Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RISIKOPADA AREA PRODUKSI CV

MEBEL INTERNASIONAL, SEMARANG DENGAN METODE JOB


SAFETY ANALYSIS
Jeihan Iftahlana Putri*), Muhammad Mujiya Ulkhaq

Program StudiTeknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya bahaya di area produksi serta melakukan
perhitungan skorterhadap risiko yang mungkin terjadi. Setelah mendapatkan skor, dapat dilihat
tingkatrisikotersebut apakah dapat diterima, rendah, medium, tinggi, atau sangat tinggi. Hal ini
dilakukan karena kecelakaan kerja yang terjadi di CV Mebel Internasional berdampak buruk bagi
karyawan dan perusahaan itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu diadakan perhitungan tingkat risiko yang
diharapkan perusahaan dapat lebih waspada dan kedepannyaserta kecelakaan dapat diminimalisir
atau bahkan dihilangkan. Sebagai perusahaan yang masih memiliki pekerjaan manual dan
melibatkan banyak pekerja, CV Mebel Internasional kurang tegas dalammenangani Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.Kurang tegas dalam hal ini adalah pemakaian alat pelindung diri yang terkadang
dilanggar oleh pekerja kurang ditindaklanjuti.Salah satu metode yang dilakukan untuk
mengantisipasi adanya kecelakaan kerja adalah dengan job safety analysis (JSA). Dengan
menggunakan JSA maka potensi bahaya dapat diminimalisir bahkan dihilangkan. Identifikasi bahaya
dan risiko tersebut dikelola melalui sebuah formulir yang berisi uraian pekerjaan dan bahaya yang
mungkin timbul. Dilakukan dengan sistem penilaian yang mengacu pada matriks tingkat keparahan
dan tingkat risiko. Matriks tersebut adalah matriks yang digunakan untuk menganalisis risiko dengan
teknik semikuantitatif. Dengan demikian maka potensi bahaya dan risiko tersebut dapat dicegah dan
dikelola dengan baik.

Kata kunci: Job Safety Analysis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Manajemen Risiko

ABSTRACT

[Title: Identification of Hazard and Risk in CV Mebel International Production Area, Semarang
using Job Safety Analysis Method]. This study aimed to analyze the hazards in the production area
as well as perform calculations score against risks that may occur. After getting a score, it can be
seen that whether the level of risk is acceptable, low, medium, high, or very high. This is done
because the accidents that occurred at the CV Mebel Internasional is bad for the employees and the
company itself. Therefore, there should be the calculation of the level of risk that the company
expected to be more vigilant and future as well as accidents can be minimized or even eliminated. As
a company that still has the manual work and involves many workersCV Mebel Internasional less
assertive in dealing with Health and Safety. Less assertive in this regard is the use of personal
protective equipment that is sometimes violated by workers less acted upon. One method is to
anticipate the existence of workplace accidents is to job safety analysis (JSA). By using the JSA, the
potential hazards can be minimized or even eliminated. Hazard identification and risk is managed
through a form containing the job description and the dangers that may arise. Performed by a
scoring system which refers to the matrix of severity and the degree of risk. The matrix is a matrix
that is used to analyze risk with a semiquantitative technique. Thus, the potential hazards and risks
can be prevented and managed properly.

Keywords: Job Safety Analysis, Occupational Health and Safety, Risk Management

1. Pendahuluan kosmetik, industri pangan, industri sandang sampai


Dewasa ini dunia industri makin berkembang di industri mebel. Industri-industri tersebut dapat
berbagai bidang, seperti industri otomotif, industri dikatakan berkembang karena telah melibatkan
banyak pihak, dan menghasilkan hasil produksi yang
*) jeihaniftahlanaputri@gmail.com besar dan proses distribusinya sampai ke luar negeri.
Salah satu contoh industri yang sedang berkembang di tingkat risiko yang akan terjadi, sehingga siap untuk
Indonesia saat ini adalah industri mebel. Indonesia menanggulanginya.
yang memiliki banyak hasil kayu yang berasal dari Salah satu metode yang dilakukan untuk
hutan serta memiliki kota Jepara sebagai penghasil mengantisipasi adanya kecelakaan kerja adalah
ukiran terindah. Kelebihan yang dimiliki Indonesia dengan job safety analysis (JSA). Dengan
tersebut menyebabkan industri mebel di Indonesia menggunakan JSA maka potensi bahaya dapat
dilirik oleh berbagai negara untuk mendapatkan hasil diminimalisir bahkan dihilangkan. Identifikasi bahaya
industri mebel tersebut. dan risiko tersebut dikelola melalui sebuah formulir
CV Mebel Internasional merupakan perusahaan yang berisi uraian pekerjaan dan bahaya yang
mebel yang sudah cukup besar, dengan bekerja sama mungkin timbul. Metode ini dilakukan dengan sistem
dengan puluhan suplier mebel dari Jepara kemudian penilaian yang mengacu pada matriks tingkat
dilakukan beberapa proses hingga finishing dan keparahan dan tingkat risiko. Matriks tersebut adalah
menghasilkan berbagai jenis mebel yang di ekspor ke matriksyang digunakan untuk menganalisis risiko
luar negeri. Mebel yang diproduksi di CV Mebel dengan teknik semikuantitatif. Dengan demikian maka
Internasional adalah berupa kursi, meja, lemari, potensi bahaya dan risiko tersebut dapat dicegah dan
ranjang tidur, alat gantung jaket dan berbagai jenis dikelola dengan baik. Jika terjadi kecelakaan kerja
mebel lainnya dengan ukiran yang khas. Semua hasil atau insiden baik secara langsung dan tidak
produksi tersebut didesain khusus untuk melayani langsung,akan berdampak pada pekerja, perusahaan
permintaan konsumen yang seluruhnya berasal dari dan lingkungan.
