Anda di halaman 1dari 38

The Pioneer In Accounting & Business Education Since 1969

Akreditasi Institusi B sesuai SK no: 36/SK/BAN-PT/Akred/PT/II/2019

Program Studi S1 Akuntansi Program Studi S2 Magister Akuntansi


Program Studi S1 Manajemen Program Studi S2 Magister Manajemen
Program Studi D3 Manajemen Perdagangan
Program Studi D3 Akuntansi
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Karyawan
Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan peran penyelia dalam keselamatan kerja.
2. Menjelaskan fakta-fakta dasar mengenai hukum keselamatan kerja
dan OSHA.
3. Menjawab pertanyaan, “Apa penyebab kecelakaan?”
4. Menyebutkan dan menjelaskan lima cara untuk mencegah kecelakaan.

5. Menyebutkan lima bahaya kesehatan di tempat kerja dan cara


menanganinya.
6. Membahas prasyarat rencana keamanan dan cara menyiapkan
program keamanan dasar.
Keselamatan Kerja dan Manajer
MENGAPA KESELAMATAN KERJA PENTING

 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan menjadi perhatian


manajer untuk sejumlah alasan, salah satunya adalah besarnya angka
kecelakaan di tempat kerja yang mencengangkan.

 Lebih dari 80% pekerja dalam sebuah survei memeringkat


keselamatan di tempat kerja lebih penting dibandingkan upah
minimum, hari sakit, dan cuti hamil.
PERAN MANAJEMEN DALAM KESELAMATAN KERJA

 Mengurangi kecelakaan acap kali berarti mengurangi kondisi yang


menyebabkan kecelakaan dan tindakan yang menyebabkan
kecelakaan.
 Sikap manajemen menjadi hal krusial.
 Pemberi kerja harus melembagakan komitmen mereka dengan
kebijakan keselamatan kerja, memublikasikannya, dan memberi
prioritas tinggi pada masalah keselamatan kerja.
Pengarahan Manajer Mengenai Hukum Keselamatan Kerja

 Kongres mengesahkan Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan


Kerja Tahun 1970 (Occupational Safety and Health Act of 1970)

 Undang-undang tersebut menciptakan Administrasi Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (Occupational Safety and Health Administration
—OSHA) dalam Departemen Tenaga Kerja.
STANDAR OSHA DAN PENGARSIPAN

OSHA beroperasi di bawah klausul standar “umum” yang menyatakan


bahwa setiap pemberi kerja:
... harus memberi setiap karyawannya pekerjaan dan tempat
pekerjaan yang bebas dari bahaya yang diketahui yang
menyebabkan atau berkemungkinan menyebabkan kematian atau
luka-luka fisik serius kepada karyawannya.
INSPEKSI DAN SURAT PEMANGGILAN

 OSHA menegakkan standarnya melalui inspeksi dan (jika diperlukan)


surat pemanggilan.
 OSHA tidak dapat melakukan inspeksi tanpa izin dan persetujuan
pemberi kerja.
 Mereka dapat melakukan inspeksi dengan surat izin penggeledahan
atau sejenisnya.
TANGGUNG JAWAB DAN HAK PEMBERI KERJA DAN KARYAWAN

 Baik pemberi kerja maupun karyawan mempunyai tanggung jawab


dan hak di bawah Undang-Undang Keselamatan Kesehatan Kerja
(Occupational Safety Health Act).
 Pemberi kerja bertanggung jawab untuk memberikan “tempat kerja
yang bebas dari bahaya yang diketahui,” untuk mengenal baik standar
wajib OSHA, dan untuk memeriksa kondisi tempat kerja untuk
memastikannya memenuhi standar OSHA.
TANGGUNG JAWAB DAN HAK PEMBERI KERJA DAN KARYAWAN

 Pemberi kerja mempunyai hak untuk meminta nasihat dan konsultasi


di luar tempat kerja dari OSHA, meminta dan menerima identifikasi
petugas kepatuhan OSHA secara semestinya sebelum inspeksi, dan
untuk diberi tahu mengenai alasan inspeksi oleh petugas kepatuhan
tersebut.
TANGGUNG JAWAB DAN HAK PEMBERI KERJA DAN KARYAWAN

 Karyawan juga mempunyai hak dan tanggung jawab, tetapi OSHA


tidak memanggil mereka karena melanggar tanggung jawab mereka.
 Sebagai contoh, karyawan bertanggung jawab untuk mematuhi
semua standar OSHA yang berlaku, untuk mengikuti semua peraturan
dan regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang dibuat oleh
pemberi kerja, dan untuk melaporkan kondisi berbahaya kepada
penyelia.
 Mereka mempunyai hak untuk menuntut keselamatan dan kesehatan
kerja pada pekerjaan tanpa takut akan mendapatkan hukuman.
Apakah yang Menyebabkan Kecelakaan?
Tiga penyebab kecelakaan di tempat kerja yang mendasar:
 Kejadian kebetulan,
 Kondisi tidak aman, dan
 Tindakan karyawan yang tidak aman.
APAKAH YANG MENYEBABKAN KONDISI TIDAK AMAN?

Kondisi tidak aman (unsafe conditions) adalah penyebab utama


kecelakaan. Kondisi-kondisi ini meliputi:
 Perlengkapan yang tidak terlindungi dengan baik
 Perlengkapan cacat
 Prosedur berbahaya di sekitar mesin atau perlengkapan
 Penyimpanan tidak aman—kepenuhsesakan, pemuatan secara
berlebihan
 Penerangan yang tidak semestinya—cahaya yang menyilaukan,
pencahayaan yang kurang terang
 Ventilasi yang tidak semestinya
Bagaimana Mencegah Kecelakaan
MENGURANGI KONDISI TIDAK AMAN

 Mengurangi kondisi tidak aman adalah lini pertahanan pertama


pemberi kerja dalam pencegahan kecelakaan.
 Teknisi keselamatan kerja harus mendesain pekerjaan untuk
menghilangkan atau mengurangi bahaya fisik.
 Pemberi kerja menggunakan alat-alat terkomputerisasi untuk
mendesain perlengkapan yang lebih aman.
Menurut seorang ahli keselamatan kerja, tempat kerja yang mempunyai
kultur berorientasi keselamatan kerja akan menampilkan:
1. Kerja tim, dalam bentuk manajemen dan karyawan secara bersama-
sama terlibat dalam keselamatan kerja;
2. Komunikasi dan kolaborasi interaktif yang sangat kentara pada
perkara keselamatan kerja;
3. Visi bersama pada keunggulan dalam hal keselamatan kerja (secara
spesifik, mementingkan sikap bahwa semua kecelakaan dan luka-luka
dapat dicegah);
4. Penugasan fungsi keselamatan kerja kritis kepada individu atau tim
tertentu;
5. Upaya terus-menerus untuk mengidentifikasi dan mengoreksi
masalah dan bahaya keselamatan kerja di tempat kerja; dan,
6. Dorongan untuk melaporkan insiden.
Tabel 16-1 merangkum saran-saran untuk mengurangi kondisi dan tindakan tidak
aman.
Bahaya Kesehatan di Tempat Kerja: Permasalahan dan
Cara Mengatasinya
BAHAN KIMIA DAN HIGIENE INDUSTRI

 Standar OSHA menyebutkan batasan paparan untuk sekitar 600


bahan kimia.
 Bahan-bahan berbahaya seperti ini membutuhkan pengambilan
sampel udara dan tindakan preventif serta pencegahan lainnya.
 Pengelolaan bahaya seperti ini termasuk dalam area higiene industri
dan melibatkan pengenalan, evaluasi, dan pengendalian.
PAPARAN ASBESTOS DI TEMPAT KERJA DAN KUALITAS UDARA

 Asbestos adalah sumber utama penyakit pernapasan yang


berhubungan dengan pekerjaan.
 Standar OSHA mengharuskan beberapa tindakan sehubungan dengan
asbestos.
 Pemberi kerja harus memantau udara manakala mereka
memperkirakan tingkat asbestos meningkat hingga setengah kali dari
batasan yang diizinkan (0,1 serat per sentimeter kubik).
ALKOHOLISME DAN PENYALAHGUNAAN ZAT ADIKTIF

Secara ideal, program tempat kerja yang bebas obat-obatan meliputi lima
komponen:
1. Kebijakan tempat kerja bebas obat-obatan
2. Pelatihan penyelia
3. Edukasi karyawan
4. Bantuan karyawan
5. Pengetesan obat-obatan
STRES, KEJENUHAN, DAN DEPRESI

Dr. Karl Albrecht menyarankan untuk mengikuti cara-cara berikut untuk


orang yang ingin mengurangi stres kerja:
 Bangun hubungan yang memuaskan, menyenangkan, dan kooperatif
dengan rekan kerja dan karyawan.
 Jangan mengambil pekerjaan lebih dari yang Anda mampu lakukan.
 Bangun hubungan yang efektif dan suportif dengan atasan Anda.
 Negosiasikan dengan atasan Anda untuk tenggat waktu yang realistis
pada proyek penting.
 Belajarlah sebanyak yang Anda mampu mengenai kegiatan yang akan
datang dan dapatkan lead time sebanyak mungkin untuk
mempersiapkan diri.
 Carilah waktu setiap hari untuk pelepasan dan relaksasi.
 Berjalan-jalanlah di sekeliling kantor untuk menjaga tubuh Anda tetap
segar dan waspada.
 Temukan cara untuk mengurangi kebisingan yang tidak perlu.
 Kurangi jumlah hal-hal sepele dalam pekerjaan Anda; delegasikan
pekerjaan rutin jika dimungkinkan.
 Batasi interupsi.
 Jangan menunda untuk mengatasi permasalahan yang tidak disukai.
 Buatlah “daftar kekhawatiran” konstruktif yang berisi solusi untuk
setiap permasalahan.
 Dapatkan tidur berkualitas yang lebih lama dan lebih baik
KEJENUHAN

Apakah yang dapat dilakukan oleh kandidat yang jenuh? Dalam bukunya
How to Beat the High Cost of Success, Dr. Herbert Freudenberger
menyarankan:
 Ubahlah pola Anda.
 Lakukan hal untuk melepaskan diri dari semuanya secara berkala.
 Nilai kembali sasaran Anda berdasarkan nilai intrinsiknya.
 Pikirkan mengenai pekerjaan Anda.
 Tetaplah aktif.
Keamanan Kerja dan Manajemen Risiko
MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN

Manajemen risiko perusahaan adalah “proses untuk menilai paparan


terhadap kehilangan dalam operasi dan menentukan cara terbaik untuk
menghapuskan, mengelola, atau mengurangi risiko dari dampak negatif
peristiwa merugikan pada bisnis.”
MENCEGAH DAN MENGATASI KEKERASAN DI TEMPAT KERJA

 Kekerasan terhadap karyawan adalah salah satu risiko perusahaan


(internal yang dapat dicegah), dan merupakan permasalahan besar.
 Beberapa langkah untuk mengurangi insiden kekerasan di tempat
kerja:
 Meningkatkan tindakan keamanan
 Meningkatkan penyaringan karyawan
 Gunakan pelatihan kekerasan di tempatkerja
PERSYARATAN DASAR UNTUK RENCANA PENCEGAHAN TINDAK
KRIMINAL

Idealnya, sebuah program anti tindak kriminal korporat yang


komprehensif harus diawali dengan hal-hal berikut:
 Filosofi dan kebijakan perusahaan pada tindak kriminal.
 Investigasi terhadap pelamar kerja.
 Pelatihan kesadaran tindak kriminal.
 Manajemen krisis.
KEAMANAN PERUSAHAAN DAN PRIVASI KARYAWAN

1. Mendistribusikan kebijakan yang


(a) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai hak untuk
menginspeksi dan menggeledah karyawan serta barang-barang pribadi,
media elektronik, dan berkas mereka; dan
(b) bahwa lemari di ruang ganti dan meja tetap merupakan properti
perusahaan dan dapat digeledah.
KEAMANAN PERUSAHAAN DAN PRIVASI KARYAWAN

2. Melatih penyelidik untuk berfokus pada fakta dan untuk menghindari


penuduhan.
3. Mengingat bahwa karyawan dapat meminta perwakilan karyawan
untuk hadir pada saat wawancara investigasi.
4. Memastikan semua investigasi dan penggeledahan dilakukan secara
merata dan tidak diskriminatif.
RENCANA KELANGSUNGAN BISNIS DAN KEADAAN DARURAT

 Kemungkinan keadaan darurat yang terjadi karena


kebakaran, serangan, dan masalah-masalah serupa berarti
pemberi kerja membutuhkan rencana kelangsungan
fasilitas dan keadaan darurat.
 Rencana tersebut harus mencakup deteksi awal masalah,
metode untuk mengomunikasikan keadaan darurat secara
eksternal, dan rencana komunikasi untuk memulai
evakuasi.
TERORISME

 Pemberi kerja dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi


karyawan dan aset fisiknya dari serangan teroris.
 Langkah-langkah ini, yang sekarang lazim terdapat di banyak tempat
kerja, meliputi:
 Menyaring identitas setiap orang yang memasuki tempat
tersebut.
 Mengecek pos secara teliti.
 Mengidentifikasi di muka “organisasi krisis” yang ramping yang
dapat menjalankan perusahaan secara interim setelah ancaman
teroris.
 Mengidentifikasi sebelumnya dalam kondisi apakah Anda akan
menutup perusahaan tersebut, serta proses penutupannya.
 Menetapkan proses untuk membentuk tim manajemen krisis.
 Menyiapkan rencana evakuasi dan memastikan bahwa jalan
keluarnya ditandai dengan jelas dan tidak terhalang.
 Menunjuk seorang karyawan yang akan berkomunikasi dengan
keluarga dan karyawan di luar tempat tersebut.
 Mengidentifikasi sebuah lokasi di luar fasilitas Anda yang lega untuk
digunakan sebagai area berkumpul semua personel yang dievakuasi.
 Menunjuk di muka beberapa karyawan yang akan melakukan
penghitungan orang di area berkumpul evakuasi.
 Menetapkan kebijakan dan prosedur pengiriman pesan teks darurat
untuk memberi tahu individu yang terpengaruh bahwa keadaan
darurat mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai