Anda di halaman 1dari 83

TEKNIK INSPEKSI

DIKLAT PENGAWAS OPERASIONAL PERTAMA (POP)


Permen ESDM No. 43 tahun 2016
Unit Kompetensi: Melaksanakan Inspeksi

Elemen Kompetensi:
1. Mempersiapkan Inspeksi
2. Melakukan Inspeksi
3. Membuat Laporan Inspeksi
4. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi
Tahapan Inspeksi
(Kepdirjen Minerba No. 185.K/37.04/DJB/2019)

Tahapan inspeksi keselamatan kerja


meliputi:
1. Perencanaan inspeksi ;
2. Persiapan inspeksi ;
3. Pelaksanaan inspeksi;
4. Rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi;
5. Evaluasi inspeksi; dan
6. Laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi.
1. Perencanaan Inspeksi
Program inspeksi disusun berdasarkan penilaian risiko
Dalam perencanaan inspeksi ditentukan:

a) objek inspeksi;

b) jadwal pelaksanaan inspeksi antara lain secara berkala atau sewaktu- waktu;

c) petugas inspeksi;

d) metode inspeksi antara lain inspeksi silang dan inspeksi bersama; dan

e) biaya pelaksanaan inspeksi


Adalah penilaian secara rinci terhadap tempat-
tempat kerja khusus, divisi / bagian / departem
en, unit, area, mesin atau proses untuk mencari
dan me-mastikan setiap potensi bahaya dapat
teridentifikasi secara dini dan dilakukan perbai
kan.
 Upaya menemukan sumber ⚫Upaya mencari
bahaya ketidaksesuaian dalam
sistem
⚫Mengukur efektivitas
pelaksanaan sistem
 Berfokus pada objek ⚫Berfokus pada
sistem
⚫Pelaksanaan pada
 Penekanan pada hasil akhir proses
 Metode: Pengujian secara ⚫Metode: Tinjauan
teknis dan terinci. ulang, verifikasi, dan
observasi
Tujuan Inspeksi
Keuntungan Inspeksi:

1. Pembetulan segera

2. Mendorong pekerja tanggap terhadap Tindakan Tidak


Aman (TTA) dan Kondisi Tidak Aman (KTA)

3. Kontak langsung dengan pekerja

4. Menetapkan alat-alat keselamatan yang sesuai

5. Meningkatkan kesadaran K3

6. Merealisasikan program K3
KAPAN DAN SIAPA YANG HARUS
MELAKSANAKAN INSPEKSI?

Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018, Lampiran I


Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas:

1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan dan


kesehatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya;

2. melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian;

3. bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan, kesehatan, dan


kesejahteraan dari semua orang yang ditugaskan kepadanya; dan

4. membuat dan menandatangani laporan pemeriksaan, inspeksi,


dan pengujian;
Alasan?
1. Paham terhadap kondisi daerah kerja

2. Paham sifat dan tabiat pekerja

3. Dapat kontak langsung dengan pekerja

4. Mengikuti perubahan atau perkembangan

5. Perbaikan segera

Inspeksi keselamatan kerja dilakukan di setiap area kerja


dan kegiatan
TANGGUNG JAWAB PENGAWAS DALAM INSPEKSI K3
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan
MANUSIA
MESIN / PERALATAN
• Eksekutif (penentu kebijakan)

• Perkakas, mesin, peralatan
Engineer (perekayasa)
• Teknisi / mekanik • Loader, dozer, grader, dump truck
• Manager • Mesin / perkakas di w.Shop
• Pengawas
• Pelaksana / pekerja

LINGKUNGAN
MATERIAL
• MATERIAL HASIL KEGIATAN PERTAMBANGAN Kondisi tempat kerja yang terjadi akibat
bijih, pasir, pecahan batu, kapur kegiatan pertambangan : Tempe ratur,
• BAHAN-BAHAN PENUNJANG PRODUKSI Kelembaban, Debu, Gas, Radia si,
zat-zat kimia, bahan peledak getaran, kebisingan, dll
METODE
JENIS INSPEKSI
Berapa jenis inspeksi yang diberlakukan ?

Apa yang membedakan dari setiap jenis inspeksi tersebut?


KATEGORI INSPEKSI
Inspeksi : salah satu cara untuk memperkirakan suatu resiko dan
mencari solusi permasalahan

Kegiatan  RISIKO

KATEGORI INSPEKSI  Inspektur Tambang


 Konsultan K3
1. Inspeksi Eksternal  Perusahaan Asuransi
 Pihak-pihak luar yang berkepentingan

 Frontline Supervisor
2. Inspeksi Internal  Kary. Yang mendapat delegasi dari atasan
 Komite / sub komite K3
JENIS INSPEKSI
1. INSPEKSI TIDAK TERENCANA
o Sambil lalu, dangkal, tidak sistematis
o Memeriksa KTA saja
o Hampir semua TTA lepas dari pengamatan
o KTA yang butuh perhatian besar terlewatkan
o Perhatian lebih pada produksi
o Pencatatan Jarang
o Perbaikan/pencegahan tidak sampai mendasar
2. INSPEKSI TERENCANA
Inspeksi terencana
Maksud: Sasaran yang ingin diperoleh dari suatu inspeksi dapat tercapai
Manfaat:
1. Bagian/daerah yang diinspeksi diketahui
2.Khusus/sengaja sehingga bisa menyeluruh 3.Kondisi
atau tindakan yang diinspeksi diketahui 4.Kekerapan
suatu daerah yang diinspeksi diketahui 5.Pencatatan-
pencatatan dilakukan
6. Perlengkapan apa saja yang diinspeksi diketahui
7. Perbaikan dan pencegahan sampai ke penyebab dasar
Jenis inspeksi terencana
1.OBSERVASI/PENGAMATAN  INSPEKSI UMUM
Pengamatan atau observasi yang dilakukan secara terus menerus oleh pengawas

sepanjang gilir kerja untuk melihat secara menyeluruh kekurangan yang ada.

Tata Griya (House Keeping) : pekerjaan belum dapat dikatakan selesai apabila daerah kerja masih
kotor/tidak teratur
 Gang terhalang oleh barang

 Perkakas/peralatan tidak disimpan pada tempatnya

 Fasilitas penampungan sampah tidak ada

 Tidak ada penataan letak


Inspeksi terencana
2. INSPEKSI PERIODIK
Berkala dengan selang waktu tetap ( harian, mingguan, bulanan, triwulan, dst).

Yang diinspeksi:
 Bagian-bagian peralatan atau tempat kerja yang tidak bisa terlihat hanya
dengan pengamatan atau observasi saja (objek kritis)
 Daerah kerja yang sedang tidak aktif atau yang menjadi milik umum (seluruh
karyawan)
2. Persiapan Inspeksi
Sebelum inspeksi dilaksanakan perlu disiapkan paling sedikit meliputi:

a) Prosedur standar, dan check list yang berlaku dan berhubungan


terhadap objek yang akan diinspeksi;

b) alat ukur dan alat uji;

c) buku catatan; dan

d) kamera atau alat dokumentasi lainnya.


Prosedur Inspeksi

Prosedur Inspeksi paling sedikit terdiri dari:

 tujuan inspeksi;  metode atau tata cara inspeksi;


 jenis inspeksi;  pelaksanaan inspeksi;
 pelaksana inspeksi;  klasifikasi bahaya;
 objek inspeksi;  laporan inspeksi;
 jadwal dan frekuensi inspeksi;  tindak lanjut inspeksi;
 lembar periksa inspeksi;  evaluasi hasil tindak lanjut
 peralatan inspeksi; inspeksi;
 dokumentasi.
Tindakan Tidak Aman Tindakan Perbaikan Segera
Yang Diamati Tindakan Pencegahan Agar TidakTerulang

PENGAMATAN
LAPORAN

Nama / ID/NIK.: Tanda Tangan: Tanggal:


3. Pelaksanaan Inspeksi
Untuk memastikan kondisi kerja yang aman, KTT. PTL, atau petugas
yang ditunjuk dalam setiap gilir kerja memeriksa:

a) setiap area kerja dan jalan perlintasan yang digunakan;

b) sarana, prasana, instalasi, dan peralatan Pertambangan;dan

c) tempat yang dinilai berbahaya


3. Pelaksanaan Inspeksi
 Selama proses pelaksanaan petugas inspeksi didampingi oleh penanggung jawab area atau
petugas yang ditunjuk guna memastikan kelancaran dalam pelaksanaan inspeksi.
 Pada saat pelaksanaan inspeksi, apabila ditemukan kondisi tidak aman dan /atau tindakan
tidak aman, segera melakukan tindakan yang diperlukan yaitu
memper- baiki kondisi tersebut, meningkatkan kesadaran keselamatan
kepada Pekerja dan apabila berpotensi mengakibatkan kecelakaan, maka
kegiatan dihenti- kan sementara.
Siklus Pengamatan?
Memutuskan untuk MEMUTUSKAN BERHENTI Berhenti di depan / dekat
melakukan inspeksi suatu tempat kerja / alat
pada suatu alat,
lokasi kerja maupun
proses kerja

Mengamati apa yang


MENGAMATI sedang berlangsung
Apa ada TTA / KTA

• Menghentikan apabila
Melaporkan hasil MELAPORKAN BERTINDAK ada TTA dan KTA
inspeksi, evaluasi • Melakukan perbaikan
dan dan mendiskusikan
penanggulangannya serta menjelaskan
maksud perbaikan agar
TTA/KTA tidak terulang
kembali
Pengamatan Total?
Pengamatan secara menyeluruh dengan memanfaatkan/
memaksimalkan fungsi panca indera.
 Melihat : atas, bawah, depan, belakang
 Mendengar: suara bising/aneh
 Mencium: bau asing/aneh
 Meraba: temperatur
 Merasakan: getaran yang aneh
OBJEK INSPEKSI
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN
Objek-objek KERJA
yang harus diinspeksi pada saat melakukan
inspeksi K3

Reaksi Seseorang Posisi Seseorang


reaksi pekerja yang merupakan sering merupakan perbuatan membahayakan
petunjuk terhadap tindakan tidak yang perlu diperhatikan karena sering menjadi
aman yang mungkin terjadi penyebab kecelakaan

Tata Cara Kerja Aman Perkakas dan Peralatan


Kecelakaan terjadi karena tata cara atau sebagian besar pekerjaan
prosedur tidak memadai, tidak diketahui melibatkan penggunaan
dan tidak dimengerti atau tidak diikuti perkakas dan alat-alat

APD

Penyebab kecelakaan akibat kegagalan


mengenakan APD sekitar 12%
PENYEBAB
KECELAKAAN

SEBAB-SEBAB TINDAKAN
LAIN 4 % TIDAK AMAN 96%

100 %
APD
12 %

PROSEDUR/ KETE-
RATURAN 12 %
TINDAKAN
POSISI
TIDAK AMAN 30 %
96%
REAKSI
SESEORANG 14 %

PERALATAN
28 %
 KEPALA
 MATA DAN MUKA
 TELINGAN / ALAT PENDENGARAN
 HIDUNG /ALAT PERNAFASAN
 TANGAN
 KAKI
 BADAN
• MEMBETULKAN APD
• MERUBAH POSISI
• MENGATUR KEMBALI PEKERJAAN
• MENGHENTIKAN PEKERJAAN
• MEMASANG PEMBUMIAN
• SISTEM PENGGEMBOKAN

(TTA DALAM WAKTU SEKEJAP LENYAP DARI PANDANGAN)


Badan Pengembangan Energi dan Sumber Daya
Manusia Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral

 Terbentur – Terkena Benturan


 Terkait atau Terjepit
 Jatuh
 Suhu Terlalu Panas/Dingin
 Arus Listrik
 Menghirup/Menyerap/Menelan
 Terlalu Memforsir Tenaga
(mengangkat, mendorong, menjangkau)

http://www.esdm.go.id #EnergiBerkeadilan info@diklat.esdm.go.id


 SUDAH SESUAI DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

 SUDAH DIPERGUNAKAN DENGAN BENAR

 APAKAH AMAN KONDISINYA


 APAKAH TATA CARA/PROSEDUR
KERJA

TELAH MEMADAI

 APAKAH TATA CARA/PROSEDUR

KERJA TELAH DITETAPKAN DAN

DIMENGERTI

 APAKAH TATA CARA/PROSEDUR KERJA

DIIKUTI DAN DIPERTAHANKAN


Dalam mengukur efektifitas standar keteraturan dapat dilakukan
dengan bertanya untuk mengetahui :

 APAKAH STANDAR HASIL KERJA


TELAH MEMADAI
 APAKAH STANDAR HASIL KERJA
TELAH DITETAPKAN DAN DIMENGERTI
 APAKAH STANDAR HASIL KERJA SUDAH
DIIKUTI DAN DIPERTAHANKAN
Contoh Inspeksi
Klasifikasi Sumber Bahaya
⚫ Bahaya Kelas “A” (Major)
Kondisi atau perbuatan yang dapat menyebabkan
cacat permanen, kematian atau hilang anggota
badan/ atau kerusakan struktur, peralatan dan
material yang berat.
⚫ Bahaya Kelas “B” (Serious)
Kondisi atau perbuatan yang dapat menyebabkan
cedera atau sakit serius, berakibat catat sementara
atau kerusakan properti yang mengganggu operasi
tidak keterlaluan.
⚫ Bahaya Kelas “C” (Minor)
Kondisi atau perbuatan yang berakibat cedera ringan,
tidak cacat atau penyakit atau tidak merusak
Kode Bahaya

Kode Bahaya Tipe Bahaya Kemungkinan Akibat Tindakan diperluk


an
AA Bahaya Kritikal Kematian atau kerugian Stop dan perbaiki
barang > US$10.000 (segera)
A Bahaya Tinggi LTI serius atau kerugian Perbaiki dalam 12
barang US$5000 – jam
US$ 10000
B Bahaya Sedang LTI atau kerugian barang Perbaiki dalam 3
US$1000-US$5000 hari
C Bahaya Rendah Cidera ringan atau keru- Perbaiki jika dapat
gian barang ringan
LATIHAN RINGKAS
TENTUKAN KESEUAIAN TINGKAT KLASIFIKASI BAHAYA
A: MAJOR (berat)
B:

SERIOUS (serius) C:

MINOR (ringan)

_ 1. Tangga 5 meter terlihat jelas retak pada


kakinya.
2. Pekerja berada dalam dalam parit galian di
pinggir jalan raya.
3. Tidak adanya label pada galon 5 liter
dalam dalam engine room.
4. Penumpang tidak menggunakan seat belts
dalam mobil.
5. Mechanic menggunakan mesin grinda
tanpa full face shield.
6. Hilangnya tutup jaringan listrik 220 volt
di lapamgan konstruksi.
7. Kabel ekstension listrik terbentang di
4. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
 Rekomendasi yang diberikan didasarkan kepada temuan valid
yang telah diverifikasi sehingga rekomendasi tepat sasaran.
 Rekomendasi diberikan untuk setiap temuan inspeksi dan
penyebab dasar dari temuan tersebut dengan mengacu
kepada hierarki pengendalian risiko.
4. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
 Rekomendasi ditindaklanjuti oleh penanggung jawab
area sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.
 Pelaksanaan dari setiap rekomendasi dipantau untuk
memastikan rekomendasi telah ditindaklanjuti dengan
baik dan tepat waktu.
4. Rekomendasi dan Tindak Lanjut

Tindakan perbaikan/koreksi:
 Apa yang harus dikoreksi

 Mengapa harus dikoreksi

 Bagaimana caranya

 Siapa yang mengerjakan

 Batas waktu pengerjaan


5. Evaluasi Kegiatan Inspeksi

 Evaluasi dilakukan secara menyeluruh terhadap setiap


tahapan kegiatan inspeksi dan hasil dari pelaksanaan tindak
lanjut.
 Melaporkan perkembangan/kemajuan tindakan koreksi

tersebut kepada:
– Atasan langsung
– Manajer/superintenden K3
– Kepala Teknik Tambang
6. Laporan dan Penyebarluasan Hasil Inspeksi

Hasil inspeksi dan pemenuhan tindak lanjut dibuat atau


dimasukkan ke dalam suatu sistem pelaporan sehingga dapat
terdokumentasi dengan baik. Selanjutnya hasil laporan
tersebut disosialisasikan kepada seluruh Pekerja sebagai
bentuk edukasi.
1. Tidak memakai APD helmet dan kacamata
2. Tidak ada demarkasi untuk alat pemadam
3. No Gloves
4. No Ear plug
1. Bekerja di ketinggian dengan tidak memakai alat pelindung
jatuh safety harness.
2. Mengelas dekat ban, ban bisa meletus.
3. Apakah sudah ada hot work permit.
4. Tidak ada tangga untuk naik dan turun
1. Ban tidak diikat agar tidak menggilinding.
2. Tidak ada penunjuk mana ban baik dan ban tidak baik,
semua dicampur jadi satu.
3. Pengganjal ban tidak standard
4. Kebersihan dan kerapian rendah.
1. Perkakas bercampur aduk dengan barang mudah
terbakar.
2. Rambu “Dilarang Merokok” tidak ada.
3. Tidak ada MSDS
4. Tidak ada Apar
1. Apar terhalang
2. Apar tidak digantung pada tempatnya
3. Tidak ada rambu apar
4. Tidak ada demarkasi di lantai
5. Kebersihan dan kerapihan buruk
1. Tidak memakai alat panjat yang benar.
2.Roda tidak diganjal. 3.
……………………
3 m dari lantai
1. Mengikatkan tali
pengaman di bagian
bawah dari posisi
berdirinya.
2. Tali pengaman harus
dicantolkan di bagian
belakang bukan di bagian
pinggang
3. …………….

3 m dari lantai
1. Bekerja di ketinggian tidak memakai alat pelindung jatuh
safety harness dan safety line
2. Naik turun bangunan tanpa tangga
1. Beberapa botol tidak berpenutup waktu
disimpan
2. Botol oxygen dan acetylene disimpan
bersamaan
3. Botol diikat pada barang yang bisa
1. Bahan mudah terbakar tidak disimpan di kotak
penyimpanan barang mudah terbakar
2. ……………………..
1. Menyimpan botol oksigen dekat bahan
mudah terbakar
2. Perkakas disimpan jadi satu dengan
bahan mudah terbakar.
3. .......................
1. Bagian berputar tanpa pelindung
2. Sarung tangan diletakkan di atas gear box, tidak pada
tempatnya.
3. Ceceran oli dimana-mana, masalah lingkungan.
1. Makan minum ditaruh bersama bahan kimia
2. Gelas bahan kimia dipakai tempat minum
1. Meninggalkan alat angkat dengan beban
2. Kebersihan dan kerapian buruk
1. Mengemudi di belakang truk penyemprot
jalan dalam jarak yang terlalu dekat.
2. Pandangan pengemudi kabur.
1. Memakai kacamata pengaman yang tidak
standar
2. Kacamata pengaman dimodifikasi
1. Memakai helmet dengan liner yang rusak.
2.Memotong liner helmet.
3. ……………..

Anda mungkin juga menyukai