Anda di halaman 1dari 38

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

TANGGAP DARURAT TENTANG DEMO / UNJUK RASA

I. Pendahuluan

Aksi unjuk rasa atau demonstrasi adalah gangguan Kamtib karena terjadinya demo massal oleh
karyawan perusahaan atau masyarakat sekitar perusahaan, sehingga dapat mengganggu jalannya
kegiatan Aktifitas perusahaan yang mengakibatkan kerugian aset-aset Perusahaan . 
Prosedur Tanggap Darurat Demonstrasi atau Unjuk rasa adalah Panduan untuk mengatur tata
cara penanggulangan Demonstrasi / Unjukrasa, karena. Untuk menanggulangi aksi tersebut , kita harus
secara hati hati dan mempunyai pedoman dasar dalam mengatasinya. Karena kalau salah dalam
mengatasi atau menanggulangi aksi unjukrasa, bukannya ketertiban yang didapat akan tetapi bisa
berubah menjadi kekacauan. Dan berikut ini akan diuraikan langkah - langkah apabila setiap saat
menerima pemberitahuan akan dilaksanakan aksi unjukrasa maka Kasatpam melakukan kegiatan
persiapan sebaiberikut

II. Tindakan Umum:

1. Kasatpam melaporkan rencana aksi unjukrasa kepada Managemen / Manager Unit Farm
2. Mengkordinir kekuatan Anggota Satpam yang memadai dan bekerjasama dengan Kordinator
Tanggap Darurat untuk menghadapi jumlah dan karakteristik masa
3. Melakukan pengecekan Personil, Perlengkapan / Peralatan, Logistik dan Kesehatan
4. Tutup pintu gerbang
5. Pindahkan Kendaraan ketempat yang lebih aman
6. Kerahkan Karyawan untuk menyusup sebagai operasi simpati dengan tujuan membujuk masa
mengurungkan niatnya
7. Pekuat Barigade Pertahanan
8. Menyiapkan alat pemadam kebakaran
9. Menyiapkan alat kesehatan
10. Pertahankan Kesan bahwa kita tidak memihak / netral
11. Satpam bekerjasama dengan Pga unit akan mengisolasi tempat-tempat berkumpulnya karyawan
dan masa melalui pintu-pintu yang diperlukan
12. Mengamankan aset perusahan, Pimpinan Managemen dan Karyawan Perusahaan
13. Manager / Pga Unit memberi Perintah kepada Kasatpam untuk melaksanakan Negosiasi awal
dengan Perwakilan Demo di Pos Satpam
14. Menghubungi Kantor Kepolisian untuk minta bantuan Pengamanan bila diperlukan

III. Indikasi Penyimpangan Unjuk Rasa:

1. Tidak mematuhi ketentuan


2. Tidak membawa alat / sejata namun melakukan tindakan memancing keributan
3. Tidak bersedia mengikuti arahan, petunjuk dan himbauhan petugas Perusahaan
4. Aksi unjukrasa yang terorganisir dan bergerak mengganggu aktivitas Perusahaan
5. Bersifat Propokatif
6. Bertindak anarkis

IV. Koordinasi

1.    Perkiraan taktis situasi yang dihadapi.


2.    Tindakan anggota satpam dan petugas tanggap darurat
3.    Pembagian tugas tiap anggota (tim) yang ikut dalam penanganan
Demonstrasi
4.    Meminta batuan anggota kepolisian.
5.    Melaporkan hasil negosiasi kepada wakil manajemen untuk tindak
lanjut
6.    Memberi kesempatan pimpinan unjuk rasa menertibkan massanya
7.    Bila ada anggota kepolisian, lakukan penertiban bersama.

V. Penertiban

1. Bila gagal penertiban melalui negosiasi, maka Kepala Jaga


mempersiapkan tindakan penertiban.
2.    Pasukan membentuk formasi bersaf merapat dengan lengan saling
mengunci.
3.   Kepala Jaga memberi seruan peringatan kepada pihak yang
melakukan unjuk rasa.
4.    Perlengkapan: tongkat dan borgol untuk digunakan, bila perlu
5.    Upaya penertiban dilakukan sedapat mungkin tanpa kekerasan

VI. Konsolidasi

1. Setelah massa bubar, adakan apel/rapat konsolidasi untuk mengantisipasi kemungkinan


adanya aksi lagi atau kegiatan lainnya.
2.  Patroli untuk mencegah massa berhimpun kembali. Usahakan patroli dalam berkelompok
dalam jumlah tertentu.
3. Evaluasi Kegiatan penanggulangan Demo / unjukrasa

Demikian prosedur umum mengenai Prosedur Tanggap Darurat Gangguan Demo / Unjukrasa.


Semoga bermanfaat.
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR
PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN
DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN

1. Kebakaran dan bencana alam yang dapat terjadi setiap saat dapat menimbulkan
terganggunya kelancaran produktivitas, kerusakan peralatan, lingkungan tempat kerja serta
dampat negative lainnya yang mungkin di derita oleh karyawan berupa cidera, cacat bahkan
meninggal dunia. Semua ini baik secara langsung maupun tidak mengakibatkan kerugian baik
kantor, karyawan beserta keluarganya
.
2. Oleh karena itu, usaha pencegahan dan menanggulangi kebakaran dan bencana alam di
lingkungan perusahaan dalam pelaksanaannya perlu adanya pedoman SOP penanggulangan
darurat kebakaran dan bencana alam di lingkungan perusahaan.

3. Dengan diterbitkannya pedoman tersebut diharapkan adanya partisipasi dan peran serta
dari seluruh karyawan dalam usaha keselamatan kerja yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari semua kegiatan perkantoran dalam rangka menunjang peningkatan produktivitas secara
aman dan efisien.

4. Adapun tujuan organisasi penaggulangan darurat kebakaran dan bencana alam adalah :
a. Usaha menghimpun seluruh karyawan guna mengatasikemungkinan terjadinya kebakaran
di lingkungan tempat kerja yang dapat membahayakan jiwa maupun asset kantor/
PERUSAHAAN secara koordinir kerugian – kerugian yang mungkin timbul,dapat
dikurangi/dicegah.
b. Untuk menghindari timbulnya kepanikan dan mencegah melakukan tindakan –tindakan
yang dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar.
c. Memberikan petunjuk kepada para petugas, agar operasi penanggulangan kebakaran dapat
berjalan lancar, efektif dan efisien.
II. PENGERTIAN - PENGERTIAN

1. Kebakaran/peledakan Suatu kejadian timbulnya api/asap yang tidak terkontrol (liar) yang dapat
membahayakan terhadap keselamatan jiwa maupun harta benda.
2. Kebakaran kecil Kebakaran yang dapat ditanggulangi oleh karyawan setempat baik secara
perorangan, kelompok maupun dibantu oleh Fire Station I dengan menggunakan alat pemadam
api ( APAR ) yang tersedia di tempat tersebut.
3. Kebakaran besar Kebakaran yang tidak dapat ditanggulangi oleh karyawan dan harus dengan
peralatan ( Hydran atau mobil pemadam)
4. Penanggulangan kebakaran Suatu usaha mengatasi terjadinya kebakaran yang di dalamnya
termasuk usaha pemadaman, usaha melokalisir untuk mencegah kemungkinan meluasnya
kebakaran,mengevakuasikan karyawan serta menyelamatkan jiwa / harta benda.
5. Tindakan dan keadaan tidak aman Sikap/cara kerja, kondisi lingkungan tempat kerja serta
peralatan tidak aman yang dapat menimbulkan kebakaran/kecelakaan.
6. Bencana alam Kejadian bencana alam seperti gempa bumi, angin topan dan lain sebagainya
yang dapat menimbulakan bahaya/kebakaran
7. Gangguan keamanan Suatu kejadian yang mengganggu keamanan yang menjurus kepada
perusakan seperti huru – hara, demonstrasi dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan
bahaya/kebakaran.
8. Poskokar (Pos Keamanan Kebakaran) Pusat Komando Penanggulangan Keadaan Darurat
Kebakaran
9. Kordinator kebakaran Adalah pimpinan tertinggi di dalam operasi penanggulangan keadaan
darurat, di jabat oleh Manager
10. Kordinator Lapangan Adalah pimpinan teknis untuk mengkoordinir pelaksanaan evakuasi /
penanggulangan kebakaran di lingkungan Gedung CPJF 1 dan Hachery, di jabat oleh PGA
Cord Area
11. Kepala Tehnik Adalah pimpinan teknis dalam pelaksanaan operasi penanggulangan kebakaran
/ evakuasi yang terjadi di gedung / kandang
12. Kordinator pemadam, Regu pemadam di suatu Farm yang ditunjuk oleh kordinator
Pemadam dengan jumlah minimum 8 orang dan salah seorang diantaranya ditunjuk sebagai
kepala regu.
III. TUGAS DAN KEWAJIBAN KARYAWAN

