Tingkat Frekuensi
Tingkat frekuensi adalah ukuran jumlah kecelakaan dan penyakit untuk setiap
juta jam kerja. Tingkat ini dihitung dengan.
Tingkat Keparahan
Tingkat keparahan menggambarkan jam kerja yang benar-benar hilang
karena kecelakaan atau penyakit. Tingkat keparahan dapat diukur dengan rumus
berikut.
2) Pencegahan Kecelakaan
Merancang lingkungan kerja yang dapat mencegah kecelakaan mungkin cara
terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan. Beberapa fitur
keselamatan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan fisik adalah pejagaan
mesin-mesin, pegangan tangga, kacamata dan helm khusus, lampu peringatan,
mekanisme pembenaran sendiri, serta penghentian otomatis.
Ergonomis, Salah satu cara meningkatkan keselamatan adalah membuat
pekerjaan tersebut lebih nyaman dan tidak melelahkan melalui ergonomis.
Ergonomis merupakan perubahan dalam ligkungan pekerjaan bersama dengan
kemampuan serta batasan fisik dan psikologis pegawai.
Komite keselamatan dan kesehatan, Sekitar 75% perusahaan memiliki
pegawai sebayak 50 atau lebih menggunakan komite keselamatan dan kesehatan
utuk melibatkan pegawai dalam menigkatkan kondisi-kondisi tempat kerja. Komite
keselamatan dan kesehatan biasanya bertanggungjawab mengidentifikasi masalah-
masalah yang harus diatasi si tempat kerja dan mengambangkan rekomedasi dalam
melakukan peningkatan. Bukti yang ada meunjukkan bahwa komite-komite tersebut
sangat berguna dalam mengurangi frekuensi dan keparaha kecelakaan di tempat
kerja.
Ergonimika
Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang
meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan,
serta lingkungan kerjanya. Yang terpenting dan yang perlu disesuaikan adalah
mesin-mesin dan lingkungan kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan
sebaliknya.
Pasal 87 UU no 13/2003
1. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional.
Sedangkan dalam hubungan tenaga kerja dibutuhkan strategi dalam
pelaksanaannya, pemilihan metode yang tepat sangat penting,
supayapelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi
perusahaan. Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuaidan efektif
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan,kesehatan, dan sikap
loyal karyawan hendaknya dengan metode yangefektif dan efesien supaya tercapai
manfaat yang optimal.