Anda di halaman 1dari 7

SOP/SMK3/03

JUDUL

PANITIA PEMBINA K3

Disusun Oleh, Diperiksa Oleh, Disahkan, Oleh


SOP/SMK3/03

I. Tujuan
1.1 Membentuk panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
untuk melakukan pengembangan kebijakan dan prosedur K3
1.2 Menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, nyaman dan
produktifitas tinggi
1.3 Mencapai nihil kecelakaan dan penyakit akibat hubungan kerja

II. Ruang Lingkup


2.1 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) meliputi
ketua P2K3, sekretaris dan anggota yang merupakan karyawan
perusahaan dan pihak lain yang terkait
2.2 Prosedur ini mencakup tentang P2K3, susunan pengurus, peran
dan tanggung jawab serta laporan P2K3

III. Tanggung Jawab


3.1 Pimpinan perusahaan bertanggung jawab membentuk P2K3 dan
mendapat pengesahan sesuai dengan peraturan perundangan
3.2 Departemen EHS bertanggung jawab mendokumentasikan dan
mensosialisasikan pembentukan dan keanggotaan P2K3
3.3 Semua Departemen bertanggung jawab melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang ditetapkan oleh P2K3 dan prosedur yang ada

IV. Elemen Dasar


4.1 Perusahaan telah membentuk P2K3 Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. [1.4.3]
4.2 Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak atau pengurus. [1.4.4]
SOP/SMK3/03

4.3 Sekretaris P2K3 adalah ahli K3 sesuai dengan peraturan


perundang-undangan. [1.4.5]
4.4 P2K3 menitikberatkan kegiatan pada pengembangan kebijakan dan
prosedur mengendalikan risiko. [1.4.6]
4.5 Susunan pengurus P2K3 didokumentasikan dan diinformasikan
kepada tenaga kerja. [1.4.7]
4.6 P2K3 mengadakan pertemuan secara teratur dan hasilnya
disebarluaskan di tempat kerja. [1.4.8]
4.7 P2K3 melaporkan kegiatannya secara teratur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. [1.4.9]
4.8 Dibentuk kelompok-kelompok kerja dan dipilih dari wakil-wakil
tenaga kerja yang ditunjuk sebagai penanggung jawab K3 di
tempat kerjanya dan kepadanya diberikan pelatihan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. [1.4.10]
4.9 Susunan kelompok-kelompok kerja yang telah terbentuk
didokumentasikan dan diinformasikan kepada tenaga kerja.
[1.4.11]

V. Prosedur
5.1 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
5.1.1 P2K3 adalah organisasi non struktural di tempat kerja yang
merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja
untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja
5.1.2 Pimpinan perusahaan atau pengurus menetapkan dan
mengajukan P2K3 kepada menteri tenaga kerja atau
pejabat yang ditunjuk untuk mengesahkan P2K3
perusahaan
SOP/SMK3/03

5.1.3 P2K3 mengadakan pertemuan secara rutin minimal 3 (tiga)


bulan sekali dan hasilnya disebarluaskan di tempat kerja
5.1.3 Sekretaris P2K3 mendokumentasikan dan mensosialisasikan
P2K3 kepada seluruh tenaga kerja

5.2 Susunan Pengurus P2K3


5.2.1 Ketua P2K3 dijabat oleh pimpinan puncak atau pengurus
perusahaan
5.2.2 Sekretaris P2K3 dijabat oleh ahli keselamatan dan
kesehatan kerja
5.2.3 Anggota P2K3 terdiri atas karyawan, perwakilan karyawan
atau orang lain sesuai dengan peraturan perundangan

5.3 Tugas, Fungsi, Peran dan Tanggung Jawab


5.3.1 Tugas P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan
baik diminta atau tidak kepada pengusaha atau pengurus
mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja
5.3.2 Fungsi P2K3 :
a. Menghimpun dan mengolah data tentang keselamatan
dan kesehatan kerja di tempat kerja
b. Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap
tenaga kerja;
1) Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat
menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan
kerja, termasuk bahaya kebakaran dan peledakan
serta cara penanggulangannya
SOP/SMK3/03

2) Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan


produktivitas kerja
3) Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan
4) Cara dan sikap yang benar dan aman dalam
melaksanakan pekerjaannya
c. Membantu pengusaha atau pengurus dalam:
1) Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan
kerja
2) Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif
terbaik
3) Mengembangkan sistem pengendalian bahaya
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
4) Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan,
penyakit akibat kerja serta mengambil langkah-
langkah yang diperlukan
5) Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang
keselamatan kerja, hygiene perusahaan, kesehatan
kerja dan ergonomi
6) Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan
menyelenggarakan makanan di perusahaan
7) Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja
8) Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja
9) Mengembangkan laboratorium kesehatan dan
keselamatan kerja, melakukan pemeriksaan
laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil
pemeriksaan
10) Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja,
higiene perusahaan dan kesehatan kerja
SOP/SMK3/03

d. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijakan


manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya
meningkatkan keselamatan kerja, higiene perusahaan,
kesehatan kerja, ergonomi dan gizi tenaga kerja

5.3.3 Ketua P2K3 mempunyai peran memimpin dan


mengkoordinasi organisasi P2K3. Ketua bertanggung jawab
menjalankan kegiatan organisasi dan memberikan laporan
secara rutin kepada pemerintah
5.3.4 Sekretaris mempunyai peran menjalankan fungsi administrasi
organisasi P2K3 dan bertanggung jawab
mendokumentasikan serta mensosialisasikan pelaksanaan
organisasi P2K3
5.2.5 Anggota P2K3 mempunyai peran dan tanggung jawab
mengendalikan resiko bahaya kerja, menjalankan fungsi K3
dan melaksanakan keputusan organisasi P2K3 sesuai
dengan fungsinya

5.4 Laporan P2K3


5.4.1 Sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali perusahaan
menyampaikan laporan tentang kegiatan P2K3 kepada
Menteri Tenaga Kerja dengan tembusan Dewan K3, Dinas
Tenaga Kerja Wilayah dan Kabupaten/Kota
5.4.2 Laporan P2K3 berisi minimal tentang :
a) Kegiatan P2K3
Melaporkan tentang data perusahaan secara umum dan
kegiatan P2K3 selama kurung waktu 3 (tiga) bulan
b) Rekomendasi P2K3
SOP/SMK3/03

Melaporkan tentang potensi bahaya kerja yang ada,


kemungkinan kecelakaan dan usulan atau rekomendasi
perbaikannya
c) Rekapitulasi Kecelakaan Kerja
Melaporkan tentang nama dan waktu kejadian, data
korban, faktor kecelakaan, perkiraan kerugian dan sebab
kecelakaan
5.4.3 Bilamana terjadi kecelakaan kerja atau penyakit akibat
hubungan kerja maka P2K3 harus membuatkan laporan
sesuai dengan aturan yang ada

VI. Referensi
6.1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
6.2 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
6.3 Permenaker No. 04/MEN/1987 Tentang P2K3 Serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja

VII. Catatan-catatan
7.1 Laporan rutin P2K3

Anda mungkin juga menyukai