Anda di halaman 1dari 6

1.

DEFINISI AGAMA DALAM KEHIDUPAN


Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat
kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu
yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.
Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan
keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya.

2. PERAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN


Agama adalah pedoman hidup dan menjadi tolok ukur yang mengatur tingkah
laku penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Baik atau tidaknya tindakan seseorang
tergantung pada seberapa taat dan seberapa dalam penghayatan terhadap agama yang
diyakini. Agama berperan sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia dan
mengarahkannya kepada kebaikan bersama.

Secara lebih terperinci, pentingnya peran agama dalam kehidupan manusia dapat


dipahami dalam poin-poin berikut:

1. Agama menghidupkan nilai luhur moralitas

Diturunkannya agama kepada manusia mempunyai agenda menghidupkan


moralitas dalam rangka mengatur kehidupan manusia. Agama amat mendukung nilai
luhur yang menyeru kepada prinsip kebaikan, seperti keadilan, kejujuran, toleransi,
dan tolong-menolong.

Dalam proses kehidupan yang dijalani manusia, agama sangat mendukung untuk


tindakan kebaikan. Artinya, agama tidak hanya memberikan nilai-nilai yang bersifat
moralitas, namun juga menjadikannya sebagai fondasi keyakinan. Agama
mensyarakatkan moralitas sebagai bagian iman secara keseluruhan. Tak ayal,
moralitas yang di tekankan agama besifat mengikat pada stiap penganutnya.

Abul Qosim Al-Khu’i menegaskan, tanpa bantuan agama, dapat dipastikan bahwa


nilai-nilai kebajikan atau moralitas tersebut niscaya akan kehilangan maknanya dan
akan menjelma menjadi serangkaian nasihat belaka yang bersifat tidak mengikat.
Dengan kata lain, nilai-nilai tanpa makna hanya bercorak nasihat tidak lebih dari
sekedar anjuran atau seruan belaka, misalnya, diucapkan seorang sahabat karib kita,
sementara kita sendiri bebas untuk menerima atau menolaknya.
2. Agama memberikan kekuatan dalam menanggung penderitaan hidup

Agama menghidupkan kekuatan dalam diri manusia untuk mampu


menghadapi berbagai penderitaan hidup dan berperan sebagai benteng kokoh yang
melindunginya dari serangan keputusasaan dan hilangnya harapan. Berkat
keimanan yang kuat dan keyakinan bahwa Allah pasti memberi pertolongan,
setiap masalah yang muncul dan setiap jalan buntu yang ditemui dalam
kehidupannya dapat dipecahkan dan diatasi. Alhasil, ia akan mampu menghindar
dari rongrongan keputusasaan dan kesia-siaan.

Jadi, selain peran iman sebagai kekuatan pendorong/motivasi, tetapi juga


merupakan faktor yang memungkinkan manusia sanggup menghadapi dan
menanggung cobaan hidup dengan penuh ketegaran dan menyelamatkannya dari
kepahitan akibat kegagalan dan kekecewaan yang alami.

3. Agama menjadi pegangan dan pedoman hidup

Al-qur’an merupakan pedoman hidup yang tidak pernah berubah setiap


zaman. Meskipun terdapat berbagai perbedaan tafsiran dalam memahaminya,
namun tidak pernah ada perubahan dalam kitab suci yang diyakini kebenarannya
tersebut.

Pada faktanya, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya pegangan atau
pedoman yang menjadi acuan dalam hidup. Karenya, ia akan cenderung berusaha
mengisi hidupnya dengan cara dan jenis pedoman hidup apapun, meski pedoman
tersebut beserta nilai-nilai yang dikandungnya itu keliru dan menyesatkan. Pada
saat itu, kehidupan intelektualnya tidak diisi dengan keyakinan yang masuk akal
dan ajaran yang sehat. Dalam keadaan demikian, agama dapat menjadi pegangan
hidup dan intelektual dengan ajaran yang sehat dan mampu menyelamatkan
seseorang dari dorongan kecenderungan ke arah kesia-siaan dalam menjalani
kehidupan.

4. Agama mendorong kemajuan ilmu pengetahuan

Keyakinan agama mengajarkan kepada manusia bahwa pengetahuan tak


terbatas merupakan sumber dari keteraturan alam yang berlaku di jagat raya ini
(yang menjadi dasar dari teori ilmu pengetahuan), yang diibaratkan sebagai
sebuah buku mahabesar yang dikarang seorang sarjana yang sangat cerdas. Setiap
halamannya yang berisi serangkaian paragraf dan kalimat, mengandungi cahaya
kebenaran yang mendorong kita untuk mempelajari dan merenungkannya.
3. AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL
Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk. Tak jauh
berbeda dengan moral hanya lebih spesifik adalah budi pekerti. Akhlak adalah
perilaku yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan tentang baik dan buruk. Adapun
etika atau ilmu akhlak kajian sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga dikatakan
bahwa etika adalah ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan antara etika dan ilmu
akhlak (etika Islam) bahwa yang pertama hanya mendasarkan pada akal, sedangkan
yang disebut terakhir mendasarkan pada wahyu, akal hanya membantu terutama
dalam hal perumusan.
Di tengah krisis moral manusia modern (seperti dislokasi, disorientasi) akibat
menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber moral, agama bisa berperan lebih aktif
dalam menyelamatkan manusia modern dari krisis tersebut. Agama dengan
seperangkat moralnya yang absolut bisa memberikan pedoman yang jelas dan tujuan
yang luhur untuk membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih baik.

4. AKHLAK MULIA
Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku,
perangai, atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang
didorong oleh sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan.
Dalam Islam akhlak merupakan sebuah sistem yang mengatur tindakan dan
pola sikap manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran
agama islam, sistem nilai tersebut merupakan sumber ijtihad sebagai salah satu
metode berpikir secara islami. Akhlak memicu terjadinya tindakan dan hubungan
antara Allah, sesama manusia dan alam semesta.

5. MACAM MACAM AKHLAK DALAM ISLAM


Menurut Islam, macam akhlak ada dua yaitu akhlakul karimah (akhlak terpuji) dan
akhlakul mazmumah (akhlak tercela). Adapun defenisinya sebagai berikut:

1. Akhlakul Karimah
Akhlakul Karimah atau disebut dengan akhlak yang terpuji merupakan salah
satu golongan macam akhlak yang harus dimiliki setiap umat muslim. Adapun
contoh macam akhlak tersebut diantarannya sikap rela berkorban, jujur, sopan,
santun, tawakal, adil, sabar dan lain sebagainya. Sebagai umat muslim sudah
seharusnya kita selalu menjaga akhlakuk karimah dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.
2. Akhlakul Mazmumah
Akhlak Mazmumah atau akhlak tercela merupakan salah satu tindakan buruk
yang harus dihindari setiap manusia. Hal ini harus dijauhi karena akhlakul
mazmumah dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Contoh dari macam akhlak akhlakul mazmumah yaitu sombong, iri, dengki,
takabur, aniaya, ghibah dan lain sebagainya. Sebagai orang muslim sudah
seharusnya kita menghindari akhlakuk mazmumah atau akhlak tercela.
6. PENERAPAN AKHLAK YANG DI BAGI MENJADI 2
1. Akhlakul Karimah dalam kehidupan sehari-hari

Berikut contoh sifat yang mencerminkan akhlakul karimah yang bisa diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.

1. Mematuhi Perintah Allah

Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Muslim untuk senantiasa taat akan
perintah Allah dan menjauhi segala larang-Nya. Karena setelah kematian tiba,
segala perbuatan yang dilakukan di dunia akan dipertanggung jawabkan di akhirat
kelak.

2. Selalu Berkata Baik

Berusaha untuk selalu berbicara dengan perkataan yang baik dan sopan sudah
jelas diajarkan di dalam Alquran, tepatnya pada Surat Al Isra ayat 23. Anak-anak
diperintahkan untuk tidak berkata "ah" kepada kedua orang tuanya, karena hal
tersebut dapat menyakiti hatinya.

3. Bersyukur Kepada Allah

Menunjukkan sikap syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada Allah
SWT, baik di dalam hati, perkataan, maupun perbuatan. Dengan bersyukur,
seseorang akan merasa cukup dan merasa rendah hati sehingga dijauhkan dari
sifat sombong.

4. Tolong Menolong Sesama Manusia

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya
orang lain di sekitarnya. Berbuat baik serta tolong menolong menjadi suatu hal
yang wajib dilakukan demi terciptanya hidup rukun dan damai antar sesama
manusia.

5.Tawakkal

Pada dasarnya, tawakal adalah berserah diri kepada Allah SWT dalam rangka
memperoleh hal-hal yang baik. Tawakal bukanlah pasrah tanpa berusaha sama
sekali, harus tetap disertai ikhtiar dan berdoa kepada Allah SWT.

6.Ikhlas

Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk dilakukan.
Ikhlas merupakan ibadah yang hanya bisa dilakukan oleh hati dan tidak terlihat
wujudnya. Ikhlas adalah perbuatan orang-orang shaleh yang semata-mata untuk
mendapatkan keridhoan Allah, bukan untuk mendapatkan pujian.
2. Akhlakul mazmumah dalam kehidupan sehari-hari

Berikut ini beberapa contoh akhlak mazmumah dalam kehidupan sehari-hari.


Yang tentunya harus kita hindari.

 Takabur
Merupakan sifat angkuh atau membanggakan diri dengan bermaksud
menganggap dirinya patut dihargai.
 Kikir
Merupakan sifat egoisme terhadap harta benda yang dimiliki, enggan
berbagi dengan yang lainnya.
 Riya
Merupakan sifat pamer atas segala yang ia miliki.
 Dengki
Merupakan sifat dendam dalam hati yang terus meluap dan selalu
berakhir dengan akhlak mazmumah lainnya.
 Syirik
Menyekutukan Allah SWT.
 Berbohong
Merupakan pembicaraan yang meniadakan yang ada dan mengadakan
yang tidak ada. Berbohong seringkali membentuk cabang bohong
lainnya. Karena sekali berbohong, maka seterusnya akan berbohong.
 Durhaka kepada orang tua
Contohnya, seperti:
o Berbicara kasar kepada orang tua
o Enggan menolong orang tua
o Menyakiti hati orang tua.
 Ingkar janji
Biasanya orang seperti ini sangat merugi, karena menyia-nyiakan
waktu.
 Pemarah
Mudah tersinggung dengan pembicaraan orang lain.
 Ringan tangan
Mudah sekali memukul orang lain.
 Panjang tangan
Mencuri, menyolong atas harta benda yang bukan miliknya (milik
orang lain).
 Acuh tak acuh
Cuek, bersikap tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
 Suudzon
Berprasangka buruk kepada orang lain.
7. KESIMPULAN
Bahwa pada hakekatnya agama terutama islam merupakan sumber moral
utama dalam kehidupan bermasyarakat karena di dalam agama di ajarkan mana
akhlak yang baik dan mana akhlak yang buruk dan apa yang dilarang dan apa yang
diperbolehkan.
Agama berperan penting dalm kehidupan umat manusia. Agama menjadi
pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia
maka internalisasi nila-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keniscayaan yang ditempuh melalui pendidikan, baik pendidikn di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk
peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan
agama. Agama sebagai alat untuk membawa kedamaian dan kepuasan jiwa dengan
keyakinan tertentu. Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai
dengan menjalankan syariat agama, itu hanya dapat terlaksana dengan akhlak yang
baik.
Terutama dalam ajaran agama islam, agama islam merupakan suatu agama
yang santun karena dalam islam menjunjung tinggi pentingnya etika moral dan
akhlak. Moral yang sempurna itu , jika dapat memahami agama islam tersebut.
Sedangkan akhlak merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, karena
mencakup segala tingkah laku, tabi’at, dan karakter manusia yang baik maupun yang
buruk dalam hubungannya dengan Sang Khaliq atau sesama makhluk. Tanpa adanya
moral dan akhlak mulia manusia tidak dapat hidup dengan damai.

Anda mungkin juga menyukai