Anda di halaman 1dari 9

PROSEDUR

APLIKASI &
OPTIMALISASI
BULLDOZER

1. TUJUAN
Sebagai pedoman bagi pengawas untuk mengaplikasikan & mengoptimalisasikan kinerja
bulldozer yang benar, aman dan produktif sehingga dapat memberikan support terhadap
kegiatan produksi penambangan dengan baik.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi karyawan di departemen Produksi yang berada di bawah tanggung
jawab dan pengawasan PT. Sentosa laju sejahtera

3. REFEREN
3.1. PerMen ESDM No.26 tahun 2018
3.2. KepMen ESDM No.1827 tahun 2018
3.3. Peraturan Perusahaan pasal 22; Sanksi atas pelanggaran tata tertib

4. DEFINISI
4.1 Match factor adalah angka perbandingan yang menunjukan loading time excavator
dikalikan dengan jumlah unit DT yang dibagi dengan cycle time DT dikalikan dengan
jumlah alat loading.
4.2 Good mining practice adalah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam upaya melakukan kegiatan
produksi penambangan yang peduli dan ramah lingkungan.
4.3 Simper adalah surat izin untuk mengoperasikan unit atau alat berat berdasarkan
spesifikasi dan skill karyawan yang telah lolos tes praktek dan tertulis dari departemen
R & D dan disahkan oleh KTT dalam perusahaan dan berlaku dalam waktu tertentu.
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2

4.4 Bulldozer adalah alat support pekerjaan tambang yang berfungsi untuk melakukan
pekerjaan spreading, ripping dozing, land clearing, dll
4.5 GET ( Ground Engaging Tools ) adalah attachment/ bagian dari komponen alat berat
yang menyentuh langsung dengan obyek/ tanah seperti teeth bucket, tip ripper, track
shoe, dll.
4.6 Ground pressure adalah daya dukung material tempat bertumpunya unit yang
ditentukan dalam satuan ton/m2 . Ground pressure masing-masing material berbeda-
beda tergantung dari kondisi fisik, kandungan air, sifat heterogenitas material dll
sehingga untuk material yang mempunyai ground pressure yang rendah tidak bisa untuk
menopang unit/ amblas.
4.7 Three point approach adalah tiga titik tumpu yang digunakan untuk mengangkat tubuh
manusia yang aman, menurut peraturan perundang undangan keselamatan kerja.
4.8 Idle adalah kondisi dimana engine running dalam putaran RPM rendah, namun masih
tetap stabil.
4.9 Lock lever adalah pegas yang dipakai untuk mengunci semua fungsi joy stick.

5. RINCIAN PROSEDUR
5.1 Umum
5.1.1. Operator yang berwenang mengoperasikan bulldozer adalah operator yang
memiliki SIMPER dan telah disahkan oleh perusahaan sesuai prosedur yang
berlaku.
5.1.2. Bilamana terjadi seorang operator yang tanpa kewenangan mengoperasikan
bulldozer tanpa dilengkapi Simper atau (tanpa izin pengawas/ Dept. Safety),
maka akan dikenakan sanksi.
5.1.3. Memastikan operator yang akan mengoperasikan unit melakukan P2H dan
mengisi form P2H yang telah disediakan sesuai kondisi aktual hasil
pengecekan.
5.1.4. Memastikan bahwa operator yang mengoperasikan unit bulldozer selalu
menggunakan unit sesaui prosedur training yang diberikan atau standar
pabrikan.
5.1.5. Memastikan bahwa operator yang akan mengoperasikan unit telah memahami
prosedur kerja aman di tambang dan mengaplikasikan dengan benar.

5.2. Mengoptimalkan Unit Bulldozer.


5.2.1. Menerapkan teknik–teknik dozing dan spreading yang benar dan efisien
sehingga dapat mempercepat pekerjaan dan menekan operating cost.
5.2.2. Menerapkan teknik–teknik ripping & dozing dengan benar sehingga selain
dapat meningkatkan produksi juga dapat mengurangi cost GET.
5.2.3. Bulldozer harus memberikan support dan service dengan baik terhadap unit
excavator terutama big digger di loading point sehingga dapat mengurangi
pekerjaan yang tidak perlu dilakukan oleh excavator seperti membersihkan
loading point, merapikan lokasi track excavator dari boulder/vegetasi atau
permukaan yang tidak rata.
5.2.4. Memahami & melaksanakan komunikasi kerja di loading point diantara unit
lainnya ( Excavator, DT ) dengan media lampu, klakson & radio komunikasi

Paraf Page 2|9

Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2

sehingga dapat mengurangi lost time, meningkatkan produksi dan mencegah


terjadinya kecelakaan kerja.
5.2.5. Menerapkan teknik dozing & pemadatan yang benar di waste dump,
menerapkan konsep urutan penumpukan material dumping dan menciptakan
lokasi waste dump yang luas & rata sehingga dapat menghindari antrian DT
atau dapat membantu menjaga match factor.
5.2.6. Menerapkan teknik clearing yang tepat sesuai medan sehingga dapat
menghemat operation cost dan dapat menjaga keselamatan kerja.
5.2.7. Menerapkan teknik finishing slope & pemadatan yang baik agar pelaksanaan
reklamasi sesuai konsep “ good mining practice” dapat diaplikasikan dengan
baik.
5.2.8. Pastikan saat melakukan pekerjaan general dapat mengikuti panduan yang
telah ditetapkan sehingga dapat menciptakan kondisi yang aman, efektif &
efisien.
5.2.9. Pada saat melakukan kegiatan scrap pasca hujan dapat menerapkan skala
prioritas fleet yang akan dioperasikan terlebih dahulu sehingga dapat menekan
lost time.

5.3. Prosedur Dozer Land Clearing


Land clearing menggunakan unit dozer lebih produktif jika dibandingkan dengan unit
excavator untuk area kerja yang datar atau tidak terlalu curam.
5.3.1. Sebelum melakukan pekerjaan land clearing, lakukan koordinasi dengan
Departemen Engineering meliputi area lahan yang akan di clearing, batas-batas
pembebasan lahan/ boundary dan informasi-informasi eksternal lainnya yang
diperlukan.
5.3.2. Pastikan pada saat pelaksanaan land clearing team survey sudah memasang
patok-patok batas lokasi land clearing dan pastikan ada petugas/ pengawas
yang melakukan pengawasan/ monitoring dari jarak jauh untuk kegiatan
tersebut.
5.3.3. Pastikan pemasangan rambu-rambu yang berisikan informasi bahwa di daerah
tersebut ada kegiatan land clearing, sehigga orang yang tidak berkepentingan
dilarang masuk.
5.3.4. Pastikan pekerjaan land clearing menggunakan dozer yang dilengkapi dengan
cabin dan pelindung ( guard ) sehigga dapat mencegah terjadinya accident.
5.3.5. Pekerjaan land clearing dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahap penebangan
pohon dengan diameter >30 cm dengan bantun chainsaw dan pembersihan
langsung untuk pohon diameter <30 cm menggunakan dozer.
5.3.6. Metode land clearing untuk lokasi yang relative datar ada beberapa macam
yaitu perimeter : metode memotong melingkar material ditumpuk ditengah dan
metode cut crob pemotongan dimulai dari tengah keluar
5.3.7. Untuk daerah yang mempunyai kemiringan dapat dilakukan land clearing
secara bertahap yaitu membagi lokasi dalam beberapa bagian sesuai
kemampuan dozer dan tempat penampungan vegetasi.
5.3.8. Selain ketentuan yang disebutkan diatas untuk lokasi yang mempunyai
kemiringan land clearing dapat dilakukan secara bertahap searah kemiringan
dip disesuaikan dengan kemampuan dan daya dorong dozer.

Paraf Page 3|9

Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2

5.3.9. Pastikan setiap kemajuan land clearing harus diikuti dengan pembuatan akses
jalan masuk maupun jalan keluar sehingga apabila medan tidak memungkinkan
untuk progress kedepan dikarenakan ada potensi bahaya maka unit dozer
dapat keluar dengan mudah.
5.3.10. Pastikan arah dorongan dari atas ke bawah untuk menghindari terjadinya
accident akibat kerebahan pohon.
5.3.11. Khusus untuk daerah yang relative curam dan tidak mampu dilakukan land
clearing menggunakan unit dozer lebih baik menggunakan unit excavator.
5.3.12. Pastikan saat land clearing tidak banyak mengupas tanah merah.
5.3.13. Pastikan operator selalu berhati-hati dan waspada terhadap potensi bahaya
yang akan timbul.
5.3.14. Hindari pekerjaan land clearing pada shift malam.