Pada dasarnya setiap karyawan bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja
serta melaksanakan tugas pekerjaanya dengan cara – cara dan peralatan yang aman /selamat agar
kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat menimbulkan kerugian baik terhadap dirinya sendiri,
orang – orang/karyawan lain maupun perusahaan dapat dihindari . Dengan demikian maka setiap
karyawan berkewajiban untuk ikut serta secara aktif dalam usaha penanggulangan sesuai dengan
tugasnya masing – masing. Selanjutnya untuk menjamin agar organisasi penanggukangan darurat
kebakaran dan bencana alam selalu up to date, maka :

1. Setiap pejabat/petugas yang meninggalkan tempat (tugas keluar, mutasi, cuti dan sebagainya)
agar melapor kepada pimpinanya untuk penunjukan penggantinya.

2. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka setiap unit kerja anggota tim penanggulangan
darurat lantai, hendaknya diinformasikan kepada komandan lantai ataupun kepala pemadam
kebakaran dengan tembusan kepada kepala keamanan.

III. PROSEDUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI DALAM JAM KERJA

1. Penanggulangan kebakaran kecil / awal Pada umumnya kebakaran besar dimulai dari kebakaran
kecil, untuk mencegah agar kebakaran tidak menjadi besar, maka:
A.Karyawan yang mengetahui lebih dahulu
1). Memadamkan kebakaran kecil awal tersebut dengan menggunakan alat pemadam api ringan
( APAR )yang tersedia di lantai tersebut.
2). Melaporkan terjadinya kebakaran tersebut kepada Manager Farm
B. SPV / Asisten SPV
1). Bila kebakaran tersebut dapat dipadamkan oleh karyawan dan peralatan seperti tersebut pada
butir b.1 diatas, maka SPV / Asisten SPV segera melaporkan kejadian tersebut ke:
081, , ...........,082......... dan SATPAM.
2). Bila kebakaran tersebut belum dapat dipadamkan oleh karyawan seperti tersebut pada butir 1.1
diatas, maka setelah melaporkan kejadian tersebut ke teknisi, SPV / Asisten SPV, SATPAM
dan langkah selanjutnya adalah :
a. Mengarahkan/memimpin Regu Pemadam Kebakaran untuk berusaha
memadamkan kebakaran tersebut baik dengan menggunakan alat pemadam api pertama/ringan
maupun system jaringan air kebakaran yang terpasang tersebut.
b. Melalui kepala Regu Evakuasi dan kepala Regu Penyelamat menyiapkan kemungkinan
evakuasi dan penyelamatan jiwa/dokumen.
c. Setelah Regu dari teknisi I tiba ditempat, maka komandan Lantai memimpin pemadaman agar
kemungkinan meluasnya kebakaran serta bahaya – bahaya lain yang mengkin timbul dapat
dicegah.

2. Penanggulangan Kebakaran Besar


A. Kordinator Kebakaran Bila kebakaran tersebut tidak dapat dikuasai oleh Regu Pemadam maka
selanjutnya adalah :
1). Membunyikan sirine ( Alarm ) yang terpasang dikandang / gedung sebagai tanda/isyarat
bahwa terjadi kebakaran besar.
2). Melaporkan terjadinya kebakaran kepada PMK Kab Pasuruan
3). Mengkoordinasi pelaksanaan evakuasi karyawan serta menyelamatkan dokumen/jiwa.

B. Melaporkan dengan pihak Kepolisian , dan Kordinasi dengan Perusahaan terdekat yang
mempunyai sarana PMK untuk membantu
1) Memerintah semua Karyawan supaya tetap tenang dan mengumumkan bahwa ada kejadian
dikandang.........Gedung...........
2) Mengkoordinir evakuasi karyawan melalui kordinator Kebakaran lapangan yang
bersangkutan, mulai dari yang terbakar sampai dengan tempat yang aman guna untuk
menempatkan barang, orang dan dukumen
3). Bekerjasama dengan K.a Pasukan Pemadam Kab, pengarahan personil serta peralatan
kebakaran dan pengamanan yang diperlukan dalam usaha penanggulangan kebakaran
(memadamkan, melokalisir untuk mencegah meluasnya kebakaran serta bahaya - bahaya lain
yang mungkin dapat ditimbulkan, evakuasi karyawan dan penyelamatan jiwa/harta benda.
4). Mengkoordinir regu/regu pemadam kebakaran lainnya yang dapat diperbantukan dalam
usaha penanggulangan kebakaran tersebut.
5). Melaporkan/memberi informasi tentang terjadinya kebakaran tersebut serta tindakan yang
telah diambil dalam rangka penanggulangannya, kepada Pimpinan.
C. Kepala Teknisi Setelah menerima berita kebakaran baik melalui laporan maupun melalui
tanda alarm, maka selanjutnya teknisi mengadakan koordinasi antara lain :
1). Memberi instruksi/saran – saran kepada Kordinator dan regu Pemadam untuk melaksanakan
penyelidikan awal tentang penyebab-penyebab terjadinya kebakaran
2). Memberi instruksi/saran – aran kepada fungsi – fungsi penunjang (keamanan, teknisi, medis,
dan logistik) dalam rangka membantu kelancaran penaggulangan kebakaran tersebut.
3)Menginventarisir sarana prasarana yang terbakar terutama jaringan

IV. PROSEDUR EVAKUASI

Perhatikan langkah-langkah Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran yang akan diarahkan oleh
safety department seperti berikut ini:

 Tetap tenang dan jangan panik


 Segera menuju tangga darurat yang terdekat dengan berjalan biasa dengan cepat namun tidak
berlari
 Lepaskan sepatu hak tinggi karena menyulitkan dalam langkah kaki
 Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan
 Beritahu orang lain / tamu yang masih berada didalam ruangan lain untuk segera melakukan
evakuasi
 Bila pandangan tertutup asap, berjalanlah dengan merayap pada tembok atau pegangan pada
tangga, atur pernafasan pendek-pendek
 jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang dibelakang anda dan
menghambat evakuasi
 Segeralah menuju titik kumpul yang ada di tempat tersebut untuk menunggu instruksi
berikutnya

Kita tidak pernah menginginkan musibah kebakaran terjadi, namun paling tidak jika kita memahami
Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran maka kita akan bisa mengambil langkah-langkah dan
keputusan yang tepat sesuai prosedur jika suatu saat terjadi kebakaran di lingkungan yang kita tinggali.
V. PROSEDUR PENYELAMATAN.

Seperti pada prosedur evakuasi, pelaksanaan penyelamatan pada lantai yang bersangkutan di
koordinir pada Komandan Lantai masing –masing. Untuk
penyelamatan ini, baik penyelamatan dokumen maupunjiwa pelaksanaanya bersamaan dengan
pelaksanaan evakuasi.
1. Hal – hal yang perlu dilakukan pada penyelamatan dokumen.
a. Seleksi/memilih dokumen – dokumen yang penting untuk diselamatkan, dokumen tidak penting
tidak perlu dibawa oleh karena menyulitkan dalam melaksanakan penyelamatan dokumen.
b.Membawa dokumen yang perlu diselamatkan dengan sebatas
kemampuan (jangan membawa dokumen melebihi batas kemampuan).
c. Berjalan dengan cepat tetapi tidak lari, melalui jalur evakuasi yang (koridor,tangga darurat).
d.Himpunan semua dokumen yang berhasil diselamatkan pada tempat berkumpul.
2. Hal – hal yang perlu dilakukan pada penyelamatan jiwa :
a. Bila memungkinkan, kepada korban berikan pertolongan pertama.
b. Korban segera dibawa ke tempat yang aman dengan melalui jalur evakuasi untuk selanjutnya
diserahkan kepada tim medis.

VI. PROSEDUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI LUAR JAM KERJA

Untuk penanggulangan kebakaran di luar jam kerja, diatur sebagai berikut :


1. Posko (SATGASPAM)
a. Komandan/Pengawas Posko yang bertindak sebagai Kepala Pemadam Kebakaran.
b. Bila kebakaran besar, Posko harus menghubungi semuapetugas yang tercantum dalam
organisasi penanggulangan keadaan darurat kebakaran dan pejabat yang ditunjukserta
melaksanakan tugas :
1). Petugas jaga bertindak sebagai Pasukan PemadamIntidansegeramelakukanpemadaman api
dengan fasilitasyang ada (Hydrant, tabung air dan lain sebagainya)
2). Segera melapor kejadian tersebut kepada pejabat yang ditunjuk atau pejabat lainnya .
3). Apabila kebakaran kecil tersebut telah dapat diatasi segera dibuatkan Berita Acara.
4). Apabila terjadi kebakaran besar segera menghubungi Dinas Kebakaran Kab Pasuruan dengan
nomor
telepon..........untuk meminta bantuan
2. Petugas –petugas jaga lain Petugas –petugas jaga lainnya seperti petugas jaga keamanan, teknisi
dan karyawan – karyawan yang sedang melaksanakan kerja lembur,
diharapkan membantu kelancaran pelaksanaan usaha penanggulangan kebakaran.
Pertolongan Darurat: Menolong korban
tersengat listrik

Hidup di daerah perkotaan tak bisa lepas dari pemakaian listrik, mulai dari kehidupan berumah-tangga
hingga perkantoran. Bahkan, tempat-tempat hiburan pun tak bisa ‘hidup’ tanpa listrik.

Sayangnya, selain bermanfaat, listrik juga dapat menjadi penyebab petaka – terutama bila kita tidak
berhati-hati. Misalnya, terjadi korslet pada saluran listrik atau Anda lupa mengeringkan tangan yang
basah saat hendak memasang steker lampu meja Anda ke dalam stop kontak. Atau Anda melihat
seseorang yang kesetrum di depan Anda.

Bagaimana cara menolong korban kesetrum? Mari ikuti langkah-langkah di bawah ini:

1. JANGAN PANIK. Sebelum bisa menolong orang lain, ada baiknya Anda berada dalam
kondisi tenang dulu.
2. Sebelum menyentuh korban, pastikan tangan Anda kering dan terlindungi, lalu lihat apakah
korban masih terhubung dengan aliran listrik atau tidak. Jangan sampai Anda menjadi korban
tambahan akibat ikut tersengat listrik!
3. Segera matikan sumber listrik. Jika tidak memungkinkan (atau terlalu takut melakukannya),
mintalah orang lain untuk mematikan aliran listrik. Gunakan benda yang tidak menghantarkan
listrik, misalnya: kayu, plastik, atau karet
4. Segera matikan sumber listrik. Jika tidak memungkinkan (atau terlalu takut melakukannya),
mintalah orang lain untuk mematikan aliran listrik. Gunakan benda yang tidak menghantarkan
listrik, misalnya: kayu, plastik, atau karet
5. Sementara menunggu ambulans datang, lakukan RJP (Resusitasi Jantung-Paru) – dengan
catatan HANYA bila Anda mengetahui caranya
6. Pindahkan korban ke tempat aman dengan hati-hati. Bila memungkinkan, segera bawa korban
ke pusat layanan medis terdekat – atau telepon nomor-nomor penting di bawah ini:

Daftar Lengkap Nomor Telepon Darurat:

Nomor Telepon Darurat 112


Nomor Telepon Ambulans 118
Nomor Telepon Informasi dan perbaikan
kerusakan dan gangguan listrik (bila korslet dapat
membahayakan lingkungan sekitar dalam skala
besar).

Bila korban tak bernapas:

 Baringkan korban di atas permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan pernapasan dari
muntahan atau cairan yang keluar bila ada.
 Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, sementara jari
tangan lain mendorong dagu korban ke atas.
 Pencet hidung korban dengan ibu jari, kemudian ambillah napas dalam-dalam. Letakkan mulut
pada mulut korban yang terbuka, lalu tiup dengan cepat dua kali.
 Hentikan meniup bila dada korban sudah mengembang. Dekatkan telinga ke hidung korban
untuk memastikan korban benar-benar bernapas.
 Perhatikan dada korban – apakah ada gerakan naik-turun pertanda dia sudah bernapas?
 Ulangi prosedur RJP sampai korban benar-benar dapat bernapas sendiri – atau sampai
ambulans datang.

 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Pertolongan Pada Keracunan

Mungkin kita sering mendengar berita di Koran, majalah, atau televisi bahwa sekelompok pekerja di
pabrik tiba-tiba muntah dan pusing setelah melahap jatah makan siang yang disediakan oleh catering.
Atau tamu undangan yang tiba-tiba mencret setelah menyantap hidangan dalam acara pesta
pernikahan. Kira-kira apa yang ada di pikiran kita? Keracunan kah?
Ya betul kita bisa mencurigai seseorang dicurigai menderita keracunan bila :
1. Seorang yang sehat mendadak sakit.
2. Gejalanya tak sesuai dengan suatu kadaan patologik tertentu.
3. Gejalanya menjadi cepat karena dosis yang besar.
4. Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalam waktu yang lama atau lingkungan pekerjaan
yang berhubungan dengan zat-zat kimia.
Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan
dapat mengakibatkan kematian.
Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :
1. Padat, misalnya obat-obatan, makanan
2. Gas, misalnya CO
3. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia.

Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :


1. Tertelan melalui mulut, keracunan makanan, minuman.
2. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO
3. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia
Berikut ini adalah Macam-Macam Keracunan yang sering terjadi di masyarakat

1. Keracunan Alkohol

Gejala keracunan alkohol :


1. Kekacauan mental
2. Pupil mata dilatasi (melebar)
3. Sering muntah-muntah
4. Bau alkohol

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan awal :


1. Upayakan muntah bila pasien sadar
2. Pertahankan agar pernapasan baik
3. Bila sadar, beri minum kopi hitam
4. Bawa ke sarana kesehatan

2. Keracunan asetosal/aspirin/naspro

Gejala keracunan asetosal/aspirin/naspro :


1. Nafas dan nadi cepat
2. Gelisah
3. Nyeri perut
4. Muntah (sering bercampur darah)
5. Sakit kepala

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :


1. Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasien
2. Bila sadar beri minum air atau susu
3. Bawa ke sarana kesehatan

3. Keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya

Gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya :


1. Refleks berkurang
2. Depresi pernapasan
3. Pupil kecil à akhirnya dilatasi (melebar)
4. Shock à bisa koma

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan Pertama :


1. Bila penderita sadar, berikan minum hangat serta upayakan agar penderita muntah
2. Bila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernapasan
3. Penderita dibawa ke sarana kesehatan terdekat
4. Keracunan arsen/racun tikus :

Gejala keracunan arsen/racun tikus :


1. Perut dan tenggorokan terasa terbakar
2. Muntah, mulut kering
3. Buang air besar seperti air cucian beras.
4. Nafas dan kotoran berbau bawang
5. Kejang à syok

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :


1. Usahakan agar dimuntahkan
2. Beri minum hangat /susu atau larutan norit
3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit

5. Keracunan bensin/minyak tanah

Gejala keracunan bensin/minyak tanah :


1. Inhalasi : nyeri kepala, mual,lemah, sesak nafas
2. Ditelan : Muntah,diare, sangat berbahaya jika terjadi aspirasi (terhisap saluran pernafasan)

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :


1. Jangan lakukan muntah buatan
2. Beri minum air hangat
3. Segera kirim kepuskesmas/rumah sakit

6. Keracunan makanan laut

Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan lautnya dapat menyebabkan
keracunan ;
Gejala :
1. Masa laten 1/3 – 4 jam
2. Rasa panas disekitar mulut
3. Rasa baal pada ekstremitas
4. Lemah
5. Mual, muntah
6. Nyeri perut dan diare

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:


1. Netralisir dengan cairan
2. Upayakan muntah

7. Keracunan jengkol

Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada
beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara
penghidangan dan makanan penyerta lainnya.

Gejala :
1. Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol
2. Sakit pinggang yang diserta sakit perut
3. Nyeri waktu buang air kecil
4. Buang air kecil disertai darah.

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:


1. minum air putih yang banyak
2. Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya.
3. Segera kirim ke puskesmas / rumah sakit

8. Keracunan jamur

Gejala alam yang muncul dalam jarakbeberapa menit sampai 2 jam.


Gejala :
1. Sakit perut
2. Muntah
3. Diare
4. Berkeringat banyak

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:


1. Netralisasi dengan cairan
2. Upayakan pasien muntah
3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit

9. Keracunan Makanan

Penyebab adalah staphylococcus. Seringkali menyebabkan keracunan dengan masa laten 2-8 jam.
Gejala :
1. Mual, muntah
2. Diare
3. Nyeri perut
4. Nyeri kepala, demam
5. Dehidrasi
6. Dapat menyerupai disentri

Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :


1. Muntah buatan
2. Beri minuman yang banyak
3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit

Prinsip penatalaksanaan keracunan

Mungkin jika kita harus menghapalkan langkah-langkah yang harus dilakukan seperti tertera di atas,
barangkali akan sulit, tapi prinsip utama penatalaksanaan keracunan adalah:

“ Mencegah /menghentikan penyerapan racun”.

A. Bila Racun ditelan, prinsipnya cuma dua:

1. Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara
memberikan cairan dalam jumlah banyak. Cairan yang dipakai adalah air biasa atau susu. Pengenceran
dengan susu tidak boleh dilakukan pada penderita yang menelan kamper.
2. Upayakan pasien muntah (emesis), efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan. Dapat
dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari atau suruh
penderita untuk berbaring tengkurap, dengan kepala lebih rendah dari pada bagian dada. Emesis tidak
boleh dilakukan pada keracunan zat korosif, keracunan zat kerosene, serta pada penderita tidak sadar.
Tindakan di atas tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar. Segera bawa ke Rumah Sakit.

B. Bila racun melalui kulit/mata

1. Pakaian yang terkontaminasi dilepas


2. Cuci/bilas bagian yang terkena dengan air
3. Perhatikan jangan sampai penolong ikut terkena.

C. Segera bawa ke Rumah Sakit

Apabila kita membawa ke Rumah sakit <> jam, maka tindakan kuras lambung tidak bisa dilakukan.
Dan pengobatan biasanya hanya penanganan simptomatiknya saja.

Demikian, semoga bermanfaat.


PROSEDUR KECELAKAAN KERJA
( K3 )

I.               Pendahuluan
Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin maju tetapi perkembangan itu belum di imbangi
dengan kesadaran untuk memahami dan melaksanakan keselamatan kerja secara benar supaya untuk
mencegah kecelakaan yang sering terjadi di tempat kerja belum dilakukan dengan baik.
Banyak jenis kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dari yang ringan sampai dengan berat,
tetapi hal ini tidak dilaporkan secara benar untuk ditindak lanjuti sebagai upaya pencegahannya.
Pencegahan kecelakaan dapat dipelajari dari kecelakaan itu sendiri dan kecelakaan yang hampir
terjadi. Dengan menginvestigasi setiap kejadian, kita bisa mengetahui tentang penyebab kecelakaan
dan dapat menentukan langkah untuk pencegahannya atau memperkecil kemungkinan terjadinya
kecelakaan.

II.            Pengertian dan teori kecelakaan kerja


Definisi dari kecelakaan kerja yaitu :
Situasi tidak terduga yang menimbulkan kerusakan materi, kegagalan, proses produksi, luka bahkan
kematian.

III.          Analisa Sebab dan akibat kecelakaan


Ada tiga penyebab utama kecelakaan kerja yaitu :
1.       Peralatan kerja dan perlengkapannya
Tidak tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga kerja.
2.       Tempat kerja
Keadaan tempat yang tidak memenuhi syarat, seperti faktor fisik dan faktor kimia yang tidak sesuai
dengan persyaratan yang tidak diperkenankan.
3.      Pekerja
Kurangnya pengetahuan dan pengalaman tentang cara kerja dan keselamatan kerja serta kondisi fisik
dan mental pekerja yang kurang baik.
Kecelakaan ada penyebabnya dan dapat dicegah dengan mengurangi faktor bahaya yang bisa
mengakibatkan terjadinya kecelakaan, dengan demikian akar penyebabnya dapat diisolasi dan dapat
menentukan langkah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kembali. Akar penyebab kecelakaan dapat
dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Immediate causes
Kelompok ini terdiri dari 2 faktor yaitu :
a.            Unsafe Acts ( pekerjaan yang tidak aman ) misalnya penggunaan alat pengaman yang tidak
sesuai atau tidak berfungsi, sikap dan cara kerja yang kurang baik, penggunaan peralatan yang tidak
aman, melakukan gerakan berbahaya.
b.            Unsafe Condition ( lingkungan yang tidak aman ) misalnya tidak tersedianya perlengkapan
safety atau perlengkapan safety yang tidak efektif, keadaan tempat kerja yang kotor dan berantakan,
pakaian yang tidak sesuai untuk kerja, faktor fisik dan kimia dilingkungan kerja tidak memenuhi
syarat.
2. Contributing causes
a.            Safety manajemen system, misalnya instruksi yang kurang jelas, tidak taat pada peraturan, tidak
ada perencanaan keselamatan, tidak ada sosialisasi tentang keselamatan kerja, faktor bahaya tidak
terpantau, tidak tersedianya alat pengaman dan lain-lain.
b.            Kondisi mental pekerja, misalnya kesadaran tentang keselamatan kerja kurang, tidak ada
koordinasi, sikap yang buruk, bekerja lamban, perhatian terhadap keselamatan kurang, emosi tidak
stabil, pemarah dan lain-lain.
c.             Kondisi fisik pekerja, misalnya sering kejang, kesehatan tidak memenuhi syarat, tuli, mata rabun
dan lain-lain.

IV.          Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan kerja


Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan :
1.        Pengamatan resiko bahaya di tempat kerja
Pengamatan resiko bahaya di tempat kerja merupakan basis informasi yang berhubungan dengan
banyaknya dan tingkat jenis kecelakaan yang terjadi ditempat kerja.
Ada 2 ( dua ) tipe data untuk mengamati resiko bahaya di tempat kerja
a.      Pengukuran resiko kecelakaan, yaitu mengkalkulasi frekwensi kecelakaan dan mencatat tingkat
jenis kecelakaan yang terjadi sehingga dapat mengetahui hari kerja yang hilang atau kejadian fatal
pada setiap pekerja.
b.      Penilaian resiko bahaya, yaitu mengindikasikan sumber pencemaraan, faktor bahaya yang
menyebabkan kecelakaan, tingkat kerusakaan dan kecelakaan yang terjadi. Misalnya bekerja di
ketinggian dengan resiko terjatuh dan luka yang diderita pekerja atau bekerja di pemotongan dengan
resiko terpotong karena kontak dengan benda tajam dan lain-lain.
2.      Pelaksanaan SOP secara benar di tempat kerja
Standar Opersional Prosedur adalah pedoman kerja yang harus dipatuhi dan dilakukan dengan benar
dan berurutan sesuai instruksi yang tercantum dalam SOP, perlakuan yang tidak benar dapat
menyebabkan kegagalan proses produksi, kerusakaan peralatan dan kecelakaan.
3.      Pengendalian faktor bahaya di tempat kerja
Sumber pencemaran dan faktor bahaya di tempat kerja sangat ditentukan oleh proses produksi yang
ada, teknik/metode yang di pakai, produk yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan. Dengan
mengukur tingkat resiko bahaya yang akan terjadi, maka dapat diperkirakan pengendalian yang
mungkin dapat mengurangi resiko bahaya kecelakaan.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan :
a.      Eliminasi dan Substitusi, yaitu mengurangi pencemaran atau resiko bahaya yang terjadi akibat
proses produksi, mengganti bahan berbahaya yang digunakan dalam proses produksi dengan bahan
yang kurang berbahaya.
b.      Engineering Control, yaitu memisahkan pekerja dengan faktor bahaya yang ada di tempat kerja,
membuat peredam untuk mengisolasi mesin supaya tingkat kebisingannya berkurang, memasang pagar
pengaman mesin agar pekerja tidak kontak langsung dengan mesin, pemasangan ventilasi dan lain-
lain.
c.       Administrative control, yaitu pengaturan secara administrative untuk melindungi pekerja, misalnya
penempatan pekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya, pengaturan shift kerja, penyediaan
alat pelindung diri yang sesuai dan lain-lain.
4.      Peningkatan pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja
Tenaga kerja adalah sumber daya utama dalam proses produksi yang harus dilindungi, untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan perlu memberikan pengetahuan kepada tenaga kerja
tentang pentingnya pelaksanaan keselamatan kerja saat melakukan aktivitas kerja agar mereka dapat
melaksanakan budaya keselamatan kerja di tempat kerja. Peningkatan pengetahuan tenaga kerja dapat
dilakukan dengan memberi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada awal bekerja dan secara
berkala untuk penyegaran dan peningkatan wawasan. Pelatihan ini dapat membantu tenaga kerja untuk
melindungi dirinya sendiri dari faktor bahaya yang ada ditempat kerjanya.
5.      Pemasanngan peringatan bahaya kecelakaan di tempat kerja
Banyak sekali faktor bahaya yang ditemui di tempat kerja, pada kondisi tertentu tenaga kerja atau
pengunjung tidak menyadari adanya faktor bahaya yang ada ditempat kerja, untuk menghindari
terjadinya kecelakaan maka perlu dipasang rambu-rambu peringatan berupa papan peringatan, poster,
batas area aman dan lain sebagainya.

Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi
di tempat kerja yaitu :
1.       Penyediaan P3K
Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di tempat kerja untuk
mengantisipasi kondisi korban menjadi lebih parah apabila terjadi kecelakaan, peralatan tersebut harus
tersedia di tempat kerja dan mudah dijangkau, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan P3K
harus kompeten dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja.
2.       Penyediaan peralatan dan perlengkapan tanggap darurat
Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja terkadang tanpa kita sadari seperti terkena bahan kimia
yang bersifat korosif yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit / mata atau terjadinya kebakaran,
untuk menanggulangi keadaan tersebut perencanaan dan penyediaan perlatan / perlengkapan tanggap
darurat di tempat kerja sangat diperlukan seperti pemadam kebakaran, hidran, peralatan emergency
shower, eye shower dengan penyediaan air yang cukup, semua peralatan ini harus mudah dijangkau.

V.      Sistem Pelaporan dan Statistik data Kecelakaan Kerja


Pelaporan dan statistik data kecelakaan dilakukan dengan penilaian dan analisa kecelakaan yang
ditemukan di tempat kerja, hal ini di tujukan untuk upaya pencegahan kecelakaan, data ini juga
berguna untuk menilai besarnya biaya penggantian perawatan bagi korban kecelakaan, data ini juga
berguna untuk menilai besarnya biaya penggantian perawatan bagi korban kecelakaan. Adapun tujuan
utamanya yaitu :
1.        Memperkirakan penyebab dan besarnya permasalahan kecelakaan yang terjadi.
2.       Mengidentifkasi pencegahan utama yang dibutuhkan.
3.       Mengevaluasi efektivitas pencegahan yang dilakukan.
4.      Memonitor resiko bahaya, peringatan bahaya dan kampanye keselamatan kerja.
5.       Mencari masukan informasi dari pencegahan yang dilakukan.
Informasi tentang kecelakaan kerja yang harus di catat sebagai berikut :
1. Identifikasi dimana kecelakaan terjadi.
2. Gambaran bagaimana kecelakaan itu terjadi.
3. Penentuan tingkat jenis kecelakaan yang terjadi.

Informasi ini harus didokumentasikan dengan benar untuk langkah-langkahpencegahan selanjutnya.


( Lihat contoh formulir Laporan Kecelakaan Kerja . Hal. : 6 )
Pengumpulan informasi kecelakaan kerja mempunyai 3 fungsi yaitu :
1. Ditempat kerja, data kecelakaan kerja digunakan untuk peringatan bagi tenaga kerja agar
berhati-hati saat melakukan aktivitas.
2. Di bidang hukum, data ini digunakan untuk membuat peraturan tentang lingkungan kerja dan
ketentuan penerapan keselamatan di tempat kerja.
3. Di bidang asuransi kecelakaan, data ini berguna untuk menentukan tingkat kecelakaan dan
besarnya santunan yang harus diberikan sesuai tingkat kecelakaan yang terjadi.

Contoh Laporan Kecelakaan Kerja


Laporan Kecelakaan Kerja
   No. Seri : ..............
   Pekerja Terluka
Nama
Tempat dan tgl lahir
- Pekerja
- Pegawai Training
- Keluarga Pekerja
Alamat
Kode pos
Warga negara
Pekerjaan
Wkt Kec. Tgl Bln Thn Jam

Informasi Perusahaan
Nama Perusahaan
No. RegistrasiPerusahaan
Alamat
Kode Pos
Jumlah TK
Jenis Perusahaan
Masa Produksi Bln Thn
Tempat terjadinya Kec.
Alamat
Kode Pos

   Jenis Pekerjaan danTempat Kerja


Jenis Pekerjaan apayang dilakukan korban saat kecelakaan terjadi ?
Dimana terjadinyaKecelakaan ?

   Gambaran terjadinyakecelakaan
Apa yang sedang dilakukankorban saat kecelakaan terjadi dan alat apa yang digunakan ?

Apakah adakerusakan pada alat yang digunakan( berhubungan dengan kondisi peralatan )

Apa ada faktorpendukung yang menyebabkan kecelakaan ? ( berhubungan dengan kondisitempat kerja )
   Tingkat Kecelakaan Kerja
Jenis Kecelakaan
Bagian Organ Tubuh yangterluka
-    Tergores
-    Luka Terbuka
-    Luka Tertutup
-    Terpotong
-    Meninggal
-     Keracunan
-     Terkena bahan kimia
-     Terkena radiasi
-     Tersengat listrik
-     Lain-lain
-      Kepala
-      Mata
-      Leher
-      Punggung
-      Perut
-      Pundak
-      Tangan
-      Jari
-      Kaki
-      Lain-lain
Gambaran keseluruhantentang kondisi korban sehubungan dengan tingkat kecelakaan.

   Tingkat kecelakaansehubungan dengan hilangnya waktu kerja.


Tidak Absen
Absen 1-3
Absen 4-14
Absen lebih 14 hr
Cacad
Meninggal

   Tanggal : ..................................... ......................................................................................


Tanda TanganPetugas

 
 
  Beberapa Contoh Jenis Kecelakaan Kerja dan Penanganannya
1.    GIGITAN ULAR
Ketika Anda digigit ular, penting untuk mengetahui apakah ular tersebut berbisa atau tidak. Beberapa
contoh ular berbisa antara lain ular derik ( rattle snake ), ular mulut kapas (cottonmouth/water
mocasin), copperhead, dan ular laut ( coral snake )
1. Buka jalan pernafasan dan lakukan pernafasan buatan jika diperlukan.
2. Usahakan korban tenang ( diam ) untuk memperlambat aliran darah, hal ini akan membantu
menghentikan penyebaran bisa.
3. Apabila gigitan tersebut terdapat pada lengan atau kaki gunakan alat untuk memperlambat
peredaran darah (turkinet ), seperti ikat pinggang atau tali elastis. Ikatkan 5 – 10 cm di atas gigitan
dan jangan terlalu kencang. Pastikan anda masih bisa merasakan denyut nadi pada bagian bawah
luka, atau selipkan jari anda diabawah ikatan. Darah akan menetes keluar lewat luka gigitan.
4. Bila timbul pembengkakan pada daerah yang diikat, pindahkan ikatan 5 - 10 cm menjauh ke atas
dari ikatan sebelumnya.
5. Jangan melepaskan ikatan sampai pertolongan medis datang.
6. Cucilah luka gigitan dengan menggunnakan sabun dan air.
7. Usahakan tangan atau kaki yang tergigit tidak bergeser.
8. Keluarkan racun dengan cara melukai bagian yang tergigit sedalam 0,25 – 0,5 cm. Jika tersedia
perangkat P3K untuk gigitan ular (snake Kit) tersedia gunakan pisau didalamnya, tetapi jika tidak
ada gunakan pisau lain yang sebelumnya disterilkan dengan cara dibakar di atas nyala api atau
direndam dalam rebusan air mendidih. Buatlah sayatan vertikal sepanjang + 1,25 cm di antara
lubang gigitan mengikuti arah panjang lengan atau kaki ( jangan menyilang / menyerong ).
Berhati-hatilah sewaktu membuat sayatan dan jangan terlalu dalam, cukup di bawah kulit saja
karena dapat merusak jaringan otot, saraf atau tendon pada pergelangan tangan atau kaki.
9. Apabila tersedia alat penetralisir racun, keluarkan racun dengan alat tersebut. Jika alat tidak
tersedia, sedotlah dengan mulut untuk mengeluarkan racunnya. Jangan menelannya, lanjutkan
samapi 30 menit atau lebih. Berkumurlah setelah anda selesai.

PERINGATAN :
Tidak diperkenankan mengompres luka dengan air dingin atau es, karena akan memperparah luka.
Perawatan Lanjutan :
1. Tutupi luka dengan perban steril atau kain basah.
2. Usahakan korban tetap tenang dan diam.
3. Bantu korban dari kemungkinan terjadinya syok.
4. Jangan biarkan korban berjalan sendiri kecuali memang sangat diperlukan, berjalanlah pelan-
pelan.

5. Berikan sedikit minuman pada korban bila ia tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Jangan
diberi minum jika korban merasa pusing, mual, tidak stabil, dan tidak sadar.

6.      Jangan memberikan minuman beralkohol pada korban.


7. Bawa korban ke rumah sakit, langsung dibawa ke unit gawat darurat. Bila anda mengetahui
jenis ular yang menggigit katakan pada paramedis agar dapat memberikan obat atau serum anti
racun yang tepat.

E MEMAR
Memar adalah luka yang sering kita jumpai dan dialami oleh seseorang. Hal ini terjadi karena beberapa
hal seperti misalnya akibat terjatuh atau pukulan ke badan yang menyebabkan beberapa pembuluh
darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubahan warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena
adanya rembesan darah kedalam jaringan.
Gejala :
1. Terasa sakit.
2. Kulit memerah.
3. Selanjutnya berubah warnanya menjadi biru atau hijau.
4. Terkadang timbul bengkak/benjolan yang disebut dengan istilah hematoma pada bagian tersebut.
5. Akhirnya warna kulit berubah coklat dan kekuningan sebelum sembuh dengan sendirinya.

Penanganan :
1. Kompres menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar untuk mengurangi
perdarahan dan pembengkakan.
2. Bila memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih tinggi dari
jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.
3. Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan
hangat akan membuka pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi pada area tersebut.
4. Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa sakit tak tertahankan, segera bawa ke
Rumah Sakit karena ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.

LUKA BAKAR
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit, mencegah
terjadinya infeksi, mencegah dan mengatasi peristiwa syok yang mungkin dialami oleh korban.
Pertolongan luka bakar adalah usaha untuk menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga dapat
mencegah luka pada jaringan di bawahnya lebih parah lagi.
Sebagaimana luka serius pada umumnya, tindakan pertama yang dapat Anda lakukan adalah menjaga
jalan napas agar korban dapat bernafas dengan lancar.

LUKA BAKAR TINGKAT I


Luka bakar tingkat I adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya dibagian luar lapisan
kulit. Sebagai contoh kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan objek yang panas
seperti air panas atau uap panas. Untuk luka bakar seperti ini umumnya tidak disertai dengan melepuh
pada kulit.
Gejala :
1.       Kemerahan pada bagian yang terbakar.
2.       Bengkak ringan.
3.      Nyeri.
4.      Kulit tidak terkoyak karena melepuh.

Penanganan :
1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin
(saputangan yang dicelupkan ke air dingin). Lakukan sampai rasa sakit mengilang.

2.       Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
3.      Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar.
4.      Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.

LUKA BAKAR TINGKAT II


Luka bakar yang menyebabkan kerusakan pada lapisan dibawah kulit dikategorikan sebagai luka bakar
tingkat II. Contoh luka bakar tingkat II adalah sengatan sinar matahari yang berlebihan, cairan panas
dan percikan api dari bensin atau substansi lain.

Gejala :
1.       Kemerahan atau bintik-bintik/bergaris.
2.       Melepuh.
3.      Bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari.
4.      Kulit terlihat lembab/becek.

Penanganan :
1. Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan handuk
kecil, saputangan yang sebelumnya dicelup kedalam air.

2.       Keringkan luka menggunkan handuk bersih atau bahan lain yang lembut.
3.      Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi.
4.      Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung.
5. Segera cari pertolongan medis jika korban menngalami luka bakar disekitar bibir atau kesulitan
dalam bernafas. Jangan mencoba mengempiskan luka yang melepuh atau mengoleskan minyak,
semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.

LUKA BAKAR TINGKAT III


Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat III.
Kontak terlalu lama dengan sumber panas dan luka bakar akibat tersengat listrik adalah penyebab
utama luka bakar tingkat III.

Gejala :
1.       Daerah luka tampak berwarna putih.
2.       Kulit hancur.
3.      Sedikit nyeri karena ujung syaraf telah rusak.

PERINGATAN
1.       Jangan melepaskan pakaian yang melekat pada luka.
2.       Jangan memberi es atau air es pada luka karena hal ini dapat menyebabkan reaksi syok.
3.      Jangan mengolesi minyak semprotan atau ramuan lainnya pada luka.

Penanganan :
1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut , bed
cover, karpet, jaket atau bahan lain.
2. Kesulitan bernapafas dapat terjadi pada korban , khususnya bila luka terdapat pada wajah, leher
dan sekitar mulut. Dikarenakan menghirup asap yang menyertai peristiwa kebakaran . lakukan
pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernafas.
3. Tempelkan kain basah atau air dingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka dibagian
wajah, tangan dan kaki. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu daerah luka.
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, popok bersih, atau
bahan lain yang dapat anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti
kapas/kapuk.
5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan walaupun lukanya
tidak terlalu besar.

Perawatan lanjutan :
1. Angkat bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi organ jantung bila memungkinkan.

2.      Jangan membiarkan korban berjalan sendiri.


3. Apabila bagian yang terbakar adalah muka atau leher, beri bantal dibagian kepalanya,
kemudian periksa apakah ia punya masalah atau kesulitan dalam bernafas.
4.      Tindakan untuk korban Syok :
a.      Biarkan korban berbaring walaupun bagian yang terbakar adalah muka atau leher.
b.      Naikan kaki korban setinggi 25 - 30 cm, kecuali bila korban tidak sadarkan diri atau terluka
pada bagian leher, kepala, dada, dan wajah. Korban yang pingsan dengan luka dibawah muka
(rahang) harus ditidurkan dalam posisi miring untuk mencegah korban tersedak jika sewaktu-
waktu ia mengalami muntah. Bila korban kesulitan dalam bernafas, tengadahkan kepalanya
untuk membantu melancarkan jalan nafas.

c.       Bila rasa sakit bertambah, turunkan lagi kakinya.


d.      Selimuti korban supaya lebih nyaman, tetapi jangan terlalu panas, bila mungkin taruhlah
selimut dibawahnya.
e.      Bila pertolongan medis belum datang setelah 2 jam kemudian, berikan minuman atau cairan
dengan sedikit garam.
f.        Jangan memberi minum korban jika ia pingsan
g.      Usahakan korban setenang mungkin untuk menghindari syok.

LUKA BAKAR KARENA BAHAN KIMIA


Penanganan :
1. Cuci area yang terkena bahan kimia dengan air mengalir paling tidak selama 5 menit.
Kecepatan dan banyaknya air yang mengucur sangatlah penting dalam mencegah perluasan
luka, gunakan air kran, shower atau air mnegucur lainnya.(jangan terlalu deras tekanan airnya)

2.       Bersihkan pakaian di daerah luka sambil tetap dikucuri air.


3. Lihat label pada bahan kimia dan perhatikan apakah ada petunjuk yang tertera untuk
penanggulangan luka bakar akibat bahan kimia tersebut.

4.      Tutupi luka dengan menggunakan perban steril atau kain bersih.
5. Bawa korban segera ke Rumah Sakit, jangan mengoleskan minyak, semprotan, anti septik, atau
ramuan lainnya. Memberi balutan kain basah dan dingin adalah yang terbaik untuk mengurangi
rasa sakit.

5. TERSENGAT LISTRIK
Apabila anda adalah orang pertama kali melihat korban, penting bagi anda untuk bersikap waspada
dan tenang. Jangan menyentuh korban pada saat listrik masih menyala karena anda beresiko tersengat
juga.
Penanganan :
1. Jika mungkin matikan sumber listrik atau susruhlah orang lain untuk mematikannya.
2. Sangat penting untuk memindahkan korban dengan hati-hati. Pakailah alas kaki kering seperti
koran, papan, selimut, matras karet atau baju kering.
3. Angkat korban dengan menggunakan papan kering, kayu atau tariklah korban dengan papan yang
disodorkan pada bagian lengan atau kaki. Jangan gunakan bahan-bahan dari besi dan bahan yang
basah. Jangan menyentuh korban hingga ia terbebas dari sengatan.
4. Pastikan korban tidak diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari
muntahan atau cairan.
5. Tengadahkan kepala korban dengan meletakan telapak tangan pada dahi dan jari tangan lain
mendorong ke atas bagian dagu korban.
6. Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas dalam-dalam,
letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
7. Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut korban,
kemudian dekatkan telinga anda kehidung korban untuk mendengarkan embusan napasnya.
8. Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
9. Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai kkorban benar-benar dapat bernapas sendiri.

6.      LUKA PADA MATA

LUKA KARENA BAHAN KIMIA


Peringatan
Luka bakar pada mata yang disebabkan oleh zat kimia adalah hal yang sangat serius dan dapat
menyebabkan kebutaan bila penanganan tidak segera dilakukan. Kecepatan membersihkan bahan
kimia menentukan tingkat kerusakan. Kerusakan mata akibat terkena bahan kimia terjadi 1 – 5 menit
setelah kejadian.
Penanganan :
1. Sebelum dibawa ke dokter, bersihkan mata dengan menyiram air dingin atau air yang mengalir
selama 10 menit untuk membersihkan bahan kimia yang menempel pada mata. Gunakan susu bila
tidak tersedia air. Letakkan kepala korban di bawah air kran, kucuran kran usahakan sampai
menyentuh mata sehingga bahan kimia tadi tidak sampai memengaruhi mata.
2. Metode lain adalah dengan mencelupkan mata ke wadah yang berisi air, mata dikedip-kedipkan
supaya terbebas dari bahan kimia.
3. Setelah tahap pembersihan denmgan air selesai, tutupi mata menggunakan perban atau kain bersih.
4. Jangan biarkan korban menggosok mata.
5. Bawa korban ke unit gawat darurat dengan segera.

LUKA TERKENA BENDA TUMPUL


Luka pada mata yang disebabkan karena hantaman benda tumpul dapat terjadi dapat sewaktu-waktu.
Misalnya saja terkena tendangan bola atau terkena tinju pada saat berolahraga. Kondisi seperti ini
membutuhkan pertolongan medis walaupun kelihatannyatidak begitu membahayakan tetapi ada
kemungkinan terjadi perdarahan dalam pada mata.
Penanganan :
1.       Kompres dengan air dingin atau es pada mata yang terluka.
2.       Sarankan korban untuk tiduran dengan mata tertutup.
3.      Bawa ke dokter.

BENDA ASING MASUK KE MATA


PERHATIAN
Jangan sekali kali mengeluarkan benda tumpul yang menancap pada mata, perhatikan segera
dibawah ini. Benda –benda asing seperti bulu mata, debu, arang atau kotoran yang menempel pada
bola mata dapat dikeluarkan dengan cara hati-hati.
Gejala :
1.       Sakit
2.       Rasa terbakar
3.      Air mata keluar
4.      Mata memerah
5.      Sensitif terhadap cahaya
Bila benda asing tadi masih menancap pada bola mata
Penganan :
1. Jangan biarkan korban menggosok mata
2. Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum menolong korban.
3. Bila benda asing tersebut menancap pada bola mata jangan berusaha mengeluarkannya.
4. Pelan-pelan tutup kedua mata untuk mencegah bola mata bergerak yaitu dengan menutupnya
memakai kasa / perban steril atau kain basah.
5. Bawa ke dokter dengan segera terutama dokter spesialis mata atau rumah sakit bagian gawat
darurat.

Bila benda asing tersebut menempel/melayang pada bola mata atau pada sisi dalam kelopak mata.
Penanganan :
1. Jangan biarkan korban menggosok mata.
2. Cuci tangan anda dengan menggunakan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan.
3. Secara perlahan tarik kelopak mata sebelah atas menuju ke arah bawah, diamkan beberapa saat
sampai keluar air mata.
4. Bila partikel benda tersebut tidak dapat dikeluarkan, gunakan semprotan air yang sebelumnya
diisi air hangat, kemudian semprotkan pada mata untuk mengeluarkan benda asing.
5. Bila tidak berhasil juga, tarik lagi kelopak mata bagian atas perlahan-lahan, bila benda asing
tersebut terlihat di bawah kelopak mata, angkat dengan menggunakan air bersih, sapu tangan
atau tisu.
6. Jika partikel masih tertinggal juga, tutup mata dengan kain bersih dan bawa korban ke dokter
atau paramedis dengan segera.

7.       LUKA

LUKA TERBUKA
Luka terbuka adalah luka dimana bagian kulit tubuh terjadi sobekan. Pertolongan untuk korban luka
terbuka meliputi tindakan seperti berikut ini :
1. Menghentikan pendarahan.
2. Mencegah kontaminasi dan infeksi.
3. Mencegah atau penanganan bila terjadi syok.
4. Hubungi petugas medis bila luka semakin bertambah parah atau bila korban belum
mendapatkan suntikan tetanus selama 5 – 7 tahun terakhir
LUKA PADA DADA
Luka pada daerah dada dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ paru-paru.
Dimana akan terjadi kebocoran aliran udara yang keluar masuk pada paru-paru saat bernapas. Hal ini
dapat menjadi masalah yang serius dan membutuhkan tindakan gawat darurat.

Penanganan :
1.       Pastikan korban diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari
muntahan atau cairan.
2.       Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak tangan pada dahi dan jari tangan yang
lain mendorong ke atas bagian dagu korban.
3.      Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas dalam-dalam,
letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
4.      Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut korban,
kemudian dekatkan telinga anda ke hidung korban untuk mendengarkan embusan napasnya.
5.      Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
6.      Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai korban benar-benar dapat bernapas sendiri.

LUKA TERSAYAT
Bila perdarahan tidak parah
Penaganan :
1.       Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2.       bila luka masih mengeluarkan darah, lakukan teknik tekanan langsung pada daerah luka
menggunakan oerban steril atau kain bersih.
3.      Ketika perdarahan sudah berhenti, basuhlah luka dengan air dan sabun untuk membersihkan
kotoran yang menempel.
4.      Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot dalam karena dapat menyebabkan
perdarahan lebih serius. Biarkan dokter yang melakukannya.
5.      Bilas luka dengan air mengalir.
6.      Keringkan luka dengan air perban steril atau kain bersih.
7.      Jangan mengoleskan salep, obat-obatan anti septic atau ramuan obat lain sebelum berkonsultasi
dengan dokter.
8.      Tutupi luka dengan pembalut steril, bila luka sayatan terbuka lebar ( menganga ), gunakan
pembalut bentuk kupu-kupu atau pita untuk menyatukan luka.
9.      Hubungi pertolongan medis bila terjadi :
-          Luka semakin parah
-          Perdarahan tidak berhenti
-          Luka disebabkan oleh objek benda kotor
-          Ada kotoran yang masu k ke dalam luka
-          Ada tanda-tanda infeksi seperti korban merasa demam, kemerahan, pembengkakkan, bernanah,
dan daerah sekitar luka terlihat merah
-          Korban tidak mendapatkan suntikan tetanus selama beberapa tahun terakhir
10.   Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan
bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan
datang.

LUKA TERTUSUK
Luka tertusuk umumnya terjadi karena tertusuk banda-banda tajam. Luka biasanya kecil dan dalam
dengan sedikit perdarahan. Namun hal ini justru meningkatkan resiko infeksi karena kuman yang ada
sulit dibersihkan.
Penanganan :
1.       Cuci tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2.       Periksa kembali apakah ada sebagian benda yang menusuk korban tertinggal dalam jaringan kulit.
3.      Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot lebih dalam karena dapat
menyebabkan perdarahan lebih serius dan biarkan dokter yang melakukannya.
4.      Luka tusukan yang tidak terlalu parah dengan objek benda tertinggal pada permukaan kulit dapat
dikeluarkan menggunakan penjepit yang sebelumnya disterilkan dengan merebusnya atau
dipanaskan di atas api selama beberapa menit.
5.      Untuk menghindari kontaminasi kuman yang ikut masuk pada jaringan kulit, pencet secara
perlahan pinggir luka sampai darah keluar.
6.      Bila luka tusukan kecil, cucilah luka dengan sabun dan air yang mengalir.
7.      Tutup luka dengan perban steril atau kain bersih.
8.      Lakukan pertolongan untuk korban syok bila diperlukan.
9.      Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan
bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan
datang.

LUKA GORESAN ATAU TERGARUK


Luka goresan dapat dengan mudah menjadi infeksi bila permukaan kulit bagian luar terbuka dan
mengalami kerusakan.

Penanganan :
1.       Cuci tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2.       Cuci bagian luka dengan sabun untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada luka, gosok
secara perlahan.
3.      Jangan mengobati luka sendiri tanpa persetujuan dokter.
4.      Luka goresan kecil tidak perlu ditutup, tetapi jika luka terlihat lebar tutup dengan kain bersih.
5.      Periksa kembali jika terjadi tanda-tanda infeksi seperti warna kemerahan, pembengkakan, dan
bernanah. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tidak banyak bergerak. Tutup luka dengan kain
basah hangat, sampai pertolongan datang.
6.      Hubungi petugas medis atau dokter apabila luka yang terjadi lebar dan dalam. Ada kemungkinan
perlu mendapat suntikan tetanus.

LUKA TERTUTUP
Luka seperti ini tidak dapat dilihat dari luar permukaan kulit dan tidak terlihat adanya goresan pada
kulit.

Gejala :
1.       Terasa sakit pada bagian yang terluka.
2.       Korban muntah berwarna merah kehitaman seperti kopi.
3.      Batuk-batuk disertai darah keluar berwarna merah terang.
4.      Tinja berwarna gelap atau ada bercak darah berwarna merah terang.
5.      Pada urin yang keluar mengandung sel-sel darah merah.
6.      kulit terlihat pucat.
7.      Kulit tubuh lembap dan terasa dingin.
8.      Denyut nadi cepat tetapi susah diraba.
9.      Napas cepat.
10.   Pusing.
11.    Bengkak.
12.    Tidak dapat beristirahat.
13.   Merasa haus.

Penanganan :
1.       Buka jalan perbapasan dan lakukan pernapasan buatan bila diperlukan.
2.       Hubungi segera petugas medis.

Perawatan Lanjutan :
1.       Usahakan korban dalam posisi tidur dan tenang.
2.       Bila korban muntah, miringkan kepala untuk mencegah tersedak.
3.      Bila korban kesulitan dalam bernapas, letakkan bantal dibawah bahu.
4.      Perioksa bila ada luka seperti luka patah tulang misalnya.
5.      Usahakan korban sehangat mungkin.
6.      Jangan memberi sesuatu pada korban seperti makan atau minum.
7.      Pastikan korban untu bersikap tenang, karena hal ini berperan penting dalam kelancaran pada
pertolongan.
8.      Bila korban terpaksa dipindahkan, lakukan dengan didampingi oleh asisten medis yang sudah
berpengalaman. Bawa korban hati-hati dengan posisi tidur.

Anda mungkin juga menyukai