luar Indonesia. Negara-negara tersebut adalah negara-
negara besar dan maju seperti Amerika, Jepang, 2. Dasar Teori
Kanada, Australia, Inggris, Thailand, dan Singapura. 2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
Konsumen-konsumen tersebut merupakan konsumen Kecelakaan Kerja, dan Risiko
tetap karena dalam periode waktu tertentu mereka Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
memesan dalam jumlah besar, kemudian mereka akan keselamatan yang berkaitan dengan hubungan tenaga
menjual mebel-mebel itu kembali di negaranya. Jenis kerja dengan peralatan kerja, bahan dan proses
proses produksi yang ada di CV Mebel Internasional pengolahannya, landasan tempat kerja dan cara-cara
adalah berupa reguler dan project. Regulermerupakan melakukan pekerjaan tersebut.Dari beberapa definisi
proses produksi yang dilakukan sehari-hari dengan dan konsep dapat disimpulkan bahwa penerapan dan
desain barang yang sudah ada, pihak perusahaan keselamatan kerja adalah suatu cara untuk
hanya harus melakukan pemesanan ke pihak suplier menerapkan diri atau mengatur diri sendiri pada suatu
Jeparayang sudah memegang data desain tersebut. pekerjaan agar bisa bekerja dengan aman dan sehat
Untuk proses produksi Project,merupakan proses baik secara jasmani dan rohani yang berhubungan
produksi yang mendesain baru sesuai dengan dengan proses kerja dan lingkungan kerjanya.(Dainur,
permintaan konsumen. Proses ini memerlukan waktu 1993).
yang cukup panjang karena dengan melakukan desain, Pengertian kecelakaan kerja adalah kecelakaan
kemudian perlu dibuat sampel produk dan ditawarkan seseorang atau kelompok dalam rangka melaksanakan
pada buyer, jika setuju maka produksi dimulai, jika kerja di lingkungan perusahaan, yang terjadi secara
buyer tidak setuju maka perlu dilakukan desain ulang tiba-tiba, tidak diduga sebelumnya, tidak diharapkan
hingga disetujui. terjadi, menimbulkan kerugian ringan sampai yang
Proses produksi mebel di CV Mebel Internasional paling berat, dan bisa menghentikan kegiatan pabrik
melibatkan banyak sekali karyawan, karena dalam secara total. (Kusuma, 2010).
prosesnya masih banyak yang dilakukan dengan Risiko adalah ancaman terhadap kehidupan,
manual. Terdapat mesin yang tidak banyak dan tidak properti atau keuntungan finansial akibat bahaya yang
terlalu besar. Meskipun begitu masih terdapat terjadi.Secara umum risiko dikaitkan dengan
beberapa kecelakaan kerja yang terjadi. Kecelakaan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar
kerja yang terjadi juga tidak hanya disebabkan oleh yang diharapkan (Labombang, 2011).
penggunaan mesin namun juga proses pekerjaan
manual. Jenis kecelakaan yang terjadi tersebut seperti 2.2 Manajemen Risiko
jari terkena cutter, mata terkena lem alteco, jari Secara umum manajemen risiko didefinisikan
terkena konveyor, tangan terkena tatah dan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur dan
sebagainya. Meskipun pihak perusahaan telah memastikan risiko dan mengembangkan strategi untuk
memasang pengingat kesehatan dan keselamatan kerja mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen
di berbagai sudut pabrik, namun masih banyak yang risikoakan melibatkan proses-proses, metode dan
tidak mengindahkan hal tersebut. Banyak karyawan teknik yang membantu manajer proyek maksimumkan
yang tidak menggunakan alat pelindung diri yang probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan
menjadi hal penting di pabrik mebel. Maka dari itu minimasi probabilitas dan konsekuensi event yang
semua pihak di perusahaan harus memahami akan berlawanan.
pentingnya keselamatan kerja, yaitu engan cara
mengidentifikasi adanya bahaya dan mengetahui
 Proses atau Tahapan Manajemen Risiko Skala pengukuran analisis konsekuensi
menurut NA/NZS 4360:2004
 Tidak signifikan (insinigficant): tanpa
kecelakaan manusia dan kerugian materi.
 Minor (minor): bantuan kecelakaan awal,
kerugian materi yang medium.
 Moderat (moderate): diharuskan
penanganan secara medis, kerugian materi
yang cukup tinggi.
 Major (major): kecelakaan yang berat,
kehilangan kemampuan operasi/ produksi,
kerugian materi yang tinggi.
 Bencana kematian (catastrophic): bahaya
radiasi dengan efek penyebaran yang luas,
kerugian yang sangat besar.
b Semikuantitatif
Setelah dilakukan secara kualitatif,
kemudian dilakukan analisis
Gambar 1. Tahapan Manajemen Risiko secarasemikuantitatif dengan memberikan
(Sumber: Gusani, 2012) nilai-nilai dari analisis kualitatif. Nilai yang
diberikan tersebut tidak secara tepat
Berdasarkan Gambar 1, proses yang dilalui menggambarkan besarnya konsekuensi dan
dalam manajemen risiko adalah: kecenderungan yang sebenarnya, melainkan
1. Perencanaan Manajemen hanya menggambarkan besar kecilnya
Risiko/Penetapan Konteks, perencanaan risiko dan hanya memberikan prioritas yang
meliputi langkah memutuskan bagaimana lebih detail dari analisis kualitatif. Pada
mendekati dan merencanakan aktivitas tahun 1991 seorang ilmuan bernama W.T
manajemen risiko. Fine merumuskan suatu nomogram yang
2. Identifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari lebih dikenal dengan “Fine Chart” yang
proses identifikasi risiko adalah mengenali digunakan untuk menentukan level secara
jenis-jenis risiko yang mungkin (dan semikuantitatif. Selain itu W.T Fine juga
umumnya) dihadapi oleh setiap pelaku bisnis. merumuskan metode analisis risiko secara
3. Analisis Risiko, merupakan suatu prosedur semikuantatif dengan menggunakan skor
yang dilakukan untuk memperoleh perkiraan pada Tabel yang terdiri dari Consequence,
tingkat risiko. Besarnya perkiraan risiko yang Exposure, dan Likelihoodyang ada ada
dihasilkan tergantung pada tingkat keparahan Gusani (2012).
dan kemungkinan dari suatu risiko. Analisis Penentuan level risiko dan analisis
risiko dapat dilakukan dengan cara kualitatif, semikuantitatif model ini dilakukan dengan
semikuantitatif, kuantitatif maupun cara mengalikan ketiga angka variabel yang
kombinasi ketiganya. didapat dari Tabel dalam Gusani (2012)
a Kualitatif sehingga di dapatkan level risiko dengan
Analisis kualitatif dalam manajemen risiko menggunakan rumus:
adalah proses menilai (assessment) dampak
dan kemungkinan dari risiko yang sudah Risk = Consequences x Exposure x Likelihood (1)
diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan Kemudian nilai yang didapat dari rumus
menyusun risiko berdasarkan efeknya tersebut dapat dikategorikan sesuai tingkat risiko
terhadap tujuan proyek. Skala pengukuran c Kuantitatif
yang digunakan dalam analisis kualitatif Merupakan proses identifikasi secara
adalah Australian Standard/New Zealand numeric probabilitas dari setiap risiko dan
Standard (AS/NZS) 4360:2004. Skala konsekuensinya terhadap tujuan proyek dan
pengukurannya sebagai berikut: mengevaluasi keefektifannya dalam
A : Hampir pasti terjadi dan akan terjadi mengurangi risiko. Kualitas yang dihasilkan
di semua situasi (almost certain) dari analisis tersebut tergantung kepada
B : Kemungkinan akan terjadi di semua ketepatan dan kesempurnaan nilai numerik
situasi (likely) yang digunakan. Keuntungannya adalah
C : Moderat, seharusnya terjadi di suatu tidak didasarkan pada pertimbangan
waktu (moderate) subjektif, dapat diterima secara luas, dan
D : Cenderung dapat terjadi di suatu secara detail dipertimbangkan faktor-faktor
waktu (unlikely) yang mempengaruhi besarnya
E : Jarang terjadi (rare) risiko.Sedangkan kekurangannya adalah
penilaian yang dilakukan haruslah Internasional dan menganalisis risikobahaya yang
berdasarkan model atau rumus tertentu mungkin terjadi, selain itu peneliti menggunakan data
yang mungkin tidak mewakili dari kecelakaan kerja pada tahun 2012-2014 (lihat tabel 1)
kenyataan yang sesungguhnya. dan melakukan wawancara terhadap beberapa pekerja.
4. Evaluasi Risiko, adalah membandingkan Peneliti menggunakan metode job safety
level risiko yang telah diketahui berdasarkan analysis. Job safety analysis adalah suatu metode yang
perhitungan analisis risiko dengan kriteria membutuhkan detail urutan pekerjaan.Urutan
risiko yang telah ditentukan sebelumnya. pekerjaan tersebut dianalisis bahaya dan risiko yang
Hasil dari evaluasi risiko adalah daftar mungkin terjadi pada setiap tahap kerja, kemudian
prioritas risiko yang memerlukan penanganan melakukan perhitungan skor berdasarkan analisis
lebih lanjut. Proses yang dilakukan untuk risiko secara semikuantitatif menurut W.T Fine. Skor
meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi tersebut akan menunjukkan tingkat risiko.
sampai batas yang dapat diterima
5. Pengendalian Risiko, merupakan langkah 4. Hasil dan Pembahasan
penting dan menentukan dalam keseluruhan Data kecelakaan kerja sudah diterapkan, namun
manajemen risiko. Pengendalian risiko melalui tanya jawab langsung dengan Kepala Bagian
berperan dalam meminimalisir/mengurangi HRD yang bertanggung jawab atas kesehatan dan
tingkat risiko yang ada sampai tingkat keselamatan kerja (K3) di CV Mebel Internasional
terendah atau sampai tingkatan yang dapat (MI) data kecelakaan tersebut dibuat secara mendadak
ditolerir. Langkah ini adalah proses karena adanya proses audit perusahaan. Meskipun
mengawasi risiko yang sudah diidentifikasi, begitu pencatatan sudah cukup baik, tetapi
memonitor risiko yang tersisa, dan kelengkapannya sedikit diragukan. Dari pencatatan
mengidentifikasikan risiko baru, memastikan (lihat tabel 1) tersebut terlihat bahwa pencatatan
pelaksanaan risk management direkap dari kecelakaan kerja yang terjadi di akhir
Cara pengendalian risiko dilakukan tahun 2012. Kecelakaan kerja terjadi tidak terlalu
melalui(Soputan, 2014): sering bila dilihat dari jarak waktu terjadinya
a Eliminasi: pengendalian ini dilakukan kecelakaan kerja, tetapi dampak yang ditimbulkan
dengan cara menghilangkan sumber cukup besar. Tercatat pada tahun 2012 hanya satu
bahaya (hazard). kecelakaan kerja. Pada tahun 2013 terjadi kecelakaan
b Substitusi: mengurangi risiko dari bahaya kerja sebanyak sembilan kali dan pada tahun 2014
dengan cara mengganti proses, mengganti terjadi lima kali kecelakaan kerja. Bagian yang sering
input dengan yang lebih rendah risikonya. mengalami kecelakaan kerja adalah bagian amplas,
c Engineering: mengurangi risiko dari selain itu juga ada bagian carpenter atau tukang,
bahaya dengan metode rekayasa teknik finishing, dan juga mekanik. Kecelakaan kerja yang
pada alat, mesin, infrastruktur, terjadi pun beraneka ragam dari tangan terkena tatah
lingkungan, dan atau bangunan. atau alat pahat sebagai kecelakaan kerja terbanyak,
d Administratif: mengurangi risiko bahaya kemudian selain itu tangan terkena cutter, kaki
dengan cara melakukan pembuatan tertimpa benda, tangan terkena mesin-mesin, mata
prosedur, aturan, pemasangan rambu terkena alteco, mata terkena geram atau serbuk sisa
(safety sign), tanda peringatan, training produksi, tangan terkena obeng dan juga jari tangan
dan seleksi terhadap kontraktor, material terkena gerinda, bahkan terdapat kecelakaan tersiram
serta mesin, cara penyimpanan dan air panas yang disebabkan oleh pekerja yang lembur
pelabelan. di malam sebelumnya merasa mengantuk dan akan
e Alat pelindung diri: mengurangi risiko membuat kopi, tanpa sengaja air panas yang akan
bahaya dengan cara menggunakan alat dibuatnya menumpahinya.
perlindungan diri misalnya safety helmet, Kemudian berdasarkan hasil wawancara, dengan
masker, safety shoes, coverall, kacamata mewawancara dilakukan dengan enampekerja yang
keselamatan, dan alat pelindung diri mewakili tiga bagian di proses produksi MI, yaitu Sri
lainnya yang sesuai dengan jenis Waryati dan Mukhidin yang mewakili bagian
pekerjaan yang dilakukan. finishingputih, Sholeh dan Asro’i mewakili bagian
tukang mentah, serta Susanto dan Saikin bagian
amplas grup B. Pertanyaan yang diajukan sama
3. Metodologi Penelitian kepada tigaperwakilan ini, yaitu sebanyak sembilan
Penelitian dimulai dengan identifikasi masalah, pertanyaan. Pertanyaan pertama yang diajukan adalah
merumuskan masalah, kemudian menentukan tujuan mengenai peralatan yang digunakan oleh masing-
penelitian yaitu melakukan perhitungan skor masing bagian, bagian finishing putih menggunakan
berdasarkan analisis risiko secara semikuantitatif alat amplas mesin namun di grup itu terdapat
menurut W.T Fine di area produksi CV Mebel penggunaan cat tembok kuas dan sanding, untuk
Internasional. Selanjutnya dilakukan studi lapangan bagian tukang menggunakan banyak alat seperti
dengan melihat proses produksi di CV Mebel planner, bor, tatah, palu, gergaji dan sebagainya,
untuk bagian amplas sudah pasti menggunakan amplas keempat adalah mengenai alat pelindung diri (APD)
mesin. Pertanyaan kedua mengenai kenyamanan yang pekerja pakai, keseluruhan sama yaitu
pekerja saat bekerja, keseluruhan menyatakan bahwa menggunakan sepatu tertutup dan masker, untuk kaos
telah nyaman, namun bagian tukang mentah tangan tidak ada karena mereka merasa susah
mengeluhkan mengenai jumlah mesin planner yang merasakan permukaan kayu sehingga sebagai gantinya
terbatas dengan jumlah pekerjadua puluh untuk melindungi tangan mereka dengan isolasi yang
satusedangkan mesin panner hanya lima, mereka dililitkan di jari-jari tangan mereka, kemudian
merasa jumlah tersebut kurang ideal. Pertanyaan terkadang melepas APD seperti masker karena
ketiga mengenai jam kerja yaitu pada pukul 08.00 terkadang merasa panas.
pagi hingga 15.45 sore, namun akhir- akhir ini sering
melakukan lembur karena banyaknya pesanan yang
datang yang harus dikejar untuk selesai. Pertanyaan

Tabel 1. Data Kecelakaan Kerja


Waktu
Tahun Nama Bagian Jenis Kecelakaan Kerja
Kejadian
2012 11 Desember Mudiyanto Amplas A Jari tangan terkena cutter
8 Februari Asro'i Carpenter Jari tangan terkena tatah
15 Februari Supriyanto Amplas A Jari kaki tertimpa DS 08
Ibu jari kaki tertimpa
16 Maret Herwaskito Amplas B lambung samping bed
27 Maret Agus S Finishing Jari tangan terkena cutter
Jari tangan terkena konveyor
2013
10 April Zamzuli Amplas A mesin sanding
20 Mei Arsyid A Amplas E Jari tangan terkena tatah
21 Juni M. Rohib Carpenter Jari tangan terkena tatah
Jari tangan terkena mesin
12 Juli Sudarmanto Amplas B tarik (spindle)
20 Oktober Saefudin Mekanik Mata terkena geram
7 Januari M. Sadikin Amplas E Mata terkena alteco
Mata terkena serbuk amplas
9 Februari Sudarmanto Amplas B kitir
2014 16 April Ginanjar A Carpenter Badan tersiram air panas
7 Juli Saefudin Mekanik Tangan terkena obeng
Jari tangan terkena gerinda
28 Desember Saefudin Mekanik mesin tangan
kesehatan yang disediakan saat terjadi kecelakaan
Pertanyaan kelima adalah mengenai bahaya kerja, selalu saat briefing ketua regu mengingatkan
yang ada dalam pekerjaannya, itu seperti bahaya untuk hati-hati dan penggunaan APD. Pertanyaan
terkena paku, serbuk kayu mengganggu pernafasan, kedelapan adalah untuk mengetahui pengetahuan
bahaya tertimpa benda, terkena cutter, terkena alat- mereka mengenai job safety analysis(JSA) dan sudah
alat kerja lain seperti palu, tatah, dan sebagainya. belumnya perusahaan menerapkan, semua dari pekerja
Pertanyaan keenam untuk mengetahui pendapat tidak mengetahui apa itu JSA dan perusahaan belum
pekerja mengenai penyebab terjadinya kecelakaan mensosialisasikannya. Pertanyaan terakhir adalah
kerja, mereka menjawab bahwa penyebabnya adalah untuk mengetahui pendapat pekerja apakah MI perlu
pekerja itu sendiri yang kurang berhati-hati, kurang menerapkan JSA, setelah dijelaskan mengenai apa itu
mendengarkan dan memperhatikan. Pertanyaan JSA, pekerja menjawab perlu diterapkan agar tidak
ketujuh adalah untuk mengetahui apakah perusahaan banyak terjadi kecelakaan kerja lagi, agar mengerti
sudah menjalankan training K3 atau belum lalu, penggunaan peralatan untuk menghindari bahaya,
mereka menjawab bahwa di MI belum terdapat serta agar aman dan nyaman.
pelatihan semacam itu, namun telah terpasang tanda- Berikut ini adalah hasil perhitungan skor
tanda peringatan, selalu diperingatkan jika melanggar, berdasarkan analisis risiko secara semikuantitatif
kemudian terdapat penanganan yang cepat oleh tim menurut W.T Fine (dalam Gusani, 2012):
Tabel 2.JSA Berdasarkan Analisis Risiko Secara Semikuantitatif menurut W.T Fine
Variabel risiko
Nilai
No Tahapan pekerjaan Risiko Konsekuensi Paparan Kecenderungan Level risiko
risiko
Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai
A. Kedatangan bahan mentah
Pengangkutan Barang dari kontainer Tangan terkena permukaan mebel yang Dapat
Noticeable Rare Likely
1 ke area Quality Control masih kasar 1 1 6 6 diterima
Kaki tertimpa mebel Important 5 Rare 1 Likely 6 30 Rendah
Pengangkutan barang dari area Tangan terkena permukaan mebel yang Dapat
Noticeable Rare Likely
2 Quality Control ke gudang masih kasar 1 1 6 6 diterima
Kaki tertimpa mebel Important 5 Rare 1 Likely 6 30 Rendah
Debu yang mengganggu pernafasan Important 5 Continously 10 Likely 6 300 Tinggi
Very Dapat
Very rare Conceivable
Jatuh dari lantai dua serious 25 0.5 0.5 6.25 diterima
B. Tukang / pengolahan awal
Memotong mebel yang kurang pas Tangan terkena alat pemotong (gergaji, Very Dapat
Very rare Conceivable
1 ukurannya gerinda) serious 25 0.5 0.5 6.25 diterima
Suara gerinda mengganggu
Important Continously Likely
pendengaran 5 10 6 300 Tinggi
Serbuk kayu yang berterbangan
Important Continously Likely
mengganggu pernafasan 5 10 6 300 Tinggi
Kaki tertimpa mebel Important 5 Rare 1 Likely 6 30 Rendah
Dapat
Important Rare Unusual
2 Menyetel pintu lemari, pintu laci Tangan terkena palu 5 1 3 15 diterima
Tangan terkena tatah / pahat Important 5 Infrequent 2 Likely 6 60 Rendah
Dapat
Important Rare Unusual
Tangan terkena bor, drei, sekrup 5 1 3 15 diterima
Kaki tertimpa mebel Important 5 Rare 1 Likely 6 30 Rendah
Dapat
Important Rare Unusual
Kaki tertimpa palu, bor, sekrup, drei 5 1 3 15 diterima
Meratakan permukaan kayu dengan Very
Rare Likely
3 mesin planner Tangan terkena mesin planner serious 25 1 6 150 Medium
Very
Rare Likely
Baju masuk ke mesin planner serious 25 1 6 150 Medium
C. Amplas (grup a - g)
1 Mengamplas secara manual Serbuk kayu mengenai mata Important 5 Rare 1 Likely 6 30 Rendah
Mengamplas dengan mesin Serbuk kayu mengganggu pernafasan Important 5 Continously 10 Likely 6 300 Tinggi
Tabel 2.JSA Berdasarkan Analisis Risiko Secara Semikuantitatif menurut W.T Fine (Lanjutan)
Mengamplas dengan kitir (mesin Tertimpa benda mebel yang sedang
Important
untuk mengamplas bagian profil) diamplas 5 Rare 1 Likely 6 30 Rendah
Tangan terkena tatah / pahat Important 5 Infrequent 2 Likely 6 60 Rendah
Mata terkena alteco Important 5 Infrequent 2 Likely 6 60 Rendah
Suara mesin mengganggu pendengaran Important 5 Continously 10 Likely 6 300 Tinggi
Very
Rare Likely
Jari tangan terkena spindle serious 25 1 6 150 Medium
D. Wiping / pewarnaan
1 Penyemprotan bahan wiping Terkena mata Important 5 Infrequent 2 Unusual 3 30 Rendah
E. Finishing
Spray Sanding Sealer (proses
Important Infrequent Unusual
1 menutup pori kayu) Terkena mata 5 2 3 30 Rendah
Mengganggu pernafasan dan
Important Continously Likely
penciuman 5 10 6 300 Tinggi
Very
Rare Unusual
Terkena konveyor mesin sanding serious 25 1 3 75 Medium
2 Toning/Penyamaan Warna Terkena mata Important 5 Infrequent 2 Unusual 3 30 Rendah
Mengganggu pernafasan dan
Important Continously Likely
penciuman 5 10 6 300 Tinggi
3 Top Coat/Pelapisan Terakhir Terkena mata Important 5 Infrequent 2 Unusual 3 30 Rendah
Mengganggu pernafasan dan
Important Continously Likely
penciuman 5 10 6 300 Tinggi
Mengganggu pernafasan dan
Important Continously Likely
4 Oven/Pengeringan penciuman 5 10 6 300 Tinggi
F. Tukang aksesoris
Semua proses pemasangan aksesoris
(memasang engsel, memasang
Important Rare Unusual
handle pintu, memasang kaca, Dapat
1 memasang busa dan kain kursi) Tangan terkena palu 5 1 3 15 diterima
Dapat
Important Rare Unusual
Tangan terkena drei 5 1 3 15 diterima
G. Touch up
Pengecekan tahap akhir Important Dapat
Rare Unusual
1 (menguatkan, membersihkan) Tangan terkena palu 5 1 3 15 diterima
H. Packing
1 Memotong karton Tangan terkena cutter Serious 15 Infrequent 2 Likely 6 180 Medium
Dapat
Important Rare Unusual
2 Perakitan karton Tangan terkena lem/pelekat 5 1 3 15 diterima
Dari tabel tersebut telah terpapar skor dari masing- Dengan melakukan job safety analysi
masing potensi risiko yang dapat terjadi berdasarkan 3 ssemikuantitatif menurut W.T Fine (dalam Gusani,
variabel yaitu konsekuensi, paparan, dan 2012) kita dapat mengetahui urutan proses pekerjaan
kecenderungan. Masing-masing variabel dikalikan dan dan juga peralatan yang digunakan. Dengan begitu
diperoleh hasil akhir yang kemudian dapat dikelaskan dapat mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin
dalam risiko dapat diterima, rendah, medium, tinggi, dapat terjadi. Setelah melakukannya pada proses
atau sangat tinggi.Hasilnya dapat dilihat dari tabel produksi di MI dan telah mengetahui skor masing-
tersebut tidak didapatkan hasil yang sangat masing,dapat diketahui level risiko dari sangat tinggi,
tinggi.Mesikipun penilaian tersebut bersifat subjektif tinggi, medium, rendah, dan dapat diterima.
sesuai dengan penilaian peneliti, namun peneliti tetap Penanganannya adalah dengan dilakukan sesuai
mempertimbangkan faktor-faktor yang ada ketinggian nilai risiko yang paling tinggi ke rendah.
disekitar.Misalnya adalah dalam penilaian gangguan Nilai tertinggi dalam proses penilaian
debu, peneliti memperhatikan kenyataan di lapangan tersebut adalah 300 dengan level tinggi, risiko dengan
bahwa pekerja sudah memakai masker, dalam nilai 300 seperti debu dan serbuk kayu yang
penilaian terhadap risiko gangguan kebisingan, mengganggu pernafasan dan cairan penyemprot
peneliti memperhatikan ukuran suara tersebut apakah finishing yang mengganggu penciuman, suara mesin
akan sangat mengganggu atau tidak, atau apakah yang mengganggu pendengaran, memiliki nilai yang
risiko tersebut sering terjadi atau tidak, dan begitu tinggi karena efek jangka panjangnya akan
pertimbangan-pertimbangan tersebut mempengaruhi mempengaruhi kesehatan pekerja dan berkelanjutan
penilaian penelitian dalam menentukan skor tiap terus-menerus. Maka yang harus dilakukan adalah
potensi risiko. menjaga kebersihan sehingga tidak akan banyak debu,
Semua pabrik pasti terdapat kebisingan namun di namun karena pabrik kayu sudah pasti akan banyak
dalam CV Mebel Internasional memiliki ambang batas kotoran berupa debu dan serbuk kayu maka dapat
suara yang aman yaitu sekitar 100 dB, karena terdapat diantisipasi dengan tertib menggunakan masker.
suara mesin planner, mesin gerinda, dan suara alat Masker juga dapat mengantisipasi gangguan
yang mengeluarkan gas saat finishing. Debu penciuman oleh bau cairan-cairan yang disemprotkan
merupakan partikel zat padat oleh karena adanya ke mebel saat finishing, sedangkan untuk
kekuatan alami atau mekanisme seperti pengolahan, mengantisipasi suara dapat diantisipasi dengan
penghancuran, pelembutan, pengepakan, yang cepat, menggunakan penutup telinga, namun risiko suara ini
peledakan dan lain-lain. Dari bahan organik maupun sudah menjadi suatu hal biasa di perusahaan.
anorganik, misalnya batu, kayu, bijih logam, arang Level medium yaitu dengan nilai berkisar 70
batu dan sebagainya. Sedangkan definisi lain dari sampai dengan 180. Yang termasuk dalam level
debu adalah kumpulan zat padat yang dihasilkan dari medium adalah seperti tangan atau baju terkena mesin
suatu proses penghancuran bahan yang menghasilkan planner, jari tangan terkena spindle, terkena konveyor
sisa suspensi di udara. Perbedaan antara debu dan mesin sanding, dan tangan terkena cutter. Untuk
serbuk kayu adalah ukurannya, serbuk kayu biasanya mengantisipasi bahaya dari mesin dapat dilakukan
lebih bisa dilihat dengan mudah, sedangkan debu dengan melakukan pelatihan terhadap mesin tersebut
adalah yang biasanya bertebaran di udara, namun hal dan dapat melakukan identifikasi bahaya sehingga
tersebut dapat ditanggulangi dengan penggunaan pekerja dapat berhati-hati. Jika untuk bahaya terkena
masker di area produksi, meskipun masih ada cutter dapat diantisipasi dengan selalu berhati-hati dan
beberapa pekerja yang terkadang kurang menggunakan sarung tangan yang tebal.
memperhatikan. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi Level ketiga yang ada sebagai hasil
peneliti dalam menentukan skor bagi masing-masing perhitungan analisis risiko di MI yaitu rendah dengan
risiko. kisaran nilai 20 hingga 70. Yang termasuk dalam level
Risiko yang dapat diterima yaitu dengan total skor rendah adalah kaki tertimpa benda/mebel, terkena alat
kurang dari 20 adalah seperti tangan terkena kerja seperti tatah, serbuk kayu mengenai mata, mata
permukaan mebel yang masih kasar, jatuh dari lantai terkena alteco, dan cairan semprot terkena mata.
2, tangan terkena pemotong, dan tangan terkena palu, Selain harus berhati-hati, untuk mengantisipasi agar
bor, drei, sekrup, lem. Kemudian yang termasuk risiko kaki baik-baik saja saat tertimba mebel yaitu dengan
rendah adalah kaki terkena mebel, tangan terkena memakai sepatu yang tertutup dan harus tebal
pahat, serbuk kayu mengenai mata, tertimpa mebel melindungi kaki, harus didisiplinkan dari hal-hal kecil
yang sedang diamplas, mata terkena alteco, dan bahan seperti itu. Sedangkan untuk melindungi mata,
finishing terkena mata.Kemudian yang termasuk perusahaan harus menyediakan kacamata pelindung
risiko medium adalah tangan terkena mesin planner, yang harus dikenakan untuk proses tertentu sehingga
maju masuk ke mesin planner, jari terkena spindle, menghindari kecelakaan kerja yang melukai mata.
