Anda di halaman 1dari 37

Dokumen Tidak Terkontrol Apabila Disalin atau Dicetak – Lihat Website UG SHE Operations untuk Dokumen Versi Terbaru

1. TUJUAN
Memberikan panduan tangung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, persyaratan, dan tugas
pekerjaan peledakan terjadwal di tambang bawah tanah.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk semua karyawan, kontraktor dan tamu yang berada di dalam area tambang
bawah tanah, yang berhubungan dengan pekerjaan bahan peledak dan atau terkena dampak peledakan.
PANEL 19
Start

3. ALAT PELINDUNG DIRI (APD) YANG DIWAJIBKAN


Berikut adalah APD yang wajib dipakai ketika melakukan pekerjaan ini:

Topi Pengaman dan Lampu Rompi berefleksi Pelindung Pernapasan


Tambang (harus dilengkapi (Respirator)
dengan proximity detector)

Kacamata yang Dilengkapi Sepatu Pengaman Sarung Tangan Pengaman


dengan Dua Sisi Pengaman
Tidak

Pelindung Pendengaran SavOx Alat Pelindung Jatuh


(Ear Plug / Ear muff)

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 1 dari 37


4. TINDAKAN PENCEGAHAN UMUM
 Hanya Juru Ledak yang memiliki Kartu Ijin Meledakkan (KIM) masih berlaku diperbolehkan
melakukan pekerjaan peledakan.
 Hanya Juru Ledak yang Ditunjuk dan memiliki surat penunjukan serta memiliki KIM yang masih
berlaku diperbolehkan melakukan pemicuan peledakan.
 Lampu tambang wajib dipakai dan dipasang di helm Safety ketika berada di dalam tambang bawah
tanah.
 SavOx wajib dalam jangkauan tangan ketika berada di dalam tambang bawah tanah.

5. PERISTILAHAN
A. Pekerjaan Peledakan (blasting)
Adalah pekerjaan yang terdiri dari meramu bahan peledak, membuat primer, mengisi dan
menyumbat lubang ledak, merangkai dan menyambung suatu pola peledakan, menyambung suatu
rangkaian alat penguji atau mesin peledak, menetapkan daerah bahaya, menyuruh orang menyingkir,
dan berlindung, menguji rangkaian peledakan, meledakkan lubang ledak, menangani kegagalan
peledakan, dan mengendalikan akibat peledakan yang merugikan seperti lontaran batu, getaran
tanah, kebisingan, dan tertekannya udara yang mengakibatkan efek ledakan (airblast).

B. Peledakan Terjadwal (scheduled blasting)


Adalah peledakan yang dilakukan di daerah produksi tambang bawah tanah yang diamankan dan
dipicu pada waktu-waktu terjadwal dimana syaratnya sebelum peledakan dipicu semua orang yang
kemungkinan terkena dampak peledakan dihitung dan diamankan ke daerah aman yang ditentukan.
Kegiatan peledakan yang bisa dilakukan dengan cara peledakan terjadwal adalah:
1) Peledakan terowongan horizontal/mendatar dan vertikal/ tegak lurus (drift and raise development)
2) Peledakan peruntuhan badan bijih (undercutting)
3) Peledakan pembukaan corong saluran bijih (drawbell)
4) Peledakan produksi Stope (stope production)
5) Peledakan sekunder (secondary) dan peledakan batuan menggantung (hi-bombing) di setiap titik
penarikan (drawpoint) dan lubang saluran bijih (muck raise)
6) Peledakan batuan menggantung di corong pemuat (chute) dan saluran bijih (transfer raise).

C. Daerah Peledakan Terjadwal


Adalah daerah yang ditentukan oleh pihak manajemen tambang bawah tanah untuk melakukan
peledakan terjadwal di daerah produksi.

D. Karyawan Reguler
Adalah karyawan tambang bawah tanah (termasuk kontraktor) yang sehari-harinya bekerja mengikuti
jadwal gilir kerja.
E. Karyawan Non-Reguler
Adalah karyawan tambang bawah tanah, kontraktor dan tamu yang bekerja untuk tambang bawah
tanah tetapi tidak mengikuti jadwal gilir kerja.

F. Juru Ledak
Adalah karyawan tambang bawah tanah (PTFI dan kontraktor) yang memiliki KIM masih berlaku yang
melakukan pekerjaan peledakan.

G. Juru Ledak yang Ditunjuk


Adalah karyawan tambang bawah tanah (PTFI dan kontraktor) yang memiliki KIM masih berlaku dan
diangkat oleh Shift Superintendent secara tertulis yang ditetapkan setiap bulan untuk melaksanakan
pemicuan peledakan.

H. Koordinator Peledakan yang Ditunjuk


Adalah salah satu dari julu ledak yang ditunjuk dari beberapa juru ledak dalam peledakan gabungan
yang mengkoordinir proses pekerjaan dan pemicuan peledakan. Koordinator peledakan ini dipilih
oleh penanggung jawab peledakan terjadwal.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 2 dari 37


I. Pembantu Juru Ledak yang Ditunjuk
Adalah orang yang memiliki Kompetensi Peledakan yang ditugaskan oleh Juru Ledak yang Ditunjuk
untuk mencegah orang masuk ke area peledakan.

J. Peledakan Terowongan Pengembangan Mendatar dan Tegak (drift and raise development)
Adalah peledakan yang dilakukan untuk membuat lubang bukaan mendatar dan tegak baru

K. Peledakan untuk meruntuhkan badan bijih (Undercutting)


Adalah peledakan untuk meruntuhkan badan bijih di level undercut.

L. Peledakan pembukaan corong saluran bijih (Drawbel)


Adalah peledakan untuk membuat bukaan corong untuk jalan bijih dari level undercut ke level
extraction.

M. Peledakan lombong (stope)


Adalah peledakan untuk meruntuhkan badan bijih pada stope produksi.

N. Peledakan sekunder (secondary) dan peledakan batuan menggantung (hibombing) di setiap titik
penarikan (drawpoint) dan lubang saluran bijih (muck raise)
Adalah pekerjaan peledakan untuk memperkecil ukuran batuan dan untuk menjatuhkan batuan yang
menggantung di bukaan titik penarikan (drawpoint) dan atau di dalam lubang saluran bijih (muck
raise).

O. Peledakan Lain-lain
Adalah pekerjaan peledakan yang tidak termasuk di atas seperti contoh peledakan di mesin
penghancur batuan (crusher), pengumpan (feeder), penembusan portal baru, peledakan di badan
batuan dengan kandungan mineral tertentu, dan lain-lain.

6. TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab dari prosedur ini diberlakukan untuk:
A. Semua karyawan, kontraktor yang bekerja dan tamu yang berkunjung di tambang bawah tanah.
Mereka yang disebutkan di atas bertanggung jawab untuk mengerti dan mengikuti Prosedur ini.
Apabila ada bagian dari Prosedur ini yang tidak dipahami dengan jelas, maka karyawan yang
bersangkutan harus menanyakan kepada atasannya. Pelanggaran terhadap persyaratan dalam
Prosedur ini akan dikenakan tindakan disiplin sesuai Buku Pedoman Hubungan Industrial (BPHI).

B. Staf Pengawas
Mereka yang disebutkan di atas bertanggungjawab untuk memastikan semua karyawan yang terlibat
dalam pekerjaan peledakan telah terlatih, memiliki KIM yang berlaku, dan mengerti serta menerapkan
Prosedur ini.

7. PERSYARATAN
A. Peledakan terjadwal dilakukan pada waktu-waktu yang telah ditentukan di daerah produksi untuk
masing-masing tambang (lihat Lampiran 1).
B. Apabila peledakan tidak dapat dipicu lebih dari 15 menit dari waktu peledakan yang ditentukan,
peledakan harus dibatalkan.
C. Semua departemen yang terpengaruh peledakan terjadwal harus menyesuaikan rencana kerjanya.
D. Penanggungjawab peledakan terjadwal adalah Shift Superintendent produksi atau orang yang
ditunjuk oleh shift superintendent produksi. Jika belum ada bagian produksi, maka
penanggung jawab peledakan terjadwal adalah penanggung jawab gilir kerja (Shift
Superintendant/General Foreman atau Foreman).
E. Jadwal peledakan terjadwal harus ditulis di papan pengumuman oleh masing-masing juru ledak yang
ditunjuk dan dipasang di tempat umum sehingga bisa dibaca oleh semua orang yang memasuki area
peledakan.
F. Suara tanda peringatan (sirine) yang diberikan harus terdengar jelas oleh semua orang yang
berpotensi terkena dampak peledakan.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 3 dari 37


G. Semua jalan yang memungkinkan orang dan atau peralatan masuk ke area peledakan terjadwal
harus dipasangi penghalang, dalam keadaan terkunci, dan adanya tanda peringatan dilarang masuk.
Penjagaan oleh Pembantu Juru Ledak yang Ditunjuk diwajibkan diseluruh pagar peledakan yang
telah ditentukan kecuali pada area yang tidak aman, contoh karena dampak asap peledakan.
H. Lokasi tempat pemicuan peledakan secara terpusat (sentralisasi) harus dievaluasi oleh manajemen
tambang bawah tanah supaya tetap aman dengan berdasar pada kebutuhan dan atau kemajuan
heading development penambangan.
I. Lokasi penjagaan orang, jalan masuk ke area peledakan harus dievaluasi oleh manajemen tambang
bawah tanah agar aman dengan berdasarkan pada kebutuhan dan atau kemajuan heading
development penambangan.
J. Koordinator julu ledak yang ditunjuk merupakan salah satu juru ledak dari beberapa gabungan juru
ledak yang tugasnya mengkoordinasikan beberapa juru ledak dan melakukan pemicuan peledakan
gabungan di area yang bersamaan.

8. DAERAH AMAN YANG DITENTUKAN


A. Semua ruang makan (lunch room), kantor (office), bengkel (shop), fasilitas tetap (fixed facility) di luar
daerah produksi tambang.
B. Penentuan daerah aman di dalam area produksi akan diatur dalam prosedur tersendiri yang
berhubungan dengan masing-masing pekerjaan.
C. Area aman peledakan terjadwal selain huruf ‘A’ dan ‘B’ di atas adalah area yang jaraknya dari lokasi
peledakan sekurang-kurangnya 300 meter jarak lurus, 150 meter jarak berbelok atau dipisahkan oleh
pilar sekurang-kurangnya setebal 40 meter radius bola.

9. PROSEDUR UMUM

No. Urutan / Langkah Pekerjaan Penanggunggugat


A. 1. Perintah untuk berlindung di tempat yang aman ditandai dengan suara
tanda peringatan (sirine) selama 3 (tiga) menit terus-menerus dibunyikan Shift Superintendent
15 menit sebelum waktu peledakan terjadwal dilakukan.
2. Lampu tanda peringatan adalah lampu merah berputar yang ditempatkan
pada jalan masuk utama menuju daerah Produksi. Lampu ini akan
Shift Superintendent
menyala bersamaan dengan suara tanda peringatan sebagai peringatan
bagi lalu lintas yang akan masuk.
3. Perintah peledakan diberikan setelah semua orang di dalam daerah
bahaya dihitung dan dinyatakan aman. Perintah peledakan tersebut
ditandai dengan suara tanda peringatan yang dibunyikan berupa nada Shift Superintendent
putus-putus sebanyak 3 (tiga) kali masing-masing 5 (lima) detik dengan
selang waktu 3 (tiga) detik diantaranya.
4. Peledakan dilakukan setelah urutan ’3’ di atas selesai dilakukan. Apabila Juru Ledak yang
dilakukan lebih dari satu peledakan maka harus diatur untuk dilakukan Ditunjuk dan Shift
secara berurutan (tidak serentak). Superintendent
5. Setelah peledakan selesai dilakukan dan masing-masing Juru Ledak
yang ditunjuk sudah melaporkan kepada Shift Superintendent yang
Juru Ledak yang
bertugas, suara tanda peringatan (sirine) harus dibunyikan selama 1
Ditunjuk dan Shift
(satu) menit terus menerus yang menandakan peledakan terjadwal telah
Superintendent
selesai. Semua karyawan tidak boleh meninggalkan daerah aman
sampai suara tanda selesai peledakan dibunyikan berakhir.
6. Apabila terjadi pembatalan peledakan maka suara tanda pembatalan
Shift Superintendent
dibunyikan 1 (satu) menit terus-menerus.
B. Pengamanan (Clearing) dan Pemicuan Peledakan Terjadwal:
1. Setiap orang yang akan masuk ke daerah produksi harus sign-in di lokasi
yang ditentukan (kantor Shift Superintendent). Pada saat keluar dari
daerah produksi atau pergi ke suatu daerah aman yang telah ditentukan,
Karyawan dan
orang yang sama harus sign clear blasting dan atau sign out jika akan
Pengawas
keluar dari area tambang bawah tanah. Setiap orang harus memastikan
untuk dirinya sendiri telah melakukan sign in, sign clear blasting dan sign
out.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 4 dari 37


2. Masing-masing pengawas karyawan reguler Bertanggung jawab untuk
melaporkan catatan sign in, sign clear blasting dan sign out kelompok Pengawas
kerjanya kepada Shift Superintendent.
3. Rencana peledakan yang akan dilakukan pada peledakan terjadwal
pada gilir kerja tersebut harus dilaporkan oleh masing-masing Juru
Juru Ledak yang
Ledak yang ditunjuk kepada Shift Superintendent selaku
Ditunjuk
penanggungjawab peledakan pada awal gilir kerja dan menulis dipapan
pengumuman maupun log book blasting.
4. Shift Superintendent harus memeriksa clear blasting book untuk
Shift Superintendent
karyawan regular dan non-reguler.
5. Apabila ditemukan adanya karyawan reguler dan atau non-reguler yang
tidak melapor untuk clear blasting hingga waktu peledakan terjadwal,
Shift Superintendent
maka peledakan harus dibatalkan. (Pelaporan clear blast paling lambat
15 menit sebelum waktu peledakan terjadwal dilakukan)
6. Setiap Juru Ledak yang ditunjuk harus memasang perlengkapan LOTO
Juru Ledak yang
pada kotak saklar pengaman kabel peledakan sebelum melakukan
Ditunjuk
pemicuan peledakan.
7. Juru Ledak yang Ditunjuk harus memeriksa sendiri rangkaian peledakan
Juru Ledak yang
setelah bahan peledak diisikan. Tugas ini tidak boleh dialihkan dan atau
Ditunjuk
diwakilkan kepada orang lain.
8. Blasting cap harus dipasang sendiri oleh Juru Ledak yang Ditunjuk Juru Ledak yang
Ditunjuk
9. Apabila direncanakan adanya 2 (dua) atau lebih peledakan yang dipicu
dari 1 (satu) mesin peledak, maka Juru Ledak yang ditunjuk untuk
Juru Ledak yang
melakukan pemicuan peledakan harus memastikan area aman dan
Ditunjuk dan
sambungan sudah terpasang dengan benar. Informasi rencana kerja ini
Pengawas
harus sudah disampaikan ke Shift Superintendent paling tidak 2 (dua)
jam sebelum peledakan.
10. Setelah semua langkah diatas lengkap dilakukan, Juru Ledak yang Juru Ledak yang
Ditunjuk harus mengisi Daftar Periksa Peledakan secara lengkap dan Ditunjuk,
melaporkan kepada atasannya, atau koordinator peledakan dan Shift Pengawas, dan Shift
Superintendent. Superintendent
11. Sistem komunikasi dua arah berupa komunikasi langsung, radio
komunikasi, pesawat telepon, atau Gaitronic harus digunakan untuk Juru Ledak yang
memberitahu Shift Superintendent bahwa: daerah peledakan telah Ditunjuk dan Shift
aman, pemicuan peledakan siap dilakukan, dan Daftar Periksa Superintendent
Peledakan sudah diisi secara lengkap dan benar.
12. Apabila terdapat lebih dari 1 section yang melakukan blasting, maka shift
superintendent bertugas untuk mengkoordinasikan dan
menginformasikan prioritas peledakan.
Shift Superintendent
Catatan:
Prioritas peledakan ditentukan berdasarkan sistem ventilasi, besarnya
skala ledakan dan lokasi penjagaan.
13. Setelah Shift Superintendent memastikan bahwa semua orang telah
aman dan peledakan telah siap, maka suara tanda peringatan (sirine) Shift Superintendent
peledakan dibunyikan
14. Selama kegiatan peledakan berlangsung, penjaga pagar peledakan tidak Pembantu Juru
diperbolehkan meninggalkan pagar peledakan. Ledak yang Ditunjuk
15. Setelah suara tanda peringatan peledakan selesai dibunyikan, Juru
Shift Superintendent
Ledak yang ditunjuk menyambung mesin peledak ke kabel peledakan,
dan Juru Ledak
membuka kunci kotak saklar pengaman, mengaktifkan mesin peledak,
yang Ditunjuk
dan MEMICU PELEDAKAN.
16. Setelah peledakan dipicu, kabel peledakan harus segera dilepaskan dari
Juru Ledak yang
pemicu dan dihubungpendekkan (shunted), kotak saklar pengaman
Ditunjuk dan
diposisikan mati (off), dan dikunci. Juru Ledak segera melapor kepada
Pengawas dan Shift
atasannya atau koordinator peledakan dan Shift Superintendent bahwa
Superintendent
peledakan telah dilakukan. (Lihat Lampiran I )
17. Setelah Shift Superintendent menerima laporan penegasan bahwa Shift Superintendent

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 5 dari 37


peledakan terjadwal telah dilakukan, maka suara tanda selesai
peledakan dibunyikan yang menandakan peledakan terjadwal telah
selesai. Semua karyawan tidak boleh meninggalkan daerah aman
sampai suara tanda selesai peledakan dibunyikan berakhir.
18. Juru Ledak yang Ditunjuk harus memeriksa daerah peledakan setelah Juru Ledak yang
bersih dari debu dan asap untuk memastikan tidak ada kegagalan Ditunjuk, Pengawas,
peledakan. dan Shift
Superintendent
19. Apabila ditemukan kegagalan peledakan (misfire), maka masing-masing Juru Ledak yang
Juru Ledak yang Ditunjuk wajib memasang penghalang (barikade), tanda Ditunjuk dan
peringatan gagal ledak, melaporkan kepada atasannya, dan segera Pengawas dan Shift
mengisi buku laporan (logbook) gagal ledak/misfire. (Lihat Lampiran E) Superintendent

10. PERSYARATAN PERALATAN PELEDAKAN


A. Kabel Peledakan Utama
1. Kabel peledakan utama harus berupa rangkaian kabel tunggal yang terisi dua jalur dan
terisolasi.
2. Kabel peledakan utama harus cukup panjang dan digantung pada gantungan terisolasi sampai
suatu jarak yang tidak lebih dekat 15 meter dari lokasi peledakan dan tidak lebih jauh dari 30
meter.
3. Kabel peledakan utama tidak boleh bersinggungan dengan bahan logam dan jaringan listrik.
4. Setiap sambungan pada kabel peledakan utama harus memenuhi syarat kelistrikan.
5. Pemeriksaan secara fisik harus dilakukan sebelum peledakan untuk memastikan kabel
peledakan dalam keadaan siap pakai. Ujung kedua kabel harus selalu terhubungpendek
(shunted) setiap waktu kecuali pada saat pemicuan peledakan.
6. Pada ujung kabel dilakukannya pemicuan peledakan harus dilengkapi dengan kotak saklar yang
terawat dan selalu terkunci pada posisi mati (off).
7. Dalam hal pemicuan peledakan untuk beberapa rangkaian peledakan dari 1 (satu) kabel
peledakan utama, maka setiap Juru ledak yang Ditunjuk untuk masing-masing area peledakan
harus memasang kartu LOTO pada kotak saklar kabel utama peledakan tersebut. Pemicuan
peledakan hanya bisa dimulai apabila semua Juru Ledak yang Ditunjuk sudah melepaskan kartu
LOTO masing-masing.
8. Untuk keselamatan dan keamanan peledakan, maka rangkaian peledakan dilengkapi dengan
kotak saklar yang ditempatkan pada lokasi tetap yang terkunci dan sudah ditentukan
(sentralisasi).

B. Mesin Peledak
1. Semua mesin peledak harus didaftarkan ke Departamen Electrical Tambang Bawah Tanah
untuk diperiksa kelayakannya.
2. Mesin peledak sepenuhnya berada dalam tanggungjawab Juru Ledak yang Ditunjuk dan selalu
disimpan di tempat terkunci di kantor Shift Superintendent di area tambang bawah tanah sampai
sesaat sebelum pemicuan peledakan.

11. PROSEDUR KHUSUS BEBERAPA JENIS PELEDAKAN TERJADWAL

A. Peledakan Terowongan Horizontal / Mendatar dan Vertikal / Tegak (Drift and Raise Development)

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Setiap lubang bor yang tembus dan dimungkinkan tembus ke suatu
terowongan pengembangan harus diberi tanda dan catatan. Departemen
Departemen Engineering
Engineering harus mencantumkan informasi tersebut di dalam Lembar
Kerja (work sheet) kepada Departemen Development.
2. Sehubungan dengan nomer ‘1’ di atas, pada saat dilakukan peledakan,
Juru Ledak yang Ditunjuk harus menempatkan orang untuk menjaga jalan Juru Ledak yang Ditunjuk
masuk ke lokasi tembus yang telah ditentukan oleh Departemen dan Pengawas
Engineering.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 6 dari 37


3. Dalam hal peledakan terowongan pengembangan yang berpotensi
tembus (dinyatakan pada saat tebal pilar 20 meter), sebelum dilakukan Juru Ledak yang Ditunjuk
pemboran lubang ledak harus dilakukan pemboran lubang uji (probe hole) dan Pengawas
dengan kedalaman 2X (dua kali) panjang rencana kemajuan peledakan.
4. Jika akan dilakukan peledakan pengembangan yang berpotensi tembus
seperti disebutkan di atas, maka permuka kerja di sisi yang lain harus
dihentikan dan dikosongkan dan dipasang penghalang dan tanda-tanda Juru Ledak yang Ditunjuk
peringatan untuk memastikan orang tidak masuk. Agar terlindung dari dan Pengawas
peledakan penembusan maka jaringan pipa, peralatan, dan sebagainya
harus diamankan.
5. Juru ukur (surveyor) membubuhkan tanda jarak pada permuka kerja yang
Juru Ledak yang Ditunjuk
dihentikan ketika permukaan kerja yang akan tembus menjadi status
dan Pengawas
tunggal.
6. Pastikan lubang bor yang akan diisi bahan peledak bersih dari sumbatan Juru Ledak yang Ditunjuk
dan kotoran. dan Pengawas
7. Gunakan alat yang terbuat dari bahan yang tidak dapat menimbulkan Juru Ledak yang Ditunjuk
percikan api untuk pengisian bahan peledak ke dalam lubang bor. dan Pengawas
8. Kegiatan pemboran dan pemuatan bahan peledak tidak boleh dilakukan Juru Ledak yang Ditunjuk
pada waktu yang bersamaan pada permuka kerja (face) yang sama. dan Pengawas
9. Matikan kipas ventilasi pembantu sebelum melakukan peledakan dan Juru Ledak yang Ditunjuk
hidupkan sesudah peledakan dilakuka. dan Pengawas
10. Lubang bor yang telah terisi bahan peledak dan rangkaian peledakannya
belum dipasangi blasting cap dapat ditinggalkan tak terjaga dengan syarat Juru Ledak yang Ditunjuk
dipasangi penghalang dan tanda peringatan peledakan pada jalan masuk dan Pengawas
ke daerah tersebut
11. Untuk peledakan lubang bukaan tegak (raise), penjagaan dengan orang
Juru Ledak yang Ditunjuk
harus ditempatkan pada semua jalan masuk di level atas dan level bawah
dan Pengawas
dari raise.
12. Dilarang melakukan pemboran ulang pada sisa lubang ledak (boot leg).
Juru Ledak yang Ditunjuk
Lubang pemboran baru harus berjarak sekurang-kurangnya 30 sentimeter
dan Pengawas
sejajar dari sisa lubang ledak.

A.1. Apabila ditemukan batuan yang mengandung mineral sulfida berkadar tinggi :

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Departemen Geologi harus melaporkan kepada Departemen Engineering,
Departemen Ventilasi, Departemen Operation dan Departemen Safety
apabila ditemukan batuan yang mengandung mineral sulfida dengan Departemen Geologi
kadar lebih dari 29% dan menunjukkan sifat pemanasan sendiri (self-
heating).
2. Kelompok Kerja (task force) yang terdiri dari Departemen Geologi,
Departemen Engineering, Departemen Ventilasi, Departemen Operation
dan Departemen Safety bertanggung jawab untuk mengkaji dan
menyimpulkan kemungkinan terjadinya ledakan debu sulfida (sulphide
dust explosion) pada saat pemicuan peledakan dilakukan di daerah
tersebut: Departemen Geologi,
a. Apabila kandungan mineral sulfida di daerah tersebut tidak Departemen Engineering,
berbahaya, pekerjaan peledakan dilakukan dengan mengikuti Departemen Ventilasi,
Prosedur regular. Departemen Operation,
b. Apabila di daerah tersebut ditemukan debu sulfida dan kandungan dan Departemen Safety
gas SO2 di udara tambang kurang dari 2 ppm, Prosedur peledakan
khusus ’I’ harus dilakukan.
c. Apabila ditemukan tanda-tanda kuat adanya ledakan tiba-tiba
dengan sendirinya (spontaneous explosion), Prosedur peledakan
khusus ’II’ harus dilakukan.
3. Dalam kedua Prosedur peledakan khusus di atas (I dan II), seluruh sistim
ventilasi tambahan (auxiliary ventilation) harus terpasang dengan benar, Pengawas
ujung depan kantong udara (vent bag) tidak boleh lebih 30 meter dari

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 7 dari 37


permuka kerja dengan jumlah udara bersih yang mengalir dari ujung
kantong udara tersebut sekurang-kurangnya 25.000 feet kubik per menit
(cfm).
4. Segera setelah status peledakan khusus ditetapkan, pengawas
Departemen Operation yang bertanggungjawab dan atau Juru Ledak Departemen Ventilasi dan
yang Ditunjuk harus diberi pengetahuan mengenai kandungan gas Pengawas
berbahaya dan dibekali dengan alat pendeteksi gas oleh Departemen
Ventilasi.
5. Departemen Engineering, Departemen Ventilasi, Departemen Operation, Departemen Engineering,
dan Departemen Safety harus menentukan jalur penyelamatan dan Ventilasi, Operation, dan
daerah aman peledakan khusus sehubungan dengan kandungan debu Safety
sulphida.
6. Nilai Ambang Batas (NAB) gas-gas dalam udara tambang adalah sebagai
berikut:
a. Karbonmonoksida (CO) = kurang atau sama dengan 25 ppm.
b. Sulfida Dioksida (SO2) = kurang atau sama dengan 2 ppm.
c. Oksigen (O2) = sama dengan atau lebih besar dari 19,5%. Juru Ledak yang Ditunjuk
d. Hidrogen Sulfida (H2S) = kurang atau sama dengan 10 ppm. dan Pengawas
e. LEL= kurang atau sama dengan 5%.
Apabila ditemukan satu atau lebih kandungan gas yang tidak memenuhi
NAB di atas, pengawas Departemen Operation dan atau Juru Ledak yang
Ditunjuk harus menghentikan pekerjaan dan memindahkan semua
pekerja ke daerah yang aman.
7. Juru Ledak yang ditunjuk bertanggungjawab untuk membersihkan area
peledakan dari sampah dan bahan/material mudah terbakar paling tidak Juru Ledak yang Ditunjuk
sampai 300 meter di depan permuka kerja.

A.2. Prosedur Khusus

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Juru Ledak yang Ditunjuk memastikan area permuka kerja (face) aman
untuk dilakukan pekerjaan pemuatan bahan peledak dengan cara:
a. Menyiramkan air ke dinding (rib) dan atap (back) bukaan sepanjang Juru Ledak yang Ditunjuk
paling tidak 50 meter di depan permuka kerja. dan Pengawas
b. Memeriksa kandungan gas dalam udara tambang di sekitar permuka
kerja dan jalan keluar.
2. Juru Ledak yang Ditunjuk bisa memulai pekerjaan pemuatan bahan
peledak setelah mengamankan area peledakan dari orang yang tidak Juru Ledak yang Ditunjuk
berkepentingan dengan memasang tanda dilarang masuk pada semua dan Pengawas
jalan masuk ke area peledakan.
3. Menyumbat ujung lubang ledak (stemming) dengan mempergunakan Juru Ledak dan
campuran tanah dan kapur tohor (hydrated lime). Pengawas
4. Setelah pekerjaan pemuatan dan perangkaian bahan peledak selesai,
maka peledakan dapat dilakukan sesuai arahan dan keputusan yang
diberikan oleh Kelompok Kerja (task force), yaitu:
a. Peledakan khusus ‘I’, Juru Ledak yang Ditunjuk harus
menggantungkan sedikitnya 1 (satu) buah kantong berisi kapur tohor
(hydrated lime) dengan berat minimal 25 kg berjarak kurang lebih 1
(satu) meter di depan permuka kerja. Kantong ini dipasangi 1 (satu) Juru Ledak yang Ditunjuk
buah bahan peledak utama (primer) dengan detonator tunda dan Pengawas
bernomor paling kecil yang dipergunakan di dalam rangkaian
peledakan tersebut.
b. Peledakan khusus ‘II’, Juru Ledak yang Ditunjuk harus
menggantungkan sedikitnya 2 (dua) buah kantong berisi kapur tohor
(hydrated lime) dengan berat minimal masing-masing 25 kg berjarak
kurang lebih 1 (satu) meter di depan permuka kerja. Kantong ini
dipasangi 1 (satu) buah bahan peledak utama (primer) dengan

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 8 dari 37


detonator tunda bernomor paling kecil yang dipergunakan di dalam
rangkaian peledakan tersebut.
5. Peledakan siap dipicu. Juru Ledak yang Ditunjuk

B. Peledakan untuk meruntuhkan Badan Bijih (Undercutting)

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Semua karyawan tidak diperbolehkan mendekati lubang ledak yang telah Semua karyawan, Juru
diisi kecuali Juru Ledak pada saat menyambung rangkaian peledakan. Ledak, dan Pengawas
2. Mewaspadai keadaan tumpukan pecahan batuan bijih di batas ambrukan
Semua karyawan, Juru
yang dapat dalam keadaan membentuk sudut tumpukan yang aman atau
Ledak, dan Pengawas
menggantung.
3. Penggunaan alat pemboran kendali jarak jauh (remote control drilling)
Juru Bor dan
digunakan untuk mengurangi terpaparnya operator bor dengan keadaan
Pengawas
yang tidak aman.
4. Sekurang-kurangnya 8 (delapan) baris lubang ledak sudah harus dibor di Juru Ledak dan
depan batas daerah ambrukan untuk keadaan normal. Pengawas
5. Sekurang-kurangnya 2 (dua) dan paling banyak 5 (lima) baris lubang ledak
sudah harus diisi bahan peledak di depan batas daerah ambrukan. Di daerah
Juru Ledak dan
dengan keadaan batuan buruk (misal tipe HALO) dan di persimpangan
Pengawas
bukaan, sekurang-kurangnya 2 (dua) dan paling banyak 14 baris lubang
ledak sudah harus diisi bahan peledak di depan batas daerah ambrukan.
6. Tali penghalang yang dilengkapi dengan tanda peringatan harus dipasang di
semua jalan masuk ke daerah ambrukan. Tanda peringatan tersebut harus Juru Ledak dan
ditulis dalam dua bahasa dan menginformasikan bahwa hanya pekerja yang Pengawas
berhak yang diperbolehkan memasuki daerah ambrukan.
7. Pada setiap lubang bor yang sudah diisi bahan peledak, kabel detonator
tunda harus dimasukkan dalam lubang ledak untuk menghindari kerusakan. Juru Ledak dan
Kabel detonator tunda akan dikeluarkan dari lubang ledak pada saat akan Pengawas
dilakukan peledakan.
8. Selama peledakan dilakukan, pintu penghalang tetap untuk jalan masuk dari
Juru Ledak dan
area Level Undercut harus dikunci, dipasangi tanda peringatan dilarang
Pengawas
masuk dan lampu merah peringatan dinyalakan.

B.1. Apabila Sistem Ventilasi di Level Undercut Tidak Memadai

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Superintendent Shift Development memastikan pembacaan gas pada seluruh
area kerja yang aktif setelah peledakan dilakukan oleh tim gabungan Pengawas dan
pemeriksa gas yang terdiri dari dari Departemen Ventilasi, Departemen Superintendent Shift
Safety dan Departemen Operation dengan membawa alat pendeteksi gas Development
dan diinformasikan kepada gilir kerja berikutnya.
2. Nilai Ambang Batas (NAB) gas di udara tambang adalah sebagai berikut:
a. Karbonmonoksida (CO) = kurang atau sama dengan 25 ppm.
b. Sulfurdioksida (SO2) = kurang atau sama dengan 2 ppm.
c. Oksigen (O2) = sama dengan atau lebih besar dari 19.5% Pengawas dan
d. Hidrogensulfida (H2S) = kurang atau sama dengan 10 ppm. Superintendent Shift
e. LEL= kurang atau sama dengan 10%. Development
Apabila ditemukan satu atau lebih kandungan gas yang tidak memenuhi NAB
di atas, maka area tetap ditutup dan dikunci sampai pengukuran gas
menunjukkan NAB yang diizinkan.
3. Tim gabungan pemeriksa gas di atas bertanggungjawab untuk menutup pintu
Pengawas
dan menyalakan lampu peringatan warna merah.
4. Tim gabungan pemeriksa gas bertanggung jawab untuk memperbarui buku
informasi yang ditempatkan di kantor Shift Superintendent Development. Pengawas
Buku ini memuat informasi apakah level undercut terbuka atau tertutup. ‘3’ di

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 9 dari 37


atas harus selalu dibawah pengawasan langsung.

C. Peledakan Pembukaan Corong Saluran Bijih (Drawbell)

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Rancangan peledakan harus disetujui oleh Departemen Engineering dan Departemen
Departemen Operation. Engineering dan
Operation
2. Juru Ledak yang Ditunjuk harus memiliki sertifikat I-KonTM dan KIM yang Juru Ledak dan
berlaku. Pengawas
3. Setelah pemboran lubang ledak selesai, Departemen Engineering harus
memberitahukan kepada semua semua pihak yang berkepentingan
mengenai rencana peledakan drawbell yang berisi:
a. Nama dan lokasi drawbell,
Departemen Engineering
b. Tanggal rencana peledakan,
c. Kondisi khusus drawbell (bila ada), dan
d. Drawpoint aktif yang ditutup sehubungan dengan pekerjaan pemuatan
bahan peledak. (Lihat gambar pada lampiran G)
4. Selama pekerjaan pemuatan bahan peledak berlangsung:
a. Penarikan bijih di semua drawpoint di kedua sisi panel yang mengapit
drawbell yang akan diledakkan diperbolehkan kecuali yang dimaksud
dalam poin 3d (Lihat gambar pada lampiran G).
b. Drawpoint seperti tercantum dalam angka ‘3’ huruf ‘d’ harus dipasang
Departemen
sign ”Dilarang Mucking dan Blasting”. Selain draw point tersebut boleh
Engineering dan
dilakukan peledakan secondary dan hi-bomb tidak terjadwal.
Operation
c. Dalam hal peledakan tidak terjadwal seperti disebutkan dalam angka
‘4’ huruf ‘b’ di atas, apabila diperkirakan peledakan tersebut tidak bisa
dilakukan paling tidak 1 (satu) jam sebelum peledakan terjadwal
(scheduled blasting) dimulai, maka harus dibatalkan dan tidak boleh
dilakukan pekerjaan pemuatan bahan peledak sama sekali.
5. Pada saat peledakan drawbell tidak boleh ada kegiatan peledakan yang Departemen
bersamaan di kedua sisi panel yang mengapit drawbell yang akan Engineering, Operation
diledakkan tersebut. dan Personil PT MNK

C.1 Prosedur Khusus

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Persiapan
Departemen
a. Melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan kesesuaian antara
Engineering dan
rancangan peledakan dengan hasil pengerjaan di lapangan.
Personil PT MNK
b. Menentukan area yang aman dan kering untuk: menempatkan logger
Juru Ledak dan
pada saat peledakan, memastikan kabel peledakan dapat terpasang
Pengawas
pada lokasi yang tepat, dan aman untuk melakukan pengujian
kebocoran arus.

2. Penyambungan dan Pemrograman Waktu Tunda


a. Menurunkan kabel detonator I-KonTM dan diikat pada rentangan Juru Ledak dan
benang nilon yang diikatkan sejajar dengan baris peledakan dengan Pengawas
tinggisekitar 1,5 (satu setengah) meter dari lantai.

b. Membersihkan kabel detonator I-KonTM dan mengatur penempatannya


berdasarkan urutan posisi lubang ledak untuk membantu proses Juru Ledak dan
pemrograman waktu tunda. Pengawas

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 10 dari 37


c. Memasang harness wire dengan menggantungkannya pada benang Juru Ledak dan
nylon dan memastikan ujungnya dipisahkan, mulai dari ring yang Pengawas
terjauh menuju ke arah posisi logger. Sediakan harness wire
cadangan untuk apabila terjadi masalah selama proses pemrograman
waktu tunda. Juru Ledak dan
Pengawas
d. Memastikan air tidak mengucur dari lubang melalui kabel detonator ke
dalam klip penghubung (clip connector) dengan cara
memasangkannyamenghadap ke atas. Presedur penyambungan ke
atas ini terutama harus dilakukan pada lubang tembak yang basah. Juru Ledak dan
Pengawas
e. Menyambungkan ujung harness wire ke logger terminal dengan
menggunakan kunci penyambung. Juru Ledak dan
Pengawas
f. Aktifkan logger dan program identitas logger sesuai dengan nomor
yang dikenali oleh mesin peledak (angka ’1’ atau ’2’ saat
menggunakan mesin peledak seri Blaster-400). Juru Ledak dan
Pengawas
g. Pada tampilan penyetelan di layar logger pilih setelan ’MANUAL
LOGGING’, pilih jarak jeda (interval) waktu tunda sesuai dengan
rancangan peledakan, kemudian masuk ke menu ’LOG
DETONATOR’dan mulai masukkan data waktu tunda. Juru Ledak dan
Pengawas
h. Hubungkan detonator dengan harness wire dengan cara
mengencangkan klip penghubung (clip connector), masukkan waktu
tunda ke dalam logger dan ulangi langkah ini untuk setiap detonator
berikutnya. Catat urutan detonator sepanjang harness wire ke
dalamrancangan waktu tunda untuk memudahkan pelacakan
detonator sesuai nomor seri detonator dan lubang ledak.
Juru Ledak dan
i. Uji detonator harus dilakukan untuk memastikan komunikasi dua arah Pengawas
antara detonator dan logger telah benar. Lakukan langkah
pemeriksaan pengukuran kebocoran arus (’MEASURE LEAKAGE’)
dan waktu tunda terpogram (’VIEW DETONATORS’) untuk
memastikan waktu tunda sudah sesuai dengan rancangan. Juru Ledak dan
Pengawas
j. Setelah pemrograman waktu tunda selesai, lakukan test terakhir
dengan menggunakan fungsi ’TEST DETONATORS’, ’VIEW
DETONATORS’,dan ’MEASURE LEAKAGE’ yang ada di tampilan
’MAIN MENU’.Perbaiki kesalahan yang terjadi dan kurangi kebocoran
arus hingga tidak lebih dari 0,5 (setengah) miliampere (mA). Juru Ledak dan
Pengawas
k. Tempatkan logger pada lokasi yang aman dengan mengulur gulungan
harness wire untuk meledakkan. Jika menggunakan logger lebih dari
1(satu) unit maka pastikan harness wire masing-masing logger
berjarak minimal 30 cm untuk menghindari komunikasi silang antara Shift Superintendent
logger satu dengan yang lain. dan Juru Ledak yang
Ditunjuk
l. Setelah suara tanda peringatan aman peledakan selesai
dibunyikan,maka mesin peledak disambung ke logger, diaktifkan dan
peledakan segera dipicu.

