Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
termasuk dua negara lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai
contoh, data terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001
di Indonesia sebanyak 16.931 kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus.
Jumlah kecelakaan kerja yang tercatat juga tidak menggambarkan kenyataan
di lapangan yang sesungguhnya yaitu tingkat kecelakaan kerja yang lebih
tinggi lagi. Seperti diakui oleh berbagai kalangan di lingkungan Departemen
Tenaga Kerja, angka kecelakaan kerja yang tercatat dicurigai hanya mewakili
tidak lebih dari setengah saja dari angka kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini
disebabkan oleh beberapa masalah, antara lain rendahnya kepentingan
masyarakat untuk melaporkan kecelakaan kerja kepada pihak yang
berwenang. Pelaporan kecelakaan kerja sebenarnya diwajibkan oleh undang-
undang, namun terdapat dua hal penghalang yaitu prosedur administrasi yang
dianggap merepotkan dan nilai klaim asuransi tenaga kerja yang kurang
memadai. Di samping itu, sanksi bagi perusahaan yang tidak melaporkan
kasus kecelakaan kerja sangat ringan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) di PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam)
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) di B’right PLN Batam
2. Untuk mengetahui potensi bahaya pada alat dan prosedur kerja dan
pengendaliannya
2
upaya penerapan standar-standar keselamatan dan kesehatan kerja
industri, demi menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman,
selamat, sehat serta terjadi penurunan angka kecelakaan kerja di
perusahaan.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT B’right PLN Batam dalam bidang
pencegahan kecelakaan kerja.
3. Bagi Tenaga Kerja
Pengetahuan bagi tenaga kerja agar lebih mengerti dan
memahami tentang pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan
kerja dan tenaga kerja dapat mengimplementasikan tindakan yang aman
di tempat kerja agar tujuan dari diadakannya Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dapat tercapai dengan baik.
2.4 Ruang Lingkup Praktek
Ruang Lingkup praktek ini adalah penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena
tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.
2. Manfaat tidak langsung :
Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan
perusahaan.
Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga
membuat umur alat semakin lama.
5
2. Strategi pendokumentasian
Perusahaan mendokumentasikan seluruh sistem, prosedur, instruksi kerja
dan formulir yang berkaitan dengan pelaksanaan K3 di tempat kerja.
3. Peninjauan ulang perancangan (design) dan kontrak.
Perusahaan melakukan peninjauan ulang untuk setiap desain dan kontrak
yang ada yang berkaitan dengan aspek-aspek K3.
3. Pengendalian dokumen
Perusahaan memiliki sistem pengontrolan dokumen yang berhubungan
dengan aspek K3 untuk memberikan status dokumen, tanggal dan
persetujuan.
4. Pembelian
Perusahaan menginetgrasikan aspek-aspek K3 dalam melakukan
pembelian.
5. Keamanan bekerja berdasarkan sistem manajemen K3
Perusahaan memastikan bahwa semua proses kerja dan semua aspek
terkait yang ada di seluruh tempat kerja telah diterapkan dengan aman.
6. Standar pemantauan
Perusahaan memiliki sistem pemantauan lingkungan tempat kerja dan
pemantauan kesehatan karyawan.
7. Pelaporan dan perbaikan kekurangan.
Perusahaan memiliki suatu sistem pelaporan dan perbaikan terhadap
setiap kekurangan yang ada.
8. Pengelolaan material dan perpindahannya
Perusahaan memiliki suatu sistem yang mengatur penanganan dan
perpindahan material dimana sistem tersebut juga mengintegrasikan
aspek K3.
9. Pengumpulan dan penggunaan data
Perusahaan memelihara catatan yang ada dan menyebarluaskan data yang
berkaitan dengan kegiatan K3 di perusahaan.
10. Audit Sistem Manajemen K3.
6
Perusahaan memiliki suatu sistem yang memastikan seluruh karyawan
dan manajemen yang ada di tempat kerja telah memperoleh pelatihan
untuk setiap jenis tugas yang dilakukan.
11. Pengembangan keterampilan dan kemampuan
2.2 Potensi Bahaya dan Risiko Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Motivasi utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja
adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh
pekerjaan. Oleh karena itu perlu melihat penyebab dan dampak yang
ditimbulkannya. Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk
terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian.
Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan
peluang terjadinya kejadian tersebut. Suatu risiko bisa menjadi tinggi atau
rendah, tergantung pada tingkat peluang bahaya yang ada.
2.2.1 Potensi bahaya yang mengakibatkan dampak risiko jangka panjang pada
kesehatan
Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan
sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika
terjadi pajanan (“exposure”) yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat
menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh pajanan suatu sumber
bahaya di tempat kerja. Potensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat
kerja berasal dari lingkungan kerja antara lain faktor kimia, faktor fisik,
faktor biologi, faktor ergonomis dan faktor psikologi.
2.2.2 Potensi bahaya yang mengakibatkan risiko langsung pada keselamatan
Kategori ini berkaitan dengan masalah atau kejadian yang memiliki
potensi menyebabkan cidera dengan segera. Cidera tersebut biasanya
disebabkan oleh kecelakaan kerja. Ini biasanya terjadi ketika risiko yang
tidak dikendalikan dengan baik. Saat prosedur kerja aman tidak tersedia
atau sebaliknya tetapi tidak diikuti. Sebagai contoh:
alat berat jatuh menimpa kaki pekerja dan mengakibatkan patah
tulang
7
posisi papan perancah tidak benar dan jatuh ketika pekerja
melangkah.
8
Pekerja berada pada bagian konduktor yang ditanahkan dengan
material yang tidak ditanahkan.
Dampak cidera akibat bahaya arus kejut pada manusia (pekerja) tergantung:
a. besar arus yang mengalir ke tubuh manusia
b. bagian tubuh yang terkena
c. lama/ durasi pekerja terkena arus kejut
Besar arus yang mengalir tergantung besar beda potensial dan resistansi.
Efek arus kejut pada manusia dapat mengakibatkan kematian. Arus kejut
listrik yang mengenai tubuh akan menimbulkan:
a. menghentikan fungsi jantung dan menghambat pernafasan.
b. Panas yang ditimbulkan oleh arus dapat menyebabkan kulit atau tubuh
terbakar, khususnya pada titik dimana arus masuk ke tubuh.
c. Beberapa kasus dapat menimbulkan pendarahan, atau kesulitan
bernafas dan gangguan saraf.
d. Gerakan spontan akibat terkena arus listrik, dapat mengakibatkan
cidera lain seperti akibat jatuh atau terkena/tersandung benda lain.
Pengendalian bahaya listrik dari sentuh langsung
1. Mengisolasi bagian aktif
2. Menutup dengan Penghalang atau Selungkup
3. Membuat rintangan untuk Peralatan yang mempunyai tegangan
tinggi
4. Memberi Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Menggunakan alat pelindung diri.
9
Pengendalian listrik dari sentuh tidak langsung yaitu dengan Memasang
grounding/pembumian pada peralatan listrik
2.4 Profil B’right PLN Batam
2.4.1 Sejarah Berdiri B’right PLN Batam
Kiprah pengelolaan ketenagalistrikan untuk melayani kebutuhan
listrik masyarakat Batam, awalnya dilakukan oleh Pertamina, tepatnya
pada tahun 1971. Kala itu, Pertamina dipercaya sebagai instansi pertama
yang mengelola daerah industri Pulau Batam. Bermodalkan PLTD yang
memiliki daya pasang cukup rendah, 2 x 188 KvA, sehingga waktu itu
listrik hanya bisa dirasakan oleh Pertamina dan perumahan karyawannya
saja.
Seiring dengan perkembangan Batam yang mulai meningkat,
akhirnya tahun 1976 pemerintah Indonesia membentuk Otorita
Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB) untuk mengelola
kota yang berbentuk Kalajengking ini dimana Kepala OPDIPB diserahkan
ke tangan Menteri Penertiban Aparatur Pembangunan JB Sumarlin. Sejak
itu, semua proyek yang dikelola Pertamina diambil alih oleh OPDIPB,
termasuk pengelolaan ketenagalistrikan. Bisnis ketenagalistrikan saat itu
dikelola Unit Pelaksana Teknis Otorita Batam (UPT OB). Kapasitas
pembangkit pun masih rendah, hanya sebesar 17,5 MW.
Setelah tugas JB Sumarlin usai, tepat tahun 1978 Ketua Otorita
Batam dipegang oleh Prof Dr Ing Bj. Habibie. Dalam pimpinan Habibie,
Batam sudah mulai diarahkan sebagai kota industri. Listrik sebagai
kebutuhan vital dalam industri dan kalangan usaha, tentu membutuhkan
pasokan listrik dan mulai saat itu dilakukan pembangunan PLTD di
Sekupang dan Batuampar. Total daya terpasang pada periode 1976-1992
sebesar 45,5 MW dan disalurkan ke daerah Sekupang dan Batuampar.
Perkembangan Batam kala itu pun tak dapat terbendung lagi.
Investor-investor asing sudah mulai melirik potensi yang ada di Batam.
Tak pelak lagi kalau Otorita Batam saat itu cukup kewalahan
mengelolanya, sehingga satu persatu dilepas, termasuk bisnis
ketenagalistrikan. Akhirnya, pada 1 Januari 1993 berdasarkan kesepakatan
10
pemerintah dan OB, pengelolaan ketenagalistrikan diserahkan ke PT PLN
(Persero) Wilayah Khusus Batam.
Berdasarkan keputusan Menteri Negara Penanaman Modal dan
Pembinaan BUMN, selaku Pemegang saham PT PLN (Persero) dalam
surat No S-23/M-PM-PBMUN/2000 tanggal 23 Agustus 2000, pada
tanggal 3 Oktober 2000, status PT PLN (Persero) Wilayah Khusus Batam
berubah menjadi PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam)
dengan status sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero), sebagai unit
mandiri yang mengelola kelistrikan dari hulu sampai hilir. Dan pada Juni
2008 PT PLN Batam melakukan rebranding menjadi b’right PLN Batam.
Tahun 2015 bright PLN Batam membantu PT PLN (Persero)
Wilayah Riau & Kepualuan Riau dengan interkoneksi Batam-Bintan.
Interkoneksi kelistrikan adalah bagian program merangkai pulau.Tahap
awal daya Listrik dialirkan sebesar 20 MW dari Batam ke Bintan melalui
gardu induk Tanjung Uban sebagai titik terima energi dari saluran
kelistrikan Batam. Proyek interkoneksi jaringan 150 KV berjarak ± 17,9
KM dari Batam ke Bintan ini digesa untuk menjawab keraguan PMA
yang akan berinvestasi serta untuk menopang pertumbuhan perekonomian
provinsi Kepulauan Riau menuju double digit. Tahap berikutnya, evakuasi
daya ditargetkan sampai 75 MW mengalir ke Pulau Bintan.
Sampai dengan akhir 2017, b’right PLN Batam memiliki
kapasitas terpasang kurang lebih 623,286 MW dan daya mampu kurang
lebih 547,490 MW dengan beban puncak Batam-Bintan 415 MW. Di sisi
produksi, sejak tahun 2004 b’right PLN Batam menerapkan fuel mix
strategy, dan sampai dengan tahun 2011 komposisi pemakaian energi
primer tercatat sebesar 59.92% menggunakan bahan bakar gas, 34.82
menggunakan bahan bakar batu bara dan 5.26% berbahan bakar minyak.
Di usia ke-17 bright PLN Batam telah menjadi perusahaan yang
berkembang tidak hanya menyalurkan energi untuk pulau Batam namun
hingga ke beberapa daerah di Indonesia. bright PLN Batam diberi
penugasan oleh PT PLN (Persero) selaku holding untuk membantu
program 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini demi
11
menuntaskan masalah kelistrikan dan menaikkan rasio elektrifikasi di
beberapa daerah di Indonesia. Bentuk partisipasi bright PLN Batam adalah
menyediakan pembangkit listrik di beberapa daerah di wilayah usaha PT
PLN (Persero) menggunakan Mobile Power Plant (MPP) berbahan bakar
gas dengan total kapasitas 500 MW. Untuk proyek MPP 500 MW bright
PLN Batam membentuk unit bisnis agar fokus terhadap proyek tersebut
yaitu bright Energy Services (bES).
12
dari crisis management, yang bersifat reaktif-korektif terhadap suatu
permasalahan yang timbul, menjadi risk base internal audit berupa
pengelolaan preventif sebelum suatu risiko benar -benar terjadi sebagai
sebuah permasalahan. Dalam rangka peningkatkan kualitas dan
mengkoordinasikan penerapan manajemen risiko,bright PLN Batam telah
melaksanakan forum manajemen risiko PT PLN (Persero) dan anak
perusahaan pada tanggal 25 September 2014. Penerapan Manajemen Risiko
bright PLN Batam yaitu dilakukannya perubahan-perubahan organisasi,
seperti penyesuaian organisasi, perumusan kebijakan dan strategi baru yang
disesuaikan dengan Basel II Framework, penyiapan sumber daya manusia,
penerapan metodologi baru terutama yang berkaitan dengan identifikasi,
pengukuran dan pemantauan risiko yang mengacu pada penyempurnaan
Teknologi Sistem Informasi.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bright PLN Batam memandang
bahwa perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
suatu kewajiban dan kebutuhan. Kebijakan mengenai K3 tertuang dalam
Keputusan Direksi nomor: 0038.K/DIR/2013 tanggal 28 Februari 2013
tentang Penerapan Kebijakan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) dan menjadi klausul tertentu yang terdapat pada Perjanjian Kerja
Bersama. Pelaksanaan seluruh kebijakan dan prosedur K3 di perusahaan
ditangani oleh Operation and Maintenance Department dimana karyawan
terlibat dalam struktur formal kepengurusan. Perusahaan telah menyediakan
alokasi dana untuk kegiatan rutin, pemeliharaan dan investasi K3 sebesar
Rp1.844.526.100 pada tahun 2014. Sebagaimana komitmen bright PLN
Batam terhadap penerapan SMK3 untuk memperhatikan keselamatan
lingkungan kerja yaitu zero accident dan budaya “safety first”. Selama tahun
2014, tidak terdapat kecelakaan kerja di bright PLN Batam baik oleh pegawai
tetap maupun pegawai outsource, sehingga rasio kecelakaan kerja sebesar 0%
Salah satu upaya untuk mewujudkan kinerja unggul K3 adalah peningkatan
kompetensi pegawai, termasuk keluarganya, terkait dengan penyakit akibat
kerja (PAK) dan penyakit menular dan berbahaya.
13
Pengelolaan alam yang tepat menghindari terjadinya kerusakan lingkungan
yang berdampak negatif bagi para warga ataupun komunitas di sekitar area
lingkungan perusahaan maupun bagi perusahaan itu sendiri. Sebagai bentuk
nyata dari komitmen Kami terhadap pengelolaan lingkungan, pada tahun
2014 bright PLN Batam merealisasikan untuk pemeliharaan rutin lingkungan
tahunan sebesar Rp 608.192.500,-. Adapun realisasi pelestarian lingkungan
hidup sebesar Rp 468.168.000,- serta penanaman pohon sebanyak 1.600
pohon. bright PLN Batam menyadari bahwa untuk mewujudkan pemanfaatan
energi yang berkelanjutan dapat dicapai melalui upaya efisiensi penggunaan
energi pada seluruh aktivitas rantai pasokan dan aktivitas pendukung. Selain
itu, penggunaan energi secara efisien juga dapat berkontribusi pada
pengurangan emisi dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Berikut
merupakan inisiatif yang Kami lakukan dalam melakukan pengelolaan
lingkungan dan aktivitas pendukung yang kami kelola langsung.
1. Upaya Efisiensi Bahan Bakar Kami melakukan upaya efisiensi bahan
bakar. Berikut tabel produksi perbahan bakar: Kenaikan produksi listrik
dari sumber energi berbahan bakar minyak ditahun 2014 disebabkan
untuk menggantikan produksi dari PLTU yang memasuki major
overhoul.
2. Upaya Efisiensi Pada Bangunan Kantor Kami menggunakan sebagian
energi listrik yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan administrasi
dan bangunan kantor. Pada tahun 2014, pemakaian sendiri energi listrik
untuk mendukung kebutuhan kantor sebesar 498,25 MW atau lebih
rendah dari pemakaian pada tahun 2013 sebesar 591,88 MW. [EN5]
3. Energi Terbarukan bright PLN Batam berinisiatif dalam menghadirkan
energi terbarukan berupa study kelayakan arus laut diperairan Barelang.
Selain itu kami juga merencanakan membeli listrik tenaga sampah dari
Perusahaan Daerah.
4. Konsumsi Material bright PLN Batam tidak menggunakan raw material
pada proses produksi dan distribusi yang dijalankan. Untuk menjaga
kelangsungan produksi dan operasi, Kami menggunakan material-
material kimia dalam melakukan pemeliharaan berkala terhadap
14
mesinmesin pembangkit (Associated Process Material) berupa chemical
untuk proses pembersihan peralatan dan water treatment.
5. Pendekatan Pengukuran Kami secara rutin melakukan pengukuran
terhadap emisi karbon baik langsung maupun tidak langsung yang
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia.
6. Penghijauan Perseroan telah melakukan penanaman sebanyak 1.600
bibit pohon ditanam di Tanjung Piayu Laut dan sejumlah instalasi
pembangkit milik bright PLN Batam. Inisiatif ini merupakan bentuk
upaya lain yang dilakukan selain implementasi dari kebijakan mitigasi
risiko kegiatan operasional dan diversifikasi energi .
7. Pengendalian Polusi dan Efek Gas Rumah Kaca. bright PLN Batam
menyadari bahwa salah satu dampak yang dihasilkan dari produksi
energi listrik adalah polusi udara dari pembangkit yang digunakan oleh
Perseroan. Keluarnya polusi sebagai produk buangan pembangkit ini,
notabene merupakan sumber terbesar yang mengakibatkan pencemaran
udara. Penghitungan polusi udara di wilayah operasi Perseroan
dilakukan dengan metode sampling pada beberapa titik unit
pembangkit. Nilai penghitungan pada titik – titik sampling tersebut
kemudian dirata – rata sebagai nilai emisi udara dari wilayah. Emisi
udara yang diukur antara lain NO2, Dust, Opacity dan Sulfur dioxide (
SO2). Selain itu juga dilakukan pengukuran udara ambient dengan
parameter S02, CO, NO2, O3, HC, Dust dan Pb. Pemanfaatan dan Daur
Ulang Air Kebutuhan air dalam proses bisnis bright PLN Batam
umumnya hanya digunakan untuk konsumsi pekerja terhadap
kebutuhan Rumah Tangga Kantor (RTK) dan pemeliharaan
pembangkit.
8. Pemenuhan kebutuhan air diperoleh melalui Perusahaan penyedia air
bersih daerah. Tidak ada sumber air yang mengalami penurunan
kuantitas akibat konsumsi ini dan tidak ada penggunaan air daur ulang.
Namun demikian, untuk memastikan bahwa limbah domestik yang
dikeluarkan aman untuk dilepaskan, Perseroan melaksanakan
15
pengolahan air limbah dan melakukan pengukuran secara berkala. Hasil
keseluruhan dari pengukuran limbah yang dilepaskan menunjukkan
tidak adanya senyawa berbahaya yang melewati ambang batas yang
telah ditentukan. Kami berinovasi memanfaatkan air buangan untuk
diolah dan digunakan kembali bagi kepentingan proses produksi,
pemanfaatan untuk kebutuhan diluar proses produksi, maupun dibuang
ke lingkungan sekitar, setelah diolah agar ramah lingkungan.
9. Pengelolaan Limbah B3 dan Tumpahan Kami berupaya melakukan
pengelolaan yang terencana terhadap limbah B3 dan tumpahan kimia
sehingga tidak akan mencemari lingkungan dan memenuhi ketentuan
yang berlaku dan persyaratan dalam izin. Untuk limbah B3 padat, Kami
melakukan pemisahan limbah berdasarkan kategori B3 dan
terkontaminasi B3. Limbah B3 padat dikumpulkan dan
ditransportasikan ke pihak ketiga untuk diolah. Untuk limbah B3 cair,
Perseroan melakukan pengelolaan awal di oil cather. Hasil pengelolaan
ini ditempatkan pada Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 cair
kemudian diangkut oleh transporter B3 yang berizin dari Kementrian
Lingkungan Hidup serta telah memiliki standar peraturan yang berlaku.
Secara periodik limbah B3 diperiksa oleh Bapedal kota Batam, dikemas
sesuai ketentuan PP 18 tahun 1999 dan ditransportasikan untuk diolah
dengan ketentuan maksimum 90 hari diangkut oleh pihak ketiga yang
telah memiliki izin pengangkutan limbah dari instansi yang berwenang.
Kinerja Perseroan dalam mengelola limbah yang dihasilkan bahwa
100% limbah tertransportasi dan terolah dengan baik. Tidak ada
tumpahan yang terjadi, dan ditransportasikan kepada pihak ketiga untuk
diolah hingga aman.
10. Pelestarian Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati Kami berupaya
untuk selalu berharmonisasi dengan habitat dan keanekaragaman hayati
yang hidup di dalamnya, terutama pada habitat, flora, dan fauna yang
dilindungi oleh pemerintah.
16
17
BAB III
HASIL
3.1 Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Waktu : 14.00 – selesai
Tempat : Jalan Engku Putri No.3. Batam Centre
Batam
Praktikum : Pemeriksaan SMK3 B’right PLN Batam
I. MANAGEMENT SYSTEM
1. ORGANISASI
1. K3 Struktural √
1. Posisi/Tingkat √
1. Keanggotaan
2. Program
18
4. Kebijakan tentang B3 √
4. PROGRAM K3
1. Integrated/Komprehensif √
2. Terpisah sendiri √
5. PENYEDIAAN FASILITAS
5. Persiapan Pelatihan √
6. Kantin Pegawai
8. Locker/Lemari Pekerja
1. DATA
2. Injury Accident √
4. Absenteisme
5. Claim (Cost)
6. Lain-lain
1. Pemeriksaan Kesehatan √
1. Pra Karya
19
2. Berkala √
3. Specialis √
2. Job Fitness
3. Promosi Kesehatan √
4. Rehabilitasi √
5. Counseling √
3. Housekeeping
5. Hazard Communication √
2. Penanggulangan Korban √
3. Prosedur Evakuasi √
4. Sistim Rujukan √
5. Sistem Komunikasi √
6. Sistem Transportasi √
7. PELATIHAN √
1. WARNING SYSTEM √
2. FIRE EXTINGUISHER √
20
2. Fire Truck, dan Fire Brigade √
3. PUBLIKASI √
1. Buletin K3
2. Buletin Boards
3. Safety Boards
4. MEETING √
1. Safety Talk √
5. PEMELIHARAAN √
1. Alat-alat Safety √
2. Critical Equipment √
3. Preventive Maintenance √
5. Safety Guarding √
3. Dokumentasi √
7. PENYELIDIKAN KECELAKAAN √
21
3. Team Pemadam Kebakaran
4. Sistem Komunikasi √
5. Security √
6. Evakuasi √
9. Pelatihan √
1. Introduction Training √
2. Inhouse Training √
3. Outside Training √
4. Refresing √
5. Hazard Komunikasi √
6. Defensive Driving √
7. Lain-lain
1. PROGRAM -
1. Pelaksanaan -
2. Evaluasi -
3. Action Plan -
2. MEETING -
1. Schedule -
2. Minute -
4. INSPEKSI LAPANGAN -
22
Keselamatan Kerja (K3) bright PLN Batam memandang bahwa perlindungan
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu kewajiban dan
kebutuhan. Kebijakan mengenai K3 tertuang dalam Keputusan Direksi
nomor: 0038.K/DIR/2013 tanggal 28 Februari 2013 tentang Penerapan
Kebijakan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Audit Penilaian SMK3 B’right PLN Batam
A. Management System
1. Organisasi
PT.B’right PLN Batam terdapat Struktur organisasi K3 yang
terstruktur yaitu HSE (Health Safety and Environtment).
Fungsi HSE dijalankan oleh Operation and Maintenance
Departement yang dipimpin oleh Head of Operation and
Maintenance dan bertanggung jawab langsung kepada Operation
Director berdasarkan Keputusan Direksi No.0062.K/DIR/2014
tentang perubahan keputusan Direksi bright PLN Batam
No.001.K/DIR/2014 tentang organisasi dan tata kerja PT PLN
Batam tanggal 1 Agustus 2014. Berikut struktur HSE PT PLN
Batam:
operation director
operation &
maintenance
energy
generatin & OM & performance Health, Safety and
primaryperformance
transmission administration Environtment
management
23
Kebijakan mengenai K3 tertuang dalam Keputusan Direksi nomor:
0038.K/DIR/2013 tanggal 28 Februari 2013 tentang Penerapan
Kebijakan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
menjadi ketentuan tertentu yang terdapat pada Perjanjian Kerja
Bersama
Kebijakan lingkungan dan K3 yang diterapkan PT PLN Batam:
1) Menerapkan SMK3 dan SML
2) Patuh perundang undangan
3) Menyediakan sumber daya yang kompeten
4) Menyediakan anggaran yang memadai
5) Melaksanakan pencegahan pencemaran
6) Mengkomunikasikan kebijakan
7) Peningkatan berkelanjutan
24
Bright PLN Batam berusaha mematuhi semua peraturan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku, baik peraturan dari
pemerintah maupun dari keputusan dewan direksi perusaan itu
sendiri. Peraturan K3 yang berlaku dalam Bright PLN Batam yaitu :
1) ISO 14000 Tahun 2015
2) ISO 45000 Tahun 2018
3) Penerapan manajemen risiko di B’right PLN Batam berdasarkan
keputusan direksi B’right PLN Batam No 0004.K/DIR/2011
4) SK Direksi No.046 tanggal 26 April 2011 tentang penerapan
audit berbasis risiko di lingkungan B’right PLN Batam
5) SK direksi No.0094 tanggal 12 Oktober 2011 tentang Road Map
manajemen risiko
25
16) Keputusan Direksi PT PLN Batam No. 0060.K/DIR/2014
tentang Standar Implementasi SMK3
17) Keputusan Direksi PT PLN Batam No. 0003.K/DIR/2016
tentang Penerapan Kebijakan Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
18) KPI Kepatuhan K3LH
4. Program K3
Program K3 yang diterapkan dalam Bright PLN Batam yaitu:
1) Program K3 integrated/ komprehensif
Program K3 yang dterapkan secara terintegrasi yaitu :
Pengukuran radiasi medan listrik dan magnet yang
dilakukan sepanjang jalur trasnsmisi SUTT 15O KV
Pelatihan P3K
Pelaksanaan pembinaan/penyuluhan/penelitian
Pelaksanaan evaluasi kerja, proses dan lingkungan kerja
Pelaksanaan analisis kecelakaan kerja/ PAK
Kegiatan pelayanan kesehatan kerja
26
Inspeksi K3
Pengadaan Pemakaian APD dan Sarana P3K
Penetapan dan Pengendalian Area dan Aktifitas
Berbahaya
27
PT B’right PLN Batam menyediakan peralatan yang dapat
digunakan dalam kondisi darurat seperti botol Hydogen untuk
memadamkan api. Perusahaan juga telah membuat jalur
evakuasi dan “titik kumpul” sehingga memudahkan evakuasi
saat kondisi darurat
f. Persiapan pelatihan
Perusahaan PLN Batam melakukan pelatihan-pelatihan untuk
pekerjanya seperti pelatihan P3K, pelatihan PMK
g. Kantin pegawai, locker pegawai dan tempat istirahat pegawai
Pada saat melakukan kunjungan, kami tidak mengunjungi
adanya kantin pegawai, locker, dan tempat istirahat pegawai.
28
Untuk pekerja yang mengalami kecelakaan yang termasuk
kecelakaan kerja, perusahaan memberikan kompensasi, waktu untuk
rehabilitasi dan counseling sampai pekerja dinyatakan sembuh.
3. Aktifitas pelayanan kesehatan
a. Pada bright PLN Batam dilakukan pengukuran emisi carbon
secara rutin sehingga saat emisi carbon berada diatas ambang
batas yang telah ditetapkan maka pengendalian segera
dilakukan.
b. Monitoring dan Evaluasi Bahaya
Monitoring bahaya dilakukan oleh perusahaan bright PLN
Batam dimulai dari penyebab bahaya sampai pengendaliannya.
Monitoring kesehatan dilakukan sekali setahun pada semua
pekerja. Penanganan medis saat terjadinya kecelakaan dilakukan
oleh dokter nominator yang terdapat di bright PLN Batam.
c. Bahan B3
Bright PLN Batam memiliki prosedur tersendiri dalam
mengelola limbah B3. Untuk limbah B3 padat, Perusahaan
melakukan pemisahan limbah berdasarkan kategori B3 dan
terkontaminasi B3, yang selanjutnya limbah tersebut
dikumpulkan dan ditransportasikan ke pihak ketiga untuk
diolah. Untuk limbah B3 cair, Perusahaan melakukan
pengelolaan awal di oil cather, yang kemudian hasil pengelolaan
tersebut ditempatkan pada Tempat Penyimpanan Sementara
Limbah B3
d. Housekeeping
Saat melakukan kunjungan kami tidak melakukan pengamatan
housekeeping di dikarenakan kami tidak berkesempatan
melakukan pengamatan lapangan bright PLN Batam.
4. Aktivitas hygiene industri
Pada saat melakukan kunjungan perusahaan tidak memeprlihatan
tata kelola hyginenya. Namun untuk pengelolaan limbah B3
29
perusahaan bekerjasama dengan pihak ketiga sehingga limbah B3
dikirim kepada pihak ketiga tersebut.
5. Kesiapan menghadapi emergency
Untuk meningkatkan kompetensi pegawai di bright PLN Batam
maka telah dilakukan pelatihan P3K dan CPR, sosialisasi penyakit
TB, sosialisasi bahaya AIDS/HIV dan penatalaksanaan penyakit
degeneratif (Jantiung dan Hipertensi)
Perusahaan menyediakan pelayanan kesehatan khusus untuk rujukan
tenaga kerja yang mengalami kecelakaan serta perusahaan
menyediakan sarana transportasi khusus korban kecelakaan kerja
6. Dokumentasi dan sistem pelaporan
Perusahaan PLN Batam melakukan pelaporan satu kali setiap 3
bulan. Dimana laporan tersebut berisi tentang kegiatan pekerjaan di
perusahaan, juumlah kecelakaan kerja, aktivasi listrik ke masyarakat
dan proses kegiatan di perusahaan itu sendiri. Namun, pada saat
melakukan kunjungan perusahaan tidak memperlihatkan bentuk
dokumen tersebut.
7. Pelatihan
Salah satu upaya untuk mewujudkan kinerja K3 maka telah
dilakukan pelatihan-pelatihan, diantaranya:
Pelatihan P3K
Peatihan CPR
Sosialisasi penyakit TB dan bahaya AIDS/HIV
C. Keselamatan kerja
1. Warning system
Berdasarkan hasil kunjungan, banyak ditemukan rambu-rambu
petunjuk dan rambu-rambu bahaya seperti bahaya listrik bertegangan
tinggi dan bahaya radiasi
2. Fire extinguisher
Perusahaan bright PLN Batam menyediakan alat-alat untuk
pencegahan kebakaran seperti apart, hydrant dan fire truck
30
3. Publikasi
Perusahaan bright PLN Batam memiliki program khusus sosialiasi
kemasyarakatan dimana perusahaan melakukan penyuluhan,
sosialisasi, dan lomba-lomba yang memang diadakan sendiri oleh
perusahaan seperti lomba safety
4. Meeting
Perusahaan bright PLN Batam melakukan meeting yang membahas
tentang pengawasan, penerapan K3 sehingga apabila terjadi insiden
kecelakaan perusahaan mudah mencari penyebab kecelakaan hingga
melakukan pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya
kecelakaan. Perusahaan juga melakukan meeting untuk membahas
evaluasi kinerja perusahaan.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan alat-alat safety di perusaan bright PLN Batam
dilakukan di tempat khusus sehingga memudahkaan dalam
pengawasan alat-alat safety apakah alat tersebut masih aman
digunakan oleh pekerjanya.
6. Sistem dan prosedur
Perusahaan bright PLN Batam berusaha menjalankan segala
peratauran baik peraturan dari pemerintah maupun keputusan direksi
perusahaan itu sendiri dan SOP yang berlaku di lingkungan PLN
Batam.
31
d) Keputusan Direksi PT PLN Batam No. 0044.K/DIR/2013
tentang Pedoman Keselamatan Umum Di Lingkungan PT
PLN Batam
e) Keputusan Direksi PT PLN Batam No. 0060.K/DIR/2014
tentang Standar Implementasi SMK3
f) Keputusan Direksi PT PLN Batam No. 0003.K/DIR/2016
tentang Penerapan Kebijakan Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
g) KPI Kepatuhan K3LH
7. Penyelidikan kecelakaan
Untuk penyelidikan kecelakaan pada karyawan bright PLN Batam
maka dibentuklah tim direksi yang terdiri dari HSE, penanggung
jawab unit, saksi kejadian dan serikat pekerja untuk menganalisa
apakah kejadian tersebut termasuk kedalam suatu kecelakaan. Setelah
hasil analisa penyebab kecelakaan dikeluarkan maka tahap
selanjutnya pihak management merekomendasikan tindakan
selanjutnya.
8. Pelatihan
Untuk meningkatkan keselamatan saat kerja maka pt Bright PLN
Batam melakukan pelatihan-pelatihan yaitu :
Firefighter training
Sosialisasi K3 ke unit bisnis, mita kerja, masyarakat umum
disekitar instalasi
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Struktur organisasi sistem manajemen yang ada di perusahaan PT.Bright
PLN Batam merupakan struktur organisasi K3 yang terstruktural yaitu
HSE (Health Safety and Environtment). Dimana tanggung jawab HSE
meliputi Keselamatan Kerja, Keselamatan Instalasi, Keselamatan Umum,
dan Keselamatan Lingkungan Hidup dengan melakukan langkah langkah
mulai dari; Sertifikasi peralatan dan personil, Pelaporan kegiatan dan
kinerja kepada instansi terkait, memasukan ketentuan-ketentuan
keselamatan dan lingkungan dalam Kontrak Perjanjian Kerja dengan
kontraktor.
2. Kesehatan kerja di perusahaan PT Bright PLN Batam sudah berjalan
dengan baik. Perusahaan telah melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala bagi semua pekerja yang ada di perusahaan tersebut. Namun
untuk hygiene sanitasi industri dan housekeeping perusahaan tidak
memperlihatkan bagaimana aktifitas hygiene sanitasi dan housekeeping
di perusahaan tersebut.
3. Keselamatan kerja yanga ada diperusahaanbright PLN Batam sudah
memenuhi syarat. Perusahaan menjelaskan bahwa pada tahun 2018
sampai pada saat melakukan kunjungan tidak terdapat kecelakaan kerja.
Namun, pada tahun 2017 terdapat 1 kasus kecelakaan kerja. Pekerja
harus memakai APD yang sesuai dengan tingkat risiko kecelakaan dan
para pekerja harus bekerja sesuai prosedur dan SOP yang berlaku untuk
meminimalisir kecelakaan kerja.
5.2 Saran
1. Diharapkan kepada perusahaan untuk meningkatkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3)
2. Diharapkan kepada perusahaan untuk meningkatkan pengawasan kepada
para pekerjanya
3. Diharapkan kepada tenaga kerja untuk lebih patuh dalam bekerja yang
sesuai dengan prosedur dan SOP yang berlaku
34