OLEH :
JURUSAN KEPERAWATAN
2023
I. Konsep Keperawatan Anak Sehat
Keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga
(family centered care), pencegahan terhadap trauma (atrumatic care), dan manajemen
kasus. Dalam dunia keperawatan anak, perawat perlu memahami, menginggat adanya
beberapa prinsip yang berbeda dalam penerapan asuhan dikarenakan anak bukan miniatur
orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik.
A. Konsep Tumbuh Kembang Anak
a. Pengertian
Whaley dan Wong (2009) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu
peningkatan ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, sedangkan perkembangan
menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang
paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi
dan pembelajaran.
Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya
terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui
proses pertumbuhan, pematangan dan pembelajaran. Pertumbuhan terjadi secara
simultan dengan perkembangan, berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya perkembangan system neuromuskuler, kemampuan
bicara, emosi dan sosialisai.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Kualitas tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
yang berasal dari dalam (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal)
(Depkes, 2006). Faktor internal terdiri dari:
1. Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras bangsa Amerika tidak memiliki faktor herediter
ras bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2. Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang rnerniliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
3. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat terjadi pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
4. Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada
laki-Iaki. Tetapi setelah melewati masa pubertas pertumbuhan anak laki-laki
akan lebih cepat.
5. Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh
pada tumbuh kembang anak. Salahsatu contohnya adalah tubuh kerdil.
6. Kelainan kromosom
Kelainankromosom umumnya disertai dengan kegagalanpertumbuhan dan
perkembanganseperti pada sindrom down dan sindrom turner.
Sedangkan faktor eksternal terdiri dari 3 (tiga) hal yaitu faktor prenatal, faktor
persalinandan faktor pascapersalinan.
1. Faktor prenatal
- Gizi Nutrisi yang dikonsumsi ibu selama hamil akan mempengaruhi
pertumbuhan janin yang dikandungnya. Oleh karena itu asupan nutrisi
pada saat hamil harus sangat diperhatikan.
- Mekanis Trauma dan posisi fetus yang abnormal dapat menyebabkan
kelainan kongenital seperti club toot. dislokasi panggul, falsi fasialis, dan
sebagainya.
- Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti aminopterin, thalidomid dapat menyebabkan
kelainan kongenital palatoskisis. 4) Endokrin Diabetes mellitus pada ibu
harnil dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,hyperplasia adrenal.
- Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongenital mata, kelainan jantung.
- Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (toksoplasma,
rubella, cytomegalo virus, herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan
pada janin, seperti katarak, bisu tuli, mikrosepali, retardasi mental dan
kelainan jantung kongenital.
- Kelainan imunologi
Eritoblastosisfetalis timbul karena perbedaan golongan darah antara ibu
dan janin sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah
janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin
dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan kern ikterus yang akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
- Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkanpertumbuhanjanin terganggu.
- Psikologis ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasanmental pada
ibu selama hamil serta gangguan psikologis lainnya dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin.
2. Faktor persalinan
Komplikasi yang terjadi pada saat proses persalinan seperti trauma kepala,
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak bayi.
3. Faktor pasca persalinan
- Gizi
Untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, maka bayi dan anak
memerlukan gizi/nutrisi yang adekuat. Pada masa bayi, makanan
utamanya adalah ASI. Berikan hak anak untuk mendapatkan ASI
eksklusif, yaitu hanya ASI sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu
tambahkan makanan pendamping ASI (MPASI), yang diberikan sesuai
dengan usia anak.
- Psikologis
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang
selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan dalam
prosespertumbuhan dan perkembangannya.
- Endokrin
Gangguan hormon, seperti pada penyakit hipotiroid dapat menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
- Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan yang
dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembanganak.
- Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan.
c. Tahapan tumbuh kembang pada anak
1. Masa Bayi (Infancy)
Fase ini berlangsung sejak usia 0 hingga 12 bulan. Bayi dari lahir sampai
umur 3 bulan awalnya mengandalkan sinyal menangis untuk memberikan
tanda lapar, tidak nyaman, atau mengantuk. Setelah itu, kemampuan bahasa,
koordinasi sensori motorik, dan sosial bakal dibentuk orangtua dan
lingkungannya.
2. Masa Toddler
Fase perkembangan anak ini terjadi mulai usia 1 sampai 3 tahun. Pada fase
ini, si kecil mulai merangkak, berjalan, hingga berlari dengan cepat.
Perkembangan motorik si Kecil juga berlangsung cepat di fase ini.
Kemampuan bahasa, sosial, dan kecerdasan anak bakal memengaruhi
perkembangannya di masa selanjutnya.
3. Masa Pra-Sekolah
Pada fase ini, perkembangan si kecil mulai mengarah kepada perkembangan
kemandirian dan sosialisasinya. Kemudian, perkembangan motorik, bahasa,
sosial, dan emosionalnya cenderung akan menetap hingga di waktu
kedepannya. Masa ini dilalui saat anak mulai menapaki usia 5 hingga 6 tahun.
4. Masa Awal Sekolah
Menginjak umur 7 tahun sampai sekitar umur 8 tahun ketika anak sudah
masuk sekolah, si kecil yang sudah punya rutinitas bakal lebih mandiri. Anak
pada usia ini bakal mengalami peningkatkan kemampuan berpikir, banyak ide
baru, bisa membincangkan topik yang lebih rumit, sampai mulai punya
sahabat.
d. Teori perkembangan
Sigmeun Freud (perkembangan psychosexual)
1. Fase Oral (0 - 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat
kepuasaan saat mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap
jari dan tangannya atau benda – benda sekitarnya.
2. Fase Anal (2-3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat
BAB, waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3- 4 tahun)
Tertarik pada perbedaanantomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh
sentral bila menghadapi persoalan.Kedekatanank laki – laki pada ibunya
menimbulkan gairah sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus
compleks.
4. Fase Latent (4-5 tahun sampai masa pubertas)
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexualalamiah karena anak-anak mencari
teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuaijenis
kelaminnya dari orang dewasa.
5. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai
menjalin hubungan rasa cinta dengan berbedajenis kelamin.
Intervensi :
1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
a. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
b. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
c. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
d. lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga
Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak
dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.
e. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai 72 buIan.
2. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
a. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
b. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan lakukan
pengobatan.
d. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
e. Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P).
3. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut:
Merujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan
kemandirian).
1. Bermain adalah media yang baik untuk belajar, bagaimana jika anak terlalu berlebihan untuk
bermain dan mengurangi waktu istirahat sehingga tidak baik untuk kesehatan anak itu
sendiri. Bagaimana cara mengontrol anak agar dapat bermain secukupnya saja?
2. Jika anak yang sudah seharusnya dapat berbicara dengan jelas namun ternyata ia belum dapat
berbicara dengan jelas. Apakah yang mempengaruhi keterlambatan tersebut?
3. Bagaimana jika anak yang tidak memiliki alat permainan. Apakah dapat mempengaruhi
perkembangan stimulus?
DAFTAR PUSTAKA
dr. Nia Kania, SpA., MKes. (2016). Stimilus Tumbuh Kembang Anak Optimal. EGC: Jakarta
Fe rika Indarwati, S.Kep., Ns., MNg. (2019). Buku Ajar Konsep Komunikasi Dasar Keperawatan
Anak. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta