Anda di halaman 1dari 7

No.

DOK : SOP/001/01
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Eff. Date : September 2019
PENGOPERASIAN UNIT DIAREAL Revision : 0
MINING Page : 1 of 9

1. TUJUAN
2. RUANG LINGKUP
3. TANGGUNG JAWAB
4. DEFINISI
5. DIAGRAM ALIR
6. RINCIAN
7. LAMPIRAN
8. REFERENSI

PENGESAHAN

Dibuat Oleh Mengetahui Disetujui

Robani Anto wiyono Damianus Deska wahyu.p


Hse supervisor Site Manager General Manager KKT
NIK: 89190157 NIK: 89190002 NIK: 89190001 NIK:
No. DOK : SOP/001/01
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Eff. Date : September 2019
PENGOPERASIAN UNIT DIAREAL Revision : 0
MINING Page : 2 of 9

I. TUJUAN
1.1. Untuk memberikan arahan pedoman dan arahan pengoperasian bagi Personel PT. Ratu
Intan Mining, Kontraktor, Sub Kontraktor dan Tamu perusahaan.
1.2. Mencegah kemungkinan terjadinya kerugian akibat kecelakaan,kegagalan kerja, hilangnya
waktu kerja, dan penyakit akibat kelalaian pengoperasian unit lainya dan melaksanakan
peraturan perundangan sehingga seluruh operasi kegiatan tambang dapat berjalan dengan
lancar dan efisien.

II. RUANG LINGKUP


1.3. Prosedur ini mencakup pengoperasian unit di darat untuk mendukung kegiatan
operasional PT. Ratu Intan Mining, yang meliputi kegiatan perencanaan, eksplorasi, proses
penambangan, proses reklamasi, proses hauling dan proses support, serta termasuk
pengoperasian unit yang terkait dengan aktifitas rutin, aktifitas baru, unit darurat
( emergency ), kondisi saat pemeliharaan ( maintenance/overhaul), perubahan metode
operasi, penambahan.

III. TANGGUNG JAWAB


1.4. Kepala Teknik Tambang PT. Ratu Intan Mining
Memastikan prosedur ini terlaksana dan terpelihara sesuai dengan ruang lingkup.

1.5. Site Manager PT. Ratu Intan Mining


Memantau dan mengontrol implementasi dari prosedur ini sesuai dengan ruang lingkup.

1.6. HSE PT. Ratu Intan Mining


Melaksanakan inspeksi dan patrol terhadap ketaatan prosedur ini

1.7. Setiap Personil PT. Ratu Intan Mining


Setiap personil yang mengoperasikan unit ini wajib menaati prosedur ini.

IV. DEFINISI
A. Hauling adalah Pengangkutan
1) Hauling adalah Pengangkutan ORE dari lokasi tambang pit menuju stockpile atau
langsung ke lokasi pengelola.
2) Loading adalah pemuatan.
3) ROM Stockpiling Adalah proses penumpukan MATERIAL/ORE yang diatur menurut
aturan tertentu dan dilakukan di tempat tertentu.
4) ROM (Run of Mine ) adalah tempat penyetokan MATRIAL / ORE yang belum
dimasukkan ke tempat crusher / WP.
5) Crusher adalah mesin penghancur batubara sehingga menjadi butir — butiran kecil
sesuai dengan permintaan owner.
6) Hauling Road adalah jalan angkut OB dan ORE, OB ke disposal dan ORE ke portsite.

2. RINCIAN
No. DOK : SOP/001/01
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Eff. Date : September 2019
PENGOPERASIAN UNIT DIAREAL Revision : 0
MINING Page : 3 of 9

2.1. Kelayakan Unit


2.1.1. Unit yang diizinkan digunakan didaerah operasional PT. Ratu Intan Mining adalah
unit yang memenuhi Standar Kelayakan unit dan Standar Penomoran unit.
2.1.2. Untuk unit yang tidak sesuai Standar Kelayakan unit atau Standar Penomoran unit
harus dilakukan pengawalan.
2.1.3. Pemeriksaan Unit yang akan digunakan di daerah operasi PT. Ratu Intan Mining
harus dilakukan pemeriksaan kelayakan unit rnenggunakan Form Pemeriksaan
Kelayakan Unit

2.2. Penggunaan SIMPER


2.2.1. Driver yang mengemudikan unit milik PT. Ratu Intan Mining baik didalam lokasi
kerja maupun diluar lokasi kerja PT. Ratu Intan Mining wajib dilengkapi dengan
SIMPER sesuai dengan Prosedur SIMPER.
2.2.2. Driver PT. Ratu Intan Mining Wajib dilengkapi dengan SIMPER( Suratl Izin
Mengemudi Perusahaan)

2.3. P2H ( Prosedur Pemeriksaan Harian )


2.3.1. Driver wajib melakukan Prosedur Pemeriksaan Harian( P2H ) terhadap unit sebelum
dioperasikan.
2.3.2. Prosedur Pemeriksaan Harian ( P2H ) dicatat dalam Form Inspeksi P2H
mengemudikan unit.
2.3.3. Prosedur Pemeriksaan Harian ( P2H ) unit dicatat dalam Form Inspeksi yang ada
dimasing – masing unit dan dicatat masing masih driver.

2.4. Alat Pelindung Diri ( APD )


2.4.1. Driver atau penumpang unit wajib menggunakan helm pengaman, Rompi pantul/
seragam kerja yang dilengkapi dengan reflective yang sudah disetujui oleh PT. Ratu
Intan Mining dan sepatu pengaman selama diluar unit di area kerja PT. Ratu Intan
Mining.
2.4.2. Operator yang mengoperasikan unit tanpa cabin yang tertutup ( kedap debu ) wajib
Menggunakan kacamata pengaman dan masker.

2.5. Penyalaan Lampu


2.5.1. Selama memasuk diaerah operasi PT. Ratu Intan Mining semua unit wajib
Menyalakan lampu besar unit, lampu Flash Lamp, pada saat siang hari dan malam
hari
2.5.2. Warnal ampu Flash Lamp yang wajib dipasang pada semua unit berwarna Kuning
orange kecuali unit ambulance dan unit Fire harus berwarna merah.

2.6. Disiplin Mengoperasikan Unit


2.6.1. Driver wajib memperhatikan kesehatan tubuhnya dan tidak diperkenankan untuk
Mengoperasikan unit dalam keadaan lelah, mengantuk dan dalam keadaan mabuk
2.6.2. Driver dilarang bercanda yang dapat merusak konsentrasinya sehingga dapat
Menyebabkan kecelakaan terhadap dirinya maupun orang lain.
2.6.3. Driver dilarang mengemudikan unit secara ugal - ugalan atau diluar Control yang
berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan.
No. DOK : SOP/001/01
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Eff. Date : September 2019
PENGOPERASIAN UNIT DIAREAL Revision : 0
MINING Page : 4 of 9

2.6.4. Driver wajib taat terhadap semua petunjuk rambu lalu lintas yang terpasang
Disemua jalan tambang,pit dan Jalan Lintas Perusahaan lain.
2.6.5. Kecepatan unit dijalan hauling tidak boleh lebih dari 40 km/Jam, kecuali dinyatakan
lain oleh rambu lalu lintas atau dalam kondisi darurat dan kondisi jalan aman.
Kecepatan unit di daerah pit tidak boleh lebih dari 30 km/Jam,kecuali dinyatakan
lain oleh rambu lalu lintas.
2.6.6. Driver unit di jalan tambang harus tetap menjaga jarak aman unitnya tidak kurang
dari 50 meter terhadap unit didepannya.
2.6.7. Driver unit di area pit harus tetap menjaga jarak aman unitnya tidak kurang dari 30
meter terhadap unit didepannya
2.6.8. Driver maupun penumpang wajib menggunakan sabuk pengaman selama
mengoperasikan unit dan atau berada didalam unit

2.7. Komunikasi radio


5.7.1.Setiap unit yang beroperasi diarea mining harus dilengkapi dengan sarana radio
komunikasi.
5.7.2. Operator/ Driver wajib selalu berkomukasi dan dua arah/kontak positif dengan unit
lain
5.7.3. Operator/driver wajib menginfokan di area blindspot/penyempitan dan menginfokan
posisi,arah/tujuan dengan jelas.
2.8. Melintas diareal jalan Negara / pemukiman penduduk
5.8.1. Driver wajib komunikasi dengan traficman atau unit lain yang akan melintas.
5.8.2. Sesuaikan rambu-rambu batas kecepatan yang sudah ditentukan disetiap areal
persimpangan /pemukiman.
2.9. Gerakkan Memutar
Arah Unit pada saat akan memutar arah, harus memperhatikan hal - hal sebagai berikut:
2.9.1. Manuver pada tempat- tempat yang telah ditentukan, sesuai dengan rambu yang
telah disediakan driver harus menepikan unit disebelah kiri jalan yang aman.
2.9.2. Driver memastikan bahwa 100 meter didepan dan dibelakang unitnya Tidak ada unit
lain y ang sedang berjalan.
2.10. Mendahului Unit,
Mendahului unit lain harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
2.10.1. Dilarang mendahului unit dalam jarak kurang atau sama dengan 50 meter dari
persimpangan jalan, tikungan jalan, tanjakan dan jembatan, serta saat jarak pandang
terbatas, dan atau diatur lain oleh rambu.
2.10.2. Sebelum mendahului unit lain, driver wajib membunyikan klakson Sebagai isyarat
dan menyalakan lampu sein sebelah kanan.
2.10.3. driver unit dilarang mendahului unit yang sedang Berjalan didepannya sebelum
mendapat izin dari driver unit yang akan didahului.
2.10.4. driver wajib member ruang gerak di bagian sebelah kanan unitnya Apabila telah
memberi izin pada unit dibelakangnya untuk mendahului.
2.10.5. Driver unit wajib memprioritaskan unit ambulance, unit fire dan unit team
emergency response yang akan melakukan pertolongan.
2.10.6. Dilarang mendahului unit lain bagi unit motor grader, water truck, fuel truck.
No. DOK : SOP/001/01
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Eff. Date : September 2019
PENGOPERASIAN UNIT DIAREAL Revision : 0
MINING Page : 5 of 9

