Anda di halaman 1dari 3

FM-UPM/A.

003
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MEDISTRA INDONESIA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS-PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
(S1)
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN – PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)
PROGRAM STUDI FARMASI (S1)-PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Agung Triaji Kurniawan


NPM : 18.156.01.11.038
Judul yang Diusulkan :
1. hubungan Strategi Coping Santri Remaja dengan tingkat Stress Menghafal Al-quran Di
Majelis Tahfidz Qur’an Ar-rohmani batujaya Karawang
2.Hubungan Personal Hygine Dengan Kejadian Penyakit Skabies Pada Remaja Santri di Majelis
Tahfidz Quran Ar-rohmani batujaya Karawang
3. Hubungan Pola Makan Dengan Gastritis Pada Remaja Di Majelis Tahfidz Qur’an Ar-rohmani Batujaya
karawang
Lampirkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian untuk judul
prioritas utama.
Bekasi, Maret 2022
Mahasiswa

Nama: Agung Triaji Kurniawan


NPM : 18.156.01.11.038

Mengetahui, Mengetahui,
Kordinator Skripsi Pembimbing Skripsi

Rotua Suriany S, M.Kes (Nurti Y.K. Gea, Ns.,M.kep.,Sp.kep)


NIDN. 0315018401 NUPN: 9901009124

Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)


STIKes Medistra Indonesia

(Kiki Deniati S.Kep.,Ns.,M.Kep)


NIDN. 0316028302

FORMULIR MUTU – UNIT PENJAMINAN MUTU- STIKES MEDISTRA INDONESIA TA. 2021 - 2022
FM-UPM/A.003
LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa
merupakan masa yang sulit. Sering disebut juga masa setress karena pada masa ini remaja
dihadapkan pada perubahan-perubahan yang membuat remaja bingung. Tidak hanya
perubahan fisik yang berkembang pesat, tetapi juga perubahan lingkungan yang memaksa
remaja untuk menjadi dewasa seperti yang diharapkan lingkungan padahal remaja sendiri
tidak tahu harus berbuat seperti apa.
Lingkungan mengharapkan remaja bisa bertanggung jawab seperti halnya orang
dewasa. Perubahan-perubahan ini membuat remaja yang tidak bisa menemukan
identitasnya mengalami kebingungan. Sehingga Sebagian besar remaja menghadapi
masalah-masalah baik itu dengan orang tua,teman maupun dengan kehidupan di sekolah.
Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah
untuk meninggalkan sterotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka
sudah hamper dewasa sehingga pada masa remaja sering mengalami keadaan tertekan
yang muncul dari dalam maupun dari luar diri individu. Melalui proses appraisal
(penilaian),ketika diri dihadapkan pada suatu tekanan, maka sistem kognitif diri segera
bereaksi terhadap tekanan tersebut dengan memunculkan perilaku yang akan membantu
mengatasi atau mengurangi ketegangan yang di alami.
Proses yang dijalani oleh seseorang untuk menjadi penghafal Al-Quran tidaklah
mudah dan sangat Panjang. Dikatakan tidak mudah karena harus menghafalkan isi Al-
Quran dengan kuantitas yang sangat besar terdiri atas 114 surat, 6.236 ayat, 77.439 kata
dan 323.015 huruf yang sama sekali berbeda dengan simbol huruf dalam Bahasa Indonesia
Bagi remaja penghafal Al-Quran nilai-nilai yang terinternalisasi berdasarkan Al-
Quran dan hadist dapat menjadi sumber potensial untuk melakukan regulasi diri. Nilai-
nilai ini nantinya diharapkan dapat membantu remaja penghafal Al-Quran dalam
menghadapi berbagai kendala dan rintangan dalam usaha untuk mencapai hafalan yang
sempurna. Proses menghafal yang membutuhkan kediplisinan tinggi mau tidak mau
menuntut remaja penghafal Al-Quran untuk mampu melakukan regulasi dir. Oleh karena
itu, penelitian ini ingin memperoleh gambaran mengenai dinamika regulasi diri yang
dilakukan oleh penghafal Al-Quran remaja.
Sistem penyetoran hapalan sangat tergantung pada kemandirian dan kedisiplinan
masing-masing individu penghafal Al-Quran. Rendahnya kesadaran individu untuk
mengulangi hafalannya dan menyetorkannya secara mandiri kepada guru menjadi kendala
bagi pengurus majelis. Kemampuan meregulasi diri tentu saja sangat dibutuhkan pada
proses ini, untuk membantu remaja tersebut menyelaraskan antara tujuannya secara
pribadi denga apa yang ada di lingkungan sekitarnya, seperti adanya tuntutan untuk
belajar, membagi waktu dengan tepat agar hafalan tetap dapat berjalan dan keinginan
untuk berinteraksi dengan teman. Permasalahan lain yang sering muncul dan mengganggu
konsentrasi bahkan membuat hafalan menjadi lupa adalah konflik dengan teman yang
tidak terselesaikan.

FORMULIR MUTU – UNIT PENJAMINAN MUTU- STIKES MEDISTRA INDONESIA TA. 2021 - 2022
FM-UPM/A.003
Terganggunya hubungan pertemanan sering dipicu oleh rasa iri yang muncul dari
teman yang bukan penghafal Al-Quran dan Batasan yang dibuat oleh penghafal itu sendiri
karena adanya rasa takut akan kehilangan hafalannya. Seperti misalnya tidak mau terlibat
terlalu jauh dalam candaan yang dilontarkan temannya sehingga memunculkan penilaian
negatif dari teman. Penilaian negatif dari teman ini seringkali memunculkan perasaan
negatif dan mengganggu konsentrasi dalam menghafal bahkan menjadikan hafalan yang
telah tersimpan hilang atau lupa.
Perilaku yang berbeda-beda dalam mengatasi tekanan mencerminkah bahwa
strategi coping masing-masing individu belum tentu sama. Dalam hal ini, menurut Lazarus
dan Folkman terdapat dua strategi coping yaitu coping yang berfokus pada masalah
(problem focused coping ) dan coping yang berfokus pada emosi (emotion focused coping).
Perbedaan strategi coping inilah yang mengelompokkan perilaku orang-orang
dalam mengatasi tekanan ataupun masalah .

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana strategi coping santri remaja dengan tingkat stress menghafal Al-Quran

FORMULIR MUTU – UNIT PENJAMINAN MUTU- STIKES MEDISTRA INDONESIA TA. 2021 - 2022

Anda mungkin juga menyukai