Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak berkembangnya Revolusi Industri yang mengawali penemuan-
penemuan penting bagi kehidupan, hingga saat ini tidak menutup munculnya
pengetahuan baru serta teknologi baru bagi seluruh dunia pada setiap belahan
bumi. Generasi muda berlomba-lomba mengadakan riset, analisis, percobaan dan
lain-lain guna menopang kesejathteraan kehidupan masa kini. Globalisasi pun
tidak luput dari faktor penopang munculnya pengetahuan dan teknologi yang
mudah diakses.
Selain revolusi indutri yang berbanding searah dengan kepentingan
kemanusiaan, seperti halnya pekerjaan, penghasilan dan kesejahteraan sosial
berkehidupan. Dalam pekerjaan pun juga tidak luput dari berkembangnya
berbagai metode untuk terus mengembangkan perusahaan dalam mewujudkan
efektif dan efisien dalam bekerja. Namun banyak kendala dalam perwujudan
keefektifan dan keefisienan tersebut, contohnya saja kecelakaan dalam bekerja.
Karena kecelakaan kerja dapat mengganggu proses produksi, maka melatar
belakangi munculnya teori analisa resiko kecelakaan dalam bekerja. Teori analisa
tersebut adalah HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) dan FTA
(Fault Tree Analysis).
Hazard(s) didefinisikan sebagai Source, situation, or act with a potential
for harm in terms of human injury or ill helath, or a combinationof these. Dari
definisi ini juga terlihat bahwa resiko yang dimanage termasuk resiko kesehatan
(resiko terhadap terjadinya ill health). Ill health sendiri diartikan sebagai
identifiable, adverse physical or mental condition arising from and/or made
worse by work activity and/or work-related situation. Dalam konteks ini maka
resiko yang dibahas adalah potensi penyakit yang muncul akibat pekerjaan atau
yang dipengaruhi oleh faktor pekerjaan.
1.2
Rumusan Masalah
1.
2.
1.3
Tujuan
1.
2.
1.4
3.
4.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam laporan analisa ini adalah :
1.
2.
Metode yang digunakan dalam analisa ini adalah Metode HIRA dan
Metode FTA
3.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah BAB I membahas tentang latar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
27 ayat (2) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan perlindungan yang layak bagi kemanusiaan, maka dibentuklah UndangUdang Keselamatan Kerja yang bertujuan untuk pembentukan UUKK, yaitu
bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah program
yang dibuat oleh perusahaan maupun pekerja sebagai upaya pencegahan
timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan
antisipatif apabila terjadi panyakit dan kecelakaan akibat kerja, dengan tujuan
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit
akibat kerja (T. & Trisyulianti, 2007, hal. 1). Definisi K3 menurut OHSAS
18001:2007 dalam terms and definitions yaitu kondisi-kondisi dan faktor-faktor
yang berdampak, atau dapat berdampak pada kesehatan dan keselamatan
karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja kontrak dan personel kontraktor,
atau orang lain di tempat kerja) (Miftah, 2012, hal. 5). Dimana definisi K3 yang
dirumuskan oleh ILO/WHO Joint Safety and Health Comittee, yaitu:
Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the
highest degree of physical, mental and social well-being of all occupation; the
prevention among workers of departures from health caused by their working
conditions; the protection of workers in their employment from risk resulting
from factors adverse to health; the placing and maintenance of the worker in
an occupational environment adapted to his physiological and psychological
equipment and to summarize the adaptation of work to man and each man to
his job.
2.2
1.
Perlindungan karyawan
Tujuan penerapan SMK3 adalah memberi perlindungan kepada pekerja,
yaitu
asset
perusahaan
yang
harus
dipelihara
dan
dijaga
3.
Mengurangi biaya
Penerapkan SMK3 dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan
atau sakit akibat kerja, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang
ditimbulkan akibat kejadian tesebut. Memang diperlukan biaya cukup
besar dalam jangka untuk menerapkan SMK3, seperti sertifikasi setiap
enam bulan yang memerlukan audit, tetapi penerapan SMK3 yang
dilaksanakan secara efektif dan penuh komitmen membuat nilai uang
yang dikeluarkan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan biaya
yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja.
