,.,
SHERA
ManualsBIEELAisa^, ty? Healt^, EDP:ironing, ^, IM", agcozent. system ofP7: RicobanaAbadr) init aibuat
sebagaipedoiner, daiam PPI^keanaan program Keselamatan Pertainbangan dan Linglciingan Hidup (KPLH)
PT. Ricobana Abadi.
Man, !gamertReyresa, *, tire J?3. Operation D ' tor MMzqgn, gDZ edor
RIWAYAT REVISI 3
KONTEKS PERUSAHAAN 6
1. Profil Perusahaan 6
2. Sejarah Perusahaan 7
3. Harapan Pihak Berkepentingan 8
4. Issu Internal dan Eksternal 9
BAB I TUJUAN, VISI, MISI & BUDAYA PERUSAHAAN 10
BAB II BISNIS PROSES PERUSAHAAN 13
1. Manajemen Umum 13
2. Manajemen Operasional 16
3. Manajamen Pendukung 26
BAB III SISTEM MANAJEMEN KPLH PT. RICOBANA ABADI (SHERA) 42
1. Latar Belakang 42
2. Tujuan 43
3. Referensi 43
4. Ruang Lingkup 44
5. Struktur SHERA 44
5.1 KEBIJAKAN 44
5.2. PERENCANAAN 45
5.2.1. Penelaan Awal 45
5.2.2. Manajemen Risiko KPLH (HIRA) 45
5.2.3. Identifikasi Peraturan Perundang-Undangan KPLH Serta Prsyartan Lain 47
5.2.4. Penentuan TujuanSasaran Program Keselamata Pertambangan (TSP KP) 48
5.2.5. Rencana Kerja dan Anggaran Keselamatan Pertambangan dalam Rencana Kerja Anggaran dan
48
Biaya (RKAB)
5.3. ORGANISASI DAN PERSONIL 49
5.3.1. Struktur Organisasi, Tugas , Tanggung jawab & Wewenang 49
5.3.2. Penunjukkan PJO 49
5.3.3. Bagian KO dan K3 49
10 23 Januari 2021 Penambahan Ruang Lingkup dan Sistem Audit Internal yang
menganut pada kriteria pada salah satu atau gabungan antara
Standar SMK3, SMKP, ISO 14001 dan ISO 45001, dan atau bila
ada standar baru atau lainnya yang bersifat mandatori dari keputusan
pemerintah atau klien.
Penunjukkan Penanggung Jawab Operasional semua site secara
corporate.
Perubahan Core Values dengan yang terbaru.
Perubahan penjabaran Struktur SHERA sesuai Klausul SMKP.
1. PROFIL PERUSAHAAN
Website: www.ricobana.co.id
PT. RICOBANA ABADI didirikan pada tanggal 19 Februari 1981, awal mulanya bergerak dalam bidang
usaha kontrak service alat-alat berat dan penyediaan suku cadang. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
alat berat karena pembangunan dalam negeri yang pesat, PT. Ricobana Abadi membentuk Divisi Penyewaan
Alat Berat dan Kontraktor pada tahun 1985.
Kiprah divisi Penyewaan Alat Berat diawali dengan jasa penyewaan alat berat seperti: bulldozer dan excavator
untuk kebutuhan penambangan di salah satu BUMN di Tanjung Enim. Tahun berikutnya divisi ini mulai
menerima permintaan dari perusahaan kontraktor dan pertambangan lainnya di Indonesia.
Dengan berkembangnya divisi penyewaan alat berat, maka jenis dan jumlah alat berat yang dimiliki semakin
bertambah. Seiring dengan itu, PT. Ricobana Abadi terus meningkatkan kualitas manajemen perusahaan dan
mutu pelayanan kepada seluruh pelanggan.
Alat-alat berat yang disewakan oleh PT. Ricobana Abadi meliputi: excavator, wheel loader, bulldozer, dump
truck, dan alat-alat berat lain untuk pekerjaan pertambangan dan/ konstruksi bagi perusahaan nasional dan
asing.
Perkembangan industri pertambangan nasional berkembang pesat seiring dengan laju kebutuhan sumber
daya mineral. Tuntutan perkembangan ini mendorong manajemen puncak untuk mengarahkan perusahaan
kearah hulu industri yaitu kontraktor tambang dan kepemilikan tambang.
PT. Ricobana Abadi selalu bergerak dinamis dan adaptif atas perubahan permintaan pelanggan dan peraturan
lokal, regional dan global. Sumber daya manusia senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan kompetensinya.
Guna menghadapi tantangan dan kondisi bisnis kontraktor pertambangan yang terus berkembang,
manajemen telah merumuskan tujuan, visi, misi, dan budaya perusahaan.
Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi, dituntut untuk mengedepankan keefisienan dan keefektifan
sehingga dapat memberikan hasil terbaik bagi stakeholder. Untuk mencapai hal tersebut, pihak-pihak
eksternal maupun internal harus dapat terakomodir sebagai berikut :
Diharapkan poin-poin di atas dapat menjadi scope atau ruang lingkup dari kebijakan dan operasional
perusahaan secara umum dan dijabarkan ke dalam tindak nyata yang mendetil.
Perusahaan di setiap lokasi kerja akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di
sekitarnya di dalam menjalankan operasionalnya, baik berupa hubungannya yang terlihat maupun wajib
dilaksanakan seperti yang dapat digambarkan dalam sebagai berikut :
1. TUJUAN (AIM)
Menjadi yang Terbaik dalam Mengoptimalkan Potensi Sumber Daya Alam untuk Kesejahteran Bersama.
2. VISI (VISION)
3. MISI (MISION)
1) Memaksimalkan nilai tambah bagi pemegang saham melalui serangkaian proses bisnis yang efektif dan
efisien dengan memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peduli terhadap
lingkungan.
2) Secara terus menerus meningkatkan kualitas produk sebagai bentuk pelayanan terhadap pelanggan
dengan mengutamakan prinsip saling menguntungkan.
3) Karyawan sebagai aset perusahaan yang senantiasa memperoleh kesempatan peningkatan kualitas diri
menuju profesionalisme dan kesejahteraan.
1. Bekerja Aman
Bekerja sesuai dengan SOP untuk mewujudkan kondisi yang aman, sehat, selamat dan peduli
terhadap lingkungan hidup
Tidak melanggar Janji SHERA, 10 Wajib SHERA dan Golden Rules RBA
b. Peduli
2. Integritas
Bersikap jujur dengan menunjukkan kepatuhan yang konsisten tanpa kompromi terhadap nilai
moral dan prinsip yang benar serta etika yang kuat
PERILAKU KAMI :
a. Jujur
Tidak melakukan kecurangan untuk menguntungkan diri sendiri, kelompok, atau pihak lain
c. Dapat Dipercaya
3. Sinergi
PERILAKU KAMI :
a. Berprasangka baik
b. Saling Menghormati
d. Komunikatif
4. Ahli
Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam bekerja sehingga
mewujudkan hasil yang sesuai dengan perencanaan secara konsisten
PERILAKU KAMI :
a. Bertanggung jawab
b. Kompeten
Produksi tercapai dan KPI masing - masing individu maupun tim tercapai
d. Disiplin
e. Dapat diandalkan
Produk CIP (Continuous Improvement Program) sesuai dengan target yang ditentukan dalam KPI
Bisnis Proses PT. Ricobana Abadi pada dasarnya digolongkan dalam 3 (tiga) kategori utama yaitu:
Manajemen Umum, Manajemen Operasional dan Manajemen Pendukung.
1. MANAJEMEN UMUM
Merupakan penggambaran unsur utama yang melingkupi dan berinteraksi dalam keseluruhan proses
Manajemen Operasional dan Manajemen Pendukung yang efektif, yang pada dasarnya bertujuan untuk
mengarahkan pencapaian Visi dan Misi perusahaan yang dituangkan dalam Kebijakan Dasar Perusahaan.
4 (empat) unsur utama manajemen umum sebagaimana tergambarkan dalam diagram alir berikut ini:
1.1. Organisasi
1.1.1. Tujuan:
1) Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mengelola dan menjalankan proses operasional
dan pendukung yang efektif sesuai visi dan misi perusahaan.
2) Memastikan tersedianya pembagian tugas, tanggungjawab, wewenang dan akuntabilitas.
1.1.2. Prinsip Utama:
1) Struktur organisasi ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan kebutuhan penerapan manajemen
yang efektif.
2) Tugas, tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas ditetapkan dalam struktur organisasi harus
memenuhi peraturan dan persyaratan yang berlaku, didokumentasikan, dikomunikasikan dan
dipahami oleh para pemangku jabatan.
1.2.1 Tujuan:
1) Merumuskan rencana strategis perusahaan yang mencakup penetapan kebijakan yang
ditetapkan oleh Key Management dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan.
2) Merumuskan rencana strategis perusahaan yang mencakup penetapan tujuan, sasaran dan
program untuk mencapai tujuan, visi dan misi perusahaan.
3) Memastikan bagian dan fungsi terkait memiliki KPI (Key Performance Indicator) yang sesuai
dengan tanggungjawabnya.
4) Memastikan upaya pengembangan sistem yang berkelanjutan.
1.2.2 Prinsip Utama:
1) Pemenuhan terhadap Peraturan dan persyaratan lainnya.
2) Kegiatan operasional yang aman, efisien dan produktif.
3) Pencegahan kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.
4) Upaya pengembangan risiko dan peluang yang diidentifikasi secara berkelanjutan.
5) Proses ini mempertimbangkan dari hasil identifikasi aspek/potensi, peraturan dan persyaratan
lain.
6) Tujuan, sasaran dan program diturunkan ke masing-masing site dan departemen.
7) Evaluasi pencapaian tujuan, sasaran dan program ditinjau ulang dalam Rapat Tinjauan
Manajemen.
1.3.1. Tujuan:
1) Memastikan dokumen/data telah ditinjau dan disetujui oleh personel yang berwenang sebelum
diterbitkan.
1.4.1. Tujuan:
Memastikan peningkatan efektivitas sistem sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan
analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan yang sesuai.
1.4.2. Prinsip Utama:
1) Melakukan analisis kesesuaian antara data kinerja aktual dengan perencanaan kinerja sesuai
Peraturan dan persyaratan lain, serta status tindakan dari tinjauan manajemen sebelumnya.
2) Melakukan pembahasan hasil audit internal dan audit eksternal.
3) Potensi ketidaksesuaian wajib ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan perbaikan yang
sesuai dengan klasifikasi risikonya.
4) Mengevaluasi dan menindaklanjuti semua issu lingkungan internal dan eksternal, risiko dan
peluang, kebutuhan dan harapan, aspek lingkungan penting, dan komunikasi yang relevan.
2. MANAJEMEN OPERASIONAL
Merupakan proses dalam perusahaan yang berhubungan langsung dengan persyaratan sampai dengan
kepuasan pelanggan yang didukung oleh Manajemen Pendukung dan dipengaruhi oleh Manajemen Umum.
Dalam rangka melakukan kegiatan bisnisnya, manajemen PT. Ricobana Abadi telah menuangkan dalam
Manajemen Operasional yang dimulai dari Kontrak, Persiapan Proyek, Perencanaan Tambang (Mine
Plan), Proses Penambangan (Pembersihan Lahan, Pengeboran dan Peledakan, Produksi, dan
Pengangkutan) dan Review Kelanjutan dan Penutupan Proyek .
Key Management menetapkan proyek, dilanjutkan divisi dan departemen terkait membuat persiapan proyek
dengan mengacu pada kontrak. Departemen Engineering membuat rencana jangka panjang dan jangka
pendek, selanjutnya departemen Produksi akan menjalankan sesuai desain gambar yang telah ditetapkan.
Produk batubara akan diangkut dari tambang menuju ke stockpile (ROM), sedangkan OB (overburden)
dibuang ke area disposal.
Apabila penambangan tidak sesuai dengan rencana dan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan maka
akan dikembalikan kepada rencana penambangan awal. Setelah masa kontrak akan berakhir maka akan
direview apakah kontrak akan dilanjutkan atau tidak, apabila dilanjutkan maka akan kembali dimulai dari
alur kontrak awal. Apabila tidak dilanjutkan, maka akan dilakukan penutupan proyek.
2.1.1. Tujuan:
1) Memuat kesepakatan antara pihak pemberi kerja dengan penerima kerja sesuai aspek yang
ditetapkan.
2) Memberikan Pedoman dan persyaratan (hak dan kewajiban) yang harus dipenuhi dalam suatu
proyek kerja atas kesepakatan bersama.
2.1.2. Prinsip Utama:
1) Kelangsungan Hidup.
Kesepakatan yang dibuat berdasarkan pehitungan yang akurat atas pendapatan dan
pengeluaran atas kegiatan yang sudah disepakati yang dapat mendukung kelangsungan hidup
perusahaan.
2) Komitmen
Kewajiban untuk mematuhi dan mempertanggung jawabkan kesepakatan yang telah dibuat
oleh kedua belah pihak
3) Transparansi.
Keterbukaan informasi atas isi kontrak yang akurat, lengkap dan jelas.
4) Integritas.
Keselarasan niat, pikiran, perkataan dengan perbuatan baik dan benar yang sesuai dengan nilai
perusahaan.
2.1.3. Proses
1) Teknis.
Mencantumkan Pedoman teknis pekerjaan meliputi aspek geotek, geologi, cadangan yang akan
ditambang.
2) Komersial.
Memberikan Pedoman informasi mengenai jangka waktu kontrak, pendapatan ( revenue) dan
keuntungan (profit).
2.2.1 Tujuan:
1) Menetapkan anggaran (budget) sebagai Pedoman untuk menginisiasi/memulai suatu proyek
pekerjaan tambang sesuai dengan kebutuhan (nilai proyek).
2) Memastikan tersedianya perencanaan kerja dan tenaga kerja, ketersediaan A2B yang
dibutuhkan dan rencana investasi untuk pihak terkait secara akurat dan dapat dijalankan.
2.2.2 Prinsip Utama:
1) Konsistensi.
Sistem dan kebijakan harus konsisten/stabil dari waktu ke waktu.
2) Komitmen
Kewajiban untuk mematuhi dan mempertanggung jawabkan kesepakatan yang telah dibuat
oleh kedua belah pihak
3) Transparansi.
Keterbukaan informasi atas isi kontrak yang akurat, lengkap dan jelas.
4) Integritas.
Keselarasan niat, pikiran, perkataan dengan perbuatan baik dan benar yang sesuai dengan nilai
perusahaan.
2.3.1 Tujuan:
1) Memastikan pengukuran dari jumlah cadangan yang akan dikerjakan sudah sesuai dengan usia
kontrak kerja.
2) Memastikan kelayakan suatu pekerjaan/proyek dari sisi ekonomis.
3) Memastikan tersedianya perencanaan kerja, ketersediaan A2B yang dibutuhkan dan rencana
investasi untuk pihak terkait yang akurat dan dapat dijalankan.
4) Memastikan setiap pekerjaan aman.
5) Memastikan pengguna data mendapakan data dengan cepat dan akurat.
2.4.3 Produksi
2.4.3.1 Tujuan :
1) Memastikan tercapainya perencanaan produksi Overburden (OB) dan Batubara sesuai dengan
SR (Stripping Ratio) yang ditetapkan.
2) Memastikan terlaksananya kegiatan operasional sesuai dengan kaidah penambangan yang baik
dan benar.
2.4.3.2 Prinsip Utama
1) Reliabilitas (Keandalan)
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
2) Konsistensi
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan kualitas yang terjaga dan dapat
dipertanggungjawabkan
2.4.3.3 Proses
1) Overburden Removal
Pedoman proses kegiatan pemuatan material overburden (Overburden Removal) optimum
terhadap proses produksi dan pengelolaan KPLH.
2) Disposal Management
2.4.4 Pengangkutan
2.4.4.1 Tujuan
Memastikan tercapainya proses pengangkutan produksi batubara (volume, spesifikasi dan waktu).
2.4.4.2 Prinsip Utama
1) Reliabilitas (Keandalan)
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan secara optimal dan dapat dipertanggungjawabkan.
1) Membuat keputusan dalam melanjutkan atau menutup proyek sesuai dengan laporan review
keuangan dan laporan penutupan proyek (asset dan SDM) yang akurat.
2) Memastikan kegiatan penutupan proyek berjalan dengan baik.
2.5.2 Prinsip Utama:
1) Akuntabilitas.
Kewajiban untuk mempertanggung jawabkan penggunaan dana.
2) Transparansi.
Keterbukaan informasi keuangan yang akurat, lengkap dan jelas.
Merupakan proses yang mendukung kegiatan majemen operasional berdasarkan masing-masing fungsi dan
kebijakan Manajemen Umum, pada dasarnya bertujuan untuk mendukung pencapaian tujuan, sasaran dan
program Manajemen Operasional terhadap KPI yang dituangkan dalam implementasi Perusahaan sesuai
dengan prinsip KPLH.
Terdapat 11 (sebelas) unsur utama; yaitu: Perencanaan Anggaran dan Pendanaan; Perencanaan Akuntansi;
Manajemen Sumber Daya Manusia; Pengembangan Sistem Manajemen dan Kompetensi Karyawan;
Fasilitas Pendukung dan Akomodasi; Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur; Perawatan A2B dan
Unit Sarana; Pengadaan Barang dan Jasa, Pergudangan dan Inventori; Layanan Sistem Informasi; KPLH;
Perijinan, Hubungan Masyarakat dan Internal.
3.1.1. Tujuan :
1) Membuat anggaran dana yang dibutuhkan untuk mendukung produktifitas perusahaan.
2) Memastikan tersedianya dana untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
3) Melakukan efisiensi pada setiap pengeluaran dana perusahaan untuk memaksimalkan
pendapatan perusahaan.
3.1.2. Prinsip Utama:
1) Konsistensi.
Sistem dan kebijakan harus konsisten/stabil dari waktu ke waktu.
2) Akuntabilitas.
Kewajiban untuk mempertanggung jawabkan penggunaan dana.
3) Transparansi.
Keterbukaan informasi keuangan yang akurat, lengkap dan jelas.
4) Kelangsungan Hidup.
Menjaga keseimbangan antara pengeluaran operasional dengan dana yang diterima supaya
keuangan terjaga.
5) Integritas.
Keselarasan niat, pikiran, perkataan dengan perbuatan baik dan benar yang sesuai dengan nilai
perusahaan.
6) Efektivitas Pengelolaan Dana.
Mengelola dana secara tepat guna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.2.1. Tujuan:
1) Memastikan laporan keuangan seluruh transaksi dalam suatu periode telah teridentifikasi dan
tercatat secara akurat serta selesai tepat waktu.
3.3.1 Tujuan:
1) Mengelola dan mengatur administrasi organisasi dalam kedudukannya di perusahaan
2) Pengendalian dan pengelolaan kompensasi dan benefit pada sumberdaya manusia sesuai
peraturan pemerintah
3) Penjaminan kesehatan sumberdaya manusia sesuai peraturan pemerintah
3.3.2 Prinsip Utama:
1) Komitmen
Pengelolaan Kebijakan HR yang efektif bertujuan memberikan pengaruh dalam peningkatan
komitmen individu terhadap organisasi.
2) Objektivitas
Pengambilan keputusan yang berlaku berdasarkan nilai budaya perusahaan.
3.3.3 Proses :
1. Employee Database
Panduan penyusunan dan implementasi rencana strategis SDM yang mencakup aspek
kuantitas, kualitas serta biaya
2. Operation
Proses yang mengatur mengenai administrasi karyawan dalam kompensasi dan benefit yang
diberikan selama masa kerja karyawan di perusahaan. Adapun pengaturan tersebut terdiri dari
Payroll (Gaji), Bonus, Termination (Pengakhiran Masa Kerja), Insurance/BPJS (jaminan
3.4.1 Tujuan:
1) Merancang pengembangan organisasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan
2) Menyusun manual dan prosedur bagi sumberdaya manusia yang berkaitan dengan perusahaan
3) Merekrut sumberdaya manusia sesuai dengan spesifikasi jabatan dan nilai budaya perusahaan
4) Merancang, menerapkan dan mengevaluasi penempatan sumberdaya manusia sesuai
kompetensi dan kebutuhan perusahaan
5) Membuat, menerapkan dan mengevaluasi standar kompetensi karyawan sesuai dengan standar
yang berlaku
6) Mengevaluasi dan mengembangkan kompetensi karyawan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
3.4.2 Prinsip Utama
1) Komitmen
Pengelolaan peningkatan kompetensi karyawan yang bertujuan memberikan pengaruh dalam
peningkatan komitmen individu terhadap organisasi.
2) Kompetensi
Strategi peningkatan keahlian sumberdaya manusia untuk mendukung efektivitas dan
produktivitas perusahaan.
3) Objektivitas
Pengambilan keputusan yang berlaku berdasarkan kebutuhan perusahaan.
3.4.3 Proses:
1) Organization Development : Panduan penyusunan dan implementasi rencana strategis SDM
yang mencakup aspek kuantitas, kualitas serta biaya
3.5.1. Tujuan:
Meningkatkan kualitas pelayanan fasilitas pendukung dan akomodasi untuk kegiatan operasional.
3.5.2. Prinsip Utama:
1) Konsistensi.
Pengadaan fasilitas pendukung dan akomodasi yang tepat guna serta tepat waktu sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
2) Pemeliharaan.
3.6.1. Tujuan :
1) Memastikan pelaksanaan proyek sesuai jadwal dan alokasi dana.
2) Memastikan proyek yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan/persyaratan pelanggan.
Proses pengadaan dan pemeliharaan suatu prasarana fisik yang digunakan untuk mendukung sebuah
kawasan antara lain: kantor, mess, workshop, warehouse, kantin, laundry, tempat ibadah, tempat
parkir, penerangan area dan sarana pendukung lainnya yang dikelola perusahaan, kecuali area
tambang
3.6.4. Pemilik Proses : General Affairs and Civil Department (GAC)
3.7.1. Tujuan:
Pemeliharaan unit A2B dan unit sarana sebagai aset perusahaan untuk pendukung kegiatan
operasional perusahaan.
3.7.2. Prinsip Utama:
Pemeliharaan.
Pengelolaan akomodasi sebagai asset perusahaan untuk pendukung kegiatan operasional yang tepat
guna serta tepat waktu sesuai dengan kebijakan perusahaan.
3.7.3. Proses:
1) Perencanaan Maintenance
Pedoman mekanisme pelaksanaan dan pengendalian perencanaan Maintenance/perawatan
yang telah ditetapkan baik terencana ataupun tidak terencana.
3.8.1. Tujuan :
1) Memastikan proses pembelian barang/jasa yang dilakukan memenuhi kriteria mutu dan
persyaratan KPLH.
2) Memastikan komunikasi kriteria mutu; keselamatan; kesehatan kerja dan lingkungan hidup
kepada pemasok (vendor/supplier) dilakukan dengan efektif melalui proses evaluasi.
3) Memastikan barang yang dikirim (receiving) sesuai dengan SPB (Surat Pengiriman Barang)
dari procurement.
4) Memastikan barang yang disimpan dirawat sesuai dengan jenis barang; berat barang dan
penempatan barang tersebut sesuai standar serta di jamin barang yang disimpan tidak rusak.
5) Merawat stok minimum barang yang “fast moving”
3.8.2. Prinsip Utama:
1) Konsistensi.
Sistem pengadaan yang konsisten dan stabil.
2) Akuntabilitas.
Kewajiban untuk mempertanggung jawabkan pembelian dan pengelolaan inventori.
3) Transparansi.
Keterbukaan informasi pembelian dan pengelolaan inventori yang akurat, lengkap dan jelas.
3.8.3. Proses :
1) Procurement
Proses pemenuhan atas kebutuhan pengadaan barang dan jasa yang diajukan oleh departemen/
user terkait untuk kebutuhan perawatan dan perbaikan unit dalam rangka mendukung kegiatan
proses operasi/ produksi. Termasuk di dalamnya seleksi dan evaluasi vendor serta penjualan
Heavy Equipment dan parts
2) Warehouse & Inventory
Proses pengelolaan dan penyimpanan barang sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
terkait dengan spesifikasi barang termasuk di dalamnya mengenai barang B3 (berbahaya,
berbau dan beracun); pengadaan dan pengelolaan solar; pengendalian sistem administrasi dan
3.9.1. Tujuan:
1) Menyediakan seluruh sistem informasi guna mendukung fungsi opersional perusahaan untuk
menunjang pengambilan keputusan bagi perusahaan.
2) Menyediakan layanan komunikasi data dan suara untuk menunjang proses bisnis perusahaan.
3) Memberikan dukungan dan fasilitas terhadap seluruh peralatan dan aplikasi yang digunakan
oleh seluruh karyawan.
4) Mempertimbangkan teknologi baru dengan melakukan perbandingan (benchmarking); uji
coba; dan analisis untuk mendapatkan teknologi yang sesuai dengan proses bisnis perusahaan.
3.9.2. Prinsip Utama:
1) System Development.
Mengadakan, dan mengelola sistem elektronik (software) sebagai aset perusahaan untuk
pendukung kegiatan operasional perusahaan.
2) Pemeliharaan.
Pengadaan dan pengelolaan aset elektronik (software dan hardware) sebagai aset perusahaan
untuk pendukung kegiatan operasional perusahaan.
3.9.3. Proses :
1) Hardware
Merupakan peralatan teknologi informasi yang dipergunakan untuk operasional perusahaan
yang terdiri dari Peralatan Operasional seperti Notebook , PC Desktop, Printer dan Scanner;
serta Peralatan Tambahan seperti Digital Camera, Handy Cam, External Storage dan modem.
Termasuk di dalamnya adalah proses pengadaan , perawatan, perbaikan sampai dengan
pencatatan.
3.10.1. Tujuan:
1) Memastikan perjanjian dan legalitas perusahaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku
2) Memastikan perjanjian dan legalitas perusahaan terdokumentasi dengan baik.
3) Memberikan saran terbaik bagi perusahaan dalam setiap rencana yang memiliki akibat hukum.
4) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara perusahaan dengan pekerja.
3.10.2. Prinsip Utama:
1) Obyektivitas
Penyesuaian atas ketentuan dan peraturan terbaru yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2) Komunikasi
Menjalin hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintahan dan masyarakat sekitar.
3.11.1. Tujuan:
1) Mencegah kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan.
2) Menciptakan operasi penambangan yang aman dan selamat
3) Green environment
3.11.2. Prinsip Utama :
1) Komitmen
Patuh melaksanakan ketentuan KPLH sesuai dengan SHERA
2) Kepedulian
1. LATAR BELAKANG
Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup merupakan bagian dari
sistem manajemen perusahaan yang tidak terpisahkan dari seluruh rangkaian proses di suatu
perusahaan.
Semua kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan dapat menimbulkan kerugian
yang sangat besar terhadap perusahaan. Oleh sebab itu setiap peluang terjadinya hal di atas harus
ditangani dan diminimalkan dengan upaya bersama yang melibatkan semua pihak. Perusahaan dan
karyawan memiliki tanggung jawab yang sama, dan keduanya harus ambil bagian secara aktif untuk
mengatasinya.
Apabila dapat mencegah dan menangani permasalahan kecelakaan, penyakit akibat kerja dan
pencemaran lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya, maka akan menghemat sumberdaya, yaitu
manusia, waktu, material dan uang.
PT. Ricobana Abadi menempatkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup sebagai aspek
yang sangat penting dalam bisnis perusahaan. Salah satu usaha untuk merealisasikan pernyataan
tersebut, maka dibuat Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup yang
selanjutnya lebih dikenal dengan SHERA.
Dengan adanyaSitem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) Minerba dan terbitnya Permen
ESDM No. 26 Tahun 2018 dan Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018, dalam menerapkan
sistem ISO 45001:2018 & ISO 14001:2015, maka SHERA dikembangkan dalam upaya untuk:
1) Mencegah kecelakaan, penyakit akibat kerja dan pencemaran atau penurunan kualitas lingkungan
hidup, penggunaan sumber daya berkelanjutan, efisiensi sumber daya tak terbarukan, mitigasi dan
SHERA diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan untuk menghemat sumber daya,
menciptakan keselamatan, mencegah penyakit akibat kerja, kelestarian lingkungan hidup, serta
menciptakan operasional tambang yang aman, efisien dan produktif.
2. TUJUAN
1) Memberikan pedoman dan landasan yang kuat dalam penerapan program KPLH di PT. Ricobana
Abadi secara terstruktur, terarah dan sistematis.
2) Membantu penerapan kebijakan dan ketentuan dalam upaya menciptakan keselamatan, mencegah
penyakit akibat kerja dan menjaga kelestarian lingkungan hidup serta menjamin operasional
tambang yang aman melalui pengelolaan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan dan kompetensi
tenaga teknik.
3) Melakukan perbaikan secara berkesinambungan dalam penerapan program KPLH dengan
pengaturan peran dan tanggung jawab serta kewenangan dalam pengelolaannya.
4) Membina dan meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan ketrampilan KPLH kepada karyawan.
3. REFERENSI
1) PP 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)
2) Permen ESDM No. 38 tahun 2014 tentang Penerapan SMKP (Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan) Minerba
3) ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4) ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan.
Ruang lingkup SHERA berlaku untuk seluruh kegiatan operasi PT. Ricobana Abadi dan wajib dipatuhi
oleh seluruh karyawan, termasuk karyawan kontraktor (sub-kontraktor) dan orang yang berada di
wilayah operasi perusahaan, diantaranya karyawan borongan, harian, pelajar yang sedang
melaksanakan kerja praktek, penelitian dan tugas akhir, dan tamu (visitor) lainnya.
Adapun wilayah kegiatan operasi PT. Ricobana Abadi adalah debagai berikut :
1. Site Head Office, yang berdomisili di Menara Citicon lantai 9, Jl. Letjen S. Parman kav 72,
Jakarta Barat – 11410.
2. Site Sambarata, dengan Kantor Perwakilan yang berdomisili di Jl. Raja Alam 1 No.53,
Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau – Kaltim.
3. Site Melak, dengan Kantor Perwakilan yang berdomisili di Jl. Kamboja RT.8 Kampung
Sumber Sari, Kecamatan barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Kaltim – 75576.
5. STRUKTUR SHERA
5.1. KEBIJAKAN
Pernyataan Kebijakan Keselamatan Pertambangan dan Lingkungan Hidup KPLH berlaku untuk
seluruh wilayah operasi PT. Ricobana Abadi, yang mendasari penerapan SHERA untuk mewujudkan
Tujuan, Visi dan Misi Perusahaan, melalui langkah nyata terhadap:
1) Kepuasan Pelanggan.
2) Pengelolaan Keselamatan Pertambangan (K3 & KO)
3) Pengelolaan Lingkungan Hidup
4) Peningkatan Kinerja Sistem yang Berkelanjutan
Dengan adanya Pernyataan komitmen dari Top Manajemen PT. Ricobana Abadi tersebut, maka
diharapkan dapat meminimalkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran atau
penurunan kualitas lingkungan hidup, penggunaan sumber daya berkelanjutan, efisiensi sumber daya
tak terbarukan, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan perlindungan terhadap
keanekaragaman hayati dan ekosistem, serta menjamin dan melindungi operasional tambang yang
aman, efisien dan produktif.
Pernyataan Kebijakan KPLH akan dikaji ulang secara berkala setiap tahun untuk memastikan tetap
memadai dan sejalan dengan kegiatan bisnis perusahaan.
5.2. PERENCANAAN
Pada penelaan awal ini PT Ricobana Abadi telah melakukan evaluasi secara menyeluruh dalam rangka
mengetahui kondis tingkat pelaksanaan Keselamatan Pertambangan, keselamatan operasi, pelestarian
lingkungan hidup serta kepatuhan peraturan perundang-undangan di bidang KPLH.
Hasil penelaaahan awal menjadi rujukan dalam penyusunan kebijakan KPLH termasuk dalam aktifitas
keseluruhan proses, pemenuhan peraturan perundangan maupun interaksi proses yang ada di dalamnya
hingga evaluasi kinerja.
5.2.2. Manajemen Risiko & Peluang KPLH (Identifikasi Bahaya & Penilaian Risiko, Aspek Dampak
& Keselamatan Pertambangan (IBPR, ASDAM & KP)
Identifikasi bahaya dan aspek, penilaian risiko dan dampak serta kontrol pengendalian & Peluang
merupakan tahap pertama dalam tahapan perencanaan. Dalam tahapan ini, setiap aspek bahaya &
Peluang terkait dengan kegiatan operasi diidentifikasi, kemudian dampak yang ditimbulkan dinilai
Dalam proses penambangan, kegiatan yang berisiko tinggi antara lain, namun tidak terbatas pada:
1) Kegiatan land clearing
2) Kegiatan loading
3) Kegiatan drilling dan blasting
4) Kegiatan hauling
5) Kegiatan dumping
6) Kegiatan maintenance unit
7) Kegiatan kerja panas (pengelasan), bekerja di ketinggian, bekerja dekat air, bekerja di ruang
terbatas dsb.
Identifikasi aspek dan dampak KPLH & Peluang harus meliputi kegiatan operasi yang meliputi:
1) Kegiatan Rutin (R) dan Non-Rutin (NR) (untuk aspek keselamatan kerja)
2) Kegiatan Normal (N) dan Abnormal (AN) (untuk aspek lingkungan)
3) Aktivitas personil yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk tamu dan kontraktor).
4) Perilaku manusia, kemampuan serta faktor manusia lainnya.
5) Identifikasi bahaya pada pekerjaan yang dilakukan diluar tempat kerja yang memiliki dampak
pada personil di bawah kontrol perusahaan di dalam lingkungan kerja.
6) Bahaya di area sekitar yang terjadi karena proses perkerjaan dibawah kendali perusahaan.
7) Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja yang disediakan pihak perusahaan maupun
pihak lain.
8) Perubahan atau usulan perubahan di dalam perusahaan, aktivitas atau material.
9) Modifikasi manajemen, termasuk perubahan sementara, dan dampaknya terhadap operasional,
proses maupun aktivitas.
10) Adanya kewajiban perundangan yang terkait dengan penilaian risiko dan penerapan
pengendalian yang dibutuhkan.
Metodologi dalam identifikasi aspek dan dampak KPLH & Peluang harus:
1) Diterapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk memastikan identifikasi
aspek dan dampak secara proaktif dari pada reaktif.
2) Menyediakan identifikasi, penentuan prioritas dan pendokumentasian risiko serta penerapan
pengendalian.
Pada saat menentukan pengendalian atau mempertimbangkan perubahan atas pengendalian yang ada
saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk menurunkan risiko berdasarkan Hirarki Pengendalian
Risiko sebagai berikut:
1) Eliminasi (Menghilangkan Bahaya)
2) Substitusi (Mengganti)
3) Rekayasa Engineering (Teknik)
4) Kontrol Administrasi
5) Alat Pelindung Diri
Identifikasi Bahaya & Aspek, Penilaian Risiko & Dampak serta Kontrol Pengendalian (IBPR, ASDAM
& KP) & Peluang harus didokumentasikan dan dipelihara sehingga selalu terbaharui (terupdate).
5.2.5. Rencana Kerja dan Anggaran Keselamatan Pertambangan dalam Rencana Anggaran dan Biaya
(RKAB)
PT Ricobana Abadi menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Keselamatan Pertambangan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PT Ricobana Abadi merealisasikan dan mengevaluasi rencana kerja tahunan dan anggaran keselamatan
pertambangan yang telah ditetapkan secara berkala.
Penanggung Jawab Operasi (PJO) ditunjuk oleh Manajemen sebagai pejabat yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan KPLH di daerah operasi.
Penunjukan ini diajukan ke KTT berdasarkan pertimbangan Kompetensi, komitment dan kinerja PJO
terhadap pengelolaan K3 dan KO.
a. Mengumpukan data dan mencatat rincian dari setiap kecelakaan atau kejadian yang berbahaya,
kejadian sebelum terjadinya kecelakaan, penyebab kecelakaa, menganalisa kecelakaan dan
pencegahan kecelakaan.
b. Mengumpulkan data mengenai area dan kegiatan-kegiatan yang memerlukanpengawasn yang
lebih ketat denganmaksud untuk member saran kepada KTT melalui PJO tentang tatacara
kerja dan penggunaan alat-alat deteksi serta alat-alat pelindung diri
c. Memberikan penerangan dan petunjuk-petunjuk mengenai keselamaytan dan kesehatan kerja
kepada semua pekerja tambang dengan jalan mengadakan pertemuan, diskusi, sosialisasi,
publikasi, pemutaran film, seminar, dan lain lain.
d. Membentuk dan melatih anggota Tim Kondisi Darurat
e. Menyusun statistic kecelakaan
f. Melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja
2. Bagian KO :
PJO dalam melakukantugas dan fungsinya dibantu oleh pengawas operasional dan pengawas teknik.
Pengawas operasional dan pengawas teknik memiliki kompetensi yang disyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan.
1. Bertanggung jawab kepada KTT melalui PJO untuk keselamatan semua pekerja tambang yang
menjadi bawahannya
2. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan, dan pengujian
3. Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan dari semua orang yang
ditugaskan kepadanya
4. Membuat dan menandatangani laporan-laporan pemeriksaan, inspeksi dan pengujian
1. Bertanggung jawab kepada KTT melalui PJO untuk keselamatan permasangan dan pekerjaan
serat pemeliharaan yang benar dari semua peralatan yang menjadi tugasnya
2. Mengawasi dan memeriksa semua permesinan, dan kelistrikan dalam ruang lingkup yang
menjadi tanggung jawabnya
3. Menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeiksaan, dan pengujian dari pekerjaan
permesinan dan kelistrikan serta peralatan.
4. Membuat dan meandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian
5. Melaksanakan penyelidikan dan pengujian pada semua permesinan dan peralatan sebelum
digunakan, setelah dipasang kembali atau diperbaiki
PT Ricobana Abadi telah menunjuk tenaga teknik khusus pertambangan dengan dilengkapi
kompetensinya sesuai dengan persyaratan dalam peraturan perundang-undangan. Personil khusus yang
dimaksud antara lain, tetapi tidak terbatas pada :
a. Juru ledak
b. Juru Ukur
c. Juru Las
d. Juru Rawat (Paramedik)
e. Ahli Listrik
f. Petugas P3K (First Aider)
g. Petugas Pemadam Kebakaran dan Tim Tanggap Darurat
h. Petugas Industrial Hygiene
i. Rigger
j. Operator Pesawat Angkat Angkut
Komite Keselamatan Pertambangan melakukan pertemuan secara berkala minimal 1 kali dalam sebulan
dan risalah pertemuannya didistribusikan kepada pihak-pihak yang terkait dan didokumentasikan.
PT Ricobana abadi menyediakan simber daya yang diperlukan sesuai dengan persyaratan perundangan
dan kebutuhan, agar dapat menerapkan system manajemen KPLH serta melakukan perbaikan secara
berkesinambungan terhadap efektifitasnya, menyediakan tugas dan tanggung jawab (Job Description)
setiap jabatan yang mencakup aspek KPLH.
1. Buku Tambang
Buku Tambang memuat suatu larangan, perintah dan petunjuk Inspektur Tambang yang wajib
dilaksanakan oleh PJO disahkan oleh KTT sebagai perwakilan Inspektur Tambang dengan
Setiap kecelakaan tambang yang berakibat cidera ringan, berat, dan mati didaftarkan dalam
Buku Daftar Kecelakaan, yang ketentuan pengisiannya telah ditetapkan.
a. Laporan Kinerja KPLH disampaikan sebagaimana ketentuan yang telah diatur pada
Lampiran – Ringkasan Periode Pelaporan Indikator Kinerja Kunci (Key performance
Indicator) ke klien.
b. Laporan Pengelolaan Keselamatan Pertambangan disampaikan ke KAIT melalui KTT
setiap bulan, triwulan dan tahunan maksimal tanggal 10.
PT Ricobana Abadi memastikan bahwa seluruh tenaga kerja dan pihak lain yang berkepentingan ikut
berpartisipasi, konsultasi, motivasi & kesadaran di daam pelaksanaan KPLH, yang dapat dilaksanakan
dengan cara :
a. Memberikan masukan baik secara tertulis maupun lisan untuk peningkatan berkelanjutan
b. Melakukan penilaian risiko KPLH sesuai dengan fungsi, jabatan dan pekerjaannya
c. Penyeidikan ketidaksesuaian, termasuk insiden dan complain pelanggan
d. Pengembangan dan peninjauan kebijakan & tujuan KPLH
5.4. IMPLEMENTASI
5.4.1. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional terhadap kegiatan yang teridentifikasi berbahaya dan memerlukan
pengelolaan, termasuk pengendalian terhadap adanya perubahan yang terjadi. Perusahaan
melaksanakan dan memelihara prosedur pengendalian operasional sesuai dengan kebutuhan masing-
masing departemen yang diintegrasikan dengan SHERA, antara lain:
1) SHERA - Prosedur operasional Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (SHE)
2) ROMS - Prosedur operasional Operation, yaitu Production (PRO), Hauling & Road
Maintenance (HRM), Drill and Blasting (DNB) dan Engineering (ENG)
3) RPMS - Prosedur operasional untuk Maintenance Department (MPD) dan Logistik (LOG).
4) RSMS - Prosedur operasional Support antara lain: Human Resources Operation (HRO), Human
Resources Development (HRD), Information Technology (ITE), General Affair and Civil
(GAC), Legal Internal & External (LIE), Finance & Accounting (FAC), Internal Audit (IA).
PT Ricobana Abadi menetapkan jenis pekerjaan yang memerlukan izin kerja khusus dan
ketentuan pelaksanaannya, dikarenakan pekerjaan ini memiliki nilai risiko tinggi atau dapat
menyebabkan cidera fatal secara langsung.
Izin kerja khusus dimaksudkan untuk memastikan seluruh pengendalian pekerjaan tersebut :
a. Bekerja di Ketinggian
Setiap pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian di atas 1,8 meter, dan atau tempat kerja
yang memiliki risiko terjatuh, wajib memiliki peralatan pencegah jatuh atau alat pelindung
jatuh. Pekerjaan ini wajib mendapat izin dari pejabat berwenang dan diawasi oleh pengawas
yang kompeten, dan pekerjaan ini hanya dilakukan oleh pekerja yang kompeten. Semua
peralatan serta alat pelindung diri untuk bekerja di ketinggian harus layak untuk digunakan.
Pekerjaan panas adalah ekerjaan yang dapat menimbulkan percikan api, kebakaran, bahkan
ledakan, seperti pengelasan, penggerindaan, pemotongan dengan menggunakan gas elpiji
+oksigen. Setiap aktiftas Bekerja dengan Panas wajib mendapat izin dari pejabat berwenang
dan diawasi oleh pengawas yang kompeen, dan dilakukan oleh pekerja yang kompeten.
Seluruh peralatan serta alat pelindung diri untuk bekerja dengan panas harus layak untuk
digunakan, selain itu alat pemadam api ringan (APAR) harus tersedia saat pekerjaan
dilakukan.
Setiap personil yang bekerja atau berada di tepi atau di atas air dengan kedalaman lebih dari
1 meter, wajib menggunakan pelampung keselamatan (life vest) atau dilengkapi alat
pelindung jatuh. Pekerjaan di air wajib memiliki izin dari pejabat berwenang dan diawasi
Bekerja di ruang terbatas adalah pekerjaan yang dilakukan pada area yang memiliki akses
terbatas, sehingga personil yang memasuki area ini memiliki risiko kekurangan oksigen atau
terpapar gas beracun. Pekerja dilarang memasuki atau bekerja di area terbatas tanpa seizing
dari pejabat yang berwenang dan diawasi minimal oleh 1 oang pengawas yang kompeten,
dan dilakukan oleh personil yang kompeten. Seluruh peralatan dan alat pelindung diri
(APD) di area terbatas harus layak untuk digunakan, alat ukur kadar gas, temperature serta
parameter lainnya yang diperlukan wajib dikalibrasi secara periodic.
PT Ricobana Abadi harus memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan daerah operasi
mendapat izin dari pejabat berwenang khususnya pekerjaan terkait :
Semua pekerja yang bekerja di area terpencil seperti area Land Clearing, pemompaan, dan lain
lain, harus mendapat pelatihan sebagai kompetensi minimal. Selain harus mempersiapkan
faktor keselamatan sebagai berikut :
PT Ricobana Abadi menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai bagi karyawan.
Keseuaian APD mempertimbangkan jenis bahaya yang melekat pada setiap pekerjaan, selain itu
perusahaan akan selalu mengevaluasi prosedur APD untuk :
a. Menilai kebutuhan APD dan alat-alat keselamatan yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan
bahaya yang menyertainya
b. Penentuan APD dan alat keselamatan dengan jumlah memadai
c. Pembuatan matriks APD untuk setiap jabatan dan pekerjaan
d. Evaluasi kepatuhan terhadap penggunaan dan perawatan APD dan alat keselamatan
e. Pelatihan fungsi, manfaat, penggunaan dan perawatan APD dan alat keselamatan
a. Penerapan prinsip life cycle / close the loop pada bahan, produk dan proses, dengan
pengendaliannya meliputi : penerimaan, penyimpanan, distribusi hingga pengelolan
limbah, konservasi sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup
b. Pengelolaan B3 dan limbah B3 terkait penempatan dan penyimpanan, labeling, dan fasilitas
yang sesuai persyaratan peraturan
c. Pengelolaan limbah / pengendalian pencemaran udara dan GRK, meliputi pengelolaan
sampah/limbah dengan metode 4R (Replace, reduce, Reuse, Recycle), pengukuran
parameter emisi sumber bergerak dan udara ambient, dan emisi sumber tidak bergerak.
Oganisasi menetapkan prosedur pengelolaan kesehatan kerja dalam rangka mencegah terjadinya sakit
dan penyakit akibat kerja (PAK), serta menciptakan budaya hidup bersih dan sehat. Pengelolaan
kesehatan kerja dilaksanakan dengan pemeriksaan kesehatan kerja semua karyawan yang terpapar
bahaya kesehatan di tempat kerja.
Pendekatan yang dilakukan dengan program empat pilar kesehatan kerja yaitu : promosi, pencegahan,
kuratif dan rehabilitative. Selain itu pengelolaan keselamatan pangan (food safety) dilakukan untuk
menjaga kesehatan pekerja, mencegah kasus keracunan makanan dan minuman, serta memastikan
asupan gizi yang memadai.
a. Membuat program dan jadwal pelasanaan pemeliharaan berkala terhadap sarana, prasarana,
instalasi dan peralatan pertambangan,
b. Melaksanakan program dan jadwal diatas
c. Menyediakan peralatan yang memadai dan layak untuk pelaksanaan program
d. Mengevaluasi dan endokumentasikan secara berkala dan pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan
sarana, prasaran, instalasi dan peralatan pertambangan
1. Pengoperasian Mesin
Peralatan yang memiliki atau menyimpan energy wajib dikunci atau dihilangkan energinya sebelum
dilakukan pekerjaan pada alat tersbut melalui mekanisme penguncian energy atau LOTO, sehingga
Plant / Maintenance waji menunjuk seorang Tool inspector yang bertanggung jawab untuk
melakukan inspeksi kelayakan alat bantu dan modifikasinya. Seluruh tool, equipment dan peralatan
listrik harus diperiksa secara visual dan diuji kinerjanya sebelum digunakan atau diinventarisasi.
Setiap perancangan dan rekayasa terhadap sarana, prasarana, instalasi, peralatan serta proses kerja harus
mempertimbangkan risiko dan dampak KPLH yang menyertainya dan kesesuaian terhadap peraturan
perundangan dan persyartan lainnya yang berlaku. Pemeriksaan dilakukan oleh personil yang kompeten
atau badan pemeriks yang tersertifikasi. Rancangan atau perubahan yang terkait regulasi atau
membutuhkan penilaian risiko harus melalui persetujuan PJO sampai KTT, srta dikomunikasikan ke
pekerja tambang.
Sistem pembelian material, peralatan serta jasa diatur dengan mekanisme penetapan spesifikasi, proses
seleksi vendor, proses verifikasi kesesuaian dengan spesifikasi pembelian, penentuan spesifikasi
pembelian dikomunikasikan ke tenaga kerja yang kompeten, pelatihan APD dan alat keselamatan dan
perubahan terhadap prosedur operasi /kerja yang dipertimbangkan.
1. Persyaratan, selesksi dan penetapan subkontraktor meliputi PJO yang kompeten, tenaga ahli yang
sesuai dengan pekerjaan, pengelola keselamatan yang kopeten, program dan biaya K3 & KO
2. Tanggung jawab, pemantauan dan pelaporan subkontraktor meliputi menjalankan program dan
biaya K3 & KO, memiliki bukti kompetensi karyawannya yang sesuai dengan pekerjaannya,
melaporkan sarana/prasarana/instalasi dan peralatan pertambangan yang digunakan, laporan
berkala pelaksanaan program K3 dan Ko, melakukan pemantauan kinerja K3 dan KO secara
berkala, melaporkan segala kejadian insiden.
3. Evaluasi subkontraktor
Organisasi melaksanakan evaluasi secara berkala terhadap kinerja KPLH subkontraktor melalui
pemeriksaan, pengujian, pengukuran, audit.
Organisasi menetapkan, memelihara prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan yang mencakup
petugas P3K, kotak P3k, pencatatan/penggunaan isi kotak P3K. Memastikan peralatanP3K memenuhi
peryaratan peraturan perundang-undangan, petuga P3K kompeten.
Berkaitan dengan Keselamatan di luar pekerjaan, organisasi juga mengkomunikasikan kepada karyawan
dan keluargannya, baik secara formal maupun informal materi promosi dankegiatan keselamatan dil
luar pekerjaan melalui media komunikasi seperti SMS Blast.
Evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil pemantauan, pengukuran dan pelaporan kinerja KPLH,
inspeksi dan observasi, penyelidikan kecelakaan, kejadian berbahaya dan PAK, hasil audit internal
dan pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan.
Terkait pengelolaan lingkungan kerja dibuat rencana dan pelaksanaan perbaikan berdasarkan hasil
pemantauan dan pengukuran pengelolaan lingkungan kerja, yang meliputi:
1) Pengendalian debu
2) Pengendalian kebisingan
3) Pengendalian getaran
4) Pencahayaan
5) Kualitas udara kerja
6) Pengendalian factor biologi
7) Kebersihan lingkungan kerja
b) Auditor berwenang dan harus menghentikan proses audit jika menemukan Temuan Kritis yang
berpotensi fatality, kerusakan lingkungan atau kualitas yang signifikan.
c) PJO wajib memastikan perbaikan langsung tanpa penundaan telah dilakukan saat ditemukan
Temuan Kritis dengan potensi fatality, kerusakan lingkungan atau kualitas yang signifikan.
d) Laporan audit disampaikan kepada PJO (Manajemen Site) dan BOD (Manajemen HO), khusus
untuk hasil Audit System SMKP wajib disampaikan ke Klien.
f) Masa penyimpanan rekaman audit minimal 2 tahun oleh Team Auditor, atau disesuaikan dengan
prosedur terkait.
a) Kriteria audit mengacu kepada salah satu atau gabungan antara Standar SMK3, SMKP, ISO
14001 dan ISO 45001, dan atau bila ada standar baru atau lainnya yang bersifat mandatori dari
keputusan pemerintah atau klien.
b) Ruang lingkup audit mencakup Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan Hidup di semua area
kerja site PT. Ricobana Abadi.
c) Metode audit ditentukan berdasarkan verifikasi dokumen, lapangan dan interview atau pendekatan
sampling terhadap objek audit dan auditee,
d) Temuan ketidaksesuaian audit harus secara jelas mengandung unsur PLOR (Problem, Location,
Objective, Reference).
3. Pemilihan dan penunjukkan Team Auditor untuk setiap site atau antar site dalam pelaksanaan audit
internal guna memastikan objektivitas dan improvement proses audit. Para Auditor Internal harus
memiliki kompetensi yang memadai untuk melakukan audit sesuai dengan posisinya masing masing
di team tersebut..
5.6. DOKUMENTASI
Pelaksanaan SHERA di lapangan akan didokumentasikan sebagai dasar untuk memastikan
implementasinya. Bukti pelaksanaan kegiatan (rekaman) dikendalikan supaya mudah untuk ditelusuri
dan didapatkan kembali apabila dilakukan audit.
Dokumentasi yang dibuat antara lain, namun tidak terbatas pada:
1) Prosedur kerja dan pelaksanaannya.
2) Penggunaan formulir baku secara konsisten.