PROSEDUR
KOMUNIKASI KESELAMATAN PERTAMBANGAN
Perlu diingat:
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk mengatur mekanisme komunikasi keselamatan pertambangan, baik di Internal PT.
Mutiara Tanjung Lestari maupun pihak eksternal terkait.
2. RUANG LINGKUP
Lingkup penerapan mekanisme komunikasi keselamatan pertambangan pada prosedur ini yaitu mengatur
Mekanisme untuk mengkomunikasikan hal hal yang memiliki dampak terhadap keselamatan pertambangan PT.
Mutiara Tanjung Lestari kepada pihak pihak terkait baik internal maupun eksternal seperti dan tidak terbatas
pada:
2. Kejadian berbahaya
3. REFERENSI
1. Undang Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah no. 50 tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3
3. Permen ESDM No.26 Tahun 2018 Tentang pelaksanaan kaidah Pertambangan yang baik dan pengawasan
Pertambangan Minerba
4. Kepmen ESDM No.1827.K Tahun 2018 Tentang Pedoman Kaidah Teknik Pertambangan yang baik
5. Kepdirjen No.185/37/04/DJB Tahun 2019 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan
dan Pelaksanaan, Penilaian dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara
6. ISO 45001
4. DEFINISI
1. Komunikasi adalah kegiatan menyampaikan informasi/pesan baik secara satu arah maupun dua arah (dialog)
yang bertujuan untuk menyalurkan atau bertukar informasi/pesan
2. Konsultasi adalah kegiatan komunikasi dua arah (dialog) yang bertujuan memberikan pengertian kepada
kedua belah pihak.
3. Induksi K3L adalah penjelasan dan pengarahan tentang K3L yang berkaitan dengan potensi bahaya,
pengendalian bahaya, tanggap darurat, dan cara cara penyelamatan pada area kerja.
4. Induksi Teknis adalah penjelasan dan pengarahan tentang teknis pekerjaan yang akan dilakukan pada masing
masing lini kerja berdasarkan tahapan kerja aman yang tertuang didalam Prosedur kerja.
5. Sosialiasi adalah proses penanaman pemahaman atau transfer informasi tentang nilai, aturan/regulasi,
kebijakan dan informasi terkini sebagai usaha untuk dapat diketahui dan dipahami oleh personel.
6. Keselamatan Pertambangan adalah segala kegiatan yang meliputi pengelolaa keselamatan dan kesehatan
kerja pertambangan dan keselamatan operasional pertambangan
7. Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
pekerja agar selamat dan sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan
kerja dan sistem manajemen keselamatan kesehatan kerja
8. Keselamatan Operasi Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi operasional
tambang yang aman, efisien dan produktif melalui upaya antara lain pengelolaan sistem dan pelaksanaan
pemeliharaan/ perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan, pengamanan instalasi,
kelayakan sarana prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan, kompetensi tenaga teknik, dan evaluasi
laporan hasil kajian teknis pertambangan.
9. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang menimbulkan korban
manusia dan/atau harta benda
10.Kecelakaan Tambang adalah kecelakaan yang memenuhi 5 (lima) kriteria sebagaimana diatur dalam
peraturan perundangan
11.Kejadian Berbahaya adalah kejadian yang dapat membahayakan jiwa atau terhalangnya produksi
12.Penyakit Akibat Kerja adalah Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja sesuai
dengan peraturan perundangan
13.Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja adalah kejadian meninggalnya peerja yang disebabkan oleh
penyakit ketika pekerka melakukan kegiatan pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian, terjadi pada
jam kerja, atau terjadi dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau
wilayah proyek
5. PROSEDUR
PT. Mutiara Tanjung mengkomunikasikan hal hal yang memiliki dampak terhadap keselamatann
pertambangan dengan mekanisme sebagai berikut:
Mulai
Formulir Induksi
Departemen Terkait
1 5
Identifikasi Karyawan
Karyawan lama Orientasi Situasi
kebutuhan induksi Baru/lama/ Selesai
& Tamu dan Unit
karyawan Tamu?
Pelaksanaan
Induksi Teknis
Safety Supervisor
4
Safety Officer,
Karyawan Baru
Pelaksanaan
Induksi K3L
2
IR Supervisor
Pelaksanaan
Induksi HR
untuk Karyawan lama yang mutasi (pindah area kerja), setelah cuti lebih
dari 7 hari meninggalkan Site atau pekerjaan baru wajib dilakukan
reinduksi K3L dan Teknis.
Penanggung jawab departemen terkait melakukan pengajuan induksi bagi
karyawan dengan mengisi Formulir Induksi Karyawan F-HSE-79.
Jika Pekerja tersebut adalah karyawan baru maka lanjut ke aktivitas 2
Pelaksanaan Induksi HR
Jika pekerja lama dan tamu lanjut aktivitas 3 Pelaksanaan Induksi Teknis
Induksi Teknis untuk tamu dilakukan oleh Departemen penanggung jawab tamu.
Induksi teknis untuk tamu paling sedikit memuat:
a. Dokumen Kerja (SOP/Standar/IK) yang terkait aktivitas yang akan
dilakukan selama di area kerja
Lanjut aktivitas 4 Induksi K3L
Untuk pekerja setelah cuti periodic orientasi situasi dan kendaraan/unit dilakukan
minimal 1 kali proses kerja dengan pendampingan dari pengawas atau operator
senior yang ditunjuk oleh pengawas
b. HSE Departemen menyiapkan materi Safety Campaign untuk mengkomunikan dan promosi
keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan. Media safety campaign dapat berupa
Poster, buletin, spanduk/banner.
c. Poster, Spanduk/banner dipasang pada tempat tempat strategis di setiap area kerja dan dilakukan
pembaharuan sekurang kurangnya setiap 3 bulan sekali.
d. Materi safety Campaign setiap periodenya dapat mempertimbangkan
Rekomendasi insiden
Hasil Evaluasi Aktivitas kritis
Regulasi terbaru terkait K3L
Issue K3L yang berkembang saat itu.
1 6
Evaluasi dan
System Compliance
Pemetaan
Mulai Laporan Selesai
Sosialisasi Mandiri
Sosialisasi Mandiri
2 5
Distribusi
Rekapitulasi
Pemetaan
Sosialisasi Mandiri
Sosialisasi Mandiri
3
Supervisor, PCO dan MCO departemen
Pelaksanaan
Sosialisasi Mandiri
Terkait
Laporan
Pelaksanaan
Sosialisasi mandiri
c. Keterangan
HSE & Compliance Departemen dan pemilik proses berkewajiban melakukan sosialiasi dokumen kerja
sebagaimana tabel berikut:
Penanggung jawab Safety talk pada masing masing masing area menentukan pembicara
dalam pelaksanaan safety talk, Tamu undangan menjadi prioritas sebagai pembicara dalam
pelaksanaan Safety Talk.
Topik Safety Talk berisi topik safety secara umum. Departemen HSE & Compliance akan
mendistribusikan topik safety talk setiap bulan kepada semua departemen di PT. Mutiara
Tanjung Lestari.
Penanggung jawab area harus mencatat informasi yang disampaikan di Safety talk dan
membuat absensi dari karyawan yang hadir dalam Formulir Daftar Hadir F-HSE-81 .
Absensi Safety talk, secara periodik setiap sekali dalam 1 bulan diserahkan kepada HSE &
Compliance Departemen
c. Susunan Acara Safety Talk
Pembukaan
Pengucapan Janji Be GeMS
Pembacaan Kinerja K3L minggu sebelumnya
Penyampaian informasi insiden yang terjadi minggu sebelumnya
Penyampaian materi oleh perwakilan yang ditunjuk oleh Departement Head terkait dan
menguasai materi safety talk.
Masukan serta sharing informasi, baik dari peserta safety talk maupun dari perwakilan
manajemen yang hadir. Penanggung jawab Safety talk mengatur sesi pembicara untuk tamu
undangan menjadi prioritas pertama dalam menyampaian sharing informasi.
Khusus safety talk Manager dan General Manager di Area PT. Mutiara Tanjung Lestari
- Manager dan General Manager yang hadir wajib memberikan masukan / sharing
informasi sesuai dengan tema safety campaign serta topik materi safety talk di minggu
tersebut.
- Penyampaian materi tambahan oleh Manager dan General Manager bersifat interaktif /
komunikasi dua arah.
8) Pemanasan fisik/stretching
9) Penutup dan doa.
Speakup Kondisi
Mulai Via Hotline?
Fatigue & Hazard
Ya
Tidak
2
Admin Hotline
Speakup
Pengelolaan
Laporan Speak up
Departmen Terkait
3
Pemngawas
Tindaklanjut
Laporan Speakup
4
Superintendent
HSE
Evaluasi laporan
Selesai
Speakup
Untuk menghindari tekanan kepada pekerja dalam melakukan speakup, maka speak
Up dapat dilakukan menggunakan jalur Speak Up Hotline pada Nomor
0821 2409 0004.
Pekerja yang mengalami fatigue saat melakukan pengoperasian kendaraan dan unit
wajib Stop dan mengkondisikan unit pada tempat yang aman sebelum melakukan
speak up fatigue.
Jika Speak Up dilakukan menggunakan Speak Up hotline maka lanjut aktivitas 2.
Pengelolaan laporan Speak Up
Jika Speakup disampaikan langsung kepada atasan langsung maka lanjut aktivitas
3. Tindaklanjut Laporan Speak Up
Tinjauan ulang dan pengembangan dalam rangka perbaikan yang berkelanjutan terhadap kebijakan
dan tujuan K3L.
Konsultasi dimana terjadi perubahan yang berakibat pada K3L.
Perwakilan pada rapat-rapat K3L yang diwakili oleh perwakilan pekerja seperti yang diatur dalam
Struktur Organisasi Komite Keselamatan Pertambangan PT.Mutiara Tanjung Lestari.
5.5.3. Konsultasi dengan kontraktor yang terkait juga dilakukan jika terdapat perubahan yang berakibat pada
K3L.
5.6. Pemutakhiran Informasi K3L
5.6.2. Informasi baru, baik dari internal maupun eksternal yang berkaitan dengan Sistem K3L dan
implementasinya akan diteruskan kepada Penanggung Jawab Operasional PT Mutiara Tanjung
Lestari, untuk dilakukan perbaikan terhadap Sistem Manajemen K3L.
5.6.3. Informasi baru yang berupa Peraturan perundang-undangan serta persyaratan lain mengacu pada
Prosedur Identifikasi dan Evaluasi Pemenuhan Peraturan dan persyaratan Lainnya P-HSE-04 Hasil
pemutakhiran informasi K3L, kemudian dikomunikasikan/ disosialisasikan kepada pihak terkait,
yaitu: Kepala Departemen/Section maupun pihak kontraktor terkait yang kemudian akan meneruskan
informasi tersebut kepada personil dibawahnya.
6. Dokumen Terkait