D. Peledakan Produksi Stope (Stope Production)

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Rancangan peledakan harus disetujui oleh Departemen Engineering dan Departemen

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 11 dari 37


Departemen Operation. Engineering dan
Operation
2. Juru Ledak yang Ditunjuk harus memiliki sertifikat I-KonTM dan KIM yang Juru Ledak dan
berlaku. Pengawas

D.1 Prosedur Khusus

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Persiapan
a. Semua karyawan tidak diperbolehkan mendekati lubang ledak yang
Semua Karyawan, Juru
telah diisi kecuali Juru Ledak pada saat menyambung rangkaian
Ledak dan Pengawas
peledakan.

b. Penggunaan alat pemboran kendali jarak jauh (remote control drilling)


Operator Bor dan
digunakan untuk mengurangi terpaparnya operator bor terhadap
Pengawas
Keadaan yang tidak aman.
Pengawas dan
c. Pastikan semua lubang bor pada stope tersebut sudah selesai dibor Departemen
sebelummelakukan pengisian bahan peledak. Engineering
d. Diperbolehkan melakukan pengisian bahan peledak (pre-load) pada Juru Ledak, Pengawas
lubang yang belum akan diledakkan pada saat itu denganmengikuti dan Departemen
prosedur peledakan tidur (sleeping blasting) yang ditentukan. Engineering
e. Tali penghalang yang dilengkapi dengan tanda peringatan harus
dipasang disemua jalan masuk ke daerah stope. Tanda peringatan Juru Ledak dan
tersebut harus ditulis dalam dua bahasa dan menginformasikan bahwa Pengawas
hanya pekerja yang berhakyang diperbolehkan memasuki daerah
ambrukan.

f. Pada setiap lubang bor yang sudah diisi bahan peledak, kabel Juru Ledak dan
detonator tunda harus dimasukkan dalam lubang ledak untuk Pengawas
menghindari kerusakan. Kabel detonator tunda akan dikeluarkan dari
lubang ledak pada saat akan dilakukan peledakan.
Juru Ledak, Pengawas
g. Selama peledakan dilakukan, pintu penghalang di Ramp Level-2860 dan Shift
danLevel-2510 harus ditutup dan dikunci, dipasang tanda peringatan Superintendent
dilarangmasuk dan lampu merah peringatan dihidupkan.

2. Penyambungan dan Pemrograman Waktu Tunda


a. Menurunkan kabel detonator I-KonTM dan diikat pada rentangan
Juru Ledak dan
benangnilon yang diikatkan sejajar dengan baris peledakan dengan
Pengawas
tinggisekitar 1,5 (satu setengah) meter dari lantai.

b. Membersihkan kabel detonator I-KonTM dan mengatur penempatannya


Juru Ledak dan
berdasarkan urutan posisi lubang ledak untuk membantu proses
Pengawas
pemrograman waktu tunda.

c. Memasang harness wire dengan menggantungkannya pada Juru Ledak dan


benangnylon dan memastikan ujungnya dipisahkan, mulai dari ring Pengawas
yang terjauhmenuju ke arah posisi logger. Sediakan harness wire
cadangan untukapabila terjadi masalah selama proses pemrograman
waktu tunda.

d. Memastikan air tidak mengucur dari lubang melalui kabel detonator ke Juru Ledak dan
dalam klip penghubung (clip connector) dengan cara Pengawas
memasangkannyamenghadap ke atas. Prosedur penyambungan ke

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 12 dari 37


atas ini terutamaharus dilakukan pada lubang tembak yang basah.

e. Menyambungkan ujung harness wire ke logger terminal Juru Ledak dan


denganmenggunakan kunci penyambung. Pengawas

f. Aktifkan logger dan program identitas logger sesuai dengan nomor


yangdikenali oleh mesin peledak (angka ’1’ atau ’2’ saat menggunakan Juru Ledak dan
mesin peledak seri Blaster-400). Pengawas

g. Pada tampilan penyetelan di layar logger pilih setelan ’MANUAL


LOGGING’, pilih jarak jeda (interval) waktu tunda sesuai dengan Juru Ledak dan
rancangan peledakan, kemudian masuk ke menu ’LOG DETONATOR’ Pengawas
dan mulai masukkan data waktu tunda.

h. Hubungkan detonator dengan harness wire dengan cara


mengencangkan klip penghubung (clip connector), masukkan waktu
tunda ke dalam logger dan ulangi langkah ini untuk setiap detonator Juru Ledak dan
berikutnya. Catat urutan detonator sepanjang harness wire ke dalam Pengawas
rancangan waktu tunda untuk memudahkan pelacakan detonator
sesuainomor seri detonator dan lubang ledak.

i. Uji detonator harus dilakukan untuk memastikan komunikasi dua arah


antara detonator dan logger telah benar. Lakukan langkah Juru Ledak dan
pemeriksaan pengukuran kebocoran arus (’MEASURE LEAKAGE’) Pengawas
dan waktu tunda terprogram (’VIEW DETONATORS’) untuk
memastikan waktu tunda sudah sesuai dengan rancangan.

j. Setelah pemrograman waktu tunda selesai, lakukan test terakhir


dengan menggunakan fungsi ’TEST DETONATORS’, ’VIEW Juru Ledak dan
DETONATORS’,dan ’MEASURE LEAKAGE’ yang ada di tampilan Pengawas
’MAIN MENU’.Perbaiki kesalahan yang terjadi dan kurangi kebocoran
arus sampaitidak lebih dari 0,5 (setengah) miliampere (mA).

k. Tempatkan logger pada lokasi yang aman dengan mengulur gulungan Juru Ledak dan
harness wire untuk meledakkan. Jika menggunakan logger lebih dari Pengawas
1(satu) unit maka pastikan harness wire masing-masing logger
berjarak minimal 30 cm untuk menghindari komunikasi silang antara
logger satu dengan yang lain.

l. Setelah suara tanda peringatan aman peledakan selesai Juru Ledak dan
dibunyikan,maka mesin peledak disambung ke logger, diaktifkan dan Pengawas
peledakan dipicu.

D.2 Apabila Sistem Ventilasi di Level Stope Tidak Memadai

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Superintendent Shift Development memastikan pembacaan gas pada
seluruh area kerja yang aktif setelah peledakan dilakukan oleh tim Pengawas dan
gabungan pemeriksa gas yang terdiri dari dari Departemen Ventilasi, Superintendent Shift
Departemen Safety dan departemen Operation dengan membawa alat Development
pendeteksi gas dan diinformasikan kepada gilir kerja berikutnya.
2. Nilai Ambang Batas (NAB) gas-gas dalam udara tambang adalah
sebagaiberikut:
Pengawas dan
a. Karbonmonoksida (CO) = kurang atau sama dengan 25 ppm.
Superintendent Shift
b. Sulfurdioksida (SO2) = kurang atau sama dengan 2 ppm.
Development
c. Oksigen (O2) = sama dengan atau lebih besar dari 19.5%
d. Hidrogensulfida (H2S) = kurang atau sama dengan 10 ppm.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 13 dari 37


e. LEL= kurang atau sama dengan 5%.
Apabila ditemukan satu atau lebih kandungan gas yang tidak memenuhi
NAB di atas, maka area tetap ditutup dan dikunci sampai pengukuran
gasmenunjukkan NAB yang diizinkan.
3. Tim gabungan pemeriksa gas bertanggung jawab untuk memperbarui buku
informasi yang ditempatkan di kantor Shift Superintendent Big Gossan. Shift Superintendent
Buku ini memuat informasi apakah daerah produksi (stope) tersebut
terbuka atau tertutup.

E. Peledakan Sekunder (Secondary) dan Peledakan Batuan Menggantung (Hibombing) di Bukaan


Titik Penarikan (Drawpoint) dan Lubang Saluran Bijih (Muck Raise)

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Dilarang memasuki drawpoint dan atau muck raise karena keterbatasan
Semua karyawan
pandangan akibat debu, asap atau uap peledakan.
2. Dilarang melewati batas lintel terakhir dengan tujuan apapun. Semua karyawan
3. Bila terdapat batu menggantung di drawpoint basah, maka tatacara Juru Ledak dan
penanganan ‘Wet muck Drawpoint’ harus diterapkan. Pengawas Produksi
Wet muck
4. Setiap personil High bomb harus mengikuti pelatihan High bomb yang Pengawas dan UG
diadakan oleh QMS sebelum bekerja di area high bomb. QMS
5. Selama melakukan pekerjaan peledakan, karyawan yang ditunjuk harus
mengisi daftar periksa hi-bomb (hi-bomb check list) untuk memastikan
Semua karyawan
drawpoint dalam kondisi aman sebelum dan sesudah peledakan dilakukan.
(Lihat lampiran F)

E.1. Prosedur Khusus

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Sebelum bekerja didalam drawpoint dan muck raise, Juru Ledak harus
memasang rambu “Orang Bekerja”. Sign “Dilarang Masuk” harus dipasang di
Juru Ledak dan
jalan akses Panel tersebut dengan jarak 2 (dua) drawpoint di sebelah sisi
Pengawas
Utara dan Selatan dari drawpoint
tersebut..
2. Penanganan batu menggantung harus didasarkan pada posisi dan ukuran
Juru Ledak dan
batuan tersebut. Bila penanganannya tidak yakin dikerjakan dengan aman,
Pengawas
laporkan kepada atasan.
3. Bilamana Juru Ledak menemukan drawpoint dan muck raise yang terdapat
Juru Ledak dan
rongga (void) antara bongkah batuan (boulder) dengan pilar, segera laporkan
Pengawas
kepada pengawas.
4. Terdapat 4 (empat) jenis drawpoint yang dapat diledakkan dengan cara
hibombing:
a. Manual loader drawpoint kering kelas (A1 dan A2) dan tidak
terdapat adanya rongga : Bisa diledakkan dengan cara hi-bombing
setelah dilakukan penilaian dan pengamatan kondisi oleh juru ledak.
b. Manual loader drawpoint kering kelas (A1 dan A2) dan terdapat adanya
rongga yang masih ada batuan jatuh : Hentikan pekerjaan dan laporkan
ke pengawas lapangan. Jenis drawpoint hung-up ini tidak bisa Juru Ledak dan
diledakkan selama 24 jam berikutnya. Pengawas
c. Manual loader drawpoint basah kelas A3 yang berair dan tidak terdapat
rongga : Bisa diledakkan dengan cara hi-bombing setelah dilakukan
penilaian dan pengamatan kondisi oleh pengawas lapangan.
d. d) Drawpoint kelas A3 yang berair dan terdapat rongga yang masih ada
batuan jatuh : segera hentikan pekerjaan dan laporkan kondisi tersebut
ke pengawas lapangan. Jenis drawpoint hung-up ini tidak bisa
diledakkan selama 24 jam berikutnya.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 14 dari 37


5. Untuk jenis drawpoint hung-up pada penjelasan no.4b dan 4c diatas, untuk
Juru Ledak dan
meruntuhkan material yang hung-up diusahakan dengan teknik getaran atau
Pengawas
peledakan pada drawpoint yang bersebelahan (adjacent drawpoint).
6. Pengisian bahan peledak pada penjelasan no “4b”, “4c” dan “4d” diatas harus Juru Ledak dan
dilakukan dengan pengawasan langsung supervisor. Pengawas
7. Semua kegiatan (seperti : drilling, mucking) di drawpoint yang bersebelahan
Juru Ledak dan
(adjacent drawpoint) harus dihentikan selama penilaian kondisi drawpoint
Pengawas
dan pengisian bahan peledak.
8. Apabila ditemukan adanya debu dan batuan jatuh selama proses pengisian
Juru Ledak dan
bahan peledak, aktivitas hi-bomb di drawpoint harus dihentikan dan laporkan
Pengawas
kondisi tersebut ke pengawas lapangan.
9. Apabila diketahui adanya hang-up drawpoint, maka tidak boleh ada aktifitas
di drawpoint tersebut sebelum memasang bumper muck. Bumper muck
harus diratakan dengan ketinggian 1 (satu) meter dan harus terpasang di
setiap drawpoint yang hung-up. Pembuatan bumper dilakukan oleh operator
loader yang bekerja di panel tersebut.

Apabila ditemukan hung-up draw point dengan kemiringan ujung muck (toe)
melewati lintel terluar, maka harus dilakukan pemotongan muck dengan cara
melakukan mucking untuk memotong ujung muck (toe). Saat melakukan
mucking, bucket tidak boleh melewati lintel terdalam (lihat gambar),
kemudian membuat bumper muck dengan ketinggian 1 (satu) meter.

Pengawas dan
Operator
LHD Production

10. Tongkat rambu peledakan yang dilengkapi dengan pemantul cahaya harus Juru Ledak dan
digantung di jalan masuk ke drawpoint dan muck raise sebelum melakukan Pengawas

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 15 dari 37


pengisian bahan peledak sampai sesaat peledakan akan dilakukan.
11. Apabila ditemukan boulder yang saling mengunci di mulut drawpoint, maka
boulder tersebut harus digoyang terlebih dahulu dengan menggunakan
bucket loader untuk memastikan bahwa boulder tersebut mengikat dengan Juru Ledak dan
kuat dan tidak terjatuh pada saat dibor. Kru secondary blasting tidak Pengawas
diperkenankan untuk memasuki drawpoint ini sebelum boulder dogoyang
dengan bucket loader.
12. Apabila boulder pada mulut drawpoint dalam keadaan menggantung dan
Juru Ledak dan
tidak menyentuh lantai drawpoint, maka pada bagian bawah boulder tersebut
Pengawas
harus diberi batuan sebagai penahan jika boulder jatuh secara tiba-tiba.
13. Dilarang merangkai/merakit bahan peledak di depan drawpoint dan muck Juru Ledak dan
raise yang batuannya menggantung. Pengawas
14. Pengisian bahan peledak pada peledakan sekunder (secondary) dan hibomb Juru Ledak dan
harus dilakukan oleh 2 (dua) orang juru ledak yang ditunjuk oleh pengawas. Pengawas
15. Pengisian bahan peledak ke dalam lubang ledak pada bongkahan batuan
Juru Ledak dan
(boulder) yang berada di lantai drawpoint yang batuannya menggantung
Pengawas
harus menggunakan bumper sebagai pijakan.
16. Area yang telah terisi tetapi belum tersambung ke rangkaian peledakan dapat
Juru Ledak dan
ditinggalkan tanpa penjagaan dengan syarat tongkat rambu peledakan
Pengawas
digantung di jalan masuk drawpoint dan muck raise tersebut.

F. Peledakan Batuan Menggantung di Corong Pemuat (Chute) dan Saluran Bijih (Transfer Raise)

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Setelah status batuan menggantung dalam corong pemuat (chute) dan saluran
bijih (transfer raise) ditetapkan, Shift Superintedent harus melakukan tata cara Pengawas dan Shift
penggembokan (LOTO) terhadap semua bagian permesinan dan kelistrikan Superintendent
kecuali lampu penerangan.
2. Pengawas di level ekstraksi harus memastikan tidak ada aktivitas dumping di
grizzly sebelum aktivitas loading bahan peledak dilakukan. Pastikan semua
Juru Ledak dan
kegiatan pada ujung bagian atas saluran bijih (transfer raise) dihentikan dan
Pengawas
dipasangi tanda dilarang dumping. Penjaga ditempatkan di area ini untuk
memastikan tidak ada penumpahan bijih (dumping) ke dalam saluran bijih.
3. Juru ledak harus menugaskan 1 orang karyawan untuk memastikan area
Juru Ledak dan
grizzly dan panel dalam keadaan aman dan tidak ada orang yang bekerja,
Pengawas
peledakan hanya boleh dipicu jika panel dan grizzly sudah di-clear-kan.
4. Rencana peledakan batuan menggantung ini dilakukan oleh Juru Ledak yang
Juru Ledak
Ditunjuk dan diberitahukan ke Dispatcher.
5. Dilarang melakukan perangkaian bahan peledak di depan corong pemuat Juru Ledak dan
(chute) yang tersumbat batuan menggantung. Pengawas

F.1. Prosedur Khusus

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Juru Ledak yang Ditunjuk mengamankan area peledakan dari semua orang
Juru Ledak dan
yang tidak berkepentingan dan memasang tanda peringatan dilarang masuk
Pengawas
ke area peledakan.
2. Juru Ledak yang Ditunjuk memeriksa dan memastikan bahwa keadaan
batuan menggantung aman untuk dilakukan pemuatan bahan peledak. Juru
Juru Ledak dan
ledak harus memastikan batuan menggantung di dalam chute tidak mudah
Pengawas
lepas dengan cara menjalankan vibrator sebanyak tiga kali, membuka –
menutup throath dan lip.
3. Dalam kasus batuan yang menggantung pada transfer chute berupa
bongkahan batu besar (boulder), Juru Ledak yang Ditunjuk memastikan Juru Ledak dan
bongkahan batu dapat dibor dengan aman dengan cara membuat lubang Pengawas
pada sisi transfer chute yang mengarah ke boulder. Bongkahan batu tersebut

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 16 dari 37


akan diledakkan dengan bahan peledak berukuran 55 x 300 mm
maksimal sebanyak 1 stick atau 38 x 300 mm maksimal sebanyak 2 stick,
berukuran 32 x 300 mm maksimal sebanyak 3 stick
4. Dalam kondisi hung up tinggi di atas brow beam, loading bahan peledak
melalui jendela chute. Setelah loading bahan peledak dilakukan, jendela Juru Ledak dan
chute ditutup kembali. Posisi gate throat harus dalam keadaan terbuka Pengawas
sebelum peledakan dilakukan.
5. Dalam kondisi hung up rendah dibawah brow beam atau di mulut chute,
loading bahan peledak dilakukan dari arah depan chute dan memakai alat
Juru Ledak dan
pelindung jatuh (Full body harness). Posisi gate throat harus dalam keadaan
Pengawas
tertutup pada saat loading dan dibuka setelah loading/sebelum peledakan
dipicu.
6. Dalam kondisi hung up pack muck di mulut chute, blow pipe dengan
menggunakan angin atau air harus dilakukan dari sisi sebelah kiri atau kanan
Juru Ledak dan
chute. Peledakan pada LP pack muck adalah alternative terakhir jika metode
Pengawas
blow pipe tidak berhasil dan lubang ledak dibuat sejajar dengan kemiringan
meja dengan menggunakan blow pipe.
7. Juru Ledak yang Ditunjuk harus melakukan kajian terperinci mengenai jumlah
Juru Ledak dan
bahan peledak yang dipergunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan
Pengawas,
pada bagian permesinan dan kelistrikan pada corong pemuat (chute).
8. Pada transfer chute yang berisi material hung up dengan karakter berbeda-
beda, maka akan dilakukan peledakan dengan bahan peledak berukuran:
a. Hung up tinggi : 55 x 300 mm maksimal sebanyak 2 stick
b. Hung up pack muck dimulut chute : 38 x 300 mm maksimal sebanyak 2
Juru Ledak dan
stick
Pengawas
c. Hung up pack muck dimulut chute : 32 x 300 mm maksimal sebanyak 3
stick diloading ke dalam lubang ledak
d. Hung up boulder dimulut chute : 55 x 300 mm sebanyak 1 stick atau
dinamit 32mm maksimal sebanyak 3 stick
9. Setelah pekerjaan pemuatan bahan peledak selesai, Juru Ledak yang
Ditunjuk:
a. Mematikan lampu penerangan di lokasi corongan pemuat (chute), Juru Ledak dan
b. Mengamankan area peledakan, dan Pengawas
c. Memberitahukan kepada Superintendent Shift dan Dispatcher bahwa
peledakan sudah siap untuk dipicu.
10. Peledakan dipicu. Juru Ledak yang
Ditunjuk

G. Peledakan Batuan Menggantung di Corong Pengumpan (Feeder) dan Saluran Bijih (Ore pass, Ore
bin)

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Rencana peledakan batuan yang menggantung di dalam corong pengumpan
(feeder) atau saluran bijih (orepass, ore bin) dilakukan setelah ada permintaan Departemen Oreflow
resmi dari Departemen Oreflow.
2. Setelah status batuan menggantung dalam feeder ditetapkan, Departemen
Oreflow harus melakukan prosedur penggembokan (LOTO) terhadap semua
Departemen Oreflow
bagian yang memiliki sumber energi (permesinan, kelistrikan, udara bertekanan,
dan lain-lain).
3. Daerah aman peledakan harus ditentukan oleh Juru Ledak yang Ditunjuk dan
Juru Ledak yang
diberitahukan secara tertulis (termasuk peta area) kepada semua pihak yang
Ditunjuk
terkena dampak peledakan.
4. Dalam beberapa kasus peledakan tertentu, pekerjaan dan atau peralatan yang
bekerja secara terus menerus semisal sistim ban berjalan (belt conveyor
Departemen Oreflow
system) yang berdekatan dengan area peledakan harus dihentikan sementara
pada saat pemicuan peledakan dilakukan demi alasan keselamatan.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 17 dari 37


G.1. Prosedur Khusus

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Setelah melakukan pemeriksaan lapangan, Juru Ledak yang Ditunjuk
memberitahukan kepada Departemen Oreflow mengenai rencana peledakan Juru Ledak
dan waktu pemicuannya.
2. Petugas dari Departemen Oreflow di nomor telepon 541-8989 akan
Departemen Oreflow
difungsikan sebagai pusat perintah dan informasi (command center) antara
dan Juru Ledak yang
kelompok kerja peledakan dan Departemen Oreflow selama persiapan
Ditunjuk
pekerjaan peledakan berlangsung.
3. Pada awal gilir kerja dillakukannya peledakan, Bagian Ore Control
departemen Oreflow harus memberitahukan kepada Pengawas Gilir Kerja
Lower Oreflow. Pengawas Gilir Kerja Lower Oreflow harus memastikan Pengawas Gilir Kerja
kembali rencana ini kepada Juru Ledak yang Ditunjuk. Pengawas Gilir Kerja Oreflow dan Juru Ledak
Lower Oreflow juga harus meminta data terperinci mengenai: yang Ditunjuk
a. Nama Juru Ledak yang Ditunjuk, dan
b. Nomer telepon yang bisa dihubungi.
4. Semua komunikasi yang berlangsung antara Departemen Oreflow dengan Pengawas Gilir Kerja
Juru Ledak yang Ditunjuk akan dicatat dalam buku catatan Ore Control. Oreflow
5. Pada waktu yang sudah disepakati antara kedua belah pihak (Juru Ledak
yang Ditunjuk dan Pengawas Gilir Kerja Lower Oreflow), Juru Ledak yang
Ditunjuk bisa memulai pekerjaan pemuatan bahan peledak setelah:
Juru Ledak yang
a. Melakukan prosedur penggembokan (LOTO) terhadap semua bagian
Ditunjuk dan Pengawas
permesinan dan kelistrikan feeder mewakili kelompok kerja peledakan,
Gilir Kerja Oreflow
b. Mengamankan area peledakan dari orang yang tidak berkepentingan,
c. Memasang tanda dilarang masuk pada semua jalan masuk ke area
peledakan.
6. Juru Ledak yang Ditunjuk harus melakukan kajian terperinci mengenai jumlah
Juru Ledak yang
bahan peledak yang dipergunakan untuk menghindari terjadinya kerusakan
Ditunjuk
pada peralatan.
7. Setelah pekerjaan pemuatan bahan peledak selesai, Juru Ledak yang
Juru Ledak yang
Ditunjuk mengamankan area peledakan kemudian memberitahukan kepada
Ditunjuk dan Pengawas
Pengawas Gilir Kerja Lower Oreflow bahwa peledakan sudah siap untuk
Gilir Kerja Oreflow
dipicu.
8. Peledakan dipicu. Juru Ledak yang
Ditunjuk

H. Peledakan Penembusan Lubang Bukaan ke Permukaan Tambang (Breaktrough to Surface)

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Untuk alasan keselamatan, peledakan ini hanya boleh dilakukan pada gilir
Superintendent Shift
kerja pagi bersamaan dengan waktu peledakan terjadwal.
2. Tatacara ini harus dilakukan mulai pada saat jarak permuka kerja ke Departemen
permukaan tambang adalah 20 meter. Engineering, Juru Ukur
dan Pengawas
3. Mulai dari jarak 20 meter dari permuka kerja ke permukaan tambang, harus
Departemen
dilakukan pemboran lubang uji (probe hole) dengan kedalaman 2X (dua kali)
Engineering, Juru Ukur
panjang rencana kemajuan peledakan sampai pekerjaan penembusan lubang
dan Pengawas
bukaan selesai.
4. Daerah aman peledakan harus ditentukan dan diberitahukan secara tertulis Departemen
(termasuk peta area) kepada semua pihak yang terkena dampak peledakan Engineering dan
penembusan di permukaan luar tambang. Pengawas
5. Dalam beberapa kasus peledakan tertentu, pekerjaan dan atau peralatan yang
bekerja terus menerus semisal sistim ban berjalan (belt conveyor system) dan Juru Ledak yang
kereta gantung (tram) yang berdekatan dengan area peledakan harus Ditunjuk dan Pengawas
dihentikan sementara pada saat pemicuan peledakan dilakukan demi alasan

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 18 dari 37


keselamatan.

H.1. Prosedur Khusus

No. Hal Penting yang Harus Diperhatikan Penanggunggugat


1. Pada awal gilir kerja pagi dilakukannya peledakan penembusan, Juru Ledak
yang Ditunjuk memberitahukan kepada semua pihak yang terkena dampak Juru Ledak yang
peledakan di permukaan luar tambang bahwa rencana peledakan Ditunjuk dan Pengawas
penembusan akan dilakukan pada saat peledakan terjadwal.
2. 30 menit sebelum waktu peledakan terjadwal dimulai, Juru Ledak yang
Ditunjuk harus menghubungi kembali semua pihak yang akan terkena Juru Ledak yang
dampak peledakan penembusan tersebut di nomer ‘1’ di atas untuk Ditunjuk dan Pengawas
mengamankan semua pekerjanya ke daerah aman yang sudah ditentukan.
3. Juru Ledak yang Ditunjuk harus melakukan pengamanan area peledakan,
menempatkan penjaga pada semua jalan masuk area peledakan, dan
memasang tanda peringatan dilarang masuk. Termasuk di dalamnya adalah Juru Ledak yang
penghentian pekerjaan dan atau peralatan yang bekerja terus menerus Ditunjuk dan Pengawas
(semisal jalur kereta gantung, ban berjalan, dsb) yang terkena dampak
peledakan.
4. Juru Ledak yang Ditunjuk melakukan pemeriksaan untuk memastikan semua
Juru Ledak yang
pekerja yang terkena dampak peledakan di permukaan luar tambang sudah
Ditunjuk dan Pengawas
berada di daerah aman yang ditentukan
5. Juru Ledak yang Ditunjuk mempergunakan Daftar Periksa Peledakan
Juru Ledak yang
Penembusan ke Permukaan Tambang (Lihat Lampiran 2) untuk memastikan
Ditunjuk, Pengawas,
semua langkah-langkah penting sebelum peledakan di atas dan
dan Shift
pengamanan semua pihak yang terkena dampak peledakan sudah dilakukan
Superintendent
dan dilaporkan kepada Shift Superintendent.
6. Peledakan siap dipicu. Juru Ledak yang
Ditunjuk

I. Peledakan Gabungan yang Dilakukan di Area Extraction


I.1. Apabila Peledakan Terowongan Horizontal/Mendatar dan Vertikal/Tegak Dilakukan
Bersamaan dengan Peledakan Secondary (Batuan Menggantung) di Panel yang Bersamaan
No. Prosedur Penanggunggugat
1. Juru ledak yang ditunjuk untuk peledakan gabungan yaitu :
a. Juru ledak peledakan terowongan horizontal/ mendatar dan
vertikal/horizontal Masing-masing Juru
b. Juru ledak peledakan secondary (batuan menggantung) Ledak yang Ditunjuk
Juru ledak yang ditunjuk wajib melakukan koordinasi & komunikasi mengenai dan Pengawas
masing-masing rencana peledakan yang akan dilakukan pada peledakan
terjadwal, dan dilakukan pada awal shift
2. Para juru ledak yang ditunjuk dari peledakan secondary dan peledakan Masing-masing Juru
mendatar/tegak berkoordinasi dengan shift superintendent produksi di awal shift Ledak yang Ditunjuk
untuk menentukan koordinator peledakan. dan Shift
Superintendent
Produksi
3. Sebelum peledakan dilakukan, masing-masing juru ledak yang ditunjuk harus
memeriksa masing-masing rangkaian peledakannya, dan memastikan bahwa Masing-masing Juru
sumbu ledak peledakan terowongan mendatar/tegak & peledakan secondary Ledak yang ditunjuk
sudah terhubung dengan baik
4. Urutan inisiasi peledakan akan diawali oleh peledakan secondary kemudian Koordinator Juru Ledak
dilanjutkan oleh peledakan terowongan mendatar/tegak. yang Ditunjuk
5. Setelah tanda sirine untuk mengosongkan area peledakan selesai
Juru Ledak yang
dibunyikan, masing-masing juru ledak wajib melakukan prosedur evakuasi
ditunjuk
karyawannya, penunjukkan beberapa pembantu juru ledak dilakukan oleh

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 19 dari 37


juru ledak masing-masing, dan hanya juru ledak secondary & juru ledak
terowongan mendatar/tegak yang diperbolehkan berada di area peledakan
6. Pembantu juru ledak yang ditunjuk wajib membantu juru ledak dengan
melakukan pemeriksaan dan pengosongan area peledakan, penjagaan pagar
Pembantu Juru Ledak
peledakan yang ditentukan, hingga keseluruhan peledakan selesai dilakukan.
yang ditunjuk
Selama kegiatan peledakan berlangsung, tidak satupun pekerja yang
diperbolehkan melewati pagar peledakan yang ditentukan.
7. Setelah area peledakan aman dan pagar peledakan dalam kondisi terkunci,
pembantu juru ledak yang ditunjuk diharuskan memberi laporan kepada Pembantu Juru Ledak
koordinator juru ledak melalui telepon, radio, gaitronic atau alat komunikasi yang ditunjuk
lain, bahwa area sudah aman dan peledakan siap dilakukan.
8. Juru ledak yang ditunjuk sebagai koordinator melaporkan kepada Shift Koordinator Juru Ledak
Superintendant Produksi bahwa area peledakan sudah aman, dan peledakan yang Ditunjuk dan Shift
siap dilakukan Superintendent
Produksi
9. Peledakan dipicu setelah sirine peledakan dibunyikan dan terdengar. Koordinator Juru Ledak
yang Ditunjuk
10. Masing-masing juru ledak melaporkan kepada koordinator bahwa peledakan Masing-masing Juru
sudah selesai dilakukan. Ledak yang Ditunjuk
11. Koordinator juru ledak melaporkan kepada shift Superintendent produksi Koordinator Juru Ledak
bahwa peledakan sudah selesai dilakukan. yang Ditunjuk dan Shift
Superintendent
Produksi

I.2. Apabila Peledakan Drawbell Dilakukan Bersamaan dengan Peledakan Terowongan


Horizontal/Mendatar atau Vertikal/Tegak dan Peledakan Sekunder
No. Prosedur Penanggunggugat
1. Juru ledak yang ditunjuk untuk peledakan gabungan yaitu:
a. Juru ledak peledakan sekunder
b. Juru ledak peledakan drawbell, atau Masing-masing Juru
c. Juru ledak peledakan terowongan mendatar/tegak Ledak yang Ditunjuk
Juru ledak yang ditunjuk wajib melakukan koordinasi & komunikasi mengenai dan Pengawas
masing-masing rencana peledakan yang akan dilakukan pada peledakan
terjadwal, dan dilakukan pada awal shift
2. Para juru ledak yang ditunjuk dari peledakan drawbell, peledakan secondary Shift Superintendent
dan peledakan mendatar/tegak berkoordinasi dengan shift superintendent Produksi dan masing-
produksi di awal shift untuk menentukan koordinator peledakan. masing juru ledak yang
ditunjuk
3. Peledakan gabungan ini dilakukan dengan syarat:
Peledakan secondary & peledakan terowongan mendatar/tegak tidak
diperbolehkan pada poin berikut :
a. 2 Drawbell disebelah utara Masing Masing Juru
b. 2 Drawbell disebelah selatan Ledak yang ditunjuk
c. Drawpoint sebelah Barat dihadapan Drawbell yang akan diledakkan
d. 1 Drawpoint sebelah Timur dihadapan Drawbell yang akan diledakkan
(Lihat gambar pada lampiran D)
4. Pada peledakan gabungan ini, maka :
a. Juru ledak drawbell yang ditunjuk wajib menyediakan tambahan detonator
Ikon untuk dihubungkan pada rangkaian peledakan secondary dan
peledakan terowongan mendatar/tegak Koordinator Juru Ledak
b. Sumbu ledak semua peledakan selain peledakan drawbell harus yang ditunjuk
dihubungkan ke detonator Ikon tambahan di kedua sisi panel
c. Pemicuan rangkaian peledakan gabungan dilakukan oleh koordinator juru
ledak yang ditunjuk
5. Urutan inisiasi peledakan akan diawali oleh peledakan secondary kemudian
Masing-masing Juru
dilanjutkan oleh peledakan terowongan mendatar/tegak dan kemudian
Ledak yang Ditunjuk
peledakan drawbell.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 20 dari 37


6. Setelah tanda sirine untuk mengosongkan area peledakan selesai
dibunyikan, masing-masing juru ledak wajib melakukan prosedur evakuasi
karyawannya, penunjukkan beberapa pembantu juru ledak dilakukan oleh Juru Ledak yang
masing-masing juru ledak, dan hanya juru ledak secondary, juru ledak ditunjuk
terowongan mendatar/tegak & juru ledak drawbell yang diperbolehkan
berada di area peledakan
7. Pembantu juru ledak yang ditunjuk wajib membantu juru ledak dengan
melakukan pemeriksaan dan pengosongan area peledakan, penjagaan pagar
Pembantu Juru Ledak
peledakan yang ditentukan, hingga keseluruhan peledakan selesai dilakukan.
yang ditunjuk
Selama kegiatan peledakan berlangsung, tidak satupun pekerja yang
diperbolehkan melewati pagar perimeter yang ditentukan.
8. Setelah area peledakan aman dan pagar peledakan dalam kondisi terkunci,
pembantu juru ledak yang ditunjuk diharuskan memberi laporan kepada Pembantu Juru Ledak
coordinator juru ledak melalui telepon, radio, gaitronic atau alat komunikasi yang ditunjuk
lain, bahwa area sudah aman dan peledakan siap dilakukan.
9. Juru ledak yang ditunjuk sebagai koordinator melaporkan kepada Shift Koordinator Juru Ledak
Superintendant Produksi bahwa area peledakan sudah aman, dan peledakan yang Ditunjuk dan Shift
siap dilakukan Superintendent
Produksi
10. Peledakan dipicu setelah sirine peledakan dibunyikan dan terdengar. Koordinator Juru Ledak
yang Ditunjuk
11. Masing-masing juru ledak melaporkan kepada koordinator bahwa peledakan Masing-masing Juru
sudah selesai dilakukan. Ledak yang Ditunjuk
12. Koordinator juru ledak melaporkan kepada shift Superintendent Produksi Koordinator Juru Ledak
bahwa peledakan sudah selesai dilakukan. yang Ditunjuk dan Shift
Superintendent
Produksi

J. Peledakan Gabungan pada Level Undercut


J.1. Apabila peledakan peruntuhan badan bijih (Undercutting) dilakukan bersamaan peledakan
terowongan mendatar/tegak
No. Prosedur Penanggunggugat
1. Juru ledak yang ditunjuk untuk peledakan ini yaitu:
a. Juru ledak untuk peledakan undercutting
Masing-masing Juru
b. Juru ledak untuk peledakan terowongan mendatar/tegak
Ledak yang Ditunjuk
Juru ledak yang ditunjuk wajib melakukan koordinasi & komunikasi mengenai
dan Pengawas
masing-masing rencana peledakan yang akan dilakukan pada peledakan
terjadwal, dan dilakukan pada awal shift
2. Para juru ledak yang ditunjuk dari peledakan undercut, peledakan Shift Superintendent
mendatar/tegak berkoordinasi dengan shift superintendent di awal shift untuk dan masing-masing juru
menentukan koordinator peledakan. ledak yang ditunjuk
3. Urutan inisiasi peledakan akan diawali oleh peledakan terowongan Masing-masing Juru
mendatar/tegak dan kemudian peledakan undercut. Ledak yang Ditunjuk
4. Setelah tanda sirine untuk mengosongkan area peledakan selesai
dibunyikan, masing-masing juru ledak wajib melakukan prosedur evakuasi Juru Ledak yang
karyawannya, hanya juru ledak undercut dan juru ledak terowongan ditunjuk
mendatar/tegak yang diperbolehkan berada di area peledakan
5. Pembantu juru ledak yang ditunjuk wajib membantu juru ledak dengan
melakukan pemeriksaan dan pengosongan area peledakan, penjagaan pagar
Pembantu Juru Ledak
peledakan yang ditentukan, hingga keseluruhan peledakan selesai dilakukan.
yang ditunjuk
Selama kegiatan peledakan berlangsung, tidak satupun pekerja yang
diperbolehkan melewati pagar peledakan yang ditentukan.
6. Setelah area peledakan aman (clear) dan pagar peledakan dalam kondisi
terkunci, pembantu juru ledak yang ditunjuk diharuskan memberi laporan Pembantu Juru Ledak
kepada koordinator juru ledak melalui telepon, radio, gaitronic atau alat yang ditunjuk
komunikasi lain, bahwa area sudah aman dan peledakan siap dilakukan.

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 21 dari 37


7. Koordinator juru ledak yang ditunjuk melaporkan kepada Penanggung Jawab
Juru Ledak yang
Peledakan Terjadwal bahwa area peledakan sudah aman, dan peledakan
ditunjuk
siap dilakukan
8. Peledakan dipicu setelah sirine peledakan dibunyikan dan terdengar. Masing-masing Juru
Ledak yang Ditunjuk

K. Peledakan Gabungan pada Level Extraction dan Undercut


K.1. Apabila peledakan diarea Undercut dilakukan bersamaan dengan peledakan di area
Extraction
No. Prosedur Penanggunggugat
1. Juru ledak yang ditunjuk untuk peledakan ini yaitu:
a. Juru ledak untuk peledakan undercutting
b. Juru ledak untuk peledakan terowongan mendatar/tegak di level Undercut
c. Juru ledak untuk peledakan sekunder Masing-masing Juru
d. Juru ledak untuk peledakan drawbell Ledak yang Ditunjuk
e. Juru ledak untuk peledakan terowongan mendatar/tegak di level Extraction dan Pengawas
Juru ledak yang ditunjuk wajib melakukan koordinasi & komunikasi mengenai
masing-masing rencana peledakan yang akan dilakukan pada peledakan
terjadwal, dan dilakukan pada awal shift.
2. Para juru ledak yang ditunjuk untuk jenis peledakan yang dimaksud pada poin 1 Shift Superintendent
harus berkoordinasi dengan shift superintendent produksi di awal shift untuk dan masing-masing juru
menentukan koordinator peledakan. ledak yang ditunjuk
3. Urutan inisiasi peledakan dilakukan berdasarkan urutan berikut :
a. Peledakan Secondary
Masing-masing Juru
b. Peledakan Terowongan mendatar/tegak di level extraction
Ledak yang Ditunjuk
c. Peledakan Terowongan mendatar/tegak di level undercut
d. Peledakan Drawbell atau Undercutting.
4. Proses pekerjaan peledakan dilakukan oleh masing-masing juru ledak & Masing-masing Juru
karyawan yang ditunjuk Ledak yang Ditunjuk
5. Setelah tanda sirine untuk mengosongkan area peledakan selesai
dibunyikan, masing-masing juru ledak wajib melakukan prosedur evakuasi Juru Ledak yang
karyawannya, hanya juru ledak undercut dan juru ledak terowongan ditunjuk
mendatar/tegak yang diperbolehkan berada di area peledakan
6. Pembantu juru ledak yang ditunjuk wajib membantu juru ledak dengan
melakukan pemeriksaan dan pengosongan area peledakan, penjagaan pagar
Pembantu Juru Ledak
peledakan yang ditentukan, hingga keseluruhan peledakan selesai dilakukan.
yang ditunjuk
Selama kegiatan peledakan berlangsung, tidak satupun pekerja yang
diperbolehkan melewati pagar peledakan yang ditentukan.
7. Setelah area peledakan aman (clear) dan pagar peledakan dalam kondisi
terkunci, pembantu juru ledak yang ditunjuk diharuskan memberi laporan Pembantu Juru Ledak
kepada koordinator juru ledak melalui telepon, radio, gaitronic atau alat yang ditunjuk
komunikasi lain, bahwa area sudah aman dan peledakan siap dilakukan.
8. Koordinator juru ledak yang ditunjuk melaporkan kepada Penanggung Jawab
Juru Ledak yang
Peledakan Terjadwal bahwa area peledakan sudah aman, dan peledakan
ditunjuk
siap dilakukan
9. Peledakan dipicu setelah sirine peledakan dibunyikan dan terdengar. Juru Ledak Drawbell
yang ditunjuk

12. PERUBAHAN-PERUBAHAN
Anotasi berikut menjelaskan perubahan-perubahan yang dilakukan pada PPS:

Revisi No. Tanggal Revisi Item yang Diubah


5.B.6 29 April 2016 Peledakan lain-lain - Peledakan batuan menggantung di corong
pemuat (chute) dan saluran bijih (transfer raise).

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 22 dari 37


5.H 29 April 2016 Koordinator peledakan yang Ditunjuk
Adalah salah satu dari juru ledak yang ditunjuk dari beberapa juru
ledak dalam peledakan gabungan yang mengkoordinir proses
pekerjaan dan pemicuan peledakan. Koordinator peledakan ini dipilih
oleh penanggung jawab peledakan terjadwal.
7.D. 29 April 2016 Penanggungjawab peledakan terjadwal adalah Shift Superintendent
produksi atau orang yang ditunjuk oleh shift superintendent produksi.
Jika belum ada bagian produksi, maka penanggung jawab peledakan
terjadwal adalah penanggung jawab gilir shift (Shift
Superintendant/General Foreman atau Foreman).
7.E 29 April 2016 Jadwal peledakan terjadwal harus ditulis di papan pengumuman oleh
masing-masing juru ledak yang ditunjuk dan dipasang di tempat umum
sehingga bisa dibaca oleh semua orang yang memasuki area
peledakan.
7.F 29 April 2016 Suara tanda peringatan (sirine) yang diberikan harus terdengar jelas
oleh semua orang yang berpotensi terkena dampak peledakan.
7.G 29 April 2016 Semua jalan yang memungkinkan orang dan atau peralatan masuk ke
area peledakan terjadwal harus dipasangi penghalang, dalam keadaan
terkunci, dan adanya tanda peringatan dilarang masuk. Penjagaan
oleh Pembantu Juru Ledak yang Ditunjuk diwajibkan diseluruh pagar
peledakan yang telah ditentukan kecuali pada area yang tidak aman,
contoh karena dampak asap peledakan.
7.J 29 April 2016 Koordinator julu ledak yang ditunjuk merupakan salah satu juru ledak
(penambahan) dari beberapa gabungan juru ledak yang tugasnya mengkoordinasikan
beberapa juru ledak dan melakukan pemicuan peledakan gabungan di
area yang bersamaan.
8.C 29 April 2016 Area aman peledakan terjadwal di luar area produksi selain huruf ‘a’
dan ‘b’ di atas adalah area yang jaraknya dari lokasi peledakan
sekurang-kurangnya 300 meter jarak lurus, 150 meter jarak berbelok
atau dipisahkan oleh pilar sekurang-kurangnya setebal 40 meter radius
bola.
9.B.3 29 April 2016 Rencana peledakan yang akan dilakukan pada peledakan terjadwal
pada gilir kerja tersebut harus dilaporkan oleh masing-masing Juru
Ledak yang ditunjuk kepada Shift Superintendent selaku
penanggungjawab peledakan pada awal gilir kerja dan menulis
dipapan pengumuman maupun log book blasting.
9.B.4 29 April 2016 Shift Superintendent harus memeriksa clear blasting book untuk
karyawan regular dan non-reguler
9.B.8 29 April 2016 Blasting cap harus dipasang sendiri oleh Juru Ledak yang Ditunjuk
9.B.10 29 April 2016 Setelah semua langkah diatas lengkap dilakukan, Juru Ledak yang
Ditunjuk harus mengisi Daftar Periksa Peledakan secara lengkap dan
melaporkan kepada atasannya, atau koordinator peledakan dan Shift
Superintendent
9.B.14 29 April 2016 Selama kegiatan peledakan berlangsung, penjaga pagar peledakan
tidak diperbolehkan meninggalkan pagar peledakan.
9.B.16 29 April 2016 Setelah peledakan dipicu, kabel peledakan harus segera dilepaskan
dari pemicu dan dihubungpendekkan (shunted), kotak saklar
pengaman diposisikan mati (off), dan dikunci. Juru Ledak segera
melapor kepada atasannya atau koordinator peledakan dan Shift
Superintendent bahwa peledakan telah dilakukan.
9.B.19 29 April 2016 Apabila ditemukan kegagalan peledakan (misfire), maka masing-
(tambahan) masing Juru Ledak yang Ditunjuk wajib memasang penghalang
(barikade), tanda peringatan gagal ledak, melaporkan kepada
atasannya, dan segera mengisi buku laporan (logbook) gagal
ledak/misfire
11.C.3.D 29 April 2016 Drawpoint aktif yang ditutup sehubungan dengan pekerjaan pemuatan
bahan peledak. (Lihat gambar pada lampiran D)
11.C.4.A 29 April 2016 Penarikan bijih di semua drawpoint di kedua sisi panel yang mengapit

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 23 dari 37


drawbell yang akan diledakkan diperbolehkan kecuali yang dimaksud
dalam poin 3d (Lihat gambar pada lampiran D).
11.i 04 Mei 2016 Peledakan gabungan yang dilakukan di area extraction
(judul baru)
11.I.1 04 Mei 2016 Apabila Peledakan Terowongan Horizontal/Mendatar dan
(sub judul) Vertikal/Tegak Dilakukan Bersamaan dengan Peledakan Secondary
(Batuan Menggantung) di Panel yang Bersamaan. Point 1 s/d 11.
11.I.2 04 Mei 2016 Apabila Peledakan Drawbell Dilakukan Bersamaan dengan Peledakan
(sub judul) Terowongan Horizontal/Mendatar atau Vertikal/Tegak dan Peledakan
Sekunder. Point 1 s/d 12.
11.j Peledakan gabungan pada level undercut
(judul baru)
11.J.1 10 Mei 2016 Apabila peledakan peruntuhan badan bijih (Undercutting) dilakukan
(sub judul) bersamaan peledakan terowongan mendatar/tegak. Point 1 s/d 8.
11.k 10 Mei 2016 Peledakan gabungan pada level extraction dan undercut
(judul baru)
11.k.1 10 Mei 2016 Apabila peledakan diarea Undercut dilakukan bersamaan dengan
(sub judul) peledakan di area Extraction
Point 1 s/d 9
14.A.3.a & b 10 Mei 2016 Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mill Level Zone)
Lampiran a. Gilir Kerja Pagi : 16:30 – 17:00
Jadwal b. Gilir Kerja Malam : 04:30 – 05:00
Peledakan
Terjadwal
14.B. 1 10 Mei 2016 Perubahan Map Blasting Guard untuk tambang bawah tanah Deep Ore
Lampiran Zone (DOZ)
Blasting Guard
DOZ
14.E 10 Mei 2016 Laporan Gagal Ledak (Missfire)
Lampiran Form
Laporan Gagal
Ledak (missfire)

14. F 10 Mei 2016 Dafter periksa hi-bomb (hi-bomb check list)


Lampiran Form
Hi-bomb Check
list
14.G 10 Mei 2016 Lampiran Drawpoint yang ditutup sehubungan dengan adanya
Lampiran pemuatan bahan peledak pada drawbell
Peledakan
Drawbell
14.A 21 Februari 1. Tambang Bawah Tanah DOZ (Deep Ore Zone)
Lampiran 1 2017 a. Gilir Kerja Pagi : 12:15
(jadwal b. Gilir Kerja Malam : 00:15
peledakan
2. Tambang Bawah Tanah Big Gossan
terjadwal)
a. Gilir Kerja Pagi : 16:30 – 17.15
b. Gilir Kerja Malam : 04:30 – 05:15
3. Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mill Level Zone)
a. Gilir Kerja Pagi : 16:15 – 16:45
b. Gilir Kerja Malam : 04:15 – 04:45
4. Tambang Bawah Tanah GBC (Grasberg Block Cave)
a. Gilir Kerja Pagi : 16:15
b. Gilir Kerja Malam : 04:15

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 24 dari 37


13. RUJUKAN
 FRESH-MS Element dan Standar 1.15.2.1, 2.18, 2.31, 2.41-43, 2.45-46, dan 2.48.
 Kepmen No.555.K/26/M.PE/1995 - pasal-pasal yang berkaitan.
14. LAMPIRAN
A. Lampiran 1 (Jadwal Peledakan Terjadwal)
5. Tambang Bawah Tanah DOZ (Deep Ore Zone)
a. Gilir Kerja Pagi : 12:15
b. Gilir Kerja Malam : 04:15
6. Tambang Bawah Tanah Big Gossan
a. Gilir Kerja Pagi : 16:30 – 17.15
b. Gilir Kerja Malam : 04:30 – 05:15
7. Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mill Level Zone)
a. Gilir Kerja Pagi : 16:15 – 16:45
b. Gilir Kerja Malam : 04:15 – 04:45
8. Tambang Bawah Tanah GBC (Grasberg Block Cave)
a. Gilir Kerja Pagi : 16:15
b. Gilir Kerja Malam : 04:15

B. Lampiran 2 (Scheduled Blasting Guarding di Tambang Bawah Tanah)


1. Tambang Bawah Tanah DOZ (Deep Ore Zone)

2. Tambang Bawah Tanah Big Gossan


a. BG 2510L - Lower Big Gossan / AB Tunnel

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 25 dari 37


b. BG 2860L – Kasuang Level

3. Tambang Bawah Tanah DMLZ (Deep Mill Level Zone)


A. DMLZ 2590L – Extraction Level

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 26 dari 37


B. DMLZ 2600L – Undercut Level

C. Lampiran 3 (Daftar Periksa Peledakan)


DAFTAR PERIKSA PELEDAKAN
Jenis Peledakan: Tanggal: Lokasi:
 Peledakan Terjadwal
 Peledakan Tidak Terjadwal Shift:
Daftar
Lokasi
Nama Kru Peledakan Paraf Nama Penjaga Jalan Masuk Paraf
Jalan
Masuk

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 27 dari 37


1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
4. 4. 4.
5. 5. 5.
6. 6. 6.
7. 7. 7.
8. 8. 8.
9. 9. 9.
10. 10. 10.

Beri jawaban ‘YA’ atau ‘TIDAK’ pada pertanyaan dan pernyataan di bawah ini
1. Juru Ledak yang Ditunjuk sudah menugaskan petugas yang kompeten sebagai penjaga
dan sudah memasang penghalang dan tanda peringatan di setiap jalan masuk ke area
peledakan.
2. Juru Ledak yang Ditunjuk sudah memeriksa sendiri bahwa rangkaian peledakan dalam
keadaan baik dan benar.
3. Juru Ledak yang Ditunjuk sudah memeriksa sendiri bahwa daerah peledakan kosong
dari orang dan atau peralatan /instalasi yang dapat celaka dan atau rusak karena
peledakan.
4. Juru Ledak yang Ditunjuk sudah mengetahui dengan rinci kemungkinan dampak
peledakan (misalnya kebisingan, getaran, lontaran batu) terhadap daerah dan atau
orang yang berada di luar area peledakan.
5. Juru Ledak yang Ditunjuk sudah memberitahu sekurang-kurangnya 15 menit sebelum
peledakan kepada semua orang yang dapat terkena dampak supaya keluar dari area
peledakan.
6. Juru Ledak yang Ditunjuk sudah mengetahui suatu area peledakan tembus ke area
tambang bawah tanah lainnya yang berbatasan.
7. Juru Ledak yang Ditunjuk sudah memastikan bahwa tempat pemicuan peledakan
berada pada posisi yang aman dan tidak akan terkena dampak peledakan sesaat
sesudah peledakan.
8. Juru Ledak yang Ditunjuk sudah melaporkan kepada Shift Superintendent bahwa semua
sudah aman dan siap untuk dilakukan pemicuan peledakan.
 Dilarang memicu peledakan jika ada salah satu dari daftar di atas yang dijawab ‘TIDAK’
 Setiap peledakan di tambang bawah tanah harus dilaporkan kepada Shift Superintendent.
Komentar:

Juru Ledak yang Ditunjuk


(Penanggungjawab) :________________ Nama:____________________ No.ID:________

Staf Pengawas :________________ Nama:____________________ No.ID:________

D. Lampiran 4 (Daftar Periksa Peledakan Penembusan Ke Permukaan Tambang)

DAFTAR PERIKSA PELEDAKAN


PENEMBUSAN KE PERMUKAAN TAMBANG

LOKASI PELEDAKAN:

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 28 dari 37


TANGGAL:

Pemberitahuan
Pemberitahuan
30 Menit Area Sudah
Lokasi Terkena Dampak Peledakan Awal Gilir
Sebelum Aman
No. Kerja
Peledakan
(Isi jawaban ‘YA’ atau ‘TIDAK’ untuk kolom di
Nama Lokasi No. Telepon
bawah ini)

 Dilarang memicu peledakan jika ada salah satu dari kolom di atas yang dijawab ‘TIDAK’
 Setiap peledakan di tambang bawah tanah harus dilaporkan kepada Shift Superintendent.
Komentar:

Juru Ledak yang Ditunjuk Nama: TTD: ID:

Shift Superintendent Nama: TTD: ID:

UM.2.00.Ex.02.15.06/16 Halaman 29 dari 37


E. Lampiran 5 (Laporan Gagal Ledak (Misfire))
Laporan Gagal Ledak (Misfire)
Hasil yang
Jumlah
Tindakan Telah
Handak Deskripsi Gagal Dilaporkan Tanda
No Tanggal Lokasi Pengawas yang Dilakukan
yang Gagal Ledak Oleh Tangan
Dilakukan dan Status
Meledak
Terakhir

Halaman 30 dari 37
F. Lampiran 6 (Daftar Periksa Hi-Bomb)

Daftar Periksa Hi-Bomb

Tanggal : Shift : Pelaku Inspeksi :

Area : Crew :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bahan Tongkat Tetap
Jalan masuk Tinggi hung Bumper Batu yang Batuan tetap
Tinggi peledak rambu waspada
sudah up tidak Terpisah menggantung stabil
bumper 1 dirangkai di peledakan ketika
DP# bersih dari lebih dari 8 dari ujung dalam kondisi selama Tindakan
meter tempat yang sudah mininggalkan
batuan meter muck stabil loading Perbaikan
aman digantung drawpoint
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Halaman 31 dari 37
G. Lampiran 7 (Drawpoint yang ditutup sehubungan dengan adanya pemuatan bahan peledak pada drawbell)

Halaman 32 dari 37
H. Lampiran 8 (Alur Diagram Peledakan Terjadwal)
BLASTING PREPARATION BLASTING PERIOD POST BLASTING

Start Salah satu atau seluruh jenis Tidak Batalkan peledakan


peledakan akan siap 1 jam yang tidak siap dan
sebelum jadwal. laporkan pada
penanggung jawab
peledakan.
Ya
Penanggung Lanjutkan pekerjaan pada jenis peledakan yang siap.
Apakah ada jawab
lebih dari 1 Ya
peledakan
jenis blasting menunjuk
pada jadwal satu Sirine 1: Setiap orang menyingkir ke area aman.
ini? koordinator Pembantu juru ledak menjaga dan mengunci pagar.
juru ledak.

Batalkan
Apakah semua orang sudah Tidak peledakan.
berada di area aman? Bunyikan sirine
Tidak pembatalan
peledakan.
Ya Periksa
hasil
Setiap juru ledak yang Koordinator Juru ledak/juru ledak yang ditunjuk
peledakan,
ditunjuk melaporkan kepada Shift Superintendent/Penanggung Tidak
apakah ada
melaporkan/menuliskan jawab peledakan terjadwal mengenai kesiapan.
gagal
Selesai
rencana peledakannya pada peledakan.
ledak?
Papan pengumuman
peledakan dan Log Book Sirine#2:
peledakan. Inisiasi peledakan dengan urutan priorias sbb:
1. Peledakan Sekondari
2. Peledakan terowongan mendatar/tegak di level ektraksi
3. Peledakan terowongan mendatar/tegak di level undercut
4. Peledakan Drawbelling atau Peledakan Undercutting

Ya
Koordinator Juru ledak/juru ledak yang ditunjuk melaporkan kepada Shift
Superintendent/Penanggung jawab peledakan bahwa peledakan telah
selesai. Barikade area, Pasang sign,
Laporkan ke Atasan dan isi
.
Shift Superintendent/Penanggung jawab peledakan membunyikan
laporan di log bookmisfire.
sirine#3 tanda bahwa peledakan telah selesai.
logbook

Halaman 33 dari 37
I. Lampiran 9 (Instruksi Kerja Sentralisasi Peledakan di Tambang Bawah Tanah)

INSTRUKSI KERJA
SENTRALISASI PELEDAKAN DI TAMBANG BAWAH TANAH

A. SENTRALISASI PELEDAKAN TERJADWAL D/S 16:30 – 17:00; N/S 04:30-05:00

Pelaksana dan atau


No. Urutan / Langkah Pekerjaan
Penanggunggugat
1. Periksa dan pastikan:
a. Semua safety switch box dan main braker dalam posisi
SHUNTED OFF (shunted) dan terkunci,
Juru Ledak Yang Ditunjuk
b. Semua jaringan kabel peledakan yang diperlukan untuk
& Pengawas
peledakan dalam kondisi baik.
c. Lakukan tes terhadap jalur kabel peledakan menggunakan
FLUX/tester
2. Perintahkan/ evakuasi semua orang untuk menyingkir/berlindung di
tempat yang aman dengan ditandai oleh suara tanda peringatan / Shift Superintedent dan
sirine panjang pertama selama 3 (tiga) menit terus-menerus telah karyawan
dibunyikan
3. Periksa & pastikan tidak ada orang yang berada di daerah Juru Ledak Yang Ditunjuk
peledakan.(mengacu ke definisi daerah aman ) & Pengawas
4. Sambung ’blasting cap’ ke jaringan kabel peledakan dan kemudian
blasting cap disambungkan ke sumbu ledak (primacord). (15 menit Juru Ledak Yang Ditunjuk
sebelum sirine panjang pertama berbunyi )
5. Pastikan penjaga peledakan sudah berada di setiap pintu peledakan
baik extraction maupun undercut (lakukan komunikasi dengan radio
atau gaitronic atau telepon), pintu peledakan sudah ditutup dan
Juru Ledak Yang Ditunjuk
dikunci, mengisi Daftar Periksa Peledakan secara lengkap, dan
& Pengawas
melaporkannya kepada Shift Superintendent. Pastikan akses masuk
baik untuk orang maupun alat masuk ke daerah peledakan harus di
jaga.
6. Semua Juru Ledak Yang Ditunjuk dan Pengawas menuju stasiun
pemicuan peledakan (Centralized Blasting Station).
a. Peledakan di area extraction dipicu dari stasiun pemicuan
peledakan (Container P#20 South.) Juru Ledak Yang Ditunjuk
b. Lakukan komunikasi & koordinasi dengan para blaster yang ada & Pengawas
di sentralisasi peledakan.
c. Untuk peledakan di area undercut dipicu dari stasiun pemicuan
peledakan di. tool room Undercut
7. Aktifkan tuas ’safety switch box’ ke posisi ”FIRE ON” hanya untuk Juru Ledak Yang Ditunjuk
panel yang akan diledakkan. & Pengawas
8. Hubungkan kabel dari saklar utama peledakan (main breaker) ke
Juru Ledak Yang Ditunjuk
’blasting machine’
9. Lakukan pemicuan peledakan di semua panel / area extraction
Juru Ledak Yang Ditunjuk
tersebut. Setelah sirine peledakan kedua dibunyikan (3x putus-putus)
10. Jika ada satu atau lebih panel yang tidak meledak maka:
a. Selesaikan semua pekerjaan peledakan yang ada di panel yang
tidak mengalami gangguan.
Juru Ledak Yang Ditunjuk
b. Shunted off semua safety switch dan lakukan penggembokan.
& Pengawas.
c. Tarik baru jalur kabel peledakan manual dipanel yang mengalami
gangguan dan lakukan peledakan.
d. Hubungi Kru Listrik untuk perbaiki kabel peledakan bermasalah.
11. Setelah semua pemicuan peledakan selesai dilakukan, laporkan
Juru Ledak Yang Ditunjuk
kepada Shift Superintendent.

Halaman 34 dari 37
12. Setelah sirene tanda selesai peledakan dibunyikan, kabel safety switch
dilepas dari Blasting Machine dan kabel peledakan di-shunted; tuas
Juru Ledak Yang Ditunjuk
safety switch dipindahkan ke posisi ” SHUNTED OFF” (Shunted);
kemudian dikunci dengan padlock.
13. Hubungpendekkan (shunted) ujung-ujung kabel jalur peledakan yang
Juru Ledak Yang Ditunjuk
berada di setiap panel.
14. Selalu membawa blasting cap dan kabel peledakan pengganti untuk
Juru Ledak Yang Ditunjuk
mengantisipasi jika ada kerusakan.

DAERAH AMAN YANG DITENTUKAN :


1. Semua ruang makan (lunch room), kantor (office), bengkel (shop), fasilitas tetap (fixed
facility) di luar daerah produksi tambang.
2. Penentuan daerah aman di dalam area produksi akan diatur dalam prosedur tersendiri
yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan.
3. Area aman peledakan adalah: area yang jarak dari lokasi peledakan sekurang-kurangnya
300 meter jangkauan lurus, 150 meter jangkauan tidak lurus/berbelok pada level yang
sama atau dipisahkan oleh pilar sekurang-kurangnya setebal 40 meter (radius bola).

Central blasting station.

Halaman 35 dari 37
B. PELEDAKAN TIDAK TERJADWAL (Awal shift s/d 30 menit sebelum peledakan terjadwal di akhir
shift)

Pelaksana dan atau


No. Urutan / Langkah Pekerjaan
Penanggunggugat
1. Periksa dan pastikan:
a. Semua safety switch box dan main braker dalam posisi SHUNTED
OFF (shunted) dan terkunci.
Juru Ledak Yang
b. Semua jaringan kabel peledakan yang diperlukan dalam peledakan
Ditunjuk & Pengawas
dalam kondisi baik.
c. Lakukan tes terhadap jalur kabel peledakan menggunakan
FLUX/tester.
2. Periksa dan pastikan tidak ada orang yang berada di daerah peledakan. Juru Ledak Yang
Ditunjuk & Pengawas
3. Evakuasi orang yang berada di daerah peledakan ke area aman :
Juru Ledak Yang
(mengacu ke definisi daerah aman).
Ditunjuk & Pengawas
4. Pastikan penjaga peledakan sudah berada dan dijaga di lokasi yang
ditentukan (akses masuk orang atau equipment ke daerah peledakan, Juru Ledak Yang
mengisi Daftar Periksa Peledakan secara lengkap, dan melaporkannya Ditunjuk & Pengawas
kepada Shift Superintendent dan dispatcher.
5. Setelah area peledakan dipastikan aman, Sambung ’blasting cap’ ke
Juru Ledak Yang
jaringan kabel peledakan dan kemudian blasting cap disambungkan ke
Ditunjuk & pengawas
sumbu ledak (primacord).

Halaman 36 dari 37
Pelaksana dan atau
No. Urutan / Langkah Pekerjaan
Penanggunggugat
7. Juru Ledak yang ditunjuk dan Pengawas menuju stasiun pemicuan Juru Ledak Yang
peledakan (blasting station) di Container panel#20 South. Ditunjuk & Pengawas
8. Hubungkan kabel dari saklar utama peledakan (main breaker) ke ’blasting Juru Ledak Yang
machine’ Ditunjuk
9. Aktifkan tuas ’main breaker’ pada posisi ”FIRE ON”. Juru Ledak Yang
Ditunjuk
10. Lakukan pemicuan peledakan. Juru Ledak Yang
Ditunjuk
11. Jika ada satu atau lebih panel yang tidak meledak maka:
a. Selesaikan semua pekerjaan peledakan yang ada di panel yang tidak
mengalami gangguan.
b. Shunted off semua safety switch dan lakukan penggembokan. Juru Ledak Yang
c. Tarik baru jalur kabel peledakan manual dipanel yang mengalami Ditunjuk
gangguan dan lakukan peledakan.
d. Hubungi electrician crew untuk perbaiki kabel peledakan yang
bermasalah.
12. Setelah semua pemicuan peledakan selesai dilakukan, laporkan kepada Juru Ledak Yang
Shift Superintendent dan Dispatcher Ditunjuk, Dispatcher
dan Shift
Superintendent
13. Lepas kabel safety switch dari ’blasting machine’, hubungpendekkan
(shunted) ujung-ujung kabel peledakan; pindahkan tuas ’main breaker’ ke Juru Ledak Yang
posisi ” SHUNTED OFF”, dan gembok safety switch dengan menggunakan Ditunjuk
’padlock’
14. Hubungpendekkan (shunted) ujung-ujung kabel jalur peledakan yang Juru Ledak Yang
berada di setiap panel. Ditunjuk

DAERAH AMAN YANG DITENTUKAN :

1. Semua ruang makan (lunch room), kantor (office), bengkel (shop), fasilitas tetap (fixed
facility) di luar daerah produksi tambang.
2. Penentuan daerah aman di dalam area produksi akan diatur dalam prosedur tersendiri
yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan.
3. Area aman peledakan adalah : area yang jarak dari lokasi peledakan sekurang-kurangnya
300 meter jangkauan lurus, 150 meter jangkauan tidak lurus/berbelok pada level yang
sama atau dipisahkan oleh pilar sekurang-kurangnya setebal 40 meter (radius bola).

Halaman 37 dari 37

Anda mungkin juga menyukai