Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 3

Clarasensia Eka Saptiani


Fiqih Adjitia Wibowo
Gratia Anggie Elizhadei
Lisa Selinda
Nova Trisni Damaiyanti
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang sedang giat-giatnya melakukan
pembangunan yang senantiasa selalu berkembang meluas memasuki seluruh
bidang dan sektor kegiatan, termasuk pula sektor industri. Dengan keadaan
demikian, maka akan terdapat lebih banyak lagi sumber-sumber bahaya baru
di tempat kerja, yang semua itu merupakan tantangan barudan menuntut
adanya peningkatan usaha keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
meningkatkan perlindungan dan perawatan tenaga kerja.
Dalam hal ini, P2K3 mempunyai peran central di dalam menjamin
kinerja K3 di tempat kerja. Perubahan kinerja K3 kearah yang lebih baik akan
lebih mudah dicapai apabila antara pengurus atau pihak manajemen dengan
tenaga kerja bekerja sama (melalui forum P2K3), saling berkonsultasi tentang
potensi bahaya, mendiskusikannya dan mencari solusi atas semua masalah
K3 yang muncul di tempat kerja.
Pengertian P2K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah
suatu badan yang dibentuk di suatu perusahaan untuk membantu
melaksanakan dan menangani usaha-usaha keselamatan dan kesehatan
kerja yang keanggotaannya terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga
kerja. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah suatu badan yang
dibentuk baik di Pusat dan Wilayah-wilayah untuk memberikan saran
dan perimbangan kepada pemerintah tentang usaha-usaha
keselamatan dan kesehatan kerja.
Tujuan Pembentukan dan Pelaksanaan P2K3
Tujuan umum
• Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar
selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat
diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
• Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar
selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
• Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
Tujuan Pembentukan dan Pelaksanaan P2K3
Tujuan khusus
• Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan
dan penyakit akibat kerja.
• Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan
bahan hasil produksi.
• Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat
dan penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia
dengan pekerjaan.
Pembentukan P2K3
Syarat pembentukan
1. Syarat pembentukan P2K3 antara lain :
a. Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3. Kriteria dimaksud ialah :
• Tempat kerja dimana dipekerjakan 50 (lima puluh) orang atau lebih.
• Tempat kerja/perusahaan dimana dipekerjakan kurang dari 50 (lima puluh)
orang dengan tingkat bahaya sangat besar.
• Kelompok tempat kerja (centra industri kecil) dimana dipekerjakan kurang
dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja untuk anggota kelompok tempat
kerja/perusahaan.

b. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibentuk oleh pengusaha


atau pengurus dan disahkan oleh Menteri tenaga Kerja atau pejabat yang
ditunjuknya.
Struktur Organisasi P2K3
• Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan yang
mempunyai kewenangan dalam menetapkan kebijaksanaan di
perusahaan.
• Sekretaris dijabat oleh ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau calon
yang dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.
• Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam
perusahaan dan telah memahami permasalahan K3 (akan mendapat
pelatihan khusus dari Depnaker).
1. Ketua
• Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk
memimpin rapat pleno.
• Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-
program P2K3.
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada
Depnaker melalui perusahaan.
• Mempertanggung jawabkan program P2K3 dan pelaksanaannya kepada
Direksi.
• Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di
perusahaan.

2. Wakil ketua
• Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal
ketua berhalangan.
3. Sekretaris
• Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.
• Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
• Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
• Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi, demi
suksesnya program-program K3.
• Membuat laporan ke departemen-departemen yang bersangkutan
mengenai adanya tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman
(unsafe condition) di tempat kerja.

4. Anggota
• Melaksanakan program-program dan bertanggung jawab hasil pelaksanaan
yang telah ditetapkan sesuai dengan lingkup kerja/bagian/seksi masing-
masing.
• Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
• Memberikan masukan dan usulan program perlindungan dll
Program Kerja Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
• Safety Meeting merupakan rapat yang membahas mengenai
keseluruhan elemen sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.
• Inventarisasi permasalahan K3 adalah dokumen-dokumen tentang
permasalahan terkait keselamatan dan kesehatan kerja serta sumber-
sumber yang berpotensi membahayakan para pekerja.
• Identifikasi dan inventarisasi sumber bahaya adalah mengidentifikasi
dan menginventarisasi sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan
penyakit akibat kerja maupun kerugian lainnya di tempat kerja.
Program Kerja Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
• Penerapan norma K3 adalah salah satu program kerja P2K3 yang
memastikan bahwa perusahaan benar-benar menerapkan norma-norma
K3 dengan meningkatkan kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab
menciptakan perilaku K3 sehingga K3 benar-benar menjadi budaya.
• Inspeksi/safety patrol adalah mengadakan piket patroli harian yang
berfungsi untuk memantau kondisi operasional yang berlangsung selama
jam kerja.
• Penyelidikan dan analisa kecelakaan yaitu petugas P2K3 melakukan
penyelidikan dan analisis penyebab kecelakaan yang terjadi di perusahaan.
Dan selanjutnya petugas P2K3 memberikan rekomendasi kepada pihak top
manajemen untuk mencegah kecelakaan terjadi kembali.
Program Kerja Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
• Pendidikan dan latihan meliputi melakukan training safety untuk karyawan
disemua tingkatan dan sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar
perusahaan), memberikan pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-
spanduk K3, Membuat film-film tentang K3, buletin & majalah tentang K3,
serta melakukan seminar didalam atau diluar perusahaan dengan
mengundang tenaga ahli K3.
• Prosedur dan tata cara evakuasi yaitu membuat prosedur dan tata cara
evakuasi dalam keadaan darurat yang efektif dan efisien.
• Catatan dan data K3 adalah kegiatan P2K3 untuk senantiasa menghimpun
data dan membuat catatan serta laporan terkait penerapan K3 di
perusahaan.
• Laporan pertanggungjawaban adalah laporan atas hasil kegiatan P2K3 yang
dibuat oleh ketua P2K3.
Pertemuan P2K3
Secara efektif P2K3 dapat mengadakan pertemuan atau sidang
rutin sekurang-kurangnya adalah 3 bulan sekali. P2K3 mungkin dapat
memutuskan untuk mengadakan pertemuan lebih sering, dan di
sebagian besar tempat kerja, P2K3 mengadakan pertemuan setiap
bulan agar mereka lebih mampu menangani isu-isu K3 di tempat kerja,
menyusun rencana, menerapkan dan memantau program-programnya
secara efektif. Namun demikian, pertemuan dapat ditunda apabila
sekurang-kurangnya separuh anggota menghendaki dengan berbagai
alasan dan kepentingan perusahaan.
1. Frekuensi pertemuan mungkin tergantung dari berbagai faktor,
antara lain:
• Volume pekerjaan yang harus diselesaikan oleh P2K3
• Ukuran tempat kerja atau area yang harus ditangani oleh P2K3
• Jenis pekerjaan yang dilakukan
• Potensi bahaya dan tingkat resiko yang ada di tempat kerja atau area
yang harus ditanganinya
• Adanya perubahan proses operasi di tempat kerja
• Pembelian peralatan baru atau pengenalan sistem kerja baru, dan
• Pengenalan atau sosialisasi peraturan perundangan baru yang relevan
2. Masalah-masalah yang relevan dengan peningkatan kinerja K3, yaitu:
• Membahas hasil evaluasi program kerja yang telah dilaksanakan
• Menyusun rekomendasi tentang cara pencegahan dan pengendalian
potensi bahaya yang ditemukan
• Menyusun program pelatihan K3 bagi karyawan perusahaan
• Mereview efektifitas sarana pengendalian resiko yang telah
dilaksanakan
Peran dan Fungsi Panitia Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
• Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) sebagai badan pertimbangan di tempat kerja ialah
memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak
kepada pengusaha/pengurus tempat kerja yang bersangkutan
mengenai masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
• Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah
menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja yang
bersangkutan, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan,
pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Langkah-Langkah Pembentukan P2K3
• Tahap Persiapan
1. Membuat Kebijakan K3
a. Pengurus harus terlebih dulu menggariskan dan menjalankan
pokok-pokok kebijakan K3 secara umum dan menetapkan
maksud tujuan untuk membentuk P2K3.
b. Perlu dilakukan pembinaan dan latihan secara terus menerus
untuk peningkatan kinerja K3.
c. Pengawasan dan pelaksanaan semua ketentuan K3 yang telah
digariskan.
d. Perlu penyediaan anggaran operasional yang cukup.
Langkah-Langkah Pembentukan P2K3
2. Tahap pelaksanaan pembentukan
a. Membentuk P2K3
• Setelah pengurus berhasil mendapatkan dan menyusun calon
anggota P2K3, maka langkah berikutnya adalah melakukan
pembentukan P2K3 secara resmi.

b. Melaporkan ke Disnakertrans setempat


• Selanjutnya pimpinan perusahaan atau pengurus menyampaikan
usulan pembentukan P2K3 kepada Menteri Tenaga Kerja melalui
Dinas atau Kantor yang membidangi ketenagakerjaan setempat untuk
mendapatkan pengesahan dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk
sesuai peraturan yang berlaku.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai