Anda di halaman 1dari 10

No.

DOK :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN PCN
Page : 1 of 9

1. TUJUAN
2. RUANG LINGKUP
3. TANGGUNG JAWAB
4. DEFINISI
5. DIAGRAM ALIR
6. RINCIAN
7. LAMPIRAN
8. REFERENSI

PENGESAHAN

Dibuat Oleh Mengetahui Disetujui

Daud Kala
Yudha Karani Hasmunandar
Bombang
TIM HSE
Kepala Teknik
Site Manager Operation Manager
Tambang
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 2 of 9

1. TUJUAN
1.1. Untuk memberikan arahan pedoman dan arahan pengoperasian kendaraan /unit
bagi Personel PT.Prolindo Cipta Nusantara,Kontraktor,Sub Kontraktor dan Tamu
perusahaan.
1.2. Mencegah kemungkinan terjadinya kerugian akibat kecelakaan,kegagalan kerja,
hilangnya waktu kerja, dan penyakit akibat kelalaian pengoperasian kendaraan /unit
lainya dan melaksanakan peraturan perundangan sehingga seluruh operasi kegiatan
tambang dapat berjalan dengan lancar dan efisien

2. RUANG LINGKUP
2.1. Prosedur ini mencakup pengoperasian kendaraan/unit di darat untuk mendukung
kegiatan operasional PT. Prolindo Cipta Nusantara, yang meliputi kegiatan
perencanaan,eksplorasi, proses penambangan, proses reklamasi, proses hauling dan
proses support,serta termasuk pengoperasian kendaraan/u nit yang terkait dengan
aktifitas rutin,aktifitas baru, keadaan darurat ( emergency ), kondisi saat pemeliharaan
( maintenance/overhaul), perubahan metode operasi,penambahan.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Kepala Teknik Tambang PT.Prolindo Cipta Nusantara
Memastikan prosedur ini terlaksana dan terpelihara sesuai dengan ruang lingkup.

3.2. Site Manager PT.Prolindo Cipta Nusantara


Memantau dan mengontrol implementasi dari prosedur ini sesuai dengan ruang
lingkup.

3.3. HSE PT.Prolindo Cipta Nusantara


Melaksanakan inspeksi dan patrol terhadap ketaatan prosedur ini

3.4. Setiap Personil PT. Prolindo Cipta Nusantara


Setiap personil yang mengoperasikan kendaraan/unit ini wajib menaati prosedur ini.

4. DEFINISI
4.1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan / unit dan orang di ruang lalu lintas jalan.

4.2. Pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan/ unit atau orang yang
secara langsung mengawasi calon pengemudi yang sedang belajar atau yang
sedang di tes mengemudikan kendaraan/unit

4.3. Kendaraan adalah alat transportasi yang memiliki fungsi utama sebagai pengangkut
orang atau alat support produksi berdasarkan ruang lingkup prosedur ini atau alat
support lainnya yang diizinkan oleh KTT PT.Prolindo Cipta Nusantara, namun tidak
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 3 of 9

terbatas pada kendaraan kecil roda empat ( Light vehicle,), bus dan kendaraan
pengangkut penumpang lainnya yang dipergunakan sebagai sarana transportasi.

4.4. Unit di dalam prosedur ini adalah alat - alat yang dapat digunakan sebagai alat
transportasi Akan tetapi tidak memiliki fungsi utama sebagai alat pengangkut orang
termasuk didalamnya, namun tidak terbatas pada (Coal Dump Truck, Water Truck, Fuel
Truck, Service Truck, Lub Truck, Excavator, Dozer, Wheel Dozer, Wheel Loader,
MotorGrader, Compactor, Low Buoy, dan Crane Truck).
4.5. Kendaraan PT. PCN adalah kendaraan yang menjadi asset P T.Prolindo Cipta
Nusantara atau kendaraan yang di sewa oleh PT.Prolindo Cipta Nusantara dan berada
di bawah pengawasan PT.Prolindo Cipta Nusantara.

4.6. Kendaraan Kontraktor /Subkontraktor adalah kendaraan yang menjadi asset


kontraktor./subkontraktor dan atau kendaraan yang di sewa oleh kontraktor/
subkontraktor, dan berada dibawah pengawasan kontraktor/ sub kontraktor.

