Anda di halaman 1dari 19

MANUAL

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor
MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0
Dokumen
Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 1/19
Disusun Oleh Disahkan Oleh

EKO SETIYO PAMBUDI NUR ASHADI


Site Coordinator Penanggung Jawab Operasional

Daftar Distribusi

Nama Posisi

Febri Perta Pratama Direktur

Bahruddin Noor Manager Operasional

Nanin Sudiarti HRD


Riwayat perubahan

Nomor perubahan Bagian Status revisi Detail perubahan Tanggal

Isi dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia dan tidak boleh diperbanyak baik sebagian
maupun seluruhnya tanpa seijin petugas pengontrol dokumen (Controlled Copy).
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 2/19

DAFTAR ISI
Halaman

1. Pendahuluan ...................................................................................................... 5

2. Company Profile ................................................................................................. 5

3. Kebijakan SMKP ................................................................................................. 8

4. Perencanaan ........................................................................................................ 9
4.1 Tinjauan Penelaahan Awal
4.2 Manajemen Risiko dan Identifikasi Bahaya
4.3 Identifikasi Kepatuhan Peraturan
4.4 Tujuan, sasaran, & Program dan Rencana Kerja Tambang

5. Organisasi dan Personel ................................................................................... 15


5.1 Struktur, Organisasi, dan Tanggung Jawab
5.2 Penanggung Jawab K3 dan KO Pertambangan
5.3 Pengawas dan Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
5.4 Komite Keselamatan Pertambangan
5.5 Pelatihan dan Kompetensi
5.6 Partisipasi, Komunikasi, Motivasi dan Kesadaran
5.7 Komunikasi dan Administrasi Pertambangan

6. Implementasi .................................................................................................. 20
6.1 Pengelolaan Operasional dan Keselamatan Operasional
6.2 Pengelolaan Lingkungan Kerja dan Kesehatan
6.3 Keselamatan Operasional Pertambangan
6.4 Pembelian dan Pemantauan Perusahaan Jasa
6.5 Pengendalian Keadaan darurat dan Keselamatan diluar Kerja

7. Evaluasi dan Tindak Lanjut ........................................................................... 24


7.1 Audit Internal dan tindak Lanjut Ketidaksesuaian

8. Dokumentasi ........................................................................... 25
8.1 Persyaratan Dokumen
8.2 Manual SMKP
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 3/19

9. Tinjauan Manajemen ........................................................................... 27

LAMPIRAN
A Struktur Organisasi.
B Referensi Silang Persyaratan SMKP.
C Bisnis Proses.
E Tujuan, Sasaran dan Program.

1. PENDAHULUAN

Untuk dapat selalu meningkatkan kinerja dan pelayanan terhadap pelanggan serta
menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dengan baik, PT Equipment
Reliability Management menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
(SMKP) yang diaplikasikan ke dalam aktivitas usahanya.
PT ERM melihat standar ini sebagai kerangka kerja terbaik untuk mencapai implementasi
yang efektif menuju perbaikan sistem yang berkelanjutan guna meningkatkan efisiensi
semua prosesnya.
Sebagai bukti dari komitmen PT ERM, maka Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan tersebut didokumentasi dan diuraikan dalam Pedoman Keselamatan
Pertambangan ini.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup penerapan SMKP di PT. ERM meliputi semua Departemen dengan
aktivitas bisnis Mining Support khususnya daerah Tanjung Tabalong Site Adaro
dibawah Bisnis Mining Balikpapan dari semua aktivitas Jasa Non Inti Pertambangan,
kecuali aktivitas peledakan dan Dealer alat berat.

2. PROFILE COMPANY

PT. ERM mendapatkan Ijin Usaha Non Inti Pertambangan pada tanggal 30 Desember
2014. Kegiatan usaha perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang pengadaan
suku cadang peralatan pertambangan, dengan izin usaha yaitu SKT yang dikeluarkan
oleh ESDM pusat dengan nomor : 037/30/DJB/2015.
PT. ERM perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan jasa tenaga kerja dan
pemeliharaan peralatan penunjang peralatan pertambangan di indonesia yang berdiri
sejak 08 Desember 2008, perusahaan telah berpengalaman dalam melayani pelanggan
meliputi jasa tenaga kerja yang handal dan berkompeten sesuai visi dan misi
perusahaan, PT ERM menjadi perusahaan yang memiliki standar dan kualitas tinggi
untuk mewujudkan impian pelanggan. PT ERM dipegang oleh pimpinan tertinggi yang
diduduki oleh Direktur Utama bernama Febri Perta Pertama serta Top Manajemen
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 4/19

lainnya, dimana salah satu site terbesar ada daerah di Tanjung Tabalong tepatnya di PT.
Adaro Indonesia untuk melayani sejumlah pelanggan dalam pemeliharaan peralatan
pertambangan milik mereka.

Head Office :
Alamat : Ruko Bpn Baru - Little China Blok AB.7 No.7-Balikpapan, Indonesia.
Telp : 0542 - 7204176
Job Site :
Alamat
Jl. Mabuun, Kec. Murungpudak, Kab. Tabalong, Prov. Kalimantan Selatan.

Menyadari akan pentingnya kenyataan bahwa untuk meningkatkan kinerja dan


memberikan pelayanan kepada pelanggan, maupun keselamatan kerja, perusahaan juga
merekrut Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas secara selektif serta melakukan
pelatihan bagi karyawan secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan. Di
samping itu juga PT ERM memiliki organisasi khusus dalam pengembangan karyawan
yaitu Training Centre Departemen di Balikpapan dengan tujuan utama memacu karyawan
agar dapat berkembang dengan pesat. Sampai saat ini PT ERM telah mempunyai lebih
dari 1200 karyawan dari berbagai daerah telah dipercaya memiliki disiplin ilmu dan
jenjang pendidikan serta keahlian yang bervariasi sesuai permintaan pelanggan.

