : 120/70 mmhg N : 88x/menit
R : 20x/menit S : 36,5ºC
LI : bokong LII : puki
LIII : kepala LIV : divergen 5/5
TBJ : 2.635 gram
HIS : 2x/10 menit durasi 27 detik
Pemriksaan dalam
 Hasil vulva uretra tenang, dinding vagina licin, portio teraba tipis,
pembukaan 2 cm selaput ketuban belum pecah, SLTD negatif
 Kesimpulan : baik

B. Masalah
Tidak ada
C. Kebutuhan
Tidak Ada
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada

IV. ANTISIPASI MASALAH


Tidak ada
V. INTERVENSI 14 juni 2020 / 10.25 wib
1. Beri tahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan asuhan sayang ibu
3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi
4. Libatkan suami untuk membantu ibu
5. Siapkan partes set dan kelengkapan alat
6. Dokumentasi dan observasi

VI. IMPLEMENTASI Tgl/jam 14 juni 2020/ 10.29 wib


1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan janinsat ini alam kondisi baik, pembukaan
2cm, TD : 120/70mmgh, DJJ : 146x/menit
2. Memberikan asuhan sayang ibu
a. Anjurkan ibu unuk makan dan minum untuk persiapan tnaga ibu
b. Menganjurkan ibu BAK dan BAB jika masih bisa
c. Mnganjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum
pembukaan lengkap, apabila ada kontraksi anjurkan untuk ibu tarik nafas panjang
dan keluarkan dari mulut
d. Menganjurkan keluarga ibu unuk tetap mendampinggi dan
tetap memberikan motivasi kepada ibu
3. Memberitahu ibu untuk mobilisasi terlebh dahulu seperti jalan-jalan kecil diruang
bersalin atau keluar dan keliling atau jalan-jalan di sekitar BPS
4. Memberitahu suami atau libatkan suami ketika ibu ingin meneran suami harus siap
menjadi tumpuan atau pegangan ibu
5. Menyiapkan partus set dan kelengkapan alat persalinan
a. Partus set ( handscoon steril, klem tali pusat 2, gunting tali pusat,
b. umbilicel card,1/2 cocker, kateter, oksitosin 10iu)
c. Heating set ( benang jahit, jarum, pinset, kassa steril klem heating)
d. Underpet, doppler, jely, kendil kassa, kapas bengkok)
e. Pakaian bayi, handuk, arik, topi, celana dalam, pembalut, baju ibu
f. APD : celemek, masker, kacamata, handscoon, dan clorin 0,5%
6. Mengobservasi kemajuan persalinan setiap ½ jam meliputi :( DJJ, Kontraksi , Nadi)
dan 4 jam ( tekanan darah, VT ) dan mendokumentasian dalam satus pasien

VII. EVALUASI Tgl/jam 14 juni 2020/ 10.35 wib


1. Ibu mengerti tenang hasil pemeriksaan
2. Ibu mengerti dan bersedia untuk makan dan minum, baik tarik nafas melalui hidung
dan dikeluarkan lewat mulut serta bersedia untuk tidak mengejan dan keluarga juga
bersedia untk mendampinggi dan serta memberikan motivasi
3. Ibu bersedia jalan-jalan kecil serta tidur posisi miring ke kiri
4. Suami ibu ambak antusias dalam mendampinggi ibu
5. Telah disiapkan partus set, heating set, underpat, dan perlengkapan ibu dan bayi
serta perlengkapan partus
6. Telah dilakukan observasi dan pendokumentasi
HIS DJJ x/ VS
Pukul Pemeriksaan Dalam
Frekuensi Durasi Kekuatan Menit T N S R
Vulva uretra tenang,
dinding vagina licin,
portio tipis,
pembukaan 6cm,
selaput ketuban
belum
14.10 WIB 4x 35 detik sedang 142 110/70 80 36,3 20
pecah,prtesentasi
kepala, tidak ada
moulage, tidak ada
bagian yang
menumbung, STLD
Positif.
14.40 WIB 4x 40 detik Kuat 144 - 82 - 20
-
15.10 WIB 4x 40 detik Kuat 144 - 84 - 20 -
15.40 WIB 4x 40 detik Kuat 142 - 84 - 20
-
16.10 WIB 4x 45 detik Kuat 146 - 86 - 22 -
16.40 WIB 4x 50 detik Kuat 146 - 86 - 22 -
17.00 WIB 4x 50 detik Kuat 148 - 86 - 22 -
Keluar lendir darah,
vulva uretra tenang,
dinding vagina licin,
pembukaan lengkap,
selaput ketuban sudah
17.30 WIB 5x 50 dtik Kuat 145 110/70 80 37 24 pecah, presentasi
kepala, UUK jam 12,
tidak ada bagian yang
menumbung, STLD
positif, ada dorongan
meneran.
Lembar Observasi Ny T G1P0A0
Kala II 14 Juni 2020 / 17.30 WIB
S:

1. Ibu mengatakan kontraksi lebih kuat & lebih nyeri pada pukul 17.00 WIB
2. Ibu mengatakan ingin meneran
3. Ibu mengatakan ketubannya pecah dan berwarna jernih pada pukul 17.30 WIB

O:

1. KU : baik
Keadaan : Composmentis
DJJ : 145x/mnt
HIS : 5x/10mnt, lamanya 50 detik
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/mnt
R : 24x/menit
S : 37º C
2. Pemeriksaan Dalam jam 17.30 WIB

Indikasi : Pecahnya cairan ketuban ditandai dengan keluarnya cairan ketuban


berwarna jernih, ada dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva
membuka

Tujuan : Untuk mengetahui dan memastikan pembukaan pada serviks

Hasil : Vulva uretra tenang, dinding vagina licin, portio tidak teraba, selaput
ketuban sudah pecah, pembukaan lengkap, presentasi belakang kepala, penurunan kepala
0/5 bagian, UUK jam 12 tidak ada moulage, tidak ada bagian yang menumbung, STLD
positif.

Kesimpulan : Baik

A:

Ny.T umur 26 tahun G1 P0 A0 Ah0, hamil normal , dalam persalinan kala II normal.
P:

Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu sudah
mengerti.

Melakukan asuhan persalinan normal 58 langkah ;

a. Memastikan kelengkapan alat


b. Menggunakan celemek, masker, kaca mata,sepatu boot, patahkan ampul oksitoksin
c. Meletakkan 2 handuk diatas perut ibu
d. Cuci tangan
e. Memakai sarung tangan steril pada satu tangan lalu menghisap oksitoksin 10 IU pada spuit
dan gunakan sarung tangan yang satunya
f. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT
g. Melakukan pemeriksaan dalam
h. Menghitung DJJ, 130x/menit
i. Memberitahukan pada ibu bahwa keadaan janin baik, menganjurkan ibu untuk meneran
pada saat ada HIS dan tarik nafas di sela kontraksi
j. Melakukan pimpinan meneran, saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
k. Memasang kain steril dibawah bokong ibu
l. Setelah tampak kepala bayi, tahan perineum dengan tangan kanan yang dilapisi kain
segitiga
m. Tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak defleksi maksimal dan membantu lahirnya
kepala
n. Anjurkan ibu meneran perlahan / nafas dangkal (batuk-batuk)
o. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, menunggu kepala bayi melakukan putar
paksi luar lalu memegang kepala bayi dengan posisi biparietal dan menganjurkan ibu untuk
meneran pelan.
p. Mengarahkan kepala dengan lembut ke arah bawah dan distal untuk melahirkan bahu
depan, lalu lahirkan bahu belakang dengan mengarahkan kepala lembut ke arah atas dan
distal .
q. Memindahkan tangan kanan untuk menyangga kepala leher dan bahu belakang lalu tangan
kiri menyusuri lengan, dada, dan punggung, lalu kait kaki bayi
r. Menilai bayi sesaat, apakah bayi menangis spontan, warna kulit kemerahan dan bergerak
aktif. Bayi lahir tanggal 14 juni 2014 pada pukul pukul 18.00 WIB
s. Keringkan tubuh bayi dan hangatkan tubuh bayi.

EVALUASI

Lama kala II 30 menit. Bayi lahir spontan, menangis kuat, warna kulit kemerahan,
bergerak aktif, jenis kelamin perempuan, lahir pada pukul 18.00 WIB

Kala III 14 juni 2020 / 18.00 WIB


S:

 Ibu mengatakan senang bayinya berjenis kelamin perempuan dan lahir spontan normal.
 Ibu mengatakan perutnya mules dan masih ingin merenan.

