Anda di halaman 1dari 6

Budi Sarjono

21210000049
S1 Manajemen
Tugas : Pendidikan Agama Islam
Deskripsi tugas : Konsep Akhlak etika, Moralitas dan Narkoba

ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK DALAM ISLAM

Dalam pandangan islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa
seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan
seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.

Pada saat ini, kehidupan semakin sulit di mana kebutuhan semakin kompleks namun
sarana pemenuhan kenutuhan terbatas. Ada sebagian orang yang belum dapat
memenuhi kebutuhanya, sehingga menyebabkan beberapa dari mereka menghalalkan
segala cara untuk bisa memenuhi kebutuhanya. Terutama pada saat ini banyak orang
beranggapan bahwa harta adalah prioritas utama

Akhlak tercela tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja namun juga terjadi pada
sebagian besar para remaja. Remaja sering dikaitkan dengan masalah. Banyak
pengaruh serta tekanan dari luar yang kebanyakan menjerumuskan kepada hal-hal
yang negatif. Apabila sudah terpedaya pada hal-hal yang negatif, akhlak remaja
mudah rusak sehingga menimbulkan berbagai masalah. Padahal pemuda adalah
generasi penerus bangsa, namun pada kenyatanya sebagian besar remaja pada saat ini
sudah terjerumus dalam hal negatif, seperti seks bebas, narkoba, dan lain-lain.

Pengertian Etika, Moral,dan Akhluk

Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu, Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu
yang menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Jika dibandingkan
dengan moral, maka etika lebih bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktis.
Moral bersifat lokal atau khusus dan etika bersifat umum.

Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu
dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu
adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya suatu
perbuatan.

Akhlak berasal dari kata “khuluq” yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus
besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.
Dapat di definisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah, spontan tanpa di pikirkan dan di renungkan lagi. Dengan
demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara
spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan
itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik
atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah hati,
pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk
atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati, dusta dan
sebagainya. Baik dan buruk akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Qur’an
dan Sunnah Rasul

Perbedaan antara akhlak, moral dan etika

Perbedaan antara akhlak dengan moral dan etika dapat dilihat dari dasar penentuan
atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan buruk
akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, sedangkan moral dan etika
berdasarkan adat istiadat atau kesepakatan yang dibuat olehsuatu masyarakat jika
masyarakat menganggap suatu perbuatan itu baik maka baik pulalah nilai perbuatan
itu.

Dengan demikian standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan
standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak
merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang
baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus
ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya
Rasul sebagaimana disabdakannya :“ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia.”(Hadits riwayat Ahmad).

Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah
akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang.
Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik,
atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam
telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.

Akhlak kepada Allah, Sesama manusia, dan Lingkungan.

1.
1. Akhlak kepada Allah
1)      Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-
Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan
ketundukkan terhadap perintah Allah.

2)      Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah
melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.

3)      Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan
inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan
manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
Kekuatan do’a dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus
kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdo’a merupakan dua sisi
tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap
muslim.Orang yang tidak pernah berdo’a adalah orang yang tidak menerima
keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang
sombong ; suatu perilaku yang tidak disukai Allah.

4)      Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

5)      Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa
dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak
layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain,
dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

1. Akhlak kepada sesama manusia

a)     Akhlak kepada diri sendiri

1)      Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari
pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar
diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa
musibah.

2)      Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa
terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan.
Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan
syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat
Allah sesuai dengan aturan-Nya.

3)      Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,
orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa,
menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak
menyenangkan orang lain

b)    Akhlak kepada ibu bapak

Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan
perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan
antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan
cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban,
serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.

c) Akhlak kepada keluargA

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota


keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komuniksai.

Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh
seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua
dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan
lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi
muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.

Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan
keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara
mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-
betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi
penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam
keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan
bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya.

d)    Akhlak kepada lingkungan

Misi agama Islam adalah mengembangkan rahmat bukan hanya kepada manusia tetapi
juga kepada alam dan lingkungan hidup. Misi tersebut tidak terlepas dari tujuan

Dalil Pengharaman Narkoba


Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan
darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang
memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat
yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan”
(Majmu’ Al Fatawa, 34: 204).
Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:

Pertama: Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫ت َويُ َحرِّ ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَاِئ‬


‫ث‬ ِ ‫َوي ُِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat
ini. Di antara makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

Kedua: Allah Ta’ala berfirman,

‫َواَل تُ ْلقُوا بَِأ ْي ِدي ُك ْم ِإلَى التَّ ْهلُ َك ِة‬

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al


Baqarah: 195).

‫َواَل تَ ْقتُلُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha


Penyayang kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).

Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau
membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan dan
akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu
haram.

Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata,

‫ ع َْن ُكلِّ ُم ْس ِك ٍر َو ُمفَتِّ ٍر‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan


dan mufattir (yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if). Jika khomr itu haram, maka
demikian pula dengan mufattir atau narkoba.

Keempat: Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َو َم ْن تَ َحسَّى ُس َّما‬,‫َار َجهَنَّ َم يَتَ َر َّدى فِيهَا خَالِدًا ُمخَلَّدًا فيهَا اَبَدًا‬ ِ ‫َم ْن تَ َر َّدى ِم ْن َجبَ ٍل فَقَتَ َل نَ ْف َسهُ فَهُ َو في ن‬
‫ و َم ْن قَتَ َل نَ ْف َسهُ بِ َح ِد ْي َد ٍة فَ َح ِد ْي َدتُهُ فِي‬,‫َار َجهَنَّ َم خَالِدًا ُم َخلَّدًا فيهَا َأبَدًا‬ ِ ‫فَقَتَ َل نَ ْف َسهُ فَ ُس َّمهُ في يَ ِد ِه يَتَ َحسَّاهُ في ن‬
‫َار َجهَنَّ َم خَالِدًا ُم َخلَّدًا فِ ْيهَا َأبَدًا‬ ْ َ‫يَ ِد ِه يَتَ َو َّجُأ في ب‬
ِ ‫طنِ ِه فِ ْي ن‬
“Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka dia
di neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam) neraka itu,
kekal selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga mati
maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam
dalam keadaan kekal selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya
dengan besi, maka besi itu akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di
neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya” (HR Bukhari no. 5778 dan
Muslim no. 109).

Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang yang
menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba tentu menjadi sebab
yang bisa mengantarkan pada kebinasaan karena narkoba hampir sama halnya dengan
racun. Sehingga hadits ini pun bisa menjadi dalil haramnya narkoba.

Kelima: Dari Ibnu ‘Abbas, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ضرا َر‬
ِ ‫ض َر َر وال‬
َ ‫ال‬

“Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh memberikan dampak bahaya”
(HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al Baihaqi 6: 69, Al Hakim 2: 66.
Kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih). Dalam hadits ini dengan jelas terlarang
memberi mudhorot pada orang lain dan narkoba termasuk dalam larangan ini.

Anda mungkin juga menyukai