PT ERM mendefinisikan suatu sikap kerja baku atau etos kerja Perusahaan yang menjadi
komitmen dalam setiap gerak dan langkah Sumber Daya Manusia dalam melakukan
kegiatan Bisnis Perusahaan sehari-hari sebagai berikut:

Mengelola perusahaan berdasarkan prinsip tata Kelola Perusahaan yang baik,


professional, jujur dan adil.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dibuatnya Manual SMKP ini untuk :
1. Menyediakan pernyataan kebijakan SMKP.
2. Menyediakan metode penjaminan sistem keselamatan pertambangan
3. Mendefinisikan proses-proses yang ada dalam perusahaan dan menjelaskan
interaksinya.
4. Memberikan suatu proses untuk mengidentifikasi aspek-bahaya dan mengevaluasi
dampak dan risikonya.
5. Memberikan pernyataan komitmen untuk memenuhi peraturan perundangan
lingkungan dan persyaratan lainnya yang relevan.
6. Menyusun sebuah referensi terhadap prosedur-prosedur kerja yang berlaku.
7. Menyediakan sebuah dokumen yang menjelaskan kepada pelanggan bagaimana
8. PT ERM memastikan bahwa persyaratan pelanggan dapat dipenuhi dengan baik.
9. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab personil yang bertanggung jawab untuk
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 5/19

memastikan terlaksananya SMKP Minerba.

PT ERM mendefinisikan suatu sikap kerja baku atau budaya perusahaan yang menjadi
komitmen dalam setiap gerak dan Iangkah perusahaan dan seluruh sumber daya
manusianya dalam melakukan kegiatan bisnis sehari-hari dengan memperhatikan pihak
yang berkepentingan, yaitu Pelanggan, mitra kerja, karyawan, masyarakat, pemerintah,
pihak lain yang berkepentingan dengan PT ERM.

3. KEBIJAKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN


Kebijakaan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan dibuat oleh Dirut dengan
mengacu kepada peraturan keselamatan tambang dan mempertimbangan faktor
keselamatan di area lokasi tambang yang bertujuan agar dimengerti, dipahami, dan dapat
dapat diterapkan oleh semua karyawan PT ERM.

Penyusunan kebijakan SMKP PT ERM dilakukan dengan melakukan tinjauan awal, yaitu :

1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko


2. Perbandingan penerapan Keselamatan Pertambangan dengan Perusahaan/sektor
lain yang lebih baik
3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan
4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan
dengan Keselamatan Pertambangan; dan
5. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumberdaya yang disediakan
6. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen Keselamatan Pertambangan
secara terus menerus; dan
7. Memperhatikan masukan dari pekerja dan / atau serikat pekerja tambang.

Sosialisasi Kebijakan SMKP dilakukan pada semua karyawan, termasuk pemasok,


pelanggan dan tamu yang berkunjung ke site. Penyebarluasan kebijakan dilakukan
dengan pemasangan di area front office, media papan pengumuman, dan briefing.
Tinjauan terhadap kebijakan dilakukan tinjauan setahun sekali dengan melibatkan Komite
Keselamatan, apakah isinya masih sesuai dengan perubahan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. PERENCANAAN

4.1 Tinjauan Penelaahan Awal


Untuk mengetahui posisi, kondisi, dan tingkat pelaksanaan keselamatan pertambangan di
PT ERM terhadap peraturan SMKP Minerba, maka dilakukan penelaahan awal pada
semua departemen dan aktivitasnya, mulai dari perencanaan sampai dengan
implementasi dilapangan. Hasil penelahaan dipergunakan sebagai masukan untuk
menyusun kebijakan, Penelaahan awal mencakup evaluasi terhadap :
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 6/19

1. Kebijakan Keselamatan Pertambangan yang ada


2. Partisipasi pekerja tambang dan/atau serikat pekerja tambang
3. Tanggung jawab pimpinan unit kerja
4. Analisa dan statistik kecelakaan, dan penyakit akibat kerja,
5. Upaya-upaya pengendalian yang sudah dilakukan.
SOP Pendukung :
SOP-ERM-HSE-01 Prosedur Proses Manajemen Risiko

4.2 Manajemen Risiko dan Identifikasi Bahaya


Secara umum manfaat Manajemen Resiko pada perusahaan pertambangan adalah
sebagai berikut :
1. Meminimalkan kerugian yang lebih besar.
2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan pemerintah kepada perusahaan.
3. Meningkatkan kepercayaan karyawan kepada perusahaan.
4. Meningkatkan kinerja keselamatan dn kesehatan secara continual
improvement (perbaikan terus menerus).

Proses manajemen risiko dilakukan dengan melakukan komunikasi dan konsultasi, baik
dari pihak internal, maupun pihak eksternal. Secara garis besar, manajemen risiko yang
dilakukan meliputi :

a. Identifikasi risiko, baik internal maupun eksternal


(i) Faktor internal meliputi :
- Aktivitas dan proses rutin dan non rutin
- Perubahan perubahan yang terjadi pada organsasi, lingkungan, aktivitas
dan material
- Modifikasi, termasuk perubahan sementara
- Fasilitas yang baru dibangun
- Kondisi normal dan abnormal
- Ketidakpatuhan terhadap peraturan
- Faktor personal kerja
- Disain area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasi
- Pengamanan instalasi
- Kelayakan sarana dan prasarana, instalasi serta peralatan pertambangan.
- Kompetensi tenaga teknik

(ii) Faktor eksternal meliputi :


- Budaya, politik, hukum, peraturan keuangan, dll.
- Faktor pendorong utama dan tren
- Persepsi dan nilai-nilai dari pemangku kepentingan eksternal
- Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 7/19

- Bahaya-bahaya yang berasaldari luar lokasi


- Kewajiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya (IBPR)
- Hal-hal lain yang mempengaruhi keselamatan pertambangan

b. Analisa, Evaluasi dan Pengendalian Risiko


Analisa risiko akan menggambarkan ruang lingkup, kedalaman dan luas kegiatan
pengelolaan risiko yang akan dilakukan.Semua hasil identifikasi risiko, akan
dilakukan analisa risiko dengan menggunakan analisa SWOT, yaitu dengan
mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, dan peluang untuk perbaikan
berdasarkan proses maupun aktivitas di pertambangan.
Evaluasi akan dilakukan berdasarkan kriteria yang digunakan serta sesuai dengan
kebijakan keselamatan PT ERM dan peraturan dan perundang undangan, dengan
mempertimbangkan faktor risiko tinggi sebagai prioritas, serta faktor keuangan,
kemampuan sumber daya dan teknologi yang akan dipergunakan.
Hasil identifikasi risiko, akan ditindaklanjuti skala prioritas dan metoda
pengendalian yang berdasarkan pengurangan risiko dengan dengan membuat
program kerja atau rencana pengendalian risiko yang melibatkan semua
departemen.

c. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko


Identifikasi bahaya dilakukan pada semua departemen dengan menitikberatkan
pada aktivitas pelayanan rutin dan non rutin serta tempat kerja yang berpotensial
terhadap sumber bahaya K3, dan juga termasuk lingkungan. Tim identifikasi
Bahaya (IBPR) yang telah memiliki kompetensi K3 yang mumpuni untuk
melakukan identifikasi dengan minimal mengacu kepada peraturan pertambangan,
dan yang mengakibatkan resiko terhadap keselamatan dan kesehatan verja.

Ruang lingkup identifikasi meliputi :


a. Lokasi site;
b. Setiap departemen yang terkait dengan aktivitas keselamatan kerja;
c. Potensial terhadap risiko bahaya .

Penilaian Risiko dilakukan oleh Tim IBPR berdasarkan peraturan keselamatan


pertambangan yang berlaku dan kebijakan internal, dengan memperhatikan
kecukupan pengendalian yang sudah ada, dan menentukan risikonya bisa diterima
atau tidak, dengan menggunakan metodologi penilaian risiko yang diuraikan dalam
prosedur manajemen risiko terhadap pengendalian risiko yang sudah ada dan
belum memadai, maka PT ERM akan melakukan pengendalian lanjutan dengan
mengikuti hirarki pengendalian risiko, yaitu :
a. Rekayasa;
b. Administrasi;
c. Praktek Kerja; dan
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 8/19

d. APD.
Hasil evaluasi dengan risiko tinggi, akan menjadi masukan untuk membuat target,
sasaran dan program keselamatan pertambangan.
Hasil identifikasi dan evaluasi akan disimpan, serta akan dilakukan identifikasi
ulang atau evaluasi apabila adanya perubahan proses/ produk/ jasa pekerjaan
atau pindah lokasi.
SOP Pendukung :
SOP-ERM-HSE-01 Manajemen Risiko.

4.3 Identifikasi dan Kepatuhan Peraturan Perundangan Yang Terkait.


Komitmen manajemen dalam penerapan SMKP Minerba mengacu pada peraturan &
perundang undangan yang berlaku. Referensi peraturan yang dijadikan acuan dalam
penerapan Sistim Manajemen Manajemen Pertambangan adalah :
1. Peraturan Perundang undangan Pertambangan ;
2. Persyaratan lain yang relevan, tingkat lokal, nasional maupun internasional;
3. Perjanjian persyaratan tentang penggunaan sarana prasana untuk
kepentingan bersama;
4. Peraturan keselamatan internal.

Acuan yang diambil disesuaikan dengan penerapan SMKP di PT ERM,


Site Coordinator bertanggung jawab untuk mengidentifikasi peraturan yang dipakai
sebagai acuan SMKP. Bukti dari identifikasi peraturan berupa Daftar Peraturan &
Perundangan yang relevan dengan bisnis perusahaan.

Khusus untuk persyaratan perijinan, PT ERM telah mengidentifikasi perijinan, lisensi


dan sertifikasi yang berlaku, termasuk kepatuhan dalam menerapkannya.
Setiap terdapat peraturan baru atau adanya perubahan tentang peraturan
keselamatan pertambangan, maka Site Coordinator akan melakukan pembaharuan
terhadap penambahan/ perubahan tersebut. Setiap 1 tahun sekali Safety Komite
akan melakukan tinjauan terhadap kemungkinan adanya perubahan. Sumber
perubahan bisa didapat antara lain dari :

1. Internet;
2. Informasi dari Pemerintah;
3. Perubahan Persyaratan Pelanggan.

Evaluasi dan audit atas kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan dan
persyaratan lain, termasuk perijinan, sertifikat dan lisensi, dilakukan setiap minimal 1
tahun sekali.
SOP pendukung :
SOP-ERM-HSE-02 Prosedur Peraturan & Perundang undangan Terkait.
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 9/19

4.4 Tujuan, Sasaran, Program, dan Rencana Kerja Pertambangan


Tujuan dan sasaran SMKP dibuat berdasarkan Kebijakan, hasil manajemen risiko,
penilaian identifikasi bahaya, serta perbaikan berkelanjutan, yang melibatkan wakil
pekerja tambang, pengelola keselamatan tambang, Komite K3 dan pihak-pihak terkait.

Tujuan dan sasaran dibuat untuk memastikan agar semua aktivitas yang dilakukan
perusahaan mengarah untuk mencapai keselamatan pertambangan, terukur, dan
meningkatkan kinerja keselamatan. Tujuan dan sasaran secara umum dinyatakan di
dalam Manual SMKP ini, tujuan-tujuan yang lebih spesifik ditetapkan di setiap fungsi dan
level.
Tujuan dan sasaran yang dibuat mempunyai skala prioritas, upaya pengendalian, jangka
waktu penyelesaian dan dibuatkan program yng terencana, serta dilakukan monitoring
setiap 6 bulan sekali.
PT ERM telah menyusun persiapan kebutuhan budget dan rencana program melalui
Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) setiap awal tahun, yang diajukan ke PJO untuk
mendapatkan persetujuan User Departemen serta Kepala Teknik Tambang. RKAB yang
dibuat, berdasarkan skala prioritas yang program Keselamatan Pertambangan, untuk
peningkatan kinerja. Realisasi dan evaluasi dilakukan secara berkala terhadap rencana.
SOP pendukung :
SOP-ERM-HSE-03 Tujuan, Sasaran dan Program Keselamatan Pertambangan.

1. ORGANISASI DAN PERSONIL

5.1 Struktur, Organisasi dan Tanggung jawab


PJO dibantu oleh SC selaku Safety Representative menyusun struktur organisasi khusus
di site dimana ada posisi Penanggung Jawab Operasional, Pengawas Operasional,
Pengawas Teknik, dan Pengelola Keselamatan Pertambangan untuk mendukung kinerja
keselamatan pertambangan.
Setiap posisi yang berkaitan dengan keselamatan pertambangan atau level manajemen,
mempunyai kompetensi sesuai dengan peraturan pertambangan yang didokumentasikan
dalam bentuk matriks kompetensi, dan mempunyai tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang jelas.
PJO sebagai jabatan tertinggi dalam struktur organisasi pertambangan di site,
bertanggung jawab kepada KTT atas dilaksanakan dan ditaatinya ketentuan
perundangan di bidang keselamatan pertambangan.
Sumber Daya Manusia sebagai asset penting dalam proses pelayan fasilitasi harus
mempunyai kompetensi dengan kualifikasi memadai untuk proses yang berpengaruh
terhadap proses pelayanan yang mencakup pendidikan, pelatihan, keterampilan dan
pengalaman kerja yang sesuai.
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 10/19

Program pelatihan disusun setiap setahun sekali dengan memperhatikan kompetensi dan
kebutuhan pelatihan. Setiap hasil pelatihan secara berkala akan dievaluasi untuk menilai
keefektifannya.
SOP Pendukung :
SOP-ERM-HSE-05 Pendidikan dan Pelatihan K3.

5.2 Penanggung Jawab K3 dan KO Pertambangan


Dalam rangka membantu tugas keselamatan dalam pengawasan aktivitas di di site, PJO
dibantu oleh bagian K3 Pertambangan dan Keselamatan Operasional (KO)
pertambangan yang selalu melakukan monitoring dan melaporkan secara berkala.

Bagian K3 Pertambangan yang berada langsung dibawah PJO, mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan dan menganalisis data dari setiap kecelakaan/ kejadian berbahaya


sebelum terjadinya, penyebab, menganalisis, dan pencegahan kecelakaan
b. Mengumpulkan data mengenai area dan kegiatan yang memerlukan pengawasan
yang lebih ketat dengan maksud untuk memberikan saran kepada PJO
c. Memberikan penerangan dan petunjuk keselamatan
d. Membentuk dan melatih anggota Tim Penyelamat Tambang
e. Menyusun statistik kecelakaan
f. Melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja

Bagian KO Pertambangan yang berada langsung dibawah PJO, mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pemeriksaan dan pemeliharaan


sarana, prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan
b. Mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pengamanan instalasi
c. Mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pengujian dan penyelidikan
terhadap kelayakan sarana, prasarana,
d. Mengumpulkan rekaman hasil kajian teknis KO Pertambangan
e. Mengumpulkan data kompensasi tenaga listrik
f. Melakukan analisis data KO dan memberikan rekomendasi

5.3 Pengawas dan Tenaga Teknik Khusus Pertambangan


Untuk mendukung kegiatan operasional, dimana termasuk keselamatan pertambangan,
maka PJO juga dibantu dengan Pengawas Operasional yang dibantu dengan Tenaga
Operasional, dan Pengawas Teknik yang dibantu oleh Tenaga Teknik Khusus.
Pengawas Operasional bertanggung jawab kepada PJO untuk keselamatan, kesehatan,
kesejahteraan semua pekerja tambang, termasuk melakukan inspeksi, pemgaeriksaan
dan pengujian berdasarkan jadwal tahunan, melakukan pengawasan terhadap kontraktor
tambang, maupun tugas tambahan.
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 11/19

Pengawas Teknik bertanggung jawab kepada PJO untuk keselamatan pemasangan dan
pekerjaan serta pemeliharaan dan pemeriksaan semua sarana prasarana, instalasi dan
peralatan pertambangan. Selain itu Pengawas Teknik juga memastikan bahwa semua
perencanaan yang dibuat, telah dilaksanakan.

Dalam menjalankan pekerjaan, pemeliharaan dan pemeriksaan atau pengujian,


Pengawas Teknik dibantu oleh Tenaga Teknik Khusus yang telah mempunyai
kompetensi sesuai dengan bidangnya, antara lain : Welder dan Mechanic Electric.

5.4 Komite Keselamatan Pertambangan


Komite Keselamatan Pertambangan dan Lingkungan Hidup (KPLH) telah dibentuk,
dimana anggotanya adalah perwakilan dari anggota K3 dan KO, Bagian Operasional,
Wakil pekerja, serta perwakilan Manajemen dari tiap departemen.
Tugas dari Komite Keselamatan adalah mengesahkan dan monitoring Tujuan, sasaran
dan program, dan memastikan terbitnya Kebijakan/ SOP/ Standar Parameter,
terselenggaranya audit internal, maupun terlaksananya tinjauan manajemen. Pertemuan
berkala dilakukan minimal 1 bulan sekali.
SOP Pendukung :
SOP-ERM-HSE-18 Komunikasi K3.
SOP-ERM-HSE-26 Tinjauan Manajemen.

5.5 Pelatihan dan Kompetensi Kerja


Guna mendukung kinerja karyawan, maka setiap personel dibuatkan ‘Job Description’
yang berisikan tugas dan tanggung jawab yang jelas, termasuk aspek keselamatan
pertambangan.

Peningkatan kemampuan kompetensi karyawan dilakukan dengan membuat program


pendidikan dan pelatihan, minimal untuk pekerja tambang, pengawas operasional dan
pengawas teknik. Jadwal pelatihan disusun berdasarkan kebutuhan pelatihan
perusahaan dan persyaratan dalam ketentuan perundang undangan. Tinjauan hasil
pelatihan dilakukan secara berkala guna mengevaluasi keefektifan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan, minimal dilakukan untuk : Pekerja baru, tugas
baru, menghadapi bahaya, penyegaran tahunan, dan diklat yang ditetapkan oleh KAIT.
SOP Pendukung :
1. SOP-ERM-HSE-04 Prosedur Proses Rekrutmen.
2. SOP-ERM-HSE-05 Prosedur Pendidikan dan Pelatihan.
5.6 Komunikasi dan Administrasi Keselamatan Pertambangan
Komunikasi penerapan SMKP Minerba dilakukan terhadap karyawan PT ERM sebagai
komunikasi internal, agar memahami penerapan keselamatan pertambangan SMKP
secara keseluruhan. Komunikasi bisa dilakukan dengan pertemuan rutin, melalui media
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 12/19

bulletin, atau bentuk kampanye lain. Sebagai kepedulian terhadp keselamatan kerja,
maka dibentuklah Komite Keselamatan yang dibentuk dari personal yang memahami K3.

Komunikasi eksternal dilakukan dengan pihak terkait sebagai bentuk komitmen


kepedulian terhadap keselamatan pertambangan, diantaranya pemerintah, rekanan,
maupun pihak terkait lainnya. Bukti hasil komunikasi tersebut didokumentasikan sebagai
masukan bagi manajemen.
PT. ERM telah melakukan komunikasi, terutama untuk keselamatan pertambangan
dengan melalui :
a. P5M (Pertemuan 5 menit) setiap hari,
b. Pertemuan bulanan, termasuk dengan kontraktor,
c. Pemberian informasi melalui email,
d. Informasi melalui papan informasi atau Sosial Media, serta
e. Promosi bulan keselamatan tiap tahun.

Sebagai tanggung jawab dan kewajiban dalam monitoring keselamatan pertambangan,


PJO telah mempunyai administrasi keselamatan pertambangan yaitu Buku Daftar
Kecelakaan dan Pelaporan Keselamatan Pertambangan yang diisi secara rutin, dan
dilaporkan ke KTT.
SOP Pendukung :
SOP-ERM-HSE-06 Partisipasi, Konsultasi, Motivasi, dan Kesadaran.
SOP-ERM-HSE-18 Komunikasi K3.
AI-HSE-11 Kampanye K3LH..

5.7 Partisipasi, Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran


Komunikasi penerapan SMKP Minerba dilakukan terhadap karyawan PT ERM sebagai
komunikasi internal, agar memahami penerapan keselamatan pertambangan SMKP
secara keseluruhan. Komunikasi bisa dilakukan dengan pertemuan rutin, melalui media
bulletin, atau bentuk lain. Sebagai kepedulian terhadp keselamatan kerja, maka
dibentuklah Komite Keselamatan yang dibentuk dari personal yang memahami K3.
Komunikasi eksternal dilakukan dengan pihak terkait sebagai bentuk komitmen
kepedulian terhadap keselamatan pertambangan, diantaranya pemerintah, rekanan,
maupun pihak terkait lainnya. Bukti hasil komunikasi tersebut didokumentasikan sebagai
masukan bagi manajemen.
SOP Pendukung :
SOP-ERM-HSE-06 Partisipasi, Konsultasi, Motivasi, dan Kesadaran.

1. IMPLEMENTASI

6.1 Pengelolaan Operasional dan Keselamatan Operasional


Sebagai acuan operasional untuk keselamatan tambang, selain peraturan pertambangan,
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 13/19

untuk PT ERM diperkuat dengan prosedur operasional yang berupa Manual SMKP, SOP,
dimana semua dokumen sudah mendapatkan pengesahan dari PJO. Selain dokumen
tersebut, secara teknis didukung dengan dokumen JSA maupun Buku Manual, Perizinan
Kerja Khusus.

Pengawasan keselamatan dimulai dari perencanaan kemudian dilakukan survey dan


outputnya adalah RKAB. Proses pengawasan operasional yang dimana dimulai dari
proses perbaikan engine pada A2B/ HDT. Semua pekerjaan harus sesuai dengan
rencana dan persyaratan yang telah diatur sesuai dengan peraturan keselamatan
pertambangan yang berlaku.
Semua proses pengawasan terhadap kontraktor pertambangan yang diatur dalam
kontrak kerja, dimana mulai dari APD, peralalatan,sarana prasana, serta kompetensi
pekerja harus memenuhi sesuai dengan peraturan keselamatan pertambangan.
SOP Pendukung :
1. AI-HSE-12 Prosedur Izin Kerja Khusus.
2. SOP-ERM-HSE-10 Prosedur Alat Pelindung Diri.
3. SOP-ERM-HSE-11 Izin Kerja Khusus.
4. SOP-ERM-HSE-12 Prosedur Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan.

6.2 Pengelolaan Lingkungan Kerja dan Kesehatan


Lingkungan kerja yang merupakan bagian dari keselamatan kerja, juga menjadi komitmen
untuk dilakukan pengelolaan dan pemantau/ pengukuran, yang dilakukan petugas yang
sudah mempunyai kompeten di bidangnya, baik pihak internal maupun pihak eksternal.

Secara berkala, dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja karyawan dan evaluasinya.


Sebagai upaya pencegahan terhadap terjadinya penyakit akibat kerja, HSE memberikan
informasi melalui buletin, dan secara berkala memberikan briefing melalui P5M. Klinik
kerjasama PT ERM yang tersedia, telah menyediakan tenaga paramedis yang mendapat
pelatihan dari hiperkes. Pengelolaan terhadap keselamatan makanan dilakukan dengan
melakukan seleksi dan evaluasi terhadap pihak ketiga yang menyediakan makanan.
SOP Pendukung :
1. SOP-ERM-HSE-07 Pengelolaan Lingkungan Kerja.
2. SOP-ERM-HSE-08 Prosedur Tata Graha (Housekeeping).
3. SOP-ERM-HSE-16 Pengelolaan Limbah B3.

6.3 Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan


Komitmen terhadap keselamatan di pertambangan, khususnya untuk sarana prasarana,
telah dibentuk bagian khusus yang menangani, yaitu KO Pertambangan yang ditangani
oleh tenaga teknik yang memliki kompetensi. Tugas khususnya adalah melakukan
pemeliharaan dan monitoring terhadap sarana prasarana, instalasi dan peralatan,
termasuk mengevaluasi secara berkala.
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 14/19

Dalam melakukan perancangan dan rekayasa sarana, prasarana, instalasi, peralatan


pertambangan, petugas mempunyai tanggung jawab terhadap faktor keselamatan,
termasuk perubahan dan modifikasi perancangan dan rekayasa.
SOP Pendukung :
1. SOP-ERM-HSE-12 Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan.
2. SOP-ERM-HSE-13 Pengoperasian, Pemeriksaan dan Perawatan Kendaraan
Ringan
3. SOP-ERM-HSE-14 Lock Out Tag Out.
4. AI-HSE-13 Pemeriksaan Kelayakan Sarana dan Prasarana
5. AI-HSE-07 Change Management .

6.4 Pembelian dan Pemantauan Perusahaan Jasa


Setiap melakukan pembelian yang berhubungan dengan operasional pertambangan, baik
berupa pembelian material/ barang (supplier), maupun berupa pekerjaan jasa
(kontraktor), dilakukan seleksi sesuai dengan persyaratan keselamatan pertambangan,
baik berupa perijinan, petunjuk manual, program kerja, maupun kompetensi pekerja.
Perusahaan yang telah lulus seleksi yang boleh melakukan pengiriman barang atau boleh
beroperasi di area tambang untuk perusahaan jasa pengadaan.

Untuk pemantauan perusahaan jasa pertambangan mengikuti standart yang sudah


ditentukan PT Adaro Indonesia serta kontraktornya dalam membimbing serta memantau
system keselamatan dan kesehatan kerja milik perusahaan jasa pertambangan. Evaluasi
minimal 1 tahun sekali yaitu melakukan audit CSMS terhadap kontraktor serta
subkontraktornya.
SOP Pendukung :
1. SOP-ERM-HSE-15 Sistem Pembelian.
2. AI-HSE-08 Contractor Safety Management System.

6.5 Pengendalian Keadaan Darurat dan Keselamatan di luar Pekerjaan


Aktivitas identifikasi potensial terhadap tanggap darurat dilakukan untuk mendapatkan
masukan terhadap risiko yang mungkin terjadi, baik terhadap potensial lingkungan,
maupun terhadap potensial kecelakaan. Jenis keadaan darurat didefinisikan, dimana
didukung dengan instruksi kerja, cara penangannya, serta perlatan yang diperlukan.
Demikian juga tentang cara pemulihan, Tim Tanggap Darurat telah siap untuk membuat
rencana pemulihan jika terjadi emergency.

Kesiapsiagaan terhadap tanggap darurat dilakukan dengan pembuatan program


pelatihan terhadap karyawan maupun simulasi secara berkala. Tim Tanggap Darurat
dibentuk pada setiap masing-masing departemen. Secara Tim Tanggap Darurat
bertanggung jawab secara keseluruhan bila terjadi keadaan tanggap darurat.
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 15/19

Informasi dan komunikasi internal dan eksternal dalam menangani keadaan emergency
telah dituangkan dalam dokumen, yaitu prosedur emergency yang didukung oleh instruksi
kerja. Dalam dokumen tersebut terdapat panduan dalam kesiapsiagaan maupun petunjuk
penanganan emergency.
Agar penerapan prosedur efektif, secara berkala akan dilakukan tinjauan ulang. HSE
Section bertanggung jawab terhadap penerapan prosedur emergency.

Bagi semua pekerja tambang yang berada diluar tambang karena libur atau hal lain,
termasuk keluarganya, maka setiap mengalami insiden, harus diinformasikan ke bagian
HSE, agar dapat dijadikan dokumen tentang kejadian dan tindaklanjut pencegahaannya.
Promosi informasi terhadap semua pekerja tambang telah dilakukan secara berkala.
SOP Pendukung :
1. SOP-ERM-HSE-09 Prosedur Pengelolaan Keadaan Darurat.
2. SOP-ERM-HSE-13 Pengelolaan P3K.
3. AI-HSE-06 Penanganan Keadaan Darurat.

7. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT


Semua penerapan dari bagian 4 sampai dengan bagian 9 dari Manual SMKP ini, harus
dilakukan evaluasi terhadap kinerja keselamatan pertambangan dan menindaklanjuti
adanya ketidaksesuaian yang meliputi :
a. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja yang meliputi :
- Sasaran , Target, dan Program K3 dan KO.
- Pengelolaan Lingkungan Kerja.
- Pengelolaan Kesehatan Kerja.
- Pengelolaan KO Pertambangan
b. Inspeksi pelaksanaan keselamatan pertambangan
c. Evaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan dan peraturan lain
d. Penyelidikan kecelakaan, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja
e. Audit Internal penerapan SMKP Minerba
f. Tindak lanjut ketidaksesuaian.
SOP pendukung :
SOP-ERM-HSE-20 Pemantauan dan Pengukuran Kinerja.

7.1 Audit Internal dan Tindak Lanjut Ketidaksesuaian


Audit internal dilakukan berdasarkan jadwal audit yang direncanakan, minimal setahun
sekali. Proses audit dan kriteria audit diuraikan lebih detail pada Prosedur Audit Internal
dan Pedoman penilaian Penerapan SMKP Minerba.
Setiap terjadi penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan, persyaratan
SMKP Minerba, standar kerja, maupun praktek penerapan yang dapat menyebabkan
cidera atau penyakit, kerusakan sarana prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan, dan atau kerusakan lingkungan kerja, maka perlu dilakukan tindak lanjut
untuk perbaikan.
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 16/19

SOP Pendukung :
1. SOP-ERM-HSE-22 Audit Internal SMKP.
2. SOP-ERM-HSE-23 Tindak Lanjut Ketidaksesuaian.

8. DOKUMENTASI
Wakil MR atau SC bertanggung jawab dalam pengendalian dokumen sistem manajemen
keselamatan pertambangan (SMKP).

8.1 Persyaratan Dokumentasi


Persyaratan Dokumentasi dari SMKP Minerba di PT ERM
terdiri atas :
1. Pernyataan terdokumentasi mengenai Kebijakan, tujuan dan sasaran
keselamatan pertambangan.
2. Manual SMKP Minerba.
3. Prosedur terdokumentasi dan rekaman yang dipersyaratkan oleh standar
SMKP.
4. Dokumen lain, termasuk rekaman yang ditetapkan oleh PT ERM.

8.2 Manual SMKP


PT ERM menetapkan dan memelihara suatu Manual SMKP yang meliputi :
1. Lingkup penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
2. Prosedur terdokumentasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan
3. Uraian dari interaksi antara elemen elemen dalam SMKP Minerba dan acuan
dokumen dari elemen terkait.

Manual SMKP ini adalah sebagai dokumen referensi untuk semua kegiatan yang
berhubungan dengan keselamatan pertambangan yang dilakukan oleh perusahaan
dan dipakai untuk tujuan mengaudit efektifitas dari Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan .
SOP Pendukung :
MAN-ERM-HSE-01 Manual Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan.

Sistem pengendalian dokumen memastikan bahwa:


 Semua dokumen ditinjau dan disetujui sebelum didistribusikan.
 Setiap perubahan dokumen ditinjau dan disetujui oleh fungsi yang terkait.
 Dokumen yang kadaluarsa diarsipkan.
 Dokumen direvisi jika mengalami perubahan.

Management Representative (MR) atau HSE memastikan bahwa pengguna setiap


dokumen dijaga terhadap perubahan yang terkini. Distribusi yang bersifat informasi
dianggap dokumen tidak dikendalikan (uncontrolled copy).
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 17/19

Rekaman adalah merupakan bukti aktivitas atau bukti bahwa SMKP diterapkan sesuai
dengan rencana. PT ERM menetapkan prosedur terdokumentasi yang mengatur cara
menyimpan laporan, lamanya penyimpanan, tempat penyimpanan dan metode
pemusnahannya.
SOP Pendukung :
1. SOP-ERM-HSE-24 Prosedur Pengendalian Dokumen dan Perancangan
Dokumen.
2. SOP-ERM-HSE-25 Prosedur Pengendalian Rekaman.

9. TINJAUAN MANAJEMEN
Direktur, Manager Operasional serta PJO / SC mengadakan rapat tinjauan manajemen
(Management Review Meeting) secara berkala sekurang-kurangnya 1 tahun sekali, untuk
memastikan bahwa sistem manajemen keselamatan pertambangan secara kontinyu
masih sesuai, layak dan efektif dalam memenuhi persyaratan standar keselamatan, dan
memenuhi sasaran. Rapat diadakan dan dipimpin oleh Manager Operasional. Peserta
rapat yang harus hadir minimal Komite Keselamatan dan perwakilan dari setiap
departemen.
Adapun agenda yang dibahas dalam tinjauan manajemen antara lain :
- Tinjauan notulensi rapat sebelumnya dan hasil tindak lanjutnya.
- Kebijakan keelamatan pertambangan
- Hasil audit penerapan SMKP Minerba
- Daftar risiko
- Hasil evaluasi kepatuhan terhadap peraturan perundangan dan peraturan
lainnya
- Hasil dari partisipasi dan konsultasi
- Komunikasi dengan pihak terkait/ eksternal
- Tingkat pencapaian kinerja Keselamatan, termasuk tujuan, sasaran dan
program.
- Status penyelidikan kecelakaan, kejadian berbahaya, dan penyakit akibat kerja,
tindakan perbaikan dan pencegahan.
- Perubahan yang terjadi, termasuk peraturan dan struktur organisasi.
- Rekomendasi peningkatan Keselamatan Pertambangan.
Hasil rapat didistribusikan ke masing-masing peserta. MR berkewajiban menyimpan
laporan tinjauan manajemen (notulen rapat).
SOP Pendukung :
SOP-ERM-HSE-26 Prosedur Tinjauan Manajemen.
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 18/19

Referensi Silang Prosedur dan Elemen SMKP.

Elemen Uraian Prosedur


I Kebijakan -
II Perencanaan SOP-ERM-HSE-01 Manajemen Risiko.
III Organisasi dan SOP-ERM-HSE-18 Komunikasi K3
Personel SOP-ERM-HSE-13 Partisipasi, Konsultasi,
Motivasi, dan Kesadaran.
SOP-ERM-HSE-04 Seleksi dan Penempatan
Personil.
SOP-ERM-HSE-05 Pendidikan dan Pelatihan K3
I. Implementasi
IV.1 Pelaksanaan Prosedur Operasi/ Kerja : JSA
Pengelolaan SOP-ERM-HSE-01 Manajemen Risiko.
Operasional SOP-ERM-HSE-10 Alat Pelindung Diri.
SOP-ERM-HSE-11 Izin Kerja Khusus.
SOP-ERM-HSE-12 Pengelolaan Keselamatan
Operasi Pertambangan.
SOP-ERM-HSE-13 Pengoperasian, Pemeriksaan
dan Perawatan kendaraan ringan.
SOP-ERM-HSE-14 Lock Out Tag Out.
IV.2 Pelaksanaan SOP-ERM-HSE-07 Pengelolaan Lingkungan Kerja
Pengelolaan SOP-ERM-HSE-08 Tata Graha-Housekeeping.
Lingkungan SOP-ERM-HSE-16 Pengelolaan Limbah B3.
IV.3 Pelaksanaan SOP-ERM-HSE-17 Pengelolaan Kesehatan Kerja.
Pengelolaan
Kesehatan kerja
IV.4 Pelaksanaan SOP-ERM-HSE-11 Izin Kerja Khusus.
Pengelolaan SOP-ERM-HSE-12 Pengelolaan Keselamatan
Keselamatan Operasi Pertambangan.
Operasional (KO) SOP-ERM-HSE-13 Pengoperasian, Pemeriksaan
pertambangan dan Perawatan Kendaraan Ringan.
SOP-ERM-HSE-14 Lock Out Tag Out.
AI-HSE-13 Pemeriksaan Kelayakan Sarana dan
Prasarana.
IV.5 Pengelolaan Bahan NOT APPLICABLE (Perusahaan tidak ada
Peledak dan hubungan dengan pekerjaan peledakan).
Peledakan
IV.6 Penetapan Sistem AI-HSE-07 Change Management
Perancangan dan
MANUAL
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Nomor Dokumen MAN-ERM-HSE-01 Revisi 0.0


Hari, Tanggal Senin / 4 Desember 2017 Halaman 19/19

Rekayasa
IV.7 Penetapan Sistem SOP-ERM-HSE-15 Sistem Pembelian.
Pembelian
IV.8 Pemantauan & AI-HSE-08 Contractor Safety Management
Pengelolaan System.
Perusahaan Jasa
Pertambangan
IV.9 Pengelolaan Keadaan SOP-ERM-HSE-16 P3K.
Darurat SOP-ERM-HSE-09 Pengelolaan Keadaan Darurat.
AI-HSE-06 Penanganan Keadaan Darurat.
IV.10 Penyediaan & SOP-ERM-HSE-16 P3K.
Penyiapan
Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan
IV.11 Pelaksanaan
Keselamatan di luar
Pekerjaan (Off the Job
Safety)
V Evaluasi dan tindak SOP-ERM-HSE-20 Pemantauan dan Pengukuran
Lanjut Kinerja.
SOP-ERM-HSE-21 Inspeksi Keselamatan
Pertambangan.
SOP-ERM-HSE-22 Audit Internal SMKP.
SOP-ERM-HSE-23 Tindak Lanjut Ketidaksesuaian.
VI Dokumentasi MAN-ERM-HSE-01 Manual SMKP Minerba.
SOP-ERM-HSE-24 Pengendalian Dokumen dan
Perancangan Dokumen.
SOP-ERM-HSE-25 Pengendalian Rekaman.
VII Tinjauan Manajemen SOP-ERM-HSE-26 Tinjauan Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai