Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GANGGUAN MENSTRUASI

Untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah matarnitas II
Disusun oleh :
Agung triaji kurniawan
Npm : 18.156.01.11.038

Kelas 2b Ilmu Keperawatan


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKes MEDISTRA INDONESIA
TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Atas berkat rahmatnya kami bisa
menyelesaikan makalah MATERNITAS 2 semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi kita semua.

Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah swt. Memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
aamiin ya rabalalamin

Bekasi 20 Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................

a. Latar belakang ...............................................................................................


b. Tujuan ...........................................................................................................
c. Manfaat ..........................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI .....................................................................................

a. Definisi ..........................................................................................................
b. Faktor risiko gangguan menstruasi................................................................
c. Siklus menstruasi............................................................................................
d. Gangguan pada siklus menstruasi .................................................................
e. Faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi..............................
BAB I PENUTUP .....................................................................................................

a. Kesimpulan ...................................................................................................
b. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer. Tahun-tahun awal menstruasi merupakan periode yang
rentan terhadap terjadinya gangguan. Tujuh puluh lima persen wanita pada tahap
remaja akhir mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Menstruasi yang
tertunda, tidak teratur, nyeri, dan perdarahan yang banyak pada waktu menstruasi
merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja wanita menemui dokter.
Gangguan menstruasi memerlukan evaluasi yang seksama karena gangguan
menstruasi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas
sehari-hari. Pada sebuah studi yang dilakukan terhadap mahasiswa didapatkan data
bahwa sindrom pramenstruasi (67%) dan dismenorea (33%) merupakan keluhan yang
dirasakan paling mengganggu. Efek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara lain
waktu istirahat yang memanjang (54%) dan menurunnya kemampuan belajar (50%) ,
Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai prevalensi gangguan menstruasi pada wanita remaja di Indonesia.
B. Tujuan
1. Untuk mengtahui definisi menstruasi
2. Untuk mengtahui faktor risiko gangguan menstruasi
3. Untuk mengtahui tentang Siklus menstruasi
4. Untuk mengetahui Gangguan pada siklus menstruasi
5. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi
C. Manfaat
Untuk memahami lebih jelas lagi tentang gangguan menstruasi
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Menstruasi
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya menstruasi ini terjadi melalui
empat tahap yaitu fasemenstruasi, fase ploriferasi,faseluteal/sekresi, dan fase
iskemik(Proverawati, 2009; Perry, 2010). Menstruasi atau haid adalah perubahan
fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh
hormon reproduksi. Periode menstruasi penting dalam reproduksi, periode ini
biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Wanita mengalami
siklus menstruasi ratarata terjadi sekitar 28 hari (Tina,2009). Menstruasi merupakan
indikator kematangan seksual pada remaja putri. Menstruasi dihubungkan dengan
beberapa kesalahpahaman praktek kebersihan diri selama menstruasi yang dapat
merugikan kesehatan bagi remaja (Dasgupta, 2008). Keluhan gangguan menstruasi
pada remaja dan praktik higienis selama menstruasi yang salah dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang tidak diinginkan seperti penyakit radang panggul dan
bahkan infertilitas (El-Ganiya , 2005; Sharma, 2013).
Menstruasi merupakan perdarahan dari rahim yang berlangsung secara periodik dan
siklik. Hal tersebut akibat dari pelepasan (deskuamasi) endometrium akibat hormon
ovarium (estrogen dan progesteron) yang mengalami perubahan kadar pada akhir
siklus ovarium, biasanya dimulai pada hari ke-14 setelah ovulasi. Menstruasi
merupakan proses alamiah yang biasa dialami perempuan tetapi hal ini akan menjadi
masalah jika terjadi gangguan menstruasi.

B. Faktor risiko gangguan menstruasi


Terdapat beragam hal yang meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan
menstruasi. Berikut ini adalah beberapa faktor gangguan menstruasi :
 Usia risiko lebih tinggi mengalami nyeri haid terjadi pada anak perempuan
yang mengalami menstruasi pada saat berusia 11 tahun atau lebih muda.
Selain itu, siklus menstruasi yang lebih panjang dan piriode haid yang lebih
lama juga mengintai. Sebelum siklus Ovulasi teratur, gangguan amenorrhea
juga dapat dialami oleh remaja. Sementara itu, absen haid dapat dialami oleh
perempuan menjelang atau sudah mengalami masa menopause
(perimenopause). Dalam masa perimenopause tersebut, beberapa kasus
pendarahan juga dapat terjadi.
 Berat bada. Berat badan yang tidak normal, baikkelebihan atau kekurangan
sama-sama meningkatkan resiko amenorrhea atau dysmenoeehea.
 Stress, baik emosional stress dapat menghalangi hormone LH (luteinizing
Hormon) untuk lepas dari tubuh. Hal tersebut dapat menyebabkan amenorrhea
sementara.
 Siklus, dan aliran menstruasi. Siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih
berat umumnya, berkaitan dengan rasa nyeri dank kram.

C. Siklus menstruasi
Beberapa fase yang terjadi selama siklus enstruasi berlangsung menurut (Verrawaty,
2012;Perry, 2010):
1. Fase menstruasi merupakan fase pertama yaitu luruhnya sel ovum matang
yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat
diakibatkan juga oleh berhentinya sekresi hormone estrogendan progresteron
sehingga produksi hormon hormone estrogendan progresteron menurun.
2. Fase ploriferasi ditandai dengan menurunnya hormone progresteron sehingga
memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang follikel
dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali.
Sel follikel berkembang menjadi follikel de graaf yang masak dan
menghasilkan hormone estrogenyang merangsang keluarnya LHdari hipofisis.
3. Faseluteal/sekresi Ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke 14 sesudah menstruasi pertama. Sel ovum yang matang
akan meninggalkan follikel dan follikel akan mengkerut dan berubah menjadi
corpus luteum. Dimana corpus luteum berfungsi menghasilkan hormone
progresteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang
kaya akan pembuluh darah.
4. Fase iskemik ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan rigit dan
berubah menjadi corpus albican yang berfungsi untuk menghambat sekresi
hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresi FSH
dan LH. Dengan berhentinya sekresi progresteron maka penebalan dinding
endometrium akan berhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering
dan robek. Sehingga terjadilah fase perdaharan/ menstruasi kembali.

D. Gangguan pada siklus menstruasi


Kusmiran (2011) mengatakan gangguan pada siklus menstruasi dibagi menjadi:
1. Polimenorea
Polimenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memendek dari panjang
siklus menstruasi klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara
volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume
perdarahan menstruasi biasanya.
2. Oligomenorea
Oligomenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari
siklus menstruasi klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume
perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan menstruasi
biasanya. Siklus menstruasi biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase
profilerasi yang lebih panjang dibanding fase proliferasi siklus menstruasi
klasik.
3. Amenorea
Amenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari panjang
siklus menstruasi klasik (oligomenorea) atau tidak terjadinya perdarahan
menstruasi, minimal 3 bulan berturut-turut. Amenorea dibedakan menjadi dua
jenis:

1) Amenorea primer
Amenorea primer yaitu tidak terjadinya menstruasi pada perempuan
yang mengalami amenorea.
2) Amenorea sekunder
Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya menstruasi yang diselingi
dengan perdarahan menstruasi sesekali pada perempuan yang
mengalami amenorea.
4. Hipermenorea
Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang terlalu banyak
dari normalnya dan lebih lama dari normalnya (lebih dari 8 hari).
5. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih sedikit dari biasanya
tetapi tidak mengganggu fertilitasnya. Gangguan lain yang berhubungan
dengan menstruasi diantaranya yaitu:
6. Disminorea
Disminorea adalah gangguan aliran darah menstruasi atau nyeri menstruasi
(Proverawati dan Misaroh, 2009).
Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu:
a. Dismenorea primer
Merupakan nyeri menstruasi yang diasosiasikan dengan siklus ovulasi dan
merupakan hasil dari kontraksi miometriumtanpa teridentifikasinya
kelainan patologik.Dismenorea primer umumnya terjadi 12-24 bulan
setelah menarche,ketika siklus ovulasi sudah terbentuk.
b. Dismenorea sekunder
Merujuk pada nyeri saat menstruasi yang diasosiasikan dengan kelainan
pelvis, seperti endometriosis, adenomiosis, mioma uterina dan lainnya.,
dismenorea sekunder umumnya berhubungan dengan gejala ginekologik
lain seperti disuria, dispareunia, perdarahan abnormal atau infertilita
7. Mastadinia
Nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelum menstruasi.
8. Pramenstrual tension
Gangguan ini berupa ketegangan emosional sebelum haid, seperti gangguan
tidur, mudah tersinggung, gelisah, sakit kepala.
9. Mittelschmerz
Rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai
dengan perdarahan/bercak (Prawirohardjo, 2008).

E. Faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi


Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya pendek
menurut (Kusmiran, 2011; Proverawati dan Misaroh, 2009) yaitu:
a. Fungsi hormon terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon
yang diatur di otak, tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan
mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur.
b. Kelainan sistemik yaitu ada wanita yang tubuhnya sangat gemuk dan kurus.
Hal ini mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme di
dalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik atau wanita menderita penyakit
diabetes, juga akan mempengaruhi sistem metabolisme wanita sehingga siklus
menstruasinya pun tidak teratur.
c. Stres yaitu jangan dianggap enteng sebab akan menggangu sistem
metabolisme didalam tubuh. Bisa saja karena stres, wanita jadi mudah lelah,
sehingga metabolismenya terganggu. Bila metabolisme terganggu, siklus
menstruasi pun ikut terganggu.
d. Hormon prolaktin berlebihan pada ibu menyusui, produksi hormon
prolaktinnya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat ibu tidak
kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan
ibu. Pada kasus ini tidak masalah, justru sangat baik untuk memberikan
kesempatan pada ibu guna memelihara organ reproduksinya. Sebaliknya, jika
tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bisa tinggi, biasanya
disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala.
e. Berat badan dan perubahan berat badan memengaruhi fungsi menstruasi.
Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguan pada
ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan
berat badan. Kondisi patologis seperti berat badan yang kurus dan anorexia
nervosa yang menyebabkan penurunan berat badan yang berat dapat
menimbulkan amenorea.
f. Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi
menstruasi. Wanita yang berpartisipasi dalam olahraga kompetitif memiliki
resiko yang tinggi terjadinya atau berkembangnya gangguan makan,
iregularitas siklus menstruasi dan osteoporosis. Olahraga berlebih dapat
menyebabkan terjadinya gangguan disfungsi hipotalamus yang menyebabkan
gangguan sekresi GnRH. Hal tersebut menyebabkan terjadinya menarche yang
tertunda dan gangguan siklus menstruasi.
g. Diet dapat memengaruhi fungsi menstruasi. Vegetarian berhubungan dengan
anovulasi, penurunan respons hormone pituitary, fase folikel yang pendek,
tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun). Diet rendah
lemak berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode
perdarahan. Diet rendah kalori seperti daging merah dan rendah lemak
berhubungan dengan amenorea.
h. Adanya penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipertiroid, serta
hipertiroid yang berhubungan dengan gangguan menstruasi.

Prevalensi amenorea dan oligomenorea lebih tinggi pada pasien diabetes. Penyakit
polystic ovarium berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin, dan
oligomenorea. Amenorea dan oligomenorea pada perempuan dengan penyakit
polystic ovarium berhubungan dengan insensitivitas hormone insulin dan
menjadikan perempuan tersebut obesitas. Hipertiroid berhubungan dengan
oligomenorea dan lebih lanjut menjadi amenorea. Hipotiroid berhubungan dengan
polimenorea dan menoraghia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya menstruasi ini terjadi melalui
empat tahap yaitu fasemenstruasi, fase ploriferasi,faseluteal/sekresi, dan fase
iskemik(Proverawati, 2009; Perry, 2010).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya menstruasi antara lain :
Faktor enzi . vascular , prostaglandin
gangguan pada siklus menstruasi dibagi menjadi: polimenorea , oligomeneora
amenorea , hipermeneora , hipomeneora , disminorea , mastadinia , permenstrual
tension , mittelschmerz.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan keritik dan sarannya agar makalah
dikemudian hari bisa lebih baik dari makalah ini
DAFTAR PUSTKA

No Identitas buku/ jurnal (Nama Jurnal/ Buku, Penulis/ Link (URL) jika
Judul, volume, edisi, halaman, ISSN/ ISBN/ Pengarang online
DOI, penerbit, tanggal terbit dan tahun)
1 Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus Aesthetica Islamy, https://
menstruasi pada remaja putri / > Vol 7, No 1 Farida Farida jurnal.unimus.ac.i
(2019) > Islamy d/index.php/JKJ/
article/view/4590
2 Kondisi Gangguan Menstruasi pada Pasien yang Dwi Rukma http://
Berkunjung di Klinik Pratama UIN Sunan Santi1, Eko jurnalfpk.uinsby.a
Ampel / Journal of Health Science and Teguh Pribadi2 c,id/index.php/
Prevention, Vol.2(1), April 2018 ISSN 2549- jhsp/article/
919X (online) download/104/88/
3 Sumber innformasi dan pengetahuan tentang Erni Gustina, http://
menstrual hygiene pada remaja putri /KEMAS Sitti Nur Djannah journal.unnes.ac.i
10 (2) (2015) 147-152 d/nju/index.php/
kemas
4 Premenstrual syndrome (PMS) / Vol 7, No 1 Mery ramadhani http://
(2012) > Ramadani
jurnal.fkm.unand.
ac.id/index.php/
jkma/article/
view/103
5 Hubungan antara stres dan pola siklus 1Kevin C. https://
menstruasi pada mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tombokan2Dama media.neliti.com/
Madya (co-assistant) di RSUP Prof. Dr. R. D. janty H. C. media/
Kandou Manado/Jurnal e-Biomedik (eBm), Pangemanan2Joic publications/
Volume 5, Nomor 1, Januari-Juni 2017 e N. A. Engka 66824-ID-
hubungan-antara-
stres-dan-pola-
siklus-me.pdf
6 Ani https://
Faktor Risiko Dismenore Primer pada Siswi
Sekolah Menengah Pertama (SMP X) Kristianingsih aisyah.journalpres
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung s.id/index.php/
Selatan / Vol 1, No 1 (2016) /DOI :
https://doi.org/10.30604/jika.v1i1.4 jika/article/
view/AK
7 Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tia Martha http://.unsoed.ac.i
kejadian dismenore pada mahasiswa semester
Pundati, Colti d/index.php/
VIII universitas jendral soedirman purwokerto/
Volume 8 No 1, Januari 2016, Hal 40-48 Sistiarani, kesmasindo/
Bambang article
Hariyadi /download/140/
8 Dampak faktor stres dan gangguan waktu Suparji Suparji http://
menstruasi pada mahasiswa /  Vol 10 No 1 ejournal.poltekkes
(2017): Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, ternate.ac.id/ojs/
Bulan Mei 2017 index.php/juke/
article/view/31
9 Hubungan berat badan dengan keteraturan siklus NURFADJRINI https://
mensttruasi pada mahasiswi tingkat III prodi LAKESUMA jurnal.umsb.ac.id/
DIII kebidanan stikes mercubaktijaya Padang/ index.php/
Vol 11, No 77 (2017)/ DOI: menarailmu/
https://doi.org/10.33559/mi.v11i77.364 article/view/364
10 Ni Kadek Diah https://
Pervalensi gangguan menstruasi dan faktor-
faktor yang mempengaruhi pada siswi Satya Sai Shita1, ojs.unud.ac.id/
peserta ujian nasional di SMA Negri Melaya Susy Purnawati index.php/eum/
kab.Jembrana / ISSN:2303-1395 / E-
JURNAL MEDIKA, VOL 5 NO 3,MARET article/
2016 download/
29496/18243/

Anda mungkin juga menyukai