4.
kinerjanya
akan
semakin
meningkat
yang
akan
2.3
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali
tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau
properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang
berkaitan dengannya. (Tarwaka, 2012).
Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor
penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses produksi. Dari
beberapa penelitian memberikan indikasi bahwa suatu kecelakaan kerja tidak
dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor
penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu kejadian. (Tarwaka, 2012) Secara
umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor manusia) dan unsafe
condition (faktor lingkungan). (Anizar, 2009)
Keadaan hampir celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident),
ada juga yang menyebutkan dengan istilah near miss atau near -accident,
adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang
sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau
kerugian terhadap proses. Risiko adalah manifestasi atau perwujudan potensi bahaya
(hazard event) yang mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi lebih besar. Tergantung dari
cara pengelolaannya, tingkat risiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai
ke tahap yang paling berat atau tinggi. Melalui analisis dan evaluasi semua potensi bahaya dan
risiko, diupayakan tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana
atau kerugian lainnya. (Budiono, 2008. )
2.4
metode identifikasi kecelakaan kerja dengan penilaian risiko sebagai salah satu
poin penting untuk mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3). Dilakukannya HIRA bertujuan untuk mengidentifikasi
potensi-potensi bahaya yang terdapat di suatu perusahaan untuk dinilai besarnya
peluang terjadinya suatu kecelakaan atau kerugian. Identifikasi bahaya dan
penilaian risiko serta pengontrolannya harus dilakukan diseluruh aktifitas
perusahaan, termasuk aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan tersebut
dilakukan oleh karyawan langsung maupun karyawan kontrak, supplier dan
kontraktor, serta aktifitas fasilitas atau personal yang masuk ke dalam tempat
kerja.
Cara melakukan identifikasi bahaya dengan mengidentifikasi seluruh
proses/area yang ada dalam segala kegiatan, mengidentifikasi sebanyak mungkin
aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proses/area yang telah
diidentifikasi sebelumnya dan identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja
baik pada kondisi normal, abnormal, emergency, dan maintenance.
Langkah-langkah membuat HIRA atau Hazard Identification and Risk
Assesstment adalah:
1. Menentukan kegiatan yang akan diidentifikasi
2. Mengidentifikasi sumber bahaya, yang terdiri dari:
a.
b.
Bahaya potensial
c.
Tingkatan
Kriteria
Penjelasan
(Insignificant) tidak
bermakna
(Minor ) kecil
(Moderate) sedang
(Major) besar
b.
Menyebabkan kematian,
(Catastrophic) bencana
Kriteria
Penjelasan
Unlikely (kecil
kemungkinan terjadi)
10
Keparahan (Akibat)
1
Keterangan
6. Pengendalian Resiko
Pengendalian Resiko adalah proses untuk mengetahui adanya suatu
bahaya dan menentukan usaha mengatasinya.
11
2.5
Fungsi
12
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek, Tempat, dan Waktu Penelitian
Tempat yang kami jadikan penelitian berlokasi di divisi Produksi bagian
Fluid Utility PT Gunanusa Utama Fabricators Kota Jakarta. Perusahaan ini
memproduksi komponen dan peralatan yang menggunakan besi, serta terdapat
anjungan pengeboran minyak. Area yang diamati adalah pada mesin Cop
Blanding Tank. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 24 Desember 2015
dimana data yang diambil telah tercatat dari tahun 2011-2014.
3.2 Identifikasi Potensi Bahaya
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan
sejumlah data yang kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan
yang sedang berlangsung. Agar selanjutnya dapat mencoba untuk memberikan
pemecahan masalah yang ada supaya memperoleh hasil yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan menggunakan Penelitian ini kita dapat mengidentifikasi
bahaya-bahaya apa saja yang berpotensi terjadi. Penilitian ini memusatkan
perhatian pada sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dengan
menggunakan metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) dan
Fault Tree Analysis (FTA). Adapun metode-metode tersebut dapat dijelaskan
lebih lanjut seperti dibawah ini.
1) HIRA (Hazard Identification and Risk Assesment)
Dengan menggunakan metode HIRA identifikasi potensi bahaya dapat
dilakukan dengan cara survey keselamatan kerja, patroli keselamatan kerja,
mengambil sampel keselamatan kerja, audit keselamatan kerja, pemeriksaan
lingkungan, pemeriksaan alat pelindung diri ataupun alat-alat safety, laporan
kecelakaan, dan masukan baik kritik maupun saran dari para pekerja. Apabila
identifikasi tersebut telah selesai, maka kita dapat mengevaluasi apa saja yang
14
15
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
16
No
1
Jenis Kegiatan
Menaiki tangga masuk ke dalam
Potensi Bahaya
Terjatuh karena tangga licin
tangki
17
No
Menaiki tangga
1
masuk ke dalam
tangki
Mencuci tangki
dan blade mixer
Potensi
Jenis Kegiatan
Proses pencucian
tangki
Bahaya
Terjatuh
dari tangga
Uraian Bahaya
Severity/
Keparahan
3
Terjadi
iritasi dan
hanya membutuhkan
tergores
pertolongan pertama
Sesak nafas
Kematian atau
dalam
kehilangan sistem
tangki
(pingsan)
No
Jenis Kegiatan
Potensi Bahaya
Frekuensi
Kejadian/3
Kekerapan
tahun
1
2
3
ke dalam tangki
Mencuci tangki dan
3 kali
7 kali
blade mixer
Proses pencucian
tergores
Sesak nafas
2 kali
tangki
D
D
E
18
No
Kegiatan
Identifikasi Sumber
Bahaya
Aspek
1.
Menaiki tangga
masuk ke dalam
tangki
Tangga
yang
licin
2.
Mencuci tangki
dan
blade mixer
Alat
produksi
yang
tajam
3.
Proses
pencucian tangki
Kondisi
tangki
sempit
Dampak
Terjatuh,
menyebabkan
cedera
Iritasi
pada kulit
dan
Cedera
ringan
Sesak
napas,
kematian
Penilaian Resiko
Severity
Nilai
Frekuensi
Kategori
Resiko
3D
Nilai
Resiko
Keterangan
Matriks
Penanganan
oleh
manajemen
terkait
2D
Kendalikan
dengan
prosedur
rutin
5E
Pelatihan
oleh
manajamen
Pengendalian
Resiko
Gunakan
sepatu anti
slip berbahan
karet
Gunakan
APD:
warepack dan
sarung tangan
Menambah
ventilasi udara
19
20
Sabun
pembersih
menggunakan
zat kimia
Pekerja tidak
menggunakan APD
Alat-alat
produksi
yang tajam
tajam
Kurangnya
pengawasan
Kurangnya
kesadaran
pekerja
terhadap K3
APD tidak
sesuai
dengan
pekerja
Pekerja
merasakan
sakit saat
menggunakan
Gambar 4.2 Penyebab Potensi Bahaya Iritasi pada Kulit dan Tergores
21
Terjatuh dan
terpeleset
Benda menghalangi
jalan
Jalan relatif
sempit dan
terjal pada
tangga
Selang air
melintang
di jalan
Tangga yang
licin dan becek
Peletakkan
wadah air tidak
sesuai fungsi
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah kami lakukan, didapatkan kesimpulannya
adalah:
1. Analisa yang dilakukan
23
5.2 Saran
Berdasarkan analisa yang telah kami buat, saran yang dapat digunakan adalah
lebih pergunakan APD (Alat Pelindung Diri) dalam bekerja, agar dapat terhindar
dari kecelakaan kerja, berupa terpeleset dari lantai yang licin. Dan untuk
perusahaan, agar memperbanyak ventilasi udara agar siklus udara menjadi sehat.
Dan menyediakan APD yang lengkap untuk pekerja.
24
DAFTAR PUSTAKA
Qurnia.
Laporan
Khusus
/7164685/Laporan_khusus_PKL
PKL
https://www.academia.edu