Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATERNITAS I

JUDUL: Persalinan Lewat Waktu (SERORINUS)

DISUSUN OLEH:

SILLYNTOWE MEYVANIA LALUNDU

NURUL AZVIAH

WULANDARI MOILI

FADHLURRAHMAN RAMADHAN

DOSEN PENGAMPUH:

NI MADE DEWI SUSANTI M.kes. Ns

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN ANGKATAN 2021


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Sekalian, Om
Swastyastu dan selamat pagi. Yang kami hormati dosen mata kuliah Keperawatan
materniatas1, Ibu Ni Made Dewi Susanti, M.Kes.,Ns , serta teman teman sekalian yang kami
kasihi. Marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, di mana atas
Kasih dan perkenaanNya kami boleh menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat
waktu.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Yang sudah boleh memberi kesempatan
kepada kami untuk menyusun makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini jika seandainya kita sekalian mendapat kesalahan penulisan
kata, ataupun ada kata yang kurang berkenan kami mohon di maafkan karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari salah. Terima Kasih.
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG…………………………..……………………………………….…..4

BAB II..................................................................................................................................................5
KONSEP MEDIS.................................................................................................................................5
A. DEVINISI………...……………………………………………………...................…5
1. PENGERTIAN PERSALINAN LEWAT WAKTU (SER .........................................5
2. ETIOLOGI SEROTINUS........................................................................................5
3. MANIFESTASI KLINIS.................................................................................................6
4. PATOFISIOLOGI...........................................................................................................7
5. KOMPLIKASI SEROTINUS.........................................................................................7
6. PENATALAKSANAAN SEROTINUS.........................................................................8

BAB III...............................................................................................................................................10
A. KONSEPASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………………..10
1. PENGKAJIAN……………………………………………………………………….10
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN…………………………………………………….10
3. INTERVENSI………………………………………………………………………..10
4. IMPLEMENTASI…………………………………………………………………...10
5. EVALUASI..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan proses perubahan fisiologis pada daur kehidupan wanita yang
lazim terjadi pada setiap wanita. Sebagian wanita, terutama yang memiliki kondisi
kesehatan yang kronik atau komplikasi lainnya, kehamilan menjadi sesuatu yang
berisiko tinggi atau berbahaya (Suririnah, 2008). Salah satu komplikasi kehamilan
yang berbahaya bagi ibu dan janin adalah kehamilan serotinus. Serotinus adalah
kehamilan dengan usia kehamilan telah lebih dari 42 minggu lengkap mulai dari hari
menstruasi pertama (Manuaba, 2007). Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan
serotinus, prolonged pregnancy, atau post-term pregnancy (Manuaba, 2009).

Menurut Sulaiman (dalam Oktriani (2013)) menyatakan bahwa salah satu penyebab
kehamilan serotinus adalah primigravida muda dan primigravida tua atau pada
grandemultiparitas dimana kematian perinatalnya 2-3 kali lebih besar dari bayi yang
cukup bulan. Penyebab kehamilan serotinus belum diketahui secara pasti. Namun
secara teoritis hal ini dihubungkan dengan perubahan pengaturan hormonal saat
awitan persalinan.
BAB II
KONSEP MEDIS

A. DEVINIS PERSALINAN LEWAT WAKTU (SEROTINUS)

Menurut Manuaba (2009), kehamilan lewat waktu atau yang disebut juga
kehamilan serotinus, prolonged pregnancy, atau post-term pregnancy adalah
kehamilan dengan usia kehamilan telah lebih dari 42 minggu lengkap mulai dari
hari menstruasi pertama.
WHO, dalam Kemenkes RI (2013) mendefinisikan kehamilan serotinussebagai
kehamilan dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu penuh (294 hari) terhitung
sejak hari pertama haid terakhir.
Kehamilan serotinus (sering disebut juga kehamilan lebih bulan, atau
kehamilan memanjang atau lewat bulan) merupakan kehamilan dengan waktu
yang memanjang melebihi akhir minggu 42 gestasi, atau 294 hari dari hari
pertama periode menstruasi terakhir (Lowdermik, Perry, Cashion, 2012)
Kehamilan serotinus lebih sering terjadi pada primigravida muda dan
primigravida tua atau pada grandemultiparitas. Kehamilan serotinus sebagian akan
menghasilkan keadaan neonatus dengan dysmaturitas.Kematian perinatalnya 2-3
kali lebih besar dari bayi yang cukup bulan (Sastrawinata, 2010).
Jadi kehamilan serotinus adalah kehamilan dengan usia kehamilan yang
melebihi 42 minggu atau 294 hari dari hari pertama haid terakhir

B. ETIOLOGI

Menurut Sastrawinata (2010), ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap


kejadian serotinus, antara lain sebagai berikut:

a. Faktor potensial
Adanya hormon adrenokortikotropik (ACTH) pada fetus atau defisiensi enzim
sulfatase plasenta. Kelainan sistem saraf pusat pada janin sangat berperan,
misalnya pada keadaan anensefal.

b. Semua faktor yang mengganggu mulainya persalinan baik faktor ibu, plasenta
maupun anak. Kehamilan terlama adalah 1 tahun 24 hari yang terjadi pada
keadaan dengan anensefal.

c. Ketidaktentuan tanggal menstruasi: ketidaksanggupan ibu mengingat


HPHT, perdarahan selama kehamilan, siklus haid tidak teratur, kehamilan dalam
masa pasca persalinan (Oxorn, 2003).
 

d. Hormone penurunan konsentrasi estrogen yang menandai kasuskasuskehamilan


serotinus dianggap merupakan hal penting, karena kadar estrogentidak cukup
untuk menstimulasi produksi dan penyimpanan glikofosfolipid didalam membrane
janin. Pada jumlah estrogen yang normal dan uterusmeningkat sehingga kepekaan
terhadap oksitosin meningkatkan danmerangsang kontraksi (Wiliams,
1995).kadarestrogen tidak cepat turunwalaupun kehamilan telah cukup bulan,
sehingga kepekaan uterus terhadapoksitosin berkurang namun factor yang lebih
menentukan adalah belumdiproduksinya prostaglandin yang berpengaruh terhadap
terjadinya kontraksiuterus pada akhir kehamilan

e. Herediter karena postmaturitas sering dijumpai pada satu keluarga


tertentu(Rustam, 1998).

C. MANIFESTASI KLINIK

Gambaran klinis pada kehamilan post matur antara lain:

 Janin postterm dapat terus bertambah beratnya di dalam uterus dan


dengandemikian menjadi bayi besar yang abnormal pada saat lahir, atau
bertambah berat postterm serta berukuran besar menurut usia gestasionalnya.
 TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan.
 Pada USG ditemukan adanya oligohidramnion dan penurunan jumlah
cairanamnion disertai dengan kompresi tali pusat yang dapat menimbulkan
gawat janin, termasuk defekasi dan aspirasi mekonium yang kental.
 Pada sisi ekstrim lainnya, lingkungan intrauterin dapat begitu
bermusuhansehingga pertumbuhan janin yang lebih lanjut akan terhenti dan
janin menjadi postterm serta mengalami retardasi pertumbuhan.Hasil
pengkajian manifestasi klinis meliputi:
 Bayi panjang, kurus dengan penampilan menyusut, kulit seperti kertas dankulit
kuku dan tali pusat terwarnai mekonium, kuku panjang dan lanugo tidakada.
 Sindrom aspirasi mekonium ditandai dengan hipoksia janin, cairan
amnionyang bercampur dengan mekonium, gawat napas waktu lahir dan
mekoniummengotori pita suara.
D. PATOFISISOLOGI
1. Jika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh
yangmengakibatkan bayi LGA dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir
danhipoglikemia. 
2. Jika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat.
Janin akan menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai
alergi penyusutan lemak subkutan terjadi yang mengakibatkan syndrome dismatur jan
in ,terdapat 3 tahap sindrom dismaturitas janin:
 Tahap I insufisiensi plasenta kronis
a. Kulit kering, pecah  –  pecah, mengelupas, longgar dan berkerut.
b. Penampilan malnutrisi
c. Bayi dengan mata terbuka dan terjaga.
 Tahap II insufisiensi plasenta akut
a. Seluruh gambaran tahap I kecuali nomor 3
b. Terwarnai mekonium
c. Depresi perinatal.
 Tahap III insufisiensi plasenta subakut
a. Hasil temuan pada tahap I dan tahap II kecuali nomor 3
b. Terwarnai hijau dikulit, kuku, tali pusat dan membrane plasenta
c. Resiko kematian intrapartum atau kematian neonatus lebih tinggic.
3. Bayi baru lahir beresiko tinggi terhadap perburukan komplikasi
yang berhubungan dengan perfusi utero plasenta yang terganggu dan hipoksia, misaln
ya:sindrom aspirasi mekonium.
4. Hipoksia intra uteri kronis menyebabkan peningkatan eritroptia.lin janin dan produksi
sel darah merah yang menyebabkan polisitemia.
5. Bayi postmatur rentan terhadap hipoglokemia karena penggunaan cadanganglikogen
yang cepat.
E. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:

a) kematian janin dalam rahim;

b) akibat insufisiensi plasenta karena menuanya plasenta dan kematian neonatus


yang tinggi;

c) asfiksia adalah penyebab utama kematian dan morbiditas neonatus;

d) pada otopsi neonatus dengan serotinus didapatkan tanda-tanda hipoksia


termasuk adanya petekie pada pleura dan perikardium dan didapatkan adanya
partikel-partikel mekonium pada paru. Secara hepatologis, kelainan plasenta yang
ditemukan adalah kalsifikasi, edema vili, pseudohiperplasi pada sinsitium,
degenerasi fibroid pada vili, dan miokard infark plasenta (Sastrawinata, 2010).
F. PENATALAKSANAAN
Menurut Kemenkes RI (2013) tata laksana untuk kehamilan serotinus
sebagai berikut:
a. Tatalaksana Umum
1) Sedapat mungkin rujuk pasien ke rumah sakit.
2) Apabila memungkinkan, tawarkan pilihan membrane sweeping antara usia
kehamilan 38-41 minggu setelah berdiskusi mengenai risiko dan
keuntungannya.
3) Tawarkan induksi persalinan mulai dari usia kehamilan 41 minggu
4) Pemeriksaan antenatal untuk mengawasi kehamilan usia 41-42 minggu
sebaiknya meliputi non-stress test dan pemeriksaan volume cairan amnion.
5) Bila usia kehamilan telah mencapai 42 minggu, lahirkan bayi.
b. Tatalaksana Khusus: tidak ada
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua yang
berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang. Pada langkah ini merupakan langkah awal
yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus
yang dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif,
objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi atau masalah klien
yang sebenarnya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengawasi pasien bidan bersiap-
siap bila masalah potensial benar-benar terjadi

INTERVENSI

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari
kondisi atau masalah klien, tapi juga dari kerangka pedoman antisipasi kepada klien tersebut,
apakah kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu dirujuk karena
masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan lain. Pada langkah ini tugas
bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama
klien, keluarga, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

IMPLEMENTASI

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan dapat dilaksanakan
secara efisien seluruhnya oleh bidan, dokter dan tim kesehatan lain

EVALUASI

Pada langkah ke VII ini melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
diagnosa atau masalah.

Pendokumentasian kebidanan dalam bentuk SOAP, Yaitu:

a) Subjektif (S)
1) Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui anamnesa.

2) Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada klien, suami atau
keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat KB, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup).

b) Objektif (O)

1) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil laboratorium


dan tes diagnostic yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.

2) Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan umum, vital
sign, fisik, pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang,
pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)

3) Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosa.

c) Assesment (A)

1) Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif
maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

2) Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan


objektif dalam suatu identifikasi:

a. Diagnosa/masalah

1) Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien.

2) Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien


terganggu.

3) Antisipasi masalah lain atau diagnosa potensial.

4) Tindakan segera dan kolaborasi

d) Planning (P)

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.


DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37680497/Laporan_Pendahuluan_Serotinus

http://repository.unumus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai