Anda di halaman 1dari 8

TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik


Nama Dosen/Tutor : Eneng Anis Khairunnisa, M.Pd.

Nama Mahasiswa : Andi Tenri Sukaeni


Program Studi : PGSD
NIM : 859418756
UPBJJ : UNIVERSITAS TERBUKA MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


FKIP UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
1. Jelaskan apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak?

Jawaban:
Pertumbuhan adalah pertambahanya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat di ukur. Sementara itu, perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat di capai melalui tumbuh,
kematangan dan belajar. Secara umun, perkembangan akan di pengaruhi oleh
beberapa faktor.

Menurut para ahli , pertumbuhan dan perkembangan anak di pengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan eksternal.

 Faktor internal, yaitu segala sesuatu yang ada dalam diri individu yang
keberadaannya memengaruhi dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor
internal sebagai berikut.
1. Kondisi Individu
Individu berkembang sangat di pengaruhi kondisi kesehatan fisik dan
psiskisnya . Kondisi fisik yang kurang baik akan memengaruhi tempo
perkembanganya . Begitu juga jika anak mengalami kondisi psikis.
2. Kemamuan penyesuaian pribadi dan sosial individu
Kemampuan penyesuaian diri berkaitan dengan bagai mana individu itu
menempatkan di dalam lingkungannya.
3. Genetik
Pengaruh genetik bersifat heredokonstitusional yang artinya bahwa
bentuk untuk konstistusi seseorang di tentukan oleh faktor krturunan. Ini
termasuk sebagai faktor bawaan, jenis kelamin, ras , atau suku bangsa.
Faktor genetik akan mempengaruhi pada kecepatan pertumbuhan ,
kematangan tulang, gizi, alat seksual dan saraf. Anak yang terlahir dari
suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang
lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding
laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat
daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa pubertas sebaliknya
laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan
kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak,
seperti yang terlihat pada anak yang menderita Sindroma Down.
4. Pengaruh Hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi semenjak masa peranatal, yaitu saat
janin berumur 4 bulan . Hormon yang berpengaruh adalah terutama
hormon pertumbuhan somatoropin yang di keluarkan oleh kelenjar
pituitary.
 Faktor eksternal, yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri individu yang
keberadaanya memengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk
faktor eksternal sebagai berikut.

1. Faktor teman sebaya


Makin bertambah umur anak makin memperoleh kesempatan lebih luas
untuk mengadakan hubungan – hubungan dengan teman – teman
sebayanya .
2. Pendidikan
Baik pendidikan keluarga, pendidikan formal di sekolah , maupun
pendidikan di masyarakat.
3. Nutrisi/ gizi
Nutrisi/gizi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
Nutrisi/Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
proses tumbuh kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat
gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada
tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Hasil
penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia (Sunawang, 2002)
menunjukkan bahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada
usia 6-18 bulan. Penyebab gagal tumbuh tersebut adalah keadaan gizi
ibu selama hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi.
4. Budaya
Bagi perkembangan anak didik , keragaman budaya sagat besar
pengaruhnya bagi mental dan moral mereka . Ini terbukti dengan sikap
dan prilaku anak didik selalu di pengaruhi oleh budaya yang ada di
lingkungan tempat tinggal mereka.
5. Media massa
Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan
seseorang. Dengan adanya media massa , seorang anak dapat
mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat.
6. Status sosial ekonomi keluarga
Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu
berkaitan dengan kekurangan makanan,kesehatan lingkungan yang
jelek, serta kurangnya pengetahuan. (Tanuwijaya, 2003).Keadaan sosial
ekonomi keluarga dapat memengaruhi pola asuhan terhadap anak.
Misalnya , orang tua yang mempunyai pendidika cukup mudah
menerima dan menerapkan ide – ide untuk pemberian asuhan terhadap
anak.
7. Stimulasi dan psikologis
Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan psikologis.
Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain akan mempengaruhi anak dlam mencapai perkembangan
yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh
orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang diawali dari


konsepsi (pembuahan) sampai pematangan atau dewasa. Melalui proses tersebut anak
tumbuh menjadi lebih besar dan bertambah matang dalam segala aspek baik fisik,
emosi, intelektual, maupun psikososial. Apabila terdapat suatu masalah dalam proses
tersebut maka yang akan berakibat terhambatnya anak mencapai tingkat tumbuh
kembang yang sesuai dengan usianya. Apabila gangguan ini berlanjut maka akan
menjadi suatu bentuk kecacatan yang menetap pada anak. Namun, apabila sejak dini
gangguan tumbuh kembang sudah terdeteksi, maka kita dapat melakukan suatu
intervensi sesuai dengan kebutuhan anak. Melalui intervensi yang dilakukan sejak dini
itulah tumbuh kembang anak pada tahap selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang banyak dijumpai
di masyarakat, sehingga sangatlah penting apabila semua komponen yang terlibat
dalam tumbuh kembang anak, yaitu orang tua, guru, dan masyarakat dapat bekerja
sama dalam melakukan pemantauan sejak dini.

2. Jelaskan perkembangan kognitif dan sosioemosional anak pada anak usia dini
Jawaban:
Membantu proses pengembangan berbagai aspek perkembangan anak perlu di
awali dengan pemahaman tentang perkembangan anak di usia dini. Hal ini di sebabkan
perkembangan anak di usia dini berbeda dengan perkembangan anak di usia remaja
atau orang dewasa. Anak memiliki karakteristik tersendiri dan anak memiliki dunianya
sendiri. Untuk mendidik anak usia dini ,perlu di bekali pemahaman tentang dunia anak
dan bagaimana proses perkembangan anak. Dibawah ini adalah penjelasan tentang
perkembangan kognitif dan sosioemosional anak pada usia dini.

 Perkembangan kognitif

Kognitif atau “cognitive” berarti mengetahui. Dengan kata lain, memahami


sebuah informasi yang diperoleh dari hasil belajar atau dari hasil pengalaman.
Perkembangan kognitif adalah kemampuan berpikir manusia termasuk didalamnya
perhatian, daya ingat, penalaran, imajinasi, kreativitas, dan bahasa. Perkembangan
kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi
sehingga dapat berfikir. Untuk mengembangkan dan meningkatkan pola pikir, anak
perlu mendapatkan stimulus dan diberi ilmu pengetahuan untuk mengoptimalkan
perkembangan serta fungsi perkembangannya. Piaget menyatakan bahwa
pengetahuan dapat diperoleh melalui eksplorasi, manipulasi, dan konstruksi. secara
elaboratif. Oleh Karena itu, perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan
anak dalam menerima, mengelola, dan memahami segala sesuatu.
Faktor kognitif memiliki pemahaman bahwa ciri khasnya terletak dalam belajar
memeperoleh dan menggunakan bentuk- bentuk representasi yang mewakili objek
– objek yang di hadapi dan di hadirkan dari diri seseorang dari tanggapan , gagasan
atau lambang yang semuanya merupakan sesuatau yang bersifat mental .Dari
pernyataan ini , dapat di katakan bahwa makin banyak pikiran dan gagasan yang di
miliki seseorang makin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif orang tersebut.

Perkembangan kognitif Anak usia dini memiliki potensi yang sangat baik pada 4
tahun pertama pertumbuhannya. Hal ini disebabkan karena anak mulai belajar hal-
hal baru pada masa ini. Perkembangan kecerdasaan pada anak usia 0-4 tahun
berkembang hingga 50%, 4-8 tahun berkembang 30%, dan sisanya 20%
berkembang pada anak dengan usia lebih dari 8 tahun. Untuk itu, kita tidak boleh
meremehkan dan harus selalu memberikan stimulus yang baik pada perkembangan
anak usia dini.
Para ahli psikologi perkembangan mengakui bahwa pertumbuhan itu
berlangsung secara terus – menerus dengan tidak ada lompatan. Kemajuan
kompetensi kognitif diasumsikan bertahap dan berurutan selama masa kanak –
kanak . pieget melukiskan urutan tersebut ke Dalam empat tahap perkembangan
yang berbeda secara kualitatif sebagai berikut.

a. Tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun): bayi membangun pemahaman tentang


dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indrawi dengan gerakan dan
mendapatkan pemahaman akan objek permanen. Menurut
pieget ,perkembangan kognitif pada stadium sensotimotor, intelegensi anak baru
tampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulus sensorik.
b. Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun): anak memahami realitas di lingkungan
dengan menggunakan fungsi simbolis (simbol) atau tanda-tanda dan pemikiran
intuitif.Pemikiran pada tahap praoperasional terbatas dalam beberapa hal
penting. Menurut pieget, pemikiran itu khas bersifat egosentris. Anak pada tahap
ini sulit membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif
orang lain.berkaitan dengan masalh ini piget di kenal dengan eksperimenya
melalui tiga gunung yang sering di gunakan untuk mempelajari masalah
egosentrisme.
c. Tahap operasional konkrit (usia 7-11 tahun): anak sudah cukup matang untuk
menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang
ada saat ini. Dalam tahap ini, anak telah hilang kecenderungannya terhadap
animisme dan articialisme. Anak sudah mampu memperlihatkan lebih dari satu
dimensi secara serempak dan juga menghubungkan dimensi – dimensi itu satu
sama lain. Oleh karena itu masalah konservasi sudah di pahami dengan baik.
Desentrasi dan konservasi di tunkjukkan dalam eksperimen piaget yang terkenal
mengenai konservasi, yaitu konservasi ciran.
d. Tahap operasional formal (usia 11- 16 tahuun): anak sudah dapat menggunakan
operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks, ciri
pokok perkembangannya adalah hipotesis, abstrak, deduktif dan induktif serta
logis dan probabilitas. Pada tahap ini perkembangannya berfikir secara
matematis serta dapat memikirkan kemungkinan – kemungkinan secara teratur
atau sistematis untuk memecahkan masakah. Pada tahap ini anak dapat
memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi atas suatu peristiwa.

 Perkembangan Sosioemosional
Perkembangan sosioemosional ialah perkembangan yang menceritakan
perkembangan sosial dan emosional anak. Perkembangan sosial merupakan
perkembangan tingkah laku anak dalam lingkungan tempat ia berada,
sedangkan emosional merupakan keadaan kompleks yang ditonjolkan anak
melalui ekspresi senang, sedih, gelisah dan marah. Sehingga dalam kaitannya
perkembangan sosio-emosional merupakan perkembangan perilaku yang terjadi
pada kondisi emosi dan kemampuan anak dalam merespon lingkungannya
dalam berhubungan pada teman sebaya dan orang yang lebih tua darinya.

Teori Erik H Erikson menyatakan bahwa manusia mengalami kemajuan


dan kemunduran yang terjadi pada setiap anak. secara kompleks telah
dijelaskan bahwa manusia mengalami perubahan-perubahan yakni pada fisik
maupun pada psikisnya, maka manusia itu sendiri yang berperan dalam
perkembangan fisik maupun psikisnya, terjadi beberapa perubahan pola pikir
dan sikap ketika anak mengalami peningkatan umur sampai terjadi datangnya
masa akhir umur atau usia tua. Berdasar teori tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perkembangan sosioemosional anak dipengaruhi oleh lingkungan,
keluarga dan adat di suatu daerahnya yang mengawali manusia dalam bertindak
untuk melakukan sesuatu pada kemajuan dan kemunduran yang akan ia
ciptakan dalam kehidupannya sendiri. Maka peran dirinya sendiri yang sangat
kuat dalam proses perkembangan yang membawa keberuntungan untuk dapat
dirasakan dihari tua.

Ada beberapa aspek perkembangan sosio-emosional yang perlu dikembangkan


anak usia dini yaitu.
a. Belajar bersosialisasi diri, yaitu usaha untuk mengembangkan rasa
percaya diri dan rasa kepuasan bahwa dirinya diterima dikelompoknya.
b. Belajar berekspresi diri, belajar mengekspresikan bakat, pikiran dan
kemampuannya tanpa harus dipengaruhi oleh keberadaan orang
dewasa.
c. Belajar mandiri dan berdiri sendiri lepas dari pengawasan orang tua atau
pengasuh.
d. Belajar bermasyarakat, menyesuaikan diri dengan kelompok dan
mengembangkan keterbukaan.
e. Belajar bagaimana berpartisipasi dalam kelompok, bekerja sama, saling
membagi, bergiliran dan bersedia menerima aturan-aturan dalam
kelompok.
f. Belajar mengembangkan daya kepemimpinan anak. Maka keluargalah
berperan penting untuk mendidik anak tersebut.

Selain itu kemampuan sosio-emosional yang harus dikuasai anak usia 3-4 tahun
adalah
sebagai berikut:
a) Anak dapat menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih, takut, dan
Sebagainya.
b) Bisa menjadi pendengar dan pembicara yang baik.
c) Membereskan mainan setelah selesai bermain.
d) Sabar menunggu giliran dan terbiasa antri.
e) Mengenal peraturan dan mengikuti peraturan,
f) mengerti akibat jika melakukan Kesalahan.
g) Memiliki kebiasaan yang teratur.

Kemampuan yang ingin dicapai dalam aspek pengembangan sosioemosional


adalah kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat,
menghargai keragaman sosial, dan budaya, serta mampu mengembangkan konsep diri,
sikap positif terhadap belajar, kontrol diri, dan rasa memiliki.
Perkembangan anak pada usia dini melibatkan berbagai aspek, termasuk
perkembangan kognitif dan sosioemosional. Perkembangan kognitif melibatkan
kemampuan mental, seperti berpikir, belajar, dan memproses informasi, sedangkan
perkembangan sosioemosional mencakup hubungan sosial dan perkembangan
emosional.Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki tempo perkembangan yang
berbeda.Faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman individu dapat memengaruhi
Perkembangan anak. Orang tua memiliki peran penting dalam Mendukung
perkembangan anak, baik dari segi kognitif maupun sosioemosional.

*TERIMAKASIH*
SUMBER REFERENSI :

Felicia,N.( 2023).Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan :Universitas Terbuka.

Khairiah,D . 2018, Assesmen Perkembangan Sosio-emosional Anak usia Dini, Al Athfal, Vol. 1,
No. 1,https://www.ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/Al_Athfal/article/view/85, Akses(16 -11-
2023).

Khoiriyati. S, Saripah.2018, Pengaruh Media Sosial Pada Perkembangan Kecerdasan Kognitif


Anak Usia Dini,Volume1.Nomor1,https://ejournal.ikhac.ac.id/index.php/aulada/article/view/209,
Akses( 16-11-2023).

Anda mungkin juga menyukai