5.4. Prosedur Dozer Untuk Bekerja di Waste Dump


5.4.1. Pastikan klasifikasi dan pemisahan material yang di angkut ke waste dump
dilakukan dengan baik.
5.4.2. Khusus untuk material lumpur tempatkan dalam posisi cut box atau free dump
di area yang luas.
5.4.3. Pastikan selalu koordinasi dengan departemen engineering dalam
pembentukan waste dump meliputi luasan area, elevasi, slope, road, dll.
5.4.4. Untuk lokasi waste dump yang mempunyai dasar yang stabil dan material
waste removal keras maka dapat diterapkan dumping habis.
5.4.5. Pastikan untuk menggunakan dozer yang sesuai dengan kapasitas material
yang dikirim ke waste dump atau waste removal.
5.4.6. Pastikan saat menerapkan system dumping habis untuk selalu membuat safety
berm dengan tinggi minimal 1/2 tinggi tyre unit terbesar yang operasi.
5.4.7. Pastikan ada pengawas yang mengarahkan/ mengatur dumpingan sehingga
dozer dapat bekerja secara simultan kesatu arah.
5.4.8. Khusus untuk waste dump yang tidak stabil/ sering mengalami patahan yang
disebabkan dasar dumpingan berair atau matrial lembek maka pastikan DT
tidak melakukan dumping habis dan dumping pada jarak aman.
5.4.9. Dari kondisi point 5.4.8 dozer akan membawa material serta menekan material
kedalam secara terus menerus sehingga waste dump menjadi stabil.
5.4.10. Apabila point 5.4.8 dan point 5.4.9 terjadi patahan maka dozer harus menekan
dan mendorong mulai dari lokasi patahan tersebut dengan tujuan mempercepat
kaki waste dump bertemu dengan lokasi/ bidang yang stabil.
5.4.11. Pastikan dozer untuk memastikan arah aliran air, menciptakan permukaan
waste dump yang rata, menciptakan area waste dump yang luas sehinga space
untuk tumpukan material dapat disusun secara berurutan serta unit DT dapat
bekerja dengan produktif.
5.4.12. Operasikan unit bulldozer secara bijaksana, hindari manuver secara tiba-tiba
(stering), perpindahan gigi transmisi dari maju ke mundur atau sebaliknya
secara tiba-tiba, gunakan kecepatan yang sesuai dengan prosedurnya untuk
menghindari kerusakan.

5.5. Prosedur Dozer Untuk Slippery

Paraf Page 4|9

Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2

Kegiatan scrap pasca hujan menjadi bagian yang sangat penting dalam kegiatan
produksi penambangan, hal ini disebabkan sangat berpengaruh terhadap lost time
sehingga diperlukan strategi yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi lapangan
yang ada.
5.5.1. Pastikan saat melakukan kegiatan scrap jalan aliran air yang masuk dapat di
putus atau dengan mengalihkan arah aliran air keluar jalan.
5.5.2. Pastikan posisi loading point terdekat mendapat prioritas utama dalam
pekerjaan scrap jalan pasca hujan.
5.5.3. Kegiatan scrap menggunakan dozer diutamakan pertama kali di jalur jalan yang
dapat dibantu dengan motor grader sehingga setelah dilakukan satu kali scrap
unit grader tersebut dapat melanjutkan kegiatan scrap jalan tersebut.
5.5.4. Setelah membuka jalur untuk motor grader maka unit dozer dapat melakukan
aktifitas scrap dilokasi loading point ataupun west dump.
5.5.5. Saat melakukan scrap jalan pastikan lumpur yang ditimbulkan dibuang ke tepi
jalan namun harus dihindari kemungkinan menutup parit yang dapat
mengganggu aliran air.
5.5.6. Apabila ditemukan cekungan/ kantong air maka dilakukan pengeringan dilokasi
tersebut dengan cara menggiring air keluar atau melakukan blending dengan
material yang ada agar kental dan mudah untukmelakukan scrap.
5.5.7. Pastikan setelah kegiatan produksi normal cekungan-cekungan yang
ditimbulkan dari hasil penyekrapan dapat dilakukan penimbunan untuk
mencegah tertampungnya air kembali jika hujan turun.
5.5.8. Pastikan saat melakukan scrap menggunakan tehnik sliding sehingga lumpur
yang ditimbulkan dapat segera dibuang kesamping.
5.5.9. Pastikan pada saat scrap tetap mempertahankan dimensi (bentuk) jalan,
( superelevasi, crown, drainase, berm, dll.)

5.6. Prosedur Dozer Untuk Perbaikan Front Loading


Kebersihan, permukaan dan luasan area loadingpoint akan sangat menentukan
produktivitas alat muat/ excavator dan alat angkut/ DT sehingga perlu dilakukan
perawatan secara kontinyu dan simultan dengan bantuan dozer.
5.6.1. Pastikan semua operator yang bekerja di area loading poin mengerti,
memahami dan mampu memberikan kode-kode selama pekerjaan berlangsung
diantaranya operator excavator, operator dozer dan operator DT.
5.6.2. Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan radio atau kode klakson
atau kode lampu.
5.6.3. Komunikasi ini menjadi bagian yang penting untuk dipahami oleh operator
tersebut diatas karena mempengaruhi kecepatan perbaikan loading point,
keamanan kerja dan pemanfaatan waktu.
5.6.4. Pastikan pada saat dozer melakukan kegiatan di area loading point, maka
excavator tidak memberikan tanda/ kode/ gerakan yang berarti mengharuskan
DT masuk ke area loading point.
5.6.5. Pastikan juga ketika excavator sudah memberikan tanda/ kode/ gerakan DT
untuk masuk ke loading point (posisi muat/ posisi mundur) maka operator dozer
tidak masuk ke lokasi loading point dan operator dozer menunggu sampai DT
menjalani proses pemuatan.

Paraf Page 5|9

Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2

5.6.6. Untuk meningkatkan efisiensi waktu maka saat DT sedang menjalani proses
pemuatan/ loading maka operator dozer dapat masuk untuk melakukan
perbaikan front namun tetap harus berhati-hati untuk menghindari tumpahan
material.
5.6.7. Pastikan point 5.6.6. dilakukan di area kanan/ kiri unit DT yang tidak sedang
dalam proses penggalian oleh excavator.
5.6.8. Pastikan operator excavator saat loading yang bersamaan dengan unit dozer
dalam proses perbaikan front menghindari kegiatan penggalian dalam satu
lokasi dengan unit dozer.
5.6.9. Pastikan semua operator yang terlibat dalam kegiatan ini mengerti, memahami
kapan harus masuk untuk melakukan kegiatan dan kapan harus menunggu
sampai posisi aman.
5.6.10. Pastikan di area loading point tidak ada unit yang parkir termasuk vehicle
pengawas terutama saat pembagian makanan.
5.6.11. Kegiatan spreading di area loading point tidak harus mendorong material
kearah front namun tumpahan material ataupun sisa penggalian dipakai unuk
menutup lobang/ cekungan yang ada atau kemungkinan ada

57 .Prosedur Dozer Untuk Road Construction


Pembentukan jalan tambang atau road construction harus memperhatikan beberapa
aspek diantaranya jenis material yang digunakan, dimensi jalan, grade, super elevasi,
jarak pandang, support yang digunakan dll. Dalam pembentukan konstruksi jalan
diperlukan support/ unit dozer untuk pembentukannya, karena selain untuk
memindahkan material dozer dapat berfungsi sebagai alat compacting.
5.11.1 Pastikan saat membentuk konstruksi jalan menggunakan dozer yang sesuai
kapasitas dan jenis materialnya.
5.11.2 Gunakan tehnik dozing sliding untuk mentransfer material yang jauh dan hindari
tehnik rolling dengan tujuan menghemat bahan bakar.
5.11.3 Untuk cutting material pastikan menggunakan metode front to back dan hindari
metode back each pass dan back to front karena akan lebih efektif dan efisien.
5.11.4 Pastikan saat melakukan dozing menggunakan/ memanfaatkan gaya gravitasi
sehingga power yang digunakan lebih efisien.
5.11.5 Apabila dijumpai material yang keras maka diperlukan kegiatan ripping.
5.11.6 Pastikan saat pembentukan jalan membentuk grade maksimal 8%.
5.11.7 Pastikan pembentukan jalan memenuhi kriteria minimal 1/2 unit terbesar yang
operasi ( untuk 2 jalur ) atau minimal 2.5 unit terbesar yang operasi ( untuk satu
jalur ).
5.11.8 Pastikan membentuk super elevasi yang tepat dan benar sehingga aman untuk
unit-unit DT bermuatan.
5.11.9 Pastikan membuat konsep rain fall, parit dan tanggul ( 1/2 tinggi tyre unit
terbesar yang operasi ) serta disesuaikan dengan kondisi lapangan, apabila
terdapat area jalan yang berpotensi blank spot (tinggi tanggul 1/2 tinggi tyre unit
terbesar)

58 .Prosedur Bulldozer Untuk Road Maintenance

Paraf Page 6|9

Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2

Kegiatan perawatan jalan atau road maintenance perlu dilakukan secara kontinyu dan
simultan sehingga kondisi jalur tambang tetap standard. Dari kondisi tersebut akan
memberikan konstribusi yang besar terhadap lifetime komponen undercarriage unit-unit
DT dan percepatan scrap jalan pasca hujan.
5.9.1 Pastikan pada saat pembentukan konstruksi jalan memperhatikan ketentuan
standard road construction dan arah penyaliran air.
5.9.2 Pastikan perawatan jalan/ road maintenance dapat dilakukan secara kontinyu
dan simultan.
5.9.3 Pastikan unit dozer yang dipakai untuk road maintenance mempunyai kapasitas
yang kecil serta mempunyai fleksibilitas yang besar seperti : D85ESS, D68ESS,
D7G, dll.
5.9.4 Pastikan jalan tambang yang berlubang/ cekung dan berpotensi menyimpan air
saat hujan dicover/ dilayer/ ditimbun dan selnjutnya dipadatkan.
5.9.5 Pastikan lumpur-lumpur yang ada di kanan kiri jalan akibat dari kegiatan scrap
pasca hujan dapat dihilangkan/ dibuang menggunakan dozer atau di hampar ke
tengah jalan menggunakan alat support yang lain/ grader jika cuaca
memungkinkan/ panas agar lebar jalan tetap terjaga.
5.9.6 Pastikan jalan yang bergelombang/ bumpy dan telah berulang dilakukan
penimbunan namun masih tetap bergelombang dilakukan penggantian material
dan dilakukan penimbunan ulang.
5.9.7 Pastikan saat kegiatan penimbunan/ pelapisan jalan ada petugas atau
pengawas yang melakukan monitoring dan pengaturan penggunaan jalan.
5.9.8 Pastikan material yang dipakai untuk penimbunan jalan berjenis clay padat atau
material lainnya yang tidak mengandung pasir/ matrial lembek/ air sehingga
jalan menjadi stabil dan padat.
5.9.9 Jika ada jalan yang mempunyai kestabilan/ kekerasan yang tidak sama dan
menimbulkan gelombang/ bumpy perlu di lakukan ripping untuk menyatukan
material tersebut.
5.9.10 Pastikan setelah dilakukan perawatan jalan baik menggunakan dozer ataupun
grader jalan segera di siram sehingga dapat menekan munculnya debu dan
terjadi percepatan pemadatan.
5.9.11 Pastikan parit yang terbentuk di kanan kiri jalan dapat dilakukan pembersihan
dengan menggunakan dozer yang dilengkapi dengan tilt blade dan
mengarahkan aliran air ke luar jalan.

5.10 Prosedur Bulldozer Untuk Memindahkan Pompa,Tower Lamp dan Pos Checker
5.10.1 Pastikan tersedia peralatan atau tools standar yang digunakan untuk kegiatan
evakuasi/ pemindahan unit antara lain sling, rantai, belt, towing.
5.10.2 Pastikan petugas dan operator yang akan membantu evakuasi dilengkapi
dengan radio komunikasi.
5.10.3 Pastikan untuk membuat jalur/ jalan serta lokasi yang akan dipakai untuk
menempatkan pompa, tower lamp, mega tower dan pos checker.
5.10.4 Pastikan untuk pompa yang dilengkapi dengan ponton, engine dalam posisi
OFF dan hose-hose penghubung yang ada sudah dilepas.
5.10.5 Pastikan untuk tower lamp yang akan dipindahkan sudah dalam posisi OFF,
tower sudah diturunkan dan dilipat, mata lampu sudah terlindungi.

Paraf Page 7|9

Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2

5.10.6 Pastikan mega tower yang akan dipindahkan engine dalam posisi OFF.
5.10.7 Pastikan pos checker yang akan dipindahkan tidak ada barang-barang/ benda/
material yang memiliki potensi jatuh saat ditarik atau dalam posisi terikat.
5.10.8 Ikat rantai/ sling pada tempat yang sudah disediakan dan tarik secara perlahan
atau hati-hati serta hindari tindakan/ gerakan swing extreem.
5.10.9 Pastikan operator menunggu perintah atau aba-aba dari pengawas atau
petugas yang ditunjuk saat melakukan gerakan atau mengoperasikan unit
bulldozer.

5.11 Prosedur Bulldozer Untuk Spreading Waste Dump


Spreading/ meratakan material dapat diaplikasikan untuk pekerjaan cover jalan/
melapisi jalan yang lembek atau tidak stabil, meratakan tumpukan material di waste
dump atau meratakan material untuk tujuan tertentu.
5.11.1 Pastikan untuk pekerjaan spreading di area yang crowded seperti jalan
tambang, jalan hauling harus ada pengawas atau petugas yang mengawasi
kegiatan tersebut.
5.11.2 Pastikan material yang dipakai untuk pekerjaan point 5.11.1. adalah
material QARI atau material bagus lainnya yang tidak mengandung pasir/
air/ lumpur dan cocok untuk pembentukan jalan.
5.11.3 Khusus untuk pekerjaan spreading road maintenance lebih tepat
menggunakan dozer berukuran kecil sehingga hasil akan lebih optimal dan
tidak terlalu menggangu lalu lintas jalan.
5.11.4 Pastikan saat melakukan spreading dilakukan secara bertahap apabila
jumlah materialnya dalam kapasitas besar.
5.11.5 Adapun untuk spreading di area waste dump biasa menggunakan dozer
kapasitas besar sehingga perlu dipastikan arah aliran air, pembuatan safety
berm untuk lokasi yang memiliki beda ketinggian, dan melakukan
pemadatan menggunakan beban unit dozer tersebut.
5.11.6 Pastikan hasil spreading rata dan tidak menimbulkan cekungan yang
berpotensi menyimpan air ketika hujan.
5.11.7 Tujuan dari poin 5.11.6. adalah untuk mengurangi lost time saat slippery
dan menjaga kesetabilan/daya dukung material sehingga tidak
menyebabkan unit amblas.
5.11.8 Pastikan arah dorongan dari posisi atas kebawah sehingga gaya grafitasi
dapat di manfaatkan untuk membantu daya dorong.
5.11.9 Pastikan saat mengoperasikan dozer jika mempunyai beban berat
menggunakan gear rendah dan saat mundur menggunakan gear 2 – 3.

5.12 Prosedur Bulldozer Untuk Finishing Slope


Sesuai konsep good mining practice bahwa setiap kegiatan penambangan harus diikuti
dengan kegiatan penataan tanah merah maka untuk tujuan tersebut perlu dilakukan
penataan langkah langkah sebagai berikut ;
5.12.1 Pastikan pemisahan dan pemilahan material burden dilakukan dengan
ketentuan batu boulder ditempatkan diposisi paling bawah diikuti sand stone
dan material lainnya kemudian subsoil dan material paling atas top soil.
5.12.2 Pastikan elevasi waste dump dan desain slope bench sudah sesuai dengan
design yang sudah ditentukan oleh engineering.

Paraf Page 8|9

Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2

5.12.3 Sebelum dilakukan penataan tanah merah maka diperlukan finishing slope
material keras/ OB dan melapisi tanah merah/ top soil/ material yang
mengandung unsur hara.
5.12.4 Pastikan menggunakan dozer yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi
untuk kegiatan finishing slope ini seperti : D85ESS, D68ESS, dll.
5.12.5 Pastikan saat melakukan finishing slope membentuk sudut 260 – 350
sehingga dapat menghindari kemungkinan longsor dan tergerusnya
kandungan unsur hara.
5.12.6 Pastikan saat melakukan kegiatan finishing slope menggunakan gear
rendah sehingga dapat dengan mudah untuk mengendalikan unit serta
bergerak mundur.
5.12.7 Setelah terbentuk finishing slope material OB, lakukan penumpukan tanah
merah/ dumping dilokasi tersebut dan lakukan spreading dengan ketebalan
tanah Yang reklamasi 60 cm .
5.12.8 Apabila ditemukan lokasi slope yang relative curam/ terjal maka lakukan
pemotongan hingga membentuk slope 260 – 350
5.12.9 Pastikan untuk melakukan pemadatan tanah merah dengan menggunakan
beban berat dozer tersebut terutama dibagian slope dengan cara
melakukan gerakan maju mundur secara berulang – ulang dan atau
gerakan diagonal/ melintang terhadap dip slopenya.

6. ALUR PROSEDUR

Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh Disetujui Oleh :

SUDARMAN NURCHAHYA PUTRA RAHADI


Production Supervisor Superintendent Project Manager

Paraf Page 9|9

Paraf

Anda mungkin juga menyukai