Anda di halaman 1dari 27

SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
PRODI D-3 TEKNIK MESIN
Tiga Prinsip Dasar K3
− Penataan dan pengaturan
− Pemeriksaan dan pemeliharaan
− Standar operasi
Target K3
− Upaya individu
− Kerjasama dari semua pihak
− Tempat kerja yang sehat dan bebas kecelakaan
Sistem Manajemen K3
− Dalam upaya meminimalkan bahkan meniadakan kecelakaan kerja akibat faktor
manusia dan faktor teknis, maka diperlukan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3).
− Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per. 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
− PP Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Bagian dari SMK3
− Struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses,
dan sumber daya.
− Pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja.
− Pengendalian resiko.
Tujuan dan Sasaran dari SMK3
− Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
− Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja, dan/atau serikat pekerja.
− Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
HIGIENE PERUSAHAAN
PRODI D-3 TEKNIK MESIN
Higiene Perusahaan
1. Higiene Perusahaan adalah ilmu mengenai pengenalan, penilaian, dan
pengendalian faktor-faktor bahaya, sehingga tenaga kerja dan masyarakat
terhindar dari efek sampingan dari kemajuan teknologi.
2. Konsep higiene perusahaan terdiri dari 3 tahapan kegiatan, yaitu:
§ Pengenalan terhadap bahaya faktor lingkungan kerja.
§ Penilaian lingkungan.
§ Pengendalian lingkungan.
Pengenalan Terhadap Bahaya Faktor
Lingkungan Kerja
Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor yang timbul di lingkungan kerja sebagai
akibat penggunaan terhadap teknologi proses produksi akan meliputi pengetahuan dan
pengertian tentang berbagai jenis bahaya dan pengaruh atau akibat yang dapat
ditimbulkan kepada kesehatan tenaga kerja.
Pengenalan Terhadap Bahaya Faktor
Lingkungan Kerja
Hal-hal yang diperlukan, yaitu:
1. Diagram alir dari kegiatan proses dan operasi.
2. Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian operasi dan proses.
3. Bahan baku, bahan pembantu, hasil samping, hasil (produk), dan sisa produksi atau
bahan buangan.
4. Jurnal-jurnal teknik.
5. Keluhan dari tenaga kerja.
Pengenalan Terhadap Bahaya Faktor
Lingkungan Kerja
Yang perlu diperhatikan dalam pengenalan lingkungan, yaitu:
1. Alat–alat teknis penanggulangan apa yang sudah tersedia/dipergunakan.
2. Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan bagaimana digunakan.
3. Jumlah orang yang terpapar dan bekerja pada setiap tahapan proses.
Manfaat Pengenalan Lingkungan
◦ Mengetahui kualitatif faktor bahaya.
◦ Mengetahui tindakan lebih lanjut (misalnya pengukuran serta menentukan alat dan
metode).
◦ Mengetahui kuantitatif jumlah tenaga kerja yang terpapar faktor bahaya.
Penilaian Lingkungan
Penilaian lingkungan dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya
dari suatu faktor bahaya lingkungan yang timbul dengan metode pengukuran,
pengambilan sampel, serta analisis di laboratorium, kemudian dibandingkan dengan
Nilai Ambang Batas (NAB) sebagai standar baku.
Manfaat Penilaian Lingkungan
Manfaat dari penilaian lingkungan adalah
1. Sebagai dasar menyatakan kondisi lingkungan kerja.
2. Penerapan teknik pengendalian.
3. Perencanaan alat-alat penanggulangan (kendali).
4. Dasar untuk membantu mengkorelasikan penyakit dengan lingkungan kerja.
5. Dokumen untuk inspeksi.
Pengendalian Lingkungan
◦ Penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat faktor bahaya
lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh manusia dan lingkungan
berdasarkan Nilai Ambang Batas (NAB).
◦ NAB bahan kimia adalah kadar rata-rata dari bahan kimia dalam lingkungan kerja
agar tenaga kerja yang bekerja paling lama 8 jam per hari dan 40 jam per minggu
tidak mengalami gangguan kesehatan atau gangguan kenyamanan kerja.
Metode–metode Teknis Pengendalian
Lingkungan
§ Pengendalian Teknis
Melalui tindakan teknis dan menggunakan peralatan mekanis untuk meniadakan
potensi bahaya di lingkungan kerja (eliminasi, substitusi, isolasi, perubahan proses,
ventilasi, dan pemasangan alat pengaman).
§ Pengendalian Administrasi
Menggunakan teknik manajemen (pengaturan rotasi kerja, pelatihan tenaga kerja, dan
pembatasan jam kerja).
§ Alat Pelindung Diri
Sebagai upaya terakhir dalam melindungi tenaga kerja apabila pengendalian teknis
dan administrasi belum optimal. Fungsinya adalah untuk mengisolasi tenaga kerja dari
sumber bahaya.
PANITIA PEMBINA
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (P2K3)
PRODI D-3 TEKNIK MESIN
Pengertian
P2K3 adalah
− suatu badan yang dibentuk di dalam suatu perusahaan untuk membantu
melaksanakan dan menangani usaha-usaha K3 yang keanggotaannya terdiri dari
unsur pengusaha dan tenaga kerja.
− badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara
pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan K3.
Landasan Hukum
− UUD 1945 Pasal 27 ayat 2
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
− UU. No. 13 / 2003 ketentuan pokok mengenai Ketenagakerjaan.
− UU. No. 1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja, Bab VI Ps. 10 ayat 1 dan 2
ü Menteri Tenaga Kerja (Menaker) berwenang membentuk P2K3.
ü Susunan P2K3, tugas, dan lain-lain ditetapkan oleh Menaker.
Peraturan Pelaksanaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan
Kerja.
Syarat Pembentukan P2K3
Pasal (2) Permenaker No. 04/Men/1987
1. Setiap tempat dengan kriteria tertentu, pengusaha wajib membentuk P2K3.
2. Tempat kerja yang dimaksud di atas, yaitu:
a. Tempat kerja dengan ≥ 100 orang pekerja.
b. Tempat kerja dengan < 100 orang dengan tingkat risiko/bahaya yang besar
(menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang
besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan, dan penyinaran
radioaktif).
Tugas dan Fungsi P2K3
Tugas:
Memberikan saran dan pertimbangan di tempat kerja kepada pengusaha.
Fungsi:
1. Menghimpun dan mengolah data mengenai K3.
2. Membantu dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai hal-hal berikut:
a. Faktor-faktor yang berbahaya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas.
c. Alat Pelindung Diri (APD).
d. Cara dan sikap kerja yang benar.
3. Membantu pengusaha atau pengurus dalam:
a. Mengevaluasi cara kerja, proses, dan lingkungan kerja.
b. Menentukan tindakan korektif dengan alternatif terbaik.
c. Mengendalikan bahaya terhadap K3.
Tugas dan Fungsi P2K3
d.Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), dan
mengambil tindakan yang diperlukan.
e. Mengembangkan penyuluhan dan training di bidang keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan kerja, dan ergonomi.
f. Melaksanakan pemantauan dan penyelenggaraan terhadap gizi kerja.
g. Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
h. Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
i. Mengembangkan laboratorium K3, melakukan pemeriksaan, dan interpretasi hasil
pemeriksaan.
j. Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan, dan kesehatan
kerja.
4. Membantu pimpinan dalam menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja.
Syarat Keanggotaan
1. Terdiri dari: Susunan
• Pengusaha • Ketua
• Tenaga kerja • Sekretaris
• Anggota
2. Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang bersangkutan.
3. P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk atas usul dari
pengusaha/pengurus yang bersangkutan.
Program Kerja dan Kegiatan P2K3
1. Identifikasi masalah K3
• Sumber-sumber bahaya potensial
• Mengendalikan serta mencegah timbulnya kecelakaan dan PAK
• Upaya memenuhi peraturan perundangan
• Memberikan jaminan atas keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat umum
2. Diklat K3 (kursus, ceramah, diskusi)
3. Sidang, minimal 1 bulan sekali (secara berkala)
4. Rekomendasi
5. Audit K3 (penilaian dan pengawasan)
6. Investigasi dan analisa kecelakaan
7. Statistik kecelakaan
8. Pelaporan kegiatan
DOKTRIN K3
PRODI D-3 TEKNIK MESIN
Doktrin K3
− Meniadakan unsur penyebab kecelakaan.
− Mengadakan pengawasan yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai