Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

INFERTILITAS

OLEH

NAMA NIM

1. NIMAI F.X NORONHA 183502721


2. KORNALIA TAOPAN 182502721

KELAS/ SEMESTER : D/IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan askep ini yang berjudul
“INFERTILITAS ” dengan baik.

Penyusunan Askep ini untuk memenuhi salah satu tugas mata keperawatan
reproduksi Adapun askep ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu harapan kami
kepada pihak pembaca terutama kepada Dosen pengampuh mata kuliah untuk
memberikan masukan berupa kritikan, saran dan komentar yang dapat membangun dan
mengembangkan wawasan kami, agar dalam penulisan makalah selanjutnya lebih baik
lagi. Atas perhatian kami ucapkan terima kasih.

Kupang, 15 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................................

Daftar Isi .........................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................

Latar belakang ..........................................................................................................................


Rumusan Masalah ....................................................................................................................
Tujuan ......................................................................................................................................
Manfaat ....................................................................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................

A. Definisi ..............................................................................................................................
B. Etiologi ..............................................................................................................................
C. Klasifikasi ..........................................................................................................................
D. Manifestasi klinis ...............................................................................................................
E. Patofisiologi .......................................................................................................................
F. Pathway .............................................................................................................................
G. Penatalaksanaan .................................................................................................................
H. Komplikasi ........................................................................................................................

BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN .........................................................................

A. Pengkajian .........................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan ......................................................................................................
C. Intervensi Keperawatan .....................................................................................................
D. Implementasi .....................................................................................................................
E. Evaluasi .............................................................................................................................

BAB 4 PENUTUP .........................................................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 bulan


atau lebih menikah melalui hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat
kontrasepsi. Infertilitas diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu primer dan sekunder.
Infertilitas primer terjadi ketika keadaan istri belum pernah hamil sama sekali, sedangkan
infertilitas sekunder terjadi pada istri yang pernah hamil.

World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan satu dari setiap empat
pasangan di negara-negara berkembang telah mengalami infertilitas. Kejadian infertilitas
primer di Asia banyak ditemukan pada usia 20-24 tahun yaitu 30.8% di Kamboja, 10% di
Kazakhstan, 43.7% di Turkmenistan, 9.3% di Uzbekistan dan 21.3% di Indonesia.
Prevalensi infertilitas menurut WHO diperkirakan 8-10% pasangan di dunia mempunyai
riwayat sulit untuk memperoleh anak.

Data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2015 didapatkan
bahwa 2.2% rata-rata belum atau tidak punya anak pada perempuan Indonesia yang
pernah menikah pada usia 10-59 tahun.

Pemeriksaan pada perempuan gangguan ovulasi terjadi pada sekitar 15% pasangan
infertilitas dan menyumbang sekitar 40% infertilitas pada perempuan.Beberapa
pemeriksaan infertilitas yang dapat dilakukan adalah penilaian kelainan uterus
pemeriksaan histeroskopi tidak dianjurkan apabila tidak terdapat indikasi, karena
efektifitas pembedahan sebagai terapi kelainan uterus untuk meningkatkan angka
kehamilan belum dapat ditegakkan.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian infertilitas
2. Etiologi
3. Maniefestasi klinis
4. Penatalaksanaan
5. Keperawatan dan non formakologis
6. Pengakajian
7. Itervensi
8. Implementasi
9. Evaluasi
C. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan apa itu infertilitas

2. Menjelaskan etiologi infertilitas

3. Menjelaskan manifestasi klinis infertilitas

4. Menjelaskan pathway infertilitas

5. Menjelaskan patofisiologi infertiltas

6. Menjelaskan penatalaksanaan dan nonfarmakologis infertilitas


7. Menjelaskan komplikasi infertilitas
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
a. Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai gambaran usia
pasangan, lama pernikahan pasangan, hasil pemeriksaan diagnostik klinik,dan IMT,
dengan kejadian infertilitas primer
b. Instansi Kesehatan Menambah informasi dan wawasan kepada instansi kesehatan
khususnya praktik dokter kebidanan dan kandungan mengenai gambaran usia
pasangan.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Pengertian infertilitas
Infertilitas atau ketidaksuburan di definisikan sebagai kegagalan pasangan untuk
mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur selama dua
belas bulan atau lebih tanpa memakai alat kontrasepsi.
Infertilitas dibedakan menjadi dua bagian yaitu infertilitas primer dan infertilitas
sekunder.Infertilitas primer adalah pasangan suami istri yang belum pernah mengalami
kehamilan, sementara infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri gagal untuk
memperoleh kehamilan setelah satu tahun paska persalinan atau paska abortus tanpa
menggunakan kontrasepsi apapun.Tentu hal ini diakibatkan berbagai faktor.Potensi
infertilitas dianggap sebagai masalah kesehatan serius di seluruh dunia.
B. Etiologi
Berbagai gangguan atau penyebab yang dapat memicu terjadinya infertilitas antara lain :
( Djuwantono,  Djuwantono, Tono. 2017)
1) Faktor penyebab infertilitas pada wanita
a. Penyumbatan kedua tuba
Saluran telur (tuba fallopii) mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses
kehamilan, yaitu sebagai tempat saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya
konsepsi, tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi menuju rahim, untuk
dapat bernidasi. Gangguan fungsi saluran telur (tuba fallopii) akan menyebabkan
pasangan  pasangan infertil. Contoh gangguan tersebut antara lain terjadi
perlengketan, penyempitan, dan pembuntuan saluran.
b. Gangguan ovulasi
Gangguan yang berhubungan dengan ovulasi otomatis akan mengganggu
pengelauran sel telur dari ovarium yang mengakibatkan gangguan proses konsepsi
c. Masalah serviks
Bentuk serviks yang abnormal (retrofleksi) akan mengakibatkan sulitnya
spermatozoa masuk kedalam saluran telur yang mengakibatkan sulit terjadi proses
konsepsi.
d. Polip (tumor jinak), stenosis, non histole mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek)
e. Masalah vagina (vaginismus, vaginistis dan lain-lain)
f. Rahim (mioma, endometritis, (mioma, endometritis, endometriosis, uterus
endometriosis, uterus bicornis, arculatus, bicornis, arculatus, prolaps prolaps rahim)
g. Ovarium 3 Tumor, kista, gangguan menstruasi (amenore, oligomenore dengan atau
tanpa ovulasi
h. Masalah endokrin
Gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan, gangguan
pelepasan sel telur, gangguan gangguan pada korpus luteum, gangguan implantasi
hasil konsepsi dalam rahim, hiper/hipotoroid.
2) Faktor penyebab infertilitas pada pria
a. Aarikokel
Suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga
jumlah   dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi
kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
b. Hipospadia
Muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan bauh zakar
c. Ejakulasi retrograde
Ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih
d. Buah zakar tidak turun
e. Kegagalan testikuler
Dapat terjadi karena buah zakar atrofi atau bauh zakar tidak turun
f. Kegagalan fungsional
Kemampuan ereksi kurang, kelainan pembentukan spermatozoa, gangguan pada
sperma
Faktor lainnya, yaitu :
a. Penyakit Menular Seksual (PMS) tanpa pengobatan yang memadai  b.
b. Kebiasaan merokok
c. Kebiasaan minum-minuman keras
d. Penggunaan NAPZA
e. InfeksiSaluranReproduksi(ISR)
C. Manifestasi Klinis
Gejala Infertilitas pada wanita perubahan siklus menstruasi dan ovulasi dapat merupakan
suatu gejala  penyakit   yang dihubungkan infertilitas. Gejala-gejala infertilitas pada
wanita di antaranya :
a. Siklus haid tidak normal, dengan haid yang lebih banyak atau lebih sedikit dari haid
yang normal

b. Periode haid yang tidak teratur, dengan lamanya haid bervariasi di antara setiap
periode haid.

c. Tidak ada siklus haid. Seorang wanita mungkin pernah haid, atau siklus haid tiba-tiba
berhenti

d.Nyeri hebat saat haid. Nyeri punggung, nyeri panggul dan rasa kram pada perut dapat
terjadi.
Kadang-kadang, infertilitas pada wanita dihubungkan dengan gangguan hormon. Pada
kasus seperti ini, gejala yang dapat ditemukan di antaranya :

a. Perubahan pada kulit, misalnya jerawat yang berlebihan.

b. Perubahan dorongan dan hasrat seksual.

c. Pertumbuhan rambut yaang berlebihan pada area bibir, dada dan dagu.

d. Rambut mudah rontok

e. Bertambahnya berat badan

f. Gejala yang lain termasuk

g. Keluarnya cairan putih dari puting susu yang tidak ada kaitannya proses menyusui

h. Rasa nyeri saat berhubungan badan.

 Gejala Infertilitas pada Pria

Gejala-gejala infertilitas pada pria tidak terlalu jelas. Gejala-gejala tersebut tidak terlalu
mendapatkan perhatian sampai seorang pria berusaha mempunyai anak.Gejala infertilitas
tergantung pada penyebab infertilitas, di antaranya: (AlHaija, 2017)

a. Perubahan pada pola pertumbuhan rambut

b. Perubahan pada hasrat seksual

c. Rasa nyeri, baal dan pembengkakan pada testis

d. Gangguan ereksi dan ejakulasi

e. Testis mengecil dan mengeras.


D.pathway
E. Patofisiologi Infertilitas (Al-Haija, 2017)

1) Perempuan
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi
hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat
sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.Penyebab lain yaitu
radiasi dan toksik yang mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk
anatomi sistem reproduksi juga  penyebab mayor dariinfertilitas, diantaranya cidera tuba
dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapatlewat dan tidak terjadi fertilisasi dari
ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak
berkembang   normal walaupun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium,
mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses
pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik
yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak
berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan
reaksi imunsehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan,infeksi juga menyebabkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
2) Laki – laki
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan
hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan
peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas diantaranya merokok, penggunaan
obat-obatan dan zat adiktif yang   berdampak pada abnormalitas sperma dan
penurunan .libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang
mengakibatkan berkurangnya  pancaran sperma.  Suhu disekitar areal testis juga
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya
akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang
mengakibatkan komposisi sperma terganggu. (Al-Haija, 2017)
F. Penatalaksanaan medic

a. Perempuan

1) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang
tepat untuk coital

2) Pemberian terapi obat, seperti;

a) Timulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatankadar prolaktin, pemberian tsh.

b) Terapi penggantian hormon

c) Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal

d)Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan  penatalaksanaan


infeksi dini yang adekuat

e) GIFT ( gemete intrafallopian transfer )

f) Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas

g) Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,

h) Pengangkatan tumor atau fibroid

i) Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterap


b. Laki-laki

1) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,


diharapkan kualitas sperma meningkat

2) Agen antimikroba

3) Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan

4) HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme

5) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis

6) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus

7) Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopati

8) Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma

9) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,  perbaikan
perbaikan nutrisi, nutrisi, tidak membiasakan membiasakan penggunaan penggunaan
celana yang panas yang panas dan ketat
Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan fisik:

1) Hirsutisme diukur dengan skala ferryman dan gallway, jerawat

2) Pembesaran kel tiroid

3) Galaktorea

4) Inspeksi lender serviks di tunjukan dengan kualitas mucus

5) PDV untuk menunjukan adanya tumor uterus/ adneksa

b. Pemeriksaan penunjang

1) Analisis sperma
Bila dijumpai hasil sperma yang kurang baik, maka biasanya diperlukan pemeriksaan
ulang 1 minggu sesudahnya pada keadaan yang lebih sehat/ nyaman guna
mengkonfirmasi hal tersebut. Perlu diingat bahwa apapun hasil analis sperma, sangat
berguna untuk penentuan terapi, tindakan, dan pemilihan  penatalaksanaan infertilitas.
2) Deteksi ovulasi
a) Anamnesis siklus menstruasi, 90 % siklus menstrusi teratur :siklus ovulatoar 6
b) Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 - 1⁰C setelah ovulasi : Bifasik
c) Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks
encer,daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun pakis dan terjadi
Estradiol meningkat
3) Hormonal : FSH, LH, E2, Progesteron, Prolaktin
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, bila belum dapat memberikan tentang sebab
infertilitas, dapat dilakukan pemeriksaan hormonal untuk mengetahui keterangan tentang
hubungan hipotalamus dengan hipofise dan ovarial aksis. Hormon yang diperiksa adalah
gonadotropin (follicle stimulation hormone (FSH), hormone luteinisasi (LH), dan
hormone (estrogen dan progesterone,  prolaktin).Pemeriksaan Pemeriksaan hormonal
hormonal ini diharapkan diharapkan dapat menerangkan kemungkinan infertilitas dari
kegagalannya melepaskan telur (ov melepaskan telur (ovulasi).

4) Sitologi vagina
Pemeriksaan usap forniks vagina untuk mengetahui perubahan epitel vagina
5) Uji pasca senggam
Pemeriksaan uji pasca senggama dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan tembus
spermatozoa menyerbu lender serviks.
6) Biopsy endometrium terjadwal
Mengetahui pengaruh progesterone terhadap endometrium dan sebaiknya dilakukan pada
2-3 hr sebelum haid
7) Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat dilihat
kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan adesi akibat
proses radang. Dilakukan secara terjadwal.
8) Laparoskopi
Standar emas untuk mengetahui kelainan tuba dan peritoneum.
9) Pemeriksaan pelvis ultrasound
Untuk memvisualisasi jaringan pelvis, misalnya untuk identifikasi kelainan,
perkembangan dan maturitas folikuler, serta informasi kehamilan intra uteri
G. Komplikasi
1) Pada wanita

Komplikasi  infertilitas wanita adalah ketidakmampuan untuk hamil dan memiliki


anak, yang mungkin dapat memengaruhi emosional atau mental akibat kekecewaan. 

Selain itu, risiko komplikasi juga dapat muncul disebabkan oleh penggunaan obat
kesuburan, seperti:

 Hamil dengan kelipatan. Peluang hamil seorang wanita akan meningkat hingga
30 persen dengan obat suntik. Namun penggunaan obat suntik ini juga berisiko
tinggi untuk hamil kembar tiga atau lebih. Umumnya, semakin banyak janin
dalam kandungan, maka semakin besar pula risiko persalinan prematur, berat
lahir rendah, dan masalah perkembangan di kemudian hari. 
 Sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Menyuntikkan obat kesuburan untuk
menginduksi ovulasi dapat menyebabkan OHSS. Ada kemungkinan OHSS
berkembang lebih parah, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan
secara cepat, pembesaran ovarium yang menyakitkan, cairan di perut, dan
sesak napas. 
 Risiko jangka panjang tumor ovarium. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa wanita yang mengonsumsi obat kesuburan selama 12 bulan atau lebih
tanpa kehamilan yang berhasil, berisiko tinggi terkena tumor ovarium di
kemudian hari. 

2) Pada pria

Komplikasi infertilitas pria dapat meliputi :

