Anda di halaman 1dari 23

P2K3

(Panitia Pembina K3)


 Untuk meringankan beban tugas pengusaha/pengurus
khususnya dalam bidang K3, perlu dibentuk P2K3.
 P2K3 adalah wadah kerjasama antara unsur pimpinan
perusahaan dan tenaga kerja dalam menangani masalah
K3 di perusahaan.

Manfaat :
Mengembangkan kerjasama bidang K3.
Meningkatkan kesadaran tenaga kerja tentang K3.
Forum komunikasi dalam bidang K3.
Menciptakan tempat kerja yang nihil kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
DASAR HUKUM KONSIDERAN
1. Mencegah terjadinya
1. Undang-undang No. 1 tahun gangguan K3
1970 (pasal 10) (kecelakaan,
kebakaran,
2. Permen No. 04/Men/1987 peledakan,
tentang P2K3 serta Tata Cara pencemaran
Penunjukan Ahli K3 lingkungan &
penyakit akibat
3. Permen No. 02/Men/1992 kerja) dalam rangka
tentang Tata Cara peningkatan efisien
& produktivitas
Penunjukan, Kewajiban dan kerja.
Wewenang Ahli K3 2. Pimpinan perusahaan
4. Kepdirjen Binwasnaker No. perlu dibantu dalam
penerapan
69 Kepdir/2015 tentang keselamatan kerja,
pedoman pembinaan calon higiene perusahaan &
AK3 Umum kesehatan kerja.
Ketentuan Umum
 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha/pengurus
wajib membentuk P2K3.
 Keanggotaan P2K3 bersifat Bipartit terdiri dari unsur pengusaha
& pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
anggota.
 Ketua P2K3 adalah Pemimpin Perusahaan.
 Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 dari perusahaan yang
bersangkutan.
 P2K3 dibentuk oleh pengusaha atau pengurus dan disahkan oleh
Menteri Tenaga Kerja.
 Menyampaikan laporan kegiatan P2K3 sekurang-kurangnya 3
bulan sekali kepada Menteri.
ORGANISASI P2K3
● Sifat; Fungsional & Periodik
● Bentuk disesuaikan dengan :
- Kebutuhan
- Struktur organisasi perusahaan
● Syarat pembentukan
- Jumlah tenaga kerja > 100 orang
- Jumlah tenaga kerja < 100 orang dengan tingkat bahaya besar
- Jumlah tenaga kerja < 100 orang dalam kelompok individu
kecil
● Dibentuk oleh pengusaha/pengurus dan disahkan oleh Menteri
Tenaga Kerja.
Organisasi P2K3…
 Syarat Keanggotaan :
- Jumlah tenaga kerja > 100 orang, maka jumlah anggota sekurang-
kurangnya 12 orang, terdiri 6 orang mewakili pengusaha/pengurus
dan 6 orang mewakili tenaga kerja.
- Jumlah tenaga kerja antara50 – 100 orang, maka jumlah anggota
sekurang-kurangnya 6 orang, terdiri dari 3 orang mewakili
pengusaha/pengurus dan 3 orang mewakili tenaga kerja.
- Jumlah tenaga kerja < 50 orang dengan takut bahaya, maka jumlah
anggota sekurang-kurangnya 6 orang, terdiri 3 orang mewakili
pengusaha/pengurus dan 3 orang mewakili tenaga kerja.
- Jumlah tenaga kerja < 50 orang dalam kelompok individu kecil,
maka jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 orang yaitu mewakili
perusahaan.
Tugas Pokok
• Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3 kepada
pengusaha/pengurus tempat kerja (diminta maupun tidak)

Fungsi
• Menghimpun dan mengolah data K3

• Mendorong peningkatan
- Penyuluhan K3
- Inspeksi K3
- Latihan K3
- Penilitian K3 dalam bidang keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan lingkungan kerja
• Membantu pimpinan menyusun kebijakan K3
Kegiatan P2k3
 Identifikasi masalah K3
 Pendidikan & latihan K3

 Sidang-sidang K3

 Rekomendasi K3

 Audit K3

 Analisa & mengolah data kecelakaan

 Pelaporan kegiatan K3
Program Kerja P2K3
 Mengevaluasi cara kerja, proses & lingkungan kerja.
 Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.

 Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap K3.

 Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta


mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
 Mengembangkan penyuluhan & penelitian di bidang keselamatan kerja,
higiene perusahaan, kesehatan kerja & ergonomi.
 Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja & menyelenggarakan
makanan di perusahaan.
 Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.

 Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

 Mengembangkan lab K3, melakukan pemeriksaan lab & melaksanakan


interpretasi hasil pemeriksaan.
 Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan &
kesehatan kerja.
RAPAT P2K3
Rapat P2K3 diadakan dengan para wakil bagian P2K3 dari setiap
bagian/unit kerja yang ditunjuk sebagai anggota P2K3.
Rapat P2K3 minimal dilaksanakan setiap bulan.
Rapat tersebut akan membahas antara lain :
 Masalah K3 yang diperoleh oleh para karyawan yang belum
selesai dipecahkan.
 Tindak lanjut hasil penyelidikan kecelakaan/insiden yang terjadi
di pabrik dan sekitarnya.
 Tindak lanjut hasil inspeksi/patroli dan audit yang dilakukan
periode sebelumnya.
 Peninjauan ulang program K3, Lindungan Lingkungan dan atau
RET.
 Kebutuhan pelatihan dan kompetensi para personil.

 Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3 dan Lingkungan.


PEMBINAAN

• INTERN • EKSTERN
- Personil - Seminar
- Program - Lokakarya
- Operasional - Kursus
- Study Tour

• DEPNAKER
- Kunjungan Pegawai Pengawas
- Monitoring laporan
PERAN AHLI
K3
◊ Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional.

◊ Memfollow up rekomendasi atau saran dan


perkembangan yang telah disepakati kedua
belah pihak di lini struktural.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
KEWAJIBAN PENGURUS Pasal 9 Pembinaan
 Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru:
 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
 Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
 Melakukan pembinaan
 pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 peningkatan K3
 pemberian P3K
 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
Penjelasan Pasal 10
Ayat (1)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertugas memberi pertimbangan dan dapat membantu
pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan dalam
perusahaan yang bersangkutan serta dapat memberikan
dan penerangan efektif pada para pekerja yang
bersangkutan.
Ayat (2)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan suatu Badan yang terdiri dari unsur-unsur
penerima kerja, pemberi kerja dan Pemerintah
(tripartite).
Undang - Undang No. 1
07/30/21 tahun 1970
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Susunan P2K3
Diatur dan tetapkan oleh Menteri
Peraturan pelaksana Permen No. 04/Men/1987
Ketua : Manajemen
Sekretaris : AK3
Anggota : (Bipartite)
Dilantik : Disnaker

Fungsi
Wadah kerjasama peningkatan bidang K3
TRIPARTITE
KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI K3

ө KEWAJIBAN AHLI K3
- Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan K3 sesuai dengan bidang yang
ditentukan.
- Memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang
ditunjuk sesuai keputusan penunjukannya yaitu tiap 3
bulan atau ditentukan lain bagi Ahli K3 Umum serta setiap
selesai memberikan jasa bagi Ahli K3 yang berada pada
perusahaan jasa.
- Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan/instansi yang di dapat berhubungan dengan
jabatannya.
ө WEWENANG AHLI K3
- Memasuki tempat kerja sesuai dengan penunjukan.
- Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan
syarat-syarat K3 di tempat kerja sesuai sengan penunjukan.
- Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi
dan memberikan persyaratan serta pembinaan K3 yang
meliputi :
• Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
• Keadaan mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan
lainnya
• Penanganan bahan-bahan
• Proses produksi
• Sifat pekerjaan
• Cara kerja
• Lingkungan kerja
Peraturan-peraturan yang mengatur standar kompetensi K3
:
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
2. Undang-undang Uap dan Peraturan Uap 1930
3. Permen No. 01/Men/1976 tentang Wajib Latihan Hyperkes bagi Dokter Perusahaan.
4. Permen No. 03/Men/1978 tentang Penunjukan dan Wewenang serta Kewajiban Pegawai
Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Permen No. 01/Men/1979 tentang Wajib Latihan Hyperkes bagi Para Medis Perusahaan.
6. Permen No. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las.
7. Permen No. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
8. Permen No. 04/Men/1987 tentang P2K3.
9. Permen No. 01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap.
10. Permen No. 01/Men/1989 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran Angkat.
11. Permen No. 02/Men/1992 tentang TataCaraPenunjukan Kewajiban&Wewenang Ahli K3.
12. Permen No. 04/Men/1995 tentang Perusahaan Jasa K3.
13. PP 50 THN 2012 tentang Sistem Manajemen K3.
14. Permen No. 03/Men/1999 tentang Pengawasan Lift Listrik.
15. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 186/Men/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
Program Kerja OUT COME
◊ safety meeting
◊ Inventarisasi permasalahan K3
→Rekomendasi
◊ Identifikasi dan inventarisasi K3
sumber bahaya
◊ Penerapan norma K3 → Laporan
◊ Inspeksi secara rutin dan teratur
◊ Penyelidikan dan analisa
kecelakaan
◊ Prosedur dan tata cara evakuasi
◊ Catatan dan data K3
◊ Laporan pertanggungjawaban
◊ Penelitian
Klasifikasi jabatan personil K3 yang diharapkan di tempat
kerja/perusahaan (usulan)
• Auditor K3
• Ahli Keselamatan Kerja (Occupational Safety Expert)
• Ahli Kesehatan Kerja (Occupational Health Expert)
• Ahli Higiene Industri (Industrial Hygienist)
• Ahli Toksikologi (Occupational Toxicologist)
• Ahli Efidemoligi (Occupational Epidemologist)
• Ahli Ergonomi
• Ahli Kedokteran Kerja (Occupational Medicine)
• Ahli Kebakaran (Occupational Fire Safety Expert)
• Tenaga Perawat (Occupational Nurse)
• Operator
- Boiler - Teknisi Listrik - Spesialis Uap, Bejana Tekan, Kimia
- Crane - Teknisi Lift dan Angkat & Angkut
- Forklift - Teknisi Kebakaran
- Juru Las
Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Kepada Yth.:
Pimpinan Perusahaan ………
Perusahaan :
Alamat :
Rekomendasi

Kemungkinan
No. Bahaya Potensial Rekomendasi
Kecelakaan

1 2 3 4

Tembusan kepada Yth.: …………., tanggal-bulan-tahun

1. Kadisnaker …… Ketua P2K3

…………………………..
Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Kepada Yth.:
Ka.Disnaker ………
Perusahaan :
Alamat :
LAPORAN

No. Tanggal Kegiatan Keterangan

1 2 3 4

Tembusan kepada Yth.: …………., tanggal-bulan-tahun

1. Pimpinan Perusahaan …… Ketua P2K3

…………………………..

Anda mungkin juga menyukai