BAKSO JAMUR
Disusun :
Ika Rahmawati P17433213011
Maelissa Dian Permatasari P17433213018
Nandini Swisza Suhartono P17433213023
Yutsaica Rohmatuz ZannahP17433213032
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum proses pembuatan bakso jamur di Ono Jamur?
2. Bagaimana proses pembuatan bakso jamur di Ono Jamur?
3. Bagaimana proses pengawetan bakso jamur di Ono Jamur?
4. Apakah kekurangan dan kelebihan proses pembuatan bakso jamur di Ono Jamur?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum proses pembuatan bakso jamur
2. Mengeahui proses pembuatan bakso jamur di Ono Jamur.
3. Mengetahui proses pengawetan bakso jamur di Ono Jamur.
4. Mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembuatan bakso jamur di Ono Jamur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
substrat. Dari hifa dikariotik (berinti dua) dapat muncul buah berbentuk paying atau bentuk
lain yang menjulang di atas substrat. Bagian tubuh buah inilah yang enak dimakan.
4
(informasi tentang kandungan bahan pengawet atau hasil pengamatan) seperti aroma dan
visual appearance (wujud/penampilan yang dapat dilihat.
Batas – batas kritis harus berdasarkan pendekatan ilmiah, untuk setiap CCP paling
sedikit ada satu satu kriteria untuk keamanan produk yang harus dipenuhi.
Batas – batas dan kriteria untuk keamanan produk, dapat diturunkan atau diperoleh
dari sumber – sumber seperti :
1. Standar – standar dan petunjuk peraturan
2. Survey literatur
3. Hasil – hasil percobaan/eksperimen
4. Pendapat ahli
BAB III
HASIL
6
Susu skim digunakan sebagai campuran adonan pembuatan bakso jamur bertujuan
untuk mengikat air.
- 500 g telur
Telur digunakan sebagai bahan campuran adonan pembuatan bakso jamur karena
berfungsi sebagai penyenyal tambahan 500g telur.
- 20 g STPP
Penambahan STPP pada adonan bakso bertujuan untuk melarutkan dan mengekstrasi
protein larut garam yang berfungsi sebagai bahan pengikat apabila produk
dipanaskan.
- 20 g pengenyal bakso
Pengenyal bakso dicampurkan pada adonan bakso jamur agar lebih kenyal dan elastic
dengan takaran yang sesuai yaitu 0,4%, jika terlalu banyak dapat menyebabkan rasa
getir atai sedikit pahit.
- 50 g garam revina
Garam yang dicampurkan pada pembuatan bakso jamur bertujuan untuk
meningkatkan cita rasa, melarutkan protein myosin, sebagai pegawet dan
meningkatkan daya mengikat air (Pearson dan Tauber, 1984).
- 35 g gula pasir
Penambahan gula pasir bertujuan untuk sedikit rasa manis, namun tidak
mendominasi.
- 40 g bw. putih bubuk
Bawang putih merupakan salah satu campuran bumbu yang digunakan dalam adonan
pembuatan bakso jamur dan berfungsi sebagai perasa aroma dengan bau yang tajam
dan mengandung yodium yang tinggi dan sulfur.
- 20 g lada bubuk
Penambahan lada dilakukan pada saaat pengadukan adonan yang dicampur dengan
bumbu-bumbu yang lain dan berfungsi untuk menguatkan rasa yang terdapat pada
bakso terutama rasa pedas.
B. Alat
- Baskom/wadah plastic
- Panci
- Kompor
- Kain saring
- Pisau
- Talenan
- Pengaduk
- Mesin giling bakso
- Saringan
7
- Nampan plastic
- Kemasan sekunder
- Mesin vakum/mesin pengepresan
- Kulkas
- Refrigerator
PERSIAPAN JAMUR
PENCUCIAN JAMUR
PEMOTONGAN JAMUR
8
DISTRIBUSI
8. Selanjutnya rebus bakso hingga matang (hingga bakso yang tenggelam menjadi
mengambang).
9. Tiriskan bakso diatas nampan plastic.
10. Setelah ditiriskan, masukkan dalam kemasan sekunder, tutup kemasan dengan mesin
vakum
9
3.5 Diagram Alir Proses Pembuatan Bakso Jamur
Diagram alir proses pembuatan bakso jamur :
Penyimpanan
Penyimpanan beku
Jamur
Pencucian Daging
Pencucian
Jamur
Pemotongan Daging
Pencampuran jamur
Penggilingan
dengan adonan
menjadi adonan
Pencetakan bakso
Perebusan
Penirisan
Vacum Packing
Pemberian label
Pengiriman
3.6 Tabel Analisis Bahaya untuk Proses Pengawetan Suhu Rendah Bakso Jamur Tiram
11
Kimia : No sudah mencukupi sumur artesis.
Fisik : No sehingga jamur tidak
tercemar oleh bakteri
dan kotoran.
Pencucian Biologi : Yes No Air yang digunakan Sumber air dari
daging Kimia : No sudah mencukupi sumur artesis.
Fisik : No sehingga daging
tidak tercemar oleh
bakteri dan kotoran.
Pemotongan Biologi : Yes No Berpotensi Penjamah
jamur Kimia : No terkontaminasi memahami 6 prinsip
Fisik : No mikroba dari sanitasi dan alat
penjamah dan alat terjamin
kebersihannya
Pemotongan Biologi : Yes No Berpotensi Penjamah
daging Kimia : No terkontaminasi memahami 6 prinsip
Fisik : No mikroba dari sanitasi dan alat
penjamah dan alat terjamin
kebersihannya
Pencampuran Biologi : Yes No Kontaminasi Penjamah
bumbu, tepung Kimia : No mikrobiologis dari memahami 6 prinsip
dan daging Fisik : No penjamah sanitasi dan bahan
terjamin kualitasnya
Penggilingan Biologi : No No
menjadi adonan Kimia : No
Fisik : No
Pencampuran Biologi : Yes No Kontaminasi Penjamah
jamur dengan Kimia : No mikrobiologis dari memahami 6 prinsip
adonan Fisik : No penjamah sanitasi dan bahan
terjamin kualitasnya
Pencetakan Biologi : Yes No Kontaminasi Terjadi proses
bakso Kimia : No mikrobiologis dari perebusan sehingga
Fisik : No penjamah. kontaminan biologis
mati.
Perebusan Biologi : No No Panci yang Panci yang
Kimia : Yes digunakan tidak digunakan dirawat
Fisik : No berkarat. dengan baik
Waktu penirisan ada
kontak dengan udara
terbuka sehingga ada
kontaminana dari
12
lingkungan
Penirisan Biologi : Yes Yes Kemungkinan Wadah yang
Kimia : No terjadi kontaminasi digunakan dalam
Fisik : No dari lingkungan kondisi tertutup
misalnya lalat atau Menjamin
kuman dari penjamah kesehatan penjamah
Vacum packing Biologi : No No Temperatur yang Alat vacuum sudah
Kimia : Yes tinggi dapat diatur
Fisik : No menyebabkan plastik temperaturnya
meleleh
Pemberian label Biologi : No No
Kimia : No
Fisik : No
Penyimpanan Biologi : Yes No Freezer sering Waktu penyimpanan
suhu rendah Kimia : No dibersihkan dan tidak tidak lebih dari
Fisik : No terdapat gumpalan es 1x24 jam
Pengiriman Biologi : No No
Kimia : No
Fisik : No
13
bakteri di No
lingkungan dan
penjamah
Pemotongan Terkontaminasi No
Daging bakteri di
Yes Yes No CCP1
lingkungan dan
penjamah
14
k
denga
n
maka
nan
Pemoto Terkonta Penjama Proses Penga Setelah Penja Guna Catat
ngan minasi h pemoton matan peneri mah kan an
daging bakteri
menggu gan visual maan sarun prod
dari alat
potong nakan tidak daging. g uksi
dan sarung menggu tanga
kontak
tangan nakan n dan
langsung
dengan saat sarung steril
penjamah memoto tangan kan
.
ng dan alat alat
daging pemoton poton
dan g tidak g
menggu steril.
nakan
alat
potong
yang
sudah
dibersih
kan
sebelum
nya.
15
BAB V
PENUTUP
4.1 Simpulan
Secara keseluruhan proses produksi bakso jamur tiram “ono jamur” sudah cukup baik karena
sudah melaksanakan proses produksi sesuai dengan prosedur atau ketentuan. Selain itu, Ibu
Muryati sebagai pengelola juga sudah mengikuti berbagai pelatihan mengenai pengolahan
makanan dan usaha bakso jamur tiram ini berdiri dibawah pengawasan LIPI dan UKM
16
Universitas Jendral Soedirman sehingga proses produksi sudah cukup terkontrol. Namun,
terdapat 2 (dua) tahapan produksi yang dianggap sebagai titik kristis yaitu penirisan bakso
jamur tiram dan pemotongan daging. Proses penirisan menjadi titik kritis karena pada proses
ini dilakukan pada tempat terbuka sehingga memungkinkan terjadi pencemaran oleh mikroba
atau bakteri. Sedangkan proses pemotongan daging menjadi titik kritis karena pada proses
pemotongan penjamah tidak mengenakan sarung tangan sehingga terjadi kontak langsung
dan dapat menimbulkan terjadinya kontaminasi bakteri dari tangan penjamah.
4.2 Saran
Setelah melakukan survey dan membuat HACCP, kami sebagai mahasiswa dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya pengelola lebih menekankan peraturan penggunaan Alat Pelindung Diri
(sarung tangan, clemek, masker) agar menghindari terjadinya kontaminasi langsung.
2. Perlunya perhatian mengenai lokasi atau tata ruang tempat proses produksi :
a. Penempatan pengumpulan sampah tidak di dekat tempat proses produksi (dapur).
b. Tempat proses produksi sebaiknya dalam kondisi lebih tertutup agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri dalam udara.
c. Perluasan tempat proses produksi agar menghindari tercampurnya bahan satu dengan
yang lainnya dan memberikan kenyamanan gerak untuk penjamah.
Daftar Pustaka
1. http://www.tipscaramanfaat.com/kandungan-gizi-dan-manfaat-jamur-untuk-kesehatan-
499.html
2. http://e-journal.uajy.ac.id/7902/2/BL101198.pdf
17