2.10.7. DRiver yang menyusuri jalan menurun, harus mendahulukan unit yang sedang
menanjak jika kedua unit tersebut tidak memungkinkan saling berpapasan dan atau
diatur lain oleh rambu.

2.11. Parkir
2.11.1. Unit dinyatakan parker ketika unit berhenti atau tidak bergerak Untuk beberapa
saat dan ditinggalkan drivernya.
2.11.2. Parkir harus ditempat yang ditentukan untuk parkir atau ditempat yang rata
(datar), aman, sejajar dengan kontur dan diusahakan parker mundur.
2.11.3. Jika parker harus dilakukan dilokasi yang menanjak /menurun, aktifkan penuh rem
tangan( full hand brake) dan aktifkan gigi (persnelling) maju dilokasi yang
menanjak dan gigi (persnelling) mundur dilokasi yang menurun serta mengganjal
rodakendaraan/ unit dengan ganjal roda
2.11.4. Posisi parkir harus lebih dari 20 meter dari dinding tambang dengan slope lebih
besar 45 derajat.
2.11.5. Attachment (bucker, ripper, blade ) untuk alat - alat berat dalam kondisi turun
menyentuh tanah saat parker.
2.11.6. Unit harus diparkir pada dilokasi parker yang ditentukan untuk parkir sesuai jenis
unit Tersebut dan dilarang parkir depan belakang (memanjang) melainkan harus
parker Menyamping dengan jarak antar unit minimal 3 meter.
2.11.7. Unit dapat parker depan belakang (memanjang) maupun menyamping dengan
ketentuan sebagai berikut :
2.11.7.1. Jarak parkir depan belakang (memanjang) antar unit minimal 5 meter dengan
arah unit seragam.
2.11.7.2. Jarak parkir menyamping antar unit minimal 1.5 meter dengan searah unit.
2.11.8. Semua unit dilarang parker ( kecuali rusak), pada tempat sebagai berikut:
2.11.8.1. Pada rambu atau tanda dilarang parker
2.11.8.2. Menutupi rambu- rambu lalulintas yang ada
2.11.8.3. driver dilarang memarkir unit yang menghalangi unit lain, menghalangi alat -
alat tangggap darurat (misalnya: Fire extinguisher ,fire hydrant, ambulance, fire
truck) ditikungan dan dalam radius 100 meter dari tikungan

2.12. Menghentikan Unit


2.12.1. Driver dilarang menghentikan unit di daerah terlarang atau berbahaya (ditikungan,
daerah turunan, daerah tanjakan, jembatan, daerah longsoran, maupun pada tempat
- tempat yang dilarang berhenti sesuai petunjuk rambu) kecuali keadaan darurat.
2.12.2. Menghentikan unit di tempat - tempat yang diwajibkan berhenti harus memberikan
jarak terhadap unit didepannya tidak kurang dari 5 meter
2.12.3. Driver wajib menghentikan unit yang dioperasikannya apabila jarak pandang kurang
dari 50 meter.

2.13. Kerusakan Unit DiJalan


Apabila unit berhenti di jalan akibat gangguan/ kerusakan, sampai unit tersebut selesai di
perbaiki atau dapat dipindahkan keluar dari area jalan maka harus melakukan hal- hal
sebagai berikut:
2.13.1. Menyalakan lampu hazard
No. DOK : SOP/001/01
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Eff. Date : September 2019
PENGOPERASIAN UNIT DIAREAL Revision : 0
MINING Page : 6 of 9

2.13.2. Memasang segitiga pengaman ( safety triangle ) atau traffic cone didepan dan
belakang unit pada jarak 30 meter dan mengganjal roda unit dengan ganjal roda.

2.14. Larangan Memberi Tumpangan


Dalam mengoperasikan unit, operator dilarang member tumpangan kepada siapapun
kecuali
2.14.1. apabila sedang dalam masa training sehingga didampingi oleh trainerya dan
mekanik sedang melakukan pemeriksaan terhadap unit.

2.15. Berhenti Pada Rambu STOP


Unit wajib berhenti sempurna di rambu STOP untuk memastikan situasi aman. sebelum
melanjutkan perjalanan kembali.

2.16. Mobilisasi Unit


2.16.1. Semua kegiatan mobilisasi unit harus dilakukan pengawalan dengan tetap
memperhatikan factor keselamalan kerja dan dan dilakukan pemeriksaan terhadap
unit yang akan dilakukan mobilisasi.
2.16.2. Jika pihak kontraktor subkontraktor akan melakukan moblisasi unit baik kewilayah
PT. Ratu Intan Mining atau jalan lintas perusahaan lain wajib Menyampaikan
pemberitahuan kepada PT. Ratu Intan Mining.

2.17. Mematuhi Rambu - Rambu Lalu Lintas


Setiap pengoperasian unit, driver diwajibkan memperhatikan dan mematuhi rambu -
rambu lalu lintas yang ada.

2.18. Penggunaan Klakson


Klakson dibunyikan dengan cara dan pada kondisi sebagai berikut:
2.18.1. Bunyikan klakson 1 kali pada saat akan menghidupkan mesin unit
2.18.2. Bunyikan klakson 2 kali pada saat unit akan bergerak maju
2.18.3. Bunyikan klakson 3 kali pada saat unit akan bergerak mundur

2.19. Berkendara Pada Persimpangan Jalan Negara


Driver wajib mengutamakan kendaraan umum disetiap persimpangan jalan Negara.

2.20. Prioritas Jalan Bagi Keadaan Darurat


Driver unit wajib memberikan prioritas jalan kepada:
2.20.1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang bertugas
2.20.2. Ambulance yang akan mengangkut atau menjemput orang sakit
2.20.3. Kendaraan pertolongan pertama( rescue)
2.20.4. Kendaraan jenazah

2.21. Mengoperasikan Unit Dijalan Hauling Coal


2.21.1. Unit dilarang parker disepanjang jalan Hauling kecuali rusak.
2.21.2. Setiap unit yang rusak driver segera melaporkan ke pengawas
2.21.3. Unit yang rusak diparkir ,ditempat yang datar, posisi mudah terlihat, dipasang
ganjal ban, nyalakan lampu hazard, dan pasang traffic cone /safety triangte Unit
No. DOK : SOP/001/01
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Eff. Date : September 2019
PENGOPERASIAN UNIT DIAREAL Revision : 0
MINING Page : 7 of 9

melakukan overshift di lokasi rest area atau tempat - tempat yang sudah disediakan
dan disetujui oleh PT. Ratu Intan Mining.
2.21.4. Unit hanya boleh parkir dilokasi rest area yang sudah disediakan disepanjang jalan
hauling coal
2.21.5. Mengoperasikan Unit Dalam Kondisi Normal unit wajib memprioritaskan unit Truck
produksi muatan & kosongan

2.22. Meninggalkan Unit


2.22.1. Driver sebelum meninggalkan Unitnya, harus meyakinkan bahwa unitnya sudah
dimatikan dan terkunci serta aman sehingga tidak dapat bergerak tanpa disengaja.
2.22.2. Ketentuan Lain Terhadap Pengoperasian Unit Pengawas Operasional wajib
menghentikan kegiatan operasi unit di area tambang jika terdapat kondisi - kondisi
lain yang tidak diatur didalm prosedur ini tetapi berpotensi menimbulkan bahaya.

3. LAMPIRAN

3.1. Formulir P2H Unit ( DT, LV, dan Heavy Equipment )


3.2. Formulir Commissioning Unit ( DT, LV, Dan Heavy Equipment )

4. REFERENSI
4.1. Undang - undang No. 11 tahun 1969 Tentang Pokok- Pokok Pertambangan.
4.2. Undang- Undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4.3. Undang - Undang No- 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
4.4. PP No. 41 tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan.
4.5. PP No.4 4 tahun1 993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi
4.6. Kepmen No. 555.K26 M.PE/1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Pertambangan
umum.

Anda mungkin juga menyukai