Kelas : 3B Keperawatan
Disusun oleh :
1.Pengertian
Pertumbuhan merupakan bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya
karena adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantatif dan hal tersebut
terjadi sejak terjadinya konsepsi (IDAI, 2002).Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik
seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan,
tinggi badan, dan lingkar kepala (Nursalam, 2005).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu masa percepatan
dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut
merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu
dengan yang lain. Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran, di
dalam tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan peritiwa perkembangan pada anak dapat terjadi perubahan
bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual (Hidayat, 2012).
Tumbuh kembang anak terjadi secara kompleks dan sistematis. Anak akan mengalami dua proses, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya jumlah dan ukuran sel di seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan proses peningkatan kemampuan adaptasi dan
kompetensi seseorang dari yang sederhana ke yang lebih kompleks (Wong, 2008).
Seluruh tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak harus dilalui dengan sempurna, baik selama di kandungan
maupun yang telah lahir. Tidak semua anak mampu melalui semua tahapan secara optimal.
Beberapa anak mengalami kegagalan atau gangguan tumbuh kembang. Kemenkes dalam Rivaldi (2017)
2.Etiologi
Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu masa percepatan dan
perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam satu organ tubuh. Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu
kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa
pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran, di dalam tingkat sel, organ maupun
individu, sedangkan peritiwa perkembangan pada anak dapat terjadi perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai
dari aspek sosial, emosional, dan intelektual (Hidayat, 2012).
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar di kelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu :
Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)
Kebutuhan akan kasih sayang (asih)
Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)
Kebutuhan akan asuh, yaitu kebutuhan akan nutrisi yang adekuat dan seimbang. Nutrisi termasuk pembangun tubuh yang
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dimana
anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama pertumbuhan otak (IDAI, 2002 ).
Berat badan merupakan indikator sederhana yang digunakan di laporan atau Puskesmas untuk menentukan status gizi
anak, yaitu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS).KMS merupakansuatu kartu/alat penting yang digunakan
untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak (Soetjiningsih, 1996). KMS yang ada saat ini adalah untuk Balita,
yaitu kartu yang membuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan
memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya, dari sejak lahir sampai berusia lima tahun(Depkes RI, 1996).
Secara umum, KMS berisi gambar kurva berat badan terhadap umur untuk anak berusia 0-5 tahun, atribut penyuluhan,
dan catatan yang penting untuk diperlihatkan oleh petugas dan orang tua, seperti riwayat kelahiran anak, pemberian ASI
dan makanan tambahan, pemberian imunisasi dan vitamin A, penatalaksanaan diare di rumah, serta patokan sederhana
tentang perkembangan psikomotorik anak (Nursalam, 2005).
3. Manifestasi Klinis
Komsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila
tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier, 2001)
Kita mengenal beberapa cara pengukuran status gizi anak seperti dengan metode anthropometric, pemeriksaan klinik dan
pemeriksaan laboratorik. Diantara ketiganya, pengukuran anthropometri relatif paling sederhana, mudah, murah, dan
banyak dilakukan.
Penilaian tumbuh kembang anak perlu dilakukan untuk menentukan apakah pertumbuhan anak berjalan normal atau
tidak, baik dilihat dari segi medis atau statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Untuk
mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-parameter ttertentu.
4. Patofisiologi
Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-parameter tertentu.
Parameter penilaian pertumbuhan fisik tersebut yaitu :
1) Ukuran antropometrik
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometrik yang dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu meliputi :
a)Tergantung umur (age dependence)
Berat badan (BB) terhadap umur
Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur
Lingkaran kepala (LK) terhadap umur
Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur
Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat, karena tidak semua anak mempunyai
catatan mengenai tanggal lahirnya.
b) Tidak tergantung umur
BB terhadap TB
LLA terhadap TB (QUAC Stick = Quacker Arm Circumference measuring stick).
Lain-lain: LLA dibandingkan dengan standar baku, lipatan kulit pada trisep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan
baku. Kemudian hasil pengukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu baku tertentu, misalnya baku
Harvard, NCHS, atau baku nasional.
2) Ukuran antropometrik yang lain :
Ukuran antropometrik yang lain dimanfaatkan untuk menilai perawakan (somatotype).
Menurut Hippocrates
Habitus phthisicus/perawakan tinggi kurus.
Habitus apoplekticus/perawakan gemuk pendek.
Menurut Kretschmer terdapat tiga jenis perawakan, yaitu :
Piknikus.
Atletikus.
Astenikus.
Menurut Sheldon
Endomorfi
Mesomorfi
Ektomorfi,
untuk perawakan yang sesuai dengan klasifikasi dari Kretschmer.
Interpretasi hasil pemeriksaan keadaan pertumbuhan anak dapat dilihat dari empat aspek, yaitu corak/pola pertumbuhan,
proses pertumbuhan, hasil pertumbuhan pada suatu waktu dan keadaan/status gizi. Keadaan gizi merupakan bagian dari
pertumbuhan anak. Pada pemeriksaan di lapangan dipakai cara penilaian yang disepakati bersama untuk keseragaman, baik
dalam caranya maupun baku patokan yang menjadi bahan pembandingnya.
5. PATHWAY
LINGKUNGA KETURUNA
HORMON GIZI SOSIAL
N N
EKONOMI
Gangguan Perkembangan
KURANG
PENGETAHUA
N
Toksin/zat kimia
Minopetrin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
Endokrin
Seperti pada diabetes militus dapat menyebabkan makrosomia kardiomegali, hiperplasia adrenal.
Radiasi
Paparan radium dan sinar roentgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida,
retardasi mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, dan kelainan jantung.
Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua adalah oleh TORCH (toksoplasma, rubella, sitomegalo virus, herpes
simpleks), PMS (penyakit menular seksual), serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperi katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital.Karena itu, pemeliharaan
gizi anak harus juga mencakup upaya pencegahan penyakit infeksi.Pemberian imunisasi terhadap beberapa
penyakit harus dilakukan sesuai waktunya, disamping pemeliharaan kebersihan dan sanitasi lingkungan.
Kelainan imunologi
Eritroblastosis fetalisi timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk
antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk kedalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia kemicterus yang akan menyebabkan
kerusakan janin otak.
Anoksia embrio
Anoksia embrio (kekurangan penyediaan O2) yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta sehingga
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
Psikologis ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil, dan lain-lain.
Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
otak.
2) Pasca-natal a) Gizi
Untuk tumbuh kembang anak, diperlukan zat makanan yang adekuat.
Penyakit kronis
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan dapat mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
Lingkungan fisik dan kimia
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
merkuri, dan rokok) mempunyai dampak negatif terhadap pertumbuhan anak.
Psikologis
Psikologis dari anak adalah adanya hubungan anak dengan orang tua sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
Endokrin
Gangguan hormon misalnya, pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
Defisiensi hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil.
Sosioekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
Lingkungan pengasuhan.
Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulan khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat
mainan,sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap
perilaku anak.
Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatmya produksi hormon
pertumbuhan (Adriani M, 2012).
7. Masalah Pertumbuhan
Untuk mengetahui gangguan perkembangan fisik perlu pemantauan yang kontinu.Dengan pemantauan berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, umur tulang dan pertumbuhan gigi, maka dapat diketahuiadanya suatu kelainan
tumbuhkembang fisik seorang anak.Pemantauan barat badan anak dengan menggunakan KMS, maka kita dapat
mengetahui pola pertumbuhan anak.Bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan akibat dari obesitas atau
kelainan hormonal.Sedangkan di bawah garis normal, kemungkinan anak kurang gizi, deprivasi, menderita penyakit
kronis, atau kelainan hormonal. Berat badan terhadap tinggi badan dibawah persentil ke lima, menunjukkan indikator
adanya kurang gizi yang akut. Setelah beberapa bulan kekurangan kalori, tinggi badan terhadap umur akan menurun
(stunting), sehingga proporsi berat badan terhadap tinggi badan akan kembali normal.proporsi tubuh mengikuti sekuen
perubahan yang teratur dalam perkembangan anak (IDAI, 2002)
Umur tulang mempunyai kolerasi dengan stadium pubertas dan berguna untuk memprediksi tinggi badan dewasa
pada remaja yang mengalami maturitas dini atau lambat.Pada perawakan pendek karena keturunan (familial short
stature) umur tulang adalah normal sesuai sesuai dengan umur kronologis.Sedangkan pada pertumbuhan yang terlambat,
perawakan pendek akibat kelainan endokrin dan kurang gizi maka umur tulang adalah lebih rendah (IDAI, 2002).
Stunting disebabkan oleh banyak faktor baik secara faktor langsung atau tidak langsung.Faktor langsung ditentukan
oleh asupan makanan, berat badan lahir, dan penyakit.Sedangkan faktor tak langsung seperti faktor ekonomi, budaya,
pendidikan, dan pekerjaan, fasilitas pelayanan kesehatan.Faktor sosial ekonomi saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya seperti masukan zat gizi, berat badan lahir, dan penyakit infeksi pada anak (Frongillo et al, 1997).
Data dari WHO 2014, indonesia menempati urutan ke 17 dari 117 negara dengan prevalensi wasting (perawakan
kurus) dan stunting (perawakan pendek) yang tinggi pada balita (Tribun Medan, 2016). Ada sekitar 14 % balita wasting
dan balita stunting mencapai proporsi tertinggi yaitu 35%.
Menurut NANDA (2012) resiko pertumbuhan tidak proporsional adalah pasien/klien beresiko mengalami
pertumbuhan di atas persentil ke-97 atau di bawah persentil ke-3 untuk usia, yang melewati dua jalur persentil. Ada
beberapa Faktor resiko penyebab resiko pertumbuhan tidak prooporsional, yaitu :
Pengasuh :
a. Penganiyaan
b. Kesulitan belajar (cacat mental)
c. Penyakit mental
d. Ketunadayaan belajar berat
Lingkungan :
a. Deprivasi
b. Kemiskinan
c. Keracunan timbal
d. Bencana alam
e. Teratogen
f. Perilaku kekerasan
Individu :
a. Anoreksia
b. Perilaku pemberian makan yang maladaptif oleh pengasuh
c. Penyakit kronis
d. Perilaku makan individu yang maladaptaif
e. Infeksi
f. Selera makan yang selalu meningkat
g. Malnutrisi
h. Prematuritas
i. Penyalahgunaan zat
Pre natal :
a. Gangguan kongenital
b. Gangguan genetik
c. Infeksi maternal
d. Nutrisi maternal
e. Kehamilan kembar
f. Penyalahgunaan zat
g. Pemajanan teratogen
FORMAT KAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN ANAK PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes MEDISTRA INDONESIA)
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An.S
2. Tempat tgl lahir/usia : Karawang, 15 juli 2010
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. A g a m a : Islam
5. Pendidikan : Sd kelas 5
6. Alamat : Desa subad kec.kosambi batu kab.karawang-jawa barat
7. Tgl pengkajian : 13 Maret 2021
8. Diagnosa medik : Hambatan tumbuh kembang
9. Rencana terapi : Penyuluhan
2. Ibu
a. N a m a : Ny.M
b. U s i a : 30 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan : IRT
e. Agama : Islam
f. Alamat : Desa subad kec.kosambi batu kab.karawang-jawa barat
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman Air Putih Air Putih
2. Frekuensi minum Tidak menentu Tidak menentu
3. Kebutuhan cairan 8 gelas 8 gelas
4. Car pemenuhan Meminum air putih Meminum air putih
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB (Buang Air Besar ) :
1. Tempat pembuangan WC didalam rumah WC didalam rumah
2. Frekuensi (waktu) Setiap Pagi Setiap Pagi
3. Konsistensi Setiap Pagi Setiap Pagi
4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
BAK (Buang Air Kecil) :
1. Tempat pembuangan WC didalam rumah WC didalam rumah
2. Frekwensi Tidak menentu Tidak menentu
3. Warna dan Bau Bening dan berbau urine pada Bening dan berbau urine pada
umumnya umumnya
4. Volume Normal Normal
5. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang 2 jam 2 jam
- Malam 8 jam lebih 8 jam lebih
2. Pola tidur Teratur Teratur
3. Kebiasaan sebelum tidur Berdoa sebelum tidur Berdoa sebelum tidur
4. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga Bermain petak umpet Bermain petak umpet
2. Jenis dan frekuensi Tidak menentu Tidak menentu
3. Kondisi setelah olah raga Lelah Lelah
F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Mandiri Mandiri
- Frekuensi 2 kali sehari 2 kali sehari
- Alat mandi Lengkap Lengkap
2. Cuci rambut
- Frekuensi 2/3 hari sekali 2/3 hari sekali
- Cara Mandiri Mandiri
3. Gunting kuku
- Frekuensi Saat kudu mulai panjang Saat kudu mulai panjang
- Cara Mandiri Mandiri
4. Gosok gigi
- Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
- Cara Mandiri Mandiri
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Mandiri Mandiri