O:

 KU : baik
 Kesadaran :Komposmentis
 Nampak tali pusat di depan vulva

A:

 Ny. A umur 26 tahun P1 A0 AH1 dalam persalinan kala III normal

P:

a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini baik dan dalam proses melahirkan
plasenta
b. Mengecek janin tunggal
c. Melakukan injeksi oksitosin 10 iu dalam 1 menit pertama bayi lahir.
d. Memakaikan topi bayi lalu melakukan IMD
e. Melihat tanda tanda lahirnya plasenta yaitu uterus globuler. Semburan darah tiba tiba, tali
pusat memanjang.
f. Melakukan peregangan tali pusat dengan menindahkan klem 5-10 cm dari vuva dan
tangan kiri berada di fundus
g. Setelah ada kontraksi lakukan peregangan tali pusat terkendali dan tangan kiri menekan
uterus dengan hati- hati kearah dorso cranial tegangkan tali pusat sejajar lantai lalu
kearah atas.
h. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati,
pegang plasenta dengan kedua tangan lalu lakukan putaran searah jarum jam untuk
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban lalu tarik secara lembut
dan perlahan lahan.
i. Melakukan massage fundus uteri secara sirkuler sehingga uterus benkontraksi.
j. Memeriksa kelengkapan plasenta (kotiledon, insersi tali pusat, selaput ketuban,
berat,diameter) plasenta lahir 18.15 WIB
k. Tempatkan plasenta pada tempat yang disediakan
l. Mengambil klem dari plasenta
m. Melakukan pemeriksaan vagina dan perineum untuk mengecek adanya laserasi

EVALUASI

Lama kala III 15 menit, plasenta lahir pukul 18.15 WIB . Kotiledon lengkap, selaput
ketuban utuh, insersi tali pusat sentralis.

Persalinan Kala IV 14 Juni 2020/ jam 14.30 WIB


S:

1.    Nyeri perut masih terasa


2.    Ibu merasa senang karena bayinya sehat
3. Ibu mengatakan sangat lelah dan perut mules

O:

1. KU: Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmHg
R : 20x /menit
N : 80x /menit
S :37,3° C

2.    Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar


3.    TFU satu jari bawah pusat
4.     Perdarahan ± 100 cc

A:

Ny. Tey umur 26 tahun P1 A0 Ah0 dalam persalinan kala IV normal

P:

1.    Melakukan masase uterus


2.    Memeriksa robekan jalan lahir; tidak ada robekan
3.    Membersihkan ibu dari sisa darah dan air ketuban
4.    Memeriksa kontraksi uterus; uterus teraba keras dan bundar
5.    Merendam alat dalam larutan clorin 0,5 %
6.   Membersihkan sarung tangan, melepaskan secara terbalik dan membuangnya kedalam
tempat sampah
7.    Mengobservasi perdarahan; ± 100 cc
8.    Mengobserfasi tanda-tanda vital:
a.    Tekanana Darah            : 110/70 mmHg
b.    Nadi                      : 80x/menit
c.    Suhu                : 37ºc
d.    Pernapasan         : 20x/menit
9.    Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase fundus uteri; ibu dan keluarga mengerti
10. Memberikan hidrasi pada ibu; ibu minum teh manis
11. Mendekontaminasi tempat persalinan
12. Mencuci tangan
13 Melanjutkan observasi TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan
setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada jam ke dua.
14. Memberikan KIE

a. Mobilisasi: menganjurkn ibu untuk miring kiri dan kanan, setengah duduk,
menggerakkan pergelangan kaki, bila 2jam setalah persalinan mencoba untuk duduk.
b. Personal hygiene: menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut setiap 4jam sekali.
c. Rehidrai: menganjurkan ibu untuk makan tinggi protein dan karbohidrat, minum
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tetap terpenuhi dan mengembalikan
tenaga yang hilang saat proses persalinan dan mempelancar proses mengeluaran ASI.
d. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk massage fundus agar uterus dapat berkontraksi
dengan baik ditandai dengan perut terasa keras.
e. Konseling ASI untuk bayi yaitu menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan
memotivasi ibu agar tetap menyusui bayinya agar ASI dapatkeluar lancar dan
uterusdapat kontraksi dengan baik dan mempercepat penyembuhan dalam masa nifas
ini.
15. Mensterilkan alat

EVALUASI
Telah dilakukan asuhan persalinan kala IV, dengan hasil kontraksi uterus yang
baik, keras, TFU 1 jari dibawah pusat, TD: 110/70 mmHg, suhu: 36,5°C, perdarahan 100
cc dan telah tercatat dilembar partograf.
BAB IV

PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.  Prolaps tali pusat adalah tali pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin di
dalam jalan lahir setelah ketubah pecah (Saifuddin, 2008).
Prolaps tali pusat dibagi menjadi:
a. Tali pusat menumbung (prolapsus funikuli)
b. Tali pusat terdepan (tali pusat terkemuka)
c.  Occult prolapse
2.   Etiologi
a.   Etiologi fetal
1)      Prematuritas
2)      Gemeli
3)      Polihidramnion
b.   Etiologi Maternal
1)      Disproporsi kepala panggul.
2)      Bagian terendah yang tinggi
3.    Gambaran klinik

Masalah utama yang terjadi pada tali pusat dan keduanya akan menyebabkan
terhentinya aliran darah pada tali pusat dan kematian janin adalah :

a. Tali pusat terjepit antara bagian terendah janin dengan panggul ibu.

b.  Spasme pembuluh darah tali pusat akibat suhu dingin diluar tubuh ibu.

4. Komplikasi
a. Pada Ibu
Dapat menyebabkan infeksi intra partum, pecahnya ketuban menyebabkan
bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta
pembuluh korion sehingga terjadi bakterimia dan sepsis pada ibu dan janin.

b. Pada janin

Gawat janin
Cerebral palsy
5.  Penatalaksanaan
Tali pusat berdenyut berarti janin masih hidup :
a.         Beri oksigen 4-6 liter/menit melalui masker atau kanula nasal
b.        Posisi ibu trendelenburg
c.         Diagnosis tahapan persalinan melalui pemeriksaan dalam segera
d.        Jika ibu pada persalinan kala I, ada dua pilihan yaitu reposisi tali pusat atau seksio
sesarea
e.         Dengan sarung tangan desinfektan tingkat tinggi (dtt) masukkan tangan dalam
vagina dan bagian terendah janin segera didorong keatas sehingga tahanan pada
tali pusat dapat dikurang
f.         Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dan evaluasi
keberhasilan reposisi
g.        Jika bagian terbawah janin telah terpegang dengan kuat diatas rongga panggul,
keluarkan tangan dari vagina. Letakkan tangan tetap diatas abdomen sampai
dilakukan seksio sesarea
h.        Jika reposisi tidak berhasil dorong bagian terdepan keatsas agar tali pusat tidak
tertekan dan letakkan ibu dalam posisi tredelenburg atau exaggerated sims
position dengan menaruh bantal di bawah perut / pinggul dan segera bawa ke
rumah sakit untuk di section sesarea dengan tangan tetap dipertahankan didalam
vagina sampai bayi lahir
i.          Jika tersedia, berikan tokolitik seperti terbutalin atau salbutamol 0,5 mg IV secara
perlahan untuk mengurangi kontraksi rahim
j.          Segera lakukan seksio sesarea
Jika ibu pada persalinan kala II :

a. Pada presentasi kepala lakukan segera persalinan dengan ekstrasi vakum atau ekstrasi
cunam / forsep dengan episiotomi
b. Jika presentasi bokong / sungsang lakukan ekstrasi bokong atau kaki dan gunakan forcep
piper atau panjang untuk melahirkan kepala yang menyusul
c. Jika letak lintang, siapkan segera seksio sesarea.
d. Siapkan segera resusitasi neonatus.

Tali Pusat Tak Berdenyut


Jika tali pusat tak berdenyut berarti janin telah meninggal. Keadaan ini sudah tidak
merupakan tindakan darurat lagi dan lahirkan bayi sealamiah mungkin tanpa mencederai ibu.
Pergunakan waktu untuk memberikan konseling pada ibu dan keluarganya tentang apa yang
terjadi dan tindakan apa yang akan dilakukan. Diharapkan persalinan dapat berlangsung
spontan pervaginam.

B. Saran

Sebagai bidan kita harus tanggap dengan keadaan dan segera merujuk bila
ditemui keadaan yang demikian agar AKI dan AKB dapat dikendalikan.
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary, dkk. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.


Saifuddin, Abdul Bari. 2008. Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBBSP.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Winkjosastro, Hanifa.2005 Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta:YBBSP.
Winkjosastro, Hanifa.2005 Ilmu Kebidanan. Jakarta:YBBSP.

Anda mungkin juga menyukai