APLIKASI &
OPTIMALISASI
BULLDOZER
1. TUJUAN
Sebagai pedoman bagi pengawas untuk mengaplikasikan & mengoptimalisasikan kinerja
bulldozer yang benar, aman dan produktif sehingga dapat memberikan support terhadap
kegiatan produksi penambangan dengan baik.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi karyawan di departemen Produksi yang berada di bawah tanggung
jawab dan pengawasan PT. Sentosa laju sejahtera
3. REFEREN
3.1. PerMen ESDM No.26 tahun 2018
3.2. KepMen ESDM No.1827 tahun 2018
3.3. Peraturan Perusahaan pasal 22; Sanksi atas pelanggaran tata tertib
4. DEFINISI
4.1 Match factor adalah angka perbandingan yang menunjukan loading time excavator
dikalikan dengan jumlah unit DT yang dibagi dengan cycle time DT dikalikan dengan
jumlah alat loading.
4.2 Good mining practice adalah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam upaya melakukan kegiatan
produksi penambangan yang peduli dan ramah lingkungan.
4.3 Simper adalah surat izin untuk mengoperasikan unit atau alat berat berdasarkan
spesifikasi dan skill karyawan yang telah lolos tes praktek dan tertulis dari departemen
R & D dan disahkan oleh KTT dalam perusahaan dan berlaku dalam waktu tertentu.
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2
4.4 Bulldozer adalah alat support pekerjaan tambang yang berfungsi untuk melakukan
pekerjaan spreading, ripping dozing, land clearing, dll
4.5 GET ( Ground Engaging Tools ) adalah attachment/ bagian dari komponen alat berat
yang menyentuh langsung dengan obyek/ tanah seperti teeth bucket, tip ripper, track
shoe, dll.
4.6 Ground pressure adalah daya dukung material tempat bertumpunya unit yang
ditentukan dalam satuan ton/m2 . Ground pressure masing-masing material berbeda-
beda tergantung dari kondisi fisik, kandungan air, sifat heterogenitas material dll
sehingga untuk material yang mempunyai ground pressure yang rendah tidak bisa untuk
menopang unit/ amblas.
4.7 Three point approach adalah tiga titik tumpu yang digunakan untuk mengangkat tubuh
manusia yang aman, menurut peraturan perundang undangan keselamatan kerja.
4.8 Idle adalah kondisi dimana engine running dalam putaran RPM rendah, namun masih
tetap stabil.
4.9 Lock lever adalah pegas yang dipakai untuk mengunci semua fungsi joy stick.
5. RINCIAN PROSEDUR
5.1 Umum
5.1.1. Operator yang berwenang mengoperasikan bulldozer adalah operator yang
memiliki SIMPER dan telah disahkan oleh perusahaan sesuai prosedur yang
berlaku.
5.1.2. Bilamana terjadi seorang operator yang tanpa kewenangan mengoperasikan
bulldozer tanpa dilengkapi Simper atau (tanpa izin pengawas/ Dept. Safety),
maka akan dikenakan sanksi.
5.1.3. Memastikan operator yang akan mengoperasikan unit melakukan P2H dan
mengisi form P2H yang telah disediakan sesuai kondisi aktual hasil
pengecekan.
5.1.4. Memastikan bahwa operator yang mengoperasikan unit bulldozer selalu
menggunakan unit sesaui prosedur training yang diberikan atau standar
pabrikan.
5.1.5. Memastikan bahwa operator yang akan mengoperasikan unit telah memahami
prosedur kerja aman di tambang dan mengaplikasikan dengan benar.
Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2
Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2
5.3.9. Pastikan setiap kemajuan land clearing harus diikuti dengan pembuatan akses
jalan masuk maupun jalan keluar sehingga apabila medan tidak memungkinkan
untuk progress kedepan dikarenakan ada potensi bahaya maka unit dozer
dapat keluar dengan mudah.
5.3.10. Pastikan arah dorongan dari atas ke bawah untuk menghindari terjadinya
accident akibat kerebahan pohon.
5.3.11. Khusus untuk daerah yang relative curam dan tidak mampu dilakukan land
clearing menggunakan unit dozer lebih baik menggunakan unit excavator.
5.3.12. Pastikan saat land clearing tidak banyak mengupas tanah merah.
5.3.13. Pastikan operator selalu berhati-hati dan waspada terhadap potensi bahaya
yang akan timbul.
5.3.14. Hindari pekerjaan land clearing pada shift malam.
Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2
Kegiatan scrap pasca hujan menjadi bagian yang sangat penting dalam kegiatan
produksi penambangan, hal ini disebabkan sangat berpengaruh terhadap lost time
sehingga diperlukan strategi yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi lapangan
yang ada.
5.5.1. Pastikan saat melakukan kegiatan scrap jalan aliran air yang masuk dapat di
putus atau dengan mengalihkan arah aliran air keluar jalan.
5.5.2. Pastikan posisi loading point terdekat mendapat prioritas utama dalam
pekerjaan scrap jalan pasca hujan.
5.5.3. Kegiatan scrap menggunakan dozer diutamakan pertama kali di jalur jalan yang
dapat dibantu dengan motor grader sehingga setelah dilakukan satu kali scrap
unit grader tersebut dapat melanjutkan kegiatan scrap jalan tersebut.
5.5.4. Setelah membuka jalur untuk motor grader maka unit dozer dapat melakukan
aktifitas scrap dilokasi loading point ataupun west dump.
5.5.5. Saat melakukan scrap jalan pastikan lumpur yang ditimbulkan dibuang ke tepi
jalan namun harus dihindari kemungkinan menutup parit yang dapat
mengganggu aliran air.
5.5.6. Apabila ditemukan cekungan/ kantong air maka dilakukan pengeringan dilokasi
tersebut dengan cara menggiring air keluar atau melakukan blending dengan
material yang ada agar kental dan mudah untukmelakukan scrap.
5.5.7. Pastikan setelah kegiatan produksi normal cekungan-cekungan yang
ditimbulkan dari hasil penyekrapan dapat dilakukan penimbunan untuk
mencegah tertampungnya air kembali jika hujan turun.
5.5.8. Pastikan saat melakukan scrap menggunakan tehnik sliding sehingga lumpur
yang ditimbulkan dapat segera dibuang kesamping.
5.5.9. Pastikan pada saat scrap tetap mempertahankan dimensi (bentuk) jalan,
( superelevasi, crown, drainase, berm, dll.)
Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2
5.6.6. Untuk meningkatkan efisiensi waktu maka saat DT sedang menjalani proses
pemuatan/ loading maka operator dozer dapat masuk untuk melakukan
perbaikan front namun tetap harus berhati-hati untuk menghindari tumpahan
material.
5.6.7. Pastikan point 5.6.6. dilakukan di area kanan/ kiri unit DT yang tidak sedang
dalam proses penggalian oleh excavator.
5.6.8. Pastikan operator excavator saat loading yang bersamaan dengan unit dozer
dalam proses perbaikan front menghindari kegiatan penggalian dalam satu
lokasi dengan unit dozer.
5.6.9. Pastikan semua operator yang terlibat dalam kegiatan ini mengerti, memahami
kapan harus masuk untuk melakukan kegiatan dan kapan harus menunggu
sampai posisi aman.
5.6.10. Pastikan di area loading point tidak ada unit yang parkir termasuk vehicle
pengawas terutama saat pembagian makanan.
5.6.11. Kegiatan spreading di area loading point tidak harus mendorong material
kearah front namun tumpahan material ataupun sisa penggalian dipakai unuk
menutup lobang/ cekungan yang ada atau kemungkinan ada
Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2
Kegiatan perawatan jalan atau road maintenance perlu dilakukan secara kontinyu dan
simultan sehingga kondisi jalur tambang tetap standard. Dari kondisi tersebut akan
memberikan konstribusi yang besar terhadap lifetime komponen undercarriage unit-unit
DT dan percepatan scrap jalan pasca hujan.
5.9.1 Pastikan pada saat pembentukan konstruksi jalan memperhatikan ketentuan
standard road construction dan arah penyaliran air.
5.9.2 Pastikan perawatan jalan/ road maintenance dapat dilakukan secara kontinyu
dan simultan.
5.9.3 Pastikan unit dozer yang dipakai untuk road maintenance mempunyai kapasitas
yang kecil serta mempunyai fleksibilitas yang besar seperti : D85ESS, D68ESS,
D7G, dll.
5.9.4 Pastikan jalan tambang yang berlubang/ cekung dan berpotensi menyimpan air
saat hujan dicover/ dilayer/ ditimbun dan selnjutnya dipadatkan.
5.9.5 Pastikan lumpur-lumpur yang ada di kanan kiri jalan akibat dari kegiatan scrap
pasca hujan dapat dihilangkan/ dibuang menggunakan dozer atau di hampar ke
tengah jalan menggunakan alat support yang lain/ grader jika cuaca
memungkinkan/ panas agar lebar jalan tetap terjaga.
5.9.6 Pastikan jalan yang bergelombang/ bumpy dan telah berulang dilakukan
penimbunan namun masih tetap bergelombang dilakukan penggantian material
dan dilakukan penimbunan ulang.
5.9.7 Pastikan saat kegiatan penimbunan/ pelapisan jalan ada petugas atau
pengawas yang melakukan monitoring dan pengaturan penggunaan jalan.
5.9.8 Pastikan material yang dipakai untuk penimbunan jalan berjenis clay padat atau
material lainnya yang tidak mengandung pasir/ matrial lembek/ air sehingga
jalan menjadi stabil dan padat.
5.9.9 Jika ada jalan yang mempunyai kestabilan/ kekerasan yang tidak sama dan
menimbulkan gelombang/ bumpy perlu di lakukan ripping untuk menyatukan
material tersebut.
5.9.10 Pastikan setelah dilakukan perawatan jalan baik menggunakan dozer ataupun
grader jalan segera di siram sehingga dapat menekan munculnya debu dan
terjadi percepatan pemadatan.
5.9.11 Pastikan parit yang terbentuk di kanan kiri jalan dapat dilakukan pembersihan
dengan menggunakan dozer yang dilengkapi dengan tilt blade dan
mengarahkan aliran air ke luar jalan.
5.10 Prosedur Bulldozer Untuk Memindahkan Pompa,Tower Lamp dan Pos Checker
5.10.1 Pastikan tersedia peralatan atau tools standar yang digunakan untuk kegiatan
evakuasi/ pemindahan unit antara lain sling, rantai, belt, towing.
5.10.2 Pastikan petugas dan operator yang akan membantu evakuasi dilengkapi
dengan radio komunikasi.
5.10.3 Pastikan untuk membuat jalur/ jalan serta lokasi yang akan dipakai untuk
menempatkan pompa, tower lamp, mega tower dan pos checker.
5.10.4 Pastikan untuk pompa yang dilengkapi dengan ponton, engine dalam posisi
OFF dan hose-hose penghubung yang ada sudah dilepas.
5.10.5 Pastikan untuk tower lamp yang akan dipindahkan sudah dalam posisi OFF,
tower sudah diturunkan dan dilipat, mata lampu sudah terlindungi.
Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2
5.10.6 Pastikan mega tower yang akan dipindahkan engine dalam posisi OFF.
5.10.7 Pastikan pos checker yang akan dipindahkan tidak ada barang-barang/ benda/
material yang memiliki potensi jatuh saat ditarik atau dalam posisi terikat.
5.10.8 Ikat rantai/ sling pada tempat yang sudah disediakan dan tarik secara perlahan
atau hati-hati serta hindari tindakan/ gerakan swing extreem.
5.10.9 Pastikan operator menunggu perintah atau aba-aba dari pengawas atau
petugas yang ditunjuk saat melakukan gerakan atau mengoperasikan unit
bulldozer.
Paraf
PROSEDUR APLIKASI DAN OPTOMALISASI BULLDOZER
SLS/PRO/II/02 Rev.2
5.12.3 Sebelum dilakukan penataan tanah merah maka diperlukan finishing slope
material keras/ OB dan melapisi tanah merah/ top soil/ material yang
mengandung unsur hara.
5.12.4 Pastikan menggunakan dozer yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi
untuk kegiatan finishing slope ini seperti : D85ESS, D68ESS, dll.
5.12.5 Pastikan saat melakukan finishing slope membentuk sudut 260 – 350
sehingga dapat menghindari kemungkinan longsor dan tergerusnya
kandungan unsur hara.
5.12.6 Pastikan saat melakukan kegiatan finishing slope menggunakan gear
rendah sehingga dapat dengan mudah untuk mengendalikan unit serta
bergerak mundur.
5.12.7 Setelah terbentuk finishing slope material OB, lakukan penumpukan tanah
merah/ dumping dilokasi tersebut dan lakukan spreading dengan ketebalan
tanah Yang reklamasi 60 cm .
5.12.8 Apabila ditemukan lokasi slope yang relative curam/ terjal maka lakukan
pemotongan hingga membentuk slope 260 – 350
5.12.9 Pastikan untuk melakukan pemadatan tanah merah dengan menggunakan
beban berat dozer tersebut terutama dibagian slope dengan cara
melakukan gerakan maju mundur secara berulang – ulang dan atau
gerakan diagonal/ melintang terhadap dip slopenya.
6. ALUR PROSEDUR
Paraf