 Stress dan kesulitan hubungan terkait dengan ketidakmampuan untuk memiliki anak
 Teknik reproduksi yang mahal dan melibatkan
 Peningkatan resiko kanker testis, melanoma, kanker usus besar dan kanker prostat
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. FORMAT PENGKAJIAN
a. Pengkajian infertilitas wanita:
1. Riwayat lengkap mengenai durasi infertilitas, kejadian obstetrik sebelumnya,
riwayat menstruasi dan seksual, kondisi medis dan operatif, riwayat terpajan
dengan bahaya reproduktif dirumah atau tempat kerja, penggunaan alkohol dan
obat lainnya, dan stres emosional.
2. Penilaian saluran reproduksi secara spesifik dii Penilaian saluran reproduksi
secara spesifik diikuti pemeriksaan fisik lengkap. i pemeriksaan fisik lengkap.
3. Pemeriksaan darah dan urine rutin dan pemeriksaan lainnya.
b. Pengkajian infertilitas pria:
1. Riwayat lengkap mengenai defisiensi gizi; penyakit kronis; trauma; pajanan
terhadap bahaya lingkungan seperti radiasi, panas dan substansi toksik; serta
penggunaan tembakau,  penggunaan tembakau, alkohol, dan mariyuana. alkohol,
dan mariyuana.
2. Pemeriksaan fisik lengkap.
3. Pemeriksaan yang dimulai demgan tes non-invasif seperti analisis semen dan
pemeriksaan US.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas b.d kebutuhan tidak terpenuhi (D.0080)

2. Gangguan identitas diri b.d gangguan peran sosial (D.0084)

3. Berduka dan antisipasi b.d kematian keluarga atau orang yang berarti (D.0081)

4. resiko infeksi b.d penyakit kronis (mis.diabetes militus) (D0142)

5. Ketidak berdayaan b.d interaksi interpersonal tidak memuaskan (D.0092)


INTERVENSI KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI

1 Ansietas Setelah diberikan intervensi Terapi relaksasi


B.d keperawatan selama 3x24 jam
kebutuhan Observasi
yang tidak - Verbilisasi kebingungan (5) - Identifikasi penurunan
terpenuhi - Verbilisasi khawatir akibat tingkat
kondisi yang di hadapi (5) energy,ketidakmampuan
- Perilaki gelisah (5) berkonsentrasi,atau gejala
lain yang mengganggu
kemampuan kognitif.
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang,jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan teknik
prosedur relaksasi
- Gunakan pakian longgar
- Gunakan suara lembut
dengan irama lambat dn
berirama
- Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan
tujuan,manfaat,batasan,dan
jenis relaksasi yang tersedia
(mis,music,meditasi napas
dalam,relaksasi otot
progresif)
- Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
- Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
- Demonstrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis,napas
dalam,perengangan,atau
imajinasi terbimbing)
NO SDKI SIKI SIKI
2. Resiko Setelah diberikan intervensi Pencegahan infeksi
infeksi keperawatan selama 3x24 jam Obsevasi
b.d penyakit - Nyeri (5) - Monitor tanda dan gejala
kronis infeksi lokal dan sistemik
(mis.diabetes Terapeutik
militus) - Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawatan kulit
pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan teknik aseptik
pada pasien beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
imunisasi .jika perlu

D. implementasi
Implementasi yang dilakukan berdasarkan perencanaan sebelumnya, semua yang
telah direncanakan harus dilakukan di implmentasi .Setelah dilakukan tindakan
tersebut jangan lupa melihat respon pasien baik dari data subyektif maupun data
objektif.

E. EVALUASI
Tindakan semua telah dilakukan dan melihat respon atau kondisi pasien secara umum
atau biasa disebut evaluasi. Apabila masalah hanya teratasi sebagian, intervensi
bisa dilanjutkan atau dimodifikasi. Apabila masalah sudah teratasi, intervensi
dipertahankan atau dihentikan.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalamdunia dalamdunia
kedokteran.Namun kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran kedokteran baru
berhasil berhasil menolong ± 50% pasangan infertililitas untuk memperoleh anak
DAFTAR PUSTAKA

Djuwantono,Tono. 2017. .Hanya 7 Hari Memahami Memahami Infertilitas.Bandung


Infertilitas.Bandung : PT  Refika Aditama

Al-Haija,  Al-Haija, Rania Wasef Mostafa.2015. Main Causes of Infertility Infertility among
Men Treated at Razan Centers in West Bank: Retrospective Study. Thesis. An-Najah
National University Faculty of Graduate Studies.

SDKI,SIKI,SLKI

Anda mungkin juga menyukai