terkena konveyor mesin sanding, dan tangan terkena Kemudian level terendah adalah dapat
cutter. Kemudian risiko tinggi seperti debu, serbuk diterima yaitu dengan nilai kurang dari 20. Yang
kayu, dan aroma bahan finishing mengganggu berada dalam level tersebut adalah tangan yang
pernafasan, suara gerinda dan mesin-mesin terkena permukaan mebel yang masih kasar, jatuh dari
mengganggu pendengaran. lantai dua di gudang, tangan dan kaki terkena alat
pemotong, tangan terkena/tertimpa alat kerja seperti penggunaan kaca mata, risiko di kaki maka
palu, bor, drei, sekrup, dan tangan terkena alat pelekat penggunaan sepatu harus tertib dengan
saat packing. Untuk mengantisipasinya yaitu dengan spesifikasi yang tertutup dan tebal, risiko di
selalu fokus dan berhati-hati. Untuk melindungi kaki tangan diantisipasi dengan penggunaan
harus menggunakan sepatu tertutup yang tebal, yang sarung tangan yang nyaman. Risiko
melindungi kaki. penciuman dan pernafasan diantisipasi
Namun lebih dari semua itu yang terpenting dengan tertib menggunakan masker, dan
adalah perusahaan harus lebih memperhatikan K3. risiko kebisingan dengan penutup telinga.
Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan Diluar itu semua pekerja harus tertib menaati
sosialisasi di semua bagian produksi mengenai K3. peraturan penggunaan APD selain itu dalam
Walaupun akan masih susah jika dilakukan secara bekerja harus fokus dan berhati-hati. Untuk
resmi, namun bisa dilakukan dengan mengingatkan perusahaan harus senantiasa mengingatkan
selalu di setiap briefing, untuk berhati-hati dan tertib pekerja,memberi sanksi jika ada pelanggaran,
dalam penggunaan alat pelindung diri, karena terdapat serta perlu dilakukan pelatihan terhadap
bagian yang saat briefing hanya diberitahu tentang mesin-mesin.
pekerjaan, sedangkan keselamatan kerja diabaikan.
Selain itu job safety analysis sangat bagus untuk 6. Daftar Pustaka
memberikan pengetahuan pekerja mengenai bahaya Dainur. 1993. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.
apa saja yang ada dalam pekerjaan, dan risiko yang Indonesia, Depok,Universitas Indonesia.
mungkin dapat terjadi dalam pekerjaan pekerja Skripsi
masing-masing. Dengan begitu kecelakaan kerja dapat Gusani, Dela Aptika. 2012. Analisis Risiko
diminimalisir dah bahkan dihilangkan. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
Penyamakan Kulit X Tahun 2012.Indonesia,
5. Kesimpulan Depok, Universitas Indonesia, Fakultas
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat Kesehatan Masyarakat. Skripsi
disimpulkan bahwa: Kusuma, Ibrahim Jati. (2010).Pelaksanaan Program
1. Bahaya yang terdapat di CV Mebel Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan
Internasional yaitu berupa kebisingan berasal Pt. Bitratex Industries Semarang.Jurnal
dari suara mesin, keadaan pabrik yang kotor Universitas Semarang, Volume 2, 5
akan mengganggu pernafasan, bahaya Labombang, Mastura. (2011). Manajemen Risiko
tertimpa mebel atau alat kerja, bahaya terkena Dalam Proyek Konstruksi.Jurnal Staf Pengajar
alat kerja seperti palu, tatah, obeng, cutter Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
dan sebagainya, kemudian bahaya mata Universitas Tadulako, Palu, Vol. 9 No. 1, 39 –
terkena bahan-bahan yang disemprot juga 46.
serbuk kayu yang akan berterbangan, jatuh Soputan, Gabby E. M. (2014). Manajemen Risiko
dari lantai dua gudang sampai bahaya yang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study
diakibatkan mesin. Kasus Pada Pembangunan Gedung SMA Eben
2. Berdasarkan hasil perhitungan job safety Haezar).Jurnal Pascasarjana Teknik Sipil
analysis, analisis risiko teknik semikuantitatif Universitas Sam Ratulangi, Vol.4 No.4, 229-
menurut W.T Fine diperoleh hasil bahwa 238
nilai tertinggi adalah 300 dengan level
risikotinggi seperti mengganggu
pendengaran, mengganggu pernafasan dan
penciuman. Level risiko medium dengan nilai
risiko 70 hingga 180 seperti risiko tangan
terkena mesin-mesin. Level risiko rendah
dengan nilai 20 hingga 70, seperti risiko
tertimpa mebel, tangan terkena tatah, mata
terkena alteco dan serbuk kayu. Dan level
risiko dapat diterima dengan nilai kurang dari
20, seperti tangan dan kaki terkena atau
tertimpa alat kerja seperti palu, bor, obeng,
tangan terkena alat pemotong dan
sebagainya.
3. Berdasarkan proses penilaian risiko yang
telah dilakukan maka penanganannya dapat
dilakukan sesuai dengan prioritas yaitu
dengan nilai tertinggi ke terendah. Dengan
memperhatikan risiko tersebut maka
antisipasi yang dilakukan dapat
menyesuaikan. Jika risiko di mata maka perlu

Anda mungkin juga menyukai