4.7. Surat lzin Mengemudi Perusahaan( SIMPER) adalah Suatu surat tanda bukti yang sah
yang dikeluarkan oleh PT.Prolindo Cipta Nusantara dalam hal di izinkannya seseorang
dalam mengoperasikan kendaraan/unit yang berlaku sesuai dengan surat izin
mengemudi ( SIM ) yang dikeluarkan oleh kepolisian dan atau sesuai dengan jenis
kendaraan /unit yang dioperasikan.

4.8. Lokasi Kerja adalah seluruh daerah operasional PT.Prolindo Cipta Nusantara sesuai
ruang lingkup prosedur ini.

4.9. Jalan Tambang atau Jalan Produksi adalah jalan yang terdapat di area
pertambangan termasuk didalamnya dan tidak terbatas pada jalan hauling batubara
dan jalan di dalam pit yang digunakan dan dilalui oleh alat - alat pemindah tanah
mekanis dalam kegiatan mengambil, mengangkut dan menimbun bahan galian
tambang.

4.10. Jalan Proyek adalah jalan yang disediakan untuk kegiatan transportasi barang
maupun orang didalam area tambang sebagai sarana untuk mendukung kegiatan
operasi diarea tambang.

4.11. Area Tambang adalah area yang meliputi kegiatan teknis penambangan seperti
lokasi penambangan, dan area Hauling Road.

4.12. Lampu
Hazard adalah lampu sein kanan dan kiri yang dihidupkan berarti
tanda bahaya pada saat kondisi bahaya.

4.13. Safety
Cone/ Safety Triangle adalah alat yang berbentuk kerucut atau segitiga
yang memiliki warna reflektif yang dipasang dibelakang kendaraan /unit saat
mengalami masalah teknis dijalan.

4.14. Buggy
Whip adalah bendera berbentuk segitiga dengan bagian tepi
berbahan reflektif dan memiliki ketianggaian tiang 3 meter dari permukaan
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 4 of 9

tanah, yang dipasang di setiap kendaraan jenis LV yang akan memasuki


daerah operasi yang mewajibkan buggy whip dipasang

5. RINCIAN
5.1. Kelayakan Kendaraan /Unit
5.1.1. Kendaraan/unit yang diizinkan digunakan didaerah operasional PT.Prolindo Cipta
Nusantara adalah kendaraan /unit yang memenuhi Standar Kelayakan
kendaraan/unit dan Standar Penomoran Kendaraan/ unit
5.1.2. Untuk kendaraan/unit yang tidak sesuai Standar Kelayakan Kendaraan/unit atau
Standar Penomoran Kendaraan/unit harus dilakukan pengawalan.
5.1.3. Pemeriksaan Kendaraan /Unit Kendaraan/unit yang akan digunakan di daerah
operasi PT. Prolindo Cipta Nusantara harus dilakukan pemeriksaan kelayakan
kendaraan /unit rnenggunakan Form Pemeriksaan Kelayakan Kendaraan/Unit

5.2. Pengangkutan Orang


5.2.1. Pengangkutan orang harus menggunakan kendaraan yang dirancang untuk
mengangkut Orang atau barang dari tempat kerja yang ditandai dengan
tersediannya: Tempat duduk yang layak digunakan, dengan jok dilapisi busa,
Sabuk pengaman yang berfungsi dengan baik Pelindung berupa atap atau
canopy yang berada dalam kondisi baik dan kokoh Pintu masuk dan keluar yang
mudah di akses saat terjadi keadaan darurat.
5.2.2. Pengangkutan Barang adalah Kendaraan yang dipergunakan untuk membawa
barang,harus memperhatikan hal – hal Sebaga berikut:
5.2.2.1. Tidak diperkenankan membawa barang sehingga menyebabkan pintu
samping Kendaraan tidak dapat ditutup dengan sempurna.
5.2.2.2. Barang yang diletakkan di bak belakang sedapat mungkin diikat kuat agar
tidak bergeser,tidak terlempar, tidak berguling, sehingga tidak merusak
barang tersebut atau menimbulkan potensi bahaya baru.
5.2.3. Barang yang dibawa dibagian bak belakang kendaraan yang panjangnya
melebihi isi bak belakang harus diberi pita berwarna putih merah/ kuning hitam
pada ujung barang yang lebih atau Menonjol keluar.
5.2.4. Kendaraan yang dipergunakan untuk melakukan pengangkutan barang yang
panjangnya lebih dari 1 ( satu ) meter dari sisi bak belakang kendaraan yang
membawanya harus dilakukan pengawalan
5.2.5. Menaikkan/Menurunkan Orang/Barang adalah Kegiatan menaikkan/
menurunkan orang/barang harus dilakukan dilokasi yang tidak dilarang untuk
berhenti sesuai petunjuk rambu dan tidak menggangu arus lalu lintas kecuali
dalam keadaan darurat.

5.3. Penggunaan SIMPER


5.3.1. Pengemudi yang mengemudikan kendaraan/unit milik PT. Prolindo Cipta
Nusantara baik didalam lokasi kerja maupun diluar lokasi kerja PT. Prolindo Cipta
Nusantara wajib dilengkapi dengan SIMPER sesuai dengan Prosedur SIMPER
5.3.2. Driver PT. Prolindo Cipta Nusantara Wajib dilengkapi dengan SIMER( Suratl zin
Mengemudi Perusahaan)
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 5 of 9

5.4. P2H ( Prosedur Pemeriksaan Harian )


5.4.1. Pengemudi wajib m elakukan Prosedur Pemeriksaan Harian( P2H ) terhadap
kendaraan/unit sebelum dioperasikan.
5.4.2. Prosedur Pemeriksaan Harian( P2H ) dicatat dalam Form Inspeksi P2H
mengemudikan kendaraan/unit
5.4.3. Prosedur Pemeriksaan Harian ( P2H ) unit dicatat dalam Form Inspeksi yang ada
dimasing – masing unit dan dicatat masing masih driver

5.5. Alat Pelindung Diri ( APD )


5.5.1. Pengemudi dan atau penumpang kendaraan/unit wajib menggunakan helm
pengaman,Rompi pantul/seragam kerja yang dilengkapi dengan reflective yang
sudah disetujui oleh PT.Prolindo Cipta Nusantara dan sepatu pengaman selama
diluar kendaraan/unit di area kerja PT. Prolindo Cipta Nusantara
5.5.2. Operator yang mengoperasikan unit tanpa cabin yang tertutup ( kedap debu )
wajib Menggunakan kacamata pengaman dan masker.
5.5.3. Penggunaan Bendera ( Buggy whip ) Kendaraan yang dioperasikan di daerah
operasi PT. Prolindo Cipta Nusantara wajib dilengkapi dengan buggy whip (
bendera ) sesuai Standar Buggy Whip.

5.6. Penyalaan Lampu


5.6.1. Selama memasuk diaerah operasi PT. Prolindo Cipta Nusantara semua
kendaraan/unit wajib Menyalakan lampu besar kendaraan/ unit, lampu Flash
Lamp, pada saat siang hari dan malam hari
5.6.2. Warnal ampu Flash Lamp yang wajib dipasang pada semua kendaraan/unit
berwarna Kuning orange kecuali unit ambulance dan unit Fire harus berwarna
merah
.
5.7. Disiplin Berkendara/ Mengoperasikan Unit
5.7.1. Pengemudi wajib m emperhatikan kesehatan tubuhnya dan tidak
diperkenankan untuk Mengoperasikan kendaraan /unit dalam keadaan lelah,
mengantuk dan dalam keadaan mabuk
5.7.2. Pengemudi dilarang bercanda yang dapat merusak konsentrasinya sehingga
dapat Menyebabkan kecelakaan terhadap dirinya maupun orang lain.
5.7.3. Pengemudi dilarang mengemudikan kendaraan/ unit secara ugal - ugalan atau
diluar Control yang berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan.
5.7.4. Pengemudi wajib taat terhadap semua petunjuk rambu lalu lintas yang
terpasang Disemua jalan tambang,pit dan Jalan Lintas Perusahaan lain.
5.7.5. Kecepatan kendaraan/unit dijalan hauling tidak boleh lebih dari 40 km/Jam,
kecuali dinyatakan lain oleh rambu lalu lintas atau dalam kondisi darurat dan
kondisi jalan aman.Kecepatan kedaraan /unit di daerah pit tidak boleh lebih dari
30 km/Jam,kecuali dinyatakan lain oleh rambu lalu lintas.
5.7.6. Pengemudi kendaraan /unit di jalan tambang harus tetap menjaga jarak aman
kendaraan/unitnya tidak kurang dari 50 meter terhadap kendaraan/unit
didepannya.
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 6 of 9

5.7.7. Pengemudi kendaraan/ unit di area pit harus tetap menjaga jarak aman
kendaraan/unitnya tidak kurang dari 30 meter terhadap kendaraan /unit
didepannya
5.7.8. Pengemudi maupun penumpang wajib menggunakan sabuk pengaman selama
berkendara/ mengoperasikan unit dan atau berada didalam kendaraan/ unit

5.8. Gerakkan Memutar


Arah Kendaraan /Unit,Kendaraan/ unit pada saat akan memutar arah,
harusmemperhatikan hal - hal sebagai berikut:
5.8.1. Manuver pada tempat- tempat yang telah ditentukan, sesuai dengan rambu
yang telah disediakan Pengemudi harus menepikan kendaraan/unit disebelah
kirijalan yang aman
5.8.2. Pengemudi memastikan bahwa 100 meter didepan dan dibelakang kendaraan
/unitnya Tidak ada kendaraan/u nit lain y ang sedang berjalan.

5.9. Mendahului kendaraan/Unit,


Mendahului kendaraan/ unit lain harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
5.9.1. Dilarang mendahului kendaraan /unit dalam jarak kurang atau sama dengan 50
meter dari persimpangan jalan, tikungan jalan, tanjakan dan jembatan,serta
saat jarak pandang terbatas, dan atau diatur lain oleh rambu.
5.9.2. Sebelum mendahului kendaraan/unit lain, pengemudi wajib membunyikan
klakson Sebagai isyarat dan menyalakan lampu sein sebelah kanan.
5.9.3. Pengemudi kendaraan /unit dilarang mendahului kendaraan /unit yang sedang
Berjalan didepannya sebelum mendapat izin dari pengemudi kendaraan/ unit
yangakan didahului
5.9.4. Pengernudi wajib member ruang gerak di bagian sebelah kanan
kendaraan/unitnya Apabila telah memberi izin pada kendaraan/unit
dibelakangnya untuk mendahului.
5.9.5. Pengemudi kendaraan/unit wajib memprioritaskan unit ambulance, unit fire dan
unit team emergency response yang akan melakukan pertolongan.
5.9.6. Dilarang mendahului kendaraan/unit lain bagi unit motor grader, water truck, fuel
truck.
5.9.7. Pengemudi yang menyusuri jalan menurun,harus mendahulukan kendaraan/ unit
yang sedang menanjak jika kedua kendaraan /unit tersebut tidak
memungkinkan saling berpapasan dan atau diatur lain oleh rambu.

5.10. Parkir
5.10.1. K endaraan/unit dinyatakan parker ketika kendaraan/unit berhenti atau tidak
bergerak Untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.
5.10.2. Parkir harus ditempat yang ditentukan untuk parkir atau ditempat yang rata
(datar),aman, sejajar dengan kontur dan diusahakan parker mundur.
5.10.3. Jika parker harus dilakukan dilokasi yang menanjak /menurun, aktifkan penuh
rem tangan( full hand brake) dan aktifkan gigi (persnelling) maju dilokasi yang
menanjak dan gigi (persnelling) mundur dilokasi yang menurun serta
mengganjal rodakendaraan/u nit dengan ganjal roda
5.10.4. Posisi parkir harus lebih dari 20 meter dari dinding tambang dengan slope lebih
besar 45 derajat.
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 7 of 9

5.10.5. Attachment (bucker, ripper, blade ) untuk alat - alat berat dalam kondisi turun
menyentuh tanah saat parker.
5.10.6. Unit harus diparkir pada dilokasi parker yang ditentukan untuk parkir sesuai jenis
unit Tersebut dan dilarang parkir depan belakang( memanjang) melainkan
harus parker Menyamping dengan jarak antar unit minimal 3 meter.
5.10.7. Kendaraan dapat parker depan belakang( memanjang) maupun menyamping
dengan ketentuan sebagai berikut :
5.10.7.1. Jarak parkir depan elakang( memanjang) antar kendaraan minimal 5
meter denganArah kendaraan seragam.
5.10.7.2. Jarak parkir menyamping antar kendaraan minimal 1.5 meter dengan
searah kendaraan
5.10.8. Semua kendaraan/unit dilarang parkir( kecuali rusak) , pada tempat sebagai
berikut:
5.10.8.1. Pada rambu atau tanda dilarang parker
5.10.8.2. Menutupi rambu- rambu lalulintas yang ada
5.10.8.3. Pengemudi dilarang memarkir kendaraan/unit yang menghalangi
kendaraan/ unit lain, menghalangi alat - alat tangggap darurat( misalnya:
Fire extinguisher ,fi re hydrant, ambulance, fire truck) ditikungan dan dalam
radius 100 meter daritikungan

5.11. Menghentikan Kendaraan /Unit


5.11.1. Pengemudi dilarang menghentikan kendaraan /unit di daerah terlarang atau
berbahaya (ditikungan, daerah turunan, daerah tanjakan, jembatan, daerah
longsoran, maupun pada tempat - tempat yang dilarang berhenti sesuai
petunjuk rambu) kecuali keadaan darurat.
5.11.2. Menghentikan kendaraan/ unit di tempat - tempat yang diwajibkan berhenti
harus memberikan jarak terhadap kendaraan/unit didepannya tidak kurang dari
5 meter
5.11.3. Pengemudi wajib menghentikan kendaraan/unit yang dioperasikannya apabila
jarak pandang kurang dari 50 meter.

5.12. Kerusakan Kendaraan / Unit DiJalan


Apabila kendaraan/ unit berhenti di jalan akibat gangguan/ kerusakan,sampai
kendaraan/unit tersebut selesai di perbaiki atau dapat dipindahkan keluar dari area
jalan maka harus melakukan hal- hal sebagai berikut:
5.12.1. Menyalakan lampu hazard
5.12.2. Memasang segitiga pengaman ( safety triangle ) atau traffic cone didepan dan
belakang kendaraan/unit pada jarak 30 meter dan mengganjal roda
kendaraan/unit dengan ganjal roda.

5.13. Larangan Memberi Tumpangan


Dalam mengoperasikan unit, operator dilarang member tumpangan kepada
siapapun kecuali
5.13.1. apabila sedang dalam masa training sehingga didampingi oleh trainerya dan
mekanik sedang melakukan pemeriksaan terhadap unit.
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 8 of 9

5.14. Berhenti Pada Rambu STOP


Kendaraan/unit wajib berhenti sempurna di rambu STOP untuk memastikan situasi
aman.sebelum melanjutkan perjalanan kembali

5.15. Mobilisasi Unit


5.15.1. Semua kegiatan mobilisasi unit harus dilakukan pengawalan dengan tetap
memperhatikan factor keselamalan kerja dan dan dilakukan pemeriksaan
terhadap unit yang akan dilakukan mobilisasi.
5.15.2. Jika pihak kontraktor subkontraktor akan melakukan moblisasi unit baik kewilayah
PT Prolindo Cipata Nusantara atau jalan lintas perusahaan lain wajib
Menyampaikan pemberitahuan kepada PT. Prolindo Cipta Nusantara
5.16. Mematuhi Rambu - Rambu Lalu Lintas
Setiap pengoperasian kendaraan/unit, pengemudi diwajibkan memperhatikan dan
mematuhi rambu - rambu lalu lintas yang ada.
5.17. Penggunaan Klakson
Klakson dibunyikan dengan cara dan pada kondisi sebagai berikut:
5.17.1. Bunyikan klakson 1 kali pada saat akan menghidupkan mesin kendaraan/unit
5.17.2. Bunyikan klakson 2 kali pada saat kendaraan/unit akan bergerak maju
5.17.3. Bunyikan klakson 3 kali pada saat kendaraan/unit akan bergerak mundur

5.18. Berkendara Pada Persimpangan Jalan Negara


Pengemudi wajib mengutamakan kendaraan umum disetiap persimpangan jalan
Negara
5.19. Prioritas Jalan Bagi Keadaan Darurat
Pengemudi kendaraan/unit wajib memberikan prioritas jalan kepada:
5.19.1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang bertugas
5.19.2. Ambulance yang akan mengangkut atau menjemput orang sakit
5.19.3. Kendaraan pertolongan pertama( rescue)
5.19.4. Kendaraan jenazah

5.20. Mengoperasikan Kendaraan /Unit Dijalan Hauling Coal


5.20.1. Kendaraan/Unit dilarang parker disepanjang jalan Hauling kecuali rusak.
5.20.2. Setiap kendaraan/unit yang rusak driver segera melaporkan ke pengawas
5.20.3. Kendaraan /Unit yang rusak diparkir ,ditempat yang datar, posisi mudah terlihat,
dipasang ganjal ban, nyalakan lampu hazard, dan pasang traffic cone /safety
triangte Unit melakukan overshift di lokasi rest area atau tempat - tempat yang
sudah disediakan dan disetujui oleh PT.Prolindo Cipta Nusantra.
5.20.4. Kendaraan /unit hanya boleh parkir dilokasi rest area yang sudah disediakan
disepanjang jalan hauling coal
5.20.5. Mengoperasikan Kendaraan/ Unit Dalam Kondisi Normal Kendaraan wajib
memprioritaskan unit Truck produksi muatan & kosongan

5.21. Meninggalkan Kendaraan / Unit


5.21.1. Pengemudi sebelum meninggalkan kendaraannya, harus meyakinkan bahwa
kendaraan/ unitnya sudah dimatikan dan terkunci serta aman sehingga tidak
dapat bergerak tanpa disengaja.
5.21.2. Ketentuan Lain Terhadap Pengoperasian Kendaraan / Unit Pengawas
Operasional wajib menghentikan kegiatan operasi kendaraan / unit di area
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 9 of 9

tambang jika terdapat kondisi - kondisi lain yang tidak diatur didalm prosedur ini
tetapi berpotensi menimbulkan bahaya.

Warna lampu rotary juga dapat membedakan jenis kendaraan yang beroperasi
pada saat itu. Adapun penggunaan perbedaan kode warna lampu rotary
adalah sebagai berikut :

1. Lampu rotary berwarna Merah digunakam pada kendaraan Emergency


seperti Ambulance dan Fire Truck
2. Lampu rotary berwarna Kuning digunakan pada semua jenis kendaraan
selain kendaraan emergency
3. 2 buah lampu rotary berwarna Biru dan Kuning digunakan pada kendaraan
berat yang berjalan pelan, misalnya Kompacktor dan Water Tank
4. Khusus untuk operasional unit Trailler pengangkut batu bara, dibedakan
menjadi lampu kuning 1 buah untuk single trailler dan lampu kuning 2 buah
untuk double trailer.

Waktu penyalaan Lampu Rotary tersebut adalah pada saat : Cuaca mendung,
cuaca berkabut dan di saat hari menjelang senja hingga pada pagi hari , atau
antara jam 17:00 hingga jam 08:00. Pada waktu-waktu seperti kondisi di atas,
maka kendaraan yang melewati jalan angkut batubara atau melewati jalan
tambang diwajibkan untuk menyalakan lampu rotary .

Selanjutnya , diharapkan semua pengemudi mengetahui dan faham akan


fungsi dari pada lampu rotary. Kemudian sebagai salah satu usaha untuk
mencegah terjadinya tabrakan di malam hari atau tabrakan di saat cuaca
mendung atau berkabut , maka nyalakanlah lampu rotary di kendaraan anda
bila melalui area jalan tersebut di atas . Namun kami juga menghimbau agar
segera mematikan lampu rotary kembali, bila kendaraan anda mengarah
keluar dari area Pertambangan atau melewati jalanan umum di perkotaan.
No. DOK : SOP/004/KTT-PCN/PUAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Eff. Date : September 2014
PENGOPERASIAN UNIT DI AREA Revision : 01
PERTAMBANGAN
Page : 10 of 9

6. LAMPIRAN

6.1. Formulir P2H Unit ( DT, LV, dan Heavy Equipment )


6.2. Formulir Commissioning Unit ( DT, LV, Dan Heavy Equipment )

7. REFERENSI
7.1. Undang - undang No. 11 tahun 1969 Tentang Pokok- Pokok Pertambangan.
7.2. Undang- Undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
7.3. Undang - Undang No- 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
7.4. PP No. 41 tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan.
7.5. PP No.4 4 tahun1 993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi
7.6. Kepmen No. 555.K26 M.PE/1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Pertambangan
umum.

Anda mungkin juga menyukai