Anda di halaman 1dari 13

Ringkasan Materi

Saturday, 18 July 2015


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Karyawan


Keselamatan dan kesehatan karyawan menunjukkan pada kondisi fisiologis-
fisik dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja perusahaan.
Apabila sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan keselamatan dan
kesehatan yang efektif, maka penderita cedera atau penyakit-penyakit jangka
pendek maupun jangka panjang akan makin berkurang.
Kondisi fisiologis-fisik meliputi penyakit-penyakit (seperti kanker paru-paru
dan leukemia, kemandulan, kerusakan system syaraf pusat dan bronchitis kronis),
dan kecelakaan kerja (seperti kehilangan anggota badan, cedera yang diakibatkan
gerakan-gerakan berulang-ulang, dan sakit punggung).
Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan
kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap apatis,
penarikan diri, percaya diri yang berlebihan, picik, menjadi pelupa, kebingungan
terhadap peran dan kewajiban, tidak mempercayai orang lain, bimbang dalam
mengambil keputusan, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan,
dan mudah putus asa terhadap hal-hal yang sepele.
Istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja (worlplace safety and health)
mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil
dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan (Jackson, Schuler, Werner; 2011).
Prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja berawal dari OSH
( Occupational Safety and Health ) yaitu: sebuah ilmu disiplin yang peduli dan
melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di
tempat kerja. Setelah adanya OSH disusunlah Occupational Safety and Health Act
yang ditandatangani oleh President Richard M. Nixon pada tanggal 29 Desembar
1970. Undang-undang ini menjadi pencetuas berdirinya badan NIOSH ( National
Institute for Occupational Safety and Health ) dan OSHA ( Occupational Safety and
Health Administration ). Tujuan utama act adalah untuk menjamin bahwa pekerja
mengerjakan tugasnya dengan lingkungan yang bebas bahaya bagi kesehatan dan
keselamatan mereka, seperti bahan kimia beracun, bunyi berisik yang mengganggu,
gangguan mekanik, kepanasan atau kedinginan atau lingkungan yang kotor.
Isi dari OSHA itu terdiri dari beberapa point, yaitu :
  Mendorong para pemilik dan pekerja perusahaan agar berusaha untuk mengurangi
tingkat resiko di lingkungan kerja mereja dan memancing mereka untuk
menyempurnakan program yang mendukung keselamatan dan kesehatan pekerja
yang sudah ada.
  Menyediakan hak dan kewajiban yang terpisah dengan rasa hormat untuk tercapainya
keamanan dan keselamatan kondisi kerja.
  Dengan memberikan otoritas kepada sekretaris pekerja untuk memandatkan
pengimplementasian kesehatan dan keselamatan kerja standard yang diterapkan ke
bisnis dan mempengaruhi antar usaha, dan dengan menciptakan jabatan yang
mengurusi kesehatan dan keselamatan kerja untuk memberikan fungsi keputusan di
dalam kegiatan ini.
  Dengan membangun dengan baik inisiatif dari pekerja dan pemilik perusahaan untuk
menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat.
  Dengan menyediakan penelitian di bidang keselamatan dan kesehatan termasuk di
faktor psikologi, dengan dengan mengembangkan metoda, teknik dan pendekatan
yang inovatif dalam menyelesa
  ikan permasalahan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
  Dengan mencari cara untuk mengetahui penyakit tersembunyi, memperlihatkan
keadaan hubungan umum di antara penyakit dan kerja di lingkungan, dan
mengadakan penelitian lain yang berhubungan denga permasalahan kesehatan,
untuk mengenali fakta bahwa penerapan standard kesehatan yang sekarang sering
berbeda dari yang berada di dalam penerapan keselamatan.
  Dengan menyediakan kriteria kesehatan yang akan menjamin bahwa pegawai tidak
akan menderita penurunan kesehatan, kapasitas fungsional atau pengharapan hidup
sebagai hasil dari pengalaman kerja.
  Dengan menyediakan program latihan untuk meningkatkan angka dan kompetensi
dari setiap individu yang menerapkan keselamatan kerja dan kesehatan.
  Dengan menyediakan pengembangan dan penyebaran dan penerapan standard
keselamatan dan kesehatan.
  Dengan menyediakan program pelaksanaan yang efektif yang meliputi perijinan yang
menentang pemberian pemberitahuan tingkat lanjut dari inspeksi atau sangsi apa
pun dari individual yang melanggar ketentuan yang berlaku.
  Dengan mendukung pemerintahan setempat untuk mengambil tanggung jawab
tertinggi dari administrasi dan proses penerapan dari hokum kesehatan dan
keselamatan dengan menyediakan hak untuk pemerintah setempat untuk
mengidentifikasikan kebutuhan mereka dan bertanggung jawab di area penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja, untuk mengembangkan perencanaan dalam
persetujuan untuk penetapan kegiatan ini, untuk meningkatkan administrasi dan
pelaksanaan dari penerapan hukum keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memimpin projek percobaan dan pendemonstrasian bersama dengan itu.
  Dengan menyediakan prosedur pelaporan yang tepat dengan hormat unuk penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja yang di mana prosedur tersebut akan membantu
tujuan dari kegiatan ini dan secara tepat menggambarkan kesulitan yang sering
terjadi di penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
  Dengan meningkatkan kebersamaan antara pekerja dan manajemen sebagai usaha
untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit yang meningkat di kalangan pekerja.
Di dalam OSHA terdapat persyaratan yang harus dilaksanakan sebelum
melakukan pekerjaan, persyaratan itu antara lain :
  Perusahaan harus melengkapi setiap individu pekerjanya dan menempatkan mereka
di area yang bebas dari bahaya yang akan menyebabkan kematian atau bahaya
bagi fisik mereka.
  Perusahaan mengikuti penerapan standarisasi keselamatan dan kesehatan yang
diumunkan di kegiatan ini.
  Setiap individu pekerja harus mengikuti standard peraturan, regulasi dan
pengumuman penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dari kegiatan ini yang
dipakai untuk kegiatan dia sendiri dan berhubungan.

Tujuan Dan Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Pemeliharaan keselamatan dan kesehatan karyawan merupakan hal penting
untuk diperhatikan. perusahaan memperhatikan hal ini untuk memberikan kondisi
atau lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat, serta menjadi lebih bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang
mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan menghasilkan :
1.    Peningkatan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
2.    Peningkatan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
3.    Penurunan biaya kesehatan dan asuransi.
4.    Fleksibilitas dan adaptasi yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya
partisipasi dan rasa kepemilikan.
5.    Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan

Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja biasanya merupakan hasil dari tindakan-tindakan kerja dan
lingkungan kerja yang tidak aman, atau gabungan keduanya. Berikut ini ada
beberapa penyebab kecelakaan kerja yang teridentifikasi :
1.    Kecerobohan personal
Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai peyebab utama terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku kerja, tigkat bahaya dalam
ligkungan pekerjaan, atau karena nasib sial. Kecelakaan kerja yang bersumber dari
kecerobohan pribadi telah mencapai angka sebesar 80% dari keseluruhan
kecelakaan kerja yang terjadi di organisasi. Tindakan-tindakan personal yang kurang
aman ini meliputi senda gurau yang berlebihan, tidak menggunakan alat pengaman,
menggunakan alat yang tidak sesuai, dan serig tidak mengindahkan prosedur kerja
atau mengambil jalan pintas. Peristiwa tersebut tersebut terjadi sulit untuk
diidentifikasi penyebabnya, tapi kemungkinan besar disebabkan oleh kelelahan kerja
yang amat sangat, terlalu tergesa-gesa, kebosanan, stres, penglihatan yang kurang,
suka melamu (daydreaming), kebencian dan ketidakmatangan emosional.
Jadwal kerja dan kelelahan juga memengaruhi taraf kecelakaan. Taraf
kecelakaan biasanya tidak meningkat terlalu tinggi selama lima atau enam jam
pertama pada hari kerja. Tetapi setelah itu, taraf kecelakaan meningkat lenih cepat
daripada kenaikan dalam jumlah jam kerja. Hal ini sebagian disebabkan oleh
kelelahan dan sebagian kecelakaan lebih sering terjadi selama jam kerja malam.
2.    Lingkungan fisik
Kecelakaan kerja dapat terjadi di semua tipe lingkugan, misalnya kantor,
tempat parkir, dan pabrik. Selain itu, salah satu penyebab utama kecelakaan juga
disebabkan oleh kondisi mekanis dan perlengkapan yag tidak aman. Hal ini
termasuk hal-hal seperti :
  Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.
  Peralatan yang rusak.
  Prosedur berbahaya didalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan.
  Penyimpanan yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban.
  Penerangan yang tidak tepat-cahaya yang menyorot, atau tidak cukup.
  Ventilasi yang tidak baik-pertukaran udara yang tidak cukup, sumber udara yang tidak
murni

3.    Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes)


Penyebab ketiga yang sering menimbulkan kecelakaa kerja adalah adanya
orang-orang tertentu yang cencerung mengalami kecelakaan. Kondisi ini terjadi
mungkin berasal dari sifat bawaan sejak lahir, atau karena keadaan tertentu
(misalnya, seorang karyawan yang tidak dapat tidur sepajag malam, karena
mengurus anaknya yang sakit).
4.    Kehidupan kerja yang berkualitas rendah
Struktur orgaisasi yang menyebabka terjadinya kehiudpan kerja berkualitas
rendah, meliputi :
  Pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat peugasan, keragaman, identitas, otonomi, dan
umpan balik yang rendah.
  Minimnya keterlibatan karyawan dala pengambilan keputusan dan terlalu banyaknya
komunikasi satu arah pada para pekerja.
  Sistem pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan kinerja yang
tidak dapat diukur secara obyektif, atau dibawah pengendalian pekerja.
  Supervisor, deskripsi pekerjaan, dan kebijakan-kebijakan organisasi yang gagal
mengungkapkan kepada pekerja apa yang dihjarapkan dan faktor yang
mempegaruhi pemberian imbalan.
  Kebijakan-kebijakan da praktik-praktik sumberdaya menusia yang diskriminatif dan
bervaliditas redah.
  Kondisi-kondisi pekerjaan yang dapat mengakibatkan pekerja dapat diberhentikan
semuanya.
  Budaya perusahaan yag tidak mendukung pemberdayaan karyawan dan keterlibata
dalam pekerjaan.
Strategi Untuk Meningkatkan Keselamatan Dan Kesehatan Tempat Kerja
Ketika bahaya di tempat kerja telah diidentifikasi, berbagai strategi dapat
dikembangkan untuk menghilagkan atau menguranginya. Untuk menentukan
apakah sebuah strategi berjalan efektif, perusahaan dapat membandigkan kejadian,
tingkat keparahan, serta frekuensi penyakit daqn kecelakaan sebelum dan sesudah
intervesi. OSHA telah menyetujui metode-metode untuk menentukan tingkat-
tingkatnya.
1)    Mengawasi Tingkat Keselamatan dan Kesehatan
OSHA mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan kecelakaan dan
penyakit pegawainya. catatan tersebut menjadi dasar untuk menentukan
kecenderungan jangka panjang, termasuk peningkatan atau penurunan kesehatan
pegawai.
  Tingkat Kejadian
Tingkat kejadian adalah sebuah ukuran yang menghitung jumlah kecelakaan
dan penyakit dalam satu tahun. Nilai ini dihitung dengan menggunakan rumus
berikut.

  Tingkat Frekuensi
Tingkat frekuensi adalah ukuran jumlah kecelakaan dan penyakit untuk setiap
juta jam kerja. Tingkat ini dihitung dengan.

  Tingkat Keparahan
Tingkat keparahan menggambarkan jam kerja yang benar-benar hilang
karena kecelakaan atau penyakit. Tingkat keparahan dapat diukur dengan rumus
berikut.
2)    Pencegahan Kecelakaan
Merancang lingkungan kerja yang dapat mencegah kecelakaan mungkin cara
terbaik untuk mencegah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan. Beberapa fitur
keselamatan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan fisik adalah pejagaan
mesin-mesin, pegangan tangga, kacamata dan helm khusus, lampu peringatan,
mekanisme pembenaran sendiri, serta penghentian otomatis.
Ergonomis, Salah satu cara meningkatkan keselamatan adalah membuat
pekerjaan tersebut lebih nyaman dan tidak melelahkan melalui ergonomis.
Ergonomis merupakan perubahan dalam ligkungan pekerjaan bersama dengan
kemampuan serta batasan fisik dan psikologis pegawai.
Komite keselamatan dan kesehatan, Sekitar 75% perusahaan memiliki
pegawai sebayak 50 atau lebih menggunakan komite keselamatan dan kesehatan
utuk melibatkan pegawai dalam menigkatkan kondisi-kondisi tempat kerja. Komite
keselamatan dan kesehatan biasanya bertanggungjawab mengidentifikasi masalah-
masalah yang harus diatasi si tempat kerja dan mengambangkan rekomedasi dalam
melakukan peningkatan. Bukti yang ada meunjukkan bahwa komite-komite tersebut
sangat berguna dalam mengurangi frekuensi dan keparaha kecelakaan di tempat
kerja.

3)    Pencegahan Penyakit


Penyakit kerja dapat lebih merugikan dan berbahaya daripada kecelakaan
kerja. Karena penyakit sering kali membutuhkan waktu lama untuk berkembang,
kodisi kerja yang berbahaya bisa tidak terdeteksi selama beberapa tahun.
Mengembangkan strategi untuk mengurangi tingkat kejadian penyakit ini biasanya
lebih sulit daripada mengurangi kecelakaan dan cedera.
Penyimpanan Catatan, Pada tingkat minimum, OSHA mewajibkan
perusahaan utuk mengukur bahan kimia yang ada di ligkugan kerja serta meyimpan
catatan mengenai pengukuran tersebut. Catatan tersebut harus berisi informasi yang
tepat mengenai penyakit dan paparannya.
Mengawasi Paparan, Pendekatan yang jelas utuk mengendalikan penyakit di
tempat kerja adalah menghilangkan perantara bahan kimia atau racun yang ada di
tempat kerja. Pedekatan lainnya adalah mengawasi dan membatasi paparan
terhadap bahan-bahan berbahaya.
Penyaringan Genetis, Peyaringan genetis adalah pendekatan yang palig
ekstrem dan kontroversial untuk mengendalikan penyakit kerja. Dengan
menggunakan pengujian genetis untuk menyaring individu-individu yang mudah
terkena penyakit tertentu, perusahaan dapat menguragi kemungkinan untuk
menghadapkan karyawan yang sensitif dengan kondisi-kondisi yang dapat diterima
oleh pegawai lain tanpa bahaya apapun.

4)    Manajemen Tindakan


Hingga saat ini, perusahaan-perusahaan memberikan program-program yang
dirancang untuk membantu pegawai menghadapi tekanan terkait pekerjaan.
Penekanan utamanya adalah memberikan informasi yang nyata untuk mengurangi
ambiguitas yang berhubungan dengan peran pekerjaan yang berganti secara cepat.
Harapannya adalah program ini daopat mengurangi tekanan yang dialami oleh
pegawai.
Selain mencoba mengurangi sumber-sumber tekanan di tempat kerja, banyak
perusahaan yang memberikan pelatihan dan program lain yang ditujukan untuk
membantu pegawai menangani tekanan dengan efektif. Dengan membantu pegawai
menangani pegawai secara efektif, perusahaan dapat mengurangi akibat dari
kesehatan yang negatif karena paparan jangka panjang. Mengembangkan
keterampilan manajemen waktu adalah salah satu strategi efektif yang dapat
digunakan oleh pegawai untuk mengatasi tekanan perusahaan.

5)    Program Kesehatan


Perusahaan-perusahaan semakin berfokus untuk menjaga pegawainya tetap
sehat dan bugar. Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran
perusahaan dengan beberapa cara. Dengan meningkatkan kesehatan pegawaiya,
perusahaan dapat mengurangi pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan
mereka.
Penurunan berat badan. Aktivitas penurunan berat badan merupakan
komponen pentig dari program kesehatan dari banyak perusahaan. Biaya layanan
kesehatan bagi pegawai yang kegemukan sekitar satu pertiga lebih tinggi daripada
biaya untuk pegawai dengan berat badan ormal, dan biaya pengobatan (sering kali
dibayar dengan tunjangan resep obat) 77% lebih tinggi. Lagipula, para pekerja yang
kegemukan akan lebih serig abse selama lebih dari 14 hari per tahun.
Penghentian rokok. Bagi perusahaan, pengeluaran karena rokok meliputi
hilangnya produktivitas karena ketidakhadiran dan waktu yang dihabiskan untuk
merokok, meningkatkan biaya layanan kesehatan dan premi asuransi, serta
eningkatkan kecelakaan dan cedera. Laragan merokok ditempat kerja dan dukungan
kepada pegawai yang ingin berhenti merokok dapat menjadi strategi yang efektif.
HIV/AIDS. Untuk mengatasi HIV/AIDS, banyak perusahaan yang berinvestasi
dalam pencegahan dan perawatan AIDS. Para ahli menyarankan bahwa program
pencegahan yang efektif memiliki 4 komponen:
  Mendidik pegawai, keluarganya, dan masyarakat sekitarya menegnai cara
menghindari infeksi HIV.
  Pengujian serta konseling gratis dan sukarela.
  Perawatan bagi penyakit lain yang ditularkan secara seksual yang membantu
penularan HIV.
  Pembagian kondom gratis.

Program-Program Untuk Meningkatkan Keselamatan


Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan
pencegahan terjadinya kecelakaan. hal tersebut adalah baik daripada bereaksi
seteelah terjadinya kecelakaan. sasaran utama program keselamatan adalah
dengan cara membuat karyawan berpikir pentingnya tentang keselamatan.
Beberapa pendekatan yang berbeda lingkungan digunakan untuk membuat
karyawan lebih sadar akan keselamatan. berikut ini ada empat hal yang dapat
disajikan agar program keselamatan dapat terlaksana dengan sukses :
1.    Harus ada ketulusan (lebih dari biasanya) dalam memberikan dukungan kepada
manajemen puncak dan menengah.
2.    Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan tanggung jawab
manajer operasional. para manajer operasional sebaiknya mempertimbangkan
bahwa keselamatan itu merupakan bagian integral dari pekerjaan mereka.
3.    Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dan dijaga. karyawan harus
yakin bahwa program keselamatan itu bermanfaat.
4.    Seseorang atau departemen sebaiknya bertanggungjawab atas program
keselamatan dan bertanggungjawab untuk operasionalnya. biasanya manajer
sumber daya manusia atau anggota staf sumber daya manusia memiiki tanggung
jawab utama terhadap program keselamatan.
  Program Promosi
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempromosikan
keselamatan :
  Diusahakan agar pekerjaan memiliki daya tarik. Ketidakmenarikan pekerjaan akan
membuat karyawan cenderung bosan, lelah, dan stress. hal itu dapat menyebabkan
kecelakaan. sering perubahan-perubahan sederhana dapat dilakukan sehingga
pekerjaan dapat lebih berarti. upaya-upaya yang dapat dilakukan agar pekerjaan
lebih menarik biasanya, apabila tanggungjawab bertambah, ada tantangan, dan
faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja.
  Menetapkan komite keselamatan yang terdiri dari karyawan operasional dan mewakili
manajemen. Tugas yang biasa dilakukan oleh komite keselamatan meliputi
pemeriksaan, mengamati pelaksanaan kerja, dan memeriksa kecelakaan, dan
memuat rekomendasi.
  Perlu diadakan kontes keselamatan karyawan. berikan hadiah kepada kelompok kerja
atau pekerja yang memiliki catatan keselamatan terbaik untuk periode waktu
tertentu.
  Catatan keselamatan perlu dipublikasikan. laporan kecelakaan bulanan perlu
diinformasikan.
  Gunakan majalah dinding untuk setiap departemen di organisasi. gambar, sketsa, dan
kartun dapat efektif jika disajikan sebagai sosialisasi pengetahuan keselamatan.
  Memberikan dorongan kepada karyawan, termasuk supervisor dan manajer untuk
memiliki harapan yang tinggi atas keselamatan.
  Mengadakan program pelatihan keamanan dan pertemuan secara periodik.

Teknik Dalam Program Kesehatan Dan Keselamatan


  Analisis Bahaya Kerja
Suatu proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis suatu
tugas dan bahaya-bahaya yang memiliki potensi untuk muncul dari pelaksanaan
suatu tugas tersebut. Yang kemudian selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja
yang lebih aman dengan tujuan mencegah bahaya-bahaya potensial tersebut.

  Ergonimika
Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang
meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan,
serta lingkungan kerjanya. Yang terpenting dan yang perlu disesuaikan adalah
mesin-mesin dan lingkungan kerjanya terhadap karakteristik para karyawan, bukan
sebaliknya.

Fokus Program Keselamatan Kerja


  Perilaku Kerja
  Membentuk sikap karyawan yang setuju akan keselamatan kerja.
  Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja, mulai dari
manajemen puncak hingga karyawan level terendah.
  Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program
keselamatan kerja.
  Kondisi Kerja
  Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya dengan
penyediaan alat-alat pengaman.

Undang-Undang Mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pasal 86 UU no 13/2003
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
1.    Keselamatan dan kesehatan kerja;
2.    Moral dan kesusilaan; dan
3.    Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 87 UU no 13/2003
1.    Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2.    Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
PENUTUP

Demikian makalah Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kepemimpinan


tentang “Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Hubungan Tenaga
Kerja/Manajemen” ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan
kurang lebih dalam penulisan atau penyusunan, mohon dimaklumi.

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional.
Sedangkan dalam hubungan tenaga kerja dibutuhkan strategi dalam
pelaksanaannya, pemilihan metode yang tepat sangat penting,
supayapelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi
perusahaan. Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuaidan efektif
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan,kesehatan, dan sikap
loyal karyawan hendaknya dengan metode yangefektif dan efesien supaya tercapai
manfaat yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai