Anda di halaman 1dari 47

KELEMBAGAAN

& KEAHLIAN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN
KERJA

Mirna Marintan Harahap, S.E


Pengawas Ketenagakerjaan
Daerah Istimewa Yogyakarta
PERKENALAN

Nama : Mirna Marintan Harahap, S.E

Pekerjaan : Pengawas Ketenagakerjaan

Instansi : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Daerah Istimewa Yogyakarta

0818 0821 7559

ninamarintan79@gmail.com
DISKUSI

1. Apa yang anda ketahui mengenai K3?

2. Apa manfaat K3 bagi perusahaan dan bagi


pekerja?
ARTI DAN MAKNA LAMBANG PADA BENDERA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TUJUAN PEMBELAJARAN :

Peserta diharapkan mampu :

 Memahami pengetahuan dasar


kelembagaan dan keahlian K3

 Memahami norma kelembagaan K3

 Memahami norma keahlian K3


Pengetahuan Dasar Kelembagaan dan
Keahlian K3
a. Dasar hukum
b. Pengertian - pengertian

Kelembagaan K3
a. Tugas dan fungsi kelembagaan K3
b. Persyaratan pembentukan dan
penunjukan kelembagaan K3
c. Evaluasi/penilaian kelembagaan K3

Keahlian K3
a. Persyaratan dan tata cara
penunjukan ahli K3
b. Perpanjangan penunjukan ahli K3
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 (pasal
10 ayat 1)

2. Permenaker No. Per. 04/Men/1995


tentang Perusahaan Jasa K3 (PJK3)

3. Permenaker No. 18 Tahun 2016 Tentang


Dewan K3 Nasional (DK3N)

4. Kepmenaker No. Kep.04/Men/1987


Tentang P2K3
KELEMBAGAAN K3 :
Organisasi/badan swasta independen, non
pemerintah yang bergerak di bidang
pengelolaan keselamatan dan kesehatan
UTAMAKAN
kerja (K3), beranggotakan perusahaan dan
KESELAMATAN lembaga usaha berbadan hukum di
DAN
KESEHATAN Indonesia, terdiri dari :
KERJA

P2K3
DK3N
DK3P
PJK3
P2K3
UTAMAKAN
UU No. 1Tahun 1970 tentang K3 Pasal 10 ayat (1)
KESELAMATAN
DAN
KESEHATAN
“ Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia
KERJA Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang
keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi “

Penjelasan : Ayat (2) Panitia Pembina


Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan
suatu Badan yang terdiri dari unsur-unsur
penerima kerja, pemberi kerja dan Pemerintah
(tripartite).
P2K3
Ialah badan pembantu di tempat
kerja yang merupakan wadah
UTAMAKAN
KESELAMATAN
kerjasama antara pengusaha dan
DAN pekerja untuk mengembangkan
KESEHATAN
KERJA kerjasama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja

Pasal 1 huruf d Permenaker RI


No Per.04/MEN/1987
P2K3
Tugas Pokok:
Memberikan saran dan pertimbangan
baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha atau pengurus
perusahaan mengenai masalah
keselamatan dan kesehatan kerja

Pasal 4 PER.04/MEN/1987
Fungsi P2K3 :
a. Menghimpun dan mengolah data tentang K3

b. Membantu menunjukkan dan menjelaskan


kepada setiap tenaga kerja, mengenai
 faktor bahaya di tempat serta cara
menanggulanginya
 faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktifitas kerja
 Alat Pelindung diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan, serta
 cara dan sikap kerja yang benar dan aman
Fungsi P2K3 :
c. Membantu pengusaha atau pengurus :
 Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja
 Tindakan koreksi dan alternatif
 Mengembangkan sistem pengendalian bahaya
 Mengevaluasi penyebab kec. dan PAK
 Mengembangkan penyuluhan dan penelitian
 Pemantauan gizi kerja dan makanan
 Memeriksa kelengkapan peralatan K3
 Pelayanan kesehatan tenaga kerja
 Mengembangkan lab. dan interpretasi hasil pemeriksaan
 Menyelenggarakan administrasi K3

d. Membantu menyusun kebijakan manajemen K3 dan


pedoman kerja
LATAR BELAKANG

 Mencegah terjadinya
gangguan keselamatan
dan kesehatan tenaga
kerja  penerapan K3

 P2K3 membantu
pimpinan perusahaan
dalam penerapan K3
MANFAAT
• Mengembangkan kerjasama bidang K3.

• Meningkatkan kesadaran dan partisipasi


tenaga kerja terhadap K3

• Forum komunikasi dalam bidang K3

• Menciptakan tempat kerja yang nihil


kecelakaan dan penyakit akibat kerja
PERSYARATAN PEMBENTUKAN
P2K3

Setiap 1. Jumlah tenaga


tempat kerja kerja > 100
dengan orang
kriteria
tertentu, 2. Jumlah tenaga
pengusaha/ kerja < 100
pengurus orang, namun
wajib mempunyai
membentuk resiko bahaya
P2K3. besar
Lamp I Kepmenaker 186/1999
Lamp III Kepmenaker 187/1999

Beberapa contoh ketentuan peraturan perundangan


yang mengatur tingkat potensi bahaya di tempat
Permenaker 1 thn 2007
kerja
PERSYARATAN KEANGGOTAAN
P2K3 (Pasal 3) PER.04/MEN/1987

• Keanggotaan P2K3 bersifat Bipartit terdiri


dari unsur pengusaha & pekerja yang
susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
anggota.
• Ketua P2K3 di haruskan Pemimpin
Perusahaan.
• Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 dari
perusahaan yang bersangkutan.
• Anggota : wakil dari unit kerja

• P2K3 dibentuk oleh pengusaha atau pengurus dan disahkan oleh


Ka.Disnaker setempat
• Menyampaikan laporan kegiatan P2K3 sekurang-kurangnya 3 bulan
sekali kepada Ka.Disnaker setempat (Pasal 12)
ORGANISASI P2K3…

 Syarat Keanggotaan :

Jumlah tenaga kerja > 100 orang, maka


jumlah anggota sekurang-kurangnya 12
orang, terdiri 6 orang mewakili
pengusaha/pengurus dan 6 orang mewakili
tenaga kerja.
 Jumlah tenaga kerja antara 50 – 100
orang, maka jumlah anggota sekurang-
kurangnya 6 orang, terdiri dari 3 orang
mewakili pengusaha/pengurus dan 3 orang
mewakili tenaga kerja.

Jumlah tenaga kerja < 50 orang dengan


potensi bahaya tinggi, maka jumlah
anggota sekurang-kurangnya 6 orang,
terdiri 3 orang mewakili
pengusaha/pengurus dan 3 orang mewakili
tenaga kerja.
JOB DESCRIPTION :
Organisasi K3

• Memimpin semua rapat


KETUA P2K3

• Menentukan langkah, policy demi


tercapainya program K3
• Mempertanggungjawabkan
pelaksanaan program K3 kepada
Direksi
• Memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan program K3 di
perusahaan
JOB DESCRIPTION :

• Membuat undangan rapat dan notulen


SEKRETARIS

• Mengelola administrasi surat surat


P2K3
P2K3

• Mencatat data2 yang berhubungan


dengan K3
• Memberikan bantuan/saran yang
diperlukan seksi-seksi
• Membuat laporan ke disnaker
setempat
JOB DESCRIPTION :
ANGGOTA

• Melaksanakan program-program yang


telah ditetapkan sesuai dengan seksi
P2K3

masing masing

• Melaporkan kepada ketua atas


kegiatan yang telah dilaksanakan
PROGRAM KERJA
• Safety meeting

• Inventarisasi permasalahan K3

• Identifikasi dan inventarisasi sumber bahaya

• Penerapan norma K3

• Inspeksi secara rutin dan teratur

• Penyelidikan dan analisa kecelakaan


PROGRAM KERJA (lanjutan)

• Pendidikan dan latihan

• Prosedur dan tata cara evakuasi


• Catatan dan data K3
• Laporan pertanggungjawaban
• Penelitian
Tahapan/ prosedur pembentukan P2K3

 Menetapkan Kebijakan K3 atau di perusahaan


dikenal dengan Safety and Health Policy.
 Inventarisasi calon anggota P2K3
 Konsultasi dengan Dinas Tenaga Kerja
 Pembentukan P2K3 secara resmi oleh pimpinan
perusahaan
 pimpinan perusahaan melaporkan secara
tertulis susunan anggota P2K3 kepada Kantor
Dinas Tenaga Kerja setempat dan mengajukan
permohonan untuk mendapatkan pengesahan
CONTOH SK P2K3
RAPAT P2K3
1. Rapat P2K3 diadakan dengan para wakil bagian P2K3 dari
setiap bagian/unit kerja yang ditunjuk sebagai anggota
P2K3.
2. Rapat P2K3 minimal dilaksanakan setiap bulan.
3. Rapat tersebut akan membahas antara lain :
 Masalah K3 yang yang belum dapat diselesaikan/dipecahkan
 Tindak lanjut hasil penyelidikan kecelakaan/insiden yang
terjadi di perusahaan.
 Tindak lanjut hasil inspeksi/patroli dan audit yang dilakukan
periode sebelumnya.
 Peninjauan ulang program K3 yang telah dijalankan.
 Kebutuhan pelatihan dan kompetensi para personil.
 Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3 dan Lingkungan.
PEMBINAAN

• INTERN • EKSTERN
- Personil - Seminar
- Program - Lokakarya
- Operasional - Kursus
- Study Tour

• DISNAKER
- Kunjungan Pegawai Pengawas
- Monitoring laporan
OUT COME

• Rekomendasi K3

• Laporan Triwulan ke
Disnaker
Rekom
&
Laporan
Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Kepada Yth.:
Pimpinan Perusahaan ………
Perusahaan :
Alamat :
Rekomendasi

No. Tempat Kerja Potensi Bahaya Rekomendasi

1 2 3 4

Tembusan kepada Yth.: …………., tanggal-bulan-tahun

1. Kadisnaker …… Ketua P2K3

…………………………..
DK3N
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional

• DK3N dibentuk oleh Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia


• Tugas : Memberikan saran dan pertimbangan kepada Menteri di
bidang K3 di tingkat nasional.
• Keanggotaan DK3N terdiri dari unsur pemerintah, serikat
pekerja/serikat buruh, organisasi pengusaha, organisasi profesi di
bidang K3, dan/atau akademisi.
• DK3N mengadakan rapat paling sedikit 1 kali setiap 3 bulan dan
dipimpin oleh ketua DK3N.

Kebijakan K3
DK3P
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Provinsi

• DK3P dibentuk oleh Gubernur


• Tugas : Memberikan saran dan pertimbangan kepada Gubernur di
bidang K3 di tingkat provinsi.
• Keanggotaan DK3N terdiri dari unsur pemerintah, serikat
pekerja/serikat buruh, organisasi pengusaha, organisasi profesi di
bidang K3, dan/atau akademisi.
• DK3P dalam melaksanakan tugasnya dapat melakukan kerja sama
dengan badan pemerintah/non pemerintah Provinsi dan/atau
Kabupaten/Kota melalui Dinas Provinsi.
PJK3
Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

suatu lembaga usaha berdasarkan surat keputusan penunjukan


dari Depnakertrans yang bergerak di bidang jasa keselamatan
dan kesehatan kerja dengan mempunyai ahli K3 di bidangnya

•Tugas Pokok: Membantu pelaksanaan pemenuhan


syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan peraturan perundangan

•Fungsi: Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan


masalah K3, mulai dari tahap konsultasi,
fabrikasi, pemeliharaan, reparasi, penelitian,
pemeriksaan, pengujian, audit K3 dan pembinaan K3.
PJK3 mencakup bidang :
a. Jasa Konsultan K3
b. Jasa Fabrikasi, Pemeliharaan, Reparasi dan Instalasi Teknik K3
c. Jasa Pemeriksaan dan Pengujian Teknik
d. Jasa Pemeriksaan/ Pengujian dan atau Pelayanan Kesehatan Kerja
e. Jasa Audit K3
f. Jasa Pembinaan K3

 PJK3 bidang pemeriksaan dan pengujian teknik dilarang


melakukan kegiatan PJK3 bidang jasa konsultan, Jasa pabrikasi,
pemelihara, reparasi dan instalasi teknik K3 dan Jasa Pembinaan
K3

 Surat Keputusan Penunjukan PJK3 berlaku untuk jangka waktu 2


tahun dan setelah berakhir dapat diperpanjang
PEMBINAAN AHLI K3

• Ahli K3 adalah tenaga teknis berkeahlian


khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
untuk mengawasi ditaatinya Undang-
undang No.1 Tahun 1970.
• Keberadaan Ahli K3 pada
Perusahaan/Tempat Kerja ataupun
Perusahaan Jasa K3
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 (pasal
1 ayat 6 dan pasal 5 ayat 1 dan 2)

2. Permenaker No. 02/Men/1992


tentang Tata Cara Penunjukan
Ahli K3
Ahli K3
(Permen No. 02/Men/1992)

• Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional

• Memfollow up rekomendasi atau saran dan


perkembangan yang telah disepakati kedua belah pihak
di lini struktural

• Sebagai kepanjangan tangan Pemerintah dalam


pelaksanaan pengawasan ditaatinya UU No. 1 Tahun
1970

• Diajukan oleh pengusaha atau pengurus


Ketentuan Ahli K3
 Pendidikan Sarjana dengan pengalaman kerja sesuai
bidang keahliannya sekurang-kurangnya 2 tahun, atau

 Pendidikan Sarjana Muda/sederajat dengan pengalaman


kerja sesuai bidang keahliannya sekurang-kurangnya 4
tahun

 Berbadan sehat & berkelakuan baik

 Bekerja penuh di instansi/perusahaan yang bersangkutan.

 Penunjukan Ahli K3 ditetapkan berdasarkan permohonan


tertulis dari pengurus atau pimpinan instansi kepada
Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
 Permohonan harus melampirkan :
- Daftar riwayat hidup
- Surat keterangan pengalaman kerja di bidang K3
- Surat keterangan berbadan sehat dari dokter
- Surat keterangan pemeriksaan psikologi
- Surat keterangan berkelakuan baik dari Polisi
- Surat keterangan pernyataan bekerja penuh dari
perusahaan/instansi yang bersangkutan
- Foto copy ijazah / STTB terakhir
- Sertifikat pendidikan khusus K3
 Masa berlaku penunjukan selama 3 (tiga) tahun

 Perpanjangan penunjukan dapat diajukan kepada Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang
ditunjuk
 Permohonan perpanjangan dengan melampirkan :
- semua lampiran sebagaimana permohonan awal
- salinan keputusan penunjukan Ahli K3 yang lama
- surat pernyataan dari pengurus/pimpinan instansi
mengenai prestasi yang bersangkutan
- rekapitulasi laporan kegiatan
PROSEDUR & TATA CARA

PERMOHONAN MENAKER cq Keputusan


Dirjen Binwasnaker

• Daftar riwayat hidup
• Surat keterangan
pengalaman kerja di bidang
K3
• Surat keterangan berbadan
sehat dari dokter
• Surat keterangan
pemeriksaan psikologi
• Surat keterangan
TIM PENILAI
berkelakuan baik dari Polisi
• Surat keterangan  syarat-syarat administrasi
pernyataan bekerja penuh
dari perusahaan/instansi  kemampuan pengetahuan
yang bersangkutan teknis K3
• Foto copy ijazah / STTB
terakhir SK PENUNJUKAN
• Sertifikat pendidikan Masa berlaku : 3 tahun
khusus K3  dapat diperpanjang
toh
con

PP 50/2012 pasal 10
 SKP Ahli K3 tidak berlaku apabila :
 Pindahtugas ke instansi/perusahaan lain
 Mengundurkan diri
 Meninggal dunia

 SKP Ahli K3 dicabut apabila :


 Tidak memenuhi per-UU-an K3
 Melakukan kesalahan & kecerobohan
 Dengan sengaja atau kecerobohan membuka rahasia
perusahaan
KEWAJIBAN AHLI K3
1. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan K3
sesuai dengan bidang yang ditentukan

2. Memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

3. Memberikan laporan kpd menteri tenaga kerja dengan ketentuan sebagai


berikut ;

- Ahli K3 di tempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali


ditentukan lain
- Ahli K3 di perusahaan yang memberikan jasa di bidang K3 setiap saat
setelah selesai melakukan kegiatan
Tembusan laporan ditujukan kepada :
- Dinas Tenaga Kerja Kabupaten / Kota
- Dinas Tenaga Kerja Propinsi
- Direktur Pengawasan Norma K3

4. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan / instansi yang


didapat berhubungan dengan jabatannya
Wewenang Ahli K3

a. Memasuki tempat kerja sesuai dengan penunjukan

b. Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan


syarat-syarat K3 di tempat kerja sesuai dengan penunjukan

c. Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan


memberikan persyaratan serta pembinaan K3 yang meliputi :
 Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
 Keadaan mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta
peralatan lainnya
 Penanganan bahan-bahan
 Proses produksi
 Sifat pekerjaan
 Cara kerja
 Lingkungan kerja

Anda mungkin juga menyukai