2. Pengaturan jadwal harian Tidak teratur Tidak teratur
3. Penggunaan alat Bantu aktifitas Tidak ada Tidak ada
4. Kesulitan pergerakan tubuh Tidak ada Tidak ada
H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat sekolah Senang Senang
2. Waktu luang Setelah sekolah dan hari libur Setelah sekolah dan hari libur
3. Perasaan setelah rekreasi Senang Senang
4. Waktu senggang klg Akhir pekan Akhir pekan
5. Kegiatan hari libur Berkumpul bersama keluarga Berkumpul bersama keluarga
B. 6 tahun keatas
1. Perkembangan kognitif: baik
2. Perkembangan Psikoseksual :baik
3. Perkembangan Psikososial: baik
DATA FOKUS
Nama Klien : An. S Nama Mahasiswa : Agung Triaji Kurniawan
Dx Medis : Gangguan Tumbuh kembang Tanggal Pengkajian : 13 – 03- 2021
ANALISA DATA
DO:
- Klien sering tampak menolak
makanan terutama sayuran
- Kurang minat terhadap makanan
(sayur)
- BB : 27 kg
- TB : 130 cm
Usia: 10 tahun
DS: Ketidakseimbangan Ketidakmampuan
- Ny.A mengatakan anak tidak selera nutrisi:kurang dari keluarga merawat
kebutuhan tubuh anggota keluarga
makan dan tidak menyukai
sayuran dan bingung harus bagaimana
- Ny. A mengatakan klien kurang
makan
DO:
- Klien sering tampak menolak
makanan terutama sayuran
- BB : 27 kg
- TB : 130cm
- Usia: 10 tahun
Ibu klien tampak bingung
bagaimana cara klien agar bisa
makan dengan lahap
DS : Pertumbuhan tidak Tidak adekuatnya
proporsional nutrisi pada anak
- Ny.A mengatakan anak tidak selera
makan dan tidak menyukai
sayuran
- Saat hamil ibu klien (Ny.A) tidak
nafsu makan, lebih
sering
mengkomsumsi gorengan
DO :
- Klien menolak saat diberikan
makan terutama sayuran
- BB : 27 kg
- TB : 130 cm
- Usia: 10 tahun
- Klien tampak pendek dan kurus
Ketidakefektifan pemberian PASI saat
bayi
DS: Defisit pengetahuan Kurang terpapar
- Ny.A mengatakan anak tidak selera informasi
makan dan tidak menyukai
sayuran dan bingung harus bagaimana
DO:
- Ibu klien tampak bingung
bagaimana cara klien agar bisa
nutrisi nya seimbang
- BB : 27 kg
- TB : 130 cm
- Usia: 10 tahun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : An.S Nama Mahasiswa : Agung Triaji Kurniawan
Dx Medis : Gangguan Tumbuh kembang Tanggal Pengkajian : 13-03-2021
No Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal
teratasi
1. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis
(keengganan untuk makan)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : An.S Nama Mahasiswa : Agung Triaji Kurniawan
Dx Medis : Gangguan Tumbuh kembang Tanggal Pengkajian : 13-03-2021
DS:-
2.Berikan pengetahuan
kepada keluarga diet anak
sesuai umurnya
DO:Orang tua klien
bisa
Menjelaskan
Kembali dengan
Terbata-bata
DS:Orang tua klien
Mengatakan paham
Diet anak sesuai
Umurnya
3.MengAjarkan kepada
orang tua
klien cara menyiapkan
diet anak usia 10 tahun
DO: Orang tua klien
Mampu Menjelaskan
Kembali dengan
Terbata-bata
DS:Orang tua klien
Mengatakan paham
Cara menyiapkan
Diet anak
4.MeAjarkan kepada
keluarga tentang PHBS
(cuci tangan 6 langkah
dengan sabun) pada
Keluarga
DO:Klien dan orangtua
Tampak bisa
Mengulang kembali
Gerakan cuci tangan
6 langkah dengan
Kaku
DS: Klien dan orangtua
Mengatakan bisa
Melakukan gerakan
Cuci tangan 6
Langkah
3.Promosi kesehatan:
Pendidikan kesehatan
tumbuh kembang anak
DO:Orang tua klien
Tampak bisa
Menjelaskan kembali
Dengan terbata-bata
DS:Orang tua klien
Mengatakan paham
Dengan promkes
Yang diberikan
4.Monitor pertumbuhan
klien
DO: Bb:27 kg
Tb: 130 cm
DS:-
2.Berikan bimbingan
dengan ilustrasi
menggunakan poster
O: Status gizi
Klien tampak belum
Ada perubahan
A:Masalah belum
Teratasi
P:Intervensi 1,3,4,6
dilanjutkan
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi 1,2,3,4
dilanjutkan
O: Pertumbuhan klien
Tampak belum ada
Perkembangan
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi 1,2,3,4
Dilanjutkan
O: Klien tampak
Terbata-bata bila
Di instruksikan
Menjelaskan kembali
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
DS:-
2.Menghitung kembali
status gizi
DO:Menghitung IMT
Klien
Rumus: Bb:Tb²=
27:(130x130)
= 27:16.900
=15,9
IMT kurang ringan
DS=-
3.MengInstruksikan dan
Menjelaskan kembali
Kepada orang
Tua klien
Mengenai kebutuhan
Nutrisi (pedoman diet
Dan piramida
Makanan)
DO: orang tua klien
Bisa mengulang
Penjelasan dengan
Terbata-bata
DS: orang tua klien
Mengatakan
paham
Bagaimana cara
Memenuhi kebutuhan
Klien
4.Menghitung kembali
jumlah
Kalori Dan jenis nutrisi
yang Diperlukan
DO:Menghitung jumlah
Kalori yang
dibutuh
Kan klien
Rumus:
(447,6+9,25×27)+
(3,10×130)-
(4,33×10)
= 697+403-43,3
= 1056,7
= 1056,7×1,2
= 1268,4=1300
DS:-
4.Promosi kesehatan:
Pendidikan kesehatan
tumbuh kembang anak
DO:Orang tua klien
Tampak bisa
Menjelaskan kembali
DS:Orang tua klien
Mengatakan paham
Dengan promkes
Yang diberikan
2.Berikan bimbingan
dengan ilustrasi
menggunakan poster
O: Status gizi
Klien tampak belum
Ada perubahan
A:Masalah belum
Teratasi
P:Intervensi 1,2,3,4
dilanjutkan
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi 1,2,3
dilanjutkan
O: Pertumbuhan klien
Tampak belum ada
Perkembangan
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi 1,2,3
Dilanjutkan
O: Klien tampak
Bisa menjelaskan
Kembali apa yang
Telah dijelaskan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
DS:-
2.Menghitung kembali
status gizi
DO:Menghitung IMT
Klien
Rumus: Bb:Tb²=
27:(130x130)
= 27:16.900
=15,9
IMT kurang ringan
DS=-
3.MengInstruksikan dan
Menjelaskan kembali
Kepada orang
Tua klien
Mengenai kebutuhan
Nutrisi (pedoman diet
Dan piramida
Makanan)
DO: orang tua klien
Bisa mengulang
Penjelasan dengan
Benar tapi harus tetap
Menginstruksikan
Pemenuhan nutrisi
Klien
DS: orang tua klien
Mengatakan
paham
Bagaimana cara
Memenuhi kebutuhan
Klien
4.Menghitung kembali
jumlah
Kalori Dan jenis nutrisi
yang Diperlukan
DO:Menghitung jumlah
Kalori yang
dibutuh
Kan klien
Rumus:
(447,6+9,25×27)+
(3,10×130)-
(4,33×10)
= 697+403-43,3
= 1056,7
= 1056,7×1,2
= 1268,4=1300
DS:-
2.Berikan kembali
pengetahuan
kepada keluarga diet anak
sesuai umurnya
DO:Orang tua klien
bisa
Menjelaskan
Kembali dengan
Benar
DS:Orang tua klien
Mengatakan paham
Diet anak sesuai
Umurnya
3.MengAjarkan kembali
kepada
orang tua
klien cara menyiapkan
diet anak usia 10 tahun
DO: Orang tua klien
Mampu Menjelaskan
Kembali dengan
Benar
DS:Orang tua klien
Mengatakan paham
Cara menyiapkan
Diet anak
O: Status gizi
Klien tampak belum
Ada perubahan
A:Masalah belum
Teratasi
P:Intervensi 1,2,3,4
dilanjutkan
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi 1
dilanjutkan
O: Pertumbuhan klien
Tampak belum ada
Perkembangan
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi 1,2,3
Dilanjutkan
Lampiran
Daftar pustaka
Adriani, M., Wirjatmadi, B. 2012.Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Dede, D. 2012. Proses keperawatan: penerapan konsep dan kerangka kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Kyle, T & Carman, S. 2015. Buku Ajar Keperawatan Pediatric, Ed.2, Vol.1. Jakarta:EGC.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
Nursalam, dkk.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2010. Fundamental keperawatan, edisi 7 buku 1 . Singapure: ELSEVIER.