I. Pendahuluan
Aksi unjuk rasa atau demonstrasi adalah gangguan Kamtib karena terjadinya demo massal oleh
karyawan perusahaan atau masyarakat sekitar perusahaan, sehingga dapat mengganggu jalannya
kegiatan Aktifitas perusahaan yang mengakibatkan kerugian aset-aset Perusahaan .
Prosedur Tanggap Darurat Demonstrasi atau Unjuk rasa adalah Panduan untuk mengatur tata
cara penanggulangan Demonstrasi / Unjukrasa, karena. Untuk menanggulangi aksi tersebut , kita harus
secara hati hati dan mempunyai pedoman dasar dalam mengatasinya. Karena kalau salah dalam
mengatasi atau menanggulangi aksi unjukrasa, bukannya ketertiban yang didapat akan tetapi bisa
berubah menjadi kekacauan. Dan berikut ini akan diuraikan langkah - langkah apabila setiap saat
menerima pemberitahuan akan dilaksanakan aksi unjukrasa maka Kasatpam melakukan kegiatan
persiapan sebaiberikut
1. Kasatpam melaporkan rencana aksi unjukrasa kepada Managemen / Manager Unit Farm
2. Mengkordinir kekuatan Anggota Satpam yang memadai dan bekerjasama dengan Kordinator
Tanggap Darurat untuk menghadapi jumlah dan karakteristik masa
3. Melakukan pengecekan Personil, Perlengkapan / Peralatan, Logistik dan Kesehatan
4. Tutup pintu gerbang
5. Pindahkan Kendaraan ketempat yang lebih aman
6. Kerahkan Karyawan untuk menyusup sebagai operasi simpati dengan tujuan membujuk masa
mengurungkan niatnya
7. Pekuat Barigade Pertahanan
8. Menyiapkan alat pemadam kebakaran
9. Menyiapkan alat kesehatan
10. Pertahankan Kesan bahwa kita tidak memihak / netral
11. Satpam bekerjasama dengan Pga unit akan mengisolasi tempat-tempat berkumpulnya karyawan
dan masa melalui pintu-pintu yang diperlukan
12. Mengamankan aset perusahan, Pimpinan Managemen dan Karyawan Perusahaan
13. Manager / Pga Unit memberi Perintah kepada Kasatpam untuk melaksanakan Negosiasi awal
dengan Perwakilan Demo di Pos Satpam
14. Menghubungi Kantor Kepolisian untuk minta bantuan Pengamanan bila diperlukan
IV. Koordinasi
V. Penertiban
VI. Konsolidasi
I. PENDAHULUAN
1. Kebakaran dan bencana alam yang dapat terjadi setiap saat dapat menimbulkan
terganggunya kelancaran produktivitas, kerusakan peralatan, lingkungan tempat kerja serta
dampat negative lainnya yang mungkin di derita oleh karyawan berupa cidera, cacat bahkan
meninggal dunia. Semua ini baik secara langsung maupun tidak mengakibatkan kerugian baik
kantor, karyawan beserta keluarganya
.
2. Oleh karena itu, usaha pencegahan dan menanggulangi kebakaran dan bencana alam di
lingkungan perusahaan dalam pelaksanaannya perlu adanya pedoman SOP penanggulangan
darurat kebakaran dan bencana alam di lingkungan perusahaan.
3. Dengan diterbitkannya pedoman tersebut diharapkan adanya partisipasi dan peran serta
dari seluruh karyawan dalam usaha keselamatan kerja yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari semua kegiatan perkantoran dalam rangka menunjang peningkatan produktivitas secara
aman dan efisien.
4. Adapun tujuan organisasi penaggulangan darurat kebakaran dan bencana alam adalah :
a. Usaha menghimpun seluruh karyawan guna mengatasikemungkinan terjadinya kebakaran
di lingkungan tempat kerja yang dapat membahayakan jiwa maupun asset kantor/
PERUSAHAAN secara koordinir kerugian – kerugian yang mungkin timbul,dapat
dikurangi/dicegah.
b. Untuk menghindari timbulnya kepanikan dan mencegah melakukan tindakan –tindakan
yang dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar.
c. Memberikan petunjuk kepada para petugas, agar operasi penanggulangan kebakaran dapat
berjalan lancar, efektif dan efisien.
II. PENGERTIAN - PENGERTIAN
1. Kebakaran/peledakan Suatu kejadian timbulnya api/asap yang tidak terkontrol (liar) yang dapat
membahayakan terhadap keselamatan jiwa maupun harta benda.
2. Kebakaran kecil Kebakaran yang dapat ditanggulangi oleh karyawan setempat baik secara
perorangan, kelompok maupun dibantu oleh Fire Station I dengan menggunakan alat pemadam
api ( APAR ) yang tersedia di tempat tersebut.
3. Kebakaran besar Kebakaran yang tidak dapat ditanggulangi oleh karyawan dan harus dengan
peralatan ( Hydran atau mobil pemadam)
4. Penanggulangan kebakaran Suatu usaha mengatasi terjadinya kebakaran yang di dalamnya
termasuk usaha pemadaman, usaha melokalisir untuk mencegah kemungkinan meluasnya
kebakaran,mengevakuasikan karyawan serta menyelamatkan jiwa / harta benda.
5. Tindakan dan keadaan tidak aman Sikap/cara kerja, kondisi lingkungan tempat kerja serta
peralatan tidak aman yang dapat menimbulkan kebakaran/kecelakaan.
6. Bencana alam Kejadian bencana alam seperti gempa bumi, angin topan dan lain sebagainya
yang dapat menimbulakan bahaya/kebakaran
7. Gangguan keamanan Suatu kejadian yang mengganggu keamanan yang menjurus kepada
perusakan seperti huru – hara, demonstrasi dan lain sebagainya yang dapat menimbulkan
bahaya/kebakaran.
8. Poskokar (Pos Keamanan Kebakaran) Pusat Komando Penanggulangan Keadaan Darurat
Kebakaran
9. Kordinator kebakaran Adalah pimpinan tertinggi di dalam operasi penanggulangan keadaan
darurat, di jabat oleh Manager
10. Kordinator Lapangan Adalah pimpinan teknis untuk mengkoordinir pelaksanaan evakuasi /
penanggulangan kebakaran di lingkungan Gedung CPJF 1 dan Hachery, di jabat oleh PGA
Cord Area
11. Kepala Tehnik Adalah pimpinan teknis dalam pelaksanaan operasi penanggulangan kebakaran
/ evakuasi yang terjadi di gedung / kandang
12. Kordinator pemadam, Regu pemadam di suatu Farm yang ditunjuk oleh kordinator
Pemadam dengan jumlah minimum 8 orang dan salah seorang diantaranya ditunjuk sebagai
kepala regu.
III. TUGAS DAN KEWAJIBAN KARYAWAN
Pada dasarnya setiap karyawan bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja
serta melaksanakan tugas pekerjaanya dengan cara – cara dan peralatan yang aman /selamat agar
kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat menimbulkan kerugian baik terhadap dirinya sendiri,
orang – orang/karyawan lain maupun perusahaan dapat dihindari . Dengan demikian maka setiap
karyawan berkewajiban untuk ikut serta secara aktif dalam usaha penanggulangan sesuai dengan
tugasnya masing – masing. Selanjutnya untuk menjamin agar organisasi penanggukangan darurat
kebakaran dan bencana alam selalu up to date, maka :
1. Setiap pejabat/petugas yang meninggalkan tempat (tugas keluar, mutasi, cuti dan sebagainya)
agar melapor kepada pimpinanya untuk penunjukan penggantinya.
2. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka setiap unit kerja anggota tim penanggulangan
darurat lantai, hendaknya diinformasikan kepada komandan lantai ataupun kepala pemadam
kebakaran dengan tembusan kepada kepala keamanan.
1. Penanggulangan kebakaran kecil / awal Pada umumnya kebakaran besar dimulai dari kebakaran
kecil, untuk mencegah agar kebakaran tidak menjadi besar, maka:
A.Karyawan yang mengetahui lebih dahulu
1). Memadamkan kebakaran kecil awal tersebut dengan menggunakan alat pemadam api ringan
( APAR )yang tersedia di lantai tersebut.
2). Melaporkan terjadinya kebakaran tersebut kepada Manager Farm
B. SPV / Asisten SPV
1). Bila kebakaran tersebut dapat dipadamkan oleh karyawan dan peralatan seperti tersebut pada
butir b.1 diatas, maka SPV / Asisten SPV segera melaporkan kejadian tersebut ke:
081, , ...........,082......... dan SATPAM.
2). Bila kebakaran tersebut belum dapat dipadamkan oleh karyawan seperti tersebut pada butir 1.1
diatas, maka setelah melaporkan kejadian tersebut ke teknisi, SPV / Asisten SPV, SATPAM
dan langkah selanjutnya adalah :
a. Mengarahkan/memimpin Regu Pemadam Kebakaran untuk berusaha
memadamkan kebakaran tersebut baik dengan menggunakan alat pemadam api pertama/ringan
maupun system jaringan air kebakaran yang terpasang tersebut.
b. Melalui kepala Regu Evakuasi dan kepala Regu Penyelamat menyiapkan kemungkinan
evakuasi dan penyelamatan jiwa/dokumen.
c. Setelah Regu dari teknisi I tiba ditempat, maka komandan Lantai memimpin pemadaman agar
kemungkinan meluasnya kebakaran serta bahaya – bahaya lain yang mengkin timbul dapat
dicegah.
B. Melaporkan dengan pihak Kepolisian , dan Kordinasi dengan Perusahaan terdekat yang
mempunyai sarana PMK untuk membantu
1) Memerintah semua Karyawan supaya tetap tenang dan mengumumkan bahwa ada kejadian
dikandang.........Gedung...........
2) Mengkoordinir evakuasi karyawan melalui kordinator Kebakaran lapangan yang
bersangkutan, mulai dari yang terbakar sampai dengan tempat yang aman guna untuk
menempatkan barang, orang dan dukumen
3). Bekerjasama dengan K.a Pasukan Pemadam Kab, pengarahan personil serta peralatan
kebakaran dan pengamanan yang diperlukan dalam usaha penanggulangan kebakaran
(memadamkan, melokalisir untuk mencegah meluasnya kebakaran serta bahaya - bahaya lain
yang mungkin dapat ditimbulkan, evakuasi karyawan dan penyelamatan jiwa/harta benda.
4). Mengkoordinir regu/regu pemadam kebakaran lainnya yang dapat diperbantukan dalam
usaha penanggulangan kebakaran tersebut.
5). Melaporkan/memberi informasi tentang terjadinya kebakaran tersebut serta tindakan yang
telah diambil dalam rangka penanggulangannya, kepada Pimpinan.
C. Kepala Teknisi Setelah menerima berita kebakaran baik melalui laporan maupun melalui
tanda alarm, maka selanjutnya teknisi mengadakan koordinasi antara lain :
1). Memberi instruksi/saran – saran kepada Kordinator dan regu Pemadam untuk melaksanakan
penyelidikan awal tentang penyebab-penyebab terjadinya kebakaran
2). Memberi instruksi/saran – aran kepada fungsi – fungsi penunjang (keamanan, teknisi, medis,
dan logistik) dalam rangka membantu kelancaran penaggulangan kebakaran tersebut.
3)Menginventarisir sarana prasarana yang terbakar terutama jaringan
Perhatikan langkah-langkah Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran yang akan diarahkan oleh
safety department seperti berikut ini:
Kita tidak pernah menginginkan musibah kebakaran terjadi, namun paling tidak jika kita memahami
Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat Kebakaran maka kita akan bisa mengambil langkah-langkah dan
keputusan yang tepat sesuai prosedur jika suatu saat terjadi kebakaran di lingkungan yang kita tinggali.
V. PROSEDUR PENYELAMATAN.
Seperti pada prosedur evakuasi, pelaksanaan penyelamatan pada lantai yang bersangkutan di
koordinir pada Komandan Lantai masing –masing. Untuk
penyelamatan ini, baik penyelamatan dokumen maupunjiwa pelaksanaanya bersamaan dengan
pelaksanaan evakuasi.
1. Hal – hal yang perlu dilakukan pada penyelamatan dokumen.
a. Seleksi/memilih dokumen – dokumen yang penting untuk diselamatkan, dokumen tidak penting
tidak perlu dibawa oleh karena menyulitkan dalam melaksanakan penyelamatan dokumen.
b.Membawa dokumen yang perlu diselamatkan dengan sebatas
kemampuan (jangan membawa dokumen melebihi batas kemampuan).
c. Berjalan dengan cepat tetapi tidak lari, melalui jalur evakuasi yang (koridor,tangga darurat).
d.Himpunan semua dokumen yang berhasil diselamatkan pada tempat berkumpul.
2. Hal – hal yang perlu dilakukan pada penyelamatan jiwa :
a. Bila memungkinkan, kepada korban berikan pertolongan pertama.
b. Korban segera dibawa ke tempat yang aman dengan melalui jalur evakuasi untuk selanjutnya
diserahkan kepada tim medis.
Hidup di daerah perkotaan tak bisa lepas dari pemakaian listrik, mulai dari kehidupan berumah-tangga
hingga perkantoran. Bahkan, tempat-tempat hiburan pun tak bisa ‘hidup’ tanpa listrik.
Sayangnya, selain bermanfaat, listrik juga dapat menjadi penyebab petaka – terutama bila kita tidak
berhati-hati. Misalnya, terjadi korslet pada saluran listrik atau Anda lupa mengeringkan tangan yang
basah saat hendak memasang steker lampu meja Anda ke dalam stop kontak. Atau Anda melihat
seseorang yang kesetrum di depan Anda.
Bagaimana cara menolong korban kesetrum? Mari ikuti langkah-langkah di bawah ini:
1. JANGAN PANIK. Sebelum bisa menolong orang lain, ada baiknya Anda berada dalam
kondisi tenang dulu.
2. Sebelum menyentuh korban, pastikan tangan Anda kering dan terlindungi, lalu lihat apakah
korban masih terhubung dengan aliran listrik atau tidak. Jangan sampai Anda menjadi korban
tambahan akibat ikut tersengat listrik!
3. Segera matikan sumber listrik. Jika tidak memungkinkan (atau terlalu takut melakukannya),
mintalah orang lain untuk mematikan aliran listrik. Gunakan benda yang tidak menghantarkan
listrik, misalnya: kayu, plastik, atau karet
4. Segera matikan sumber listrik. Jika tidak memungkinkan (atau terlalu takut melakukannya),
mintalah orang lain untuk mematikan aliran listrik. Gunakan benda yang tidak menghantarkan
listrik, misalnya: kayu, plastik, atau karet
5. Sementara menunggu ambulans datang, lakukan RJP (Resusitasi Jantung-Paru) – dengan
catatan HANYA bila Anda mengetahui caranya
6. Pindahkan korban ke tempat aman dengan hati-hati. Bila memungkinkan, segera bawa korban
ke pusat layanan medis terdekat – atau telepon nomor-nomor penting di bawah ini:
Baringkan korban di atas permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan pernapasan dari
muntahan atau cairan yang keluar bila ada.
Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak tangan pada dahi, sementara jari
tangan lain mendorong dagu korban ke atas.
Pencet hidung korban dengan ibu jari, kemudian ambillah napas dalam-dalam. Letakkan mulut
pada mulut korban yang terbuka, lalu tiup dengan cepat dua kali.
Hentikan meniup bila dada korban sudah mengembang. Dekatkan telinga ke hidung korban
untuk memastikan korban benar-benar bernapas.
Perhatikan dada korban – apakah ada gerakan naik-turun pertanda dia sudah bernapas?
Ulangi prosedur RJP sampai korban benar-benar dapat bernapas sendiri – atau sampai
ambulans datang.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Mungkin kita sering mendengar berita di Koran, majalah, atau televisi bahwa sekelompok pekerja di
pabrik tiba-tiba muntah dan pusing setelah melahap jatah makan siang yang disediakan oleh catering.
Atau tamu undangan yang tiba-tiba mencret setelah menyantap hidangan dalam acara pesta
pernikahan. Kira-kira apa yang ada di pikiran kita? Keracunan kah?
Ya betul kita bisa mencurigai seseorang dicurigai menderita keracunan bila :
1. Seorang yang sehat mendadak sakit.
2. Gejalanya tak sesuai dengan suatu kadaan patologik tertentu.
3. Gejalanya menjadi cepat karena dosis yang besar.
4. Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalam waktu yang lama atau lingkungan pekerjaan
yang berhubungan dengan zat-zat kimia.
Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan
dapat mengakibatkan kematian.
Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk :
1. Padat, misalnya obat-obatan, makanan
2. Gas, misalnya CO
3. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia.
1. Keracunan Alkohol
2. Keracunan asetosal/aspirin/naspro
Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan lautnya dapat menyebabkan
keracunan ;
Gejala :
1. Masa laten 1/3 – 4 jam
2. Rasa panas disekitar mulut
3. Rasa baal pada ekstremitas
4. Lemah
5. Mual, muntah
6. Nyeri perut dan diare
7. Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada
beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara
penghidangan dan makanan penyerta lainnya.
Gejala :
1. Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol
2. Sakit pinggang yang diserta sakit perut
3. Nyeri waktu buang air kecil
4. Buang air kecil disertai darah.
8. Keracunan jamur
9. Keracunan Makanan
Penyebab adalah staphylococcus. Seringkali menyebabkan keracunan dengan masa laten 2-8 jam.
Gejala :
1. Mual, muntah
2. Diare
3. Nyeri perut
4. Nyeri kepala, demam
5. Dehidrasi
6. Dapat menyerupai disentri
Mungkin jika kita harus menghapalkan langkah-langkah yang harus dilakukan seperti tertera di atas,
barangkali akan sulit, tapi prinsip utama penatalaksanaan keracunan adalah:
1. Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara
memberikan cairan dalam jumlah banyak. Cairan yang dipakai adalah air biasa atau susu. Pengenceran
dengan susu tidak boleh dilakukan pada penderita yang menelan kamper.
2. Upayakan pasien muntah (emesis), efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan. Dapat
dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari atau suruh
penderita untuk berbaring tengkurap, dengan kepala lebih rendah dari pada bagian dada. Emesis tidak
boleh dilakukan pada keracunan zat korosif, keracunan zat kerosene, serta pada penderita tidak sadar.
Tindakan di atas tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar. Segera bawa ke Rumah Sakit.
Apabila kita membawa ke Rumah sakit <> jam, maka tindakan kuras lambung tidak bisa dilakukan.
Dan pengobatan biasanya hanya penanganan simptomatiknya saja.
I. Pendahuluan
Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin maju tetapi perkembangan itu belum di imbangi
dengan kesadaran untuk memahami dan melaksanakan keselamatan kerja secara benar supaya untuk
mencegah kecelakaan yang sering terjadi di tempat kerja belum dilakukan dengan baik.
Banyak jenis kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dari yang ringan sampai dengan berat,
tetapi hal ini tidak dilaporkan secara benar untuk ditindak lanjuti sebagai upaya pencegahannya.
Pencegahan kecelakaan dapat dipelajari dari kecelakaan itu sendiri dan kecelakaan yang hampir
terjadi. Dengan menginvestigasi setiap kejadian, kita bisa mengetahui tentang penyebab kecelakaan
dan dapat menentukan langkah untuk pencegahannya atau memperkecil kemungkinan terjadinya
kecelakaan.
Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi
di tempat kerja yaitu :
1. Penyediaan P3K
Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di tempat kerja untuk
mengantisipasi kondisi korban menjadi lebih parah apabila terjadi kecelakaan, peralatan tersebut harus
tersedia di tempat kerja dan mudah dijangkau, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan P3K
harus kompeten dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di tempat kerja.
2. Penyediaan peralatan dan perlengkapan tanggap darurat
Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja terkadang tanpa kita sadari seperti terkena bahan kimia
yang bersifat korosif yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit / mata atau terjadinya kebakaran,
untuk menanggulangi keadaan tersebut perencanaan dan penyediaan perlatan / perlengkapan tanggap
darurat di tempat kerja sangat diperlukan seperti pemadam kebakaran, hidran, peralatan emergency
shower, eye shower dengan penyediaan air yang cukup, semua peralatan ini harus mudah dijangkau.
Informasi Perusahaan
Nama Perusahaan
No. RegistrasiPerusahaan
Alamat
Kode Pos
Jumlah TK
Jenis Perusahaan
Masa Produksi Bln Thn
Tempat terjadinya Kec.
Alamat
Kode Pos
Gambaran terjadinyakecelakaan
Apa yang sedang dilakukankorban saat kecelakaan terjadi dan alat apa yang digunakan ?
Apakah adakerusakan pada alat yang digunakan( berhubungan dengan kondisi peralatan )
Apa ada faktorpendukung yang menyebabkan kecelakaan ? ( berhubungan dengan kondisitempat kerja )
Tingkat Kecelakaan Kerja
Jenis Kecelakaan
Bagian Organ Tubuh yangterluka
- Tergores
- Luka Terbuka
- Luka Tertutup
- Terpotong
- Meninggal
- Keracunan
- Terkena bahan kimia
- Terkena radiasi
- Tersengat listrik
- Lain-lain
- Kepala
- Mata
- Leher
- Punggung
- Perut
- Pundak
- Tangan
- Jari
- Kaki
- Lain-lain
Gambaran keseluruhantentang kondisi korban sehubungan dengan tingkat kecelakaan.
Beberapa Contoh Jenis Kecelakaan Kerja dan Penanganannya
1. GIGITAN ULAR
Ketika Anda digigit ular, penting untuk mengetahui apakah ular tersebut berbisa atau tidak. Beberapa
contoh ular berbisa antara lain ular derik ( rattle snake ), ular mulut kapas (cottonmouth/water
mocasin), copperhead, dan ular laut ( coral snake )
1. Buka jalan pernafasan dan lakukan pernafasan buatan jika diperlukan.
2. Usahakan korban tenang ( diam ) untuk memperlambat aliran darah, hal ini akan membantu
menghentikan penyebaran bisa.
3. Apabila gigitan tersebut terdapat pada lengan atau kaki gunakan alat untuk memperlambat
peredaran darah (turkinet ), seperti ikat pinggang atau tali elastis. Ikatkan 5 – 10 cm di atas gigitan
dan jangan terlalu kencang. Pastikan anda masih bisa merasakan denyut nadi pada bagian bawah
luka, atau selipkan jari anda diabawah ikatan. Darah akan menetes keluar lewat luka gigitan.
4. Bila timbul pembengkakan pada daerah yang diikat, pindahkan ikatan 5 - 10 cm menjauh ke atas
dari ikatan sebelumnya.
5. Jangan melepaskan ikatan sampai pertolongan medis datang.
6. Cucilah luka gigitan dengan menggunnakan sabun dan air.
7. Usahakan tangan atau kaki yang tergigit tidak bergeser.
8. Keluarkan racun dengan cara melukai bagian yang tergigit sedalam 0,25 – 0,5 cm. Jika tersedia
perangkat P3K untuk gigitan ular (snake Kit) tersedia gunakan pisau didalamnya, tetapi jika tidak
ada gunakan pisau lain yang sebelumnya disterilkan dengan cara dibakar di atas nyala api atau
direndam dalam rebusan air mendidih. Buatlah sayatan vertikal sepanjang + 1,25 cm di antara
lubang gigitan mengikuti arah panjang lengan atau kaki ( jangan menyilang / menyerong ).
Berhati-hatilah sewaktu membuat sayatan dan jangan terlalu dalam, cukup di bawah kulit saja
karena dapat merusak jaringan otot, saraf atau tendon pada pergelangan tangan atau kaki.
9. Apabila tersedia alat penetralisir racun, keluarkan racun dengan alat tersebut. Jika alat tidak
tersedia, sedotlah dengan mulut untuk mengeluarkan racunnya. Jangan menelannya, lanjutkan
samapi 30 menit atau lebih. Berkumurlah setelah anda selesai.
PERINGATAN :
Tidak diperkenankan mengompres luka dengan air dingin atau es, karena akan memperparah luka.
Perawatan Lanjutan :
1. Tutupi luka dengan perban steril atau kain basah.
2. Usahakan korban tetap tenang dan diam.
3. Bantu korban dari kemungkinan terjadinya syok.
4. Jangan biarkan korban berjalan sendiri kecuali memang sangat diperlukan, berjalanlah pelan-
pelan.
5. Berikan sedikit minuman pada korban bila ia tidak mengalami kesulitan dalam menelan. Jangan
diberi minum jika korban merasa pusing, mual, tidak stabil, dan tidak sadar.
E MEMAR
Memar adalah luka yang sering kita jumpai dan dialami oleh seseorang. Hal ini terjadi karena beberapa
hal seperti misalnya akibat terjatuh atau pukulan ke badan yang menyebabkan beberapa pembuluh
darah pecah di bawah permukaan kulit. Perubahan warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena
adanya rembesan darah kedalam jaringan.
Gejala :
1. Terasa sakit.
2. Kulit memerah.
3. Selanjutnya berubah warnanya menjadi biru atau hijau.
4. Terkadang timbul bengkak/benjolan yang disebut dengan istilah hematoma pada bagian tersebut.
5. Akhirnya warna kulit berubah coklat dan kekuningan sebelum sembuh dengan sendirinya.
Penanganan :
1. Kompres menggunakan air dingin atau es pada daerah yang memar untuk mengurangi
perdarahan dan pembengkakan.
2. Bila memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian tersebut dengan posisi lebih tinggi dari
jantung untuk mengurangi aliran darah lokal.
3. Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu penyembuhan luka. Kompresan
hangat akan membuka pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi pada area tersebut.
4. Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa sakit tak tertahankan, segera bawa ke
Rumah Sakit karena ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.
LUKA BAKAR
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit, mencegah
terjadinya infeksi, mencegah dan mengatasi peristiwa syok yang mungkin dialami oleh korban.
Pertolongan luka bakar adalah usaha untuk menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga dapat
mencegah luka pada jaringan di bawahnya lebih parah lagi.
Sebagaimana luka serius pada umumnya, tindakan pertama yang dapat Anda lakukan adalah menjaga
jalan napas agar korban dapat bernafas dengan lancar.
Penanganan :
1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin
(saputangan yang dicelupkan ke air dingin). Lakukan sampai rasa sakit mengilang.
2. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
3. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar.
4. Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
Gejala :
1. Kemerahan atau bintik-bintik/bergaris.
2. Melepuh.
3. Bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari.
4. Kulit terlihat lembab/becek.
Penanganan :
1. Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan menggunakan handuk
kecil, saputangan yang sebelumnya dicelup kedalam air.
2. Keringkan luka menggunkan handuk bersih atau bahan lain yang lembut.
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi.
4. Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung.
5. Segera cari pertolongan medis jika korban menngalami luka bakar disekitar bibir atau kesulitan
dalam bernafas. Jangan mencoba mengempiskan luka yang melepuh atau mengoleskan minyak,
semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.
Gejala :
1. Daerah luka tampak berwarna putih.
2. Kulit hancur.
3. Sedikit nyeri karena ujung syaraf telah rusak.
PERINGATAN
1. Jangan melepaskan pakaian yang melekat pada luka.
2. Jangan memberi es atau air es pada luka karena hal ini dapat menyebabkan reaksi syok.
3. Jangan mengolesi minyak semprotan atau ramuan lainnya pada luka.
Penanganan :
1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut , bed
cover, karpet, jaket atau bahan lain.
2. Kesulitan bernapafas dapat terjadi pada korban , khususnya bila luka terdapat pada wajah, leher
dan sekitar mulut. Dikarenakan menghirup asap yang menyertai peristiwa kebakaran . lakukan
pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernafas.
3. Tempelkan kain basah atau air dingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka dibagian
wajah, tangan dan kaki. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu daerah luka.
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, popok bersih, atau
bahan lain yang dapat anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti
kapas/kapuk.
5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan walaupun lukanya
tidak terlalu besar.
Perawatan lanjutan :
1. Angkat bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi organ jantung bila memungkinkan.
4. Tutupi luka dengan menggunakan perban steril atau kain bersih.
5. Bawa korban segera ke Rumah Sakit, jangan mengoleskan minyak, semprotan, anti septik, atau
ramuan lainnya. Memberi balutan kain basah dan dingin adalah yang terbaik untuk mengurangi
rasa sakit.
5. TERSENGAT LISTRIK
Apabila anda adalah orang pertama kali melihat korban, penting bagi anda untuk bersikap waspada
dan tenang. Jangan menyentuh korban pada saat listrik masih menyala karena anda beresiko tersengat
juga.
Penanganan :
1. Jika mungkin matikan sumber listrik atau susruhlah orang lain untuk mematikannya.
2. Sangat penting untuk memindahkan korban dengan hati-hati. Pakailah alas kaki kering seperti
koran, papan, selimut, matras karet atau baju kering.
3. Angkat korban dengan menggunakan papan kering, kayu atau tariklah korban dengan papan yang
disodorkan pada bagian lengan atau kaki. Jangan gunakan bahan-bahan dari besi dan bahan yang
basah. Jangan menyentuh korban hingga ia terbebas dari sengatan.
4. Pastikan korban tidak diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari
muntahan atau cairan.
5. Tengadahkan kepala korban dengan meletakan telapak tangan pada dahi dan jari tangan lain
mendorong ke atas bagian dagu korban.
6. Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas dalam-dalam,
letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
7. Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut korban,
kemudian dekatkan telinga anda kehidung korban untuk mendengarkan embusan napasnya.
8. Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
9. Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai kkorban benar-benar dapat bernapas sendiri.
Bila benda asing tersebut menempel/melayang pada bola mata atau pada sisi dalam kelopak mata.
Penanganan :
1. Jangan biarkan korban menggosok mata.
2. Cuci tangan anda dengan menggunakan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan.
3. Secara perlahan tarik kelopak mata sebelah atas menuju ke arah bawah, diamkan beberapa saat
sampai keluar air mata.
4. Bila partikel benda tersebut tidak dapat dikeluarkan, gunakan semprotan air yang sebelumnya
diisi air hangat, kemudian semprotkan pada mata untuk mengeluarkan benda asing.
5. Bila tidak berhasil juga, tarik lagi kelopak mata bagian atas perlahan-lahan, bila benda asing
tersebut terlihat di bawah kelopak mata, angkat dengan menggunakan air bersih, sapu tangan
atau tisu.
6. Jika partikel masih tertinggal juga, tutup mata dengan kain bersih dan bawa korban ke dokter
atau paramedis dengan segera.
7. LUKA
LUKA TERBUKA
Luka terbuka adalah luka dimana bagian kulit tubuh terjadi sobekan. Pertolongan untuk korban luka
terbuka meliputi tindakan seperti berikut ini :
1. Menghentikan pendarahan.
2. Mencegah kontaminasi dan infeksi.
3. Mencegah atau penanganan bila terjadi syok.
4. Hubungi petugas medis bila luka semakin bertambah parah atau bila korban belum
mendapatkan suntikan tetanus selama 5 – 7 tahun terakhir
LUKA PADA DADA
Luka pada daerah dada dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ paru-paru.
Dimana akan terjadi kebocoran aliran udara yang keluar masuk pada paru-paru saat bernapas. Hal ini
dapat menjadi masalah yang serius dan membutuhkan tindakan gawat darurat.
Penanganan :
1. Pastikan korban diletakan pada permukaan yang rata. Bersihkan mulut dan jalan napas dari
muntahan atau cairan.
2. Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak tangan pada dahi dan jari tangan yang
lain mendorong ke atas bagian dagu korban.
3. Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari anda, kemudian ambil napas dalam-dalam,
letakkan mulut anda pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
4. Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang. Lepaskan mulut anda dari mulut korban,
kemudian dekatkan telinga anda ke hidung korban untuk mendengarkan embusan napasnya.
5. Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun pertanda ia bernapas.
6. Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai korban benar-benar dapat bernapas sendiri.
LUKA TERSAYAT
Bila perdarahan tidak parah
Penaganan :
1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2. bila luka masih mengeluarkan darah, lakukan teknik tekanan langsung pada daerah luka
menggunakan oerban steril atau kain bersih.
3. Ketika perdarahan sudah berhenti, basuhlah luka dengan air dan sabun untuk membersihkan
kotoran yang menempel.
4. Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot dalam karena dapat menyebabkan
perdarahan lebih serius. Biarkan dokter yang melakukannya.
5. Bilas luka dengan air mengalir.
6. Keringkan luka dengan air perban steril atau kain bersih.
7. Jangan mengoleskan salep, obat-obatan anti septic atau ramuan obat lain sebelum berkonsultasi
dengan dokter.
8. Tutupi luka dengan pembalut steril, bila luka sayatan terbuka lebar ( menganga ), gunakan
pembalut bentuk kupu-kupu atau pita untuk menyatukan luka.
9. Hubungi pertolongan medis bila terjadi :
- Luka semakin parah
- Perdarahan tidak berhenti
- Luka disebabkan oleh objek benda kotor
- Ada kotoran yang masu k ke dalam luka
- Ada tanda-tanda infeksi seperti korban merasa demam, kemerahan, pembengkakkan, bernanah,
dan daerah sekitar luka terlihat merah
- Korban tidak mendapatkan suntikan tetanus selama beberapa tahun terakhir
10. Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan
bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan
datang.
LUKA TERTUSUK
Luka tertusuk umumnya terjadi karena tertusuk banda-banda tajam. Luka biasanya kecil dan dalam
dengan sedikit perdarahan. Namun hal ini justru meningkatkan resiko infeksi karena kuman yang ada
sulit dibersihkan.
Penanganan :
1. Cuci tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2. Periksa kembali apakah ada sebagian benda yang menusuk korban tertinggal dalam jaringan kulit.
3. Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot lebih dalam karena dapat
menyebabkan perdarahan lebih serius dan biarkan dokter yang melakukannya.
4. Luka tusukan yang tidak terlalu parah dengan objek benda tertinggal pada permukaan kulit dapat
dikeluarkan menggunakan penjepit yang sebelumnya disterilkan dengan merebusnya atau
dipanaskan di atas api selama beberapa menit.
5. Untuk menghindari kontaminasi kuman yang ikut masuk pada jaringan kulit, pencet secara
perlahan pinggir luka sampai darah keluar.
6. Bila luka tusukan kecil, cucilah luka dengan sabun dan air yang mengalir.
7. Tutup luka dengan perban steril atau kain bersih.
8. Lakukan pertolongan untuk korban syok bila diperlukan.
9. Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan
bagian yang luka jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai pertolongan
datang.
Penanganan :
1. Cuci tangan anda dengan air dan sabun sebelum melakukan pertolongan untuk mencegah
kontaminasi pada luka.
2. Cuci bagian luka dengan sabun untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada luka, gosok
secara perlahan.
3. Jangan mengobati luka sendiri tanpa persetujuan dokter.
4. Luka goresan kecil tidak perlu ditutup, tetapi jika luka terlihat lebar tutup dengan kain bersih.
5. Periksa kembali jika terjadi tanda-tanda infeksi seperti warna kemerahan, pembengkakan, dan
bernanah. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tidak banyak bergerak. Tutup luka dengan kain
basah hangat, sampai pertolongan datang.
6. Hubungi petugas medis atau dokter apabila luka yang terjadi lebar dan dalam. Ada kemungkinan
perlu mendapat suntikan tetanus.
LUKA TERTUTUP
Luka seperti ini tidak dapat dilihat dari luar permukaan kulit dan tidak terlihat adanya goresan pada
kulit.
Gejala :
1. Terasa sakit pada bagian yang terluka.
2. Korban muntah berwarna merah kehitaman seperti kopi.
3. Batuk-batuk disertai darah keluar berwarna merah terang.
4. Tinja berwarna gelap atau ada bercak darah berwarna merah terang.
5. Pada urin yang keluar mengandung sel-sel darah merah.
6. kulit terlihat pucat.
7. Kulit tubuh lembap dan terasa dingin.
8. Denyut nadi cepat tetapi susah diraba.
9. Napas cepat.
10. Pusing.
11. Bengkak.
12. Tidak dapat beristirahat.
13. Merasa haus.
Penanganan :
1. Buka jalan perbapasan dan lakukan pernapasan buatan bila diperlukan.
2. Hubungi segera petugas medis.
Perawatan Lanjutan :
1. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tenang.
2. Bila korban muntah, miringkan kepala untuk mencegah tersedak.
3. Bila korban kesulitan dalam bernapas, letakkan bantal dibawah bahu.
4. Perioksa bila ada luka seperti luka patah tulang misalnya.
5. Usahakan korban sehangat mungkin.
6. Jangan memberi sesuatu pada korban seperti makan atau minum.
7. Pastikan korban untu bersikap tenang, karena hal ini berperan penting dalam kelancaran pada
pertolongan.
8. Bila korban terpaksa dipindahkan, lakukan dengan didampingi oleh asisten medis yang sudah
berpengalaman. Bawa korban hati-hati dengan posisi tidur.